respirasi

92
Pemicu 1 Bersin pembawa derita Refky Juliandri 405090149

Upload: refkyjuliandri

Post on 21-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Anatomi, fisiologi, & histologi sistem respirasiMekanisme alergiRhinitisSinusitis

TRANSCRIPT

Slide 1

Pemicu 1Bersin pembawa deritaRefky Juliandri405090149Learning objectivesAnatomi, fisiologi, & histologi sistem respirasiMekanisme alergiRhinitisSinusitis

LO 1. Anatomi, fisiologi, & histologi sistem respirasi

Lubang hidung( mulut)Faring, laring , trakeaBronkus primerBronkus kecilBronkiolusBronkiolus terminalisBronkiolus respiratoriusDuktus alveolarisSakus alveolarisAlveolusHidung luar

Cavitas Nasi

Conchae

Chonchae

Conchae

Sinus paranasal

Vaskularisasi

vaskularisasi

Persarafan

Histologi

has organic collagen fibers but they are very finely divided and cannot be seen in the light microscope. Staining gives the matrix a texture which is referred to as the ground substance. Hyaline is the most common type of cartilage, found in the nose, attached to the ribs, as articular cartilage, and as the cartilage model for bone development.

Sistem transpor mukosilieradalah sistem pertahanan aktif rongga hidung terhadap virus, bakteri, jamur, dan partikel lain yang terhirup bersama udara.Efektivitas tergantung kualitas silia & palut lendir.Mekanisme Pertahanan TubuhBagian bawah palut lendir tdr dari cairan serosa, yg mengandung laktoferin, lisozim, inhibitor lekoprotease sekretorik, IgA sekeretorik (s-IgA)Bagian permukaan tdr dari mukus yg elastis & banyak mengandung protein plasma (albumin, IgG, IgM, faktor komplemen) Glikoprotein utk pertahanan lokal bersifat antimikrobialIgA mengeluarkan mikroorganisme dari jaringan dgn mengikat antigen pada lumen sal.napasIgG memicu reaksi inflamasi bila terpajan dengan antigen bakteriFisiologi hidungSebagai jalan nafasInspirasi : Udara masuk melalui nares anterior naik ke atas setinggi konka media turun ke bawah ke arah nasofaring sehingga aliran udara berbentuk lengkungan atau arkusEkspirasi :Udara masuk melalui nares posterior sama seperti inspirasi. Tapi pada bagian depan udara memecah, sebagian ke nares anterior dan sebagian lain ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaringFisiologi hidungPengatur kondisi udara (air conditioning)Untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus paruDilakukan dengan cara mengatur kelembapan udara dan mengatur suhu Mengatur kelembapan :Dilakukan oleh palut lendir (mucous blanket)Musim panas : udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikitMusim dingin >< musim panasMengatur suhuBanyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas radiasi dapat berlangsung secara optimalSuhu udara setelah melalui hidung 37 C

Fisiologi hidungSebagai penyaring dan pelindungDilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi, silia, palut lendir (mucous blanket), dan enzim lysozymeDebu dan bakteri akan melekat pada palum lendir dan partikel-partikel besar akan dikeluarkan dengan refleks bersinIndera penciumanAda mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septumPartikel bau mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat

Resonansi suaraPenting untuk kualitas suara saat berbicara dan menyanyiSumbatan hidung resonansi berkurang atau hilang suara sengau (rinolalia)Proses bicaraMembantu proses pembentukan kata-kataKata dibentuk oleh lidah, bibir, palatum molePembentukan konsonan nasal (m,n,ng) rongga mulut tertutup dan hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara

Refleks nasalReseptor refleks yang berhubungan dengan sluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasanContoh : iritasi mukosa hidung refleks nafas dan bersin berhenti

RhinitisRhinitis alergiRhinitis spesifikRhinitis non spesifikRhinitis vasomotorRhinitis medikamentosaSiccaHipertrofiAtrofiCandidaTBLuesDipteriHidungSinusitisLain -lainEpistaksisPolip nasiKronikAkutTrauma wajahSub-AkutLO 2. Mekanisme alergi

Histamin :Menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin-bersinKelenjar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresiPermeabilitas kapiler meningkat sehingga terjadi rinoreHidung tersumbat akibat vasodilatasi sinusoidMerangsang mukosa hidung sehingga terjadi pengeluaran ICAM 1Efek Pengeluaran Mediator32Molekul kemotaktik (sel mast) :Akumulasi sel eosinofil dan neutrofil di jaringan target.Eosinofil dengan mediator inflamasi pada granulnya (ECP, EDP, MBP, EPO) :Hiperaktif atau hiperresponsif hidung

Efek Pengeluaran Mediator33LO 3. RhinitisRhinitisRhinitis alergiRhinitis spesifikRhinitis non spesifikRhinitis vasomotorRhinitis medikamentosaSiccaHipertrofiAtrofiCandidaTBLuesDipteriBentuk-Bentuk Rhinitis IstilahPenjelasanRhinitis hipertrofik kronikDitandai oleh pembengkakan jaringan lunak, sekret yang banyak, hipertofi mukosa,penebalan periosteum. Timbul akibat infeksi hidung akut yang berulang,serangan sinusitis supuratif berulang atau dari kondisi vasomotor yang tidak tergantung penyakit lokalRhinitis vasomotorikBentuk rinitis hipertrofik. Etiologi tidak diketahuiRhinitis medikamentosaUmumnya dianggap sbg rhinitis hipertrofik,berkaitan dengan penggunaan obat-obat hidung topikal secara berlebihanIstilahPenjelasanRhinitis hiperplastik kronikKondisi ini dapat menyertakan unsur-unsur rhinitis hipertrofik, namun umumnya dihubungkan dengan poliposis hidungRhinitis siccaSerigkali dianggap sebagai suatu gangguan atau perubahan faal hidung dalam kaitannya dengan perubahan lingkungan, terutama udara inspirasi yang keringRhinitis atrofik (ozena)Kondisi ini dicirikan oleh atrofi struktur intranasal sejati dengan krusta sekunder. Umumnya idiopatikRinitis alergiPenyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von Pirquet, 1986)

WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), 2001 :kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE

EpidemiologiPerkiraanyang tepat tentang prevalensi rhinitis alergi agak sulit berkisar 4 40%Ada kecenderungan peningkatan prevalensi rhinitis alergi di AS dan diseluruhduniaada kaitan dengan :meningkatnya polusi udara, Populasi dust mite,Kurangnya ventilasi dirumah atau kantor, dll39Klasifikasi Berdasarkan waktunya, ada 3 golongan rhinitis alergi :Seasonal allergic rhinitis (SAR) terjadi pada waktu yang sama setiap tahunnya musim bunga, banyak serbuk sari beterbanganPerrenial allergic rhinitis (PAR) terjadi setiap saat dalam setahun penyebab utama: debu, animal dander, jamur, kecoaBerdasarkan lamanya terjadi gejalaKlasifikasi Gejala dialami selamaIntermitenkurang dari 4 hari seminggu, atau kurang dari 4 minggusetiap saat kambuhPersistenlebih dari 4 hari seminggu, atau lebih dari 4 minggu setiapsaat kambuhBerdasarkan Keparahan dan kualitas hidupRingantidak mengganggu tidur, aktivitas harian, olahraga, sekolah,atau pekerjaantidak ada gejala yang menggangguSedang sampaiberatterjadi satu atau lebih kejadian di bawah ini:1.gangguan tidur,2.gangguan aktivitas harian, kesenangan atau olahraga,3.gangguan pada sekolah atau pekerjaan, atau4.gejala yang menggangguKlasifikasi rhinitis alergi menurut guideline ARIA (2001)ARIA = Allergic Rhinitis and its Impact on AsthmaJ Allergy Clin Immunol 2001; 108: S147-S33441

Gejala spesifik lain pada anak :

Terdapat bayangan gelap di daerah bawah mata yg terjadi karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung (allergic shiner)

Sering tampak anak menggosok-gosokkan hidung dgn punggung tangan karena gatal (allergic salute)

Keadaan menggosok hidung ini lama kelamaan akan mengakibatkan timbulnya garis melintang di dorsum nasi bagian 1/3 bawah (allergic crease)

Mulut sering terbuka dengan lengkung langit2 yg tinggi ggg pertumbuhan gigi-geligi (facies adenoid)

Dinding posterior faring tampak granuler dan edema (cobblestone app.), serta dinding lateral faring menebal

Lidah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue)

Etiologi Genetik Faktor lingkungan (debu, jamur)Terpapar alergen (pollen, makanan, bulu binatang)Paparan pasif asap rokok Pembuangan limbah gas

Cara Terpapar AlergenAlergen inhalan : masuk bersama udara pernapasanAlergen ingestan : masuk ke saluran cernaAlergen injektan : masuk melalui suntikan atau tusukanAlergen kontaktan : masuk melalui kontak kulit atau jaringan mukosa46PatofisiologiMelalui tahap sensitisasi dan tahap provokasi/ reaksi alergi.Reaksi alergi itu sendiri di bagi menjadi 2 fase yaitu Reaksi Alergi Fase Cepat(RAFC) dan Reaksi Alergi Fase LambatRAFC berlangsung selama 1 jam sejak kontak dengan alergenRAFL berlangsung selama 2-4 jam dan puncaknya 6-8 jam setelah pemaparan dan dapat selama 24-48 jam47

Tahap SensitisasiDimulai saat kontak pertama dengan alergen,makrofag atau monosit(sel penyaji) menangkap alergen yg menempel di permukaan mukosa hidung antigen membentuk fragmen pendek peptida dan bergabung dgn molekul HLA kelas II komplek peptida MHC Kelas IIsel penyajisitokin seperti Interleukin1(IL 1) mengaktifkan Th0 untuk berproliferasi menjadi Th 1 dan Th 2.Th 2 IL 3, IL 4, IL 5 dan IL 13.49Tahap SensitisasiIL 4 dan IL 13 dapat diikat oleh R.nya di permukaan sel limfosit BIg E.Ig E di sirkulasi darahjaringan dan diikat oleh R Ig E di permukaan sel mastosit dan basofil ke2 sel ini menjadi aktif sel mediator yang tersensitisasiProses ini yang disebut tahap Sensitisasi 50Tahap RAFCMukosa yang sudah tersensitisasi dengan terpapar dengan alergen yang sama maka ke2 rantai Ig E akan mengikat alergen spesifikTerjadi degranulasi mastosit dan basofil dengan akibat terlepasnya mediator kimiawi yg sdh terbentuk terutama histaminSelain histamin msh bnyk lg51Tahap RAFLPada RAFC,sel mastosit juga melepaskan molekul kemotaktikakumulasi eosinofil dan netrofil di jaringan targetRespon ini terus berlanjut dan puncaknya 6-8 jam setelah pemaparanPada tahap RAFL ini ditandai dengan penambahan jenis dan jumlah sel inflamasiTerjadi sitokin seperti IL3,IL4,IL5,GM-CSF dan ICAM 1 pada sekret hidungAda gejala hiperaktif atau hiperresponsif hidung52Gejala dan tanda

Bersin berulangkaliHidung berair (rhinorrhea)Tenggorokan, hidung,kerongkongan gatalMata merah, gatal, berairPost-nasal drip

Keterangan tambahan ( gejala khas )Pada SAR : sneezing, runny nose, watery & itchy eyesPada PAR : nasal congestion & post-nasal drip

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah tepi: eosinofil normal/meningkatkadar IgE total: normal/meningkatsitologi mukosa hidunguji kulit alergen untuk menentukan alergen penyebabFoto sinus paranasalis (usia 4 tahun ke atas) atau CT-scan bila dicurigai komplikasi sinusitis atau adanya deviasi septum nasi.Pemeriksaan

PEMERIKSAAN PENUNJANGIn vitro :- Hitung eosinofil dalam darah tepi - IgE total (grist-paper radio immunosorbent test) - IgE spesifik dengan RAST (Radio Inimuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked /mmuno Sorbent Assay Test)- Pemeriksaan sitologi hidung (pemeriksaan pelengkap)ditemukan eosinofil dalam jumlah banyak menunjukan kemungkinan alergi inhalan, basofil kemungkinan alergi ingestan, dan sel polimorfnuklear menunjukkan kemungkinan infeksi bakteriIn vivo .- tes cukit kulit, uji intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri Skm End-point Titration/SET). - "Challenge Test'.57Penatalaksanaan Hindari kontak & eliminasi. Keduanya merupakan terapi paling ideal. Hindari kontak dengan alergen penyebab (avoidance). Eliminasi untuk alergen ingestan (alergi makanan).Simptomatik. Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, dekongestan dan kortikosteroid.Operatif. Konkotomi merupakan tindakan memotong konka nasi inferior yang mengalami hipertrofi berat. Lakukan setelah kita gagal mengecilkan konka nasi inferior menggunakan kauterisasi yang memakai AgNO3 25% atau triklor asetat.Imunoterapi. Jenisnya desensitasi, hiposensitasi & netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasi membentuk blocking antibody. Keduanya untuk alergi inhalan yang gejalanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum memuaskan. Netralisasi tidak membentuk blocking antibody dan untuk alergi ingestan.

AgentInflamationCongestionRhinorrheaSneezingNasal ItchOcular SymptomAntihistamines 1st generation 2nd generation Topical antihistaminesDecongestantsIntranasal steroidsOral steroids Intranasal cromolyn-++-+++--++++++++-++++++-++++++-++++++-+++Pharmacotherapies for Allergic Rhinitis+, some activity; +, good activityPENATALAKSANAANNon farmakologi :Hindari faktor pencetus (alergen)

Farmakologi :Jika tidak bisa menghindari pencetus, gunakan obat-obat anti alergi baik OTC maupun ethicalJika tidak berhasil, atau obat-obatan tadi menyebabkan efek samping yang tidak bisa diterima, lakukan imunoterapi (desensitisasi)

61Obat yang digunakanAnti histamin Lini pertama pengobatan alergiDiabsorpsi baik dan dimetabolisme di heparDekongestangolongan simpatomimetik beraksi pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki pernafasanPenggunaan dekongestan topikal tidak menyebabkan atau sedikit sekali menyebabkan absorpsi sistemikPenggunaan agen topikal yang lama (lebih dari 3-5 hari) dapat menyebabkan rinitis medikamentosa, di mana hidung kembali tersumbat akibat vasodilatasi perifer batasi penggunaan62Obat decongestan topikal dan durasi aksinyaObat Durasi aksiAksi pendekFenilefrin HClSampai 4 jamAksi sedangNafazolin HClTetrahidrozolin HCl4 6 jamAksi panjangOksimetazolin HClXylometazolin HClSampai 12 jam63Decongestan oral

Onset lambat, tapi efek lebih lama dan kurang menyebabkan iritasi lokal tidak menimbulkan resiko rhinitis medikamentosaContoh :FenilefrinFenilpropanilaminPseudo efedrin64Intranasal corticosteroids (INCS)Efek utama pada mukosa hidung :mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediatormenekan kemotaksis neutrofilmengurangi edema intraselmenyebabkan vasokonstriksi ringanmenghambat reaksi fase lambat yang diperantarai oleh sel mastefek samping: bersin, perih pada mukosa hidung, sakit kepala, epistaxis65Sodium kromolinsuatu penstabil sel mast mencegah degranulasi sel mast dan pelepasan mediator, termasuk histamin.tersedia dalam bentuk semprotan hidung untuk mencegah dan mengobati rinitis alergi.Efek sampingnya : iritasi lokal (bersin dan rasa perih pada membran mukosa hidungDosisnya untuk pasien di atas 6 tahun adalah 1 semprotan pada setiap lubang hidung 3-4 kali sehari pada interval yang teratur66Untuk rinitis seasonal, gunakan obat ini pada saat awal musim alergi dan digunakan terus sepanjang musim.Untuk rhinitis perennial, efeknya mungkin tidak terlihat dalam 2-4 minggu pertama, untuk itu dekongestan dan antihistamin mungkin diperlukan pada saat terapi dimulai.

Ipratropium bromidaMerupakan agen antikolinergik berbentuk semprotan hidung bermanfaat pada rinitis alergi yang persisten atau perenial memiliki sifat antisekretori jika digunakan secara lokal dan bermanfaat untuk mengurangi hidung berair yang terjadi pada rinitis alergi.tersedia dalam bentuk larutan dengan kadar 0,03%,diberikan dalam 2 semprotan (42 mg) 2- 3 kali sehari.Efek sampingnya ringan, meliputi sakit kepala, epistaxis, dan hidung terasa kering.68Imunoterapi desensitisasiBersifat kausatifImunoterapi merupakan proses yang lambat dan bertahap dengan menginjeksikan alergen yang diketahui memicu reaksi alergi pada pasien dengan dosis yang semakin meningkat.Tujuannya adalah agar pasien mencapai peningkatan toleransi terhadap alergen, sampai dia tidak lagi menunjukkan reaksi alergi jika terpapar oleh senyawa tersebut.69

70Komplikasi Polip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung. Otitis media. Rinitis alergi dapat menyebabkan otitis media yang sering residif dan terutama kita temukan pada pasien anak-anak. Sinusitis paranasal. Otitis media dan sinusitis paranasal bukanlah akibat langsung dari rinitis alergi melainkan adanya sumbatan pada hidung sehingga menghambat drainase. Nyeri tenggorokan yang berulang

Diagnosa Banding Infectious rhinitis Perenial nonallergic rhinitis Pollutant and irritants Hormonal rhinitis Rhinitis medicamentosaAnatomic deformityTumors of foreign bodyPEMBEDARHINITIS ALERGIRHINITIS VASOMOTOREpidemiologiGejala

Keadaan yang berhubungan

Penatalaksanaan

Tes alergi10-20%Hidung tersumbat, rinore, bersin2, lakrimasi

Asma, eksema, dermatitis alergi, alergi obat

Jauhi alergen, Injeksi desensitisasi, topikal sodium cromoglycate, locally-acting steroid nasal sprays, antihistamin (blocking the H1 nasal mucosa reseptors)Positif10-15%Hidung tersumbat, rinore, bersin2, mukosa nasal (edema,merah,kongesti)Adanya perubahan T0, perubahan metabolik (kehamilan, puberitas, menopause, hipertiroid)Submukosal diathermy, laser treatment, radical turbinectomy

Negatif LO 4. Sinusitis

75Sinus paranasalisSinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak.Rongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan.Sinus frontalis terletak di bagian dahiSinus maksilaris terletak di belakang pipi.Sinus sphenoid &Sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris.

76Dinding sinus terutama dibentuk oleh sel sel penghasil cairan mukus. Udara masuk ke dalam sinus melalui sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung yang disebut dengan ostia.Jika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara tidak akan bisa keluar masuk dan cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak akan bisa dikeluarkan.

Sinusitis: keadaan radang yg mengenai 4 pasang struktur yg terdapat di sinus kavitas nasi.Sinusitis: inflamasi mukosa sinus paranasal.

EPIDEMIOLOGIAngka kejadian sinusitis di Indonesia belum diketahui secara pasti. Tetapi diperkirakan cukup tinggi karena masih tingginya kejadian infeksi saluran napas atas, yang merupakan salah satu penyebab terbesar terjadinya sinusitis.Di Eropa angka kejadian sinusitis sekitar 10% - 30% populasi, di Amerika sekitar 135 per 1000 populasi. ETIOLOGI dan PATOGENESISTerjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus.Adanya demam, flu, alergi dan bahan iritan dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostia, sehingga lubang drainase ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus.

80Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan traumaDrainase cairan mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat oleh pengentalan cairan mukus itu sendiri. Pengentalan ini terjadi akibat pemberiaan obat antihistamin, penyakit fibro kistik dan lain lain.

Sel penghasil mukus memiliki rambut halus (silia) yang selalu bergerak untuk mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Asap rokok menyebabkan rusaknya rambut halus ini sehingga pengeluaran cairan mukus menjadi terganggu.Cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus dalam jangka waktu yang lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur.

KLASIFIKASIBerdasarkan tipe patogen penyebabSinusitis dentogenSinusitis jamurBerdasarkan durasi penyakitSinusitis akut 12mggBerdasarkan etiologiSinusitis infeksiusSinusitis non-infeksius83TANDA dan GEJALASinusitis akutISPA : pilek dan batuk yang lama,lebih dari 7 hari.Demam dan lesu (gejala sistemik)Hidung tersumbatIngus kental yang kadang berbau dan mengalir ke nasofaringHalitosisSakit kepalaNyeri di daerah sinus yang terkenaTampak pembengkakan di daerah muka

Sinusitis subakutSama dengan sinusitis akut,hanya tanda-tanda radang akutnya sudah reda84Sinusitis kronisGejala hidung dan nasofaring,berupa sekret di hidung dan nasofaring.Gejala faring,berupa rasa tidak nyaman di tenggorokGejala telinga,berupa gangguan pendengaran akibat sumbatan tuba Eustachius.Nyeri kepalaGejala mata,akibat penjalaran infeksi melalui duktus nasolakrimalisGejala saluran napas,berupa batuk dan kadang komplikasi di paruGejala saluran cerna,dapat terjadi gastroentritis akibat mokupus yang tertelan.85Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala. Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi. Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat. Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit leher.

86PEMERIKSAAN PENUNJANGTransiluminasiSinus yang sakit akan menjadi suram atau gelapRadiologikPosisi waters:terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. PA :untuk menilai sinus frontal Posisi lateral :untuk menilai sinus frontal, sfenoid dan etmoid.Tampak perselubungan atau penebalan mukosa tau batas cairan-udara (air fluid level) pada sinus yang sakit

87PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIKDiambil sekret dari meatus medius atau meatus superiorUntuk menemukan bakteri (pneumococcus, Sreptococcus, Staphylococcus, dan Haemophilus influenza), virus, atau jamur88PENATALAKSANAANAntibiotika selama 2mingguDiatermi gelombang pendek selama 10hariMelakukan tindakan untuk membantu memperbaiki drenase dan pembersihan sekret dari sinus yang sakitSinusitis maksila : Pungsi dan irigasi sinusDilakukan 2x dalam semingguBila setelah 5 atau 6 kali masih banyak sekret purulen, berarti muosa sinus sudah tidak dapat kembali normal (perubahan irrevrsible) dilakukan operasi radikalSinusitis etmoid, frontal, atau sfenoid : pencucian proetzUntuk mengetahui perubahan mukosa masih reversible atau tidak, dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan sinoskopi, yaitu melihat antrum 9sinus maksila) secara langsung dengan menggunakan endoskop89DIAGNOSIS BANDINGSinusitis akut :Rhinitis atrofiKarsinoma hidungBenda asing di rongga hidung90KOMPLIKASISinusitis akut :kelainan orbitaKelainan intrakranialSinusitis kronis :Osteomielitis dan abses subperiostealKelainan paru

91Daftar PustakaSoepardi EA,Iskandar N ,Bashiruddin J dan Restuti RD.Buku Ajar Ilmu Kesehatan, Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. ed 6.FKUI. Jakarta. 200792