reproduksi menurut islam

4
REPRODUKSI MENURUT ISLAM A. DITINJAU DARI ILMU BIOLOGI & HUKUM ISLAM/H.I Istilah Bayi Tabung ( tube baby) dalam bahasa kedokteran dikenal dengan sebutan “In Vitro Fertilization and Embryo Transfer” (IVF-ET) atau dalam khazanah HI dikenal dengan “Thifl al-Anâbîb” atau “Athfâl al-Anbûbah”. Sedangkan Inseminiasi Buatan (Artificial Insemination) dalam Hkm.Islam dikenal dengan sebutan “At-Talqîh al-Shinâi”. kedua istilah ini memiliki perbedan yang cukup signifikan, meskipun memiliki tujuan yang hampir sama yakni untuk menangani masalah infertilitas atau kemandulan. Bayi Tabung merupakan teknik pembuahan (fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur isteri yang masing- masing diambil kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) – sebagai lawan “di dalam kandungan” (in vivo) - . Biasanya medium yang digunakan adalah tabung khusus. Setelah beberapa hari, hasil pembuahan yang berupa embrio atau zygote itu dipindahkan ke dalam rahim. Sedangkan teknik INSEMINASI Yaitu sperma yang telah diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Teknik Bayi Tabung diperuntukkan bagi pasangan suami isteri yang mengalami masalah infertilitas. Pasien Bayi Tabung umumnya wanita yang menderita kelainan sebagai berikut : • kerusakan pada saluran telurnya, • lendir rahim isteri yang tidak normal, • adanya gangguan kekebalan dimana terdapat zat anti terhadap sperma di tubuh isteri • tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur atau seteleh dilakukan pengobatan endometriosis • sindroma LUV (Luteinized Unruptured Follicle) atau tidak pecahnya gelembung cairan yang berisi sel telur • sebab-sebab lainnya yang belum diketahui.

Upload: poppy-permata

Post on 14-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fhjdd

TRANSCRIPT

REPRODUKSI MENURUT ISLAMA. DITINJAU DARI ILMU BIOLOGI & HUKUM ISLAM/H.IIstilah Bayi Tabung ( tube baby) dalam bahasa kedokteran dikenal dengan sebutan In Vitro Fertilization and Embryo Transfer (IVF-ET) atau dalam khazanah HI dikenal dengan Thifl al-Anbb atau Athfl al-Anbbah. Sedangkan Inseminiasi Buatan (Artificial Insemination) dalam Hkm.Islam dikenal dengan sebutan At-Talqh al-Shini.kedua istilah ini memiliki perbedan yang cukup signifikan, meskipun memiliki tujuan yang hampir sama yakni untuk menangani masalah infertilitas atau kemandulan. Bayi Tabung merupakan teknik pembuahan (fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur isteri yang masing-masing diambil kemudian disatukan di luar kandungan (in vitro) sebagai lawan di dalam kandungan (in vivo) - . Biasanya medium yang digunakan adalah tabung khusus. Setelah beberapa hari, hasil pembuahan yang berupa embrio atau zygote itu dipindahkan ke dalam rahim. Sedangkan teknik INSEMINASI Yaitu sperma yang telah diambil dengan alat tertentu dari seorang suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.Teknik Bayi Tabung diperuntukkan bagi pasangan suami isteri yang mengalami masalah infertilitas. Pasien Bayi Tabung umumnya wanita yang menderita kelainan sebagai berikut : kerusakan pada saluran telurnya, lendir rahim isteri yang tidak normal, adanya gangguan kekebalan dimana terdapat zat anti terhadap sperma di tubuh isteri tidak hamil juga setelah dilakukan bedah saluran telur atau seteleh dilakukan pengobatan endometriosis sindroma LUV (Luteinized Unruptured Follicle) atau tidak pecahnya gelembung cairan yang berisi sel telur sebab-sebab lainnya yang belum diketahui.Setelah sperma dan sel telur dicampur didalam tabung di luar rahim (in vitro), kemudian hasil campuran yang berupa zygote atau embrio yang dinyatakan baik dan sehat itu ditransplantasikan ke rahim isteri atau rahim orang lain. Secara medis, zigot itu dapat dipindahkan ke rahim orang lain. Hal ini karena rahim isteri mengalami gangguan antara lain : kelainan bawaan rahim (syndrome rokytansky), infeksi alat kandungan tumor rahim Sebab operasi atau pengangkatan rahim yang pernah dijalaniTeknik IB lebih disebabkan karena faktor sulitnya terjadi pembuahan alamiah karena sperma suami yang lemah atau tidak terjadinya pertemuan secara alamiah antara sperma dan sel telurB. INSEMINASI & BAYI TABUNG MENURUT ISLAMTeknik bayi tabung dan IB yang dibenarkan menurut moral dan hukum Islam adalah teknik yang tidak melibatkan pihak ketiga serta perbuatan itu dilakukan karena adanya hajat dan tidak untuk main-main atau percobaan.Teknik bayi tabung atau IB yang melibatkan pihak ketiga hukumnya haram.Alasan syari tentang haramnya keterlibatan (benih atau rahim) pihak ketiga tersebut merujuk kepada maksud larangan berbuat zina (Surat Al-Isr [17] : 32). Secara filosofis larangan zina itu didasarkan atas dua hal. Pertama, tindakan melacur (al-fujr, al-fisyah) dan kedua, akibat tindakan itu dapat menyebabkan kaburnya keturunan (ikhtilth al-ansb).Rasulullah menyatakan yang artinya :Tidak ada dosa lebih berat dari perbuatan syirik (menyekutukan Tuhan) melainkan dosa seseorang yang mentransplantasikan benih kepada rahim wanita yang tidak halal baginya.Dalam hal pihak ketiga merupakan isteri sah, maka para ulama dalam hal ini menolaknya karena bertentangan dengan maksud ayat Al-Quran : Dan janganlah kalian menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan. [QS. Al-Baqarah (2) : 195 ].Dilarang menurut moral dan hukum Islam adalah teknologi Post Mortem - Fertilization , yakni pelelehan zygote atau embrio yang telah lama disimpan dan dibekukan di dalam tabung pengawet dari hubungan sah suami isteri, namun trnsplantasi zygote dilakukan terhadap isteri yang memiliki zygote itu setelah suaminya meninggal dunia atau setelah terjadinya perceraian.INSEMINASI in vivo (intra-uterine) dibolehkan Islam, jika sperma berasal dari suami yang sah dan terjaga kemurniannya selama proses di laboratorium atau klinik. Agama melarang inseminasi buatan in vivo pada seorang istri, bila spermanya berasal dari pria asing (bukan suami) atau sebaliknya inseminasi in vivo pada wanita asing (bukan istri) dengan sperma si suami.ISLAM mengizinkan fertilisasi in vitro jika sperma dan ovum berasal dari pasangan yang sah dan zigot diimplantasikan pada istri yang sama. Fertilisasi in vitro tidak dibenarkan jika sperma dan ovum berasal dari pasangan yang sah, namun zigot diimplantasikan pada ibu pengganti.Seorang wanita menikah tidak dibenarkan menerima zigot yang diimplantasikan kedalam rahimnya jika sperma dari seorang donor yang bukan suaminya. Islam juga tidak membolehkan implantasi zigot yang telah dibuahi pada seorang istri, jika sel telurnya disumbangkan dari wanita lain. Oleh karena itu Islam melarang praktik bank sperma yang kerap di dijumpai di negara barat. Praktik ini dianggap sebagai suatu bentuk dari zina.PERTANYAAN :1 .- Apakah teknik bayi tabung, wadah yang digunakan ada dalam rahim atau diluar rahim?- Hukum senggama lewat dubur ? Apa pengaruhnya ?2, - Apa hukumnya memakai sperma suami yang telah meninggal ?3, - Bagaimana sikap seseorang perawat muslim terhadap non-muslim yang meminta untuk diakukan inseminasi pada dirinya sedangkan inseminasi yang diminta tadi hukumnya haram?JAWABAN :1. - Wadah yang digunakan dalam teknik bayi tabung adalah sebuah wadah yangdikondisikan mirip dengan keadaan rahim ibu sehingga memungkinkan bagi embrio untuk tetap hidup tak lebih dari seinggu dan wadah itu berada pdi luar rahim- Senggama lewat dubur hukumnya haram begitu juga melalui mulut.Al-quran memerintahkan untuk menggauli isteri dengan baik dan melarang menggauli istri diluar ketentuan yang telah ditetapkan.Barang siapa yang mencari-cari di balik itu maka orang tersebut telah melampaui batas.Islam membolehkan menggauli dgn istri dari posisi mana saja asalkan tetap pada tempat yang telah ditentukan Allah.Pengaruh hus diluar tempatnya rentan menimbulkan penyakit PMS & merendahkan derajat manusia.2. Haram karena suami yang telah meninggal statusnya adalah cerai,maka jika kita memakai sperma suami yang telah meninggal maka sama saja kita memakai sperma orang lain yang bukan suami kita.3. Jika pasiennya orang muslim, maka kita sebagai perawat yang muslimah wajib memberitahukan bahwa inseminasi itu haram hukumnya dalam IslamDan jika pasiennya non-muslim maka kita juga waji untuk menjelakan secara agama kepercayaan kita ttg larangan inseminasi.Dan karma itu sebuah larangan,kita coba untuk katakan kepada klien bahwa saya sebagai seorang muslim tidak sanggup menjalankannya.Dan kita dapat mengajukan untuk dilakukan oleh tenaga medis lainnya yang non-muslim.