republik indonesia tentang izin lingkungan kegiatan ...amdal.menlhk.go.id/amdal/uploads/izin/pt...

7
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR SK.450/Menlhk/Setjen/PLA.4/8/2017 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN LAPANGAN UAP DAN PLTP (2 x 55 MW) DI BUKIT DAUN DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN UAP DI HULULAIS, KABUPATEN LEBONG, KABUPATEN REJANG LEBONG, DAN KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU KEPADA PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan; b. bahwa Project Manager PT. Pertamina Geothermal Energy melalui surat Nomor 509/PGE132/2016-S0 tanggal 27 Juni 2016 kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengajukan Permohonan Penerbitan Izin Lingkungan; c. bahwa berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, telah diterbitkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. /Menlhk/Setjen/PLA. / /2017 tanggal tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hululais, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, oleh PT. Pertamina Geothermal Energy; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Izin Lingkungan Kegiatan Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hylulais, Kabupaten Lebong, Kabupaten

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR SK.450/Menlhk/Setjen/PLA.4/8/2017

TENTANG IZIN LINGKUNGAN

KEGIATAN PEMBANGUNAN LAPANGAN UAP DAN PLTP (2 x 55 MW) DI BUKIT DAUN DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN UAP DI HULULAIS, KABUPATEN LEBONG, KABUPATEN REJANG LEBONG, DAN KABUPATEN BENGKULU

UTARA, PROVINSI BENGKULU KEPADA PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan;

b. bahwa Project Manager PT. Pertamina Geothermal Energy melalui surat Nomor 509/PGE132/2016-S0 tanggal 27 Juni 2016 kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, mengajukan Permohonan Penerbitan Izin Lingkungan;

c. bahwa berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, telah diterbitkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK. /Menlhk/Setjen/PLA. / /2017 tanggal

tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hululais, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, oleh PT. Pertamina Geothermal Energy;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Izin Lingkungan Kegiatan Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hylulais, Kabupaten Lebong, Kabupaten

2

Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu kepada PT. Pertamina Geothermal Energy.

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;

7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan

Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta

Penerbitan Izin Lingkungan;

8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor. P.18/ MenLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Memperhatikan 1. Keputusan Bupati Lebong Nomor 793 Tahun 2008 tentang Kelayakan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pembangunan Lapangan Panas Bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Hululais oleh PT. Pertamina Geothermal Energy di Kecamatan Lebong Tengah dan Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu;

2. Keputusan Bupati Lebong Nomor 637 Tahun 2009 tanggal 19 Desember 2009 tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati Lebong Nomor 793 Tahun 2008 Mengenai Kelayakan Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pembangunan Lapangan Panas Bumi dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Hululais Oleh PT. Pertamina Geothermal Energy di Kecamatan Lebong Tengah dan Kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong, Propinsi Bengkulu;

3

Menetapkan

KESATU

3. Surat Persetujuan Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Bengkulu Nomor 503/14.b/011/ KP2T/ 2013 ten tang Izin Lingkungan Kegiatan Eksplorasi Sumur Panas Bumi di Wilayah Prospek Bukit Daun Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu Oleh PT. Pertamina Geothermal Energy, tanggal 04 Desember 2013;

4. Risalah Pengolahan Data Proses Penerbitan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan Kegiatan Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hululais, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Oleh PT. Pertamina Geothermal Energy Nomor RPD.38/PDLUK-2/7/2017 tanggal 17 Juli 2017;

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN LAPANGAN UAP DAN PLTP (2 x 55 MW) DI BUKIT DAUN DAN PENGEMBANGAN LAPANGAN UAP DI HULULAIS, KABUPATEN LEBONG, KABUPATEN REJANG LEBONG, DAN KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU KEPADA PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY.

Memberikan Izin Lingkungan kepada: 1. Nama Badan Usaha

dan/atau Kegiatan : PT. Pertamina Geothermal

Energy 2. Bidang Usaha

dan/atau Kegiatan : Panas Bumi

3. Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan

: Christoffel A.E.P

4. Jabatan 5. Alamat Kantor

6. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

: Project Manager : Menara Cakrawala Lantai 8

J1. M.H. Thamrin No.9 Jakarta 10340, Indonesia Telp/Fax. 021-39833222

: Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu

KEDUA

: Ruang lingkup Pembangunan Lapangan Uap dan PLTP (2x55 MW), oleh PT. Pertamina Geothermal Energy, dalam Izin Lingkungan ini mencakup: A. Kegiatan eksisting meliputi:

-4-

1. Pembangunan Lapangan Uap Hululais meliputi: Cluster A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, 0, P, Q, T (5 (lima) sumur per Cluster);

2. Pengoperasian WPS (Water Pump Station) Hululais meliputi: WPS-1, WPS-2 dengan kapasitas masing-masing 3.000 (tiga ribu) liter/menit (tidak terus menerus);

3. Pengoperasian jalan masuk lokasi prospek Hululais 6,2 (enam koma dua kilometer);

4. Pengoperasian jalan lingkungan Hululais meliputi Cluster A, B, C, D, E, G, H, M, P dan Q sepanjang 27,26 kilometer (dua puluh tujuh koma dua enam kilometer) pada lahan seluas 68,15 ha (enam puluh delapan koma lima belas Hektar);

5. Pembangunan jalan lingkungan Hululais Cluster F, I, J, K, L, 0, dan T sepanjang 22,10 kilometer (dua puluh dua koma sepuluh kilometer) pada lahan seluas 55,25 ha (lima puluh lima koma dua lima Hektar);

6. Pembangunan jalur pipa Hululais Cluster A, B, C, D, E, F, G, H, 1,3, K, L, M, 0, P, Q, T sepanjang 49,37 kilometer (empat puluh sembilan koma tiga tujuh kilometer);

7. Pengoperasian fasilitas penunjang lapangan uap wilayah prospek Hululais (kantor dan log yard) seluas 12,3 ha (duabelas koma tiga Hektar);

8. Pembangunan PLTP 2 x 55 MW (dua kali lima puluh lima mega watt) dan Fasilitas Pendukung di Hululais pada area seluas 30 ha (tiga puluh Hektar).

B. Kegiatan Pengembangan, meliputi: 1. Pembangunan PLTP Bukit Daun sebesar 2 x 55

MW (dua kali lima puluh lima mega watt) 2. Pengembangan lapangan uap Hululais, meliputi:

a. Pengembangan Sumur Produksi pada Cluster N, V, S, dan R sebanyak 6 (enam) sumur per Cluster,

b. Pengembangan Sumur Injeksi pada Cluster U sebanyak 6 (enam) sumur;

3. Pembangunan lapangan uap Bukit Daun: a. Pemboran Sumur Produksi di Cluster A, B, C,

D, E, F, G, H, I, dan J sebanyak 6 (enam) sumur per Cluster,

b. Pemboran Sumur Injeksi di Cluster R1 sebanyak 6 (enam) sumur dan R2 sebanyak 6 (enam) sumur;

4. Pembangunan WPS (Water Pump Station) Bukit Daun: WPS-1, WPS-2, WPS-3, WPS-4;

5. Pembangunan jalan penghubung wilayah prospek Hululais dengan Penghubung Wilayah Prospek Bukit Daun sepanjang 10 kilometer (sepuluh kilometer);

-5

6. Pembangunan jalan masuk dan i Desa Air Dingin ke Lokasi Proyek Bukit Daun sepanjang 4,6 kilometer (empat koma enam kilometer);

7. Pembangunan jalan lingkungan dan jalur pipa Hululais Cluster N, V, U, S, dan R sepanjang 26,4 kilometer (duapuluh enam koma empat kilometer);

8. Pembangunan jalan lingkungan dan jalur pipa Bukit Daun Cluster A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, R1, R2 sepanjang 25,38 kilometer (duapuluh lima koma tiga delapan kilometer);

9. Pembangunan fasilitas penunjang wilayah prospek Bukit Daun (jalan masuk, kantor, log yard, WPS) seluas 35 ha (tiga puluh lima Hektar).

KETI GA Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib: 1. Melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak

lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini;

2. Melakukan koordinasi dengan instansi pusat maupun daerah, berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan ini:

3. Mengupayakan aplikasi Reduce, Reuse dan Recycle (3R) terhadap limbah-limbah yang dihasilkan;

4. Melaksanakan ketentuan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP);

5. Melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap kehandalan teknologi yang digunakan dalam rangka meminimalisasi dampak yang diakibatkan dani rencana kegiatan ini;

6. Melakukan sosialisasi kegiatan kepada pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan masyarakat setempat sebelum kegiatan dilakukan;

7. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan terkait dengan kegiatan tersebut;

8. Menyusun laporan pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 7 (tujuh), paling sedikit 1 (satu) kali setiap 6 (enam) bulan selama Kegiatan Pembangunan, Pengoperasian dan Pasca Operasi Lapangan Uap dan PLTP (2 x 55 MW) di Bukit Daun dan Pengembangan Lapangan Uap di Hululais, Kabupaten Lebong, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu berlangsung dan menyampaikan kepada: a. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

b. Gubernur Bengkulu melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bengkulu;

6

c. Bupati Lebong melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebong;

d. Bupati Rejang Lebong melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Rejang Lebong;

e. Bupati Bengkulu Utara melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bengkulu Utara;

dengan tembusan kepada kepala instansi yang membidangi selain huruf a sampai huruf e di atas, sebagaimana tercantum dalam kolom institusi pengelolaan lingkungan hidup atau institusi pemantauan lingkungan hidup.

KEEM PAT

KELIMA

KEENAM

KETUJUH

KED ELAPAN

Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, wajib: 1. Memiliki izin usaha dan/atau izin lainnya yang terkait

dengan kegiatannya; 2. Memiliki izin Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup berupa: a. Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3

(Bahan Berbahaya dan Beracun); b. Izin Pembuangan Limbah Cair ke badan air.

Apabila dalam pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan timbul dampak lingkungan hidup di luar dan i dampak yang dikelola sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Keputusan Menteri ini, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melaporkan kepada instansi sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA angka 8 (delapan) paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diketahuinya timbulan dampak lingkungan hidup di luar dampak yang wajib dikelola.

• • Dalam pelaksanaan Keputusan Menteri ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menugaskan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) untuk melakukan pengawasan.

• • Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEENAM dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

• ▪ Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabila terjadi perubahan atas rencana usaha dan/atau kegiatannya dan/atau oleh sebab lain sesuai dengan kriteria perubahan yang tercantum dalam Pasal 50 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

- 7 -

KESEMBILAN

Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 2017

suai dengan aslinya MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Tembusan: 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan; 3. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 4. Gubernur Bengkulu melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Provinsi Bengkulu; 5. Bupati Lebong melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lebong; 6. Bupati Rejang Lebong melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Rejang Lebong; 7. Bupati Bengkulu Utara melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Bengkulu Utara; dan 8. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera, Kementerian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan.