resorpsi internal

14
Resorpsi Internal pada Gigi Permanen Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010 RESORPSI INTERNAL BAB I PENDAHULUAN Resorpsi adalah kerusakan jaringan gigi yang telah mengalami demineralisasi oleh osteoklas. Kondisi ini berkaitan dengan proses fisiologis atau patologis dimana telah terjadi kehilangan jaringan seperti dentin, sementum atau tulang alveolar. Resorpsi dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanent. Resorpsi terbagi menjadi 2 macam berdasarkan etiologinya yaitu resorpsi internal dan resorpsi ekternal. Resorpsi internal adalah suatu proses idiopatik progresif resorptif yang lambat atau cepat yang timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi. Penyebab resorpsi internal masih belum diketahui secara pasti, namun seringkali penderita mempunyai riwayat trauma. Ada yang beranggapan bahwa resorpsi internal dapat terjadi sebagai akibat inflamasi pulpa. Resorpsi internal lebih sering terjadi pada gigi sulung dibandingkan gigi permanen. Terjadinya resorpsi internal pada gigi sulung sering dihubungkan dengan injuri traumatik, oklusi traumatic (bruxism), inflamasi dan infeksi pulpa serta dapat terjadi setelah perawatan pulpa seperti direct pulp capping dan pulpotomi dengan kalsium hidroksida. Karena tidak diketahui pasti etiologi awal dari proses resorpsi ini maka resorpsi internal merupakan proses idiopatik. Resorpsi internal pada akar gigi adalah asimtomatik. Pada mahkota gigi, resorpsi internal dapat terlihat sebagai daerah yang kemerah-merahan disebut ”bintik merah muda” (”pink spot”). Daerah kemerah-merahan ini menggambarkan jaringan granulasi yang terlihat melalui daerah mahkota yang teresorpsi. Pada pemeriksaan histopatologi, tidak seperti karies, resorpsi internal adalah hasil aktivitas osteoklastik. Ciri proses resorpsi adalah lakuna yang mungkin terisi oleh jaringan osteoid. Jaringan osteoid dapat dianggap sebagai usaha perbaikan. Adanya jaringan granulasi menyebabkan perdarahan banyak bila pulpa diambil. Dijumpai sel-sel raksasa bernukleus banyak atau dentinoklas. Pulpa biasanya menderita inflamasi kronis.

Upload: rizki-cah-keraton

Post on 07-Feb-2016

380 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

RESORPSI INTERNAL BAB I

PENDAHULUAN

Resorpsi adalah kerusakan jaringan gigi yang telah mengalami demineralisasi

oleh osteoklas. Kondisi ini berkaitan dengan proses fisiologis atau patologis dimana telah

terjadi kehilangan jaringan seperti dentin, sementum atau tulang alveolar. Resorpsi dapat

terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanent. Resorpsi terbagi menjadi 2 macam

berdasarkan etiologinya yaitu resorpsi internal dan resorpsi ekternal.

Resorpsi internal adalah suatu proses idiopatik progresif resorptif yang lambat atau

cepat yang timbul pada dentin kamar pulpa atau saluran akar gigi. Penyebab resorpsi

internal masih belum diketahui secara pasti, namun seringkali penderita mempunyai

riwayat trauma. Ada yang beranggapan bahwa resorpsi internal dapat terjadi sebagai

akibat inflamasi pulpa.

Resorpsi internal lebih sering terjadi pada gigi sulung dibandingkan gigi permanen.

Terjadinya resorpsi internal pada gigi sulung sering dihubungkan dengan injuri traumatik,

oklusi traumatic (bruxism), inflamasi dan infeksi pulpa serta dapat terjadi setelah

perawatan pulpa seperti direct pulp capping dan pulpotomi dengan kalsium hidroksida.

Karena tidak diketahui pasti etiologi awal dari proses resorpsi ini maka resorpsi internal

merupakan proses idiopatik.

Resorpsi internal pada akar gigi adalah asimtomatik. Pada mahkota gigi, resorpsi

internal dapat terlihat sebagai daerah yang kemerah-merahan disebut ”bintik merah

muda” (”pink spot”). Daerah kemerah-merahan ini menggambarkan jaringan granulasi

yang terlihat melalui daerah mahkota yang teresorpsi.

Pada pemeriksaan histopatologi, tidak seperti karies, resorpsi internal adalah

hasil aktivitas osteoklastik. Ciri proses resorpsi adalah lakuna yang mungkin terisi oleh

jaringan osteoid. Jaringan osteoid dapat dianggap sebagai usaha perbaikan. Adanya

jaringan granulasi menyebabkan perdarahan banyak bila pulpa diambil. Dijumpai sel-sel

raksasa bernukleus banyak atau dentinoklas. Pulpa biasanya menderita inflamasi kronis.

Page 2: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

Kadang-kadang terjadi metaplasia pulpa yaitu transformasi ke jenis jaringan lain seperti

tulang atau sementum.

Gambaran radiografis resorpsi internal berupa daerah radiolusensi berbentuk

cekungan pada dinding saluran akar sehingga menyerupai gambaran lingkaran dengan

tepi yang rata. Secara klinis ditemukan jaringan pulpa yang nekrotik sampai batas lakuna

resorpsi internal dan lebih ke apikal, terdapat jaringan yang masih vital. Dapat juga

ditemukan jaringan pulpa yang sudah nekrotik seluruhnya.

Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus resorpsi internal adalah eksterpasi

pulpa untuk menghentikan proses resorpsi internalnya. Pada kebanyakan pasien, resorpsi

internal berkembang tanpa terlihat karena tidak menimbulkan rasa sakit, sampai akar

berlubang. Dalama kasus seperti ini, pasta kalsium hidroksida dimampatkan pada saluran

akar dan diperbaharui secara periodik sampai kerusakan menjadi baik. Perbaikan selesai

bila terjadi rintangan atau karies mengapur, baru kemudian diisi dengan gutta-percha.

Prognosis dari kasus resorpsi internal yang terbaik adalah sebelum terjadi

perforasi akar atau mahkota. Jika telah terjadi perforasi akar-mahkota, prognosisnya

menurun tergantung pada terbentuknya rintangan mengapur atau pembukaan ke perforasi

yang memungkinkan perbaikan secara bedah.

Page 3: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

BAB II

LAPORAN KASUS

KASUS 1

Pria umur 20 tahun dengan riwayat trauma 2 tahun yang lalu, datang ke bagian

konservasi kedokteran gigi dengan keluhan diskolorisasi dan fraktur gigi anterior bawah.

Pasien tidak mempunyai riwayat pembengkakan ekstraoral dan intraoral atau rasa sakit

atau sinus.

Diagnosis klinis

Pemeriksaan intraoral menunjukkan fraktur Ellis Class II gigi insicivus lateral.

Gigi mengalami perubahan warna dan member respon terhadap tes panas. Gigi incisivus

central tidak memberikan respon terhadap tes panas.

Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan radiografi rutin menunjukkan radiolunsen pada sepertiga tengah

permukaan akar insisivus central mengindikasikan kasus resorpsi internal. Dan hubungan

radiolusen pada daerah periapikal gigi insisivus lateral.

Treatment

1. Pembuatan access opening pada gigi incisivus central dan lateral dengan rotary

high speed dan saluran akar dibentuk, diikuti dengan ekstirpasi pulpa

2. Saluran akar diirigasi dengan larutan saline dan sodium hypochlorite 5.25%.

3. Penentuan panjang kerja dengan menggunakan radiografi periapikal intraoral.

4. Preparasi biomekanik pada kedua gigi dengan menggunakan alat taper lebih besar

(Profile), incisivus central sampai 25 (6%), incisivus lateral sampai 25(bukal 6%,

lingual 4%).

Page 4: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

5. Calcium hydroxide (vitapex) diberikan selama 2 bulan (gambar 3).

6. Obturasi dilakukan dengan menggunakan metode kondensasi lateral untuk gigi

insisivus lateral.

7. Pada kasus insisivus central, master cone dipotong sampai 5 mm dan ditempatkan

pada tepi apical dengan menggunakan sealer. Kemudian obturasi diselesaikan

dengan back fill method dengan sealer resin based (gambar 4).

8. Pasien dikontrol setelah 6 bulan. Follow up radiografi dan menunjukkan

penyembuhan yang memuaskan (gambar 5).

Page 5: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

KASUS 2

Pasien laki-laki, berusia 40, mengalami kecelakaan ketika dia berusia 18 tahun,

terdapat luksasi extrusi pada gigi incisivus dan caninus lateral kiri mandibula. Kemudian

dia mengembalikan giginya ke posisi semula dan pergi ke dokter gigi dan dia diamati

secara klinis dan radiografis selama beberapa tahun. Vitalitas pulpa diobservasi tetapi

tidak ada tindakan lebih lanjut. Dua puluh dua tahun kemudian terlihat fistula antara

kedua gigi.

Pemeriksaan radiografi

Pada foto rontgen terlihat kerusakan yang luas di sepertiga akar dari caninus.

Dengan menggunakan guttap-percha point yang dimasukkan pada fistula

kemudian difoto dapat disimpulkan bahwa resorpsi akar internal penyebab fistula.

Treatment

1. Perawatan saluran akar dicoba walaupun sulit

2. Pembersihan dan pembentukan dilakukan dengan menggunakan sodium

hipoklorit 2,5%

3. Setelah instrumentasi, dressing kalsium hidroksida (dengan kekentalan

hydrosoluble - propilen glikol) ditempatkan selama 10 hari untuk membantu

penyembuhan dan memeriksa pengisian resorpsi tersebut.

4. Dressing diganti dan diulangi kembali untuk 4 kali sampai complete filling terjadi.

Page 6: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

5. Obturasi dilakukan, mula-mula dengan teknik kondensasi lateral tetapi karena

adanya resorpsi besar di sepertiga akar, dua masalah diobservasi yaitu:

a) resiko over-filling (terutama semen)

b) resiko tidak mengisi rongga resorpsi dengan penuh.

6. Untuk mengatasi kedua resiko maka diputuskan untuk memotong guttap-percha

tepat di bawah resorpsi dan mengisi saluran akar sisanya dengan MTA putih

(Angelus) sampai penuh.

Page 7: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

7. Gigi ditumpat dengan komposit dan dikontrol secara klinis dan radiografi.

8. Setelah beberapa bulan fistula sembuh

9. Kontrol setelah dua tahun perawatan menunjukkan sinyal keberhasilan, ditandai

dengan hilangnya rasa sakit, fistula, dan mobilitas. Pada foto rontgen tidak terlihat

lesi pada tulang; respon jaringan periapikal yang baik, dengan pembentukan baru

dari penutupan sementum oleh MTA.

Page 8: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

KASUS 3

Penderita pria, 52 tahun, datang untuk merawat gigi kaninus kiri atas . Secara

klinis gigi tampak normal, akan tetapi terdapat perubahan warna. Penderita tidak

merasakan adanya rasa sakit.

Pemeriksaan radiografis

Pada gambaran radiografik terlihat adanya resorbsi internal yang sangat besar dan

hampir mencapai ligament periodontal.

Treatment

1. Pembukaan akses dari arah koronal

2. Preparasi saluran akar

3. Dilakukan irigasi dengan sodium hipoklorit 2,5%

4. Untuk bahan dressing digunakan kalsium hidrosida dengan polyethylene glycol

dan iodoform, pemakaian dilakukan secara bergantian selama 6 minggu sampai

dilakukan pengisian saluran akar.

Page 9: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

5. Dikarenakan adanya resorbsi internal yang sangat luas maka saluran akar diisi

dengan MTA

6. Bagian mahkota ditutup dengan glass ionomer semen

7. Dilakukan kontrol lanjutan setiap 1 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 2 tahun.

8. Setelah 2 tahun, pasien tidak ada keluhan, tidak ada tanda-tanda perluasan dari

resobsi internal, periodontal ligament tampak normal, tidak ada kegoyangan, dan

dari gambaran radiografik terlihat resorbsi internal sudah teratasi.

KASUS 4

Wanita umur 29 tahun datang ke dental klinik di Howard University untuk

perawatan gigi. Dari pemeriksaan radiografi terdapat resorbsi internal yang luas pada

daerah koronal dan sepertiga akar insisivus central RA, tanpa kelainan periapikal.

Sedangkan pada daerah apek gigi insisivus lateral terdapat radiolusen, yang berhubungan

dengan nekrosis pulpa.

Page 10: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

Treatment

1. Isolasi gigi dengan rubber dam

2. Pembukaan akses dari mahkota

3. Ekstirpasi pulpa dan menentukan panjang kerja

4. Saluran dicapai dengan file no 45

5. Irigasi dengan menggunakan sodium hypoklorit 2,5%

6. Keringkan saluran dengan paper points dan memasang gutta-percha cone untuk

segmen saluran apikal

7. Kondensasi vertikal untuk mengisi saluran akar dengan sealer non-eugenol

8. Digunakan system bonding dentin dan dual-cure syringable hybrid composite

resin (karena mahkota klinis masih utuh tidak digunakan post core dan mahkota

porcelain).

9. Rubber dam dipasang untuk mengisolasi gigi

10. Irigasi saluran dengan air, keringkan dengan udara dan paper points

11. Aplikasi etsa gel 37% phosphoric acid dengan syringe selama 20 detik dan irigasi

dengan air.

12. Saluran dikeringkan dengan paper points dan udara

13. Aplikasi Tenure AB (Den-Mat Corp) dentin bonding system dan resin komposit

sesuai petunjuk pabrik

Page 11: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

14. Saluran dan orifice disemprot udara selama 10 detik setelah aplikasi bahan

adhesif

15. Aplikasi Tenure S Bond Enhancer (Den-Mat Corp) pada semua panjang saluran

akar yang tidak terisi dan orifice kemudian semprot dengan udara

16. Untuk mencegah akumulasi kelebihan bonding dalam saluran, light-cure tidak

digunakan

17. Campur bersama-sama jumlah dual-cure syringable resin composit, Marathon

(den-Mat), shade paste dan initiator selama 30 detik

18. Tempatkan campuran pada tip dengan plugger dan pelan-pelan injeksikan

kedalam defect resorbsi dari akar ke permukaan oklusal untuk menghindari ruang

kosong dalam saluran

19. Light cured resin komposit dengan sumber cahaya yang ditransmisikan pada

facial dan lingual gigi selama 40 detik sampai terjadi polimerisasi.

20. Pengisian ruang saluran yang tersisa dan koronal akses dari gigi dengan komposit

resin pada penambahan kedua dan dilakukan curing.

21. Permukaan lingual gigi diselesaikan dengan diamond bur ultrafine dan composit

finishing kit.

Page 12: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

BAB III

PEMBAHASAN

Beberapa material dapat digunakan untuk merawat gigi yang mengalami resorbsi

internal, termasuk hydrophilic plastic polymer (2-hydroxyethil methacrylate dengan

barium sulfat), zink oxide eugenol dan zink acetat semen, amalgam alloy dan

thermoplastis gutta percha dengan injeksi atau teknik kondensasi serta MTA (Mineral

Trioxide Aggreate). Beberapa bahan ini tidak dapat mempertahankan struktur gigi yang

tersisa. Pemilihan bahan yang digunakan tergantung dari sisa struktur gigi, luas dan

lokasi defect.

Penggunaan bahan irigasi berupa sodium hipoklorit dikarenakan bahan ini

merupakan suatu bahan organik cair yang dapat memecah jaringan dalam 20 menit

hingga 2 jam , memiliki kemampuan antimikrobial, mampu melarutkan debris dalam

saluran akar , dan biokompatibel. Sedangkan H2O2 sebagai oksidator kuat yang

melepaskan oksigen dapat menyebabkan debris terjebak di dalam saluran akar.

Preparasi saluran akar yang paling ideal adalah dengan crowndown pressure

karena mengikuti bentuk anatomis saluran akar yang mengerucut pada bagian apikal.

Selain itu dengan preparasi crowndown presurre dapat mengurangi kontaminasi bakteri

yang bersal dari periapikal.

Kalsium hidroksida merupakan suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH

antara 11-12,8. Dalam bentuk terlarut, kalsium hidroksida akan pecah menjadi ion-ion

kalsium dan hidroksil. Ion hidroksil diketahui dapat memberikan efek antimikroba dan

mampu melarutkan jaringan. Banyak peneliti telah membuktikan efektifitas kalsium

hidroksida sebagai obat dressing maupun sebagai bahan pengisi saluran akar.

Kalsium hidroksida sebagai bahan dressing yang paling umum dipakai dan

merupakan pilihan terbaik untuk dressing. Banyak penelitian membuktikan bahwa

kalsium hidroksida merupakan bahan antimikroba yang potensial, secara fisik dan kimia

dapat diterima oleh tubuh, dan merupakan pilihan yang tepat untuk kebanyakan masalah

klinis misalnya kelainan periapeks pada gigi non-vital. Kalsium hidroksida memiliki dua

kemampuan utama, yaitu: merangsang remineralisasi dan efek antimikroba. Dalam kasus

Page 13: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

ini kalsium hidroksida merupakan bahan yang penting untuk mengontrol resorbsi

internal.

Saat ini banyak literatur yang mengatakan penggunaan MTA untuk perawatan

tanpa bedah pada kasus resorbsi internal merupakan pilihan yang baik, bila dikondensasi

dengan sangat hati-hati pada area resorbsi. MTA memberikan respon jaringan periapikal

yang baik dengan terbentuknya jaringan cementum baru yang menutupi bahan MTA.

Pada kasus perawatan dengan MTA, prognosisnya tergantung pada perforasi yang terjadi,

yaitu berapa lama terjadi kontaminasi. Ketika perforasi lateral segera ditutup

dengan MTA, hasil perawatan sangat menguntungkan, karena akan terjadi penyembuhan

ligamentum periodontal. MTA merupakan bahan yang merangsang osteogenesis, yang

diindikasikan sebagai bahan pengisi retrograde karena membentuk marginal seal yang

baik dan merangsang osteoblast.

Pada kasus resorpsi internal dengan syringeable composite resin, penggunakan

tenure AB dan marathon dikarenakan mudah pengaplikasiannya, autopolimerisasi dan

kemampuan untuk membantu mencegah fraktur pathologis yang dapat terjadi dengan

pemisahan mahkota dan akar pada level defect. Dengan menggunakan teknik ini dapat

mencegah ruang kosong dalam saluran. Meskipun marathon adalah dual-cure material,

penggunaan visible ligh-curing unit setelah orifice terisi lengkap tetap dilakukan untuk

polimerisasi maksimum. Resin composit yang digunakan bersama dengan Tenure adalah

bahan yang kuat daripada resin komposit sendiri dan ditambah kekuatan dari struktur

gigi.

Page 14: Resorpsi Internal

Resorpsi Internal pada Gigi Permanen

Rudy, drg : Resorpsi Internal pada Gigi Permanen. PPDGS Konservasi Gigi. Universitas Airlangga. @2010

BAB IV

KESIMPULAN

Etiologi dan predisposisi resorpsi internal belum diketahui, namun banyak faktor

yang dapat mempengaruhi kondisi tersebut. Perawatan resorpsi internal didasarkan pada

klinis-radiografi untuk mengetahui luas dan lokasi defeknya. MTA dianggap sebagai

bahan yang baik untuk mengisi saluran akar yang mengalami resorpsi internal jika

dibandingkan kalsium hidroksida maupun resin komposit. Bahan MTA mampu diresorpsi

dengan baik oleh jaringan, sedangkan kalsium hidroksida dapat dijadikan alternatif

perawatan resorpsi internal tanpa adanya perforasi. Resin komposit jarang digunakan

karena adanya bahan metilakrilat yang dapat mengiritasi jaringan di sekitar periapikal

jika terjadi over-filling pada saat obturasi.

REFERENSI

1. Culbreath, TE, Davis GM, et all. Treating Internal Resorption using Syringeable

Composite Resin. J Am Dent Assoc. 2000; 131;493-5.

2. Siregar, EE. Deteksi Radiologi terhadap Resorpsi Internal Gigi-geligi. FKG USU :

Medan. 2001.

3. Digjaya, RP. Perawatan Pasca Trauma dengan Splint Temporer. 2009.

4. Amara G, Goncalves RS, et all. MTA as A Filling Material in Internal Root

Resorption. Braziliian Journal of Dental Traumatology. 2009.1(2):40-44.

5. Mandke L, Kachalia T. Management of Internal Resorption-A Case Report. Scientific

Journal. Vol.1. 2007

6. Abimanyu N, Santosa P. Perawatan Resorpsi Akar Eksternal. Maj Ked. Gi. 2007.

14(1):53-58