resepsi masyarakat terhadap cerita datu sanggul the …

20
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 67 RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL (THE LEGEND OF DATU SANGGUL AS RECEIVED BY THE COMMUNITY) Pifa Nuryani SMPN 2 Rantau, Jalan Gerilya, Kec. Tapin Utara, Kab. Tapin Kode Pos: 71112, e-mail: [email protected] Abstract The legend of Datu Sanggul as received by the community. This research aims to describe the forms of reception and the factors causing the community (audience) to receive the Legend of Datu Sanggul. This is qualitative literary research through the receptive approach to literature. The data was collected through interviews, and field observations in the areas of the Datu Sanggul's Grave, and the documents of the manakib or books relating to the Datu Sanggul. The results of this research are (1) can be known the community's receptions on the Legend of Datu Sanggul are the forms of execution of annual commemoration of Datu Sanggul, the number of pilgrims to the Datu Sanggul's Grave, the habit of reciting manakib (biography), the presence of people who are eloquent in telling Datuk Sanggul's manakib, and the existence of the publication of manakib. (2) can be known the factors influencing the community to receive the Legend of Datu Sanggul are the factors of (a) the vows, wishful thinking/desires (positions, marriage partners, projects to build houses, etc), (b) the healing from illness, (c) the inner pressure and weak self-awareness based on which they hope they cured because of karomah of Datu Sanggul, (d) the socio- culture, the family problem, the love towards a guardian. All factors and forms of community reception are influenced by community acceptance horizon factors such as background understanding of religion, religious emotions, social culture, and education. All the factors and forms of community's reception are influenced by the factors of the community's acceptance horizon such as the background of understanding of religion, religious emotions, social culture, and education. Key words: reception, legend, Datu Sanggul Abstrak Resepsi Masyarakat Terhadap Cerita Datu Sanggul. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk resepsi dan faktor penyebab timbulnya tindakan resepsi masyarakat terhadap cerita Datu Sanggul. Penelitian ini berjenis penelitian kualitatif deskriptif melalui pendekatan resepsi sastra. Sumber data penelitian diambil dari tuturan informan baik melalui kegiatan wawancara, observasi lapangan di makam Datu Sanggul, dan dokumen manakib atau buku yang berkaitan Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 1, April 2021 ISSN 2089-0117 (Print) Page 67 - 86 ISSN 2580-5932 (Online)

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 67

RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL

(THE LEGEND OF DATU SANGGUL AS RECEIVED BY THE

COMMUNITY)

Pifa Nuryani

SMPN 2 Rantau, Jalan Gerilya, Kec. Tapin Utara, Kab. Tapin Kode Pos: 71112, e-mail:

[email protected]

Abstract

The legend of Datu Sanggul as received by the community. This research aims to

describe the forms of reception and the factors causing the community (audience) to

receive the Legend of Datu Sanggul. This is qualitative literary research through the

receptive approach to literature. The data was collected through interviews, and

field observations in the areas of the Datu Sanggul's Grave, and the documents of

the manakib or books relating to the Datu Sanggul. The results of this research are

(1) can be known the community's receptions on the Legend of Datu Sanggul are the

forms of execution of annual commemoration of Datu Sanggul, the number of

pilgrims to the Datu Sanggul's Grave, the habit of reciting manakib (biography), the

presence of people who are eloquent in telling Datuk Sanggul's manakib, and the

existence of the publication of manakib. (2) can be known the factors influencing the

community to receive the Legend of Datu Sanggul are the factors of (a) the vows,

wishful thinking/desires (positions, marriage partners, projects to build houses, etc),

(b) the healing from illness, (c) the inner pressure and weak self-awareness based

on which they hope they cured because of karomah of Datu Sanggul, (d) the socio-

culture, the family problem, the love towards a guardian. All factors and forms of

community reception are influenced by community acceptance horizon factors such

as background understanding of religion, religious emotions, social culture, and

education. All the factors and forms of community's reception are influenced by the

factors of the community's acceptance horizon such as the background of

understanding of religion, religious emotions, social culture, and education.

Key words: reception, legend, Datu Sanggul

Abstrak

Resepsi Masyarakat Terhadap Cerita Datu Sanggul. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan bentuk-bentuk resepsi dan faktor penyebab timbulnya tindakan

resepsi masyarakat terhadap cerita Datu Sanggul. Penelitian ini berjenis penelitian

kualitatif deskriptif melalui pendekatan resepsi sastra. Sumber data penelitian

diambil dari tuturan informan baik melalui kegiatan wawancara, observasi

lapangan di makam Datu Sanggul, dan dokumen manakib atau buku yang berkaitan

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya Vol 11, No 1, April 2021

ISSN 2089-0117 (Print) Page 67 - 86

ISSN 2580-5932 (Online)

Page 2: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

68 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

dengan Datu Sanggul. Hasil dari penelitian ini adalah (1) dapat diketahui bentuk-

bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita Datu Sanggul berupa pelaksanaan haul

Datu Sanggul tiap tahun, banyaknya peziarah ke makam Datu Sanggul, adanya

kebiasaan membaca manakib, adanya orang yang fasih menceritakan riwayat Datu

Sanggul, dan adanya buku manakib yang diterbitkan. (2) dapat diketahui faktor-

faktor yang mempengaruhi tindakan resepsi masyarakat terhadap cerita Datu

Sanggul adalah faktor adanya nazar, aktor adanya angan-angan/ keinginan

(jabatan, jodoh, proyek membangun rumah, dsb.), faktor keinginan kesembuhan

dari sakit, faktor tekanan batin dan kesadaran diri lemah sehingga berharap atau

bertawassul melalui Datu Sanggul yang diyakini sebagai wali dan berkaromah,

faktor sosial budaya, faktor masalah rumah tangga, dan faktor kecintaan terhadap

wali. Semua faktor dan bentuk resepsi masyarakat tersebut dipengaruhi faktor

horizon penerimaan masyarakat seperti latar belakang pemahaman keagamaan,

emosi keagamaan, sosial budaya, dan pendidikan.

Kata-kata kunci: resepsi masyarakat, cerita legenda, Datu Sanggul

PENDAHULUAN

Cerita Datu Sanggul (yang selanjutnya disebut DS) termasuk bagian dari prosa sastra

tradisional Banjar berjenis legenda perorangan. Hal ini dikarenakan cerita tersebut hanya

membahas seorang tokoh saja yang menjadi pusat cerita yaitu DS. Effendi (2011, hlm. 40-43)

menyebutkan bahwa secara umum, sastra tradisional Banjar memiliki ciri anonim, lisan, banyak

versi, pralogis, dan vulgar. Adapun cerita DS termasuk dalam klasifikasi cerita legenda

perorangan karena hanya menceritakan tokoh tertentu yaitu DS. Hal ini sejalan dengan pendapat

Hooykaas dalam Rafiek (2017, hlm. 220) yang menyatakan tentang hal-hal berdasarkan

sejarah, suatu kejadian yang berhubungan dengan agama, seseorang yang taat beribadah dan

juga menyebarkan agama.

Cerita DS merupakan cerita yang dipercaya secara turun menurun oleh masyarakat

Tapin sebagai cerita yang benar-benar terjadi, nyata, dan bernilai pendidikan tinggi. Dalam

riwayat hidupnya, DS dipercaya sebagai sosok yang istimewa, yang memiliki kemampuan yang

luar biasa, yang tidak dimiliki manusia pada umumnya. Dalam perkembangannya sekarang,

banyak sekali didengar dan ditemukan cerita-cerita yang berkembang sepeninggal DS.

Misalnya tentang cerita makam DS yang bekeramat, tentang kepercayaan apabila berziarah di

makam DS dapat sembuh dari sakit, terkabul hajad, dimudahkan rezeki, ditemui hal gaib, dan

lain sebagainya. Cerita tersebut semakin berkembang dan dipercaya oleh masyarakat.

Karya sastra menjadi berharga dan bernilai apabila diberikan tanggapan atau penilaian

terhadap sastra tersebut. Junus (1985, hlm. 1) mengungkapkan bahwa resepsi sastra adalah

bagaimana pandangan pembaca dalam memberikan tanggapan terhadap karya sastra yang

dibacanya sehingga mampu memberikan reaksi terhadapnya baik secara pasif maupun aktif.

Reaksi yang diberikan berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh horizon dan pengalaman masing-

masing pembaca atau peresepsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Teeuw dalam Rafiek (2017,

hlm. 696) tentang keindahan yang bersifat nisbi dan tergantung pada situasi sosial budaya

Page 3: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 69

pembaca. Dalam hal ini berupa bentuk-bentuk resepsi masyarakat dan faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat melakukan tindakan resepsi tersebut.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah

penelitian oleh (Haryawati, 2018) yang berjudul Nilai Pendidikan Karakter Pada Tokoh Datu

Sanggul dan Relevansinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII yang dimuat dalam

jurnal Paris Berantai STKIP Kotabaru. Dalam penelitiannya ditemukan dalam karakter DS

terdapat karakter yang dapat diteladani antara lain berjiwa religius, toleransi, disiplin, mandiri,

peduli lingkungan, peduli sosial, dan komunikatif yang sesuai dengan KI/KD kurikulum 2013

tentang fabel dan legenda dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas VII. Adapun

perbedaan penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya dan yang dilakukan peneliti

adalah fokus penelitian yaitu jika peneliti sebelumnya fokus penelitian adalah pendidikan

karakter dikaitkan dengan relevansi pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII, maka

peneliti fokus pada bentuk-bentuk dan faktor-faktor yang mempengaruhi resepsi masyarakat

pada cerita DS.

Selain itu penelitian lainnya yang berkaitan dengan resepsi sastra, dilakukan oleh

(Sahril, 2018) yang berjudul Cerita Rakyat Mas Merah: Kajian Resepsi Sastra yang dimuat

dalam jurnal Kandai. Dalam penelitiannya cerita rakyat “Mas Merah” dapat dijadikan

monumen, dokumen sosio-budaya, dan kearifan lokal. Perbedaan sebelumnya dengan

penelitian yang dilakukan peneliti adalah objek kajian. Objek kajian peneliti sebelumnya

meneliti cerita rakyat Mas Merah, sedangkan peneliti pada bentuk-bentuk dan faktor-faktor

yang mempengaruhi resepsi masyarakat pada cerita DS.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan resepsi masyarakat terhadap

cerita DS?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat ditentukan tujuan penelitian sebagai

berikut.

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS.

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan resepsi masyarakat

terhadap cerita DS.

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dan disampaikan secara deskriptif dengan

pendekatan resepsi sastra. Penelitian kualitatif deskiptif menurut Sutopo (2006, hlm. 40)

merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa kata-kata, kalimat

atau gambar yang memiliki arti lebih bermakna dan mampu memacu timbulnya) pemahaman

yang lebih nyata dibandingkan hanya sekedar sajian angka atau frekuensi semata.

Junus (1985, hlm. 1) mendefinisikan pendekatan resepsi sastra adalah penelitian yang

menitikberatkan pada bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang

dibaca sehingga mampu memberikan reaksi dan tanggapan terhadap karya sastra tersebut.

Dalam hal ini dimaksudkan bagaimana pembaca atau masyarakat dapat memberikan tanggapan

Page 4: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

70 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

tentang bentuk-bentuk resepsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat melakukan

tindakan resepsi tersebut.

Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber

data sekunder. Sumber data primer dari jawaban informan dan responden yang diperoleh

melalui wawancara mendalam. Informan dan responden yang dipilih dalam penelitian ini

adalah informan dan responden terpilih yang memiliki latar belakang, pemahaman, dan

informasi tentang DS. Selain data berupa hasil wawancara, data primer juga diperoleh dari data

observasi langsung yaitu berupa data dokumentasi baik foto maupun infomasi di lapangan yaitu

di makam DS. Sumber data sekunder dari penelitian ini adalah buku manakib DS karya Marwan

(2003), Tim Sahabat (2018), Usman dan Syarifuddin (2010) dengan judul buku Tapin Bertabur

Ulama cetakan 2, dan Tim Sahabat (2013) dengan judul buku Datu-Datu Terkenal di

Kalimantan Selatan. Selain buku manakib data sekunder juga diperoleh dari buku tamu peziarah

makam DS.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan teknik perekaman baik audio

maupun audiovisual, pemotretan, pengamatan secara cermat, pencatatan, dan wawancara

mendalam. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam,

membaca mendalam buku manakib, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data

kualitatif model interaktif yang memiliki langkah-langkah antara lain mengumpulkan data,

mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk-Bentuk Resepsi Masyarakat terhadap Cerita DS Bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS berupa pelaksanaan haul DS tiap

tahun, banyaknya peziarah ke makam DS, adanya kebiasaan membaca manakib, adanya orang

yang fasih menceritakan riwayat DS, dan adanya buku manakib yang diterbitkan. Berikut

pemaparan bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS.

a. Pelaksanaan Haul DS tiap Tahun

Bentuk resepsi masyarakat berupa pelaksanaan haul DS tiap tahun diperoleh dari data

informan, dan observasi lapangan. Dari data informan diperoleh melalui kegiatan wawancara

langsung pada tanggal 23 April 2020 dengan juru pemelihara makam DS bapak Abdul Kadir.

Disebutkan bahwa haul DS selalu dilaksanakan tiap tahun sebagaimana dalam kutipan data

berikut yang menunjukkan bahwa haul selalu dilaksanakan setiap tahun yang jumlah

peziarahnya semakin bertambah.

“Tiap tahun selalu bertambah apalagi ketika haul-haul peziarah bertambah dan

meningkat”. (AK)

Selain itu dalam observasi lapangan juga diperoleh data dokumen berupa foto-foto

susunan acara haul dari tahun ke tahun seperti dalam gambar berikut.

Page 5: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 71

Gambar 1. Sampul undangan dan susunan acara haul DS tahun 2016 dan 2017

Dalam gambar tersebut terlihat bahwa susunan acara dari tahun ke tahun tidak

mengalami perubahan yaitu dimulai dari pembukaan, pembacaan kalam illahi, sambutan-

sambutan, pembacaan manakib, tausiah keagamaan, pembacaan surah yasin, tahlil dan do’a,

kemudian penutup.

Selain data tersebut juga diperoleh data dari informan peziarah Bapak Ijul dengan juru

pemelihara makam tentang latar belakang mereka datang ke haul DS yaitu karena ingin

mengambil berkah DS, memuliakan ulama, mendengarkan ceramah, dan mengambil pelajaran

dari sejarah hidup DS sebagaimana terdapat dalam gambar kutipan wawancara dalam

whatshapp berikut.

Gambar 2. Dokumen kutipan percakapan whatshapp dengan pengunjung haul dan juru

pemelihara makam DS terkait tujuan orang datang haul

Kegiatan haul biasanya dilaksanakan pada bulan Dzulhijjah antara tanggal 28-29

dengan jumlah peziarah yang semakin bertambah tiap tahunnya, sebagaimana yang dituturkan

oleh informan juru pemelihara makam berikut.

“Kalau DS ini pelaksanaan di bulan Dzulhijjah antara tanggal 28-29 Dzulhijjah

akhir bulan Dzulhijjah. Tiap tahun selalu bertambah apalagi ketika haul-haul peziarah

bertambah dan meningkat.” (AK)

Pelaksanaan haul diliput oleh beberapa media salah satunya adalah media berita

kalselpos.com dalam gambar berikut.

Page 6: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

72 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

b. Peziarah Makam DS yang Semakin Bertambah tiap Tahunnya

Ziarah menjadi salah satu bentuk penerimaan atau resepsi masyarakat terhadap diri DS.

Bertambahnya peziarah ke makam DS dari tahun ke tahun menunjukkan cerita DS ini tersebar

dan diketahui tidak hanya wilayah sekitar makam DS namun juga di luar makam seperti kota-

kota lain di luar Tapin, luar Kalimantan bahkan luar negeri. Data hasil penelitian diperoleh dari

beberapa hal antara lain dari informan melalui kegiatan wawancara, melalui dokumen manakib,

dan melalui kegiatan observasi di lapangan. Berikut data melalui informan dapat dilihat dari

kutipan berikut.

“Adapun keramat beliau yang sudah meninggal yang kita lihat saat ini, pertama itu

pengunjung orang-orang makin banyak saja yang bekunjung ke sini. (AK)

“Padahal jembatan itu digunakan untuk lalu lalang peziarah. (MS)

“Jadi wali besar di zaman beliau itu kan? Dan sampai sekarang itu kan tahun ke tahun,

tahun ke tahun ternyata peziarah dulunya kan tidak terlalu diziarahi orang. Akhir-akhir ini

semakin ramai, berarti orang itu semakin besar saja karamah dan kewalian beliau.” (ZL)

“Pengunjungnya perhari ratusan, karena makam buka 1x24 jam. Paling ramai hari

Sabtu-Minggu”. (AM)

Dari data informan diketahui bahwa makam DS pengunjungnya semakin banyak, ada

yang melewati jalan-jalan jembatan untuk lalu lalang. Hal ini karena DS diyakini seorang wali

besar yang berkaromah sehingga banyak yang berziarah bahkan pengunjungnya perhari

mencapai ratusan dikarenakan makam DS buka selama 1x24 jam setiap harinya. Hal ini juga

dikuatkan dalam dokumen manakib yang menyebutkan sebagai berikut.

“Makam atau kubur beliau selalu diziarahi orang setiap harinya tidak pernah sepi dari

para peziarah, para peziarah ini bukan saja datang dari daerah sekitar makamnya tetapi juga

banyak yang datang dari daerah di Kalimantan Selatan bahkan dari berbagai daerah di luar

Kalimantan Selatan bahkan dari negeri tetangga seperti Malaysia, Brunai dan lain-lain.”

(Manakib DS, Tim Sahabat, 2018, hlm. 60 dan Manakib DS Marwan, 2003, hlm. 73-74).

Gambar 3. Pelaksanaan haul DS ke-254 tahun 2019 dari portal kalsel.com

Page 7: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 73

Bahkan berdasar data observasi diketahui dari buku tamu menunjukkan peziarah tidak

hanya datang dari dalam wilayah Kalimantan Selatan saja, namun juga dari pulau-pulau lain

seperti Jawa, Bandung, bahkan ada tamu di bulan Januari tahun 2020 dari Malaysia sebanyak

10 orang pada tanggal 26 Januari 2020 dan dari Singapura 1 orang pada tanggal 27 Januari 2020

sebagaimana dalam gambar berikut.

Masyarakat yang datangpun juga dari berbagai kalangan. Ada yang dari kelompok-

kelompok pengajian, kelompok burdah, habsy, pegawai perkantoran, ibu rumah tangga,

pedagang, pejabat, tuan guru, pelajar, umum, dinas bahkan asing. Jumlah peziarah juga

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah peziarah makam DS dari

tahun 2018 ke 2019 yaitu sebesar 4810 peziarah.

c. Kebiasaan Pembacaan Manakib DS

Bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS juga dapat diketahui dengan

adanya kebiasaan ataupun kegiatan membaca manakib DS. Kegiatan ini dilakukan pembaca

manakib dalam pelaksanaan haul DS. Data hasil penelitian diperoleh dari beberapa hal antara

lain dari informan melalui kegiatan wawancara tidak langsung melalui whatshapp, dan melalui

kegiatan observasi di lapangan. Hal ini terlihat dari dokumen manakib dalam gambar berikut.

Gambar 5. Percakapan wawancara dengan whatshapp tentang pembaca manakib DS

Gambar 4. Daftar kunjungan peziarah DS dari Malaysia dan Singapura tanggal 26

dan 27 Januari 2020

Page 8: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

74 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

Selain itu juga diperoleh data observasi lapangan berupa dokumen manakib yang

dibacakan pada haul DS ke- 238 berikut ini.

Gambar 6. Foto sampul ringkasan manakib DS yang disusun oleh H. Syaukani Yusuf

dan dibacakan pada haul DS ke-242

Buku pembacaan manakib DS yang dirangkum oleh H. Syaukani Yusuf, Pimpinan

Madrasah Diniyah Tahdiriyah di sekitar makam DS tersebut memiliki jumlah halaman

sebanyak 11 halaman yang dibacakan pada acara haul akbar ke- 242 (hitungan tahun hijriyah)

atau ke 238 (hitungan tahun Masehi) jatuh pada hari Ahad 4 Muharram 1429 Hijriyah

bertepatan tanggal 13 Januari 2008 yang isinya tentang sejarah riwayat DS, murid pilihan, kitab

barencong, keramat yang dimiliki DS, dan kunci ajaran ilmu DS yaitu ilmu ma’rifat. Selain itu

juga termasuk dalam susunan acara haul setiap tahunnya. Pembaca manakib adalah orang

tertentu yang ditunjuk oleh panitia pelaksana haul.

d. Masyarakat Fasih Menceritakan Riwayat DS

Bentuk penerimaan dan resepsi masyarakat lainnya terhadap cerita DS adalah masih

adanya masyarakat yang fasih menceritakan riwayat DS. Riwayat DS mengenai sejarah nama,

sejarah kedatangannya, dan keramat-keramat yang dimiliki, fasih diceritakan oleh informan

sebagaimana terdapat dalam kutipan berikut.

“Sejarah singkat DS ini, beliau nama aslinya Abdus Samad Sirajul Huda, dari

Palembang Sumatera Selatan. Beliau ini merantau dari sebrang dari Sumatra ke Borneo ke

Kalimantan. Hanya satu berkeinginan menuntut ilmu karena beliau ini ada mimpi, jika hendak

menuntut ilmu, ilmu sejati datang ke pulau Borneo ke pulau Kalimantan yaitu ke tempatnya

Datu Suban.”(AK)

“Jadi DS itu ada yang mengatakan pekerjaan beliau itu berburu macam-macam, dalam

pengertian arti sebenarnya berburu, menyanggul menjangan atau rusa. Tapi dalam pengertian

dalam pengertian ibadah sanggul itu menunggu ilham dari Tuhan.” (AG)

“DS ini sembahyangnya menurut riwayat itu ke Mekkah, DS itu berwudhu, berwudhu

langsung mencebur beliau ke sungai, orang bingung. Bingung melihat, nah pas keluar dari

sungai baju beliau tidak basah hanya anggota wudhu saja yang basah Kisahnya dahulu itu

kaki beliau itu terangkat satu hasta, sekilan atau satu hasta dari lantai.”(AK)

Page 9: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 75

“Dan singkatnya beliau di Mekkah ternyata, dengan ijin Allah setiap Jumatnya sidin

itu di Mekkah. Menurut riwayatnya, ceritanya beliau ketemu dengan Datu Kalampaian yang

pada waktu itu belajar di Mekkah sebagai utusan kerajaan Banjar.” (IL)

Dari kutipan tersebut informan fasih menceritakan riwayat DS mulai dari sejarah dan

niat kedatangannya ke Tatakan, nama DS yang diberikan masyarakat kepadanya, pertemuannya

dengan Syekh Arsyad Al Banjari, keramat-keramat yang ada dalam diri DS, dan kisah wafatnya

DS. Dengan adanya orang yang fasih menceritakan riwayat DS menjadikan legenda DS ini tetap

terjaga meskipun dari segi pencerita yang fasih adalah dari golongan tua, dari orang-orang yang

memiliki hubungan dengan DS misalkan dari juru pemelihara makam yaitu Bapak Kadir,

pembekal desa Tatakan yaitu Bapak Ilhamsyah, ahli sejarah sekaligus penulis buku riwayat DS

dan datu lainnya yaitu Bapak Ahmad Gazali Usman, Ibu Kabid Pariwisata Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten Tapin yaitu Ibu Elvina, serta budayawan Tapin yaitu Bapak Ibnu.

Semua informan mampu menceritakan riwayat DS secara rinci dengan gaya masing-masing

informan sesuai dengan keilmuan, keahlian, pekerjaan, pemahaman, pengetahuan, dan

pengalamannya berkaitan dengan informasi cerita DS yang mereka ketahui. Kefasihan dalam

menceritakan riwayat DS ini bermanfaat bagi kelangsungan keberadaaan cerita DS sendiri

sehingga apabila tidak ada lagi orang yang fasih menceritakan riwayat DS ini, kemungkinan

legenda ini akan mengalami keterasingan bagi masyarakat sendiri. Berikut adalah gambar-

gambar orang yang fasih menceritakan riwayat DS.

Gambar 7. Foto-foto informan yang mampu/fasih menceritakan riwayat DS

e. Adanya Manakib DS

Bentuk-bentuk resepsi masyarakat terhadap cerita DS adalah adanya buku-buku yang

berkaitan dengan DS. Data hasil penelitian buku manakib DS adalah berupa data dokumen.

Buku-buku tersebut ditulis, dirangkum, oleh beberapa orang seperti buku manakib DS karya

Marwan (2003), Tim Sahabat (2018), Usman dan Syarifuddin (2010) dengan judul buku Tapin

Bertabur Ulama cetakan 2, dan Tim Sahabat (2013) dengan judul buku Datu-Datu Terkenal di

Kalimantan Selatan, dan rangkuman riwayat DS oleh H. Syaukani Yusuf dalam peringatan haul

DS tahun 2008. Sebagian bukut tersebut dibaca oleh masyarakat seperti dalam kutipan berikut.

“Kalau DS ini kayak ini lah, cirinya DS kalau yang dari cerita-cerita orang terdahulu

itu, kan ada juga di manakib.” (IB)

Page 10: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

76 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

“Nahh pantun itu ada di manakib. Syair saraba ampat.”(AK)

Dari kutipan di atas terlihat adanya informasi atau pengetahuan tentang riwayat DS yang

diperoleh informan IB dan AK tidak hanya dari cerita orang tua-orang tua sebelumnya namun

juga dari buku manakib DS yang ada. Adanya buku-buku manakib yang sudah tercetak dan

terinventarisasi dengan baik, menjadikan legenda ini cukup terjaga keberadaannya. Hal ini

dikarenakan ada bukti tertulis yang dapat dilacak sebagai sarana untuk melestarikan karya sastra

terutama sastra tradisional yang rentan dengan kepunahan karena sifatnya yang memang

disebarkan dari mulut ke mulut. Berikut adalah gambar-gambar sampul buku yang berkenaan

dengan DS.

Gambar 8. Sampul buku-buku yang berkaitan dengan cerita DS dari berbagai penulis

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang bentuk-bentuk resepsi

masyarakat tersebut diketahui bahwa legenda DS masih diketahui masyarakat dan terdapat

keberterimaan masyarakat melalui bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan seperti ziarah,

dokumen buku manakib, kegiatan pembacaan manakib, pelaksanaan haul, dan tindakan

lainnya. Hal ini sejalan dengan teori resepsi Junus (1985: 30) yang menyatakan bahwa sebuah

karya sastra baru memiliki makna jika karya sastra tersebut telah hidup dalam diri pembacanya/

masyarakatnya. Karya tersebut mendapatkan penerimaan dan tanggapan dari masyarakatnya,

dalam hal ini adalah pemilik cerita DS.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindakan Resepsi Masyarakat terhadap Cerita

DS

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan bentuk-bentuk tindakan

resepsi diperoleh dari data informan melalui kegiatan wawancara dan observasi langsung.

Tindakan masyarakat yang tercermin dalam bentuk-bentuk tindakan di atas dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain faktor adanya nazar, faktor adanya angan-angan/keinginan (jabatan,

jodoh, proyek membangun rumah, dsb), faktor keinginan kesembuhan dari sakit, faktor tekanan

batin dan kesadaran diri lemah sehingga berharap/ bertawassul melalui DS yang diyakini

sebagai wali dan berkaromah, faktor sosial budaya, faktor masalah rumah tangga, faktor

kecintaan terhadap wali dijelaskan sebagai berikut.

a. Faktor Adanya Nazar

Page 11: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 77

Cerita legenda DS ini berkembang akibat cerita-certia yang beredar di masyarakat.

Masyarakat banyak menyebutkan bahwa nazarnya tercapai ketika menazarkan untuk

berkunjung dan berziarah di makam DS. Sebagaimana dalam pengakuan beberapa informan

berikut.

“Banyak nazar-nazar orang itu terkabul. Contohnya nazar pertama kemarin ada sekitar

kurang lebih dua bulan ada di rumah yang bermalam. Jadi kemarin kita minta dikawani ke

dalam situ, bermalam beliau pedagang sayur di Samarinda berdua perempuan semua minta

dibawa ke dalam, bermalam, ziarah, sekalian beamalan amaliyah di dalam. Bernazar, ujar

beliau kalaunya bisa membuat rumah yang pertama, yang kedua beli mobil akan ke sini lagi

ziarah. Kemarin pas 3 tahun ke sini datang ya Alhamdulillah terkabul bawa mobil baru, baru

membangun rumah sudah juga.”(AK)

“Nah sekalian kita nazarkan apabila anak kita ini stabil nanti tetapi kami juga

menjalani pengobatan juga, kita akan membaca burdah 40 hari seperti itu nah di makam DS

pulang pergi begitu nah.” (ZL)

“Untuk keluarga juga ya kan nazar itu, mudahan kita tetap sehat, rejeki ada saja seperti

itulah, iya apabila, apa, rejeki, apa yang kita kehendaki ya kan seperti itu kan. InshaAllah yang

memiliki kita akan mengabulkan saja. Misalkan kita bernazar ya kan? Misalkan yang seperti

apa ya? Seperti kita ini inshaAllah hendak yang dibeli ini nah (menunjuk sepeda motor). dan

Alhamdulillah terkabul jadi kita ziarah ke sini.” (R)

Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada nazar tentang pembuatan rumah, pembelian

mobil dari seorang pedagang sayur dari Samarinda, harapan anak yang kelebihan hormon

menjadi stabil setelah kebingungan mencari solusi, pembelian motor dari informan yang

terkabul sehingga menjadikan informan tersebut memenuhi untuk berziarah kembali ke makam

DS untuk membayar atas tunainya nazar tersebut. Hal ini juga dikuatkan kesan dan pesan

pengunjung makam dalam buku tamu di makam DS yang menyebutkan kabul hajad, bayar

nazar, dan lain sebagainya sebagaimana dalam gambar berikut.

Gambar 9. Kesan dan pesan dari peziarah tentang bayar nadzar oleh ibu Hartati dari

Sampit tanggal 17 Desember 2019

Page 12: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

78 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

b. Faktor Adanya Angan-Angan/Keinginan (Jabatan, Jodoh, Proyek Membangun

Rumah, dan sebagainya)

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang melakukan tindakan-tindakan resepsi adalah

adanya angan-angan atau keinginan dalam diri seseorang tentang sesuatu. Misalnya keinginan

untuk mendapatkan jabatan, bertemunya jodoh, dimudahkannya membangun rumah, keinginan

menangnya sebuah proyek, dan angan-angan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan

informan berikut.

“Nah, ada secara pribadi kayak ini. Dahulu pernah, kita di sini kan kita ini kan

mengelola DS, kita kan tahu sejarah beliau nih, tiap Jumat sembahyang ke Mekkah.

sembahyang ke Mekkah ni tiap Jumat Beliau. Kita ziarah bernazar batin kita nih bepandiran.

Nah, DS pian ni kan pulang bulik ke Mekkah, ulun ni di sini mengelola ibaratnya jadi hadam

pian mengelola di sini. Hendak jua ke Mekkah kayak pian nah pian jua. Pas sudah itu kada

lawas dibawa haji Ciut kemarin ke Mekkah umrah di bawa ke situ.” (AK)

“Karena itu terkabul makanya muspida pada tahun berapa itu ya 2013 kah hampir

seluruh jajaran pemerintah Kutai Kartanegara, itu datang ke Tatakan. Melaksanakan itu tadi

haulan karena terpilih jadi bupati di Kutai Kartanegara. (IB)

“Kemarin ibu anggota DPR dari Samarinda kalau tidak salah kita memandu ziarah,

memimpin ziarah. Beliau mencalon dan berdoa mudahan jadi anggota dewan, nanti ke DS.

Kemarin itu ke sini. Terkabul katanya.” (AK)

“Ada orang Samarinda kemarin bernazar, pengusaha pengusaha anu sarang burung

jadi kemarin ada 2 proyek beliau kena lelang. Ada 2 proyek yang dananya tu 1 M, jadi ujar

beliau kalaunya keduanya itu nah pengusaha sarang burung itu 1 M itu keduanya beliau dapat

menang beliau tendernya hendak ke sini menyembalih sapi, kemarin menyembelih sapi sudah.

Jadi sudah terkabul sudah keduanya.”(AK)

“Terkait meminta-minta di makam, secara pribadi saya tidak setuju itu. Memang tidak

dibenarkan itu. Di Datu Kalampaian rasanya ada tulisan tidak boleh meminta. Memang tidak

boleh itu, kita meminta pada Tuhan saja. Yang cocok itu mendoakan supaya almarhum ini

mendapat rahmat yang luas. Kita mendoakan bukan kita meminta supaya kita nang, kita yang

mendoakan ini. Kan seperti itu disuruh. Jadi kita mendoakan si mayat mendoakan si ahli kubur.

Bukan kita minta ke kubur, kubur ini kan tidak ada apa-apa, orang mayat juga. Nah meminta

kan kepada Tuhan. Nah itu pribadi tidak menyenangi dan tidak setuju.”(AG)

“Kita begini saja, apa namanya, respon saja respek saja istilahnya terhadap penganut

yang ada itu. Sebab itu kan masalahnya masalah akidah istilahnya ini.”(IB)

Selain itu, faktor angan-angan juga terlihat dalam kesan yang ditulis peziarah dalam

buku tamu seperti mudahan dapat jodoh, mudahan cepat beristri, cepat dipanggil ke Mekkah,

dan lain sebagainya seperti terlihat dalam gambar berikut.

Page 13: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 79

Gambar 10. Kesan dan harapan dari peziarah DS tentang keinginan cepat dipanggil ke

Mekkah oleh Bapak M. Subli dan 20 rombongan lainnya pada tanggal 22 Desember

2019

Dari kutipan informan dan kesan peziarah dari observasi lapangan dalam buku tamu di

atas dapat diketahui bahwa peziarah atau juru pemelihara makam yang datang ke makam DS

memiliki niat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keinginan untuk melaksanakan ibadah

umrah atau ke Mekkah sebagaimana kebiasaan yang diketahui informan tentang riwayat DS

yang setiap Jumat ke Mekkah, keinginan untuk mendapatkan jabatan seperti bupati, anggota

DPR, keinginan untuk menang dari proyek, dan lain sebagainya. Ada yang mengungkapkan

tanggapan terhadap tindakan-tindakan tersebut dengan mengungkapkan kurang menyetujui

karena informan berpandangan bahwa kalau berziarah itu mendoakan mayat bukan dengan niat

meminta ke mayat namun meminta kepada Allah SWT. Di samping itu juga terdapat tanggapan

informan yang menghormati dan respek saja terhadap tindakan-tindakan tersebut dikarenakan

berkaitan dengan akidah. Secara teori resepsi menyebutkan bahwa penerimaan ini bersifat

subyektif atau masing-masing berdasarkan faktor-faktor penerimaan horizon pembaca seperti

pendidikan, pengalaman, emosi keagamaan, pekerjaan, sikap sosial, sosial budaya dan

pengetahuan agama dari masyarakat.

c. Faktor Keinginan Kesembuhan dari Sakit

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang melakukan tindakan resepsi berziarah ke

makam DS adalah dipengaruhi karena keinginan kesembuhan dari sakit yang diderita seperti

terdapat dalam kutipan informan berikut.

“Ada juga yang kemarin dari Kotabaru itu yang anaknya gatal-gatal, itu kisahnya

berobat tidak sembuh, diobati ke dokter tidak sembuh juga, jadi kata orang yang pintar atau

paranormal lah mengatakan bawa ziarah ke DS dibawa mandi. Sampai sini dimandikan,

Alhamdulillah sembuh gatal-gatal anaknya.” (AK)

“Kita sendiri anak dulu lahirnya prematur dan akhirnya sakit psikologi kelebihan

hormon, baru tahun kemarin. Diharuskan untuk berobat ke Banjar karena di dokter

Kandangan tidak sanggup. Karena sangat bingung saya bernazar apabila anak kita ini stabil

nanti akan membaca burdah 40 hari di makam DS.”(ZL)

Page 14: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

80 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

Selain itu juga disebutkan dalam kesan buku tamu yang ada dalam makam DS yaitu

tamu dari Kertak Hanyar yang menuliskan mudahan sembuh sakit kepala sebagaimana dalam

gambar berikut.

Gambar 11. Kesan harapan dari peziarah DS tentang keinginan sembuh dari sakit

kepala oleh ibu Rusita dari Kertak Hanyar pada tanggal 14 Desember 2019

Dari informasi informan dan buku tamu dapat diketahui bahwa keinginan untuk sembuh

dari sakit setelah dibawa kemana-mana berobat namun belum juga sembuh seperti dibawa ke

dokter menjadikan orang tersebut berziarah ke makam DS berharap sembuh dari sakit. Ada juga

yang menyeimbangkan dengan berobat ke dokter dibarengi dengan usaha berdoa ke makam

DS.

d. Faktor Tekanan Batin dan Kesadaran Diri Lemah sehingga Berharap/

Bertawassul melalui DS yang Diyakini sebagai Wali dan Berkaromah

Tekanan batin yang tidak mampu di atasi oleh seseorang akibat permasalahan yang

dilalui menjadikan diri seseorang tersebut merasa lemah sehingga meminta dan berharap

pertolongan dari wali yaitu dengan datang berziarah, berdoa, dan bertawassul kepada DS

tentang tekanan dan masalah yang dihadapi. Sebagaimana dalam kutipan informan berikut.

“Iya, ini kisah sedikit lah Guru Ijuy tadi, guru Ijuy nih kecamatan Salam Babaris,

Alamat beliau di Kambang Habang Baru. Di Desa 14. Jadi nih beliau mempunyai murid. Jadi

murid beliau nih maras kan orang tunya itu lumpuh jadi tidak bisa bekerja menyadap karet

tidak mampu juga, beliau ini datang ke DS, berdoa beliau, bemunajat, berkat kewalian DS

mudahan yang murid beliau nang ini nah ada gawian karena melihat ekonominya anu

banar,sakit banar. Akhirnya dapat pekerjaan di Sungai Putting sebagai marbot masjid di

Hasnur.” (AK)

“Ya karena kita pengelola dan tinggal di sini jadinya kita tidak ragu. Kita sudah yakin

dengan keramat-keramat beliau. Kalau kita mempercayainya, kalau orang lain mungkin lah

ada keraguan.”(AK)

“Saya bertawassul, bertawassul, bertawassul. Banyak pang yang dibaca-baca ini kan.

Apa ya tempat kita apa, tempat kita menyandarkan doa istilahnya itu. Kenapa? orang itu orang

wali yang terdahulu seperti itu nah.” (ZL)

Page 15: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 81

“Kemudian untuk pengikutnya banyak, pengikut maksutnya, penganutnya kita

anggaplah penganutnya, penganut karamah DS. Penganutnya banyak.”(IB)

“Ada dulu itu di sekitar rumah saya, ada jembatan yang sangat buru. Tapi jembatan

itu dilalui peziarah untuk berziarah ke sini. jadi ada pikiran dan niat untuk memperbaiki

sehingga orang-orang mudah untuk lewat dan berziarah. Ketika itu saya berdoa mudahan

berkat DS bisa memperbaiki jembatan.Waktu itu ada orang punya kayu ulin bekas, ditawar

orang 7 juta tetapi setelah mendengar cerita saya dia berikan dan jual 3 juta saja. Nah, itulah

pengalaman saya.” (MS)

“Kebanyakan orang bernazar itu, memang ya semacam itu bagus. Ada yang nazarnya

terkabul barangkali ya, dengan perantara wali seperti itu, kebanyakanya ini sih. Makannya

kebanyakan orang ini apa ya, seringkali mereka itu berhasil sesuai dengan nazar mereka

itu.”(IL)

“Setelah beliau mengaji di sini ternyata sidin mendapatkan maqam kewalian.” (ZL)

“Keanehan yang terjadi pada diri kita karena pada saat itu kita merasa ketakutan di

tempat lain di situ kita merasa sejuk dan merasa aman, nyaman. Karena pada dahulu, pernah

kita melatih pramuka di daerah Kembang Habang, berjalan kaki. Tapi pada waktu itu usia kita

masih kelas 3 SMP. Sekitar tahun 85 86. Nah kita pernah merasa ketakutan luarbiasa berjalan

kaki terasa lebih lama itu, tetapi ketika sampai ketakutan itu ketika kita ingat DS akan kita

memanggil nama beliau, kita inilah hilang rasa takutnya. Merasa nyaman kemudian kita juga

merasa ada yang menemani. Itu antara tahun 85 karena kita sering jalan kaki, jalannya ini

belum di aspal. Kalau saya sendiri cukup meyakini memang, ada benarnya juga atau memang

satu apa ya satu dorongan dari dalam barangkali terhadap diri kita.”(IL)

Selain itu juga dijelaskan dalam buku manakib sebagai berikut.

“Karena ketekunan dan istiqomahnya Syekh Abdush Shamad atau DS dalam

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, serta mengerjakan perintah dan meninggalkan

larangan-Nya, maka Allah SWT memberikan dan menganugerahi beliau dengan beberapa

karamat atau kelebihan. Keramat menurut pengertian bahasa adalah ‘azazah yang berarti

kemuliaan. Sehingga karamah adalah kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-

Nya berupa berbagai pemberian, karunia, rahmat dan seumpamanya. Dalam kalangan

masyarakat Islam pengertian keramat yaitu sesuatu yang luarbiasa yang tampak dari

kekuasaan seorang hamba yang telah jelas kebaikannya yang ditetapkan karena adanya

ketekunan di dalam mengikuti syariat Nabi Muhammad saw dan mempunyai iktikad yang

benar.” (Manakib DS, Tim Sahabat, 2018, hlm. 59 dan Manakib DS Marwan, 2003, hlm. 72).

Dari observasi lapangan buku tamu kesan yang ditulis peziarah menyatakan mudahan

dapat berkah DS, mudahan mendapat syafaat berkat wali DS, dan lain sebagainya sebagaimana

terlihat dalam gambar berikut.

Page 16: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

82 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

Gambar 12. Kesan harapan dari peziarah tentang berkat kewalian dan karomah DS

terkabul hajad peziarah oleh Hadiwitono dari Hatungun pada tanggal 2 Januari 2020

Dari beberapa kutipan baik dari informan, manakib, observasi di lapangan,

menyebutkan adanya keyakinan tentang karomah DS, kewalian DS, sehingga menyebabkan

orang tersebut melakukan tindakan resepsi berziarah ke makam DS. Resepsi masyarakat

tentang terkabulnya hajad ataupun hal-hal lain tentang keistimewaan dalam riwayat DS dinilai

sebagai sesuatu yang mungkin terjadi dan memang ada, menurut pemaparan juru pemelihara

makam. Sesuai kutipan kalimat dari juru pemelihara makam DS yaitu sebagai berikut.

“Ya untuk masyarakat kalaunya untuk masyarakat kalau berfikir dengan akal mungkin

ya di luar akal gitulah tapi kita untuk berfikirnya untuk yang keramat wali kemungkinan itu

mungkin dan bisa terjadi. Memang kalo masyarakat sini tanggapannya bagus haja, kadada

yang menentang kalo wilayah sini.” (AK)

e. Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan berziarah atau

berkunjung di makam DS dapat terlihat dalam kutipan berikut.

“Kalau orang di sini banyak anak baru lahir kebiasaan orang lingkungan di sini orang

sekitar sini ya sekitar Rantau-Binuang sini, apabila anak baru lahir itu dibawa ke sini, dibawa

ziarah, itu apa mengambil berkah, pertama mengambil berkah, memperkenalkan dengan datu,

yang kedua, yang berarti anak beliau ini nah mudahan jadi orang nang berguna bagi agama

dan bangsanya.” (AK)

“Wilayah sini masih NU lah jadi tidak ada yang menentang.” (AK)

Dari kutipan informan tersebut diketahui bahwa kondisi sosial budaya masyarakat

sekitar makam yang masyarakatnya rata-rata NU menjadikan kebiasaan haul dan berziarah

masih terpelihara dan dilakukan. Hal ini terlihat dari observasi banyaknya masyarakat yang

menjual untaian bunga untuk ziarah, membaca doa, yasin, dan amalan-amalan lain di makam

DS. Kondisi sosial budaya juga terlihat dari kondisi pengunjung yang menuliskan di buku tamu

Page 17: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 83

dari kelompok pengajian, burdah, maulid, yasinan, dan sebagainya sebagaimana dalam gambar

berikut.

Gambar 13. Data peziarah DS dari rombongan habsyi Al-Amanah dan Habsyi Ar-

Raudah Gambut sebanyak 60 orang pada tanggal 14 Desember 2019

Hal ini juga dilihat dalam kutipan kalimat informan sebagai berikut terhadap harapan

adanya makam DS.

“Barangkali salah satu harapan kita adalah semua orang menghormati gitu lah.

Menghormati ulama. Tentang orang ziarah atau niat macam-macam itu kita bukan urusan kita

lah. Masing-masing saja. Orang ziarah itu masing-masing niatnya, itulah. Cuma ziarah itu kan

dianjurkan. Ziarah itu kan dianjurkan oleh agama. Pertama untuk pengingat kita bahwa

kitapun akan mati juga, dan yang kedua mendoakan yang dikubur itu. Untuk agama kan

menyuruh itu.” (AG)

Dari kutipan kalimat informan menunjukkan sikap apresiasi dan menghormati setiap

pilihan yang dilakukan oleh orang lain, karena hal tersebut urusan masing-masing pribadi

dengan niat pribadi hubungannya dengan Allah SWT. Namun informan menyetujui tentang

anjuran ziarah yang dianjurkan oleh agama dengan tujuan untuk mengingat tentang datangnya

kematian.

f. Faktor Masalah Rumah Tangga

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang melakukan tindakan resepsi adalah karena

masalah rumah tangga, seperti keinginan agar suami tidak selingkuh, keinginan memperoleh

keturunan sebagaimana dalam kesan pengunjung makam dalam kutipan buku tamu yang

menyatakan bahwa mudahan suami tidak selingkuh lagi, semoga cepat dapat anak, dan lain

sebagainya seperti dalam gambar berikut.

Page 18: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

84 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

Gambar 14. Data harapan peziarah DS dari Barabai agar suaminya tidak selingkuh,

pada tanggal 2 Januari 2020

g. Faktor Kecintaan terhadap Wali

Faktor lain yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan resepsi adalah

dikarenakan kecintaannya terhadap wali. DS diyakini oleh masyarakat pengikut cerita tersebut

sebagai seorang wali sehingga bentuk-bentuk resepsi tersebut wujud dari kecintaannya seperti

dalam kutipan buku manakib berikut.

“Dengan niatan hanya karena cinta kepada para wali Allah SWT, dengan segala apa

adanya.” (Manakib DS, Tim Sahabat, 2018, hlm. vi dan Manakib DS Marwan, 2003, hlm. ii)

Hal ini juga dikuatkan dalam observasi lapangan dalam buku tamu dituliskan kesan

peziarah bahwa Alhamdulillah sampai langkah untuk berziarah ke makam DS sebagaimana

dalam gambar buku tamu berikut.

Page 19: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya ǀ 85

Gambar 15. Ungkapan syukur enam keluarga peziarah dari Martapura karena dapat

berziarah ke makam DS pada tanggal 4 Januari 2020

Berdasarkan semua faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan

resepsi dapat diketahui bahwa masyarakat memiliki faktor-faktor dan niat-niat masing-masing

ketika berziarah ataupun melakukan kegiatan resepsi berziarah ke makam DS. Keragaman

faktor-faktor tersebut menjadi bagian dari sikap, tanggapan, alasan dari masyarakat meresepsi

adanya cerita DS. Cerita DS yang merupakan bagian dari legenda perseorangan menjadikan

tokoh DS ini diceritakan dengan penuh hal-hal luar biasa, bersifat pralogis, dilebih-lebihkan

sehingga mampu membuat orang senang, terkesima, dan takjub. Tanggapan yang

beranekaragam dari masyarakat terhadap cerita DS menjadikan cerita DS semakin eksis dan

menunjukkan keberadaannya. Hal ini bernilai positif bagi eksistensi cerita DS, karena suatu

cerita atau karya sastra dikatakan bermakna apabila ada hubungan dengan pembaca/ masyarakat

baik berupa tanggapan, pesan, kesan, maupun penerimaan. Hal ini sejalan dengan teori resepsi

(Junus, 1985: 51) bahwa karya sastra dalam penciptaannya menjadi bermakna apabila

mendapatkan resepsi/tanggapan/ penerimaan dari pembaca atau masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa dapat diketahui bentuk-bentuk

resepsi masyarakat terhadap cerita DS berupa pelaksanaan haul DS tiap tahun, banyaknya

peziarah ke makam DS, adanya kebiasaan membaca manakib, adanya orang yang fasih

menceritakan riwayat DS, dan adanya buku manakib yang diterbitkan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tindakan resepsi masyarakat terhadap cerita DS adalah faktor adanya nazar,

faktor adanya angan-angan/keinginan (jabatan, jodoh, proyek membangun rumah, dsb), faktor

keinginan kesembuhan dari sakit, faktor tekanan batin dan kesadaran diri lemah sehingga

berharap atau bertawassul melalui DS yang diyakini sebagai wali dan berkaromah, faktor sosial

budaya, faktor masalah rumah tangga, faktor kecintaan terhadap wali. Semua faktor dan bentuk

resepsi masyarakat tersebut dipengaruhi faktor horizon penerimaan masyarakat seperti

latarbelakang pemahaman keagamaan, emosi keagamaan, sosial budaya, dan pendidikan.

Saran

Penelitian ini masih terbatas dalam tataran resepsi terhadap cerita DS. Penelitian ini

masih perlu dikembangkan dalam ruang lingkup kajian yang lebih luas dan berbeda, sehingga

Page 20: RESEPSI MASYARAKAT TERHADAP CERITA DATU SANGGUL THE …

Nuryani, et al./ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya 11 (1) 2021, 67 - 86

86 ǀ Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya

didapatkan kajian folklor sastra tradisional Banjar tentang DS yang lebih beragam dan bervariasi.

Sehingga diharapkan sastra tradisional Banjar menjadi dikenal dan tetap lestari. Karena sastra

tradisional, penuh dengan nilai-nilai pendidikan yang luhur.

DAFTAR RUJUKAN

Effendi, R. (2011). Sastra Banjar I: Teori dan Interpretasi (Sebuah Buku Ajar). Banjarbaru:

Scripta Cendekia.

Haryawati, S. (2018). Nilai Pendidikan Karakter Pada Tokoh Datu Sanggul dan Relevansinya

pada Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII. Jurnal Paris Berantai STKIP Kota

Baru, volume 6, September 2018, 74-80.

Junus, U. (1985). Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Marwan, M. (2003). Manakib Datu Sanggul. Kandangan: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Tapin.

Rafiek, M. (2017). Teori Sastra dari Kelisanan sampai Perfilman. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sahril. (2018). Cerita Rakyat Mas Merah: Kajian Resepsi Sastra. Jurnal Kandai, volume 14,

Mei 2018, 91-104.

Sutopo. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam

Penelitian Edisi ke-2. Solo: Universitas Sebelas Maret.

Tim Sahabat. (2018). Manakib Datu Sanggul. Kandangan: Sahabat Mitra Pengetahuan.

Tim Sahabat. (2013). Datu-Datu Terkenal Kalimantan Selatan. Kandangan: Sahabat Mitra

Pengetahuan.

Usman, A.G. dan Syarifuddin. (2010). Tapin Bertabur Ulama Cetakan Ke-2. Tapin: Pemerintah

Kabupaten Tapin Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata.