manajemen menurut islam new

35
(Makalah Manajemen Pendidikan) Dosen : Mawardi, M.Pd Disusun oleh : Hartati kusuma ( 1286206041 ) Henny purwaningsih ( 1286206049 ) Eka Setiawati ( 1286206062 ) Hapsari Rahmawati ( 1286206303 ) Agustiana Merdekawati ( 1286206278 ) Yunita Saliani ( 1286206122 ) Ade Supriyatna ( 1286206293 )

Upload: adeeess

Post on 06-Aug-2015

854 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Menurut Islam New

(Makalah Manajemen Pendidikan)

Dosen :

Mawardi, M.Pd

Disusun oleh :

Hartati kusuma ( 1286206041 ) Henny purwaningsih ( 1286206049 ) Eka Setiawati ( 1286206062 ) Hapsari Rahmawati ( 1286206303 ) Agustiana Merdekawati ( 1286206278 ) Yunita Saliani ( 1286206122 ) Ade Supriyatna ( 1286206293 )

Kelas : G semester 1

FKIP

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Page 2: Manajemen Menurut Islam New

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya sehingga kami telah menyelesaikan Makalah Manajemen Pendidikan yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Manajemen Menurut Islam”.

Semoga Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua mengenai Manajemen

Menurut Islam, Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih. SemogaAllah SWT senantiasa meridhai segala usaha

kita. Aamiin.

Tangerang, 17 Desember 2012

Penulis

i

DAFTAR ISI

Page 3: Manajemen Menurut Islam New

BAB I Introduksi Manajemen ……………………………………………………. 1

A. Pendahuluan ………………………………………………………………. 1 B. Pengertian Manajemen ……………………………………………………. 1

a. Manajemen Sebagai Suatu Prosesb. Manajemen Sebagai Suatu Kolektivitas Manusiac. Manajemen Sebagai Ilmu (science) dan Sebagai Seni

C. Tingkatan Manajemen ……………………………………………………... 3

BAB II Manajemen Menurut Islam ……………………………………………….. 4

A. Apakah Manajemen Merupakan Bagian Dari Islam? ……………………… 4B. Menilik Dari Sisi Manajemen Syariah ……………………………………... 5C. Fungsi-fungsi Manajemen Islam …………………………………………… 7D. Gambaran Hadist Tentang Fungsi Manajemen …………………………….. 11E. Landasan dan Ciri-ciri Manajemen Menurut Pandangan Islam ……………. 13F. Kriteria Pemimpin Menurut Islam ………………………………………….. 18

Kesimpulan …………………………………………………………………………. 20

Daftar Isi ……………………………………………………………………………. 21

ii

BAB I

Page 4: Manajemen Menurut Islam New

Introduksi Manajemen

A. Pendahuluan

Ilmu manajemen sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Baik disadarai ataupun tidak disadari. ilmu manajemen ilmiah timbul pada sekitar awal abad ke 20 di benua Eropa barat dan Amerika. Dimana di negara-negara tersebut sedang dilanda revolusi yang dikenal dengan nama revolusi industri. Yaitu perubahan-berubahan dalam pengelolaan produksi yang efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan masyarakat sudah semakin maju dan kebutuhan manusia sudah semakin banyak dan beragam jenisnya.

Sekarang timbul suatu pertanyaan, “siapa sajakah yang sebenarnya memakai manajemen” apakah hanya digunakan di perusahaan saja atau apakah di pemerintahan saja. Manajemen diperlukan dalam segala bidang. Bentuk dan organisasi serta tipe kegiatan. Dimana orang-orang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Tak dapat disangkal lagi bahwa manajemen adalah hal penting yang menyentuh, mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Manajemen adalah Seni dan Ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Manajemen merupakan suatu kebutuhan yang tidak terelakkan sebagai alat untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi.

B. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.Pengertian manajemen juga dapat dilihat dari tiga pengertian yaitu:

a. Manajemen sebagai suatu proses. Suatu rangkaian kegiatan yang dimulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan serta mengkoordinasikan apa yang direncanakan sampai dengan kegiatan mengawasi atau mengendalikannya.

1Pengertian manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :

Page 5: Manajemen Menurut Islam New

1. Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.

2. Haiman, manajemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.

3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

b. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia.Manajemen sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas manajemen disebut Manajer.

c. Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni.Manajemen sebagai suatu ilmu dan seni. Mengapa disebut demikian? sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori. Sedang manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah mengatur (managing) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.

Manajemen sebagai suatu ilmu memiliki cirri-ciri sebagai berikut : Prinsip dan konep manajemen dapat dipelajari. Decision making dapat didekati dengan kaidah-kaidah ilmiah. Objek dan sarana manajemen untuk mncapai tujuuan sebagian adalah elemen-

elemen yang bersifat materi. Dalam penerapannya manajemen memerlukan pendekatan dari bidang ilmu yang

lainnya.

Manajemen sebagai seni diartikan sebagai pendekatan pencapaian tujuan yang lebih banyak dipengaruhi oleh kekuatan pribadi, bakat, dan karakter pelaku-pelaku manajemen terutama dari unsur manajer atau pimpinan, cirri-cirinya yaitu :

Kesuksesan dalam mencapai tujuan sangat dipengaruhi dan didukung oleh sifat-sifat dan bakat para manajer.

2

Page 6: Manajemen Menurut Islam New

Dalam proses pencapaian tujuan sering kali melibatkan unsur naluri (instinct), perasaan, dan intelektual.

Dalam pelaksanaan kegiatan, faktor yang cukup yang menentukan keberhasilannya adalah kekuatan pribadi kreatif yang dimiliki.

Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Dan proses manajemen tidak hanya terkait dengan masalah kebendaan, namun juga berhubungan dengan manusia.

C. Tingkatan Manajemen

Manajemen digunakan dalam segala bentuk kegiatan baik kegiatan profesi maupun non profesi. Baik organisasi pemerintah maupun swasta, maka manajer dapat diklasifikasi dalam dua cara yaitu tingkatan dalam organisasi dan lingkup kegiatan yang dilaksanakan. Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :

1. Manajemen Lini : atau manajemen tingkat pertama yaitu tingkatan yang paling rendah dalam suatu organisasi, dimana seorang yang bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain, misalnya mandor atau pengawas produksi dalam suatu pabrik, pengawas teknik suatu bagian riset dan lain sebagainya.

2. Manajemen Menengah ( Midle Manager ) yaitu mencakup lebih dari satu tingkatan didalam organisasi.

3. Manajemen Puncak ( Top Manajer ) terdiri atas kelompok yang relatif kecil, yang bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi. Manajer fungsional bertanggung jawab pada satu kegiatan organisasi, seperti produksi pemasaran, keuangan dan lain sebagainya, manajer umum membawahi unit yang lebih rumit misalnya sebuah perusahaan cabang atau bagian operasional yang independen yang bertanggung jawab atas semua kegiatan unit.

3

Page 7: Manajemen Menurut Islam New

BAB IIManajemen Menurut Islam

Manajemen modern yang berasal dari Barat cenderung mengasingkan manusia dari manusia di sekitarnya. Manajemen modern juga menganggap tenaga kerja merupakan faktor produksi belaka sehingga menciptakan manusia-manusia yang semakin hari semakin terasing dari kodratnya sebagai manusia sosial. Manajemen modern menghasilkan manusia-manusia yang bekerja sampai larut malam tanpa ada lagi kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga atau melaksanakan kehidupan sosial dengan masyarakat di sekitarnya.

Melihat perkembangan tersebut, para pakar manajemen mencoba menggali dan mencari referensi-referensi konsep dan ide manajemen berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sumber-sumber Islam. Menurut Ketua Dewan Penasihat Majelis Ulama Indonesia, Prof KH. Ali Yafie, dalam Islam manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.

A. Apakah Manajemen Merupakan Bagian Dari Islam?

Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran islam. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Thabrani :

“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas).” (HR Thabrani)

 Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara-cara mendapatkannya yang transparan merupakan amal dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat, dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam ajaran Islam.Demikian pula dalam hadist riwayat Imam Muslim dan Abi Ya’la, Rasulullah SAW bersabda :

“Allah SWT mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu.” (HR Muslim)

Kata Ihsan bermakna ‘melakukan sesuatu secara maksimal dan optimal.’ Tidak boleh seorang muslim melakukan sesuatu tanpa perencanaan, tanpa adanya perkiraan, dan tanpa adanya penelitian, kecuali sesuatu yang sifatnya emergency. Akan tetapi, pada umumnya dari hal yang kecil hingga hal yang besar, harus dilakukan secara ihsan, secara optimal, secara baik, benar dan tuntas.

4

Page 8: Manajemen Menurut Islam New

Demikian pula ketika kita melakukan sesuatu itu dengan benar, baik, terencana, dan terorganisasi dengan rapi, maka kita akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu atau dalam mengerjakan sesuatu. Kita tidak boleh melakukan sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan. Sesuatu yang didasarkan pada keragu-raguan biasanya akan melahirkan hasil yang tidak optimal dan mungkin akhirnya tidak bermanfaat. Oleh karena itu, dalam hadist riwayat Imam Tirmidzi dan Nasa’I, Rasulullah SAW bersabda :

“Tinggalkan oleh engkau perbuatan yang meragukan, menuju perbuatan yang tidak meragukan.” (HR Tirmidzi dan Nasa’i)

Proses-proses mananjemen pada dasarnya adalah perencanaan segala sesuatu secara mantap untuk melahirkan keyakinan yang berdampak pada melakukan sesuatu sesuai dengan aturan serta memiliki manfaat. Dalam hadist riwayat Imam Tirmidzi dari Abi Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :

“Diantara baiknya, indahnya keislaman seseoarang adalah yang selalu meninggalkan perbuatan yang tidak ada manfaatnya.” (HR Tirmidzi)

Perbuatan yang tidak ada manfaatnya adalah sama dengan perbuatan yang tidak pernah direncanakan. Jika perbuatan itu tidak pernah direncanakan, maka tidak termasuk dalam kategori manajemen yang baik.

B. Menilik Dari Sisi Manajemen Syariah

Pembahasan pertama dalam manajemen syariah adalah perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Jika setiap perilaku orang terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan perilakunya akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena menyadari adanya pengawasan dari yang Maha Tinggi, yaitu Allah SWT yang akan mencatat setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan menjadi amal sholeh yang bernilai abadi.Istilah amal sholeh tidak semata-mata diartikan ‘perbuatan baik’ tetapi merupakan amal perbuatan baik yang dilandasi iman, dengan beberapa persyaratan sebagai berikut :

1. Niat yang ikhlas karena Allah. Suatu perbuatan, walaupun terkesan baik, tetapi jika tidak dilandasi keikhlasan karena Allah, maka perbuatan itu tudak dikatakan sebagai amal sholeh. Niat yang ikhlas hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Perhatikan firman Allah dalam surah Al Bayyinah:5 berikut,

“padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah:5)

5

Page 9: Manajemen Menurut Islam New

2. Tata cara pelaksanaannya sesuai dengan syariat. Suatu perbuatan yang baik tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka tidak dikatakan sebagai amal sholeh. Sebagai contoh, seseorang yang melakukan sholat ba’diyah ashar. Kelihatannya perbuatan itu baik, tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka ibadah itu bukan amal sholeh bahkan dikatakan bid’ah.

3. Dilakukan dengan penuh kesungguhan. Perbuatan yang dilakukan asal-asalan tidak termasuk amal sholeh. Sudah menjadi anggapan umum bahwa karena ikhlas (sering disebut dengan istilah lillahi ta’ala), maka suatu pekerjaan dilaksanakan dengan asal-asalan, tanpa kesungguhan. Keikhlasan seseorang dapat dilihat dari kesungguhannya dalam melakukan perbuatannya. Jadi, bukti keikhlasannya itu adalah dengan kesungguhan, dengan mujahadah. Ikhlas juga sering diartikan sebagai suatu pekerjaan tanpa upah, akibatnya muncul pandangan bahwa orang yang menerima gaji dari pekerjaanya (misalnya mengajar), maka dikatakan tidak ikhlas dalam mengajar. Hal ini perlu diluruskan. Keikhlasan seseorang dalam beramal tidak bisa diukur dengan materi atau upah yang ia terima. Bisa saja seseorang bekerja dengan menerima gaji yang tinggi tetapi ia ikhlas dalam pekerjaannya. Sebaliknya, ada pula orang yang bekerja dengan upah sedikit tapi tidak ikhlas, atau menjadi tidak ikhlas dalam pekerjaannya karena upah yang kecil.

 Hal kedua yang dibahas dalam manajemen syariah adalah struktur organisasi. Struktur organisasi sangatlah perlu. Adanya struktur dan stratifikasi dalam Islam dijelaskan dalam surah Al-An’aam :165,

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggalkan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang dberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (al-An’aam:165).

Dalam ayat diatas dikatakan, “Allah meninggikan seseorang diatas orang lain beberapa derajat.”Hal ini menjelaskan bahwa dalam mengatur kehidupan dunia, peranan manusia tidak akan sama. Kepintaran dan jabatan seseorang tidak akan sama. Sesungguhnya struktur itu merupakan sunnatullah. Ayat ini mengatakan bahwa kelebihan yang diberikan itu (struktur yang berbeda-beda) merupakan ujian dari Allah dan bukan digunakan untuk kepentingan sendiri.

Hal ketiga yang dibahas dalam manajemen syariah adalah sistem. Sistem syariah yang disusun harus menjadikan perilaku-perilakunya berjalan dengan baik. Sistem adalah seluruh aturan kehidupan manusia yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan dan larangan melakukan sesuatu. Aturan tersebut dikenal sebagai hukum lima, yaitu, wajib, sunnah, mubah, makhruh, dan haram.

6

Page 10: Manajemen Menurut Islam New

Aturan-aturan itu dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia sepanjang hidup mereka, baik yang menyangkut keselamatan agama, diri (jiwa dan raga), akal, harta benda, serta keselamatan nasab keturunan. Semua hal itu merupakan kebutuhan pokok atau primer (al-haajataldharuriyyah). Pelaksanaan sistem kehidupan secara konsisten dalam semua kegiatan akan melahirkan sebuah tatanan kehidupn yang baik yang disebut dengan hayatan thayyibah. Dalam ilmu manajemen, pelaksanaan sistem yang konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi, sebuah tatanan yang disebut sebagai manajemen yang rapi.

C. Fungsi-fungsi Manajemen Islam

Berbicara tentang fungsi manajemen dalam Islam tidaklah bisa terlepas dari fungsi manajemen secara umum seperti yang dikemukakan Henry Fayol seorang industriyawan Perancis, Dia mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemn itu adalah merancang, mengorganisasikan, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang.Sementara itu Robbin dan Coulter (2007:9) mengatakan bahwa fungsi dasar manajemen yang paling penting adalah merencanakan, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan. Senada dengan itu Mahdi bin Ibrahim (1997:61) menyatakan bahwa fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

a. Perencanaan (planning), Dalam Al-Qur’an, fungsi perencanaan dapat kita temukan dari ayat berikut ini, yakni di dalam Al Qur’an surah al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi:“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”Juga dalam hadits (CD Hadist - Kutub at Tis’ah) Rasulullah bersabda :

� �نم�ا �ألع�م�ل� إ �ات� ا �ي �لن � با ا �نم# �ل% و�إ �ك )بخاري رواه (م�انو�ى� ام�ر�ئ ل

"Bahwasannya semua pekerjaan diawali dengan niat, dan bahwasannya pekerjaan tergantung pada niat (rencananya)” (HR. Bukhari: 01)

Dari ayat dan hadist diatas, dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu harus direncanakan (niatkan). Dalam upaya mengelola pembelajaran diperlukan sebuah niat (rencana), perencanaan yang baik. bentuk perencanaan yang baik meliputi :

1. Perencanaan selalu berorientasi pada masa depan, yaitu dalam perencanaan berusaha untuk memprediksi bentuk dan masa depan berdasarkan kondisi dan situasi saat ini.

2. Perencanaan merupakan suatu hal yang benar-benar dilakukan bukan kebetulan, sebagai hasil dari ekplorasi dan evaluasi kegiatan sebelumnya.

7

Page 11: Manajemen Menurut Islam New

3. Perencanaan memerlukan tindakan dari orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan baik secara individu maupun kelompok.

4. Perencanaan harus bermakna, dalam arti usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan diselenggarakannya menjadi semakin efektif dan efisien.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap kegiatan yang ingin mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan harus terlebih dahulu dilakukan proses perencanaan.

b. Pengorganisasian (organizing), Menurut Hick dan Gullet (1981: 321) pengorganisasian adalah kegiatan membagi tugas dan tanggung jawab dan wewenang sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Di dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 103 dapat diambil sebuah pemahaman tentang adanya fungsi manajemen, yaitu organizing (pengorganisasian).Sebagaimana firman Allah :

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”.

Dari beberapa ayat tersebut menunjukkan perlunya persatuan dalam setiap tindakan yang terpadu, utuh, kuat, dan karenanya Allah melarang bercerai berai. Artinya bahwa mengorganisasi sesuatu hal dengan baik agar supaya tidak terpecah-pecah antara satu dan lain menjadi prinsip dalam manajemen menurut Islam.

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al An’am: 165)

Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dalam menjalani hidup, pasti dihadapkan pada sesuatu yang berbeda, mereka ada pada tingkatan yang berbeda, yang dikenal dengan sebutan stuktur organisasi. Dengan demikian, pengorganisasian sesungguhnya merupakan kegiatan untuk menyusun atau membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam upaya mencapai tujuan.

c. Pengarahan (directing), Menurut Terry dalam Hasibun (2000 : 183) mendefinisikan bahwa pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam Islam, fungsi pengarahan dilakukan oleh seorang Nabi (guru) atau pemimpin, untuk memberikan petunjuk tentang hal yang baik dan yang buruk. Di dalam Al Qur;an surat Al Imran ayat 110 Allah berfirman:

8

Page 12: Manajemen Menurut Islam New

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah”.(QS. Al Imran: 110)

Ayat di atas, mengisyaratkan bahwa sebagai umat manusia (umat Muhammad) yang terbaik diperintahkan untuk memberikan anjuran (pengarahan) kepada umat Islam lainya agar senantiasa melakukan pekerjaan yang baik dan menjauhkan diri dari melakukan pekerjaan yang melanggar perintah agama.Di dalam Surat Al Baqarah ayat 213 Allah berfirman:

“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan.”

Proses actuating adalah memberikan perintah, petunjuk, dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi. Berkenaan dengan manajemen yang sesuai dengan syariat islam, maka seorang pemimpin harus memberikan pengarahan kepada para pegawainya atau karyawan dengan berbagai macam pendekatan agar tujuan yang telah direncanakan dapat dicapai dengan baik. Oleh karena itu, peran seorang pemimpin (manajer) dalam manajemen sangat penting sekali.

d. Pengawasan (controlling), Di dalam Islam, fungsi pengawasan dapat terungkap pada ayat-ayat di dalam al-qur’an surat As-Shof ayat 3 :

“Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”

Ayat tersebut memberikan ancaman dan peringatan terhadap orang yang mengabaikan kontrol terhadap perbuatannya. Dalam hal kontrol Islam menurut Jawahir (1983:66) sangat memperhatikan bentuk pengawasan terhadap diri terlebih dahulu sebelum melakukan pengawasan terhadap orang lain. Hal ini berdasarkan hadist Rasulullah SAW yang berbunyi:

( الترميذى ( �و�ا ب �ح�اس� ت �ن� ا �ل� ق�ب �م� �ف�سك �ن أ �و�ا ب ح�اس�

Artinya: “Periksalah dirimu sebelum memeriksa orang lain. Lihatlah terlebih dahulu atas kerjamu sebelum melihat kerja orang lain.”

(HR. Tirmidzi: 2383). (CD Hadits: Kutub at Tis’ah)

Juga di dalam surat Al Zalzalah Allah berfirman:“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”.(QS. Al Zalzalah: 7-8)

9

Page 13: Manajemen Menurut Islam New

Dalam pandangan islam segala sesuatu harus dilakukan secara terencana, dan teratur. Tidak terkecuali dengan proses kegiatan apapun, hal tersebut harus diperhatikan, karena substansi dari manajemen adalah mewujudkan secara baik dan maksimal. Manajemen dalam hal ini berarti mengatur atau mengelola sesuatu hal agar menjadi baik. Hal ini sesuai dengan hadist,An-Nawawi (1987: 17) yang diriwayatkan dari Ya’la Rasulullah SAW bersabda :

( البخاري ( رواه �ئ ي ش� �ل� ك ع�لى� ان� �ح�س� �أل ا �ب� �ت ك الله� �ن� إ

Artinya: “Sesungguhnya mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu.” (HR. Bukhari: 6010). (CD Hadits: Kutub at Tis’ah)

Selain itu berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

( الطبران ( رواه �ه� �ق�ن �ت ي �ن� ا �ع�م�ل� ال �م� �ح�د�ك ا �ذ�اع�م�ل� إ Lح�ب� ي الله� �ن� إArtinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, dan tuntas) (HR. Thabrani).

Menurut An-Nawawi (1987: 17) dalam bukunya hadits Ar’bain bahwasannya Rasulullah juga memerintahkan manusia agar mendidikan anak-anaknya secara terencana sesuai dengan fase-nya.

“Didiklah anakmu dalam tiga tahap, tujuh tahun pertama ajaklah ia sambil bermain, tujuh tahun kedua ajaklah dia untuk disiplin, dan tujuh tahun ketiga ajaklah dia sebagai teman”. (HR. Baihaqi)

Dari hadist tersebut dapat diambil suatu dasar bahwasannya sekolah/madrasah merupakan salah satu tempat untuk mendidik anak bermain, disiplin dan memperlakukan anak didik sebagai teman dalam proses belajar mengajar, sehingga mereka nantinya dapat tumbuh sebagai generasi-generasi yang tangguh.

10

Page 14: Manajemen Menurut Islam New

D. Gambaran Hadist Tentang Fungsi Manajemen

Tentang fungsi manajemen yang disebutkan dimuka, sebenarnya Nabi jauh-jauh telah memberikan isyarat, misalnya bagaimana tindakan kita diawali dengan niat, seperti dalam hadist riwayat bukhari muslim, yakni :

1. Planning (niat), sebagai formulasi tindakan di masa mendatang, diarahkan kepada tujuan yang akan dicapai oleh organisasi. Dalam ilmu manajemen (kaifiyat), niat ini masuk pada tahap planning. Kalau pada tahap ini tidak memperlihatkan keajegan (ghayat), hasilnya pun tidak mungkin sesuai dengan target (ultimate goal), yang hendak sebagaimana seharusnya (das sollen). Dalam bahasa Dean R Spitzer, “Those who fail to plain, Plain to fail” (siapa yang gagal dalam membuat rencana, sesungguhnya ia sedang merencanakan kegagalan). Jika niat sekeras baja, hasil capaiannya pun akan setingkat itu. Kalau niatnya setinggi gagasan, kita akan menghasilkan sebesar dan sehebat itu. Dengan demikian, niat merupakan padanan planning dalam manajemen yang lebih bersifat intrisik dan manusiawi.

2. Organizing, adalah upaya mempertimbangkan suasana organisasi, pembagian pekerjaan, prosedur pelaksanaan, pembagian tanggungjawab, dan lain-lain. Apabila tahap ini dikerjakan secara seksama, akan terjaminlah efisiensi penggunaan tenaga kerja. Ada dua hadist yang berkaitan dari kitab Shahih Bukhari. Hadis pertama berbunyi: “Dua orang itu lebih dari pada satu, tiga orang itu lebih baik dari dua orang, empat orang lebih baik dari tiga orang. Maka berjamaahlah kamu sekalian. Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat kami kecuali padanya ada petunjuk.” Adapun Hadis yang kedua adalah sebagai berikut: “hendaklah kamu berada dalam jamaah, karena sesungguhnya berjamaah itu rahmat, sedangkan perpecahan itu azab.”

3. Comunicating,  yaitu kegiatan manajer dalam berkomunikasi dengan semua unsur organisasi sehingga arus komunikasi dan umpan balik/feed back dapat berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan. Sebuah hadist menyatakan:“Tidak termasuk umat kami orang yang tidak menyenangi atasan dan bawahan ( shangirana dan kabirana) dan tidak melaksanakan amal ma’ruf dan nahi munkar.” Hadis lain menjelaskan bahwa dalam proses komunikasi harus memperhatikan kadar kemampuan, atau berorientasi pada khalayak, sehingga feed back-nya sesuai dengan harapan: “Bicaralah kamu sekalian sesuai dengan kadar akal/pikiran mereka.”

4. Controlling, yaitu upaya manajer membandingkan antara hasil nyata dan hasil yang diharapkan berarti ia berada di jalur pengawasan yang benar. Deviasi yang terjadi harus menjadi bahan penyusunan perencanaan mendatang. Dalam sebuah hadist dinyatakan demikian: “ Tidak ada seorang hamba yang diberi keepercayaan oleh Allah untuk memimpin lalu ia tidak memelihara dengan baik, melainkan Allah memimpin lalu ia tidak memelihara dengan baik, melainkan Allah tidak merasakan kepadanya bau surga.”

11

Page 15: Manajemen Menurut Islam New

5. Staffing, tahap ini dimulai dari penempatan dan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja bagi kemajuan organisasi. Sebuah hadis menjelaskan bahwa dalam proses penempatan orang harus disesuaikan dengan job-nya/urusannya. Tarmidzi meriwayatkan: “Sebagian ciri muslim yang baik adalah meninggalkan sesuatu yang tidak menyangkut urusannya.”

6. Leading, yaitu memimpin dengan penuh inspirasi sehingga manajemen tanggap dan mampu menyesuaikan dengan tuntutan keadaan. Hadist nabi menjelaskan sebagai berikut: “Apabila suatu pekerjaan diberikan kepada bukan ahlinya, maka tunggu kehancurannya.” Hadist lain menyebutkan: “Pemimpin bangsa adalah pelayan mereka.”

7. Motivating, yaitu memberikan dorongan semangat kepada para pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikan penghargaan. Hadist nabi menjelaskan: “Kasihanilah mereka yang ada dibumi; niscaya yang dilangit akan mengasihani kamu.”Dalam hadist yang lain disebutkan : “Manusia bergantung kepada Allah; yang lebih dicintainya adalah mereka yang bermanfaat bagi sesamanya.”

8. Decision making, pengambilan keputusan sebagai langkah manajer secara bijaksana untuk memilih dari berbagai alternatif tindakan yang dapat ditempuh. Allah SWT memberikan contoh dalam Al-Qur’an (surat Al-Baqarah : 300) tentang penciptaan manusia, juga dalam kisah Nabi Ibrahim AS, dan Nabi Musa AS. Bahkan, hampir semua para Nabi memberikan contoh yang sama: setiap kali membuat keputusan selalu dikonfirmasikan terlebih dahulu kepada bawahannya. Begitu pula Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut: “ketika hendak berperang, Rasulullah mengundi diantara istrinya (siapa yang akan ikut berperang), dan beliau berlaku adil. Kemudian beliau berkata, “Ya Allah, inilah pekerjaanku dari apa yang aku kuasai. Jangan menyalahkan aku dari apa yang engkau kuasai dan aku tidak menguasainya.”

9. Actuating, pola pekerjaan terpadu. Dalam Shahih Muslim (4:1999), (bab Tarahum Al-Mu’minin: 2585; Shahih Bukhari 3:253, bab Ta’awun Al-Mu’minun) terdapat riwayat yang menyatakan: “Tolong menolong sesama mukmin seperti sebuah bangunan yang kukuh teguh karena saling sokong menyokong.” “Bandingan Orang Islam dalam hal kasih sayang, saling belas kasihan, saling berlemah lembut, seperti sebatang jasad. Apabila sakit salah satu anggotanya, maka seluruh jasad itu turut berjaga malam dan demam (menderita kesakitan).”

12

Page 16: Manajemen Menurut Islam New

Hadis lain yang menjelaskan tentang actuating adalah sebagai berikut: “perumpamaan orang yang mematuhi peraturan-peraturan Allah dengan orang-orang dengan orang yang melanggarnya adalah seperti segolongan orang yang berebutan naik kapal/ perahu. Sebagian orang memperoleh tempat di bagian atas, dan sebagian lagi di bagian bawah. Orang-orang yang menempati bagian bawah itu, jika hendak mengambil air terpaksa melewati orang-orang yang diatas. Kata mereka, ‘Bagaimana kalau kita tembus saja lubang air di tempat kita sehingga kita tidak perlu menyusahkan orang-oang diatas’. Jika orang-orang yang berada diatas tadi menyetujui rencana tadi, celakalah mereka. Dan jika mereka melarang, mereka akan tertolong, dan semua isi kapal akan selamat.”

Sebenarnya cara seseorang melakukan pengelolaan sangat bergantung pada penilaian dan pemahaman orang itu terhadap manusia. Karena itu ilmu manajemen pun berusaha dan berkembang sejalan dengan berubah dan berkembangnya pemahaman dan penilaian orang terhadap manusia. Bahkan, ahli strategi Jepang, Kiichi oh Mai, pernah mengatakan bahwa, dalam menghadapi abad informasi ini, yang pertama-tama harus diperhatikan oleh para manajer adalah pemahaman tentang manusia, kemudian kemampuan mengakses informasi, kepiawaian dalam bidang keuangan, dan kemampuan membuat jaringan penasihat.Adapun asumsi dasar tentang manusia, menurut ajaran islam, adalah pengakuan bahwa manusia, pada dasarnya, berpotensi positif, yang dilukiskan dengan istilah hanif. Ada hadist qudsi yang menjelaskan istilah ini: “Sesungguhnya telah kuciptakan hamba-hamba-Ku itu berwatak hanif”. Kemudian setan datang kepada mereka, dan disesatkannya mereka dari agama mereka. Keterkaitan hanif dengan manajemen adalah watak hanif menyebabkan manusia akan cenderung memilih yang baik dan benar dalam seluruh kehidupannya. Sedangkan penilaian terhadap baik dan buruk akan sangat bergantung latar belakang pendidikan dan pengalamannya.

E. Landasan dan Ciri-ciri Manajemen Menurut Pandangan Islam

Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen.

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batasan adil adalah pimpinan tidak ''menganiaya'' bawahan dan bawahan tidak merugikan pimpinan maupun perusahaan yang ditempati. Bentuk penganiayaan yang dimaksudkan adalah mengurangi atau tidak memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja melebihi ketentuan. Seyogyanya kesepakatan kerja dibuat untuk kepentingan bersama antara pimpinan dan bawahan.

13

Page 17: Manajemen Menurut Islam New

Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu kerja yang ditentukan, maka sebenarnya manajer itu telah mendzalimi bawahannya. Dan ini sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam.Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi.Nabi Muhammad SAW mengelola (manage) dan mempertahankan (mantain) kerjasama dengan stafnya dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat. Salah satu kebiasaan Nabi adalah memberikan reward atas kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya. Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.

Hidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW :

Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.

Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.

Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.

Dan keempat adalah pertanggungjawaban artinya Semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain atau pun antara pimpinan dengan bawahan.

HJM Anowar (konsultan manajemen internasional), melihat ciri manajemen Islami adalah amanah. ''Jabatan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah,'' katanya. Seorang manajer, lanjutnya, harus memberikan hak-hak orang lain, baik mitra bisnisnya ataupun karyawannya. ''Pimpinan harus memberikan hak untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul dengan keluarganya kepada bawahannya. Ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan manajemen Islam,'' katanya.

14

Page 18: Manajemen Menurut Islam New

Ciri-ciri manajemen islam adalah sebagai berikut:

1. Manajemen berdasarkan akhlak yang luhur (akhlakul karimah).2. Manajemen terbuka.3. Manajemen yang demokratis.4. Manajemen berdasarkan ilmiah.5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun).6. Manjemen berdasarkan perdamaian.

Berikut penjelasan dari ciri-ciri manajemen islam yang menonjol yang seharusnya kita praktekkan :

1. Manajemen berdasarkan akhlak yang kuhur (akhlakul karimah).

Setiap muslim dimana pun dia berada harus mempunyai akhlak yang luhur  (akhlakul karimah). Al-qur’an dan hadis menjadi dasar dan sumber akhlak yang mulia. Oleh karena akhlak yang mulia membedakan antara orang Islam dan bukanIslam, maka tidak ada pilihan lain bagi setiap pemimpin atau seorang manajer Islam wajib mempunyai, menghargai, mempraktekkan akhlak ini. Perusahaan atau lembaga masyarakat milik muslim harus dikelola berdasarkan prinsip akhlak yang luhur. Dengan demikian, agama islam adalah akhlakul karimah, dan benar-benar autoritatif,  karena agama ini adalah agama akhir zaman untuk seluruh umat manusia berdasarkan fitrah. Universal berarti sesuai dengan kebutuhan umat manusia dalam semua keadaan dan sepanjang zaman.Oleh karena itu para calon pemimpin dan manajer harus diambil dari orang yang mempunyai akhlak luhur dan juga harus berpedoman kepada akhlakul karimah.

2. Manajemen terbuka

fungsi dan tugas pemimpin atau manajer adalah memegang amanat karena dia bukan mengurus atau mengelola harta benda miliknya sendiri, akan tetapi harta benda milik orang lain yaitu harta pemegang saham atau rakyat. Oleh karena itu, ia harus mengelolanya dengan baik, secara sehat, dan jujur. Dengan kata lain, ia harus mengelolanya menurut sistem manajemen terbuka. Jika seorang pemimpin atau manajer menerapkan sistem manajemen terbuka maka terpenuhilah tugasnya kepada Allah terutama mengenai zakat kepada pemerintah, mengenai pajak dan kepada pemegang modal mengenai rugi laba yang sebenarnya. Sehubungan dengan hal ini apabila dia sebagai pejabat pemerintah yang memikul amanat Allah dan rakyat harus bertanggungjawab kepada Allah dan rakyat. Dengan demikan, manajemen terbuka seharusnya diterapkan oleh pemimpin atau manajer dan bersedia untuk diminta keterangan mengenai pengelolaanya. Jika perlu setiap waktu ia bersedia untuk diperiksa baik pembukuan, kas asset yang ada dan kebijakan (policy) yang diambilnya.,

Firman Allah,Artinya : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.” (Surah An-Nisaa : 58)

Karena itu, kewajiban untuk menunaikan amanat memerlukan manajemen terbuka karena manajemen terbuka itu wajib dilakukan.

15

Page 19: Manajemen Menurut Islam New

3. Manajemen yang demokratis

Sebagai akibat dari penerapan manajemen terbuka, pegelolaan sesuatu badan harus pula di jalankan secara demokratis. Manajemen demokratis artinya semua harus dimusyawarahkan bersama semua peserta, partisipan dan pemegang saham. Mereka harus dapat diberi hak untuk menyampaikan pendapatnya. Ini adalah ciri khas Islam berdasarkan perintah Allah dan Rasul-Nya.

Firman Allah,Artinya:  “Urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” (Surah Asy-Syuura : 38

Firman allah :Artinya : “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan.” (Surah Ali-Imran : 159)

Akibat dari penerapan sistem manajemen secara demokratis menimbulkan suatu pengawasan social (social control), yang harus disalurkan dan diberi hak untuk menggunakannya. Islam sangat menghargai pengawasan sosial ini

4. Manajemen berdasarkan ilmiah

Seorang pemimpin atau manajer wajib mempunyai ilmu menurut bidang tempatnya bertugas karena tanpa ilmu dia tidak akan berhasil dengan baik. Didalam Al-qur’an ada contohnya yaitu kasus Nabi Yusuf yang melamar untuk menjadi Menteri Perbendaharaan Kerajaan Mesir,seperti dalam ayat berikut :

Artinya: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (Surah Yusuf : 55)

Seorang pemimpin atau manajer haruslah pengurus yang berpengatahuan seperti yang dimaksud ayat di atas. Kemudian Allah dengan tegas memerintahkan,

Artinya : “Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang-orang yang benar.” (Surah Al-An’am : 143)

Jadi semua pemimpin atau manajer haruslah orang yang berilmupengetahuan karena dia yang merencanakan atau menurus dan mengelola setiapfungsi manajemen. Menurut ajaran Islam kepengurusan haruslah diselenggarakansecara ilmiahMasyarakat yang dikelola dengan sistem demokratis dan denganketerbukaan harus disertai pula dengan manajemen yang ilmiah. Makin banyakilmuwan yang berakhlak dan berbobot makin baik pengawasan karena merekaakan membeerikan masukan yang berbobot ilmiah pula, sehingga terciptalahmasyarakat yang sehat dan bersih. Inilah inti masyarakat baik dan diridhai Allah(baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur).

16

Page 20: Manajemen Menurut Islam New

5. Manajemen berdasarkan tolong menolong (ta’awun). 

Masyarakat Islam berdasarkan tolong-menolong (ta’awun), seperti tercantum didalam firman Allah yang berikut,

Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (surah Al-Maaidah : 2)

Dengan firman ini Allah menunjukkan konsepsi masyarakat menurut Islam, yaitu suatu masyarakat yang bertolong-tolongan dalam semua perbuatan baik bersifat ekonomis, politis, sosial budaya serta pertahanan. Jadi konsep ini mendekati konsepsi koperasi yang kita kenal sekarang yang muncul di Eropa abad ke-18. Bedanya jika konsepsi koperasi keluar dari dapur individualisme sebagai salah satu produk revolusi industri maka konsepsi tolong-menolong (ta’awun) adalah konsepsi Illahi yang bernafaskan kemanusiaan sesuai dengan fitrah manusia dan berlandaskan kasih sayang antar manusia. Konsepsi tolong-menolong (ta’awun) ini menunjukkan bahwa manusia dijadikan sebagai makhluk sosial karena mereka ditakdirkan Allah menjadi khalif-Nya di muka bumi. Dilihat dari proses ini maka ta’awun adalah suatu sunnatullah yang diberikan oleh Allah sebagai fitrah manusia. Dengan demikian, konsepsi lebih tinggi nilainya dari pada konsepsi koperasi dan lebih luas pula jangkauannya. Oleh karena itu, pelaksanaan konsepsi ini adalah untuk mendapatkan ridha Allah karena ta’awun bukan saja faedah bagi diri sendiri tetapi juga mendapatkan pahala dari Allah, seperti didalam firman Allah berikut,

Artinya : “Barangsiapa yang memberikan syafa'at yang baik, niscaya ia akan memperoleh bahagiaan (pahala) dari padanya. Dan Barangsiapa memberi syafa'at yang buruk niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya.” (surah An-Nisaa : 85)

Artinya : “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (Surah Al-Baqarah : 245)

Semua yang telah dicapai dalam bidang ekonomi tersebut adalah berkat konsepsi ta’awun memberikan sumbangan yang besar dan berharga di dalam penyelenggaraan manajemen. Manajemen menurut visi Islam haruslah ditegakkan atas dasar bertolong-tolongan dengan ikhlas.

6. Manjemen berdasarkan perdamaian

Sebagai konsepsi yang menjadi ciri khas Islam dalam penyelenggaraan manajemen adalah berdasarkan perdamaian. Firman Allah,

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam perdamian.”(Surah Al-Baqarah : 208)

17

Page 21: Manajemen Menurut Islam New

 Allah memerintahkan umat Islam melalui firman tersebut untuk senantiasa berusaha menciptakan perdamaian dalam hubungan manusia. Jadi perdamaian didalam badan usaha maupun perdamaian di masyarakat. Oleh karena itu pengaturan hubungan antar manusia didalam proses manajemen haruslah berdasarkan perdamaian. Perbedaan fungsi dan kedudukan sosial tidak boleh menimbulkan antagonistis dan kontradiktif, tetapi hal itu adalah akibat pembagian kerja yangmerupakan rahmat Tuhan, sehingga fungsi pemimpin adalah pemersatu. Persatuan diperlukan agar dapat bekerja sama dan tolong-menolong antara komponen tenaga kerja, modal dan manajemen. Adanya golongan pemilik modal di satu pihak dan golongan pekerja di pihaklain, serta diikat oleh golongan yang mempunyai kemampuan manajemen akan menjadi sesuatu kekuatan produktif bagi kelangsungan hidup manusia.Firman Allah,

 Artinya : “Dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka).” (Surah An-Nisaa : 128)

Setiap pertentangan atau permusuhan harus diselesaikan dengan damai. Semua usaha untuk mencapai perdamaian itu harus ditempuh sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan akhlak.

F. Kriteria Pemimpin Menurut Islam

Perihal mengenai kepemimpinan dalam Islam merupakan suatu wacana yang selalu menarik untuk didiskusikan. Wacana kepemimpinan dalam Islam ini sudah ada dan berkembang, tepatnya pasca Rasulullah SAW wafat. Wacana kepemimpinan ini timbul karena sudah tidak ada lagi Rasul atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Maka ada beberapa kriteria pemimpin yang patut kita jadikan pedoman dalam memilih seorang pemimpin, Yaitu :

1. Beriman dan bertaqwa dengan sebenarnya, yaitu mampu memelihara hubungan baiknya dengan Allah (seperti dengan shalat), memelihara hubungan baiknya dengan manusia (seperti dengan zakat) & tunduk secara bersama kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman.

2. Amanah /credible / dapat dipercaya sebagai wujud keimanannya pada Allah SWT. (HR. Ahmad, QS. 2: 283). Allah mengisyaratkan untuk mengangkat “pelayan rakyat” yang kuat dan dapat dipercaya ( �م�ين� األ� Lق�و�ي� : ال QS. 28: 26). Secara umum, orang dipercaya karena 2 hal, yaitu:

1. Integritas kepribadiannya, seperti: shiddiq (benar dan jujur), adil, ramah, istiqamah dan bertanggungjawab.

2. Kemampuannya, seperti: profesional/ahli dalam memenej tugas, atau fathanah/cerdas. Pemimpin yang fathanah harus memiliki 3 kecerdasan, yaitu:

o Kecerdasan intelektual: Berilmu, berwawasan luas, cerdas-kreatif, memiliki pandangan jauh ke depan / visioner (QS. 59: 18).

18

Page 22: Manajemen Menurut Islam New

o Kecerdasan spiritual: Kemampuan menterjemahkan kehendak Allah dalam pikiran, sikap dan prilaku. Dia melakukan sesuatu bukan karena yang lain melainkan hanya karena Allah semata (Ikhlas).

o Kecerdasan emosional: Sabar, yakni mampu mengendalikan emosi jiwanya, tahu kapan harus bertindak tegas dan kapan toleran.

3. Syaja’ah, yaitu: berani menyatakan kebenaran dan memutuskan perkara secara adil dan bijak, serta berani menyeru pada kebaikan & mencegah kemungkaran. Hanya orang yang benar-benar bersih & yakin akan kebenaran yang diperjuangkannya serta takut pada Allah yang berani menyampaikan kebenaran risalah Ilahi.

4. Mencintai dan dicintai rakyatnya, bukti kecintaan pemimpin terhadap rakyatnya yaitu dia kenal dan dekat dengan rakyatnya, peka dan peduli terhadap nasib rakyatnya, tidak mau menyusahkan mereka dan selalu mendoakannya. Kemampuan merasakan penderitaan manusia dan sangat peduli dengan keselamatan mereka, dan dimiliki oleh Nabi SAW yang tulus mencintai mereka.

5. Uswatun Hasanah, yaitu bisa menjadi teladan yang baik dan teduh sehingga mampu mendidik orang yang dipimpinnya dengan keteladanan dan nasihat yang baik pula.

Ketika dalam sebuah komunitas, tidak ada calon pemimpin yang bisa memenuhi kriteria pemimpin ideal seperti di atas, maka kita dituntut untuk bisa menimbang calon pemimpin yang paling mendekati kriteria tersebut. Untuk itu, cari info sebanyak-banyaknyanya dari orang-orang terdekat atau orang yang pernah dekat dengannya.Jika track record-nya buruk, bermasalah, dzalim apalagi  suka mempermainkan agama(QS.5: 51,57) maka haram untuk memilihnya. Jika tetap mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, maka pilih yang paling sedikit madharatnya. Kaidah fiqhiyyah menuntunkan:

ورين الض�ر� Lخ�ف� .pilih yang paling ringan madharatnya di antara keduanya : أ

Page 23: Manajemen Menurut Islam New

19

KESIMPULAN

manajemen adalah hal penting yang menyentuh, mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Manajemen menunjukan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Manajemen adalah Seni dan Ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Manajemen merupakan suatu kebutuhan yang tidak terelakkan sebagai alat untuk memudahkan pencapaian tujuan manusia dalam organisasi.Pengertian manajemen juga dapat dilihat dari tiga pengertian yaitu: manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia, dan manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni.

Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Dalam pandangan ajaran islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, karena hal tersebut merupakan prinsip utama dalam ajaran islam. Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan menjadi amal sholeh yang bernilai abadi.Istilah amal sholeh tidak semata-mata diartikan ‘perbuatan baik’ tetapi merupakan amal perbuatan baik yang dilandasi iman.Dalam manajemen islam terdapat fungsi atau tata pelaksanaan diantaranya adalah Planning (niat), organizing, comunicating, controlling, staffing, leading, motivating, decision making, dan actuating. Adapun landasan dan cirri-ciri manajemen menurut islam, yakni empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian.

Dalam mewujudkan manajemen yang bersyariat diperlukan seorang pemimpin. Dan pemimpin tersebut hendaklah memiliki kriteria yang baik, diantaranya adalah :

1. beriman dan bertaqwa,2. amanah /credible / dapat dipercaya,3. syaja’ah, yaitu: berani menyatakan kebenaran dan memutuskan perkara secara adil dan

bijak, serta berani menyeru pada kebaikan & mencegah kemungkaran,4. mencintai dan dicintai rakyatnya,5. Uswatun Hasanah, yaitu bisa menjadi teladan yang baik dan teduh sehingga mampu

mendidik orang yang dipimpinnya dengan keteladanan dan nasihat yang baik pula.

Page 24: Manajemen Menurut Islam New

20

DAFTAR PUSTAKA

o DR. K.H. DIDIN HAFIDHUDIN, M.Sc., HENDRI TANJUNG,S.Si., MM., Manajemen Syariah dalam Praktik. Gema Insani Press, Jakarta 2003

o Manajemen Menurut Islam beserta pengertian dan Tingkatan Manajemen Dan Manajer Buah Pikiran di Ruang IHSAN.htm

o http://www.majalahpendidikan.com/2011/03/manajemen-pembelajaran-dalam- perspektif.html

o http://www.scribd.com/doc/58677394/Ciri-ciri-Manajemen-Menurut-Ajaran-Islam

o http://muslimpoliticians.blogspot.com/2012/03/kriteria-pemimpin-ideal-daam-perspektif.html

Page 25: Manajemen Menurut Islam New

21