resiten bakteri thd antibiotik
DESCRIPTION
antibiotikTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antibiotik sejak pertama digunakan pada tahun 1940 merupakan salah satu
tonggak kemajuan yang pesat dalam dunia pengobatan. Sampai saat ini berbagai
jenis antibiotik banyak sekali ditemukan dan dikembangkan, baik dengan teknik
sintesis ataupun semisintesis. Penggunaan antibiotika di Indonesia yang cukup
dominan adalah turunan tetrasiklin, penisilin, kloramfenikol, eritromisin dan
streptomisin. Namun pola penggunaan antibiotika telah mencapai tingkat yang
berlebihan dan banyak diantaranya digunakan secara tidak tepat. Persepsi yang
berlebihan terhadap antibiotika tersebut mempunyai dampak terhadap
perkembangan bakteri yang menjadi tidak responsif terhadap pemberian
antibiotika, yang sebelumnya pernah berhasil (resisten).
Perkembangan resistensi kuman terhadap antibiotika sangat dipengaruhi
oleh intensitas pemaparan antibiotika, tidak terkendalinya penggunaan antibiotika
cenderung akan meningkatkan resistensi kuman yang semula sensitif. Bahaya
resistensi antibiotika merupakan salah satu masalah yang dapat mengancam
kesehatan masyarakat. Hampir semua jenis bakteri saat ini menjadi lebih kuat &
kurang responsif terhadap pengobatan antibiotik.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi resistensi antibiotik
2. Mengetahui sebab bakteri menjadi resisten antibiotik
3. Mengetahui cara bakteri menjadi resisten
4. Mengetahui cara penyebaran resistensi antibiotik
1.3 Rumusan Masalah
1 Apa itu Resistensi antibiotik?
2. Mengapa bakteri menjadi resisten terhadap antibiotika?
3. Bagaimana bakteri bisa menjadi resisten?
4. Bagaimana resistensi antibiotik dapat menyebar?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Antibiotik adalah zat yang membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri. Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan
dan jenis infeksi. Berdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri, dapat
dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja,
dan antibiotik yang berspektrum luas, yaitu yang dapat membidik bakteri gram
positif dan negatif.
Antibiotik mempunyai dua cara kerja, yaitu :
1. mampu menghambat pertumbuhan bakteri penyakit (bakteriostasis)
2. membunuh bakteri penyakit tersebut (baktericidal).
Berdasarkan mekanisme aksinya, yaitu mekanisme bagaimana antibiotik
secara selektif meracuni sel bakteri, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mengganggu sintesa dinding sel, seperti penisilin, sefalosporin,
imipenem, vankomisin, basitrasin.
2. Mengganggu sintesa protein bakteri, seperti klindamisin, linkomisin,
kloramfenikol, makrolida, tetrasiklin, gentamisin.
3. Menghambat sintesa folat, seperti sulfonamida dan trimetoprim.
4. Mengganggu sintesa DNA, seperti metronidasol, kinolon, novobiosin.
5. Mengganggu sintesa RNA, seperti rifampisin.
6. Mengganggu fungsi membran sel, seperti polimiksin B, gramisidin.
Perbedaan Bakteri dan Virus
Bakteri merupakan organisme hidup bersel satu. Bakteri dapat ditemukan
di mana saja & sebagian besar tidak menimbulkan bahaya atau malah
menguntungkan seperti misalnya Lactobacillus, yaitu bakteri yang hidup di usus
halus & membantu untuk mencerna makanan. Antibiotika efektif untuk melawan
bakteri karena dapat membunuh organisme tersebut serta menghambat
pertumbuhan ataupun reproduksi bakteri.
Virus bukan merupakan mahluk hidup & tidak dapat berdiri sendiri. Virus
merupakan partikel yang berisi materi genetik yang dibungkus oleh lapisan
protein. Virus hanya dapat hidup, tumbuh & bereproduksi hanya setelah mereka
masuk kedalam sel hidup. Virus tidak bereaksi terhadap antibiotika sama sekali.
Resistensi antibiotika adalah kemampuan dari bakteri atau
mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotika. Resistensi antibiotika
terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat
mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang
sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi.
Akibatnya bakeri tersebut tetap dapat bertahan hidup & bereproduksi sehingga
makin membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan khusus
terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang
terkena penyakit tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Resistensi Antibiotik
Resistensi antibiotika timbul bila suatu antibiotika kehilangan
kemampuannya untuk secara efektif mengendalikan atau membasmi pertumbuhan
bakteri, dengan kata lain bakteri mengalami “resistensi” dan terus
berkembangbiak meskipun telah diberikan antibiotika dalam jumlah yang cukup
untuk pengobatan.
3.2 Sebab Bakteri menjadi resisten Antibiotik
Resistensi terhadap antibiotika adalah fenomena yang alami. Bila suatu
antibiotika digunakan, bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika
tersbut memiliki kesempatan yang lebih besar untuk dapat terus hidup daripada
bakteri lain yang lebih “rentan.” Bakteri yang rentan akan dapat dibasmi atau
dihambat pertumbuhannya oleh suatu antibiotika, menghasilkan suatu tekanan
selektif terhadap bakteri lain yang masih bertahan hidup untuk menciptakan
turunan yang resisten terhadap antibiotika.
Beberapa resistensi timbul tanpa adanya campur tangan manusia, bila suatu
bakteri dapat memroduksi dan menggunakan antibiotika untuk melawan bakteri
yang lain, sehingga menyebabkan timbulnya seleksi alam dalam tingkat yang
lebih rendah untuk menimbulkan resistensi terhadap antibiotika. Namun
demikian, bakteri yang mengalami resistensi terhadap antibiotika dalam jumlah
yang sangat tinggi sekarang ini disebabkan karena adanya penyalahgunaan dan
penggunaan antibiotika secara berlebihan.
3.3 Cara Bakteri menjadi Resisten Antibiotik
Beberapa bakteri secara alami memang resisten terhadap antibiotik tipe
tertentu. Namun, bakteri juga dapat menjadi resisten melalui dua cara:
a. Mutasi genetika
Mutasi, perubahan spontan yang jarang terjadi pada materi genetis bakteri,
Beberapa mutasi mengakibatkan bakteri dapat menghasilkan zat kimia
(enzim) yang cukup untuk menonaktifkan antibiotika, sementara mutasi
yang lain dapat menghilangkan sel yang menjadi target serangan
antibiotika. Mutasi jenis lain menutup gerbang tempat masuknya
antibiotika ke dalam sel, dan mutasi yang lain lagi menghasilkan
mekanisme pemompa yang dapat mengirim antibiotika keluar sel sehingga
antibiotika tersebut tidak akan pernah dapat mencapai sasarannya.
b. mendapatkan resistensi dari bakteri lainnya.
Bakteri bisa mendapatkan gen-gen resisten terhadap antibiotika
dari bakteri lain dengan beberapa cara,Dengan melakukan proses
perkawinan sederhana yang disebut “konjugasi,” bakteri dapat mentransfer
materi genetik, termasuk kode-kode genetik yang resisten terhadap
antibiotika (ditemukan dalam plasmids and transposons ) dari satu bakteri
ke bakteri yang lainnya. Virus juga merupakan mekanisme lain untuk
menularkan sifat resistensi diantara beberapa bakteri. Sifat resistensi
turunan dari satu bakteri dikemas ke dalam bagian kepala virus.
Kemudian virus tersebut menyuntikkan sifat resisten ke dalam bakteri baru
yang diserangnya.
Bakteri yang mendapatkan gen-gen resisten, baik melalui mutasi
spontan atau melalui pertukaran genetis dengan bakteri lainnya, memiliki
kemampuan untuk melawan satu atau lebih jenis antibiotika. Karena
bakteri dapat mengumpulkan beberapa sifat resistensi seiring dengan
berjalannya waktu, mereka dapat menjadi resisten terhadap beberapa jenis
antibiotika yang berbeda.
3.4 Penyebaran Resistensi Antibiotik
Secara genetis, resistensi antibiotika menyebar melalui populasi bakteri
baik secara “vertikal,” saat generasi baru mewarisi gen-gen yang resisten
terhadap antibiotika, dan secara “horisontal,” saat bakteri berbagi atau saling
menukar materi genetis dengan bakteri yang lain. Transfer gen secara
horisontal dapat terjadi diantara spesies bakteri yang berbeda. Secara
lingkungan, resistensi antibiotika menyebar saat bakteri tersebut bergerak dari
satu tempat ke tempat yang lain; bakteri dapat menyebar melalui pesawat
udara, air dan angin. Orang dapat menyebarkan bakteri resisten pada orang
lain; misalnya, melalui batuk atau kontak langsung dengan tangan-tangan
yang tidak dicuci sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Resistensi Antibiotik adalah hilangnya kemampuan antibiotik untuk secara
efektif mengendalikan atau membasmi pertumbuhan bakteri yang disebabkan
karena adanya penyalahgunaan dan penggunaan antibiotika secara berlebihan.
Antibiotik menjadi resisten melalui dua macam cara yaitu dengan mutasi genetik
dan dengan mendapat resistensi dari bakteri lainnya. Resistensi antibiotik juga
dapat menyebar saat bakteri tersebut bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain atau dengan kontak langsung antara tangan satu dengan tangan lainnya.