resume genetika simulasi
DESCRIPTION
genetikaTRANSCRIPT
ACARA II
Simulasi dan Visualisasi DNA
Struktur molekul DNA. Atom karbon berwarna hitam, oksigen
merah, nitrogen biru, fosfor hijau, dan hidrogen putih. Asam
deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong
biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel,
DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di
dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA
menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi
setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenisvirus
SrukturDNA
DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit
monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan
nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA
memiliki lebar 22–24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 Å.
Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan
nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar
yang terdapat pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida.
Struktur untai komplementer DNA menunjukkan pasangan basa
(adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin) yang membentuk DNA
beruntai ganda. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan
gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa
(berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan
fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin
satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu
perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA
adalah ribosa.DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur
heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada
satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini
disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka
utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi
dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda
DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada
kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah
adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin
(T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan
dengan sitosin.
Replikasi DNA
Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan
nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasi merupakan proses
pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan
membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus
disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki
informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi
memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang
satu merupakan "konjugat" dari rantai pasangannya. Dengan kata lain,
dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan
dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba
menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori
yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru
yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan
rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya
merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari
DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai "cetakan" untuk membuat
rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah
satu yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang
merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru yang
merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan
untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA.
Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh beberapa jenis protein
yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan juga protein yang mampu
membuka pilinan rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat
pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan mengikat diri
pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses
pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan
pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda.
Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali
DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah
benar-benar terpisah.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti.
Proses sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang
mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat
berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya
kesalahan sintesis amatlah kecil. DNA mempunyai fungsi-fungsi yang
sangat penting bagi tubuh kita. Hal tersebut dikarenakan DNA merupakan
molekul kehidupan utama di dalam sel makhluk hidup. Fungsi-fungsi
tersebutadalah:
1. Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk
hidup
2. Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan
pembuatan molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi
autokatalis, yaitu fungsi DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri
Transkripsi
Proses transkripsi, yaitu perubahan urutan basa molekul DNA
menjadi urutan basamolekul RNA. Dengan perkataan lain, transkripsi
merupakan proses sintesis RNA menggunakan salah satu untai molekul
DNA sebagai cetakan (templat)nya.
Transkripsi mempunyai ciri-ciri kimiawi yang serupa dengan
sintesis/replikasi DNA, yaitu:
1. Adanya sumber basa nitrogen berupa nukleosida trifosfat. Bedanya
dengan sumber basa untuk sintesis DNA hanyalah pada molekul gula
pentosanya yang tidak berupa deoksiribosa tetapi ribosa dan tidak
adanya basa timin tetapi digantikan oleh urasil. Jadi, keempat nukleosida
trifosfat yang diperlukan adalah adenosin trifosfat (ATP), guanosin trifosfat
(GTP), sitidin trifosfat (CTP), dan uridin trifosfat (UTP). 2. Adanya untai
molekul DNA sebagai cetakan. Dalam hal ini hanya salah satu di antara
kedua untai DNA yang akan berfungsi sebagai cetakan bagi sintesis
molekul RNA. Untai DNA ini mempunyai urutan basa yang komplementer
dengan urutan basa RNA 48 hasil transkripsinya, dan disebut sebagai pita
antisens.
Sementara itu, untai DNA pasangannya, yang mempunyai urutan
basa sama dengan urutan basa RNA, disebut sebagai pita sens.
Meskipun demikian, sebenarnya transkripsi pada umumnya tidak terjadi
pada urutan basa di sepanjang salah satu untai DNA. Jadi, bisa saja
urutan basa yang ditranskripsi terdapat berselang-seling di antara kedua
untai DNA. 3. Sintesis berlangsung dengan arah 5’→ 3’ seperti halnya
arah sintesis DNA. 4. Gugus 3’- OH pada suatu nukleotida bereaksi
dengan gugus 5’- trifosfat pada nukleotida berikutnya menghasilkan ikatan
fosofodiester dengan membebaskan dua atom pirofosfat anorganik (PPi).
Reaksi ini jelas sama dengan reaksi polimerisasi DNA. Hanya saja enzim
yang bekerja bukannya DNA polimerase, melainkan RNA polimerase.
Perbedaan yang sangat nyata di antara kedua enzim ini terletak pada
kemampuan enzim RNA polimerase untuk melakukan inisiasi sintesis
RNA tanpa adanya molekul primer. Secara garis besar transkripsi
berlangsung dalam empat tahap, yaitu pengenalan promoter, inisiasi,
elongasi, dan teminasi. Masing-masing tahap akan dijelaskan secara
singkat sebagai berikut.
Pengenalan promoter
Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai cetakan dalam
sintesis RNA, kedua untainya harus dipisahkan satu sama lain di tempat-
tempat terjadinya penambahan basa pada RNA. Selanjutnya, begitu
penambahan basa selesai dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu
kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama kali terjadi di suatu tempat
tertentu, yang merupakan tempat pengikatan enzim RNA polimerase di
sisi 5’ (upstream) dari urutan basa penyandi (gen) yang akan ditranskripsi.
Tempat ini dinamakan promoter.
Inisiasi
Setelah mengalami pengikatan oleh promoter, RNA polimerase akan
terikat pada suatu tempat di dekat promoter, yang dinamakan tempat awal
polimerisasi atau tapak inisiasi (initiation site). Tempat ini sering
dinyatakan sebagai posisi +1 untuk gen yang akan ditranskripsi.
Nukleosida trifosfat pertama akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis
RNA pun segera dimulai.
Elongasi
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-kofaktornya pada
untai DNA cetakan membentuk kompleks transkripsi. Selama sintesis
RNA berlangsung kompleks transkripsi akan bergeser di sepanjang
molekul DNA cetakan sehingga nukleotida demi nukleotida akan
ditambahkan kepada untai RNA yang sedang diperpanjang pada ujung 3’
nya. Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’,
sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari arah 3’ ke 5’ di
sepanjang untai DNA cetakan.
Terminasi
Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh disosiasi kompleks
transkripsi atau terlepasnya enzim RNA polimerase beserta kofaktor-
kofaktornya dari untai DNA cetakan. Begitu pula halnya dengan molekul
RNA hasil sintesis. Hal ini terjadi ketikaRNA polimerase mencapai urutan
basa tertentu yang disebut dengan terminator. Terminasi transkripsi dapat
terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yanghanya bergantung
kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang
memerlukan kehadiran suatu protein khusus (protein rho). Di antara
keduanya terminasi diri lebih umum dijumpai. Terminasi diri terjadi pada
urutan basa palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan
palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang
berlawanan. Oleh karena urutan palindom ini biasanya diselingi oleh
beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang dihasilkan akan
mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi tidak harus menunggu selesainya transkripsi
sebelumnya. Hal ini karena begitu RNA polimerase telah melakukan
pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida, promoter dapat mengikat RNA
polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan cepat
reinisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut
akan terselubungi oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda-beda.
Translasi
Pada proses translasi mRNA yang sudah keluar dari inti sel dan
telah melalui proses splicing (penyambungan) akan bergabung dan
menempel pada ribosom, di mana proses translasi berlangsung. Selain
mRNA, proses translasi dibantu oleh tRNA yang berperan dalam mengikat
asam amino pada salah satu ujungnya dan membawa asam – asam
amino tersebut, menuju ke ribosom untuk disusun menjadi urutan
nukleotida – nukleotida yang sesuai dengan cetakan yang ada pada
kodon mRNA.
Tidak semua molekul tRNA identik atau sama. Kuncinya adalah
bahwa setiap tRNA mempunyai anti kodon yang akan membawa asam –
asam amino tertentu dan sesuai (matching) dengan urutan kodon – kodon
yang terdapat pada mRNA (template), tRNA yang membawa asam –
asam amino tersebut, akan diterjemahkan menjadi polipeptida atau
protein yang dikehendaki. Ketika satu molekul tRNA sampai pada
ribosom, ia akan memasangkan asam amino yang dibawanya untuk
dipasangkan dengan asam amino pasangannya yang ada pada cetakan
kodon mRNA,dimulai dari start kodon sampai pada kodon stop salah satu
ujungnya.
Daftar Pustaka
Boyer, R. F. 1993. Modern experimental biochemistry. The Benjamin
Clummings Publishing Company, Inc., California
Brock, D. Thomas., Michael, T. M., John, M. M., J. Parker. 1994. Biology
of microorganism. Prentice Hall, New Jersey
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L.G. Mitchell. 2002. Biologi 5th ed. Terj.
dari Biology, oleh Lestari, R., E.I.M. Adil, N. Anita, Andi, W.F.
Wibowo & W. Manalu. Erlangga, Jakarta
Campbell, N.A., J. B. Reece & L. G. Mitchell. 2004. Biologi. 5th ed. Terj.
dari BIOLOGY oleh Lestari, R, dkk. Penerbit Erlangga, Jakarta
Mader, S. S. 1993. Biology. Wm. C Brown Publishers, Lowa
Pierce, B. A. 2005. Genetics: A conceptual approach. 2nd ed. W.H.
Freeman & Company, New York
Prawirohartono, slamet. 2007. Biologi. Yogyakarta : Bumi Aksara
Raven, P.H. & G.L. Johnson. 2002. Biology, 6th ed. Mc Graw Hill. New
York
Sadava, D., G. H. Orians, H. C. Heller, & W. K. Purves. 2004. Life: The
science of biology. Sinauer Associates, Inc., Massachussets
Starr, C. & R. Taggart. 1998. Biology: The Unity and Diversity of Life. 8th
ed. Wadsworth Publishing Company, Inc., California
Suryo. 1999. Genetika. Gajah Mada University Press, Yogyakarta
Suryo, H. 2004. Genetika strata 1. 9th ed. Gadjah mada University Press,
Yogyakarta