resume bimbingan konseling tugas perkembangan remaja

13
TUGAS –TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA RESUME KE - 4 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen pengampu, Eka Sakti Yudha, M.Pd Disusun oleh RAZIL RAMYAN RIYADLI NIM. 1405404

Upload: razil-ramyan-riyadli

Post on 07-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

digunakan untuk memenuhi tugas perkuliahan mengenai keberagamaan yang dimiliki oleh remaja,

TRANSCRIPT

Page 1: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

TUGAS –TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

RESUME KE - 4

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen pengampu,

Eka Sakti Yudha, M.Pd

Disusun oleh

RAZIL RAMYAN RIYADLI

NIM. 1405404

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTROFAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2015

Page 2: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

A. Pengertian Keberagamaan Keberagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam

diri seseorang yang mendorong bertingkah laku yang sesuai dengan agamanya.1 Keberagamaan juga merupakan perilaku yang bersumber langsung atau tidak langsung kepada nash. Agama adalah peraturan Ilahi yang mengendalikan orang-orang yang memiliki akal sehat secara suka rela kepada kebaikan hidup di dunia dan keberuntungan di akherat. 2

B. Bentuk-bentuk Keberagamaan Remaja Untuk mengetahui seberapa jauh keberagamaan remaja,

maka dapat dilihat bagaimana pelaksanaan pada komitmen keberagamaannya. Keberagamaan diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktifitas beragama tidak hanya terjadi pada aktifitas ritual atau beribadah yang tampak dilihat mata, tetapi juga aktifitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Oleh karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam dimensi atau bentuk.

Arik Pujiyanto dalam skripsinya memaparkan bahwa ada 5 (lima) dimensi atau bentuk dari keberagamaan yaitu ideologis, ritualistis, eksperensial, intelektual, dan konsekuensial3 :

1. Dimensi Keyakinan Kepercayaan atau keyakinan merupakan dimensi yang paling dasar, inilah yang membedakan satu agama dengan agama yang lain. Jalaludin Kahmad mengelompokkan kepercayaan kedalam kategori yaitu : pertama, kepercayaan yang menjadi dasar esensial suatu agama, kedua kepercayaan yang berkaitan dengan tujuan Ilahi dalam penciptaan manusia, ketiga kepercayaan yang berkaitan dengan cara terbaik untuk melaksanakan tujuan Ilahi tersebut.

1 Pujiyanto, Arik . Studi Korelasi Antara Intensitas Mengikuti Pengajian Mingguan Dan Keberagamaan Remaja Masjid At Taqwa Desa Rejosari Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. (Fakultas Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri Walisongo : Semarang, 2008). Hal 28

2 Khasanah, Y.U.. Perilaku Keberagamaan Anak Jalanan Kampung Ledhok Timoho Yogyakarta. (Fakultas Ushuluddin. Universitas Islam Negeri Kalijaga. Yogyakarta, 2013). Hal 13

3 Pujiyanto, Arik. Op. Cit.. Hal 31.

Page 3: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang beragama berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut. Dalam Islam isi dimensi ini meliputi rukun iman, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada Rasul, iman kepada hati akhir, dan iman kepada takdir.

2. Dimensi Praktek Agama Dimensi ini meliputi perilaku simbol dan dari makna-makna keberagamaan yang terkandung di dalam agama tersebut. Dimensi islam dalam praktek agama menunjuk kepada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan ritual sebagaimana yang telah diperintahkan oleh agamanya. Dalam berislam dimensi beribadatan menyangkut palaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca al qur’an, doa-doa, dzikir, ibadah qurban, iktikaf di masjid, dan lain-lain.Secara garis besar ibadah dapat dibagi menjadi dua macam : a. Ibadah mahdhah yaitu ibadah yang ketentuannya

sudah pasti, atau disebut dengan ibadah khassah atau ibadah murni atau ibadah khusus.

b. Ibadah ghairu mahdhah yaitu ibadah yang ketentuannya tidak pasti seperti dalam hal sosial, politik, budaya, ekonomi, lingkungan hidup dan lain sebagainya

Praktek-praktek keagamaan ini terdiri atas dua unsur penting yaitu : a. Ritual : mengacu kepada seperangkat ritus,

tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua pemeluknya diharapkan melaksanakannya.

b. Ketaatan : yaitu bahwa semua agama mempunyai seperangkat tindakan persembahan dan

Page 4: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

kontempelasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi.

3. Dimensi PengalamanDimensi ini berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut agama. Pengalaman keagamaan itu bisa terjadi sangat moderat seperti kekhusyu’an dalam sholat atau sangat intens, seperti yang dialami oleh para sufi. Dimensi pengalaman menunjuk pada seberapa jauh tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman religius. Dalam berislam dimensi ini terwujud dalam perasaan dekat dengan Allah, perasaan doa-doanya terkabul, perasaan tentram, bahagia, karena menuhankan Allah, perasaan bertawakal kepada Allah perasaan khusu’ ketika melaksanakan sholat atau berdoa, perasaan bersyukur kepada Allah, perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah.

4. Dimensi pengetahuan agama Dimensi ini mengacu kepada pengetahuan agama apa yang tengah atau harus dikuasai orang tentang ajaran agamanya. Dimensi pengetahuan agama artinya orang beragama memiliki pengetahuan tentang keyakinan, ritus, kitab suci, dan tradisi.Bagi orang islam dimensi pengetahuan menunjukkan kepada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok agamanya sebagaimana termuat dalam kitab suci. Dalam keberislaman dimensi ini menyangkut tentang isi Al qur’an pokok-pokok ajaran yang harus diimani, hukum-hukum islam, sejarah islam, dan sebagainya.

5. Dimensi konsekuensi/ pengamalan Dimensi ini mengacu kepada akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek pengalaman disebut juga dimensi

Page 5: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

social, yang meliputi segala implikasi sosial dari pelaksanaan ajarn agama. Dimensi konsekuensi yang mengacu pada identitas akibat-akibat keyakinan, praktek pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hati-kehati.Pengamalan ini juga menunjukkan akibat ajaran agama dalam perilaku umum, yang tidak secara langsung dan secara khusus ditetapkan agama. Inilah efek ajaran agama pada perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Efek ini boleh jadi positif atau negatif pada tingkat personal dan sosial.Dalam islam dimensi ini menunjukkan kepada seberapa jauh tingkat muslim berperilaku dan mematuhi oleh ajaran agamanya, yaitu sebagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan manusia lain. Dalam berislaman dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, menjaga amanat, tidak mencuri, mematuhi norma-norma agama, dan seterusnya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberagamaanPada prinsipnya pembentukan keberagamaan

dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : 4

1. Faktor Intenal (pembawaan) Faktor internal yaitu sesuatu yang dibawa anak sejak

lahir yakni fitrah suci dan merupakan bakat bawaan yang merupakan cirri khas masing-masing individu. Selain itu individu (orang peroang) memiliki latar belakang pembawaan yang berbeda.

Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki berdasarkan faktor bawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Aspek jasmani

4 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta : Logos Waacana Ilmu, 1997), hlm.165

Page 6: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

seperti bentuk fisik, warna kulit, dan lain-lain. Aspek rohani seperti sikap mental, bakat, sikap emosional.

2. Faktor eksternal Faktor ekstern yaitu faktor dari luar yaitu pendidikan

dan pembinaan yang dibuat secara khusus atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Pendidikan sangat penting dalam penanaman akhlak yang mulia yang dilakukan dengan cara memberikan petunjuk dan nasehat. Manusia memiliki potensi untuk dididik, yaitu penglihatan, pendengaran, dan hati sanubari. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengisinya dengan ajaran dan pendidikan.

Faktor luar atau faktor lingkungan yang ada di luar manusia dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Lingkungan adalah suatu faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan perilaku anak dimana perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, diantaranya :a. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan pendidikan yang paling fundamental dan menentukan pembentukan tingkah laku atau akhlak anak. Disamping itu pendidikan dalam keluarga juga sangat berperan besar dalam perkembangan anak. Dengan demikian keluarga tidak hanya berfungsi sebagai penerus keturunan saja. Namun sikap, cara hidup dan pengetahuan yang diberikan keluarga secara tidak langsung juga merupakan pendidikan bagi anak. Yang dimaksud dengan pendidikan disini adalah pengetahuan agama yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya sejak usia dini sehingga tertanam dalam diri anaknya. Yaitu nilainilai agama yang menjadi dasar di kehidupannya kelak.

b. Lingkungan sekolah Sekolah merupakan badan pendidikan yang penting

setelah keluarga, maka orang tua menyerahkan sebagian tanggung jawabnya kepada lembaga sekolah. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran

Page 7: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

kepada anak-anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga.

c. Lingkungan masyarakat. Masyarakat merupaka lembaga pendidikan yang

ketiga setelah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini telah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam seharilepas dari asuhan keluarga dan berada di luar sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan. Upaya masyarakat dalam membentuk keberagamaan

remaja masjid diantara bekerja sama dengan Ta’mir masjid dengan mengadakan kegiatan pengajian yang berjalan rutin setiap seminggu sekali. Disnilah peran masyarakat sebagai lembaga pendidikan anak, dengan mengadakan kegiatan pengajian mingguan remaja masjid at taqwa, yang dalam hal ini difasilitasi oleh ta’mir masjid At Taqwa Desa Rejosari Kecamtan Brangsong, Kab. Kenda. Dan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik bila adanya kerjasama antara masyarakat dan peran serta orang tua. Dan adanya sarana dan prasarana yang memadai. Dengan demikian factor yang mempengaruhi

pembinaan keberagamaan remaja yaitu ada 2 : faktor dari dalam yaitu potensi fisik, intelektual, dan hati (rohaniah) ynag dibawa anak sejak lahir; dan factor dari luar yang dalam hal ini adalah kedua orang tua, guru, dan lingkungan masyarakat. Melalui kerjasama yang baik antara 3 faktor pendidikan ini, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan), dan psikomotorik (pengamalan) dari ilmu yang diajarkan akan terbentuk pada diri anak.

D. Pandangan Remaja Terhadap Agama Pandangan remaja terhadap agama tidak bisa

dipastikan dan diberikan suatu patokan, karena setiap saat pandangan remaja dapat berubah-ubah sesuai dengan

Page 8: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

kondisi kejiwaan anak remaja. Apabila stabil kondisi kejiwaannya, maka agama dianggap baik baginya. Tetapi sebaliknya bila kondisi kejiwaannya sedang kacau maka agama dianggap tidak berguna. Namun semuanya tergantung ajaran agama yang diterima serta lingkungan dimana dia tinggal. Artinya bila ajaran agama dan kondisi lingkungan mendukung dalam artian agamis, maka agama akan selalu dianggap baik dan dibutuhkan.

Masa remaja merupakan masa tidak stabilnya emosi dimana perasaan tidak tetram, penuh kegelisahan dan selalu ada keraguraguan dalam hatinya. Sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi keyakinannya kadang maju kadang mundur (ambivalence) sesuai dengan kondisi emosinya pada saat-saat tertentu. Dengan kata lain agama bagi remaja hanyalah merupakan suatu kebutuhan sesaat, bila remaja sedang ada masalah, maka dia akan tekun dalam beribadah dan berdoa.

Dari pendapat dan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa pandangan remaja terhadap agama yang selalu mendapatkan sorotan dan menyita pikiran remaja, hanya sebatas keyakinannya terhadap Tuhan dan selalu berkaitan dengan masalah takdir yang berhubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Dikala remaja sedang susah hati maka agama akan sangat dibutuhkan tapi sebaliknya bila mereka ceria agama akan sirna dari sanubarinya (agama hanya sebagai tempat pelarian dan pengaduan).5

E. Pemahaman Remaja Terhadap Agama Pada masa remaja/ pubertas antara 13-14 tahun

pemahaman remaja terhadap agama masih sebagaimana yang di pandang dalam lngkungannya. Artinya remaja memahami agama sebgaimana ajaran agama yang diterimanya dari pendidikan baik formal maupun informal serta pengalaman yang diterimanya sejak kanak-kanak, remaja bisa memilih dari setiap ajaran agama tetapi masih memandang sama dan disatupadukan setiap ajaran yang diterimanya. Pada tahap selanjutnya remaja didalam

5 Sutrisno Sumadi , Pedoman Pendidikan Aqidah Remaja , (Jakarta : Pustaka Quantum Prima, 2002), hlm 69

Page 9: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

memahami agama sudah mengalami pergeseran. Agama yang dianut dan diyakini sejak kecil, kini sudah mulai dikritik sesuai dengan perkembangan kecerdasan dan alur pikiran serta perasaan yang dialaminya. Remaja yang bebas dalam mempelajari agama dan memahami ajaran agamanya mereka akan cenderung ragu bahkan bisa meninggalkan agama dan keyakinannya selama ini, sebagai akibat dari sering mempelajari buku-buku yang sekuler. 6

Namun bila hal itu didukung oleh pondasi keagamaan yang kuat maka akan muncul generasi-generasi muda yang brilian dalam bidang agama, tetapi bila sebaliknya remaja tersebut pondasi keagamaanya nol maka akan rapuhlah agama dan keyakinannya selama ini.

F. Tiga Cara Mengatasi Peruhahan Kondisi Fisik Remaja

Dalam menghadapi proses perubahan fisik dan psikis diusia remaja diperlukan kematangan dan kesiapan mental lahir ataupun batin guna mengantisipasi munculnya masalah-masalah yang tak diinginkan.

Berikut adalah cara efektif yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan muncul.

1. Memahami diri sendiri

Hal ini berarti individu harus mengetahui, mengenali dan memahami dirinya sendiri secara mendetail, baik kelemahan, kelebihan, aspek psikis maupun fisik.

2. Menerima diri sendiri apa adanya

Dimana setiap individu harus menerima apa adanya serta menyadari sepenuhnya terkait kondisi fisik, struktur tubuh maupun wajah harus diterima dengan ikhlas sebagai bentuk karunia Tuhan. Hal ini dikarenakan rasa ketidakpuasan terhadap kondisi fisik ataupun wajah hanya akan menambah buruk keadaan.

3. Mengembangkan diri

6 Sutrisno Sumadi. Op. Cit. hlm 70

Page 10: Resume Bimbingan Konseling Tugas Perkembangan Remaja

Pengembangan diri ini dapat dilakukan dengan cara memperbanyak proses belajar dengan lebih maksimal dan optimal lagi mengenai aspek fisik maupun psikis.

Pada umumnya, masalah yang sering dihadapi pada diri remaja adalah permasalahan yang berhubungan dengan perubahan psikis dan fisik dan diantaranya adalah sebagai berikut ini:

Ketidaksiapan menerima perubahan fisik yang berubah terlalu dini (lebih cepat dari waktu pada umumnya)

Menginginkan perubahan langsung secara instant.

Pengaruh negatif yang disebabkan karena ucapan atau dampak olok-olok dari teman-temannya.

Penolakan terhadap kondisi fisik yang tak sesuai dengan keinginannya.

Timbulnya perasaan gelisah dan khawatir karena pengaruh hormon se*sual (*=k) / Pubertas.

Tentangan dari lingkungan baik dari keluarga maupun lingkungan disekitarnya karena rejama pada umumnya dianggap sok tau.

Timbulnya perasaan romantisme terhadap lawan jenis.

Sikap emosional yang tidak stabil dan terkontrol sehingga menjadi faktor penyebab perkelaihan.

Timbulnya perasaan/sikap untuk menentang dan tidak dapat mematuhi terhadap suatu aturan.