resume resep

18
 TUGAS RESUME RESEP I. Skrining Resep a. Resep

Upload: ayundra-putri

Post on 01-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Farmasi

TRANSCRIPT

TUGAS RESUME RESEPI. Skrining Resepa. Resep

RSUP SANGLAH DENPASARNama Dokter: DR.XRiwayat Alergi ObatDiagnosa:a. TidakPoli/Ruangan:b. Ya, nama obat :BPJS/JKBM/UMUMTgl 04-04-2015R/ Spironolacton 50 mg No XXXS 1-0-0R/ Valsartan 160 mg No XXXS 1dd1R/ Amlodipin 10 mg No XXXS 1dd1Pro: Tn ATUmur: DewasaNo RM: 150xxxxTB/BB:Alamat: Pemberi Obat Penerima Obat Tim Pengeendali(ttd)(ttd) (ttd)

b. Kelengkapan resepKelengkapan ResepAdaTidakKeterangan

Identitas dokter/rumah sakitNama dokterRSUP SANGLAH DENPASARDR. X

No SIP

Alamat praktekRsup Sanglah Denpasar

No Telp

InscriptioTanggal tempat ditulisnya resep

04-04-2015

InvecatioTanda R/R/

PraescriptioNama obatSpironolacton 50 mgValsartan 160 mgAmlodipin 10 mg

JumlahSpironolacton 30 tabletValsartan 30 tabletAmlodipin 30 tablet

SignaturaAturan pakaiSpironolacton : S 1-0-0Valsartan : S 1dd1Amlodipin : S 1dd1

SubscriptioParaf dokter(paraf dokter)

Identitas pasienNamaTn AT

Alamat

UmurDewasa

Berat badan

Riwayat Alergi Obat

Berdasarkan skrining resep di atas, diketahui identitas dokter yang dicantumkan pada resep tersebut kurang lengkap karena tidak tercantum SIP dan SIK. Tidak adanya SIP, SIK, paraf atau tanda tangan dokter penulis resep akan menjadikan resep tidak otentik dan tidak sah. Identitas pasien belum tercantum secara lengkap dalam resep tersebut. Identitas pasien seperti alamat, berat badan dan tinggi badan diperlukan untuk menghindari terjadinya medication error dalam melakukan perhitungan dosis individual dan mempermudah penelusuran tempat tinggal pasien apabila terjadi masalah atau kesalahan dalam melayani obat ataupun pada saat melakukan monitoring dan evaluasi pengobatan pasien. Berdasarkan pemeriksaan kelengkapannya, resep di atas kurang lengkap karena terdapat beberapa informasi yang tidak tercantum, sehingga seharusnya resep dikembalikan kepada pasien. Untuk melengkapi kekurangan informasi yang tercantum pada resep maka sebelum melakukan peracikan obat, petugas depo dapat berkonsultasi kepada dokter penulis resep ataupun menggali informasi langsung dari pasien pembawa resep.Selain itu perlu diperhatikan bahwa terdapat interaksi antara spironolacton dan diovan yang mengandung valsartan. Dimana tingkat interaksi berada pada tingkat mayor yaitu sangat signifikan scara klinis. Kombinasinya harus dihindari karena resiko interaksi melebihi manfaat yang ditimbulkan. Penggunaan spironolacton bersama dengan valsartan dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Tingginya kadar kalium dapat berkembang menjadi kondisi yang dikenal dengan hiperkalemia, yang dalam kasus yang parah dapat menyebabkan gagal ginjal, kelumpuhan otot, irama jantung yang tidak teratur dan serangan jantung. Sehingga perlu dikonsultasikan kembali dengan dokter penulis resep agar pasien terhindar dari efek obat yang tidak diinginkan. Kemudian untuk sediaan valsartan tablet 160 mg, diganti dengan diovan tablet yang memiliki kandungan dan kekuatan sediaan yang sama. Hal ini dikarenakan sediaan yang tersedian di RSUP Sanglah adalah valsartan 160 mg dengan nama brand diovan.

II. Informasi Obata. Spironolacton 25 mg tablet Komposisi :Tiap tablet spironolacton 25 mg mengandung spironolacton 25 mg PabrikDexa Medica DistributorAnugrah Argon Medika FarmakologiPreparat ini biasa dipakai bersama diuretik lain untuk mengurangi ekresi kalium disamping memperbesar dieresis.Durasi kerja : 2-3 hariIkatan protein : 91-98%Metabolisme : melalui hati untuk membentuk banyak metabolit termasuk canrenone (metabolit aktif)T1/2 eliminasi : 78-84 menitWaktu untuk mencapai puncak dalam serum : 1-3 ham (utamanya dalam bentuk metabolit aktif)Ekskresi : melalui urin dan feses IndikasiEdema yang brhubungan dengan ekskresi aldosteron berlebihan, hipertensi, gagal jantung kongestif, hiperaldosteronism primer, hipokalemia, penanganan hipersutism, sirosis hati yang diikuti dengan edema atau asites Kontra indikasiHipersensitif terhadap spironolacton atau komponen lain dalam sediaan, anure, insufiensi ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang signifikan, hiperkalemia, kehamilan (hipertensi yang diinduksi kehamilan) Efek sampingEdema, gangguan SSP seperti mengantuk, lethargi, sakit kepala, kebingungan, demam, hiperkalemia serius DosisUntuk hipertensi 25-50 mg/hari dalam 1-2 dosis terbagi Peringatan & perhatianHindari penggunaan suplemen, garam mengandung kalium, makanan yang mengandung kalium, atau obat-obat lain yang mngandung kalium. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit. Ginecomastia berhubungan dengan dosis dan durasi terapi. Terapi dengan diuretik harus disertai perhatian untuk pasien yang mengalami disfungsi hati parah, perubahan elektrolit dan cairan dapat memperparah ensefalopati. Hentikan penggunaan obat sebelum katerisasi vena adrenal. Interaksi obatDengan obat lain :Penggunaan bersama dengan spironolacton dengan diuretik hemat kalium lainnya lainnya, suplemen kalium, antagonis reseptor angiotensin, kotrimoksazol (dosis besar) dan inhibitor ACE dapat meningkatkan risiko hiperkalemia, terutama pada pasien gangguan ginjal. Kolestiramin dapat menyebabkan asidosis hiperkloremik pada pasien sirosis, hindari penggunaannya secara bersamaan.

b. Diovan 160 mg tablet KomposisiTiap tablet diovan 160 mg mengandung valsartan 160 mg PabrikNovartis Distributor Anugrah Argon Medika FarmakologiOnset efek antihipertensi : 2 minggu (maksimal 4 minggu)Distribusi Vd : 17 L (dewasa)Ikatan obat dengan protein : 95%, terutama albuminMetabolisme : menjadi bentuk metabolit inaktifBioavailability : 25% (10% hingga 35%)T1/2 eliminasi : 6 jamWaktu untuk mecapai kadar puncak, serum : 2-4 jamEkskresi : feses (83%) dan urin (13%) dalam bentuk obat yang tidak berubah. IndikasiHipertensi; infark miokardiak dengan kegagalan fungsi ventrikel kiri atau disfungsi sistolik ventrikel kiri. Obat ini digunakan sebagai alternative bagi pasien yang tidak dapat meneruskan pengobatan dengan ACE inhibitor karena batuk persistent. Antagonis reseptor angiotensin II dapat digunakan sebagai alternative pnggunaan inhibitor ACE pada pengobatan gagal jantung atau diabetes nefropati. Kontra indikasiHipersensitif terhadap valsartan atau komponen lain dalam sediaan, hipersensitif terhadap semua antagonis reseptor angiotensin II, kehamilan, menyusui, gangguan fungsi hati yang berat Efek sampingEfek samping biasanya ringan. Hipotensi simptomatik termasuk pusing dapat terjadi, terutama pada pasien dengan penurunan volume intravascular (seperti penggunaan dosis tinggi diuretik), hiperkalemia kadang-kadang terjadi Dosis80-320 mg/hari diberikan sekali sehari Peringatan dan perhatianAntagonis reseptor angiotensin II digunakan dengan hati-hati pada stenosis arteri ginjal. Pemantauan plasma kalium dianjurkan terutama pada usia lanjut dan pada gangguan ginjal, dosis awal yang lebih rendah dapat diberikan pada pasien. Antagonis reseptor angiotnsin II digunakan dengan hati-hati pada stenosis aorta atau mitral valve dan pada hipertropik obstruktif, kardiomiopati Interaksi obatPenggunaan bersama garam/suplemen kalium, kotrimoksasol (dosis tinggi), inhibitor ACE dan diuretik hemat kalium (amilorid, spironolacton, triamteren) dapat meningkatkan resiko hiperkalemia.

c. Amlodipin 10 mg tablet KomposisiTiap tablet amlodipin 10 mg mngandung amlodipin besylate 13,9 mg setara dengan amlodipin 10 mg Pabrik Hexpharm Jaya DistributorAnugrah Argon Medika Farmakologi Onset 30-50 menit. Pucak efek : 6-12 jam. Durasi : 24 jam.Diabsorpsi dengan baikIkatan dengan protnein 93-98%. Metabolisme : >90% dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif.Bioavailabilitas : 64-90%. Waktu paruh eliminasi 30-50 jam, meningkat pada pasien disfungsi hati.Eliminasi : obat utuh dan metabolitnya diekskresikan melalui ginjal, 10% diekskresikan dalam bentuk tidak berubah dalam urin, 60% dalam bentuk metabolit Indikasi Pengobatan hipertensi, amlodipin dapat digunakan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain. Kontra indikasiHipersensitifitas terhadap amlodipin atau komponen lain dalam sediaan Efek samping>10% : efek pada kardiovaskular, edema perifer (2-5% tergantung dosis) DosisHipertensi : 2,5-10 mg/hari diberikan sekali sehari Peringatan dan perhatianPenggunaan dengan perhatian dan titrasi dosis untuk pasin dengan penurunan fungsi ginjal dan fungsi hati, digunakan hati-hati pada pasien gagal jantung kongestif, sindrom sick sinus sitis, disfungsi ventrikel kiri yang parah, kardiomiopati hipertrofi, terapi penyerta dengan beta bloker atau digoksin, edema, atau peningkatan tekanan intracranial dengan tumor otak, pada lansia mungkin dapat mengalami hipotensi atau konstipasi. Interaksi obatAmlodipin dapat diberikan bersama dengan penggunaan diuretik golongan thiazide, alpa blockers, beta blockers, ACE inhibitor, nitrate, nitroglycerine sublingual, antiinflamasi non steroid, antibiotik, serta obat hipoglikemik oral. Interaksi dengan makanan : hindari bawang putih karena dapat menurunkan efek antihipertensi.

III. Analisis Resepa. Anamnase KefarmasianBerdasarkan obat-obatan yang diterima pasien, kemungkinan pasien menderita hipertensi stage 2 yang pengobatannya biasanya kombinasi dua obat pada umumnya. Biasanya diuretik (spironolacton) dikombinasi dengan ARB/angiotensin II reseptor blocker (diovan) atau CCB/Calcium Channel Blocker (amlodipin). Spironolacton merupakan diuretik hemat kalium yang berpotensi sebagai antihipertensi dengna onset aksi yang lebih lama (hingga 6 minggu dengan spironolacton). Diovan yang juga merupakan agen hipertensi yang biasanya digunakan sebagai alternatif bagi pasien yang tidak bisa meneruskan pengobatan dengan ACE inhibitor. Obat terakhir yaitu amlodipin dengan dosis 10 mg juga diindikasikan sebagai agen antihipertensi. Hasil anamnese kefarmasian perlu diperkuat dengan menanyakan kepada pasien (keluarga pasien) tentang identitas dan keluhan yang dialami pasien serta informasi tentang obat yang diperoleh dari dokter dengan metode three prime question. Three Prime Question (3PQ) dilakukan untuk mengetahui apa yang dokter informasikan kepada pasien mengenai obat yang diberikan, untuk mengetahui apakah pasien mengetahui cara penggunaan obat sesuai penjelasan dokter, dan untuk mengetahui harapan pasien setelah menerima obat tersebut.

b. Penilaian Pengobatan Rasional Dengan Analisis 4T1W Tepat indikasiBerdasarkan anamnase kefarmasian dan obat-obatan yang diberikan maka dapat dikatakan bahwa pengobatan yang diterima pasien sudah tepat indikasi, yaitu untuk mengobati hipertensi yang diderita pasien. Spironolacton bertindak baik sebagai diuretik maupun sebagai obat anti hipertensi melalui mekanisme peningkatan jumlah air dan natrium untuk diekskresi sedangkan kalium ditahan (retensi). Valsartan yang juga diindikasikan untuk hipertensi memiliki efek samping paling rendah dibandingkan dengan antihipertensi lainnya. Amlodipin 10 mg diindikasikan sebagai agen antihipertensi. Amlodipin dipilih karena selain dapat mengontrol tekanan darah, amlodipin juga dapat mencegah resiko stroke dengan efek sebagai neuroproktektor yang melindungi sel saraf dari kerusakan sehingga otak kurang peka terhadap iskemia. Tepat obatSecara umum penggunaan obat spironolacton, valsartan dan amlodipin sudah tepat untuk mengobati hipertensi yang diderita pasien. Hipertensi tahap 2 yang diderita pasien biasanya diterapi dengan obat kombinasi yang salah satunya merupakan golongan diuretik dikombinasi dengan golongan ARB atau CCB seperti valsartan dan amlodipin Tepat pasienPasien diberikan sediaan tablet. Pemberian bentuk sediaan ini kepada pasien yang dikategori dewasa dirasa sudah sesuai dimana pasien tidak memiliki keluhan berupa gangguan menelan. Pasien juga dikatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat serta gangguan gastrointestinal. Tepat dosisNama ObatDosis pada LiteraturDosis pada ResepKeterangan

Spironolacton25-50 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis terbagi50 mg/hariMasuk dalam rentang terapi

Diovan80-320 mg/hari diberikan sekali sehari160 mg/hariMasuk dalam rentang terapi

Amlodipin2,5-10 mg/hari diberikan sekali sehari10 mg/hariMasuk dalam rentang terapi

Waspada efek sampingNama ObatEfek Samping yang Perlu Diwaspadai

SpironolactonEdema, gangguan SSP seperti mengantuk, lethargi, sakit kepala, kebingungan, demam, hiperkalemia serius

DiovanEfek samping biasanya ringan. Hipotensi simptomatik termasuk pusing dapat terjadi, terutama pada pasien dengan penurunan volume intravascular (seperti penggunaan dosis tinggi diuretik, hiperkalemia kadang-kadang terjadi.

Amlodipin>10% : efek pada kardiovaskular, edema perifer (2-5% tergantung dosis)

IV FarmakoekonomiFarmakoekonomi merupakan jumlah yang mengukur dan membandingkan antara biaya dan hasil/konsekuensi dari suatu pengobatan. Farmakoekonomi yang bisa dilihat dari resep ini yaitu biaya langsung yang dikeluarkan pasien untuk biaya obat. Dilihat dari cara bayar pasien yang menggunakan jaminan kesehatan sosial yaitu BPJS maka biaya pengobatan tidak diperhitungkan karena obat-obatan yang diresepkan untuk pasien masuk dalam daftar formularium nasional sehingga merupakan tanggungan BPJS.

V Peracikan ObatSetelah melakukan skrining serta menjamin ketersediaan stok di depo, obat-obat yang disepakati dengan dokter untuk diberikan pada pasien kemudian disiapkan. Obat yang disiapkan antara lain: 1. Spironolacton 25 mg diberikan sebanyak 60 tablet2. Diovan 160 mg diberikan sebanyak 30 tablet3. Amlodipine 10 mg diberikan sebanyak 30 tabletKemudian dilakukan pemeriksaan kembali obat-obat yang telah diambil, baik jenis, jumlah, maupun kondisi fisik dan kemasan primer obat. Selanjutnya obat-obat tersebut dimasukkan ke dalam klip dan masing-masing diberi etiket dengan ketentuan berikut: a. Spironolacton 25 mg dimasukkan kedalam klip sebanyak 60 mg dan diberikan keterangan diminum sebanyak 1 x sehari 2 tablet pada pagi hari bersamaan dengan makan. b. Diovan 160 mg dimasukkan kedalam klip sebanyak 30 tablet dan diberikan keterangan diminum satu kali dalam sehari pada saat perut kosong atau 1 jam sebelum makan.c. Amlodipin 10 mg dimasukkan kedalam klip sebanyak 30 tablt dan diberikan keterangan diminum satu kali dalam sehari sesudah makan.

Etiket spironolacton

Instalasi Farmasi RSUP SanglahJln. Diponegoro, Denpasar 80114Telp. (0361) 227911-15 ext 125, fax (0361) 22420604-04-201515017759Ketut Agus TaraSpironolakton 25 mg2 tablet @ 12 jam, bersamaan dengan makananDiminum di pagi hariIntra oralJumlah : 60 tablet

Instalasi Farmasi RSUP SanglahJln. Diponegoro, Denpasar 80114Telp. (0361) 227911-15 ext 125, fax (0361) 22420604-04-201515017759Ketut Agus TaraDiovan 160 mg1 tablet @ 24 jamDiminum 1 jam sebelum makanIntra oralJumlah : 30 tabletEtiket Diovan

Instalasi Farmasi RSUP SanglahJln. Diponegoro, Denpasar 80114Telp. (0361) 227911-15 ext 125, fax (0361) 22420604-04-201515017759Ketut Agus TaraAmlodipin 10 mg1 tablet @ 24 jamDiminum sesudah makanIntra oralJumlah : 30 tabletEtiket Amlodipin

VIPenyerahan dan KIEa. Panggil pasien berdasarkan nama yang ada pada resep.b. Ketika pasien sudah datang, berikan umpan balik dengan bertanya identitas pada pasien tersebut agar meminimalkan kesalahan penyerahan obat. c. Kemudian tanyakan kepada pasien apakah sebelumnya pernah mendapatkan obat tersebutd. Jika pasien belum pernah mendapatkan pengobatan tersebut, maka perlu ditanyakan : Apa yang telah dikatakan dokter tentang pengobatan yang diberikan ? Apa yang telah dikatakan dokter tentang cara pakai obat yang diberikan ? Apa yang diharapkan dari pengobatan ini ?e. Jika pasien pernah menggunakan obat tersebut, maka tanyakan sejauh mana pengertian pasien akan obatanya, dari cara pakai dan efeknya pada penyakit yang dideritaf. Sampaikan informasi sebagai berikut : Indikasi dan Aturan Pakai 1. Spironolakton diminum 1 x sehari 2 tablet pada pagi hari, diminum bersamaan dengan makan. 2. Diovan diminum 1 x sehari 1 tablet, diminum pada saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan. 3. Amlodipin diminum 1 x sahri 1 tablet, diminum sesudah makan. Ketiga obat merupakan kombinasi untuk mengobati hipetensi dan obat-obat ini harus diminum secara teratur. Efek Samping Obat Efek samping obat yang dapat terjadi pada pemakaian seluruh obat-obat tersebut seperti hiperkalemia. Diharapkan pasien tidak panik dan segera menghubungi dokter apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Penyimpanan ObatObat disimpan pada tempat yang kering pada suhu ruangan, hindarkan dari cahaya matahari langsung, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Dianjurkan apabila terdapat kotak obat, agar obat diletakan dengan baik dan tersusun rapi didalam kotak obat. Buang obat apabila terlihat tanda-tanda perubahan mutu obat, misalnya terjadi perubahan warna pada tablet yang diminum. Terapi Non Farmakologi Semua pasien prehipertensi dan hipertensi sebaiknya melakukan modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup selain akan membantu menurunkan tekanan sistolik darah juga akan membantu menghambat perkembangan hipertensi untuk tidak mengakibatkan kerusakan/komplikasi pada organ-organ. JNC71 merekomendasikan modifikasi gaya hidup yang telah terbukti mampu menurunkan tekanan sistolik darah sebagai berikut:a Mengurangi bobot badan pada penderita obesitas dan mempertahankan agar indeks massa tubuh berkisar antara 18,5-24,9 kg/m2b Melakukan diet terkontrol dengan mengkonsumsi cukup buah-buahan dan sayur, rendah lemak, dan mengurangi asupan lemak jenuh dan lemak totalc Melakukan aktivitas olahraga secara teratur minimal 30 menit/harid Mengurangi/menghindari konsumsi alkohole Menghidari konsumsi bawang putihDisamping itu diet dengan asupan rendah garam (natrium) juga terbukti efektif membantu mengontrol peningkatan tekanan darah, selain itu pasien juga harus menghindari kebiasaan merokok.

DAFTAR PUSTAKA

Mira S,2013, Tugas Praktek Kerja Profesi Apoteker Kajian Resep Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Sanjiwani-Gianyar, Badung : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas UdayanaDepartemen Kesehatan RI,2007, Pelayanan Informasi Obat,(online)(http://www.depkes.go.id diakses pada tanggal 10 April 2015)Anonim, 2015, (online)(www.drugs.com diakses pada tanggal 10 April 2015)

TUGAS RESUME RESEPRSUP SANGLAH DENPASAR

OLEH :

Ni Made Ayu Yuliani Putri Hendrawan 12012/A

AKADEMI FARMASI SARASWATIDENPASAR2015