respon pengurus organisasi masyarakat islam …

88
RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus pada Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: AHMAD ZAKARIADY NIM: 1111046200028 Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta 1439H/2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM

TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH ASURANSI SYARIAH

(Studi Kasus pada Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

AHMAD ZAKARIADY

NIM: 1111046200028

Program Studi Ekonomi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatulah Jakarta

1439H/2018

Page 2: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

ii

Page 3: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

iii

Page 4: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

LENIBAR PEIINYATAAN KEASLIAN K,{RYA ILN{IAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persl,aratan mernperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di

Universitas Islarr Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarla.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku d Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan liasil jipiakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarla.

Jakarta, Mei 2018

Ahmad Zakaiady

IV

Page 5: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Ahmad Zakariady

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Mei 1993

3. Alamat : Jalan Cibubur II Blok Ringin Rt.012/03 No. 16,

Kel. Cibubur, Kec. Ciracas, Jakarta Timur.

4. Agama : Islam

5. Nomor Telepon : 0815 1718 1996

6. Email : [email protected]

B. Pendidikan Formal

1. 1998 – 1999 : TK. Tunas Islam Cibubur

2. 1999 – 2005 : SDN 02PT Cibubur

3. 2005 – 2008 : SMPN 258 Jakarta

4. 2008 – 2011 : SMA PKP Jakarta Islamic School

C. Pengalaman Organisasi

1. 2006 – 2008 : Anggota Rohis SMPN 258 Jakarta

2. 2008 – 2011 : Bendahara Rohis SMA PKP Jakarta Islamic School

3. 2012 – 2014 : Anggota Bidang Kemahasiswaan Himpunan

Mahasiswa Progam Studi (HMPS) Muamalat

4. 2016 – sekarang : Anggota Forum Ormas Islam Ciracas Jakarta Timur

Page 6: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

vi

ABSTRAK

Ahmad Zakariady, NIM 1111046200028, RESPON PENGURUS

ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI

NASABAH ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus pada Ormas Islam Nahdlatul

Ulama dan Muhammadiyah). Progam Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

1439H/2018M.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan

metode kuantitatif. Dengan membagikan kuesioner kepada 30 responden. Metode

pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Pengukuran

variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala likert 5 point. Dalam

menganalisis peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 24.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kognitif,

afektif, dan konatif dari pengurus organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama

dan Muhammadiyah memiliki pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi

syariah. Dan variabel konatif menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh

terhadap minat dibandingan dengan variabel kognitif dan afektif. Sedangkan secara

simultan, variabel kognitif, afektif, dan konatif bersama-sama memberikan

pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.

Kata Kunci : Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif, Nahdlatul Ulama,

Muhammadiyah, Minat Berasuransi Syariah

Pembimbing : Yuke Rahmawati, M.A

Page 7: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji serta syukur bagi Allah SWT, atas

segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya serta izin-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis alami dalam

penyusunan skripsi ini. Namun, karena bantuan serta dukungan dan semangat dari

banyak pihak hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Mufriani, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A., sebagai

Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Yoghi Citra Pratama, S.E., M.Si. dan Ibu Tini Anggraeni S.T., sebagai

Ketua dan Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yuke Rahmawati, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang dengan

sabar telah memberikan bimbingan dan motivasi serta arahan yang diberikan

kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

6. Bapak Mu’min Rouf, M.A., selaku dosen penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah.

7. Bapak/Ibu dosen dan Staff Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya

dengan ikhlas kepada penulis, dan memberikan pelayanan dan bantuan

administrasi kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang telah

melayani dan memfasilitasi buku-buku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

viii

8. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Bapak Dr. H. Eman Suryaman selaku dewan

penasehat Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama beserta jajarannya,

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bapak H. Abdullah Yazid beserta jajarannya,

yang telah mengizinkan penulis melakukan penlitian dan memberikan data-data

terkait penelitian ini.

9. Terimakasih sebesar-besarnya untuk kedua Orangtua dan adik saya, yang

dengan tulus selalu mendoakan, memberikan semangat tiada henti kepada

penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Allah

selalu memberikan kasih sayang, dan keberkahan-Nya. Aamiin.

10. Ustadz Agung Ismail M.pd., dan Ustadzah Sholehah, M.pd., yang telah

memberikan bimbingan, motivasi semangat dan do’a serta memfasilitasi

berbagai keperluan kepada penulis selama ini.

11. Kepada teman-teman sekelas Konsentrasi Asuransi Syariah 2011, Prodi

Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terima kasih atas bantuan, dukungan, pengalaman dan pembelajaran selama ini

kepada penulis dalam menjalani perkuliahan.

12. Serta semua pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas bantuan dan dukungannya hingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang kalian

berikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.

Jakarta, 18 Mei 2018

Ahmad Zakariady

Page 9: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5

C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 6

E. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9

BAB II .................................................................................................................. 13

A. Respon ............................................................................................................ 13

B. Minat .............................................................................................................. 17

C. Asuransi Syariah ........................................................................................... 19

D. Review Studi Terdahulu ................................................................................ 26

BAB III ................................................................................................................. 29

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 29

Page 10: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

x

B. Sumber Data .................................................................................................. 29

C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 30

D. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 31

BAB IV ................................................................................................................. 38

A. Profil Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ............................................ 38

B. Identifikasi Responden ................................................................................. 40

C. Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif ........................................................ 43

D. Pembahasan ................................................................................................... 57

BAB V ................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61

LAMPIRAN ......................................................................................................... 65

Page 11: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1Tabel Kaidah Realibilitas Guilfor .................................................... 32

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) Item-

Total Statistics ..................................................................................................... 44

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) Item-Total

Statistics ............................................................................................................... 45

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) Item-

Total Statistics ..................................................................................................... 45

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah)

Item-Total Statistics ............................................................................................ 46

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 46

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients ........................................... 50

Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15) ..................................... 51

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 51

Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Berganda .......................................................... 52

Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 54

Tabel 4.11 Hasil Uji t .......................................................................................... 55

Tabel 4.12 Hasil Uji F ......................................................................................... 57

Page 12: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 8

Gambar 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden ................................................... 40

Gambar 4.2 Identitas Usia responden ..................................................................... 41

Gambar 4.3 Identitas Pendidikan Terakhir Responden ....................................... 42

Gambar 4.4 Identitas Status Pernikahan Responden ............................................ 43

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 47

Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 49

Page 13: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan dengan

beragam risiko, seperti kecelakaan transportasi darat, laut, udara, dan sebagainya,

ditambah risiko kerja, kebakaran, perampokan, pencurian, sakit, hingga kematian.

Untuk mengurangi risiko dari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka

diperlukan kerjasama dengan lembaga asuransi. Dalam hal ini asuransi diharapkan

mampu menjadi salah satu solusi untuk mengurangi atau memperkecil risiko yang

diakibatkan risiko tersebut.1

Kegiatan pokok asuransi adalah pertanggungan atau perlindungan dari

risiko yang dapat menimbulkan kerugian. Hal itu sesuai dengan beberapa istilah

asuransi itu sendiri. Asuransi adalah serapan kata assurantie yang berasal dari kata

bahasa Belanda atau assurance/insurance yang berasal dari kata bahasa Inggris.

Kata assurantie dalam bahasa Belanda, merupakan berasal dari bahasa latin yang

kemudian diserap kedalam bahasa Belanda yaitu assecurare yang berarti

meyakinkan orang. Baik kata assurance maupu insurance secara literal keduanya

berarti pertanggungan atau perlindungan.2

Menurut undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian,

asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana

pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung dengan menerima sejumlah

premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab pihak

ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang

tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.3

1 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, Ed. ke-2 (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), h.11. 2 M. Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, (Tanggerang Selatan:

Kholam Publishing, 2006) h.39. 3 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di

Indonesia, Cet. ke-4 (Jakarta: Kencana, 2007) h.19.

Page 14: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

2

Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk

mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan

ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan. Menurut sudut pandang bisnis,

asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima atau menjual

jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan

berbagai risiko diantara sejumlah nasabahnya. Sedangkan dari sudut pandang

sosial, asuransi sebagai sebuah organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko

dan mengumpulkan dana dari anggota–anggotanya guna membayar kerugian yang

mungkin terjadi pada masing–masing anggota asuransi tersebut.4

Asuransi Syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) dalam Fatwa Dewan

Syariah Nasional adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara

sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad

(perkataan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang

dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maisir (perjudian),

riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.5

Di Indonesia, asuransi syariah telah menjadi sebuah lembaga asuransi

modern yang siap melayani umat Islam Indonesia. Adapun perkembangan asuransi

syariah di Indonesia baru ada pada paruh akhir tahun 1994, yaitu dengan berdirinya

Asuransi Takaful Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1994, dengan diresmikannya

PT Auransi Takaful Keluarga melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.

Pendirian Asuransi Takaful Indonesia diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi

Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh ICMI (Ikatan Cendikiawan

Muslim Indonesia) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia,

Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Pejabat dari Departemen Keuangan, dan Pengusaha

Muslim Indonesia.6

4 Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis,

Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media, 2004) h. 59. 5 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum

Asuransi Syariah. 6 Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed.1 Cet. ke-1 (Jakarta: Kencana

2009) h.250.

Page 15: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

3

Berdasarkan data AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) jumlah

perusahaan dan atau unit asuransi syariah ditahun 2015 dibandingkan priode yang

sama ditahun 2014 mengalami perubahan yang cukup besar yaitu menjadi 53

perusahaan dan unit asuransi syariah dari 49 perusahaan dan unit asurans syariah

ditahun 2014.

Untuk pertumbuhan aset, investasi, dan kontribusi industri asuransi

syariah di tahun 2015, mencatat pertumbuhan yang cukup baik di situasi ekonomi

nasional di tahun 2015 ini. Pertumbuhan aset asuransi syariah diangka 18.58%,

investasi sebesar 18.57% memang relatif lebih kecil di bandingkan tahun 2014

dengan pertumbuhan di atas 30%, namun pertumbuhan kontribusi di tahun 2015

sebesar 13.01% membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak lebih dari

5%. Di tengah pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 yang membaik, angka klaim

di tahun 2015 menurun di bandingkan di tahun 2014 dimana pertumbuhan klaim di

tahun 2015 adalah 11.80%, lebih rendah dari tahun 2014 dimana pertumbuhan

klaim sebesar 18.81%.Market share asuransi syariah di tahun 2015 semakin

membaik dimana untuk market share pendapatan Kontribusi (Premi) Asuransi

syariah atas pendapatan Industri di tahun 2015 meningkat menjadi 6.55%

meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5.25%. Untuk market share asuransi

syariah tahun 2015 di sisi aset dan investasi juga meningkat dari tahun sebelumnya

dimana di tahun 2015, market share menjadi 5.43% untuk aset naik dari tahun 2014

dengan market share 4.83%. Sedangkan untuk investasi, market share asuransi

syariah di tahun 2015 naik menjadi 6.19% yang mana di tahun sebelumnya di angka

5.44%.7

Selanjutnya, AASI mencatat pertumbuhan investasi asuransi syariah

sepanjang januari sampai juni tahun 2016 investasi asuransi syariah mencapai Rp.

26,4 triliun atau naik 25,19% dibandingkan dengan juni 2015 yang sebesar Rp.

21,08 trilliun. Dan untuk jumlah aset asuransi syariah pada priode januari sampai

juni 2016 mencapai Rp. 30,6 triliun atau naik 26,44% dibandingkan dengan juni

7 AASI “Data bisnis Asuransi dan Reasuransi Syaariah TW IV 2015”, artikel diakses pada

19 Agustus 2016 dari

https://drive.google.com/file/d/0B28pVtvX2oU8RDNpWTJxMlpHdEE/view?pref=2&pli=1

Page 16: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

4

2015 yang sebesar Rp.24,2 triliun. Pertumbuhan ini membuktikan bahwa

masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk menggunakan asuransi syariah.

Sektor asuransi menjanjikan peluang menggiurkan bagi para pemain di

dalamnya. Sektor asuransi Indonesia saat ini masih terbilang memiliki penetrasi

sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, dan

Singapura. Kondisi penetrasi yang rendah ini menjadi peluang yang manis tidak

hanya untuk pelaku bisnis asuransi dalam negeri, tetapi juga para pelaku bisnis luar

negeri khususnya negara-negara ASEAN yang memasuki era pasar bebas tingkat

regional.

Rendahnya tingkat penetrasi asuransi dalam negeri disebabkan oleh

beberapa hal, diantaranya adalah karena minimnya tingkat literasi asuransi

dikalangan masyarakat Indonesia, minimnya tenaga sumber daya manusia dibidang

asuransi yang mumpuni, dan juga disebabkan oleh kurangnya dukungan modal

yang dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperluas jaringan para pemegang

polis lebih jauh, ketersediaan modal yang kurang ini tidak didukung oleh

ketersediaan perusahaan reasuransi yang mencukupi untuk membantu mengatasi

risiko atas klaim yang muncul terhadap perusahaan asuransi.

Salah satu penyebab rendahnya tingkat penetrasi asuransi syariah dalam

negeri yaitu minimnya tingkat literasi asuransi syariah di kalangan masyarakat

Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk

beragama Islam terbanyak di dunia berdasarkan populasi dengan jumlah umat Islam

di Indonesia 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari jumlah penduduk Indonesia.8

Karena populasi umat Islam di Indonesia lebih mayoritas, maka tidak

heran jika di Indonesia terdapat banyak institusi Islam, sekolah Islam, perguruan

tinggi Islam, yayasan Islam dan organisasi masyarakat Islam. Komunitas-

komunitas tersebutlah diharapkan mampu menjadi sasaran sosialisasi yang optimal

bagi asuransi syariah di Indonesia. Peran komunitas Islam (Ormas Islam) di

8 Wikipedia: “Daftar Penghargaan yang Diterima dan Dimilik Indonesia". Artikel diakses

pada 11 februari 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_penghargaan_yang_dierima_dan_dimiliki_Indonesia .

Page 17: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

5

Indonesia sangat penting selain untuk memajukan Islam juga dapat memajukan

asuransi syariah dengan mensosialisasikan asuransi syariah.

Organisasi Islam besar di Indonesia di antaranya ialah ormas Islam

Nahdatul Ulama, dan Muhammadiyah, kedua ormas tersebut merupakan ormas

Islam yang tertua dan terbesar di Indonesia, memiliki anggota dengan jumlah besar.

Oleh karena itu, untuk menambah tingkat literasi asuransi syariah di

kalangan masyarakat Indonesia dan memajukan asuransi syariah yang lebih baik

lagi maka perlu adanya kerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat Islam

untuk mensosialisasikan asuransi syariah kepada anggota organisasinya sendiri

maupun masyarakat luas agar menumbuhkan minat untuk menjadi nasabah asuransi

syariah.

Dari penjelasan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

ormas Islam tersebut terhadap minat untuk menjadi nasabah asuransi dengan

menjadikannya sebagai sebuah skripsi dengan judul “RESPON ANGGOTA

ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI

NASABAH ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus Pada Ormas Islam Nahdatul

Ulama dan Muhammadiyah)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang didapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Minimnya tingkat literasi asuransi dikalangan masyarakat Indonesia.

2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap asuransi syariah.

3. Minimnya tenaga sumber daya manusia dibidang asuransi yang

mumpuni.

4. Kurangnya peran ormas dalam mensosialisasikan ekonomi Islam

khususnya asuransi syariah.

Page 18: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

6

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak permasalaan

untuk diteliti. Oleh karena itu, agar penelitian terarah dan tidak terjadi pembahasan

yang terlalu melebar, penulis membatasi objek penelitian yaitu pada organisasi

masyarakat Islam Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana respon ormas Islam NU dan Muhammadiyah terhadap minat

menjadi nasabah asuransi syariah secara parsial?

2. Bagaimana respon ormas Islam NU dan Muammadiyah terhadap minat

menjadi nasabah asuransi syariah secara silmultan?

3. Respon manakah yang paling berpengaruh terhadap minat menjadi

nasabah asuransi syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh respon

anggota organisasi masyarakat Islam NU dan Muhammadiyah terhadap

minat menjadi nasabah asuransi syariah.

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka memberikan beberapa manfaat

yaitu :

a. Bagi penulis, sebagai sarana belajar dalam melakukan suatu

penelitian, menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi Islam

khususnya asuransi syariah, dan untuk mengetahui respon organisasi

masyarakat Islam terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.

b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur

kepustakaan, dan sebagai bahan referensi untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai asuransi syariah, serta bahan

perbandingan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

Page 19: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

7

c. Bagi perusahaan asuransi syariah, sebagai informasi tentang

bagaimana respon organisasi masyarakat Islam terhadap minat

menjadi nasabah asuransi syariah sehingga bisa menjadi suatu

masukan untuk industri asuransi syariah.

d. Bagi masyarakat, dapat menjadi informasi tambahan tentang

asuransi syariah dan bahan bacaan dalam mempertimbangkan

menjadi nasabah serta informasi tentang respon organisasi

masyarakat Islam terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.

Page 20: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

8

E. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Organisasi Masyarakat Islam Terhadap Asuransi Syariah

Minat Menjadi Nasabah Asuransi Syariah

Respon Kognitif (X1)

Respon Afektif (X2)

Respon Konatif (X3)

Regresi Berganda

Uji Validitas dan Realibilitas

Uji Asumsi Klasik :

- Uji Multikolinearitas

- Uji Heterokedasitas

- Uji Normalitas

- Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis

- Uji F

- Uji t

Uji Regresi Berganda

- Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil

Page 21: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

9

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang masalah yang merupakan

sebab atau alasan munculnya judul penelitian. Identifikasi masalah, batasan dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang penjelasan teori-teori yang relevan dengan

pembahasan penelitian. Menjelaskan tentang pengertian respon, macam-macam

respon, teori tentang minat dan asuransi syariah, review studi terdahulu.

Bab III Metodelogi Penelitian

Bab ini berisi tentang penjelasan metode penelitian yang digunakan.

Penjelasan terkait dengan jenis dan pendekatan penelitian, jenis data atau sumber

data, variable penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang

digunakan.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang penjelasan analisis terhadap data yang diperoleh.

Data-data tersebut diolah kemmudian dianalisa sesuai dengan rujukan teori dan

metodelogi yang telah ditentukan, serta akan diinterpretasikan hasil dari analisis

data-data tersebut.

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang penjelasan kesimpulan hasil penelitian dan saran-

saran yang diperlukan.

Page 22: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Respon

1. Definisi Respon

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga disebutkan bahwa

respon adalah tanggapan; reaksi; jawaban.9 Tanggapan adalah sesuatu

yang muncul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan

tanggapan terhadap suatu aksi.

Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan respon adalah reaksi

psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan. Ada yang

bersifat otomatis seperti reflex dan reaksi emosional langsung, ada pula

yang bersifat terkendali seperti sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar.10

Menurut istilah psikologi respon dikenal dengan proses memunculkan dan

membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan.

Dalam Kamus Lengkap Psikologi disebutkan bahwa, “Response

(respon) adalah sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh

suatu perangsang, atau berarti satu jawaban, khususnya jawaban dari

pertanyaan tes atau kuesioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku,

baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau

yang samar”.11

Menurut Alex sobur, respon berasal dari kata response, yang

berartibalasan atau tanggapan (reaction). Respon adalah istilah psikologi

yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsangan yang

diterima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi

ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dam partisipasi. Respon pada

prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, ed. III Cet. 3 (Jakarta: Balai

Pustaka, 2005) h. 952. 10 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan

Kebudayaan Nusantara, 2000), h. 964. 11 J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

Cet. 9, h. 432.

Page 23: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

14

kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika

menghadapi suatu rangsangan tertentu.

Jadi, berbicara mengenai respon tidak terlepas dari pembahasan

sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang

berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh

atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu

fenomena tertentu. 12

2. Indikator Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon

terbagi menjadi tiga bagian yaitu:13

a. Komponen Kognitif (Pengetahuan) respon kognitif berkaitan dengan

pengetahuan, keterampilan, dan informasi seseorang mengenai

sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa

yang dipahami atau dipersepsikan oleh khalayak.

b. Komponen Afektif (sikap) respon afektif berhubungan dengan emosi,

sikap, dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul

apabila ada perubahan yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.

c. Komponen Konatif (tindakan) respon yang berhubungan dengan

prilaku nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berpilaku.

Dengan kata lain respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu

kecendrungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek

sikap.

Menurut Sumadi Suryabrata, respon terdiri dari tiga macam respon,

diantaranya:14

a. Respon masa lampau atau respon ingatan.

12 Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: CV. Pustaka, 2003), h.

451. 13 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1999) h.

214. 14 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), h. 36-37.

Page 24: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

15

b. Respon masa mendatang atau respon mengantisipasi.

c. Respon masa kini atau tanggapan represintatif (respon

mengimajinasikan).

Adapun menurut Agus Sujanto, ada bermacam-macam tanggapan,

yaitu:15

a. Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu:

1) Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang

telah didengarnya, baik berupa suara, kekuatan, dan lain-lain.

2) Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.

3) Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap sesuatu yang

dialaminya.

b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

1) Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

diingat.

2) Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dibayangkan.

3) Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dipikirkan.

c. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:

1) Tanggapan benda, yaitu tanggapan terhadap benda yang

menghampirinya atau berada didekatnya.

2) Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang

didengarkan atau dilihatnya.

3. Faktor-faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi

faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang

bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya

individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang

15 Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) h. 31-32.

Page 25: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

16

ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat

respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada

persesuain atau yang menarik dirinya.

Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain

tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu

sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu

akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

a. Faktor internal

Faktor yang ada di dalam diri seriap individu manusia terdiri

dari unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua unsur tersebut

sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respon terhadap

suatu keadaan. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka

respon yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya.

b. Faktor eksternal

Faktor yang ada di luar diri setiap individu (lingkungan) atau

lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan kegiatan bagian

penting dalam proses terbentuknya suatu respon. Namun demikian,

tidak semua stimulus mendapat respon dari individu. Supaya

stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup

kuat. Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu,

stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada

batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar

bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan

minimal stimulus tersebut lazim diistilahkan dengan “ambang

absolut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang stimulus”.16

16 Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), Terjemahan

Istiwidayanti dan Soedjarwo, Ed. Ke-5, h. 182.

Page 26: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

17

B. Minat

1. Definisi Minat

Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau kegiatan ataupun

bisa sebagai pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab

partisipasi dalam kegiatan.17

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk

berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Jika suatu itu

memberikan kesenangan pada dirinya kemungkinan ia akan berminat

sesuatu itu. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena

sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu yang akan

dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan di sini yaitu seperti

kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif,

kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki,

kebutuan akan keamanan dan kebutuhan fisiologis.18

Menurut Mowen seperti yang dikutip Resti Meldarianda dan Henky

Lisan S dalam jurnal “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli

Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung”, minat beli adalah

kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil

tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat

kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Definisi ini sama dengan

yang dikemukakan oleh Peter dan Olson yang mendefinisikan minat beli

sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur

dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.19

17L. Crow & A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahya 1989), Terjemahan

dari Education Psycologi, Cet. Ke-1, h. 320 18 Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psiklogis For Beginners, (Bandung:

Mizan, 2000) Cet. Ke-1, h.110. 19 Resti Meldarianda dan Henky Lisan S, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli

Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 17 No. 2

(September 2010): h. 102.

Page 27: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

18

Menurut Schiffiman dan Kamunk minat beli adalah suatu model

sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur

sikap terhadap golongan produk, jasa atau merk tertentu.20 Kinner dan

Taylor menyatakan bahwa minat adalah bagian dari komponen perilaku

konsumen dalam sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk

bertindak sebelum keputusan benar-benar dilaksanakan.21

Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai

dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari

dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan disini yaitu seperti kebutuhan

akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, kebutuhan

akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan

keamanan dan kebutuhan fisiologi.22

2. Unsur-unsur Minat

Menurut Abdurrahman Abror dalam bukunya “Psikologi

Pendidikan” bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu:

a. Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu

didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang

dituju oleh minat tersebut.

b. Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman

itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang).

c. Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur di

atas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk

melakukan suatu kegiatan.

20 Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Indeks, 2008),

Terjemahan Zoelkifli Kasip, Ed. Ke-7, Cet. 4, h. 228. 21 Kinnear T.C dan J.R Taylor, Riset Pemasaran Pendekatan Terpadu, (Jakarta: Erlangga,

1992), Terjemahan Teguh, Agus H, Ed. ke 3, h. 55. 22 Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginners, (Bandung:

Mizan, 2000), Terjemahan Medina Khodijah, Cet. 1, h. 110.

Page 28: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

19

Dengan unsur-unsur minat yang terkandung oleh minat tersebut

maka minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak

demikian maka minat tidak akan berarti apa-apa.23

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

a. Faktor Perbedaan Individu

Perbedaan individu menggambarkan faktor-faktor

karakteristik individu yang muncul dari dalam diri konsumen dan

proses psikologis yang terjadi pada diri konsumen yang sangat

berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen, yaitu agama,

kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan informasi dan

persepsi, proses belajar, pengetahuan, dan sikap konsumen.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan meliputi budaya, karakteristik demografi,

sosial dan ekonomi, keluarga, kelompok acuan, lingkungan dan

situasi, dan teknologi.

C. Asuransi Syariah

1. Definisi Asuransi Syariah

Asuransi syariah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya

tolong menolong atau saling membantu atas dasar prinsip syariat yang

saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjamin kebersamaan

dalam meringankan bencana yang dialami peserta.24

Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-

MUI) Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha

saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau

pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang

23 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet.

Ke- 4, h. 112. 24 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2011), h. 36.

Page 29: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

20

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko melalui akad

(perikatan) yang sesuai dengan syariah.25

Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 pada

bab I Ketentuan Umum Pasal 1 dikatakan bahwa asuransi berdasarkan

prinsip syariah adalah saling menolong (ta’awuni) dan melindungi

(takafuli) di antara para peserta melalui pembentukan kumpulan dana

(Dana Tabarru’) yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah untuk

menghadapi risiko tertentu.26

Selain pengertian di atas, terdapat pengertian lain tentang asuransi

syariah. Menurut ahli fiqih Syeikh Wahbah Az-Zuhaili, definisi asurani

syariah sebagai at-tamin at-tawuni (asuransi bersifat tolong menolong),

yaitu kesepakatan beberapa orang untuk membayar sejumlah uang sebagai

ganti rugi ketika salah seorang di antara mereka tertimpa musibah.27

2. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Peraturan perundang-undangan tentang perasuransian di Indonesia

diatur dalam beberapa tempat, antara lain dalam Kitab Undang-undang

Hukum Dagang (KUHD), UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha

Perasuransian, PP No. 63 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP No. 73

Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian serta aturan-

aturan lain yang mengatur Asuransi Sosial yang diselenggarakan oleh

BUMN Jasa Raharja (Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang), Astek

(Asuransi Sosial Tenaga Kerja), dan Askes (Asuransi Sosial Pemeliharaan

Kesehatan).

Secara teknis operasional perusahaan asuransi/reasuransi

berdasarkan prisip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga

Keuangan Nomor: 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan

25 Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 26 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar

Penyelenggaraaan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 27 Khoiril Anwar, Asuransi Syariah, Halal & Mashlahat, (Solo: Tiga Serangkai, 2007) Cet.

Ke-1, h.19.

Page 30: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

21

Inventasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan sistem

Syariah dan beberapa Keputusan Menteri Keuangan (KMK), yaitu KMK

Nomor: 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan

Asuransi; KMK Nomor: 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan

Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; KMK Nomor:

426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan

Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

Disamping itu, perasuransian syariah di Indonesia juga diatur di

dalam beberapa fatwa DSN-MUI antara lain Fatwa DSN-MUI Nomor:

21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa

DSN-MUI Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Murabahah

Musyarakah pada Asuransi Syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor 52/DSN-

MUI/III/2006 tentang akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi dan

Reasuransi Syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor: 53/DSN-MUI/III/2006

tentang akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.

3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

Takaful atau asuransi syariah dlam menjalankan usahanya bertujuan

memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan

sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila

peserta tersebut meninggal dunia.

Selain itu takaful/asuransi syariah berfungsi sebagai penyedia dana

yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga apabila kesulitan di saat

mendatang akibat sakit, kecelakaan maupun karena sebab lainnya. Takaful

atau asuransi syariah memiliki tiga konsep dasar, yaitu:28

a. Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu

merasakan bahwa antara satu dengan lainnya adalah bersaudara.

b. Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta

harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya

28 Masyhuril Khamis, Takaful Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2009), h. 23.

Page 31: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

22

meringankan beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful,

diharapkan asas kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya,

sehingga komitmen saling bantu benar-benar tercipta.

c. Saling melindungi, dimana komitmen membela dan saling

mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepersertaannya

ditakaful atau asuransi syariah.

Pada PMK No. 18/PMK/010/2010 dijelaskan perusahaan yang

menyelenggarakan usaha asuransi atau usaha reasuransi dengan prinsip

syariah wajib menerapkan prinsip dasar sebagai berikut:29

a. Adanya kesepakatan tolong menolong (ta’awun) dan saling

menanggung (takaful) di antara para peserta.

b. Adanya kontribusi peserta ke dalam dana tabarru’.

c. Perusahaan bertindak sebagai pengelola Dana tabarru’.

d. Dipenuhinya prinsip keadilan (‘adl), dapat dipercaya (amanah),

keseimbangan (tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan

keuniversalan (syumul).

e. Tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti

ketidakpastian/ketidakjelasan (gharar), perjudian (maysir), bunga

(riba), penganiyaan (zulm), suap (risywah), maksiat, dan objek

haram.

4. Manfaat Asuransi Syariah

Asuransi pada dasarnya dapat memberikan manfaat bagi para peserta

asuransi antara lain, sebagai berikut:30

a. Rasa aman dan perlindungan. Peserta asuransi berhak memperoleh

klaim (hak peserta asuransi) yang wajib diberkan oleh perusahaan

29 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar

Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 30Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009). Cet.

Ke-1, h.255-256.

Page 32: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

23

asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Klaim tersebut akan

menghindarkan peserta asuransi dari kerugian yang mungkin timbul.

b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar

kemungkinan terjadinya suatu kerugian, dan semakin besar

kerugiaan yang ditimbulkannya makin besar pula premi

pertanggungannya.

c. Berfungsi sebagai tabungan. Kepemilikan dana pada asuransi

syariah merupakan hak peserta. Perusahaan hanya sebagai

pemegang amanah untuk mengelolanya secara syariah. Jika pada

masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi

dan mengundurkan diri sebelum masa reversing priod, maka dana

yang dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil

yang telah diniatkan untuk Tabarru’ (dihibahkan).

d. Alat penyebaran risiko. Dalam asuransi syariah risiko dibagi

bersama para peserta sebagai bentuk saling tolong-menolong dan

membantu di antara mereka.

e. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan

asuransi akan melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu

bidang usaha tertentu.

5. Jenis-jenis Asuransi Syariah

Menurut undang-undang Nomor: 2 Tahun 1992 tentang usaha

perasuransian, jenis usaha perasuransian meliputi asuransi kerugian,

asuransi jiwa, dan reasuransi.

a. Asuransi Kerugian, yaitu suatu jasa yang diberikan perusahaan

asuransi dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan

manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang

timbul dari peristiwa yang tidak pasti seperti kebakaran,, kecelakaan

kendaraan bermotor, pencurian, dan lain sebagainya.

b. Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan

asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa

Page 33: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

24

atau meninggalnya seseorang yang diasuransikan. Asuransi jiwa

merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang

menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan

oleh risiko kematian, risiko hari tua, dan risiko kecelakaan.

c. Reasuransi pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau

pertanggungan yang diasuransikan atau sering disebut asuransi dari

asuransi. Reasuransi merupakan suatu sistem penyebaran risiko

dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari

pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain.

Perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa

dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh

perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.

6. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Asuransi syariah secara teoritis masih menginduk kepada kajian

ekonomi Islam secara umum. Oleh karena itu, asuransi syariah harus

tunduk kepada aturan-aturan syariah. Inilah yang kemudian membentuk

karakteristik asuransi syariah secara unik dan membedakan dari asuransi

konvensional. Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi

konvensional adalah sebagai berikut:31

a. Asuransi syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang

bertugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan

investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan

dalam asuransi konvensional.

b. Akad pada asuransi syariah adalah akad Tabarru’ (hibah) untuk

hubungan sesama peserta dimana pada dasarnya akad dilakukan atas

dasar tolong-menolong (Taawun). Untuk hubungan antara peserta

dengan perusahaan digunakan akad tijarah (ujrah/fee), mudharabah

(bagi hasil), mudhabarah musyarakah, wakalah bil ujrah

31 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) Cet.

Ke-1, h.266-267.

Page 34: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

25

(perwakilan), wadiah (titipan), syirkah (berserikat). Sedangkan pada

asuransi konvensional akad berdasarkan jual-beli (tabbaduli).

c. Investasi dana pada asuransi syariah berdasarkan bagi hasil

(mudharabah), bersih dari gharar, maysir, dan riba. Sedangkan

pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai landasan

perhitungan investasinya.

d. Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan hak peserta.

Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya

secara syariah. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul

dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Sehingga,

perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.

e. Dalam mekanismenya, asuransi syariah tidak mengenal dana hangus

peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan

mengundurkan diri sebelum masa reversing priod, maka dana yang

dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang

telah diniatkan untuk Tabarru’ (dihibahkan).

f. Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru’

(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan

bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong-

menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada

asuransi konvensional pembayaran klaim diambil dari dana rekening

perusahaan.

g. Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara

perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi

yang telah ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional

seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.

h. Asuransi syariah menggunakan sistem sharing of risk dimana terjadi

proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya

(ta’awun), sedangkan pada asuransi konvensional yang dilakukan

adalah transfer of risk, dimana terjadi pengalihan risiko dari

tertanggung (klien) kepada penanggung (perusahaan).

Page 35: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

26

i. Asuransi syariah menggunakan konsep akuntansi cash basis yang

mengakui apa yang telah ada, sedangkan asuransi konvensonal

menggunakan sistem akuntansi accrual basis yang mengakui aset,

biaya, kewajiban yang sebenarnya belum ada (padahal belum tentu

terealisasikan).

j. Asuransi syariah dibebani kewajiban membayar zakat dari

keuuntungan yang diperoleh sedangkan asuransi konvensional tidak.

D. Review Studi Terdahulu

Peneliti merujuk beberapa sumber sebagai dasar pada penelitian,

diantaranya; Tesis dari Muhammad Johari, Progam pascasarjana UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Respon Masyarakat Muslim Kota Mataram

Terhadap Asuransi Syariah. Penelitian ini membahas tentang respon masyarakat

muslim Kota Mataram terhadap asuransi syariah. Ada dua pokok pembahasan pada

tesis ini, yaitu: pertama, respon masyarakat muslim kota Mataram terhadap asuransi

syariah, dan yang kedua, faktor – faktor yang mendorong perkembangan asuransi

syariah di kota Mataram. Analisa data yang digunakan ialah metode kuantitatif dan

kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau

angket, interview atau wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa respon masyarakat muslim Kota Mataram terhadap asuransi

syariah secara keseluruhan adalah positif. Faktor-faktor yang mendorong

perkembangan asuransi syariah dikota mataram antara lain mayoritas penduduk

muslim, pertumbuhan ekonomi masyarakat, kepercayaan masyarakat terhadap

asuransi syariah, adanya kerjasama dengan LKS dan instansi pemerintah setempat.

Jurnal, ADDIN, Vol. 8 No. 1, Februari 2014 oleh Anita Rahawaty, STAIN

Kudus, Jawa Tengah, dengan judul Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syariah

Terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI Syariah Semarang. Jurnal ini

membahas tentang pengaruh persepsi tentang bank syariah yang terdiri oleh tiga

variable, yaitu: persepsi tentang bunga bank, persepsi tentang sistem bagi hasil, dan

persepsi tentang produk bank syariah terhadap minat menggunakan produk di BNI

Page 36: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

27

Syariah Semarang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain paradigma

positivistik dan teknik analisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil

dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi terhadap bunga bank dan persepsi

tentang sistem bagi hasil berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

menggunakan produk bank syariah. Sedangkan persepsi tentang produk bank

syariah tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan produk bank syariah.

Jurnal SAINTIFIKA ISLAMICA, Vol 2, No. 1, priode Januari-Juni 2015

oleh Sutomo, dosen fakultas agama Islam Universitas Ibnu Kholdun Jakarta,

dengan judul Persepsi dan Kesadaran Berasuransi Dana Pendidikan Syariah Orang

Tua Peserta Didik Madrasah Aliyah. Jurnal ini membahas tentang persepsi dan

kesadaran berasuransi pendidikan syariah para orang tua peserta didik di madrasah

aliayah 19 Jakarta. Tujuan dari penelitan ini ialah untuk mengethaui kontribusi

persepsi tentang asuransi dana pendidikan syariah terhadap kesadaran berasuransi

pendidikan syariah. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini ialah survey

dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian berjumlah 30 orang tua peserta

didik di MAN 19 Jakarta. Teknik pengambilan sampel ialah dengan purposive

sampling dan menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan persepsi tentang

asuransi dana pendidikan syariah terhadap kesadaran berasuransi dana pendidikan

syariah. Persepsi orang tua peserta didik terhadap asuransi dana pendidikan syariah

adalah baik. Dan tingkat kesadaran orang tua peserta didik berasuransi pendidikan

syariah ialah tinggi. Dan disimpulkan bahwa kesadaran berasuransi pendidikan

syariah dapat ditingkatkan dengan melalui peningkatan persepsi terhadap asuransi

dana pendidikan syariah.

Skripsi dari Lina Nurul Yama, Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, dengan judul Respon Guru Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta Terhadap

Bank Syariah. Penelitian ini membahas tetang respon guru MAN 4 Jakarta terhadap

bank syariah. Dua masalah pokok yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

bagaimana respon guru man 4 terhadap bank syariah, dan adakah pengaruh respon

Page 37: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

28

guru MAN 4 terhadap penggunaan produk di bank syariah. Metode yang digunakan

ialah metode kualitatif dan kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linear

berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru MAN 4

memiliki respon yang cukup baik dan ada kepercayaan terhadap bank syariah.

Berdasarkan hasil uji regresi, menunjukan bahwa variable kognitif (pengetahuan)

secara signifikan dapat memprediksi aspek afektif (arah sikap) pada guru MAN 4

Jakarta.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini membahas

respon dari pengurus pada majelis ekonomi dan kewirausahaan PP Muhammadiyah

dan Lembaga Ekonomi Nahdlatul Ulama PBNU terhadap minat menggunakan

asuransi syariah. Metode yang digunakan adalah kuantatif kemudian

dikembangkan dengan deskriptif analisis. Penelitian ini merupakan penelitian

survey yaitu dengan membagikan kuesioner kepada para responden, kemudian data

yang diperoleh diolah menggunakan aplikasi SPSS. Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu sampel yang diambil secara

sengaja karena dianggap memenuhi kriteria dalam penelitian. Hasil dari penelitian

ini adalah analisis respon anggota ormas Islam NU dan Muhammadiyah terhadap

minat menggunakan asuransi syariah.

Page 38: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif yaitu penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada

perlakuan terhadap objek yang diteliti.32 Adapun pendekatan penelitian yang

digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif atau penelitian survey yaitu

penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.33

Jadi dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dari kuesioner yang

bersifat angka nantinya akan menghasilkan interpretasi data.

B. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam hal ini, data

diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pada lembaga perekonomian

organisasi Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan

Muhammadiyah.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan lembaga

lainnya yang bukan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu

penelitian tertentu. Data tersebut diperoleh dari mempelajari literatur-

literatur kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, internet serta sumber

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

32 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM

2007) h. 109. 33 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuntitatif: Teori dan

Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Ed. 1, h. 49.

Page 39: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

30

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data maka penulis

menggunakan kuesioner (angket), yaitu merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan kepada responden untuk dijawab.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sample yang peneliti gunakan adalah purposive

sampling, yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.

Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa

seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi pengetahuan terhadap

asuransi syariah yang diperlukan bagi peneliti. Dalam penelitian ini,

sampel yang diambil sebanyak 30 responden oleh peneliti dari pengurus di

lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan

kewirausahaan Muhammadiyah masing-masing sebanyak 15 responden.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah:34

1. Variabel Independen (X)

Variable Bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau

variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan

variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk

menentukan hubungan dengan suatu gejala yang akan diobservasi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut:

a. Respon Kognitif (X1), yaitu aspek pengetahuan dan pemahaman

terhadap asuransi syariah.

34 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2007), Ed. 1, h. 11.

Page 40: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

31

b. Respon Afektif (X2), yaitu aspek penilaian dan keyakinan terhadap

asuransi syariah.

c. Respon Konatif (X3), yaitu aspek keinginan menjadi nasabah

asuransi syariah atau memiliki produk asuransi syariah.

2. Variabel dependen (Y).

Variabel Terikat/Tergantung (dependen variable) adalah variabel

yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas.

Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur menentukan

pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel dependen pada

penelitian ini ialah minat menjadi nasabah asuransi syariah.

D. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Realibilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut.35 Validitas menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.36 Rumus

yang digunakan untuk mengukur validitas adalah:

35 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, (Semarang:

Undip, 2006), Cet. IV, h. 45. 36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES)

Cet.4 h.122.

Page 41: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

32

Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi X dan Y

N = Jumlah Responden

X = Skor tiap item

Y = Skor total

Validitas data diukur dengan membandingkan r hitung

dengan r tabel (r product moment). Jika r hitung > r tabel, dan nilai

positif, maka butir pertanyaan dinyatakan valid.37

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan

hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat

pengukur tersebur realibel. Dengan kata lain, realibilitas

menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama.38 Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

jika memberikan nilai Cronbach Alpha> dari 0,60.39 Standarisasi

relialibilitas ini didasari oleh kaidah relialibilitas Guilfor. Adapun

bagan kaidah Guilfor adalah sebagai berikut.

Tabel 3. 1Tabel Kaidah Realibilitas Guilfor

Koefisien Kriteria

< 0.2 Tidak Reliabel

0.2 – 0.39 Kurang Reliabel

0.4 – 0.59 Cukup Reliabel

0,6 – 0.79 Reliabel

> 0.8 Sangat Reliabel

37Imam Ghozali, Ibid. h. 46. 38 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES)

Cet.4 h.140. 39 Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit

Universitas Diponerogo: Semarang, 2005), h. 45

Page 42: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

33

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi

linier berganda ini, maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil

yang diperoleh memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE),

yaitu koefisien regresi yang linier, tidak bias, konsisten (walaupun sampel

diperbesar menuju tak terhingga, taksiran yang didapat akan tetap

mendekati nilai parameternya).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model

regresi variabel terikat dan bebas keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang berdistribusi normal. Asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara

mendektesi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan grafik dan uji statistik.40

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam regresi.

Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi korelasi

antara variabel independen. Variabel-variabel menjadi tidak

ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.41 Uji

multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF

(Varience Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance

tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin

rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinearitas.

40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponogoro, 2009), h. 110. 41 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponogoro, 2009), h. 91.

Page 43: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

34

c. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno menyatakan bahwa autokorelasi adalah

keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan

yang satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut

runtun waktu. Regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya

masalah autokorelasi.42

Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam

suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung

mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau

sekitar angka 2 maka model tersebut terbatas dari asumsi klasik

autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak

didaerah No Autocorelation.43

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model

regresi yang baik menysaratkan tidak adanya masalah

heterokedastisitas. Heterokedastisitas menyebabkan penaksiran atau

estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan

menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya

heterokedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot

regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas

dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah

heterokedastisitas. Scatterplot dapat dilihat pada output regresi.44

42Dwi Priyatno, Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS, (Yogyakarta:

Gava Media, 2013), h. 61. 43Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan

SPSS, (Yogyakarta: ANDI, 2005), Ed. 1, h. 60. 44 Dwi Priyatno, Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS, (Yogyakarta:

Gava Media, 2013), h. 59.

Page 44: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

35

3. Uji Hipotesis

a. Uji Simultan (F)

Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel

independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-

sama berpengaruh terhadap dependen.45 Dalam hal ini hipotetis yang

digunakan adalah:

1) H0 : 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 = 0, variabel bebas tidak berpengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

2) H0 : 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 ≠ 0, variabel bebas berpengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat.

Pada tingkat signifikan 5% = 0,05 dengan kriteria pengajuan yang

digunakan sebagai berikut:

1) H0 ditolak dan H1 diterima, apabila F hitung > F tabel, artinya

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap

variabel terikat secara nyata.

2) H0 diterima dan H1 ditolak, apabila F hitung < F tabel, artinya

variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap

variabel terikat secara nyata.

b. Uji Parsial (t)

Uji parsial bertujuan umtuk mengetahui besarnya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual (parsial)

terhadap variabel dependen. Dalam hal ini hipotesis yang digunakan

adalah:

45 Dwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom,

2011), h. 67.

Page 45: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

36

Menentukan H0 dan H1:

1) 𝐻0 : H1= 0, berarti tidak terdapat penegaruh yang nyata antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

2) H0 : H1≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel

bebas dengan variabel terikat.

Pada tingkat signifikan 5% = 0,05 dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut:

1) Jika sig > 0,05, maka H1 diterima

2) Jika sig < 0,05, maka H1 ditolak

4. Uji Regresi Berganda

Regresi linier berganda (multiple linier regresion) bertujuan

menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan

dua atau lebih variabel bebas.46 Jika ada lebih dari satu variabel bebas

untuk mengestimasi nilai Y, persamaan tingkat pertama persamaan disebut

pertemukaan regresi (regression surface).47

Regresi linear berganda ini didasarkan pada 3 variabel. Variabel

independen yaitu: Kognitif (X1), Afektif (X2) dan Konatif (X3).

Sedangkan variabel dependen ini adalah minat berasuransi syariah (Y).

Adapun model persamaan regresi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

46 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra

Wacana Media, 2007), Ed. 1, h. 138. 47 Suharsimi Arikunto, Edisi Revisi V.Renika Cipta, (Jakarta: 2002), h. 264.

Page 46: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

37

Dimana:

Y = Variabel Dependen, yaitu minat berasuransi syariah.

a = Koefisien konstanta.

b = Koefisien Regresi

X1 = Variabel independen 1, yaitu Kognitif.

X2 = Variabel Independen 2, yaitu Afektif.

X3 = Variabel Independen 3, yaitu Konatif.

e = error, menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga

atau statistic.

5. Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas.48

48 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta, BPFE, 2013). Cet. Ke-

4,

Page 47: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah

1. Nahdlatul Ulama

Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama) disingkat NU adalah sebuah

organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31

januari 1926 di Surabaya49, dan bergerak dibidang keagamaan,

pendidikan, sosial dan ekonomi. Nahdlatul Ulama menganut paham

ahlussunah wal jama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah

antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis).

Karena itu sumber pemikiran NU tidak hanya Al-Quran, sunnah, tetapi

juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.

Tujuan organisasi Nahdlatul Ulama adalah menegakan ajaran Islam

menurut paham ahlussunah wal jama’ah di tengah-tengah kehidupan

masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Dengan usaha yang dilakukan organisasi diberbagai bidang,

diantaranya sebagai berikut: 50

a. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan

meningkatkan persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan

dalam perbedaan.

b. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai

dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertaqwa,

berbudi luhur, berpengetahuan luas.

c. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta

kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-islaman dan kemanusiaan.

49 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung,

1996) h.239.

50Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga

Nahdlatul Ulama (Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU, 2015) Cet. II, h. 40.

Page 48: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

39

d. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk

menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan

berkembangnya ekonomi rakyat.

e. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama memiliki perangkat

organasasi yaitu, lembaga, badan otonom, dan banda khusus. Diantara dari

lembaga tersebut ialah lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU).

LPNU bertugas melaksanakan kebijakan NU dibidang pengembangan

ekonomi warga NU.

2. Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi

munkar dan tajdid yang berasaskan Islam dan bersumber dari Al-Quran

dan As-Sunnah.51 Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan

pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah bertepatan tanggal 18 November

1912 Miladiyah di Yogyakarta.

Maksud dan tujuan dari organisasi muhammadiyah ialah menegakan

dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan, organisasi

muhammadiyah melaksanakan dakwah amar maruf nahi munkar yang

diwujudkan di segala bidang kehidupan. Usaha muhammadiyah

diwujudkan dalam bentuk amal usaha, progam, dan kegiatan yang macam

dan penyelenggaraannya diatur dalam anggaran rumah tangga organisasi.

Organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah memiliki beberapa

majelis dan lembaga serta organisasi otomonom. Salah satu dari majelis

yang dimiliki oleh organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah ialah

majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah. Sebagai bagian dari

organisasi, majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah

51 Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah,(Yogyakarta: Pimpinan Pusat

Muhammadiyah, 2010) Cet. ke-V, h.9.

Page 49: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

40

menjalankan kegiatan yang lebih operasional dibidang ekonomi dan

kewirausahaan. Majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah

memiliki 128 lembaga keuangan mikro;baitul tanwil yang tersebar di

seluruh Indonesia, dan 242 koperasi usaha mandiri.

B. Identifikasi Responden

Data di bawah ini merupakan hasil dari kuesioner respon pengurus ormas

Islam di lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan

kewirausahaan Muhammadiyah terhadap minat berasuransi syariah yang dibagikan

kepada 30 responden. Dari data yang diperoleh telah diklasifikasikan berdasarkan

jenis kelamin, usia responden, dan status perkawinan, serta pendidikan terakhir

responden, yaitu sebagai berikut:

1. Identitas Jenis Kelamin Responden

Gambar 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.1 diatas menunjukan bahwa seluruh responden adalah

berjenis kelamin laki-laki.

100%

0%

Jenis Kelamin

Laki-laki: 30 orang

Perempuan: 0 orang

Page 50: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

41

2. Identitas Usia Responden

Gambar 4.2 Identitas Usia responden

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden

berusia antara 41-50 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 37%.

Pada usia antara 31-40 tahun menjadi jumlah terbanyak kedua yaitu 9

orang atau sebesar 30%, usia antara 51-60 tahun menjadi jumlah terbanyak

ketiga yaitu 7 orang atau sebesar 23%, sedangkan usia diatas 60 tahun

menjadi jumlah responden terendah yaitu 3 orang atau sebesar 10%.

30%

37%

23%

10%

Usia

31-40: 9 orang

41-50: 11 orang

51-60: 7 orang

>60: 3 orang

Page 51: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

42

3. Identitas Pendidikan Terakhir Responden

Gambar 4.3 Identitas Pendidikan Terakhir Responden

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.3 di atas menunjukan bahwa latar belakang

pendidikan formal yang ditamatkan oleh responden sebagian besar adalah

tamatan pasca sarjana, yaitu sebanyak 22 orang atau 73.33%. Sedangkan

latar belakang pendidikan responden lainnya adalah sarjana, yaitu

sebanyak 8 orang atau 26.67%.

26,67%

73,33%

Pendidikan Terakhir

SD/SMP: 0 orang

SMA: 0 orang

Diploma: 0 orang

Sarjana: 8 orang

Pasca Sarjana: 22 orang

Page 52: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

43

4. Identitas Status Pernikahan Responden

Gambar 4.4 Identitas Status Pernikahan Responden

Sumber: Data primer yang diolah

Dari gambar 4.4 di atas menunjukan bahwa seluruh responden

berstatus menikah, yaitu sebanyak 30 orang atau 100%.

C. Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif

1. Uji Validitas

Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang akan diukur.

Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin

mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang

seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan

kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan

0,00%

100,00%

Status Pernikahan

Belum Menikah: 0

Menikah: 30

Page 53: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

44

fungsi ukuranya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna

dantujuan diadakannya tes tersebut.52

Untuk uji validitas dilakukan dengan rumus statistik yaitu dengan

membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana df = n-k. Dalam hal

ini n adalah jumlah responden, yaitu pengurus ormas Islam di Lembaga

Perekonomian Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Muhammadiyah terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah dengan

jumlah sampel (n) = 30, maka besarnya df = 30 – 3 = 27. Dengan alpha =

0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,381 (tercantum dalam lampiran). Butir

pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > dari r tabel.

a. Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan)

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) Item-

Total Statistics

Variabel Corrected Item-

Total Correlation

r tabel α=0.05, n=30,

df=30-3=27 Keterangan

P1 0,743 > 0,381 Valid

P2 0,615 > 0,381 Valid

P3 0,661 > 0,381 Valid

P4 0,817 > 0,381 Valid

P5 0,769 > 0,381 Valid

P6 0,617 > 0,381 Valid

P7 0,756 > 0,381 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.1 terlihat bahwa semua nilai

Corrected pertanyaan 1 sampai pertanyaan 7 lebih besar dari 0.381

sehingga semua pertanyaan dapat dikatakan valid.

52

Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2007), h.57

Page 54: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

45

b. Variabel X2 (Afektif/Sikap)

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) Item-Total

Statistics

Variabel

Corrected

Item-Total

Correlation

r tabel α=0.05,

n=30, df=30-

3=27

Keterangan

P1 0,506 > 0,381 Valid

P2 0,630 > 0,381 Valid

P3 0,571 > 0,381 Valid

P4 0,614 > 0,381 Valid

P5 0,751 > 0,381 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.2 terlihat bahwa item pertanyaan 1

sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari

0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

c. Variabel X3 (Konatif)

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) Item-Total

Statistics

Variabel

Corrected

Item-Total

Correlation

r tabel α=0.05,

n=30, df=30-

3=27

Keterangan

P1 0,640 > 0,381 Valid

P2 0,512 > 0,381 Valid

P3 0,711 > 0,381 Valid

P4 0,781 > 0,381 Valid

P5 0,823 > 0,381 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.3 terlihat bahwa item pertanyaan 1

sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari

0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

Page 55: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

46

d. Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah)

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah) Item-

Total Statistics

Variabel

Corrected

Item-Total

Correlation

r tabel α=0.05,

n=30, df=30-

3=27

Keterangan

P1 0,727 > 0,381 Valid

P2 0,916 > 0,381 Valid

P3 0,780 > 0,381 Valid

P4 0,852 > 0,381 Valid

P5 0,739 > 0,381 Valid

Sumber : Data Primer yang diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat bahwa item pertanyaan 1

sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari

0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai

Cronbach Alpha berada diatas 0,50. Standarisasi reliabilitas ini didasari

oleh kaidah reliabilitas Guilfor. Adapun bagan kaidah Guilfor adalah pada

tabel 3.1 menunjukkan uji reliabilitas untuk 4 variabel penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Kognitif (Pengetahuan) 0,901 Reliabel

Afektif (Sikap) 0,818 Reliabel

Konatif (Tindakan) 0,866 Reliabel

Minat Berasuransi Syariah 0,922 Reliabel

Sumber : Data Primer yang diolah

Tabel 4.5 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel

kognitif (pengetahuan) sebesar 0.901, variabel afektif (sikap) sebesar

0.818, konatif (tindakan) sebesar 0.866 dan variabel minat berasuransi

Page 56: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

47

syariah sebesar 0,922. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih

besar dari 0.6.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan bagian dari salah satu persyaratan

analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan

analisis yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji

kenormalan distribusinya.

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi

data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Salah satu cara melihat

data adalah dengan probability plot normal. Berikut ini adalah

gambar dari hasil analisis uji normalitas data.

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Data Primer Output SPSS

Page 57: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

48

Dengan melihat normal P-P plot diatas (gambar 4.5) dapat dilihat

bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model

regresi telah memenuhi asumsi normalitas.53

b. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat

apakah ada pola tertentu pada grafik scatter plot antara Z prediction

untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai

residualnya merupakan variabel terikat (Y=Y prediksi-Y Rill).

Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas

adalah:

1) Jika ada pola tertentu yang membentuk pola tertentu teratur

(bergelombang, melebur, kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas

dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

53 Duwi Priyatno, Analisis, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta, Gava

Media, 2013) h. 59.

Page 58: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

49

Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer Output SPSS

Berdasarkan gambar 4.12 grafik scatterplot Hasil pengujian

heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk

pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di

atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dengan demikian dalam uji

normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dalam model

regresi dapat dipenuhi dalam ketiga uji klasik ini.

c. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat

nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin

besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah

multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan

bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka

Page 59: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

50

tidak terjadi multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji

multikolinearitas.54

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218

Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009

Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591

Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831

a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)

Sumber: Data Primer Output SPSS

Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance

mendekati angka 1 yaitu total kognitif sebesar 0,218, total afektif

sebesar 0,152, total konatif sebesar 0,261. Nilai Variance Inflation

Factor (VIF) disekitar angka 1 yaitu total kognitif sebesar 5,009,

total afektif sebesar 6,591, dan total konatif sebesar 3,831. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak

terdapat problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam

penelitian ini.

d. Uji Autokorelasi

Auto korelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi

dalam satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang

berturut turut sepanjang waktu memiliki korelasi antar satu dengan

yang lain. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya

54 Duwi Priyatno, Analisis, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta, Gava

Media, 2013) h. 59-60.

Page 60: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

51

masalah autokorelasi. Dalam penelitian uji autokorelasi dilakukan

dengan menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar

pengambilan keputusannya sebagai berikut55:

1) Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.

3) Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

Hasil pengujian DW juga disediakan dalam analisis regresi

berganda. Jika n<15 pembuktian bisa dilakukan dengan tabel

langsung klasifikasi nilai d.

Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15)

Nilai d Keterangan

<1.10 Ada autokorelasi

1.10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan

1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan

>2.91 Ada autokorelasi

Sumber : Aplikasi Statistik Praktis, 2003

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .936a .875 .861 1.464 2.083

a. Predictors: (Constant), Respon Konatif , Respon Kognitif, Respon

Afektif

b. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah

Tabel 4.8 berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas diketahui

bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,083 dan berdasarkan

55 Singgih Sasonto, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik, (Jakarta, Elex Media

Komputindo, 2012), h. 243

Page 61: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

52

Tabel Nilai Durbin-Waston berada dikisaran nilai 1.55 – 2.46 yang

menurut tabel Nilai Durbin-Watson berarti tidak ada autokorelasi.

4. Persamaan Regresi Linear Berganda

Penelitian ini mengunakan model analisis regresi linier untuk

pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini untuk menggunakan input

berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Pada output ini, dijelaskan

nilai koefisien dari persamaan regresi dalam kasus ini, persamaan regresi

berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3

Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T

Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218

Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009

Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591

Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831

a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah

Dimana:

α : Nilai konstanta, yaitu -2.397

β1: Koefisien variabel kognitif, yaitu 0,145

β2: Koefisien variabel afektif, yaitu 0,565

β3: Koefisien variabel konatif, yaitu 0,769

Y: Minat Berasuransi Syariah

X1: Kognitif

X2: Afektif

X3: Konatif

Page 62: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

53

Berdasarkan tabel tersebut di atas (coefficients), nilai-nilai pada

output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda

berikut:

Y = (a)-2,397+ (X1)0,145+ (X2)0,565+ (X3)0,769

Penjelasan dari persamaan tersebut adalah:

a. Nilai konstanta (a) sebesar (-2,397) dapat diasumsikan bahwa

apabila nilai variabel independent lainnya 0, maka nilai variabel

dependent dalam hal ini minat berasuransi syariah tanpa

dipengaruhinya variabel independent adalah tetap sebesar (-2,397).

b. Nilai koefisien regresi variabel kognitif (X1) sebesar 0,145

menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel

kognitif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah

sebesar 0,145.

c. Nilai koefisien regresi variabel afektif (X2) sebesar 0,565

menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel

afektif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah

sebesar 0,565.

d. Nilai koefisien regresi variabel konatif (X3) sebesar 0,769

menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel

kognitif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah

sebesar 0,769.

Persamaan model ini, menunjukkan bahwa variabel respon kognitif

(X1), afektif (X2) dan konatif (X3) menunjukkan nilai yang baik terhadap

minat berasuransi syariah berdasarkan nilai koefisien regresi pada setiap

variabel, jika variabel diurutkan dari pengaruh yang terbesar sampai yang

terkecil adalah variabel konatif (X1), afektif (X2) dan kognitif (X3). Jadi

berdasarkan regresi di atas yang paling berpengaruh terhadap minat

berasuransi syariah adalah variabel konatif (X1).

Page 63: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

54

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2

pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square

yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R

Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang

digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau dapat

turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.

Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.

Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .936a .875 .861 1.464 2.083

a. Predictors: (Constant), Respon Konatif , Respon Kognitif, Respon

Afektif

b. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel minat

berasuransi syariah dengan ketiga variabel bebas secara umum sebesar

0,936 menunjukan variabel kognitif, afektif dan konatif terhadap minat

berasuransi syariah dengan kategori “kuat”. bahwa variabel kognitif,

afektif dan konatif mempunyai hubungan positif terhadap variabel minat

berasuransi syariah sebesar 0,936.

Untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dengan menggunakan koefisien determinasi atau

Adjusted R Square. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,861 (86,1%).

Hal ini menunjukan bahwa variabel minat berasuransi syariah (Y)

yang dapat dijelaskan oleh variabel respon kognitif/pengetahuan (X1),

variabel (respon) afektif/sikap (X2), variabel respon konatif/tindakan (X3)

Page 64: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

55

sebesar 86,1% sedangkan sisanya 13,9% dijelaskan dengan faktor-faktor

lain diluar ketiga variabel tersebut.

6. Uji Hipotesis

a. Uji Parsial (uji t)

Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.11 jika nilai t hitung

lebih besar dari ttable atau probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka

Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari

t table atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan

Ha ditolak.

Tabel 4.11 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218

Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009

Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591

Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831

a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah

Sumber : Data Primer Output SPSS

1) Respon Kognitif (Pengetahuan) Terhadap minat berasuransi

syariah (X1)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model

1 terdapat nilai sig.0,033 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,033

< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1)

mempunyai nilai t hitung yakni sebesar 1,946 dengan t tabel

sebesar 1,703, jadi, t hitung > t tabel, dapat disimpulkan bahwa

respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian

Page 65: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

56

Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Muhammadiyah yang dilihat dari variabel kognitif berpengaruh

signifikan terhadap minat berasuransi syariah.

2) Respon Afektif (Sikap) Terhadap minat berasuransi syariah (X2)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model

1 terdapat nilai sig.0,028 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,028

<0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Variabel (X1)

mempunyai nilai thitung yakni sebesar 2,332 dengan ttabel

sebesar 1,703, jadi, thitung > ttabel, dapat disimpulkan bahwa

respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian

Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Muhammadiyah yang dilihat dari variabel afektif berpengaruh

signifikan terhadap minat berasuransi syariah.

3) Respon Konatif (Tindakan) Terhadap minat berasuransi syariah

(X3)

Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model

1 terdapat nilai sig.0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,010

< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1)

mempunyai nilai thitung yakni sebesar 5,039 dengan ttabel

sebesar 1,703, jadi, thitung>ttabel, dapat disimpulkan bahwa

respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian

Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Muhammadiyah yang dilihat dari variabel konatif berpengaruh

signifikan terhadap minat berasuransi syariah.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak, yaitu untuk

mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan atau

serentak terhadap variabel dependen apakah berpengaruh signifikan

atau tidak.

Page 66: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

57

Hasil hipotesis dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat

dari tabel di bawah ini:

Tabel 4.12 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 391.049 3 130.350 60.790 .000b

Residual 55.751 26 2.144

Total 446.800 29

a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah

b. Predictors: (Constant), Respon Konatif, Respon Kognitif, Respon

Afektif

Berdasarkan tabel output ANOVA di atas didapat nilai F hitung

sebesar 60,790, sedangkan nilai f tabelnya dapat dicari dari tabel

statistik pada signifikansi = 0,05/2= 0,025 (uji dua sisi dengan df=

n-k atau 30-3 = 27, maka didapat f tabel adalah 2,950. Selain itu nilai

signifikan sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikansi α =

0,05. Karena nilai f hitung > dari f tabel (60,790 > 2,950). Dan nilai

signifikansi < dari pada taraf signifikansi α = 0,05 (0,000<0,05) Ho

ditolak dan Ha diterima kesimpulannya pengetahuan (X1), sikap

(X2), dan tindakan (X3) secara bersama sama berpengaruh terhadap

variabel minat berasuransi sariah (Y).

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang disebar di lembaga perekonomian

Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah,

kemudian diolah dengan bantuan aplikasi SPSS versi 24, maka didapatkan hasil

dari respon kognitif, afektif, dan konatif terhadap minat menjadi nasabah asuransi

Page 67: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

58

syariah. Secara keseluruhan, ketiga respon tersebut memberikan pengaruh terhadap

minat menjadi nasabah asuransi syariah.

Respon kognitif (pengetahuan) dari pengurus di lembaga perekonomian

Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah

menunjukan respon yang positif dan berpengaruh terhadap minat menjadi nasabah

asuransi syariah. Hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner bahwa sebagian besar

pengurus sudah banyak yang memahami dan mengetahui apa yang dimaksud

dengan asuransi syariah, sistem yang digunakan dalam asuransi syariah dan mampu

membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional.

Selain itu, respon afektif (sikap) yang positif juga diberikan oleh pengurus

lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan

Muhammadiyah. Hal ini ditunjukan dari sikap merasa senang dan merasa aman

dengan adanya asuransi syariah. Mereka senang karena asuransi syariah

menggunakan konsep tolong menolong kepada sesama pesertanya dan mereka

merasa aman terhindar dari perkara yang haram (gharar, maisir dan riba) karena

asuransi syariah diawasi oleh dewan pengawas syariah.

Begitu juga dengan respon konatif (tindakan) dari para pengurus di

lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan

Muhammadiyah. Respon konatif ini bahkan menjadi respon yang paling

berpengaruh signnifikan terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah. Hal ini

dibuktikan dengan tindakan para pengurus di lembaga perekonomian Nahdlatul

Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah yang aktif dalam

mencari informasi tentang asuransi syariah, dan lebih memilih asuransi syariah

dibandingkan dengan asuransi konvensional.

Page 68: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan analisis dari respon organisasi masyarakat Islam

terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah, maka dapat disimpulkan:

1. Jika dilihat dari hasil uji t atau uji secara parsial, maka variabel kognitif,

afektif, dan konatif menunjukan hasil yang baik, karena masing-masing

variabel memberikan pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi

syariah. Variabel kognitif mempunyai nilai t hitung yakni sebesar 1,946

dengan t tabel sebesar 1,703. Variabel afektif mempunyai nilai thitung

yakni sebesar 2,332 dengan ttabel sebesar 1,703. Variabel konatif

mempunyai nilai thitung yakni sebesar 5,039 dengan ttabel sebesar 1,703,

jadi, dari ketiga variabel tersebut memiliki thitung > ttabel, dan dapat

disimpulkan bahwa respon pengurus ormas Islam di Lembaga

Perekonomian Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan

Muhammadiyah yang dilihat dari variabel kogntif, afektif, dan konatif

berpengaruh signifikan terhadap minat berasuransi syariah.

2. Jika dilihat dari hasil uji f atau uji secara simultan, maka variabel kognitif,

afektif, dan konatif secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat

berasuransi syariah. Nilai F hitung sebesar 60,790, sedangkan nilai f

tabelnya dapat dicari dari tabel statistik pada signifikansi = 0,05/2= 0,025

(uji dua sisi dengan df= n-k atau 30-3 = 27, maka didapat f tabel adalah

2,950. Selain itu nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf

signifikansi α = 0,05. Karena nilai f hitung > dari f tabel (60,790 > 2,950).

Dan nilai signifikansi < dari pada taraf signifikansi α = 0,05 (0,000<0,05)

Ho ditolak dan Ha diterima kesimpulannya pengetahuan (X1), sikap (X2),

dan tindakan (X3) secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel

minat berasuransi sariah (Y).

Page 69: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

60

3. Dari hasil analisis secara parsial maka diketahui bahwa variabel yang

paling dominan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berasuransi

syariah adalah variabel konatif. Variabel konatif mempunyai nilai thitung

yakni sebesar 5,039 lebih besar dibandingkan nilai thitung variabel

kognitif yaitu 1,946 dan variabel afektif yaitu 2,332.

B. Saran

Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan perusahaan asuransi syariah dapat bersosialisasi dengan

datang ke organisasi masyarakat Islam dan memberikan penjelasan

tentang praktik asuransi syariah dilapangan.

2. Dengan adanya organisasi masyarakat Islam diharapkan adanya kerjasama

antara perusahaan asuransi syariah dengan para aktivis organisasi

masyarakat Islam untuk sama-sama mengembangkan asuransi syariah

serta mensosialisasikannya ke masyarakat agar asuransi syariah dapat

lebih berkembang pesat di Indonesia.

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar membahas

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi nasabah asuransi

syariah sebagai bentuk kelanjutan dari penelitian tentang respon, dan

perbanyak lagi jumlah sampel yang diteliti, sehingga memberikan hasil

yang lebih baik.

Page 70: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

61

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abdurrahman Psikologi Pendidikan, Cet. Ke- 4, Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana, 1993.

Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Cet. Ke-4 Yogyakarta, BPFE,

2013.

Ali, Hasan Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis

Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Prenada Media, 2004

Amrin, Abdullah Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo, 2011.

Andri, Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed.1 Cet. ke-1 Jakarta:

Kencana 2009.

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Cet. ke-V,

Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010.

Anwar, Khoiril Asuransi Syariah, Halal & Mashlahat, Cet. Ke-1, Solo: Tiga

Serangkai, 2007.

Arikunto, Suharsimi Edisi Revisi V.Renika Cipta, Jakarta: 2002.

B, Elizabeth, Penerjemah Istiwidayanti dan Soedjarwo, Psikologi Perkembangan,

Ed. Ke-5, Jakarta: Erlangga, 1991.

Benson, Nigel C dan Grove, Simon , Terjemahan Medina Khodijah, Mengenal

Psikologi For Beginners, Cet. 1, Bandung: Mizan, 2000.

Benson, Nigel C dan Grove, Simon, Mengenal Psiklogis For Beginners, Cet. Ke-1,

Bandung: Mizan, 2000.

C, Kinnear T, dan Taylor, J.R , Penerjemah Teguh, Agus H Riset Pemasaran

Pendekatan Terpadu, Ed. Ke-3, Jakarta: Erlangga, 1992.

Page 71: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

62

Chaplin, J. P., Kamus Lengkap Psikologi, Cet.-9Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,

2004.

Crow, L & Crow, A, Penerjemah dari Education Psycologi, Psikologi Pendidikan,

Cet. Ke-1, Yogyakarta: Nur Cahya 1989.

D. Dagun, Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian

dan Kebudayaan Nusantara, 2000.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, ed. III Cet. 3 Jakarta:

Balai Pustaka, 2005.

Dewi, Gemala, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah

di Indonesia, Cet. ke-4 Jakarta: Kencana, 2007.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman

Umum Asuransi Syariah.

Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, Cet. IV,

Semarang: Undip, 2006.

Khamis, Masyhuril Takaful Asuransi Syariah, Jakarta: Suatu Solusi, 2009.

Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:

PPM 2007.

Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian

dengan SPSS, Ed. 1, Yogyakarta: ANDI, 2005.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga

Nahdlatul Ulama, Cet. II, Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU,

2015.

Page 72: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

63

Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 Tentang Penerapan Prinsip

Dasar Penyelenggaraaan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan

Prinsip Syariah.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuntitatif:

Teori dan Aplikasi Ed. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Priyatno, Dwi Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS,

Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Priyatno, Dwi, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta:

Mediakom, 2011.

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

1999.

Resti Meldarianda dan Henky Lisan S, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap

Minat Beli Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung, Jurnal

Bisnis dan Ekonomi, Vol 17 No. 2 (September 2010): h. 102.

Rochaety Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS,

Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.

Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Ed. ke-2 Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2007.

Sasonto, Singgih, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik,(Jakarta, Elex Media

Komputindo, 2012.

Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie Lazar , Penerjemah Zoelkifli Kasip,

Perilaku Konsumen, Ed. Ke-7, Cet. 4, Jakarta: Indeks, 2008.

Singarimbun Masri dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survey Cet.4, Jakarta:

LP3ES.

Sobur, Alex, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah,Bandung: CV. Pustaka, 2003.

Page 73: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

64

Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1, Jakarta:

Kencana 2009.

Suma, M. Amin, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, Tanggerang Selatan:

Kholam Publishing, 2006.

Wikipedia: “Daftar Penghargaan yang Diterima dan Dimilik Indonesia". Artikel

diakses pada 11 februari 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_penghargaan_yang_dierima_dan_d

imiliki_Indonesia .

Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya

Agung, 1996.

Page 74: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

65

LAMPIRAN

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wb Wb.

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Alhamdulillahirabbil’alamin, salam silaturahim saya ucapkan, semoga kita semua

dalam perlindungan Allah Swt. dan diberikan kemudahan dalam menjalankan

aktivitas sehari-hari. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad Saw. Dalam rangka proses penyelesaian studi di Universitas Islam

Negeri, maka saya Ahmad Zakariady sedang melakukan penelitian. Adapun judul

penelitian saya adalah “RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT

ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH ASURANSI SYARIAH

(Studi Kasus Pada Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah)”.

Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi

menjawab kuesioner ini. Saya menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan.

Atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab kuesioner ini, saya ucapkan

terimakasih. Semoga Allah Swt. membalas kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i. Aamiin

yaa rabbal ‘alamin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat Saya

Ahmad Zakariady

1111046200028

Page 75: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

66

A. Identitas responden

Lengkapilah identitas diri dibawah ini. Silahkan lingkari (O) pada huruf sesuai

dengan identitas Bapak/Ibu/Saudara/i.

1. Nama :

2. Alamat :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin : a). Laki – laki b). Perempuan

5. Status Perkawinan :

6. Pendidikan Terakhir : a). SD d). Diploma

b). SMP e). Sarjana

c). SMA f). Pasca Sarjana

B. Respon kognitif, afektif, dan konatif responden

Pada pertanyaan dibawah ini, dimohon Bapak/Ibu/Saudara/I untuk memberikan

jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu/Saudara/I,

dengan melingkari pada salah satu jawaban yang telah disediakan sebagai

berikut:

1. STS untuk Sangat tidak setuju

2. TS untuk Tidak setuju

3. KS untuk Kurang setuju

4. S untuk Setuju

5. SS untuk Sangat setuju

Aspek kognitif (pengetahuan)

No Pertanyaan Penilaian

STS TS KS S SS

1 Saya memahami apa yang dimaksud dengan

asuransi syariah.

1 2 3 4 5

2 Saya memahami sistem dalam asuransi syariah

adalah saling tolong menolong (ta’awun).

1 2 3 4 5

3 Saya mengetahui bahwa asuransi syariah bebas

dari adanya praktek maisir, gharar, dan riba.

1 2 3 4 5

4 Saya mengetahui bahwa asuransi syariah sudah

sesuai dengan prinsip syariah karena diawasi

oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah).

1 2 3 4 5

5 Saya memahami perbedaan antara asuransi

syariah berbeda dengan asuransi konvensional.

1 2 3 4 5

Page 76: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

67

6 Saya mengetahui bahwa akad yang digunakan

oleh peserta ke perusahaan asuransi syariah

adalah wakalah bil ujroh.

1 2 3 4 5

7 Saya mengetahui bahwa pembagian hasil

investasi pada asuransi syariah ialah

menggunakan sistem bagi hasil (mudharabah).

1 2 3 4 5

Aspek afektif (sikap)

No Pertanyaan Penilaian

STS TS KS S SS

1 Saya merasa senang karena asuransi syariah

menggunakan konsep tolong menolong.

1 2 3 4 5

2 Saya merasa senang karena asuransi syariah

terbebas dari praktek maisir, gharar dan riba.

1 2 3 4 5

3 Saya merasa aman dari perkara yang haram

saat menggunakan asuransi syariah karena

telah diawasi oleh dewan pengawas syariah.

1 2 3 4 5

4 Saya merasa senang karena asuransi syariah

memberikan manfaat lebih dari pada asuransi

konvensional.

1 2 3 4 5

5 Saya merasa senang karena hasil dari inventasi

pada asuransi syariah dibagi berdasarkan

sistem bagi hasil (mudharabah).

1 2 3 4 5

Aspek konatif (tindakan)

No Pertanyaan Penilaian

STS TS KS S SS

1 Saya lebih memilih asuransi syariah dari pada

asuransi konvensional.

1 2 3 4 5

2 Saya mencari informasi tentang asuransi

syariah.

1 2 3 4 5

3 Saya memiliki polis asuransi syariah karena

saya membutuhkan jaminan untuk saya dan

keluarga saya.

1 2 3 4 5

4 Saya memiliki asurasnsi syarah karena

asuransi syariah tidak ada unsur maisir,

gharar,dan riba.

1 2 3 4 5

Page 77: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

68

5 Saya memilih asuransi syariah karena

konsepnya tolong-menolong antar sesama

peserta asuransi syariah.

1 2 3 4 5

C. Minat berasuransi syariah

No Pertanyaan Penilaian

STS TS KS S SS

1 Saya berminat memiliki asuransi syariah

karena menggunakan sistem tolong menolong

(ta’awun) terhadap sesama peserta asuransi

syariah.

1 2 3 4 5

2 Saya berminat memiliki asuransi syariah

karena asuransi syariah bebas dari maisir,

gharar, dan riba.

1 2 3 4 5

3 Saya berminat memiliki asuransi syariah

karena asuransi syariah sesuai dengan ajaran

Islam.

1 2 3 4 5

4 Saya berminat memiliki asuransi syariah

karena saya merasa membutuhkan jaminan

untuk saya dan keluarga saya.

1 2 3 4 5

5 Saya berminat memiliki asuransi syariah

karena dalam asuransi syariah juga

menawarkan investasi yang sesuai dengan

prinsip syariah.

1 2 3 4 5

Page 78: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

69

Lampiran 2

Page 79: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

70

Page 80: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

71

Page 81: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

72

Page 82: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

73

Page 83: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

74

Tabel t (Pada taraf signifikansi 0,05)

1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)

Page 84: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

75

Tabel r Product Moment Uji 1 Sisi pada taraf signifikansi 0,05

N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 51 0.228

4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 52 0.226

5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 53 0.224

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 54 0.222

7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 55 0.266 0.345

8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 60 0.254 0.330

9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 65 0.244 0.317

10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 70 0.235 0.306

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 75 0.227 0.296

12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 80 0.220 0.286

13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 85 0.213 0.278

14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 90 0.207 0.270

15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 95 0.202 0.263

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 100 0.195 0.256

17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 125 0.176 0.230

18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 150 0.159 0.210

19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 175 0.148 0.194

20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 200 0.138 0.181

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 300 0.113 0.148

22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 400 0.098 0.128

23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 500 0.088 0.115

24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 600 0.080 0.105

25 0.396 0.505 49 0.281 0.364 700 0.074 0.097

26 0.388 0.496 50 0.279 0.361 800 0.070 0.091

Page 85: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

76

Tabulasi Hasil Data Penelitian

Respon Pengurus Organisasi Masyarakat Islam Terhadap Minat Menjadi

Nasabah Asuransi Syariah

Responden X1 X2 X3 Y

1 32 25 24 25

2 32 22 24 23

3 27 20 16 17

4 31 22 23 23

5 19 15 16 17

6 30 23 20 24

7 24 18 17 19

8 29 20 20 21

9 28 21 19 19

10 29 19 19 18

11 24 19 20 20

12 23 17 17 19

13 20 15 12 10

14 27 23 22 25

15 21 14 10 11

16 29 21 20 21

17 23 17 20 22

18 30 22 21 20

19 28 20 21 20

20 25 18 18 19

21 22 15 13 13

22 26 21 19 21

23 21 17 16 15

24 34 22 22 24

25 23 16 19 16

26 23 16 14 13

Page 86: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

77

27 27 21 19 20

28 23 19 18 18

29 31 23 24 23

30 26 20 21 20

Hasil Output SPSS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.901 7

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 22.5000 12.121 .743 .883

VAR00002 22.4333 12.254 .615 .897

VAR00003 22.4667 11.982 .661 .892

VAR00004 22.3000 11.528 .817 .874

VAR00005 22.3333 11.333 .769 .879

VAR00006 22.9000 12.024 .617 .897

VAR00007 22.4667 11.568 .756 .881

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Page 87: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

78

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00008 15.2667 5.720 .506 .814

VAR00009 15.4333 5.564 .630 .776

VAR00010 15.3667 5.413 .571 .796

VAR00011 15.6000 5.834 .614 .782

VAR00012 15.8000 5.269 .751 .741

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.866 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00013 14.6667 8.851 .640 .850

VAR00014 15.2333 9.357 .512 .876

VAR00015 15.3333 7.609 .711 .832

VAR00016 15.1000 6.921 .781 .814

VAR00017 S14.8667 7.499 .823 .802

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.818 5

Page 88: RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM …

79

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.922 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item

Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00018 15.3000 10.907 .727 .918

VAR00019 15.3333 9.747 .916 .882

VAR00020 15.0667 10.133 .780 .908

VAR00021 15.5000 9.707 .852 .894

VAR00022 15.6000 9.766 .739 .919

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Respon Kognitif

Organisasi

Masyarakat

Islam Terhadap

Asuransi Syariah

Respon Afektif

Organisasi

Masyarakat

Islam Terhadap

Asuransi Syariah

Respon Konatif

Organisasi

Masyarakat Islam

Terhadap Asuransi

Syariah

Minat menjadi

Nasabah

Asuransi

Syariah

N 30 30 30 30

Normal Parametersa,b Mean 26.23 19.37 18.80 19.20

Std.Deviation 3.980 2.883 3.488 3.925

Most Extreme Differences Absolute .125 .120 .156 .146

Positive .125 .094 .068 .076

Negative -.090 -.120 -.156 -.146

Kolmogorov-Smirnov Z .685 .659 .856 .802

Asymp. Sig. (2-tailed) .736 .778 .457 .542

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.