respon pengurus organisasi masyarakat islam …
TRANSCRIPT
RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM
TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH ASURANSI SYARIAH
(Studi Kasus pada Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
AHMAD ZAKARIADY
NIM: 1111046200028
Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulah Jakarta
1439H/2018
ii
iii
LENIBAR PEIINYATAAN KEASLIAN K,{RYA ILN{IAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persl,aratan mernperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) di
Universitas Islarr Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarla.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku d Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan liasil jipiakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarla.
Jakarta, Mei 2018
Ahmad Zakaiady
IV
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Ahmad Zakariady
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Mei 1993
3. Alamat : Jalan Cibubur II Blok Ringin Rt.012/03 No. 16,
Kel. Cibubur, Kec. Ciracas, Jakarta Timur.
4. Agama : Islam
5. Nomor Telepon : 0815 1718 1996
6. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. 1998 – 1999 : TK. Tunas Islam Cibubur
2. 1999 – 2005 : SDN 02PT Cibubur
3. 2005 – 2008 : SMPN 258 Jakarta
4. 2008 – 2011 : SMA PKP Jakarta Islamic School
C. Pengalaman Organisasi
1. 2006 – 2008 : Anggota Rohis SMPN 258 Jakarta
2. 2008 – 2011 : Bendahara Rohis SMA PKP Jakarta Islamic School
3. 2012 – 2014 : Anggota Bidang Kemahasiswaan Himpunan
Mahasiswa Progam Studi (HMPS) Muamalat
4. 2016 – sekarang : Anggota Forum Ormas Islam Ciracas Jakarta Timur
vi
ABSTRAK
Ahmad Zakariady, NIM 1111046200028, RESPON PENGURUS
ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI
NASABAH ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus pada Ormas Islam Nahdlatul
Ulama dan Muhammadiyah). Progam Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
1439H/2018M.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan
metode kuantitatif. Dengan membagikan kuesioner kepada 30 responden. Metode
pengambilan sampel yang digunakan ialah purposive sampling. Pengukuran
variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan skala likert 5 point. Dalam
menganalisis peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 24.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel kognitif,
afektif, dan konatif dari pengurus organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama
dan Muhammadiyah memiliki pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi
syariah. Dan variabel konatif menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap minat dibandingan dengan variabel kognitif dan afektif. Sedangkan secara
simultan, variabel kognitif, afektif, dan konatif bersama-sama memberikan
pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.
Kata Kunci : Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif, Nahdlatul Ulama,
Muhammadiyah, Minat Berasuransi Syariah
Pembimbing : Yuke Rahmawati, M.A
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji serta syukur bagi Allah SWT, atas
segala rahmat, nikmat, dan karunia-Nya serta izin-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, tidak sedikit hambatan serta kesulitan yang penulis alami dalam
penyusunan skripsi ini. Namun, karena bantuan serta dukungan dan semangat dari
banyak pihak hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Mufriani, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A., sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama, S.E., M.Si. dan Ibu Tini Anggraeni S.T., sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yuke Rahmawati, MA., selaku Dosen Pembimbing skripsi, yang dengan
sabar telah memberikan bimbingan dan motivasi serta arahan yang diberikan
kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Mu’min Rouf, M.A., selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis menjalani kuliah.
7. Bapak/Ibu dosen dan Staff Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya
dengan ikhlas kepada penulis, dan memberikan pelayanan dan bantuan
administrasi kepada penulis, serta para pengurus perpustakaan yang telah
melayani dan memfasilitasi buku-buku dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
8. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Bapak Dr. H. Eman Suryaman selaku dewan
penasehat Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama beserta jajarannya,
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bapak H. Abdullah Yazid beserta jajarannya,
yang telah mengizinkan penulis melakukan penlitian dan memberikan data-data
terkait penelitian ini.
9. Terimakasih sebesar-besarnya untuk kedua Orangtua dan adik saya, yang
dengan tulus selalu mendoakan, memberikan semangat tiada henti kepada
penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga Allah
selalu memberikan kasih sayang, dan keberkahan-Nya. Aamiin.
10. Ustadz Agung Ismail M.pd., dan Ustadzah Sholehah, M.pd., yang telah
memberikan bimbingan, motivasi semangat dan do’a serta memfasilitasi
berbagai keperluan kepada penulis selama ini.
11. Kepada teman-teman sekelas Konsentrasi Asuransi Syariah 2011, Prodi
Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terima kasih atas bantuan, dukungan, pengalaman dan pembelajaran selama ini
kepada penulis dalam menjalani perkuliahan.
12. Serta semua pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas bantuan dan dukungannya hingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan yang kalian
berikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Aamiin.
Jakarta, 18 Mei 2018
Ahmad Zakariady
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
BAB I ...................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 5
C. Batasan dan Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
E. Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................... 9
BAB II .................................................................................................................. 13
A. Respon ............................................................................................................ 13
B. Minat .............................................................................................................. 17
C. Asuransi Syariah ........................................................................................... 19
D. Review Studi Terdahulu ................................................................................ 26
BAB III ................................................................................................................. 29
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 29
x
B. Sumber Data .................................................................................................. 29
C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 30
D. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 31
BAB IV ................................................................................................................. 38
A. Profil Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ............................................ 38
B. Identifikasi Responden ................................................................................. 40
C. Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif ........................................................ 43
D. Pembahasan ................................................................................................... 57
BAB V ................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN ......................................................................................................... 65
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1Tabel Kaidah Realibilitas Guilfor .................................................... 32
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) Item-
Total Statistics ..................................................................................................... 44
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) Item-Total
Statistics ............................................................................................................... 45
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) Item-
Total Statistics ..................................................................................................... 45
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah)
Item-Total Statistics ............................................................................................ 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 46
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients ........................................... 50
Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15) ..................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ........................................................................ 51
Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Berganda .......................................................... 52
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 54
Tabel 4.11 Hasil Uji t .......................................................................................... 55
Tabel 4.12 Hasil Uji F ......................................................................................... 57
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 8
Gambar 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden ................................................... 40
Gambar 4.2 Identitas Usia responden ..................................................................... 41
Gambar 4.3 Identitas Pendidikan Terakhir Responden ....................................... 42
Gambar 4.4 Identitas Status Pernikahan Responden ............................................ 43
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 47
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari manusia seringkali dihadapkan dengan
beragam risiko, seperti kecelakaan transportasi darat, laut, udara, dan sebagainya,
ditambah risiko kerja, kebakaran, perampokan, pencurian, sakit, hingga kematian.
Untuk mengurangi risiko dari hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, maka
diperlukan kerjasama dengan lembaga asuransi. Dalam hal ini asuransi diharapkan
mampu menjadi salah satu solusi untuk mengurangi atau memperkecil risiko yang
diakibatkan risiko tersebut.1
Kegiatan pokok asuransi adalah pertanggungan atau perlindungan dari
risiko yang dapat menimbulkan kerugian. Hal itu sesuai dengan beberapa istilah
asuransi itu sendiri. Asuransi adalah serapan kata assurantie yang berasal dari kata
bahasa Belanda atau assurance/insurance yang berasal dari kata bahasa Inggris.
Kata assurantie dalam bahasa Belanda, merupakan berasal dari bahasa latin yang
kemudian diserap kedalam bahasa Belanda yaitu assecurare yang berarti
meyakinkan orang. Baik kata assurance maupu insurance secara literal keduanya
berarti pertanggungan atau perlindungan.2
Menurut undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian,
asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana
pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung dengan menerima sejumlah
premi asuransi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab pihak
ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.3
1 Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko, Ed. ke-2 (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h.11. 2 M. Amin Suma, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, (Tanggerang Selatan:
Kholam Publishing, 2006) h.39. 3 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Cet. ke-4 (Jakarta: Kencana, 2007) h.19.
2
Asuransi dalam sudut pandang ekonomi merupakan metode untuk
mengurangi risiko dengan jalan memindahkan dan mengombinasikan
ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan. Menurut sudut pandang bisnis,
asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima atau menjual
jasa, pemindahan risiko dari pihak lain dan memperoleh keuntungan dengan
berbagai risiko diantara sejumlah nasabahnya. Sedangkan dari sudut pandang
sosial, asuransi sebagai sebuah organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko
dan mengumpulkan dana dari anggota–anggotanya guna membayar kerugian yang
mungkin terjadi pada masing–masing anggota asuransi tersebut.4
Asuransi Syariah (ta’min, takaful atau tadhamun) dalam Fatwa Dewan
Syariah Nasional adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong diantara
sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perkataan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah yang
dimaksud adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maisir (perjudian),
riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.5
Di Indonesia, asuransi syariah telah menjadi sebuah lembaga asuransi
modern yang siap melayani umat Islam Indonesia. Adapun perkembangan asuransi
syariah di Indonesia baru ada pada paruh akhir tahun 1994, yaitu dengan berdirinya
Asuransi Takaful Indonesia pada tanggal 25 Agustus 1994, dengan diresmikannya
PT Auransi Takaful Keluarga melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994.
Pendirian Asuransi Takaful Indonesia diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi
Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh ICMI (Ikatan Cendikiawan
Muslim Indonesia) melalui Yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia,
Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Pejabat dari Departemen Keuangan, dan Pengusaha
Muslim Indonesia.6
4 Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis,
Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Prenada Media, 2004) h. 59. 5 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum
Asuransi Syariah. 6 Soemitra Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed.1 Cet. ke-1 (Jakarta: Kencana
2009) h.250.
3
Berdasarkan data AASI (Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia) jumlah
perusahaan dan atau unit asuransi syariah ditahun 2015 dibandingkan priode yang
sama ditahun 2014 mengalami perubahan yang cukup besar yaitu menjadi 53
perusahaan dan unit asuransi syariah dari 49 perusahaan dan unit asurans syariah
ditahun 2014.
Untuk pertumbuhan aset, investasi, dan kontribusi industri asuransi
syariah di tahun 2015, mencatat pertumbuhan yang cukup baik di situasi ekonomi
nasional di tahun 2015 ini. Pertumbuhan aset asuransi syariah diangka 18.58%,
investasi sebesar 18.57% memang relatif lebih kecil di bandingkan tahun 2014
dengan pertumbuhan di atas 30%, namun pertumbuhan kontribusi di tahun 2015
sebesar 13.01% membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang tidak lebih dari
5%. Di tengah pertumbuhan kontribusi di tahun 2015 yang membaik, angka klaim
di tahun 2015 menurun di bandingkan di tahun 2014 dimana pertumbuhan klaim di
tahun 2015 adalah 11.80%, lebih rendah dari tahun 2014 dimana pertumbuhan
klaim sebesar 18.81%.Market share asuransi syariah di tahun 2015 semakin
membaik dimana untuk market share pendapatan Kontribusi (Premi) Asuransi
syariah atas pendapatan Industri di tahun 2015 meningkat menjadi 6.55%
meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 5.25%. Untuk market share asuransi
syariah tahun 2015 di sisi aset dan investasi juga meningkat dari tahun sebelumnya
dimana di tahun 2015, market share menjadi 5.43% untuk aset naik dari tahun 2014
dengan market share 4.83%. Sedangkan untuk investasi, market share asuransi
syariah di tahun 2015 naik menjadi 6.19% yang mana di tahun sebelumnya di angka
5.44%.7
Selanjutnya, AASI mencatat pertumbuhan investasi asuransi syariah
sepanjang januari sampai juni tahun 2016 investasi asuransi syariah mencapai Rp.
26,4 triliun atau naik 25,19% dibandingkan dengan juni 2015 yang sebesar Rp.
21,08 trilliun. Dan untuk jumlah aset asuransi syariah pada priode januari sampai
juni 2016 mencapai Rp. 30,6 triliun atau naik 26,44% dibandingkan dengan juni
7 AASI “Data bisnis Asuransi dan Reasuransi Syaariah TW IV 2015”, artikel diakses pada
19 Agustus 2016 dari
https://drive.google.com/file/d/0B28pVtvX2oU8RDNpWTJxMlpHdEE/view?pref=2&pli=1
4
2015 yang sebesar Rp.24,2 triliun. Pertumbuhan ini membuktikan bahwa
masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk menggunakan asuransi syariah.
Sektor asuransi menjanjikan peluang menggiurkan bagi para pemain di
dalamnya. Sektor asuransi Indonesia saat ini masih terbilang memiliki penetrasi
sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, dan
Singapura. Kondisi penetrasi yang rendah ini menjadi peluang yang manis tidak
hanya untuk pelaku bisnis asuransi dalam negeri, tetapi juga para pelaku bisnis luar
negeri khususnya negara-negara ASEAN yang memasuki era pasar bebas tingkat
regional.
Rendahnya tingkat penetrasi asuransi dalam negeri disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya adalah karena minimnya tingkat literasi asuransi
dikalangan masyarakat Indonesia, minimnya tenaga sumber daya manusia dibidang
asuransi yang mumpuni, dan juga disebabkan oleh kurangnya dukungan modal
yang dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperluas jaringan para pemegang
polis lebih jauh, ketersediaan modal yang kurang ini tidak didukung oleh
ketersediaan perusahaan reasuransi yang mencukupi untuk membantu mengatasi
risiko atas klaim yang muncul terhadap perusahaan asuransi.
Salah satu penyebab rendahnya tingkat penetrasi asuransi syariah dalam
negeri yaitu minimnya tingkat literasi asuransi syariah di kalangan masyarakat
Indonesia. Padahal Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk
beragama Islam terbanyak di dunia berdasarkan populasi dengan jumlah umat Islam
di Indonesia 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari jumlah penduduk Indonesia.8
Karena populasi umat Islam di Indonesia lebih mayoritas, maka tidak
heran jika di Indonesia terdapat banyak institusi Islam, sekolah Islam, perguruan
tinggi Islam, yayasan Islam dan organisasi masyarakat Islam. Komunitas-
komunitas tersebutlah diharapkan mampu menjadi sasaran sosialisasi yang optimal
bagi asuransi syariah di Indonesia. Peran komunitas Islam (Ormas Islam) di
8 Wikipedia: “Daftar Penghargaan yang Diterima dan Dimilik Indonesia". Artikel diakses
pada 11 februari 2017 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_penghargaan_yang_dierima_dan_dimiliki_Indonesia .
5
Indonesia sangat penting selain untuk memajukan Islam juga dapat memajukan
asuransi syariah dengan mensosialisasikan asuransi syariah.
Organisasi Islam besar di Indonesia di antaranya ialah ormas Islam
Nahdatul Ulama, dan Muhammadiyah, kedua ormas tersebut merupakan ormas
Islam yang tertua dan terbesar di Indonesia, memiliki anggota dengan jumlah besar.
Oleh karena itu, untuk menambah tingkat literasi asuransi syariah di
kalangan masyarakat Indonesia dan memajukan asuransi syariah yang lebih baik
lagi maka perlu adanya kerjasama dengan organisasi-organisasi masyarakat Islam
untuk mensosialisasikan asuransi syariah kepada anggota organisasinya sendiri
maupun masyarakat luas agar menumbuhkan minat untuk menjadi nasabah asuransi
syariah.
Dari penjelasan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
ormas Islam tersebut terhadap minat untuk menjadi nasabah asuransi dengan
menjadikannya sebagai sebuah skripsi dengan judul “RESPON ANGGOTA
ORGANISASI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI
NASABAH ASURANSI SYARIAH (Studi Kasus Pada Ormas Islam Nahdatul
Ulama dan Muhammadiyah)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang didapat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Minimnya tingkat literasi asuransi dikalangan masyarakat Indonesia.
2. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap asuransi syariah.
3. Minimnya tenaga sumber daya manusia dibidang asuransi yang
mumpuni.
4. Kurangnya peran ormas dalam mensosialisasikan ekonomi Islam
khususnya asuransi syariah.
6
C. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak permasalaan
untuk diteliti. Oleh karena itu, agar penelitian terarah dan tidak terjadi pembahasan
yang terlalu melebar, penulis membatasi objek penelitian yaitu pada organisasi
masyarakat Islam Nahdatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti ialah sebagai berikut:
1. Bagaimana respon ormas Islam NU dan Muhammadiyah terhadap minat
menjadi nasabah asuransi syariah secara parsial?
2. Bagaimana respon ormas Islam NU dan Muammadiyah terhadap minat
menjadi nasabah asuransi syariah secara silmultan?
3. Respon manakah yang paling berpengaruh terhadap minat menjadi
nasabah asuransi syariah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh respon
anggota organisasi masyarakat Islam NU dan Muhammadiyah terhadap
minat menjadi nasabah asuransi syariah.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, maka memberikan beberapa manfaat
yaitu :
a. Bagi penulis, sebagai sarana belajar dalam melakukan suatu
penelitian, menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi Islam
khususnya asuransi syariah, dan untuk mengetahui respon organisasi
masyarakat Islam terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.
b. Bagi akademisi, penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur
kepustakaan, dan sebagai bahan referensi untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai asuransi syariah, serta bahan
perbandingan dalam melakukan penelitian yang sejenis.
7
c. Bagi perusahaan asuransi syariah, sebagai informasi tentang
bagaimana respon organisasi masyarakat Islam terhadap minat
menjadi nasabah asuransi syariah sehingga bisa menjadi suatu
masukan untuk industri asuransi syariah.
d. Bagi masyarakat, dapat menjadi informasi tambahan tentang
asuransi syariah dan bahan bacaan dalam mempertimbangkan
menjadi nasabah serta informasi tentang respon organisasi
masyarakat Islam terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah.
8
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
Organisasi Masyarakat Islam Terhadap Asuransi Syariah
Minat Menjadi Nasabah Asuransi Syariah
Respon Kognitif (X1)
Respon Afektif (X2)
Respon Konatif (X3)
Regresi Berganda
Uji Validitas dan Realibilitas
Uji Asumsi Klasik :
- Uji Multikolinearitas
- Uji Heterokedasitas
- Uji Normalitas
- Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis
- Uji F
- Uji t
Uji Regresi Berganda
- Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil
9
F. Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang masalah yang merupakan
sebab atau alasan munculnya judul penelitian. Identifikasi masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka pemikiran dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini berisi tentang penjelasan teori-teori yang relevan dengan
pembahasan penelitian. Menjelaskan tentang pengertian respon, macam-macam
respon, teori tentang minat dan asuransi syariah, review studi terdahulu.
Bab III Metodelogi Penelitian
Bab ini berisi tentang penjelasan metode penelitian yang digunakan.
Penjelasan terkait dengan jenis dan pendekatan penelitian, jenis data atau sumber
data, variable penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang
digunakan.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi tentang penjelasan analisis terhadap data yang diperoleh.
Data-data tersebut diolah kemmudian dianalisa sesuai dengan rujukan teori dan
metodelogi yang telah ditentukan, serta akan diinterpretasikan hasil dari analisis
data-data tersebut.
Bab V Penutup
Bab ini berisi tentang penjelasan kesimpulan hasil penelitian dan saran-
saran yang diperlukan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Respon
1. Definisi Respon
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga disebutkan bahwa
respon adalah tanggapan; reaksi; jawaban.9 Tanggapan adalah sesuatu
yang muncul akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan
tanggapan terhadap suatu aksi.
Menurut Kamus Besar Ilmu Pengetahuan respon adalah reaksi
psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan. Ada yang
bersifat otomatis seperti reflex dan reaksi emosional langsung, ada pula
yang bersifat terkendali seperti sebagian besar aktivitas otot dan kelenjar.10
Menurut istilah psikologi respon dikenal dengan proses memunculkan dan
membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan.
Dalam Kamus Lengkap Psikologi disebutkan bahwa, “Response
(respon) adalah sebarang proses otot atau kelenjar yang dimunculkan oleh
suatu perangsang, atau berarti satu jawaban, khususnya jawaban dari
pertanyaan tes atau kuesioner, atau bisa juga berarti sebarang tingkah laku,
baik yang jelas kelihatan atau yang lahiriah maupun yang tersembunyi atau
yang samar”.11
Menurut Alex sobur, respon berasal dari kata response, yang
berartibalasan atau tanggapan (reaction). Respon adalah istilah psikologi
yang digunakan untuk menamakan reaksi terhadap rangsangan yang
diterima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi
ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dam partisipasi. Respon pada
prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan
9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, ed. III Cet. 3 (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005) h. 952. 10 Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nusantara, 2000), h. 964. 11 J. P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
Cet. 9, h. 432.
14
kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika
menghadapi suatu rangsangan tertentu.
Jadi, berbicara mengenai respon tidak terlepas dari pembahasan
sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu tingkah laku atau sikap yang
berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh
atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu
fenomena tertentu. 12
2. Indikator Respon
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe, respon
terbagi menjadi tiga bagian yaitu:13
a. Komponen Kognitif (Pengetahuan) respon kognitif berkaitan dengan
pengetahuan, keterampilan, dan informasi seseorang mengenai
sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa
yang dipahami atau dipersepsikan oleh khalayak.
b. Komponen Afektif (sikap) respon afektif berhubungan dengan emosi,
sikap, dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul
apabila ada perubahan yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Komponen Konatif (tindakan) respon yang berhubungan dengan
prilaku nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berpilaku.
Dengan kata lain respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu
kecendrungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek
sikap.
Menurut Sumadi Suryabrata, respon terdiri dari tiga macam respon,
diantaranya:14
a. Respon masa lampau atau respon ingatan.
12 Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: CV. Pustaka, 2003), h.
451. 13 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 1999) h.
214. 14 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), h. 36-37.
15
b. Respon masa mendatang atau respon mengantisipasi.
c. Respon masa kini atau tanggapan represintatif (respon
mengimajinasikan).
Adapun menurut Agus Sujanto, ada bermacam-macam tanggapan,
yaitu:15
a. Tanggapan menurut indera yang mengamati, yaitu:
1) Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang
telah didengarnya, baik berupa suara, kekuatan, dan lain-lain.
2) Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang dilihat.
3) Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap sesuatu yang
dialaminya.
b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
1) Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
diingat.
2) Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
dibayangkan.
3) Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
dipikirkan.
c. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:
1) Tanggapan benda, yaitu tanggapan terhadap benda yang
menghampirinya atau berada didekatnya.
2) Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang
didengarkan atau dilihatnya.
3. Faktor-faktor Terbentuknya Respon
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi
faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang
bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya
individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang
15 Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) h. 31-32.
16
ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat
respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada
persesuain atau yang menarik dirinya.
Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain
tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu
sendiri. Dengan kata lain, stimulus akan mendapat pemilihan dan individu
akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:
a. Faktor internal
Faktor yang ada di dalam diri seriap individu manusia terdiri
dari unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua unsur tersebut
sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respon terhadap
suatu keadaan. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka
respon yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya.
b. Faktor eksternal
Faktor yang ada di luar diri setiap individu (lingkungan) atau
lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan kegiatan bagian
penting dalam proses terbentuknya suatu respon. Namun demikian,
tidak semua stimulus mendapat respon dari individu. Supaya
stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup
kuat. Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu,
stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada
batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar
bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan
minimal stimulus tersebut lazim diistilahkan dengan “ambang
absolut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang stimulus”.16
16 Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 1991), Terjemahan
Istiwidayanti dan Soedjarwo, Ed. Ke-5, h. 182.
17
B. Minat
1. Definisi Minat
Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda atau kegiatan ataupun
bisa sebagai pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu
sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab kegiatan dan sebab
partisipasi dalam kegiatan.17
Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk
berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungan. Jika suatu itu
memberikan kesenangan pada dirinya kemungkinan ia akan berminat
sesuatu itu. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhan atau merasakan bahwa sesuatu yang akan
dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan di sini yaitu seperti
kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif,
kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki,
kebutuan akan keamanan dan kebutuhan fisiologis.18
Menurut Mowen seperti yang dikutip Resti Meldarianda dan Henky
Lisan S dalam jurnal “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung”, minat beli adalah
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat
kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Definisi ini sama dengan
yang dikemukakan oleh Peter dan Olson yang mendefinisikan minat beli
sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau
mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur
dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian.19
17L. Crow & A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahya 1989), Terjemahan
dari Education Psycologi, Cet. Ke-1, h. 320 18 Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psiklogis For Beginners, (Bandung:
Mizan, 2000) Cet. Ke-1, h.110. 19 Resti Meldarianda dan Henky Lisan S, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Minat Beli
Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol 17 No. 2
(September 2010): h. 102.
18
Menurut Schiffiman dan Kamunk minat beli adalah suatu model
sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur
sikap terhadap golongan produk, jasa atau merk tertentu.20 Kinner dan
Taylor menyatakan bahwa minat adalah bagian dari komponen perilaku
konsumen dalam sikap konsumsi, kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan benar-benar dilaksanakan.21
Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai
dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari
dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan disini yaitu seperti kebutuhan
akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, kebutuhan
akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan
keamanan dan kebutuhan fisiologi.22
2. Unsur-unsur Minat
Menurut Abdurrahman Abror dalam bukunya “Psikologi
Pendidikan” bahwa minat itu mengandung tiga unsur, yaitu:
a. Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang
dituju oleh minat tersebut.
b. Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman
itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang).
c. Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur di
atas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan.
20 Leon G. Schiffman dan Leslie Lazar Kanuk, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Indeks, 2008),
Terjemahan Zoelkifli Kasip, Ed. Ke-7, Cet. 4, h. 228. 21 Kinnear T.C dan J.R Taylor, Riset Pemasaran Pendekatan Terpadu, (Jakarta: Erlangga,
1992), Terjemahan Teguh, Agus H, Ed. ke 3, h. 55. 22 Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginners, (Bandung:
Mizan, 2000), Terjemahan Medina Khodijah, Cet. 1, h. 110.
19
Dengan unsur-unsur minat yang terkandung oleh minat tersebut
maka minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak
demikian maka minat tidak akan berarti apa-apa.23
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
a. Faktor Perbedaan Individu
Perbedaan individu menggambarkan faktor-faktor
karakteristik individu yang muncul dari dalam diri konsumen dan
proses psikologis yang terjadi pada diri konsumen yang sangat
berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen, yaitu agama,
kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan informasi dan
persepsi, proses belajar, pengetahuan, dan sikap konsumen.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi budaya, karakteristik demografi,
sosial dan ekonomi, keluarga, kelompok acuan, lingkungan dan
situasi, dan teknologi.
C. Asuransi Syariah
1. Definisi Asuransi Syariah
Asuransi syariah disebut juga dengan asuransi ta’awun yang artinya
tolong menolong atau saling membantu atas dasar prinsip syariat yang
saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjamin kebersamaan
dalam meringankan bencana yang dialami peserta.24
Menurut Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha
saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang atau
pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang
23 Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), Cet.
Ke- 4, h. 112. 24 Abdullah Amrin, Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2011), h. 36.
20
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah.25
Dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 pada
bab I Ketentuan Umum Pasal 1 dikatakan bahwa asuransi berdasarkan
prinsip syariah adalah saling menolong (ta’awuni) dan melindungi
(takafuli) di antara para peserta melalui pembentukan kumpulan dana
(Dana Tabarru’) yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah untuk
menghadapi risiko tertentu.26
Selain pengertian di atas, terdapat pengertian lain tentang asuransi
syariah. Menurut ahli fiqih Syeikh Wahbah Az-Zuhaili, definisi asurani
syariah sebagai at-tamin at-tawuni (asuransi bersifat tolong menolong),
yaitu kesepakatan beberapa orang untuk membayar sejumlah uang sebagai
ganti rugi ketika salah seorang di antara mereka tertimpa musibah.27
2. Landasan Hukum Asuransi Syariah
Peraturan perundang-undangan tentang perasuransian di Indonesia
diatur dalam beberapa tempat, antara lain dalam Kitab Undang-undang
Hukum Dagang (KUHD), UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian, PP No. 63 Tahun 1999 tentang Perubahan atas PP No. 73
Tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian serta aturan-
aturan lain yang mengatur Asuransi Sosial yang diselenggarakan oleh
BUMN Jasa Raharja (Asuransi Sosial Kecelakaan Penumpang), Astek
(Asuransi Sosial Tenaga Kerja), dan Askes (Asuransi Sosial Pemeliharaan
Kesehatan).
Secara teknis operasional perusahaan asuransi/reasuransi
berdasarkan prisip syariah mengacu kepada SK Dirjen Lembaga
Keuangan Nomor: 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan Pembatasan
25 Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 26 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar
Penyelenggaraaan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 27 Khoiril Anwar, Asuransi Syariah, Halal & Mashlahat, (Solo: Tiga Serangkai, 2007) Cet.
Ke-1, h.19.
21
Inventasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan sistem
Syariah dan beberapa Keputusan Menteri Keuangan (KMK), yaitu KMK
Nomor: 422/KMK.06/2003 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Asuransi; KMK Nomor: 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan
Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; KMK Nomor:
426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Disamping itu, perasuransian syariah di Indonesia juga diatur di
dalam beberapa fatwa DSN-MUI antara lain Fatwa DSN-MUI Nomor:
21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Fatwa
DSN-MUI Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang akad Murabahah
Musyarakah pada Asuransi Syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor 52/DSN-
MUI/III/2006 tentang akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi dan
Reasuransi Syariah, Fatwa DSN-MUI Nomor: 53/DSN-MUI/III/2006
tentang akad Tabarru’ pada Asuransi dan Reasuransi Syariah.
3. Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Takaful atau asuransi syariah dlam menjalankan usahanya bertujuan
memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan
sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila
peserta tersebut meninggal dunia.
Selain itu takaful/asuransi syariah berfungsi sebagai penyedia dana
yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga apabila kesulitan di saat
mendatang akibat sakit, kecelakaan maupun karena sebab lainnya. Takaful
atau asuransi syariah memiliki tiga konsep dasar, yaitu:28
a. Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu
merasakan bahwa antara satu dengan lainnya adalah bersaudara.
b. Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta
harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya
28 Masyhuril Khamis, Takaful Asuransi Syariah, (Jakarta: Suatu Solusi, 2009), h. 23.
22
meringankan beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful,
diharapkan asas kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya,
sehingga komitmen saling bantu benar-benar tercipta.
c. Saling melindungi, dimana komitmen membela dan saling
mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepersertaannya
ditakaful atau asuransi syariah.
Pada PMK No. 18/PMK/010/2010 dijelaskan perusahaan yang
menyelenggarakan usaha asuransi atau usaha reasuransi dengan prinsip
syariah wajib menerapkan prinsip dasar sebagai berikut:29
a. Adanya kesepakatan tolong menolong (ta’awun) dan saling
menanggung (takaful) di antara para peserta.
b. Adanya kontribusi peserta ke dalam dana tabarru’.
c. Perusahaan bertindak sebagai pengelola Dana tabarru’.
d. Dipenuhinya prinsip keadilan (‘adl), dapat dipercaya (amanah),
keseimbangan (tawazun), kemaslahatan (maslahah), dan
keuniversalan (syumul).
e. Tidak mengandung hal-hal yang diharamkan, seperti
ketidakpastian/ketidakjelasan (gharar), perjudian (maysir), bunga
(riba), penganiyaan (zulm), suap (risywah), maksiat, dan objek
haram.
4. Manfaat Asuransi Syariah
Asuransi pada dasarnya dapat memberikan manfaat bagi para peserta
asuransi antara lain, sebagai berikut:30
a. Rasa aman dan perlindungan. Peserta asuransi berhak memperoleh
klaim (hak peserta asuransi) yang wajib diberkan oleh perusahaan
29 Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar
Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan Prinsip Syariah. 30Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009). Cet.
Ke-1, h.255-256.
23
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Klaim tersebut akan
menghindarkan peserta asuransi dari kerugian yang mungkin timbul.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar
kemungkinan terjadinya suatu kerugian, dan semakin besar
kerugiaan yang ditimbulkannya makin besar pula premi
pertanggungannya.
c. Berfungsi sebagai tabungan. Kepemilikan dana pada asuransi
syariah merupakan hak peserta. Perusahaan hanya sebagai
pemegang amanah untuk mengelolanya secara syariah. Jika pada
masa kontrak peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi
dan mengundurkan diri sebelum masa reversing priod, maka dana
yang dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil
yang telah diniatkan untuk Tabarru’ (dihibahkan).
d. Alat penyebaran risiko. Dalam asuransi syariah risiko dibagi
bersama para peserta sebagai bentuk saling tolong-menolong dan
membantu di antara mereka.
e. Membantu meningkatkan kegiatan usaha karena perusahaan
asuransi akan melakukan investasi sesuai dengan syariah atas suatu
bidang usaha tertentu.
5. Jenis-jenis Asuransi Syariah
Menurut undang-undang Nomor: 2 Tahun 1992 tentang usaha
perasuransian, jenis usaha perasuransian meliputi asuransi kerugian,
asuransi jiwa, dan reasuransi.
a. Asuransi Kerugian, yaitu suatu jasa yang diberikan perusahaan
asuransi dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan
manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang
timbul dari peristiwa yang tidak pasti seperti kebakaran,, kecelakaan
kendaraan bermotor, pencurian, dan lain sebagainya.
b. Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan
asuransi dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa
24
atau meninggalnya seseorang yang diasuransikan. Asuransi jiwa
merupakan suatu bentuk kerja sama antara orang-orang yang
menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan
oleh risiko kematian, risiko hari tua, dan risiko kecelakaan.
c. Reasuransi pada prinsipnya adalah pertanggungan ulang atau
pertanggungan yang diasuransikan atau sering disebut asuransi dari
asuransi. Reasuransi merupakan suatu sistem penyebaran risiko
dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari
pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung lain.
Perusahaan reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa
dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh
perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa.
6. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional
Asuransi syariah secara teoritis masih menginduk kepada kajian
ekonomi Islam secara umum. Oleh karena itu, asuransi syariah harus
tunduk kepada aturan-aturan syariah. Inilah yang kemudian membentuk
karakteristik asuransi syariah secara unik dan membedakan dari asuransi
konvensional. Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi
konvensional adalah sebagai berikut:31
a. Asuransi syariah memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
bertugas mengawasi produk yang dipasarkan dan pengelolaan
investasi dananya. Dewan Pengawas Syariah ini tidak ditemukan
dalam asuransi konvensional.
b. Akad pada asuransi syariah adalah akad Tabarru’ (hibah) untuk
hubungan sesama peserta dimana pada dasarnya akad dilakukan atas
dasar tolong-menolong (Taawun). Untuk hubungan antara peserta
dengan perusahaan digunakan akad tijarah (ujrah/fee), mudharabah
(bagi hasil), mudhabarah musyarakah, wakalah bil ujrah
31 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana 2009) Cet.
Ke-1, h.266-267.
25
(perwakilan), wadiah (titipan), syirkah (berserikat). Sedangkan pada
asuransi konvensional akad berdasarkan jual-beli (tabbaduli).
c. Investasi dana pada asuransi syariah berdasarkan bagi hasil
(mudharabah), bersih dari gharar, maysir, dan riba. Sedangkan
pada asuransi konvensional memakai bunga (riba) sebagai landasan
perhitungan investasinya.
d. Kepemilikan dana pada asuransi syariah merupakan hak peserta.
Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya
secara syariah. Pada asuransi konvensional, dana yang terkumpul
dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Sehingga,
perusahaan bebas menentukan alokasi investasinya.
e. Dalam mekanismenya, asuransi syariah tidak mengenal dana hangus
peserta tidak dapat melanjutkan pembayaran premi dan
mengundurkan diri sebelum masa reversing priod, maka dana yang
dimasukan dapat diambil kembali, kecuali sebagian dana kecil yang
telah diniatkan untuk Tabarru’ (dihibahkan).
f. Pembayaran klaim pada asuransi syariah diambil dari dana tabarru’
(dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diikhlaskan
bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong-
menolong di antara peserta bila terjadi musibah. Sedangkan pada
asuransi konvensional pembayaran klaim diambil dari dana rekening
perusahaan.
g. Pembagian keuntungan pada asuransi syariah dibagi antara
perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi
yang telah ditentukan. Sedangkan pada asuransi konvensional
seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan.
h. Asuransi syariah menggunakan sistem sharing of risk dimana terjadi
proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainnya
(ta’awun), sedangkan pada asuransi konvensional yang dilakukan
adalah transfer of risk, dimana terjadi pengalihan risiko dari
tertanggung (klien) kepada penanggung (perusahaan).
26
i. Asuransi syariah menggunakan konsep akuntansi cash basis yang
mengakui apa yang telah ada, sedangkan asuransi konvensonal
menggunakan sistem akuntansi accrual basis yang mengakui aset,
biaya, kewajiban yang sebenarnya belum ada (padahal belum tentu
terealisasikan).
j. Asuransi syariah dibebani kewajiban membayar zakat dari
keuuntungan yang diperoleh sedangkan asuransi konvensional tidak.
D. Review Studi Terdahulu
Peneliti merujuk beberapa sumber sebagai dasar pada penelitian,
diantaranya; Tesis dari Muhammad Johari, Progam pascasarjana UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, dengan judul Respon Masyarakat Muslim Kota Mataram
Terhadap Asuransi Syariah. Penelitian ini membahas tentang respon masyarakat
muslim Kota Mataram terhadap asuransi syariah. Ada dua pokok pembahasan pada
tesis ini, yaitu: pertama, respon masyarakat muslim kota Mataram terhadap asuransi
syariah, dan yang kedua, faktor – faktor yang mendorong perkembangan asuransi
syariah di kota Mataram. Analisa data yang digunakan ialah metode kuantitatif dan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau
angket, interview atau wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa respon masyarakat muslim Kota Mataram terhadap asuransi
syariah secara keseluruhan adalah positif. Faktor-faktor yang mendorong
perkembangan asuransi syariah dikota mataram antara lain mayoritas penduduk
muslim, pertumbuhan ekonomi masyarakat, kepercayaan masyarakat terhadap
asuransi syariah, adanya kerjasama dengan LKS dan instansi pemerintah setempat.
Jurnal, ADDIN, Vol. 8 No. 1, Februari 2014 oleh Anita Rahawaty, STAIN
Kudus, Jawa Tengah, dengan judul Pengaruh Persepsi Tentang Bank Syariah
Terhadap Minat Menggunakan Produk di BNI Syariah Semarang. Jurnal ini
membahas tentang pengaruh persepsi tentang bank syariah yang terdiri oleh tiga
variable, yaitu: persepsi tentang bunga bank, persepsi tentang sistem bagi hasil, dan
persepsi tentang produk bank syariah terhadap minat menggunakan produk di BNI
27
Syariah Semarang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain paradigma
positivistik dan teknik analisis dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa persepsi terhadap bunga bank dan persepsi
tentang sistem bagi hasil berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
menggunakan produk bank syariah. Sedangkan persepsi tentang produk bank
syariah tidak berpengaruh terhadap minat menggunakan produk bank syariah.
Jurnal SAINTIFIKA ISLAMICA, Vol 2, No. 1, priode Januari-Juni 2015
oleh Sutomo, dosen fakultas agama Islam Universitas Ibnu Kholdun Jakarta,
dengan judul Persepsi dan Kesadaran Berasuransi Dana Pendidikan Syariah Orang
Tua Peserta Didik Madrasah Aliyah. Jurnal ini membahas tentang persepsi dan
kesadaran berasuransi pendidikan syariah para orang tua peserta didik di madrasah
aliayah 19 Jakarta. Tujuan dari penelitan ini ialah untuk mengethaui kontribusi
persepsi tentang asuransi dana pendidikan syariah terhadap kesadaran berasuransi
pendidikan syariah. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini ialah survey
dengan pendekatan korelasional. Sampel penelitian berjumlah 30 orang tua peserta
didik di MAN 19 Jakarta. Teknik pengambilan sampel ialah dengan purposive
sampling dan menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data
menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan persepsi tentang
asuransi dana pendidikan syariah terhadap kesadaran berasuransi dana pendidikan
syariah. Persepsi orang tua peserta didik terhadap asuransi dana pendidikan syariah
adalah baik. Dan tingkat kesadaran orang tua peserta didik berasuransi pendidikan
syariah ialah tinggi. Dan disimpulkan bahwa kesadaran berasuransi pendidikan
syariah dapat ditingkatkan dengan melalui peningkatan persepsi terhadap asuransi
dana pendidikan syariah.
Skripsi dari Lina Nurul Yama, Mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, dengan judul Respon Guru Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta Terhadap
Bank Syariah. Penelitian ini membahas tetang respon guru MAN 4 Jakarta terhadap
bank syariah. Dua masalah pokok yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
bagaimana respon guru man 4 terhadap bank syariah, dan adakah pengaruh respon
28
guru MAN 4 terhadap penggunaan produk di bank syariah. Metode yang digunakan
ialah metode kualitatif dan kuantitatif dengan teknik analisis data regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar guru MAN 4
memiliki respon yang cukup baik dan ada kepercayaan terhadap bank syariah.
Berdasarkan hasil uji regresi, menunjukan bahwa variable kognitif (pengetahuan)
secara signifikan dapat memprediksi aspek afektif (arah sikap) pada guru MAN 4
Jakarta.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian ini membahas
respon dari pengurus pada majelis ekonomi dan kewirausahaan PP Muhammadiyah
dan Lembaga Ekonomi Nahdlatul Ulama PBNU terhadap minat menggunakan
asuransi syariah. Metode yang digunakan adalah kuantatif kemudian
dikembangkan dengan deskriptif analisis. Penelitian ini merupakan penelitian
survey yaitu dengan membagikan kuesioner kepada para responden, kemudian data
yang diperoleh diolah menggunakan aplikasi SPSS. Metode pengambilan sampel
yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu sampel yang diambil secara
sengaja karena dianggap memenuhi kriteria dalam penelitian. Hasil dari penelitian
ini adalah analisis respon anggota ormas Islam NU dan Muhammadiyah terhadap
minat menggunakan asuransi syariah.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif yaitu penelitian yang
memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap objek yang diteliti.32 Adapun pendekatan penelitian yang
digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif atau penelitian survey yaitu
penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.33
Jadi dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dari kuesioner yang
bersifat angka nantinya akan menghasilkan interpretasi data.
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam hal ini, data
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner pada lembaga perekonomian
organisasi Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan
Muhammadiyah.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan lembaga
lainnya yang bukan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu
penelitian tertentu. Data tersebut diperoleh dari mempelajari literatur-
literatur kepustakaan seperti buku-buku, jurnal, internet serta sumber
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
32 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM
2007) h. 109. 33 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuntitatif: Teori dan
Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) Ed. 1, h. 49.
30
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan data maka penulis
menggunakan kuesioner (angket), yaitu merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan kepada responden untuk dijawab.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sample yang peneliti gunakan adalah purposive
sampling, yaitu sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Seseorang diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa
seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi pengetahuan terhadap
asuransi syariah yang diperlukan bagi peneliti. Dalam penelitian ini,
sampel yang diambil sebanyak 30 responden oleh peneliti dari pengurus di
lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan
kewirausahaan Muhammadiyah masing-masing sebanyak 15 responden.
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ialah:34
1. Variabel Independen (X)
Variable Bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan
variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungan dengan suatu gejala yang akan diobservasi. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut:
a. Respon Kognitif (X1), yaitu aspek pengetahuan dan pemahaman
terhadap asuransi syariah.
34 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), Ed. 1, h. 11.
31
b. Respon Afektif (X2), yaitu aspek penilaian dan keyakinan terhadap
asuransi syariah.
c. Respon Konatif (X3), yaitu aspek keinginan menjadi nasabah
asuransi syariah atau memiliki produk asuransi syariah.
2. Variabel dependen (Y).
Variabel Terikat/Tergantung (dependen variable) adalah variabel
yang memberikan reaksi/respons jika dihubungkan dengan variabel bebas.
Variabel terikat merupakan variabel yang diamati dan diukur menentukan
pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel dependen pada
penelitian ini ialah minat menjadi nasabah asuransi syariah.
D. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.35 Validitas menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.36 Rumus
yang digunakan untuk mengukur validitas adalah:
35 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, (Semarang:
Undip, 2006), Cet. IV, h. 45. 36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES)
Cet.4 h.122.
32
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi X dan Y
N = Jumlah Responden
X = Skor tiap item
Y = Skor total
Validitas data diukur dengan membandingkan r hitung
dengan r tabel (r product moment). Jika r hitung > r tabel, dan nilai
positif, maka butir pertanyaan dinyatakan valid.37
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila alat
pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan
hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat
pengukur tersebur realibel. Dengan kata lain, realibilitas
menunjukan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala yang sama.38 Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
jika memberikan nilai Cronbach Alpha> dari 0,60.39 Standarisasi
relialibilitas ini didasari oleh kaidah relialibilitas Guilfor. Adapun
bagan kaidah Guilfor adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 1Tabel Kaidah Realibilitas Guilfor
Koefisien Kriteria
< 0.2 Tidak Reliabel
0.2 – 0.39 Kurang Reliabel
0.4 – 0.59 Cukup Reliabel
0,6 – 0.79 Reliabel
> 0.8 Sangat Reliabel
37Imam Ghozali, Ibid. h. 46. 38 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey (Jakarta: LP3ES)
Cet.4 h.140. 39 Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit
Universitas Diponerogo: Semarang, 2005), h. 45
33
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi
linier berganda ini, maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil
yang diperoleh memiliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE),
yaitu koefisien regresi yang linier, tidak bias, konsisten (walaupun sampel
diperbesar menuju tak terhingga, taksiran yang didapat akan tetap
mendekati nilai parameternya).
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model
regresi variabel terikat dan bebas keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang berdistribusi normal. Asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara
mendektesi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan grafik dan uji statistik.40
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) dalam regresi.
Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi korelasi
antara variabel independen. Variabel-variabel menjadi tidak
ortogonal adalah variabel independen sama dengan nol.41 Uji
multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF
(Varience Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance
tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin
rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinearitas.
40 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponogoro, 2009), h. 110. 41 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, (Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponogoro, 2009), h. 91.
34
c. Uji Autokorelasi
Menurut Priyatno menyatakan bahwa autokorelasi adalah
keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan
yang satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut
runtun waktu. Regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
masalah autokorelasi.42
Untuk mempercepat proses ada tidaknya autokorelasi dalam
suatu model dapat digunakan patokan nilai Durbin Watson hitung
mendekati angka 2. Jika nilai Durbin Watson hitung mendekati atau
sekitar angka 2 maka model tersebut terbatas dari asumsi klasik
autokorelasi, karena angka 2 pada uji Durbin Watson terletak
didaerah No Autocorelation.43
d. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model
regresi yang baik menysaratkan tidak adanya masalah
heterokedastisitas. Heterokedastisitas menyebabkan penaksiran atau
estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan
menjadi sangat tinggi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplot
regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heterokedastisitas. Scatterplot dapat dilihat pada output regresi.44
42Dwi Priyatno, Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS, (Yogyakarta:
Gava Media, 2013), h. 61. 43Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian dengan
SPSS, (Yogyakarta: ANDI, 2005), Ed. 1, h. 60. 44 Dwi Priyatno, Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS, (Yogyakarta:
Gava Media, 2013), h. 59.
35
3. Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (F)
Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-
sama berpengaruh terhadap dependen.45 Dalam hal ini hipotetis yang
digunakan adalah:
1) H0 : 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 = 0, variabel bebas tidak berpengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.
2) H0 : 𝛽1, 𝛽2, 𝛽3 ≠ 0, variabel bebas berpengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel terikat.
Pada tingkat signifikan 5% = 0,05 dengan kriteria pengajuan yang
digunakan sebagai berikut:
1) H0 ditolak dan H1 diterima, apabila F hitung > F tabel, artinya
variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel terikat secara nyata.
2) H0 diterima dan H1 ditolak, apabila F hitung < F tabel, artinya
variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat secara nyata.
b. Uji Parsial (t)
Uji parsial bertujuan umtuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual (parsial)
terhadap variabel dependen. Dalam hal ini hipotesis yang digunakan
adalah:
45 Dwi Priyatno, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, (Yogyakarta: Mediakom,
2011), h. 67.
36
Menentukan H0 dan H1:
1) 𝐻0 : H1= 0, berarti tidak terdapat penegaruh yang nyata antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
2) H0 : H1≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel
bebas dengan variabel terikat.
Pada tingkat signifikan 5% = 0,05 dengan kriteria pengujian yang
digunakan sebagai berikut:
1) Jika sig > 0,05, maka H1 diterima
2) Jika sig < 0,05, maka H1 ditolak
4. Uji Regresi Berganda
Regresi linier berganda (multiple linier regresion) bertujuan
menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan
dua atau lebih variabel bebas.46 Jika ada lebih dari satu variabel bebas
untuk mengestimasi nilai Y, persamaan tingkat pertama persamaan disebut
pertemukaan regresi (regression surface).47
Regresi linear berganda ini didasarkan pada 3 variabel. Variabel
independen yaitu: Kognitif (X1), Afektif (X2) dan Konatif (X3).
Sedangkan variabel dependen ini adalah minat berasuransi syariah (Y).
Adapun model persamaan regresi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
46 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2007), Ed. 1, h. 138. 47 Suharsimi Arikunto, Edisi Revisi V.Renika Cipta, (Jakarta: 2002), h. 264.
37
Dimana:
Y = Variabel Dependen, yaitu minat berasuransi syariah.
a = Koefisien konstanta.
b = Koefisien Regresi
X1 = Variabel independen 1, yaitu Kognitif.
X2 = Variabel Independen 2, yaitu Afektif.
X3 = Variabel Independen 3, yaitu Konatif.
e = error, menunjukkan bagaimana tingkat fluktuasi dari penduga
atau statistic.
5. Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.48
48 Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, (Yogyakarta, BPFE, 2013). Cet. Ke-
4,
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah
1. Nahdlatul Ulama
Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama) disingkat NU adalah sebuah
organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 31
januari 1926 di Surabaya49, dan bergerak dibidang keagamaan,
pendidikan, sosial dan ekonomi. Nahdlatul Ulama menganut paham
ahlussunah wal jama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil jalan tengah
antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim naqli (skripturalis).
Karena itu sumber pemikiran NU tidak hanya Al-Quran, sunnah, tetapi
juga menggunakan kemampuan akal ditambah dengan realitas empirik.
Tujuan organisasi Nahdlatul Ulama adalah menegakan ajaran Islam
menurut paham ahlussunah wal jama’ah di tengah-tengah kehidupan
masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Dengan usaha yang dilakukan organisasi diberbagai bidang,
diantaranya sebagai berikut: 50
a. Di bidang agama, melaksanakan dakwah Islamiyah dan
meningkatkan persaudaraan yang berpijak pada semangat persatuan
dalam perbedaan.
b. Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertaqwa,
berbudi luhur, berpengetahuan luas.
c. Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta
kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke-islaman dan kemanusiaan.
49 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung,
1996) h.239.
50Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama (Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU, 2015) Cet. II, h. 40.
39
d. Di bidang ekonomi, mengusahakan pemerataan kesempatan untuk
menikmati hasil pembangunan, dengan mengutamakan
berkembangnya ekonomi rakyat.
e. Mengembangkan usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Organisasi masyarakat Islam Nahdlatul Ulama memiliki perangkat
organasasi yaitu, lembaga, badan otonom, dan banda khusus. Diantara dari
lembaga tersebut ialah lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU).
LPNU bertugas melaksanakan kebijakan NU dibidang pengembangan
ekonomi warga NU.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, dakwah amar maruf nahi
munkar dan tajdid yang berasaskan Islam dan bersumber dari Al-Quran
dan As-Sunnah.51 Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan
pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah bertepatan tanggal 18 November
1912 Miladiyah di Yogyakarta.
Maksud dan tujuan dari organisasi muhammadiyah ialah menegakan
dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan, organisasi
muhammadiyah melaksanakan dakwah amar maruf nahi munkar yang
diwujudkan di segala bidang kehidupan. Usaha muhammadiyah
diwujudkan dalam bentuk amal usaha, progam, dan kegiatan yang macam
dan penyelenggaraannya diatur dalam anggaran rumah tangga organisasi.
Organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah memiliki beberapa
majelis dan lembaga serta organisasi otomonom. Salah satu dari majelis
yang dimiliki oleh organisasi masyarakat Islam Muhammadiyah ialah
majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah. Sebagai bagian dari
organisasi, majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah
51 Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah,(Yogyakarta: Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, 2010) Cet. ke-V, h.9.
40
menjalankan kegiatan yang lebih operasional dibidang ekonomi dan
kewirausahaan. Majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah
memiliki 128 lembaga keuangan mikro;baitul tanwil yang tersebar di
seluruh Indonesia, dan 242 koperasi usaha mandiri.
B. Identifikasi Responden
Data di bawah ini merupakan hasil dari kuesioner respon pengurus ormas
Islam di lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan
kewirausahaan Muhammadiyah terhadap minat berasuransi syariah yang dibagikan
kepada 30 responden. Dari data yang diperoleh telah diklasifikasikan berdasarkan
jenis kelamin, usia responden, dan status perkawinan, serta pendidikan terakhir
responden, yaitu sebagai berikut:
1. Identitas Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.1 Identitas Jenis Kelamin Responden
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar 4.1 diatas menunjukan bahwa seluruh responden adalah
berjenis kelamin laki-laki.
100%
0%
Jenis Kelamin
Laki-laki: 30 orang
Perempuan: 0 orang
41
2. Identitas Usia Responden
Gambar 4.2 Identitas Usia responden
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden
berusia antara 41-50 tahun, yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 37%.
Pada usia antara 31-40 tahun menjadi jumlah terbanyak kedua yaitu 9
orang atau sebesar 30%, usia antara 51-60 tahun menjadi jumlah terbanyak
ketiga yaitu 7 orang atau sebesar 23%, sedangkan usia diatas 60 tahun
menjadi jumlah responden terendah yaitu 3 orang atau sebesar 10%.
30%
37%
23%
10%
Usia
31-40: 9 orang
41-50: 11 orang
51-60: 7 orang
>60: 3 orang
42
3. Identitas Pendidikan Terakhir Responden
Gambar 4.3 Identitas Pendidikan Terakhir Responden
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar 4.3 di atas menunjukan bahwa latar belakang
pendidikan formal yang ditamatkan oleh responden sebagian besar adalah
tamatan pasca sarjana, yaitu sebanyak 22 orang atau 73.33%. Sedangkan
latar belakang pendidikan responden lainnya adalah sarjana, yaitu
sebanyak 8 orang atau 26.67%.
26,67%
73,33%
Pendidikan Terakhir
SD/SMP: 0 orang
SMA: 0 orang
Diploma: 0 orang
Sarjana: 8 orang
Pasca Sarjana: 22 orang
43
4. Identitas Status Pernikahan Responden
Gambar 4.4 Identitas Status Pernikahan Responden
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar 4.4 di atas menunjukan bahwa seluruh responden
berstatus menikah, yaitu sebanyak 30 orang atau 100%.
C. Respon Kognitif, Afektif, dan Konatif
1. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur apa yang akan diukur.
Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin
mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang
seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan
kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan
0,00%
100,00%
Status Pernikahan
Belum Menikah: 0
Menikah: 30
44
fungsi ukuranya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna
dantujuan diadakannya tes tersebut.52
Untuk uji validitas dilakukan dengan rumus statistik yaitu dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana df = n-k. Dalam hal
ini n adalah jumlah responden, yaitu pengurus ormas Islam di Lembaga
Perekonomian Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah dengan
jumlah sampel (n) = 30, maka besarnya df = 30 – 3 = 27. Dengan alpha =
0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,381 (tercantum dalam lampiran). Butir
pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > dari r tabel.
a. Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan)
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) Item-
Total Statistics
Variabel Corrected Item-
Total Correlation
r tabel α=0.05, n=30,
df=30-3=27 Keterangan
P1 0,743 > 0,381 Valid
P2 0,615 > 0,381 Valid
P3 0,661 > 0,381 Valid
P4 0,817 > 0,381 Valid
P5 0,769 > 0,381 Valid
P6 0,617 > 0,381 Valid
P7 0,756 > 0,381 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.1 terlihat bahwa semua nilai
Corrected pertanyaan 1 sampai pertanyaan 7 lebih besar dari 0.381
sehingga semua pertanyaan dapat dikatakan valid.
52
Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis, (Jakarta, Mitra Wacana Media, 2007), h.57
45
b. Variabel X2 (Afektif/Sikap)
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) Item-Total
Statistics
Variabel
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel α=0.05,
n=30, df=30-
3=27
Keterangan
P1 0,506 > 0,381 Valid
P2 0,630 > 0,381 Valid
P3 0,571 > 0,381 Valid
P4 0,614 > 0,381 Valid
P5 0,751 > 0,381 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.2 terlihat bahwa item pertanyaan 1
sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari
0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.
c. Variabel X3 (Konatif)
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) Item-Total
Statistics
Variabel
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel α=0.05,
n=30, df=30-
3=27
Keterangan
P1 0,640 > 0,381 Valid
P2 0,512 > 0,381 Valid
P3 0,711 > 0,381 Valid
P4 0,781 > 0,381 Valid
P5 0,823 > 0,381 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.3 terlihat bahwa item pertanyaan 1
sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari
0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.
46
d. Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah)
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah) Item-
Total Statistics
Variabel
Corrected
Item-Total
Correlation
r tabel α=0.05,
n=30, df=30-
3=27
Keterangan
P1 0,727 > 0,381 Valid
P2 0,916 > 0,381 Valid
P3 0,780 > 0,381 Valid
P4 0,852 > 0,381 Valid
P5 0,739 > 0,381 Valid
Sumber : Data Primer yang diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.9 terlihat bahwa item pertanyaan 1
sampai pertanyaan 5 nilai Corrected Item-Total lebih besar dari
0,381 sehingga pertanyaan dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,50. Standarisasi reliabilitas ini didasari
oleh kaidah reliabilitas Guilfor. Adapun bagan kaidah Guilfor adalah pada
tabel 3.1 menunjukkan uji reliabilitas untuk 4 variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Kognitif (Pengetahuan) 0,901 Reliabel
Afektif (Sikap) 0,818 Reliabel
Konatif (Tindakan) 0,866 Reliabel
Minat Berasuransi Syariah 0,922 Reliabel
Sumber : Data Primer yang diolah
Tabel 4.5 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
kognitif (pengetahuan) sebesar 0.901, variabel afektif (sikap) sebesar
0.818, konatif (tindakan) sebesar 0.866 dan variabel minat berasuransi
47
syariah sebesar 0,922. Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih
besar dari 0.6.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan bagian dari salah satu persyaratan
analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan
analisis yang sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji
kenormalan distribusinya.
Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal. Jika distribusi
data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data
sesungguhnya mengikuti garis diagonalnya. Salah satu cara melihat
data adalah dengan probability plot normal. Berikut ini adalah
gambar dari hasil analisis uji normalitas data.
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data Primer Output SPSS
48
Dengan melihat normal P-P plot diatas (gambar 4.5) dapat dilihat
bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model
regresi telah memenuhi asumsi normalitas.53
b. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat
apakah ada pola tertentu pada grafik scatter plot antara Z prediction
untuk variabel bebas (sumbu X=Y hasil prediksi) dan nilai
residualnya merupakan variabel terikat (Y=Y prediksi-Y Rill).
Dasar pengambilan keputusan untuk uji heteroskedastisitas
adalah:
1) Jika ada pola tertentu yang membentuk pola tertentu teratur
(bergelombang, melebur, kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
53 Duwi Priyatno, Analisis, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta, Gava
Media, 2013) h. 59.
49
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer Output SPSS
Berdasarkan gambar 4.12 grafik scatterplot Hasil pengujian
heteroskedastisitas menunjukkan bahwa titik-titik tidak membentuk
pola tertentu atau tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dengan demikian dalam uji
normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas dalam model
regresi dapat dipenuhi dalam ketiga uji klasik ini.
c. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat
nilai Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin
besar VIF maka semakin mendekati terjadinya masalah
multikolinearitas. Dalam kebanyakan penelitian menyebutkan
bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka
50
tidak terjadi multikolinearitas. Berikut adalah hasil uji
multikolinearitas.54
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218
Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009
Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591
Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831
a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)
Sumber: Data Primer Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa nilai Tolerance
mendekati angka 1 yaitu total kognitif sebesar 0,218, total afektif
sebesar 0,152, total konatif sebesar 0,261. Nilai Variance Inflation
Factor (VIF) disekitar angka 1 yaitu total kognitif sebesar 5,009,
total afektif sebesar 6,591, dan total konatif sebesar 3,831. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multikolinieritas dan dapat digunakan dalam
penelitian ini.
d. Uji Autokorelasi
Auto korelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi
dalam satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang
berturut turut sepanjang waktu memiliki korelasi antar satu dengan
yang lain. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
54 Duwi Priyatno, Analisis, Regresi dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta, Gava
Media, 2013) h. 59-60.
51
masalah autokorelasi. Dalam penelitian uji autokorelasi dilakukan
dengan menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar
pengambilan keputusannya sebagai berikut55:
1) Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi.
3) Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif
Hasil pengujian DW juga disediakan dalam analisis regresi
berganda. Jika n<15 pembuktian bisa dilakukan dengan tabel
langsung klasifikasi nilai d.
Tabel 4.7 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15)
Nilai d Keterangan
<1.10 Ada autokorelasi
1.10 – 1,54 Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90 Tidak ada kesimpulan
>2.91 Ada autokorelasi
Sumber : Aplikasi Statistik Praktis, 2003
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .936a .875 .861 1.464 2.083
a. Predictors: (Constant), Respon Konatif , Respon Kognitif, Respon
Afektif
b. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah
Tabel 4.8 berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas diketahui
bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar 2,083 dan berdasarkan
55 Singgih Sasonto, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik, (Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2012), h. 243
52
Tabel Nilai Durbin-Waston berada dikisaran nilai 1.55 – 2.46 yang
menurut tabel Nilai Durbin-Watson berarti tidak ada autokorelasi.
4. Persamaan Regresi Linear Berganda
Penelitian ini mengunakan model analisis regresi linier untuk
pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini untuk menggunakan input
berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner. Pada output ini, dijelaskan
nilai koefisien dari persamaan regresi dalam kasus ini, persamaan regresi
berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3
Tabel 4.9 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T
Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218
Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009
Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591
Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831
a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah
Dimana:
α : Nilai konstanta, yaitu -2.397
β1: Koefisien variabel kognitif, yaitu 0,145
β2: Koefisien variabel afektif, yaitu 0,565
β3: Koefisien variabel konatif, yaitu 0,769
Y: Minat Berasuransi Syariah
X1: Kognitif
X2: Afektif
X3: Konatif
53
Berdasarkan tabel tersebut di atas (coefficients), nilai-nilai pada
output kemudian dimasukkan ke dalam persamaan regresi linear berganda
berikut:
Y = (a)-2,397+ (X1)0,145+ (X2)0,565+ (X3)0,769
Penjelasan dari persamaan tersebut adalah:
a. Nilai konstanta (a) sebesar (-2,397) dapat diasumsikan bahwa
apabila nilai variabel independent lainnya 0, maka nilai variabel
dependent dalam hal ini minat berasuransi syariah tanpa
dipengaruhinya variabel independent adalah tetap sebesar (-2,397).
b. Nilai koefisien regresi variabel kognitif (X1) sebesar 0,145
menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel
kognitif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah
sebesar 0,145.
c. Nilai koefisien regresi variabel afektif (X2) sebesar 0,565
menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel
afektif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah
sebesar 0,565.
d. Nilai koefisien regresi variabel konatif (X3) sebesar 0,769
menyatakan bahwa penambahan 1 karena tanda (+) dari variabel
kognitif, maka minat berasuransi syariah (nilai Y) akan bertambah
sebesar 0,769.
Persamaan model ini, menunjukkan bahwa variabel respon kognitif
(X1), afektif (X2) dan konatif (X3) menunjukkan nilai yang baik terhadap
minat berasuransi syariah berdasarkan nilai koefisien regresi pada setiap
variabel, jika variabel diurutkan dari pengaruh yang terbesar sampai yang
terkecil adalah variabel konatif (X1), afektif (X2) dan kognitif (X3). Jadi
berdasarkan regresi di atas yang paling berpengaruh terhadap minat
berasuransi syariah adalah variabel konatif (X1).
54
5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square
yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R
Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang
digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R Square dapat naik atau dapat
turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi.
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .936a .875 .861 1.464 2.083
a. Predictors: (Constant), Respon Konatif , Respon Kognitif, Respon
Afektif
b. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa korelasi antara variabel minat
berasuransi syariah dengan ketiga variabel bebas secara umum sebesar
0,936 menunjukan variabel kognitif, afektif dan konatif terhadap minat
berasuransi syariah dengan kategori “kuat”. bahwa variabel kognitif,
afektif dan konatif mempunyai hubungan positif terhadap variabel minat
berasuransi syariah sebesar 0,936.
Untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dengan menggunakan koefisien determinasi atau
Adjusted R Square. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,861 (86,1%).
Hal ini menunjukan bahwa variabel minat berasuransi syariah (Y)
yang dapat dijelaskan oleh variabel respon kognitif/pengetahuan (X1),
variabel (respon) afektif/sikap (X2), variabel respon konatif/tindakan (X3)
55
sebesar 86,1% sedangkan sisanya 13,9% dijelaskan dengan faktor-faktor
lain diluar ketiga variabel tersebut.
6. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (uji t)
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.11 jika nilai t hitung
lebih besar dari ttable atau probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari
t table atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Tabel 4.11 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -2.397 1.899 -1.262 .218
Respon Kognitif .145 .153 .147 1.946 .033 .200 5.009
Respon Afektif .565 .242 .415 2.332 .028 .152 6.591
Respon Konatif .769 .153 .683 5.039 .000 .261 3.831
a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah
Sumber : Data Primer Output SPSS
1) Respon Kognitif (Pengetahuan) Terhadap minat berasuransi
syariah (X1)
Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model
1 terdapat nilai sig.0,033 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,033
< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1)
mempunyai nilai t hitung yakni sebesar 1,946 dengan t tabel
sebesar 1,703, jadi, t hitung > t tabel, dapat disimpulkan bahwa
respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian
56
Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah yang dilihat dari variabel kognitif berpengaruh
signifikan terhadap minat berasuransi syariah.
2) Respon Afektif (Sikap) Terhadap minat berasuransi syariah (X2)
Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model
1 terdapat nilai sig.0,028 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,028
<0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Variabel (X1)
mempunyai nilai thitung yakni sebesar 2,332 dengan ttabel
sebesar 1,703, jadi, thitung > ttabel, dapat disimpulkan bahwa
respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian
Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah yang dilihat dari variabel afektif berpengaruh
signifikan terhadap minat berasuransi syariah.
3) Respon Konatif (Tindakan) Terhadap minat berasuransi syariah
(X3)
Dilihat dari hasil output SPSS, pada kolom coefficient model
1 terdapat nilai sig.0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, atau 0,010
< 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel (X1)
mempunyai nilai thitung yakni sebesar 5,039 dengan ttabel
sebesar 1,703, jadi, thitung>ttabel, dapat disimpulkan bahwa
respon pengurus ormas Islam di Lembaga Perekonomian
Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah yang dilihat dari variabel konatif berpengaruh
signifikan terhadap minat berasuransi syariah.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji F atau uji koefisien regresi secara serentak, yaitu untuk
mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan atau
serentak terhadap variabel dependen apakah berpengaruh signifikan
atau tidak.
57
Hasil hipotesis dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat
dari tabel di bawah ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 391.049 3 130.350 60.790 .000b
Residual 55.751 26 2.144
Total 446.800 29
a. Dependent Variable: Minat menjadi Nasabah Asuransi Syariah
b. Predictors: (Constant), Respon Konatif, Respon Kognitif, Respon
Afektif
Berdasarkan tabel output ANOVA di atas didapat nilai F hitung
sebesar 60,790, sedangkan nilai f tabelnya dapat dicari dari tabel
statistik pada signifikansi = 0,05/2= 0,025 (uji dua sisi dengan df=
n-k atau 30-3 = 27, maka didapat f tabel adalah 2,950. Selain itu nilai
signifikan sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf signifikansi α =
0,05. Karena nilai f hitung > dari f tabel (60,790 > 2,950). Dan nilai
signifikansi < dari pada taraf signifikansi α = 0,05 (0,000<0,05) Ho
ditolak dan Ha diterima kesimpulannya pengetahuan (X1), sikap
(X2), dan tindakan (X3) secara bersama sama berpengaruh terhadap
variabel minat berasuransi sariah (Y).
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang disebar di lembaga perekonomian
Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah,
kemudian diolah dengan bantuan aplikasi SPSS versi 24, maka didapatkan hasil
dari respon kognitif, afektif, dan konatif terhadap minat menjadi nasabah asuransi
58
syariah. Secara keseluruhan, ketiga respon tersebut memberikan pengaruh terhadap
minat menjadi nasabah asuransi syariah.
Respon kognitif (pengetahuan) dari pengurus di lembaga perekonomian
Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah
menunjukan respon yang positif dan berpengaruh terhadap minat menjadi nasabah
asuransi syariah. Hal ini dibuktikan dari hasil kuesioner bahwa sebagian besar
pengurus sudah banyak yang memahami dan mengetahui apa yang dimaksud
dengan asuransi syariah, sistem yang digunakan dalam asuransi syariah dan mampu
membedakan antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional.
Selain itu, respon afektif (sikap) yang positif juga diberikan oleh pengurus
lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan
Muhammadiyah. Hal ini ditunjukan dari sikap merasa senang dan merasa aman
dengan adanya asuransi syariah. Mereka senang karena asuransi syariah
menggunakan konsep tolong menolong kepada sesama pesertanya dan mereka
merasa aman terhindar dari perkara yang haram (gharar, maisir dan riba) karena
asuransi syariah diawasi oleh dewan pengawas syariah.
Begitu juga dengan respon konatif (tindakan) dari para pengurus di
lembaga perekonomian Nahdlatul Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan
Muhammadiyah. Respon konatif ini bahkan menjadi respon yang paling
berpengaruh signnifikan terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah. Hal ini
dibuktikan dengan tindakan para pengurus di lembaga perekonomian Nahdlatul
Ulama dan majelis ekonomi dan kewirausahaan Muhammadiyah yang aktif dalam
mencari informasi tentang asuransi syariah, dan lebih memilih asuransi syariah
dibandingkan dengan asuransi konvensional.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan analisis dari respon organisasi masyarakat Islam
terhadap minat menjadi nasabah asuransi syariah, maka dapat disimpulkan:
1. Jika dilihat dari hasil uji t atau uji secara parsial, maka variabel kognitif,
afektif, dan konatif menunjukan hasil yang baik, karena masing-masing
variabel memberikan pengaruh terhadap minat menjadi nasabah asuransi
syariah. Variabel kognitif mempunyai nilai t hitung yakni sebesar 1,946
dengan t tabel sebesar 1,703. Variabel afektif mempunyai nilai thitung
yakni sebesar 2,332 dengan ttabel sebesar 1,703. Variabel konatif
mempunyai nilai thitung yakni sebesar 5,039 dengan ttabel sebesar 1,703,
jadi, dari ketiga variabel tersebut memiliki thitung > ttabel, dan dapat
disimpulkan bahwa respon pengurus ormas Islam di Lembaga
Perekonomian Nahdlatul Ulama dan Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan
Muhammadiyah yang dilihat dari variabel kogntif, afektif, dan konatif
berpengaruh signifikan terhadap minat berasuransi syariah.
2. Jika dilihat dari hasil uji f atau uji secara simultan, maka variabel kognitif,
afektif, dan konatif secara bersama-sama berpengaruh terhadap minat
berasuransi syariah. Nilai F hitung sebesar 60,790, sedangkan nilai f
tabelnya dapat dicari dari tabel statistik pada signifikansi = 0,05/2= 0,025
(uji dua sisi dengan df= n-k atau 30-3 = 27, maka didapat f tabel adalah
2,950. Selain itu nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil daripada taraf
signifikansi α = 0,05. Karena nilai f hitung > dari f tabel (60,790 > 2,950).
Dan nilai signifikansi < dari pada taraf signifikansi α = 0,05 (0,000<0,05)
Ho ditolak dan Ha diterima kesimpulannya pengetahuan (X1), sikap (X2),
dan tindakan (X3) secara bersama sama berpengaruh terhadap variabel
minat berasuransi sariah (Y).
60
3. Dari hasil analisis secara parsial maka diketahui bahwa variabel yang
paling dominan berpengaruh secara signifikan terhadap minat berasuransi
syariah adalah variabel konatif. Variabel konatif mempunyai nilai thitung
yakni sebesar 5,039 lebih besar dibandingkan nilai thitung variabel
kognitif yaitu 1,946 dan variabel afektif yaitu 2,332.
B. Saran
Adapun saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan perusahaan asuransi syariah dapat bersosialisasi dengan
datang ke organisasi masyarakat Islam dan memberikan penjelasan
tentang praktik asuransi syariah dilapangan.
2. Dengan adanya organisasi masyarakat Islam diharapkan adanya kerjasama
antara perusahaan asuransi syariah dengan para aktivis organisasi
masyarakat Islam untuk sama-sama mengembangkan asuransi syariah
serta mensosialisasikannya ke masyarakat agar asuransi syariah dapat
lebih berkembang pesat di Indonesia.
3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar membahas
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat menjadi nasabah asuransi
syariah sebagai bentuk kelanjutan dari penelitian tentang respon, dan
perbanyak lagi jumlah sampel yang diteliti, sehingga memberikan hasil
yang lebih baik.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abdurrahman Psikologi Pendidikan, Cet. Ke- 4, Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana, 1993.
Algifari, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Cet. Ke-4 Yogyakarta, BPFE,
2013.
Ali, Hasan Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis
Historis, Teoritis dan Praktis, Jakarta: Prenada Media, 2004
Amrin, Abdullah Meraih Berkah Melalui Asuransi Syariah, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo, 2011.
Andri, Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Ed.1 Cet. ke-1 Jakarta:
Kencana 2009.
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, Cet. ke-V,
Yogyakarta: Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2010.
Anwar, Khoiril Asuransi Syariah, Halal & Mashlahat, Cet. Ke-1, Solo: Tiga
Serangkai, 2007.
Arikunto, Suharsimi Edisi Revisi V.Renika Cipta, Jakarta: 2002.
B, Elizabeth, Penerjemah Istiwidayanti dan Soedjarwo, Psikologi Perkembangan,
Ed. Ke-5, Jakarta: Erlangga, 1991.
Benson, Nigel C dan Grove, Simon , Terjemahan Medina Khodijah, Mengenal
Psikologi For Beginners, Cet. 1, Bandung: Mizan, 2000.
Benson, Nigel C dan Grove, Simon, Mengenal Psiklogis For Beginners, Cet. Ke-1,
Bandung: Mizan, 2000.
C, Kinnear T, dan Taylor, J.R , Penerjemah Teguh, Agus H Riset Pemasaran
Pendekatan Terpadu, Ed. Ke-3, Jakarta: Erlangga, 1992.
62
Chaplin, J. P., Kamus Lengkap Psikologi, Cet.-9Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2004.
Crow, L & Crow, A, Penerjemah dari Education Psycologi, Psikologi Pendidikan,
Cet. Ke-1, Yogyakarta: Nur Cahya 1989.
D. Dagun, Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Lembaga Pengkajian
dan Kebudayaan Nusantara, 2000.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Indonesia, ed. III Cet. 3 Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Dewi, Gemala, Aspek-Aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah
di Indonesia, Cet. ke-4 Jakarta: Kencana, 2007.
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional NO: 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman
Umum Asuransi Syariah.
Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, Cet. IV,
Semarang: Undip, 2006.
Khamis, Masyhuril Takaful Asuransi Syariah, Jakarta: Suatu Solusi, 2009.
Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta:
PPM 2007.
Nugroho, Bhuono Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian
dengan SPSS, Ed. 1, Yogyakarta: ANDI, 2005.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga
Nahdlatul Ulama, Cet. II, Jakarta: Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU,
2015.
63
Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK/010/2010 Tentang Penerapan Prinsip
Dasar Penyelenggaraaan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi dengan
Prinsip Syariah.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul, Metode Penelitian Kuntitatif:
Teori dan Aplikasi Ed. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Priyatno, Dwi Anlisis Korelasi, Regresi dan Multivariete dengan SPSS,
Yogyakarta: Gava Media, 2013.
Priyatno, Dwi, Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta:
Mediakom, 2011.
Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
1999.
Resti Meldarianda dan Henky Lisan S, Pengaruh Store Atmosphere Terhadap
Minat Beli Konsumen Pada Resort Cafe Atmosphere Bandung, Jurnal
Bisnis dan Ekonomi, Vol 17 No. 2 (September 2010): h. 102.
Rochaety Ety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: dengan Aplikasi SPSS,
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007.
Salim, Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Ed. ke-2 Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Sasonto, Singgih, Aplikasi SPSS pada Statistika Parametrik,(Jakarta, Elex Media
Komputindo, 2012.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie Lazar , Penerjemah Zoelkifli Kasip,
Perilaku Konsumen, Ed. Ke-7, Cet. 4, Jakarta: Indeks, 2008.
Singarimbun Masri dan Effendi, Sofian, Metode Penelitian Survey Cet.4, Jakarta:
LP3ES.
Sobur, Alex, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah,Bandung: CV. Pustaka, 2003.
64
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke-1, Jakarta:
Kencana 2009.
Suma, M. Amin, Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, Tanggerang Selatan:
Kholam Publishing, 2006.
Wikipedia: “Daftar Penghargaan yang Diterima dan Dimilik Indonesia". Artikel
diakses pada 11 februari 2017 dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Daftar_penghargaan_yang_dierima_dan_d
imiliki_Indonesia .
Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya
Agung, 1996.
65
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Assalamu’alaikum Wb Wb.
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Alhamdulillahirabbil’alamin, salam silaturahim saya ucapkan, semoga kita semua
dalam perlindungan Allah Swt. dan diberikan kemudahan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad Saw. Dalam rangka proses penyelesaian studi di Universitas Islam
Negeri, maka saya Ahmad Zakariady sedang melakukan penelitian. Adapun judul
penelitian saya adalah “RESPON PENGURUS ORGANISASI MASYARAKAT
ISLAM TERHADAP MINAT MENJADI NASABAH ASURANSI SYARIAH
(Studi Kasus Pada Ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah)”.
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk berpartisipasi
menjawab kuesioner ini. Saya menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan.
Atas partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab kuesioner ini, saya ucapkan
terimakasih. Semoga Allah Swt. membalas kebaikan Bapak/Ibu/Saudara/i. Aamiin
yaa rabbal ‘alamin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat Saya
Ahmad Zakariady
1111046200028
66
A. Identitas responden
Lengkapilah identitas diri dibawah ini. Silahkan lingkari (O) pada huruf sesuai
dengan identitas Bapak/Ibu/Saudara/i.
1. Nama :
2. Alamat :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin : a). Laki – laki b). Perempuan
5. Status Perkawinan :
6. Pendidikan Terakhir : a). SD d). Diploma
b). SMP e). Sarjana
c). SMA f). Pasca Sarjana
B. Respon kognitif, afektif, dan konatif responden
Pada pertanyaan dibawah ini, dimohon Bapak/Ibu/Saudara/I untuk memberikan
jawaban yang dianggap paling sesuai dengan keadaan Bapak/Ibu/Saudara/I,
dengan melingkari pada salah satu jawaban yang telah disediakan sebagai
berikut:
1. STS untuk Sangat tidak setuju
2. TS untuk Tidak setuju
3. KS untuk Kurang setuju
4. S untuk Setuju
5. SS untuk Sangat setuju
Aspek kognitif (pengetahuan)
No Pertanyaan Penilaian
STS TS KS S SS
1 Saya memahami apa yang dimaksud dengan
asuransi syariah.
1 2 3 4 5
2 Saya memahami sistem dalam asuransi syariah
adalah saling tolong menolong (ta’awun).
1 2 3 4 5
3 Saya mengetahui bahwa asuransi syariah bebas
dari adanya praktek maisir, gharar, dan riba.
1 2 3 4 5
4 Saya mengetahui bahwa asuransi syariah sudah
sesuai dengan prinsip syariah karena diawasi
oleh DPS (Dewan Pengawas Syariah).
1 2 3 4 5
5 Saya memahami perbedaan antara asuransi
syariah berbeda dengan asuransi konvensional.
1 2 3 4 5
67
6 Saya mengetahui bahwa akad yang digunakan
oleh peserta ke perusahaan asuransi syariah
adalah wakalah bil ujroh.
1 2 3 4 5
7 Saya mengetahui bahwa pembagian hasil
investasi pada asuransi syariah ialah
menggunakan sistem bagi hasil (mudharabah).
1 2 3 4 5
Aspek afektif (sikap)
No Pertanyaan Penilaian
STS TS KS S SS
1 Saya merasa senang karena asuransi syariah
menggunakan konsep tolong menolong.
1 2 3 4 5
2 Saya merasa senang karena asuransi syariah
terbebas dari praktek maisir, gharar dan riba.
1 2 3 4 5
3 Saya merasa aman dari perkara yang haram
saat menggunakan asuransi syariah karena
telah diawasi oleh dewan pengawas syariah.
1 2 3 4 5
4 Saya merasa senang karena asuransi syariah
memberikan manfaat lebih dari pada asuransi
konvensional.
1 2 3 4 5
5 Saya merasa senang karena hasil dari inventasi
pada asuransi syariah dibagi berdasarkan
sistem bagi hasil (mudharabah).
1 2 3 4 5
Aspek konatif (tindakan)
No Pertanyaan Penilaian
STS TS KS S SS
1 Saya lebih memilih asuransi syariah dari pada
asuransi konvensional.
1 2 3 4 5
2 Saya mencari informasi tentang asuransi
syariah.
1 2 3 4 5
3 Saya memiliki polis asuransi syariah karena
saya membutuhkan jaminan untuk saya dan
keluarga saya.
1 2 3 4 5
4 Saya memiliki asurasnsi syarah karena
asuransi syariah tidak ada unsur maisir,
gharar,dan riba.
1 2 3 4 5
68
5 Saya memilih asuransi syariah karena
konsepnya tolong-menolong antar sesama
peserta asuransi syariah.
1 2 3 4 5
C. Minat berasuransi syariah
No Pertanyaan Penilaian
STS TS KS S SS
1 Saya berminat memiliki asuransi syariah
karena menggunakan sistem tolong menolong
(ta’awun) terhadap sesama peserta asuransi
syariah.
1 2 3 4 5
2 Saya berminat memiliki asuransi syariah
karena asuransi syariah bebas dari maisir,
gharar, dan riba.
1 2 3 4 5
3 Saya berminat memiliki asuransi syariah
karena asuransi syariah sesuai dengan ajaran
Islam.
1 2 3 4 5
4 Saya berminat memiliki asuransi syariah
karena saya merasa membutuhkan jaminan
untuk saya dan keluarga saya.
1 2 3 4 5
5 Saya berminat memiliki asuransi syariah
karena dalam asuransi syariah juga
menawarkan investasi yang sesuai dengan
prinsip syariah.
1 2 3 4 5
69
Lampiran 2
70
71
72
73
74
Tabel t (Pada taraf signifikansi 0,05)
1 sisi (0,05) dan 2 sisi (0,025)
75
Tabel r Product Moment Uji 1 Sisi pada taraf signifikansi 0,05
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 51 0.228
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 52 0.226
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 53 0.224
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 54 0.222
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 55 0.266 0.345
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 60 0.254 0.330
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 65 0.244 0.317
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 70 0.235 0.306
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 75 0.227 0.296
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 80 0.220 0.286
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 85 0.213 0.278
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 90 0.207 0.270
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 95 0.202 0.263
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 100 0.195 0.256
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 125 0.176 0.230
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 150 0.159 0.210
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 175 0.148 0.194
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 200 0.138 0.181
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 300 0.113 0.148
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 400 0.098 0.128
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 500 0.088 0.115
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 600 0.080 0.105
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364 700 0.074 0.097
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361 800 0.070 0.091
76
Tabulasi Hasil Data Penelitian
Respon Pengurus Organisasi Masyarakat Islam Terhadap Minat Menjadi
Nasabah Asuransi Syariah
Responden X1 X2 X3 Y
1 32 25 24 25
2 32 22 24 23
3 27 20 16 17
4 31 22 23 23
5 19 15 16 17
6 30 23 20 24
7 24 18 17 19
8 29 20 20 21
9 28 21 19 19
10 29 19 19 18
11 24 19 20 20
12 23 17 17 19
13 20 15 12 10
14 27 23 22 25
15 21 14 10 11
16 29 21 20 21
17 23 17 20 22
18 30 22 21 20
19 28 20 21 20
20 25 18 18 19
21 22 15 13 13
22 26 21 19 21
23 21 17 16 15
24 34 22 22 24
25 23 16 19 16
26 23 16 14 13
77
27 27 21 19 20
28 23 19 18 18
29 31 23 24 23
30 26 20 21 20
Hasil Output SPSS
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.901 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 22.5000 12.121 .743 .883
VAR00002 22.4333 12.254 .615 .897
VAR00003 22.4667 11.982 .661 .892
VAR00004 22.3000 11.528 .817 .874
VAR00005 22.3333 11.333 .769 .879
VAR00006 22.9000 12.024 .617 .897
VAR00007 22.4667 11.568 .756 .881
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
78
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00008 15.2667 5.720 .506 .814
VAR00009 15.4333 5.564 .630 .776
VAR00010 15.3667 5.413 .571 .796
VAR00011 15.6000 5.834 .614 .782
VAR00012 15.8000 5.269 .751 .741
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.866 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00013 14.6667 8.851 .640 .850
VAR00014 15.2333 9.357 .512 .876
VAR00015 15.3333 7.609 .711 .832
VAR00016 15.1000 6.921 .781 .814
VAR00017 S14.8667 7.499 .823 .802
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 5
79
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.922 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if Item
Deleted
Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00018 15.3000 10.907 .727 .918
VAR00019 15.3333 9.747 .916 .882
VAR00020 15.0667 10.133 .780 .908
VAR00021 15.5000 9.707 .852 .894
VAR00022 15.6000 9.766 .739 .919
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Respon Kognitif
Organisasi
Masyarakat
Islam Terhadap
Asuransi Syariah
Respon Afektif
Organisasi
Masyarakat
Islam Terhadap
Asuransi Syariah
Respon Konatif
Organisasi
Masyarakat Islam
Terhadap Asuransi
Syariah
Minat menjadi
Nasabah
Asuransi
Syariah
N 30 30 30 30
Normal Parametersa,b Mean 26.23 19.37 18.80 19.20
Std.Deviation 3.980 2.883 3.488 3.925
Most Extreme Differences Absolute .125 .120 .156 .146
Positive .125 .094 .068 .076
Negative -.090 -.120 -.156 -.146
Kolmogorov-Smirnov Z .685 .659 .856 .802
Asymp. Sig. (2-tailed) .736 .778 .457 .542
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.