responsi paru (sitti shabrina junita suryantini)
DESCRIPTION
TB MDRTRANSCRIPT
RESPONSI
“TB Paru Kasus Kambuh susp Multi Drug Resistance
(MDR)-TB”
Oleh :
Sitti Shabrina Junita Suryantini
H1A 011 063
Pembimbing
dr. Rina Lestari, Sp.P
DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA
DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
RSU PROVINSI NTB
2015
RESPONSI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : T. S
Umur :43 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Status : Menikah
Alamat : Karang Anyar, Batu Layar
Suku : Sasak
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
No RM : 557934
MRS : 31 Maret 2015
Waktu Pemeriksaan : 9 April 2015
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : Batuk darah
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien merupakan rujukan sebuah Puskesmas Gunung sari mengeluh batuk
berdarah sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Batuk darah
berwarna merah disertai dengan dahak berwarna kuning. Batuk yang disertai
dahak sejak 1 bulan yang lalu. Batuk dirasakan semakin memberat. Selain itu
batuk juga disertai dengan sesak dan nyeri dada. Pasien juga mengeluh
demam sejak batuk. Demam dirasakan naik turun dan mengeluhkan
munculnya keringat dingin pada malam hari. BAB pasien 1-3x sehari,
konsistensi lunak, berbentuk, warna kecoklatan, darah (-), lendir (-). BAK
pasien frekuensinya 2-3x sehari berwarna kuning sejak 1 hari yang lalu.
Penurunan berat badan disangkal oleh pasien.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
1
a. Pasien pernah menderita TB sebanyak 2 kali. Pertama terjadi sekitar ±15
tahun yang lalu dan kedua sekitar ±9 tahun yang lalu dan dinyatakan
sembuh.
b. Riwayat hipertensi (-)
c. Riwayat penyakit jantung (-)
d. Diabetes mellitus (-)
e. Asma (-)
f. Riwayat penyakit ginjal (-)
g. Riwayat sakit kuning (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ayah kandung, ibu kandung dan ke-4 adik pasien pernah menderita TBC dan
sudah dikatakan sembuh.
5. Riwayat Pengobatan :
a. ±15 tahun yang lalu pasien berobat ke puskesmas Gunung sari dan
mendapatkan OAT. OAT diminum secara teratur.
b. ±9 tahun yang lalu pasin pergi berobat kembali, namun ke puskesmas
Meninting dan mendapatkan OAT. OAT diminum secara teratur.
6. Riwayat Pribadi dan Sosial :
Pasien merupakan seorang kepala keluarga dengan pekerjaan swasta yang
tinggal di Karang anyar Batu Bolong. Tidak ada teman atau tetangga pasien
yang memiliki keluhan batuk. Pasien memiliki riwayat merokok namun
sudah berhenti sejak 1 tahun yang lalu.
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. GCS : E4V5M6
4. Tekanan darah : 110/70 mmHg
5. Nadi : 90 x/menit, reguler, kuat angkat
6. Pernapasan : 24 x/menit
7. Suhu : 36,2 oC
8. Berat badan : 50 kg
9. Tinggi badan : 163 cm
2
Status Lokalis :
1. Kepala :
a. Ekspresi wajah : normal
b. Bentuk dan ukuran : normal
c. Rambut : berwarna hitam
d. Edema : (-)
e. Malar rash : (-)
f. Parese N VII : (-)
g. Hiperpigmentasi : (-)
h. Nyeri tekan kepala : (-)
2. Mata :
a. Simetris
b. Alis normal
c. Exopthalmus : (-/-)
d. Retraksi kelopak mata : (-/-)
e. Lid Lag : (-/-)
f. Ptosis : (-/-)
g. Nystagmus : (-/-)
h. Strabismus : (-/-)
i. Edema palpebra : (-/-)
j. Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemia (-/-)
k. Sclera : ikterus (-/-), hiperemia (-/-), pterygium (-/-).
l. Pupil : Rp +/+, isokor Ø 3mm/3mm, bentuk dbn
m. Kornea : normal
n. Lensa : keruh (-/-)
o. Pergerakan bola mata : normal ke segala arah
3. Telinga :
a. Bentuk : normal, simetris
b. Lubang telinga : normal, sekret (-/-)
c. Nyeri tekan tragus : (-/-)
d. Pendengaran : kesan normal
4
4. Hidung :
a. Simetris
b. Deviasi septum : (-/-)
c. Perdarahan : (-/-)
d. Sekret : (-/-)
e. Penciuman : kesan normal
5. Mulut :
a. Simetris
b. Bibir : Sianosis (-), stomatitis angularis (-), pursed lips
breathing (-)
c. Gusi : Hiperemis (-), perdarahan (-)
d. Lidah : Glositis (-), atropi papil lidah (-), lidah berselaput
(-), kemerahan di pinggir (-), lidah kotor (-).
e. Gigi : Caries (+), gigi tanggal (+)
f. Mukosa pucat : (-)
6. Leher :
a. Kaku kuduk (-)
b. Scrofuloderma (-), pembesaran KGB (-)
c. Trakea : ditengah
d. Peningkatan JVP (-)
e. Otot sternocleidomastoideus tidak aktif, hipertrofi (-)
f. Pembesaran nodul thyroid (-)
7. Thorax :
Inspeksi
a. Bentuk dan ukuran dada: Normal
b. Pergerakan dinding dada: simetris
c. Permukaan dinding dada: scar (-), massa (-), spider naevi (-), ictus cordis
tidak tampak.
d. Penggunaan otot bantu napas: SCM aktif (-), hipertrofi SCM (-), otot
bantu napas abdomen aktif (-).
e. Tulang iga dan sela iga: simetris, pelebaran sela iga kanan dan kiri (-)
5
f. Fossa supraklavikula dan infraklavikula: simetris; Fossa jugularis: trakea
ditengah
g. Tipe pernapasan torako abdominal dengan frekuensi napas 24 kali/menit,
reguler.
Palpasi
a. Posisi mediastinum: trakea ditengah, ictus cordis teraba di ICS V di
midklavikula sinistra, thrill (-).
b. Nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-).
c. Pergerakan dinding dada: simetris
d. Vocal fremitus
Depan : Belakang :
Perkusi
S S
S S
S S
1) Batas paru-jantung :
a) Dextra → ICS II di parasternalis linea dekstra
b) Sinistra → ICS V di midclavicula linea sinistra
2) Batas paru-hepar :
a) Inspirasi → ICS VI
b) Ekspirasi → ICS V
N N
N N
N N
N N
N N
N N
6
Ekskursi : 1 ICS
Auskultasi
1) Cor : S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-)
2) Pulmo :
a) Suara napas Depan Belakang
b) Rhonki Depan Belakang
c) Wheezing Depan Belakang
Abdomen :
Inspeksi
a. Kulit : sikatriks (-), striae (-), vena yang berdilatasi (-), ruam (-), luka
bekas operasi (-), hematome (-)
b. Umbilikus : inflamasi (-), hernia (-)
c. Kontur Abdomen : distensi (-), darm contour (-), darm steifung (-),
massa(-)
d. Peristalsis (-), pulsasi aorta (-)
Auskultasi
Bising usus (+) 22 kali/menit, metalic sound (-), borborigmy (-)
Perkusi
Timpani di semua regio abdomen, organomegali (-)
Palpasi
V V
V V
V V
V V
V V
V V
+ +
- -
- -
+ +
- -
- -
- -
+ +
+ +
- -
+ +
+ +
7
Massa (-), nyeri tekan (-), murphy's sign (-), hepar dan lien tidak teraba.
Defans muscular (-)
1. Ekstremitas :
Ekstremitas Atas
a. Akral hangat : -/-
b. Deformitas : -/-
c. Edema : -/-
d. Sianosis : -/-
e. Petekie : -/-
f. Clubbing finger : -/-
g. Koilonikia : -/-
h. Sendi : dbn
i. CRT : < 2 detik
Ekstremitas Bawah
a. Akral hangat : -/-
b. Deformitas :
-/-
c. Edema : -/-
d. Sianosis : -/-
e. Petekie : -/-
f. Koilonikia : -/-
g. Sendi : dbn
h. Ulkus : -/-
i. Atrophy disuse : -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap dan Kimia Klinik
Parameter 31/03/2015 Normal
HGB 14,1 13,0 – 18,0 g/dL
RBC 5,00 [10^6/uL)
HCT 43,7 40,0-50,0 [%]
WBC 11,23 4,0 – 11,0 [10^3/ µL]
MCV 87,4 82,0 – 92,0 [fL]
MCH 28,2 27,0-31,0 [pg]
MCHC 32,3 32,0-37,0 [g/dL]
PLT 375 150-400 [10^3/ µL]
GDS 112 <160 mg/dl
Kreatinin 1,0 0,9-1,3 mgl/dl
Ureum 29 10-50 mgl/dl
SGOT 34 <40 mgl/dl
SGPT 17 <41 mgl/dl
8
Hasil pemeriksaan BTA sputum tanggal 4 April 2015 di RSUP NTB : +3
Hasil pemeriksaan BTA sputum tanggal 6 April 2015 di RSUP NTB : +3
Hasil pemeriksaan BTA sputum tanggal 7 April 2015 di RSUP NTB: +2
Foto Thorax Tanggal 31 Maret 2015
Interpretasi:
1. Identitas :
a. Nama : T. S
b. RM : 557934
c. Usia : 43 tahun
d. Tanggal foto : 31/3/15
2. Proyeksi : PA, posisi erect
3. Kondisi : Cukup
4. Inspirasi : Cukup
5. Soft tissue : Normal, tidak terdapat emfisema subkutis dan tidak
ditemukan adanya massa
6. Tulang:
a. Intak, fraktur (-),
b. Deformitas (-), tidak ada pelebaran sela iga
7. Trakea : ditengah
8. Hilus : tidak tampak pembesaran hilus pulmo dextra et sinistra
9. Sudut costofrenikus : kanan tajam dan kiri tajam
10. Cor : site terletak ditengah, size normal, shape normal
9
11. Hemidiafragma : kanan dan kiri dome shaped, kanan terdapat tarikan
karena fibrosis
12. Pulmo : tampak gambaran radioopak non homogen pada lapang paru kanan
dan pada lapang paru kiri apeks. Terdapat fibroinfiltrat pada lobus superior
pulmo dextra. Infitrasi pada lobus superior, medial dan inferior pulmo
dextra, serta infiltrasi pada lobus superior pulmo sinistra.
13. Kesan pulmo : KP duplex
1. DIAGNOSIS
TB Paru Kasus Kambuh Susp MDR-TB
2. PLANNING
a. Planning diagnostic
Sputum BTA
GeneXpert
Kultur
Uji sensitivitas
b. Planning terapi
Medikamentosa
1) O2 2 liter per menit jika perlu
2) OAT Kategori 2 (2HRZES-1HRZE/5HRE)
4FDC 1x3 + Inj Streptomisin 1gr/24jam
3) Codein 10 mg 3x1 p.o
4) Salbutamol 3x1 p.o
Non-medikamentosa
Monitoring : Keadaan umum, tanda vital, dan keluhan.
10
FOLLOW UP PASIEN
Tgl Subyektif Obyektif P. Penunjang Assessment Planning
1/04/15 Batuk darah sejak 2
minggu yang lalu.
batuk darah disertai
dengan dahak
berwarna kuning.
Demam (-), sesak (+),
nyeri dada (+)
TD : 110/80
Nadi : 100 x
RR : 20 x
Tax : 36
K/L: an -/-, ikt -/-
Tho:
I = simetris
P =simetris
P =
S S
S S
S S
A=
SN :
V V
V V
V V
TB paru kasus
kambuh susp MDR
Infuse RL 20 tpm
Cefotaxim
1gr/12jam
Ambroxal 3x1
Codein 3x10gr
10
Rh
- +
- -
- -
Wh
- +
- +
- +
2/04/15 Batuk darah disertai
dengan batuk dahak
berwarna kuning.
Sesak (+), nyeri dada
(+)
TD : 120/80
Nadi : 80 x
RR : 22 x
Tax : 36,0
Tho
I= simetris
P= simetris
P=
S S
S S
S S
- TB paru kasus
kambuh susp MDR
Infuse RL
20tpm
Cefotaxim
1gr/12jam
codein
11
A=
SN :
V V
V V
V V
Rh
- +
- -
- -
Wh
- +
- +
- +
4/03/15 Batuk darah disertai
dengan batuk
berdahak berwarna
kuning, sesak (+),
nyeri dada ketika
batuk, demam (+)
TD : 120/80
Nadi : 82 x
RR : 24 x
Tax : 37,5
Tho
I= simetris
Sputum BTA +3 TB paru kasus
kambuh susp MDR
infuse PZ
10tpm
rimstar 3-0-0
codein 3x1
streptomycin
1gr/24 jam
12
6/04/15 Batuk darah disertai
dengan batuk
berdahak berwana
kuning. Demam (+)
jika malam, keringat
malam (+)
TD : 100/60
Nadi : 90 x
RR : 22 x
Tho
I= simetris
P= simetris
P=
S S
S S
S S
A=
SN :
V V
V V
V V
Rh
- -
- -
- -
Sputum BTA +3 TB paru kasus
kambuh susp MDR
- Terapi dilanjutkan
14
Wh
+ +
+ +
- -
7/04/15 Batuk darah coklat
bercampur dahak
berwarna kuning.
Nyeri dada (+)
TD : 100/60
Nadi : 88 x
RR : 22 x
Temp: 36,7
Tho
I= simetris
P= simetris
P=
S S
S S
S S
A=
Sputum BTA +2 TB paru kasus
kambuh susp MDR
- Terapi dilanjutkan
15
SN :
V V
V V
V V
Rh
- -
- -
- -
Wh
+ +
+ +
- -
8/04/15 Batuk darah coklat
bercampur dahak
berwarna kuning.
Nyeri dada (+), mual
(+) muntah (-)
TD : 110/70
Nadi : 90 x
RR : 22 x
Temp: 36,8
Tho
I= simetris
P= simetris
TB paru kasus
kambuh susp MDR
- Infuse PZ 20tpm
- Rimstar 3-0-0
- Streptomycin
1gr/24 jam
- Salbutamol stop
- 02 2-3 liter/menit
- Asam tranexamat
16
9/04/15 Batuk darah disertai
dengan dahak
berwarna kuning.
Nyeri dada(+)
Keringat malam (+)
demam (-)
TD : 110/70
Nadi : 90 x
RR : 24 x
Temp: 36,2
Tho
I= simetris
P= simetris
P=
S S
S S
S S
A=
SN :
V V
V V
V V
TB paru kasus
kambuh susp MDR
- Terapi dilanjutkan
18
Rh
+ +
- -
- -
Wh
- -
+ +
+ +
10/04/15 Batuk disertai dengan
dahak berwarna
kuning. Sesak (+),
demam (-)
TD : 120/70
Nadi : 94 x
RR : 30 x
Temp: 36,4
Tho
I= simetris
P= simetris
P=
S S
S S
TB paru kasus
kambuh susp MDR
Terapi dilanjutkan
Asam tranexamat
stop
19
S S
A=
SN :
V V
V V
V V
Rh
+ +
- +
- -
Wh
- -
- +
- +
11/04/15 Batuk disertai dengan
dahak berwarna
kuning. Sesak (-)
TD : 120/70
Nadi : 88 x
RR : 28 x
Temp: 36,3
Tho
TB paru kasus
kambuh susp MDR
Terapi dilanjutkan
20
PEMBAHASAN
Pasien merupakan rujukan sebuah Puskesmas Gunung sari mengeluh batuk
berdarah sejak 2 minggu yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Batuk darah
berwarna merah disertai dengan dahak berwarna kuning. Batuk yang disertai dahak
sejak 1 bulan yang lalu. Batuk dirasakan semakin memberat. Selain itu batuk juga
disertai dengan sesak dan nyeri dada. Pasien juga mengeluh demam sejak batuk.
Demam dirasakan naik turun dan mengeluhkan munculnya keringat dingin pada
malam hari. Berdasarkan gejala diatas, pasien diduga terinfeksi tuberkulosis paru
karena terdapat gejala respiratorik berupa batuk 2 minggu, batuk darah, sesak dan
nyeri dada, serta terdapat gejala sistemik berupa demam dan munculnya keringat
malam.
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk berguna untuk
membuang atau mengeluarkan produksi radang/sputum. Sesak nafas dapat terjadi
karena sudah terjadi infiltrasi radang sampai setengah dari paru atau compliance
paru yang berkurang yang disebabkan karena adanya fibrosis. Nyeri dada yang
timbul terjadi apabila infiltrasi radang sampai ke pleura yang termasuk nyeri
pleuritik.
Gejala sistemik yang muncul seperti demam terjadi akibat respon sinyal
kimia yang bersirkulasi yang menyebabkan hipotalamus mengatur ulang suhu tubuh
ke temperature yang lebih tinggi untuk sesaat. Selanjutnya suhu tubuh akan kembali
normal dan panas yang berlebihan akan dikeluarkan melalui keringat. Keringat
malam disebabkan oleh irama temperature sirkadian normal yang berlebihan. Suhu
pada pagi hari lebih rendah sedangkan meningkat pada sore hari pada pukul 18.00,
sehingga demam/keringat malam dihubungkan oleh sirkardian ini.
Sebelumnya pasien memiliki riwayat TB sebanyak 2x. Pertama terjadi ±15
tahun yang lalu, diberikan OAT selama 6 bulan. Kedua terjadi ±9 tahun yang lalu,
diberikan OAT yang sama selama 6 bulan. Seluruh OAT diminum secara teratur dan
setelah pengobatan dinyatakan sembuh. Namun sejak 2 minggu yang lalu pasien
mengeluhkan batuk kembali yang disertai dengan darah. Batuk berdarah yang terjadi
sebagai akibat dari proses peradanagan kronis yang menyebabkan kerusakan pada
susunan parenkim paru dan pembuluh darah paru. Pada TB batuk darah terjadi akibat
robekan atau rupture aneurisma arteri pulmoner (aneurisma Rassmussen).
22
Pada pemeriksaan fisik, terdengar suara tambahan nafas berupa ronki yang
disebabkan karena adanya cairan/mukus saat udara melewati jalan nafas. Selain itu
juga terdengar suara wheezing yang terdengar saat ekspirasi dan insipirasi,
dikarenakan adanya penyempitan atau obstruksi parsial pada bronkus.
Pada gambaran foto toraks terdapat gambaran fibroinfiltrat. Infiltrat
merupakan gambaran densitas paru yang abnormal yang berbentuk bercak – bercak
yang menggambarkan suatu proses aktif paru. Adanya infeksi pada paru dapat
menyebabkan nekrosis pada parenkim yang akan menimbulkan proses perkejuan.
Apabila bahan cair dari perkejuan tersebut dibatukkan, maka akan meninggalkan
lubang yang lama kelamaan akan menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam
jumlah yang besar dan terjadilah fibrosis. Adanya fibrosis menunjukkan adanya
proses lama dari peradangan paru.
Selain pemeriksaan foto toraks, dilakukan juga pemeriksaan sputum BTA.
Didapatkan hasil sputum BTA +3 pada tanggal 4 April 2015, BTA +3 pada tanggal
6 April 2015 dan BTA +2 pada tanggal 7 April 2015.
Berdasarkan keluhan dan pemeriksaan diatas, pasien mengalami TB kasus
kambuh, dikarenakan sebelumnya pasien memiliki riwayat TB sebanyak 2x,
mendapatkan OAT kategori 1 yang diminum secara rutin, dan sudah dinyatakan
sembuh, namun berdasarkan pemeriksaan sputum BTA (+).
23