representasi dan identitas budaya gothic blutengel dalam

20
1 Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam Album “Monument” Ratih Sharfina Ningtyas, Lilawati Kurnia Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Istilah “gothic” telah ada sejak abad ke-4 setelah Masehi sebagai nama sebuah suku barbar di daerah Eropa Timur. Arti dari kata “gothic” kemudian berkembang menjadi gaya arsitektur, aliran sastra, fashion dan genre musik seiring dengan perkembangan zaman. Kesemua aspek tersebut membentuk gothic sebagai budaya yang anti-mainstream. Perkembangan arti kata “gothic” ini kemudian menimbulkan banyak representasi yang berbeda-beda dari setiap individu yang mengikuti budaya tersebut. Skripsi ini membahas representasi budaya gothic yang ditampilkan oleh grup musik gothic asal Jerman, Blutengel, melalui album mereka yang berjudul Monument. Kata kunci: Representasi; Identitas Budaya; Gothic; Blutengel Abstract The term "Gothic" has been around since 4th century A.D as the name of a tribe of the barbarian, that lived in Eastern Europe. The meaning of the word "gothic" was later developed into a style of architecture, literature genre, fashion and music genre along with the development of the times. All these aspects made gothic as an anti-mainstream culture. The development of the meaning of the word "gothic" later made many different representations from every individual that follows the culture. This thesis discusses about the representation of Gothic culture that displayed by a gothic music group from Germany, Blutengel, through their album entitled "Monument". Keyword: Representation; Cultural identity; Gothic; Blutengel Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

1

Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel

dalam Album “Monument”

Ratih Sharfina Ningtyas, Lilawati Kurnia

Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia

[email protected]

Abstrak

Istilah “gothic” telah ada sejak abad ke-4 setelah Masehi sebagai nama sebuah suku barbar di daerah Eropa Timur. Arti dari kata “gothic” kemudian berkembang menjadi gaya arsitektur, aliran sastra, fashion dan genre musik seiring dengan perkembangan zaman. Kesemua aspek tersebut membentuk gothic sebagai budaya yang anti-mainstream. Perkembangan arti kata “gothic” ini kemudian menimbulkan banyak representasi yang berbeda-beda dari setiap individu yang mengikuti budaya tersebut. Skripsi ini membahas representasi budaya gothic yang ditampilkan oleh grup musik gothic asal Jerman, Blutengel, melalui album mereka yang berjudul Monument.

Kata kunci: Representasi; Identitas Budaya; Gothic; Blutengel

Abstract

The term "Gothic" has been around since 4th century A.D as the name of a tribe of the barbarian, that lived in Eastern Europe. The meaning of the word "gothic" was later developed into a style of architecture, literature genre, fashion and music genre along with the development of the times. All these aspects made gothic as an anti-mainstream culture. The development of the meaning of the word "gothic" later made many different representations from every individual that follows the culture. This thesis discusses about the representation of Gothic culture that displayed by a gothic music group from Germany, Blutengel, through their album entitled "Monument".

Keyword: Representation; Cultural identity; Gothic; Blutengel

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 2: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

2

Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin berkembang pula berbagai macam

budaya di dunia. Salah satu dari budaya tersebut adalah budaya gothic. Budaya gothic ini

tidak hanya muncul begitu saja dan menjadi statis, tetapi budaya tersebut menerima banyak

pengaruh dan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

Budaya gothic sangat lekat dengan citra anti-mainstream, atau budaya yang

menentang budaya populer sebagai budaya mainstream. Mainstream sendiri memiliki arti

sebagai ide, perilaku, atau kegiatan yang dimiliki oleh kebanyakan orang sehingga dianggap

normal atau umum1, sehingga anti-mainstream dapat diartikan sebagai ide yang menentang

pendapat yang telah umum tersebut. Walaupun tergolong minoritas, hal tersebut tidak

menahan subkultur gothic untuk memiliki banyak pengikut. Di Jerman sendiri terdapat

beberapa acara konser musik gothic yang dilangsungkan setiap tahunnya, salah satu yang

terbesar adalah acara Wave-Gotik-Treffen. Acara yang dilangsungkan pertama kali pada

tahun 1992 ini menjadi tempat berkumpul para pengikut gothic yang tidak hanya berasal dari

Jerman melainkan seluruh penjuru dunia. Diperkirakan ada sekitar 50.000 orang yang datang

ke acara ini setiap tahunnya. Salah satu grup musik yang pernah tampil dalam event ini adalah

grup musik Blutengel.

Blutengel2 merupakan sebuah vokal grup indie yang berada di bawah naungan Out Of

Line Music 3 . Blutengel pertama kali dibentuk pada tahun 1999 oleh Chris Pohl dan

mengalami banyak pergantian personil, namun terhitung sejak tahun 2012, vokalis Blutengel

hanya terdiri dari Chris Pohl dan Ulrike Goldmann saja.

Pada tahun 2001, album kedua Blutengel yang berjudul Seelenschmerz berhasil

meraih penghargaan IMPALA Silver 4 . Kesuksesan ini mengantarkan Blutengel untuk

melakukan live performance pertama mereka. Grup musik tersebut tampil di depan para fans

yang datang ke acara Wave-Gotik-Treffen pada 1 Juni 2001 di Leipzig. Semenjak saat itu,

kepopuleran Blutengel pun meningkat. Hal ini dapat terlihat dari album mau pun single

1http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/mainstreamdiaksespada1Juni2015pukul15.092https://myspace.com/officialblutengel/biodiaksespada12Januari2015pukul20.223OutOfLineMusicmerupakanstudiorekamanindependentyangmenaungibeberapagrupmaupunbandyangberaliranelectro,darkwave,postpunk,dandarkmetal.4IMPALAmerupakansingkatandariIndependentMusicCompaniesAsscociation.AsosiasiinimemberikanpenghargaankepadabandataugrupmusikindieyangberadadiEropa.IMPALASilverawarddiberikankepadabandataugrupmusikyangpenjualanalbumnyamencapai20.000keping.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 3: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

3

Blutengel yang selalu mendapatkan tempat di Media Control Charts5, salah satunya adalah

album kedelapan mereka, Monument (2013) yang tembus hingga ke peringkat empat. Berkat

pencapaian mereka ini, maka dapat dikatakan bahwa Blutengel merupakan salah satu grup

musik paling populer yang mengusung tema gothic.

Gothic6 sendiri muncul pertama kali sebagai budaya modern pada akhir abad ke-18

sebagai salah satu genre dalam karya sastra. Istilah gothic yang pada awalnya lekat dengan

gaya arsitektur pada zaman Mittelalter, berubah ketika Horace Walpole menerbitkan novelnya

yang berjudul “The Castle Of Otranto”. Kesuksesan Horace Walpole ini membuat sastrawan

lainnya berlomba-lomba untuk membuat karya yang serupa. Salah satu yang paling terkenal

dan paling berpengaruh dalam perkembangan sastra dan budaya gothic adalah novel “Dracula”

karya Bram Stoker. Semenjak saat itu, kata “gothic” lekat dengan segala sesuatu yang suram,

horor, mistis, serta berhubungan dengan kegilaan dan kematian.

Gothic sebagai fashion mulai berkembang ketika film “Dracula” dan film horor

lainnya memenuhi bioskop pada tahun 1930an. Kepopuleran film-film horor ini membuat

banyak goth (sebutan untuk pengikut budaya gothic) 7 meniru gaya berpakaian tokoh

kesukaannya. Mereka mengenakan mantel, stocking, rok, serta sepatu bot yang semuanya

berwarna serba hitam. Mereka juga merias wajah dengan make-up putih yang membuat

mereka terlihat pucat dan eyeliner tebal, bahkan tak jarang pula yang memakai gigi taring

palsu agar tampak seperti dracula yang sebenarnya. Lambang dan bentuk yang banyak

terdapat pada film horor seperti kelelawar, laba-laba, tengkorak, dan salib terbalik, banyak

mereka gunakan pada pakaian maupun aksesoris mereka.

Selain film horor, fashion gothic juga dipengaruhi oleh Sadomaso-Szene. Sadomaso

(singkatan dari sadism dan masochism) merupakan sebuah penyimpangan seksual dimana

seseorang merasakan kenikmatan dan kepuasan yang dihasilkan dari rasa sakit, kepatuhan dan

5MediaControlChartsmerupakansebuahprogrammilikperusahaanmediacontrol®GfKInternationalGmbHyangmencatatdanmenentukanperingkatdari100musik,buku,film,videodangameterbaiksetiapminggunya.SejakakhirMaret2014,perusahaaninibergantinamamenjadiGfKEntertainmentGmbH,danMediaControlChartsbergantimenjadiGfKEntertainmentCharts.Situsmerekaadalahwww.gfk-entertainment.com6http://www.gothus.com/wp-content/uploads/2010/08/The-Ultimate-Goth-Guide1.pdfdiunduhpada29Januari2015pukul15.037LaurenM.E.Goodland,MichaelBibby,“Introduction”,Goth:UndeadSubculture(London:DukeUniversityPress,2007)hlm.33.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 4: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

4

kekuasaan8. Pengaruhnya terhadap budaya gothic dapat terlihat dari banyaknya pemakaian

korset, pakaian berbahan lateks yang ketat, dan rantai.

Gothic sebagai aliran musik muncul pada tahun 1970an di Inggris sebagai perpecahan

musik punk. Band seperti Siouxie and The Banshees, Joy Division atau Bauhaus

dikategorikan sebagai aliran musik ini oleh majalah-majalah musik Inggris seperti New

Musical Express (EMS) dan Sounds. Di Jerman sendiri pada awalnya band-band gothic

disebut sebagai Dark-Punk-Bands dan baru berdiri sebagai aliran musik tersendiri pada tahun

1980an (Meisel, 2005). Baik musik punk maupun gothic, keduanya mengangkat tema

ketidakpuasan dan keputusasaan kedalam lagu-lagu mereka. Akan tetapi, bila dibandingkan

dengan musik punk yang lekat dengan anarki, musik gothic justru memasukkan unsur

romantisme dan obsesi pada kematian dan kegelapan dalam lagu mereka. Musik gothic

kemudian menerima banyak pengaruh dari genre musik lainnya seperti EBM (Electronic

Music Body) dan black metal. Kedua genre musik ini tidak hanya memberi pengaruh pada

nada dan lirik musik gothic, namun juga pada unsur budaya lainnya. EBM membawa

gambaran militer ke dalam fashion gothic, sedangkan black metal memperkenalkan

penggunaan simbol-simbol satanis.

Luasnya cakupan budaya gothic ini kemudian membuat saya tertarik untuk meneliti

bagaimana representasi dan identitas budaya gothic dibawakan Blutengel dalam lagu-lagu

mereka, terutama dalam lagu Die Zeit dan lirik serta video klip lagu Kinder dieser Stadt.

Kedua lagu tersebut terdapat dalam album Monument yang rilis pada tahun 2013, sedangkan

video Kinder dieser Stadt di-upload oleh akun resmi Out Of Line Music di situs Youtube9.

Teori Teori yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah teori circuit of culture milik Du

Gay. Dari lima aspek yang terdapat dalam circuit of culture, saya memfokuskan pada dua

aspek saja, yaitu representasi dan identitas budaya. Menurut Stuart Hall (1997), inti dari

budaya adalah “shared meanings” atau berbagi makna. Makna-makna ini diproduksi dan

dipertukarkan melalui medium language atau bahasa yang sama. Bahasa yang dimaksud

disini tidak hanya terbatas pada bahasa yang terdapat pada linguistik, melainkan juga suara,

8http://www.bild.de/10um10/2012/sadomasochismus/zehn-um-zehn-wichtigsten-sadomaso-begriffe-25843622.bild.htmldiaksespada11Februari2015pukul09.339AkunresmiOutOfLineMusicdisitusYoutubewww.youtube.com/user/outofline1995

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 5: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

5

gambar atau tanda lainnya yang memiliki makna. Produksi makna dari konsep-konsep yang

ada dalam pikiran kita dengan melalui bahasa inilah yang disebut sebagai representasi.

Kumpulan dari representasi yang diproduksi kemudian akan membentuk identitas

budaya. Hall menjelaskan bahwa pada masa postmodernisme, identitas tidak lagi dilihat

sebagai sesuatu yang sudah pasti dan koheren, melainkan sebagai sesuatu yang dibentuk dan

selalu berada dalam proses menjadi sesuatu, tetapi tidak pernah sempurna (John Storey, 2003).

Identitas dibentuk tidak hanya dari bagaimana kita melihat diri kita sendiri, tetapi juga

bagaimana diri kita terlihat oleh orang tertentu.

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi adalah metode kepustakaan dengan

mencari bahan literatur baik berupa buku-buku atau pun dari situs-situs internet. Teori yang

digunakan adalah representasi dan cultural identity Stuart Hall, serta teori circuit of culture

Du Gay.

Analisis Representasi Budaya Gothic pada Lirik Lagu Kinder dieser Stadt

Lagu Kinder dieser Stadt mengungkapkan mengenai kehidupan di suatu kota yang

terjadi ketika matahari telah tenggelam. Pronomina wir atau kami yang terdapat pada lagu

merepresentasikan goth, sedangkan pronomina ihr atau kalian merepresentasikan orang-orang

pada umumnya yang tidak mengikuti budaya gothic. Keseluruhan isi lagu ini menceritakan

mengenai kehidupan mereka.

Bait pertama merepresentasikan para goth yang berjalan-jalan di kota pada malam hari

hingga matahari terbit. Para goth ini kemudian direpresentasikan sebagai getriebene Seelen

atau jiwa-jiwa yang berkelana di malam hari untuk mencari sesuatu yang dapat memuaskan

rasa rindu atau Sehnsucht yang mereka rasakan. Secara religi, sebuah jiwa akan tetap hidup

abadi walaupun tubuhnya telah mati10. Sebagai Seelen, goth berusaha untuk memuaskan

kerinduan akan keabadian tersebut. Abadi berarti dapat hidup bebas tanpa terikat oleh

kematian, karena itu dapat diartikan bahwa yang diinginkan oleh goth adalah kebebasan. Bagi

para goth, kegelapan malam tidak merepresentasikan sesuatu yang menakutkan dan

10http://www.duden.de/rechtschreibung/Seelediaksespada3Juni2015pukul03.35

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 6: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

6

merupakan sumber dari segala hal yang dapat menimbulkan teror, melainkan sesuatu yang

indah dan merupakan sumber dari kebebasan. Kebebasan ini hanya dapat mereka rasakan

pada malam hari hingga menimbulkan rasa rindu.

Kalimat pertama pada refrain lagu, yaitu “wir sind die Engel der Nacht” menyatakan

bahwa para goth merupakan malaikat malam. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bagi

goth, malam tidak merepresentasikan sesuatu yang mengerikan, melainkan sesuatu yang

membawa kebebasan. Kata Engel selain memiliki arti sebagai makhluk suci utusan Tuhan

atau malaikat, Engel memiliki arti sebagai ein guter Mensch11 atau orang baik-baik. Hal ini

merepresentasikan bahwa yang dilakukan goth pada malam hari di kota bukanlah sesuatu

yang membawa keonaran, seperti mencuri atau berbuat asusila, akan tetapi sesuatu yang

murni, yaitu mencari arti kebebasan itu sendiri.

Mereka juga menyatakan bahwa mereka adalah Kinder dieser Stadt atau “anak-anak

kota ini”. Umumnya, Kinder atau anak-anak direpresentasikan sebagai manusia yang masih

kecil, bersih dari dosa, dan merupakan harta warisan karena merekalah yang akan meneruskan

kehidupan di bumi. Karena hal ini pula, anak-anak juga dapat direpresentasikan sebagai

harapan. Pernyataan bahwa goth adalah Kinder dieser Stadt menggambarkan harapan dan

keinginan para goth untuk diakui bahwa mereka juga merupakan bagian dari kota tersebut.

Selain karena tinggal di kota tersebut, harapan ini didasarkan oleh rasa bahwa goth benar-

benar mengerti mengenai seluk-beluk kota tersebut sehingga sudah sewajarnya bahwa goth

diakui sebagai Kinder dieser Stadt. Hal ini dapat dilihat melalui kalimat “und bis der Morgen

erwacht spür’n wir den Herzschlag dieser Stadt”. Herzschlag atau denyut jantung

menandakan inti dari suatu kehidupan. Para goth gemar berjalan-jalan di kota hingga pagi

datang sehingga mereka menjadi tahu mengenai inti dari kehidupan yang ada di kota tersebut.

Bait kedua lagu menggambarkan goth yang memiliki kecenderungan untuk menarik

diri dari lingkungan sekitarnya. Ini dapat dilihat pada kalimat “doch wir können nicht leben,

nicht so wie ihr” yang bila diterjemahkan berarti “walau begitu, kami tidak dapat hidup

seperti kalian”. Dari kalimat sebelumnya, yaitu “wir wollen Lieben genauso wie ihr”, terlihat

bahwa para goth memiliki keinginan dan mencintai seperti orang lain, namun mereka tidak

bisa menjalani kehidupan yang sama seperti orang-orang tersebut. Pada dasarnya, goth sama

dengan orang kebanyakan, akan tetapi mereka memiliki cara pandang yang berbeda, seperti

cara pandang mereka mengenai dunia, kematian, atau pun pendapat mereka mengenai warna

11LangenscheidtGroßwörterbuchDeutschalsFremdsprache(2010)

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 7: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

7

hitam. Cara pandang yang berbeda ini seringkali sulit diterima oleh orang-orang kebanyakan

hingga mereka menganggap goth sebagai sekelompok orang aneh dan memutuskan untuk

menjauhi mereka. Para goth yang merasa tidak diterima oleh lingkungannya kemudian

memutuskan untuk menarik diri.

Secara keseluruhan, lagu Kinder dieser Stadt merepresentasikan goth yang selalu

menginginkan dan terus mencari kebebasan mereka dengan cara mereka sendiri, walaupun

karenanya mereka dianggap berbeda dengan orang-orang lainnya hingga dijauhi. Di satu sisi,

goth juga tetap ingin keberadaan mereka diakui sebagai bagian dari kota tempat mereka

berada.

Analisis Representasi Budaya Gothic pada Lirik Lagu Die Zeit

Lagu Die Zeit merepresentasikan kesedihan seseorang karena orang yang

disayanginya telah meninggal dunia. Hal ini dapat dilihat dari metafora pada pada kalimat

“was bleibt bestehen an unserem Horizont” dan“in eine andere Welt”. Dua kalimat tersebut

merepresentasikan hal yang sama, yaitu alam baka atau kematian. Apa yang terdapat nun jauh

di seberang horizon adalah sesuatu yang sangat asing hingga seperti dunia yang berbeda atau

andere Welt. Ke dunia yang berbeda inilah du akan pergi. Pada bait yang sama juga

dijelaskan bahwa pandangan du terlihat begitu kosong hingga ich merasa bahwa du sudah

tidak mengenalinya lagi. Hal ini memberikan gambaran bahwa tubuh du sudah kaku dan tidak

bernyawa lagi.

Seberapa penting keberadaan du bagi ich dapat dilihat melalui metafora dan

penggambaran kesedihan yang dirasakan oleh ich, seperti bagaimana jiwanya terasa kosong

dan ia merasa patah hati karena kepergian du. Pertanyaan ich mengenai kenapa du harus pergi

dan ketidaktahuannya tentang apa yang harus ia perbuat serta harus pergi kemana

menunjukkan ketidakrelaannya. Rasa tidak rela ini kemudian ich lampiaskan dunia yang telah

tidak adil dan seakan tidak peduli dengan kematian du, karena hari dan waktu tetap berjalan

seperti biasa dan dunia tidak hancur hanya karena perginya du. Kekesalan ich pada dunia ini

dapat terlihat dari adanya penggunaan kata doch pada kalimat “doch die Welt wird niemals

untergehen”.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 8: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

8

Lagu Die Zeit merupakan salah satu karya Blutengel, grup musik yang mengusung

tema gothic, tetapi lagu ini tidak secara eksplisit menunjukkan unsur gothic tersebut. Lagu ini

memang secara tidak langsung menggambarkan mengenai kesedihan dan kematian yang

sering menjadi tema dalam karya-karya gothic lainnya. Akan tetapi, dalam lirik lagu Die Zeit

tidak terdapat kata Tod (kematian) ataupun kata-kata lain yang berhubungan dengan gothic,

seperti Blut, Ewigkeit, dan Nacht. Walaupun secara tema lagu ini masih termasuk dalam lagu

gothic, namun bila tidak terdapat kata-kata yang dapat menunjukkan secara eksplisit ke-

gothic-an lagu ini, maka Die Zeit tidak ada bedanya dengan lagu pop atau genre lainnya.

Karena hal itu pula, lagu ini tidak dapat memberikan representasi mengenai budaya gothic.

Analisis Representasi Budaya Gothic pada Video Klip Lagu Kinder dieser Stadt

Video klip Kinder dieser Stadt mengambil latar tempat dan waktu di sebuah kota pada

malam hari. Video klip ini tidak menceritakan secara jelas isi dari lagu Kinder dieser Stadt,

tetapi hanya memberikan gambaran terhadap isi lagu secara implisit. Latar waktu sendiri

memiliki peran penting dalam representasi budaya gothic pada video klip ini. Selain untuk

menceritakan isi lagu, latar waktu malam hari pada video merepresentasikan mengenai

kehidupan goth yang lekat dengan atau aktif di malam hari. Malam hari juga menimbulkan

efek suram dan sepi, walaupun pada beberapa adegan dapat terlihat bahwa masih banyak

orang dan kendaraan yang berlalu-lalang di malam hari. Hal ini sesuai dengan sifat dari goth

sendiri yang selalu terlihat suram dan selalu menyendiri. Malam hari juga melambangkan

sumber dari kebebasan para goth. Saat malam hari tiba, mereka akan mengenakan pakaian

dan make-up gothic dan keluar untuk berkumpul dengan goth lainnya atau hanya berjalan-

jalan di kota.

Faktor penting lainnya sekaligus fokus utama dalam video klip ini adalah sepasang

anak laki-laki dan perempuan (gambar 1.) tengah menyusuri jalanan kota pada malam hari

sambil bergandengan tangan. Pada akhir video, kedua anak kecil tersebut terlihat

membelakangi kamera dan tampak sepasang sayap di punggungg mereka. Selain

merepresentasikan Kinder secara harfiah, kedua anak tersebut juga menggambarkan

kebebasan yang menjadi isi dari lagu Kinder dieser Stadt. Pada malam hari, anak-anak

seumuran mereka seharusnya berada di rumah bersama orang tua mereka dan bersiap untuk

tidur, namun mereka justru berada di jalanan. Mereka berjalan-jalan dengan bebas tanpa

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 9: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

9

terikat larangan dari orang tua maupun peraturan yang berlaku di masyarakat. Kata Kinder

juga merepresentasikan manusia yang masih polos dan belum berdosa. Bila pengertian ini

digabungkan dengan sayap yang muncul pada punggung mereka, maka akan didapat

interpretasi bahwa walaupun berkeliaran pada malam hari, goth bukanlah orang-orang yang

membawa onar, melainkan berusaha membawa kebaikan. Selain itu, anak-anak juga

merepresentasikan harapan karena mereka merupakan generasi penerus yang akan

melanjutkan kehidupan di masa depan, karenanya Kinder dapat melambangkan harapan para

goth sebagaimana telah dijelaskan dalam analisis lirik lagu Kinder dieser Stadt.

Gothic pada kedua anak kecil tersebut tidak hanya dapat dilihat dari pakaian maupun

make-up mereka yang serba hitam, namun juga dari ekspresi mereka. Anak kecil seharusnya

penuh dengan emosi, akan tetapi kedua anak kecil tersebut justru terlihat seperti tanpa

ekspresi. Hal ini merepresentasikan goth yang pendiam dan cenderung menarik diri dari

lingkungan di sekitarnya.

Pada video juga terdapat seorang perempuan yang menari sendirian di sebuah lorong

bangunan. Cahaya berasal dari belakang penari sehingga ciri fisik dari penari tersebut tidak

akan jelas terlihat bila kamera tidak mendekatinya. Di dalam budaya gothic sendiri, tarian

merupakan sesuatu yang bebas dan tidak memiliki aturan tertentu. Gerakan pada tarian gothic

merupakan interpretasi sang penari terhadap irama dan lirik lagu. Kegiatan menari itu sendiri

merupakan sebuah bentuk kebebasan dalam mengekspresikan diri. Mereka bebas

mengekspresikan diri mereka baik dengan cara apa pun, tidak peduli walaupun hal itu akan

menimbulkan kesan yang erotis atau berbau seksual. Ciri tarian dalam gothic ini tidak jauh

berbeda dengan modern dance yang telah dikenal oleh masyarakat luas. Modern dance

pertama kali muncul pada abad ke-20 sebagai bentuk kejenuhan terhadap tari ballet yang kaku.

Gambar1.Duaanakkecilberpakaiandan

make-upserbahitamberjalan

Gambar2.Seorangpenariperempuan

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 10: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

10

Tarian ini lebih memfokuskan pada interpretasi sang penari dibandingkan dengan langkah

yang terstruktur. Sebelum menentukan koreografi, penari akan lebih dulu menentukan

perasaan apa yang akan berusaha diungkapkannya kepada penonton.12

Pada gambar 2., penari tersebut tampak tengah menari di dalam sebuah lorong

bangunan yang terlihat sempit dan terkotak-kotakan. Latar belakang tersebut dapat

merepresentasikan kebebasan para goth yang terbatasi oleh pandangan negatif masyarakat

terhadap goth karena mereka tampak berbeda. Pandangan negatif ini kemudian membuat para

goth hanya memiliki sedikit ruang untuk merasakan kebebasan mereka.

Dalam video klip ini, Blutengel sendiri berperan sebagai pencerita. Pada beberapa

adegan, mereka tampak bernyanyi sambil didampingi oleh dua orang perempuan saat

berjalan-jalan di kota. Saat malam hari tiba, goth sering kali berjalan berkelompok atau

berkumpul di pemakaman, di sebuah bangunan tua, gereja, bar yang dikhususkan untuk goth,

atau sudut kota lainnya yang membuat mereka dapat merasa eksklusif. “Sie begehen diese

Stätten, „um die dortige Atmosphäre schweigsam und in sich versunken zu genießen“” (Ute

Meisel, 2005). Bila diterjemahkan, kutipan tersebut berarti, “mereka mengunjungi tempat-

tempat ini untuk menikmati kesunyian suasana di tempat tersebut dan menyerapnya”.Bagi

orang lain, goth memang tampak seperti penyendiri, namun tidak bila berada diantara

kalangan mereka sendiri. Hal inilah yang ingin ditunjukkan dalam potongan video klip ini.

Seseorang dapat menunjukkan identitas dirinya melalui pakaian, begitu juga halnya

dengan goth yang ingin menunjukkan diri dan ke-gothic-an mereka melalui pakaian dan

make-up yang mereka gunakan. Dalam video klip Kinder dieser Stadt hampir semua pemeran

mengenakan pakaian dan make-up serba hitam yang menjadi ciri utama dari goth. Dua anak

kecil pada gambar 1. mengenakan mantel, kaos dan celana panjang berwarna hitam, serta eye

liner tebal di sekitar mata mereka. Pada gambar 3., Chris Pohl juga mengenakan penampilan

yang serupa dengan kedua anak kecil tersebut, sedangkan Ulrike Goldmann tampak

mengenakan pakaian yang menyerupai korset dan celana panjang hitam yang terbuat dari

bahan leather ketat. Kedua wanita yang mendampingi Blutengel bernyanyi hanya

mengenakan pakaian casual dan mengenakan kacamata hitam, salah satunya bahkan tidak

mengenakan pakaian berwarna hitam yang menjadi ciri khas goth.

12http://dance.about.com/od/solodancestyles/p/Modern_Dance.htmdiaksespada4Mei2015pukul05.39

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 11: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

11

Pakaian dan make-up yang mereka pakai ini menggambarkan keragaman yang ada

dalam budaya gothic. Pakaian yang dua anak kecil, penari, dan dua pemeran wanita yang

mendampingi Blutengel tergolong ke dalam Normal-Stil, yaitu gaya berpakaian gothic yang

hanya mengenakan t-shirt, jeans, ataupun pakaian casual lainnya yang berwarna hitam.

Walaupun sekilas terlihat sama, namun penampilan yang dikenakan Pohl lebih kepada gaya

berpakaian gothic yang meniru penampilan dracula. Pohl mengenakan mantel hitam panjang,

make-up pucat dengan tatanan rambut klimis, mirip dengan penampilan count dracula pada

film Dracula yang diputar pada tahun 1930an. Pakaian yang dikenakan Goldmann tergolong

pada SM-Stil atau Fetischmode. Sesuai dengan namanya, gaya berpakaian ini dipengaruhi

oleh Sadomaso-Szene yang korset atau pakaian ketat lainnya yang terbuat dari bahan lateks.

(Meisel 2005)

Walaupun berbeda-beda, namun secara keseluruhan, pakaian gothic yang Blutengel

kenakan lebih casual dan lazim dikenakan sehari-hari bila dibandingkan dengan goth lainnya

yang mengenakan pakaian ala victorian yang sangat menonjolkan kesan elegan dan horor.

Hal ini merepresentasikan bahwa goth tidak selalu berpenampilan mengerikan dengan

mengenakan pakaian seperti saat halloween, tetapi dapat juga mengenakan pakaian casual

yang serba hitam.

Pada video klip ini, hampir semua pencahayaan berasal dari belakang para pemeran.

Pencahayaan ini terkadang membuat para pemeran menjadi kabur karena tertutupi oleh

bayangan mereka sendiri. Arah pencahayaan lain dapat dilihat pada gambar 4., yaitu adegan

diamana Pohl bernyanyi sendirian. Cahaya utama datang dari arah kanan dan hanya

menerangi sebagian wajah Pohl, sedang cahaya bulan tertutup awan sehingga tidak banyak

Gambar3.UlrikeGoldmanndanChrisPohl(tengah)bernyanyidengandidampingidua

pemeranlain(kiridankanan)

Gambar4.ChrisPohlbernyanyiseorangdiridenganberlatarkandanbulanyang

tertutupawan

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 12: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

12

memberi penerangan. Pencahayaan yang tidak sepenuhnya memberi penerangan memberi

kesan mistis dan supranatural seperti yang terdapat pada film-film horor. Kesan mistis juga

semakin terasa dengan adanya bangunan beratap lancip sebagai latar belakang. Bangunan

seperti itu biasa digunakan sebagai latar tempat pada sastra gothic pada akhir abad ke-18.

Latar belakang yang gelap dan hitam ini juga menggambarkan goth dengan ideologi

mereka yang identik dengan hitam dan kegelapan, akan tetapi diantara kegelapan tersebut

selalu terdapat secercah cahaya. Cahaya diantara kegelapan ini merepresentasikan harapan

dan keinginan para goth. Ideologi dan pandangan goth yang berbeda dengan orang-orang lain

pada umumnya, seringkali dipandang negatif hingga membuat mereka dijauhi oleh

masyarakat. Rasa tidak nyaman dari pengucilan ini kemudian membuat goth memutuskan

untuk menarik diri dan hanya membuka diri pada sesama goth, namun di sisi lain, mereka

sebenarnya juga tetap ingin keberadaan mereka diakui oleh masyarakat.

Identitas Budaya yang Terbentuk dari Representasi Budaya Gothic Blutengel

Seperti yang dijelaskan melalui skema circuit of culture Du Gay, representasi dan

identitas budaya memiliki hubungan yang erat dan timbal-balik. Identitas diri merupakan

sesuatu yang dibentuk dari gabungan memori kolektif dan keinginan. Blutengel memiliki

identitas awal sebagai sebuah grup musik, yaitu ideologi dan pesan yang ingin disampaikan

kepada masyarakat luas. Ideologi dan pesan itu kemudian mereka representasikan melalui

karya-karya mereka dimana gothic merupakan tema utama mereka. Kumpulan representasi

dari karya-karya tersebut kemudian membentuk identitas budaya Blutengel sehingga mereka

dapat dibedakan dari musisi lainnya.

Dari analisis-analisis sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui lagu-lagu

dan video klipnya, Blutengel merepresentasikan budaya gothic sebagai budaya yang

mengusung kebebasan berekspresi. Para pengikut budaya gothic atau goth selalu haus akan

kebebasan untuk mengekspresikan diri mereka. Salah satu caranya adalah dengan

menuangkan ekspresi mereka kedalam sebuah karya seperti yang dilakukan oleh Blutengel.

Goth juga direpresentasikan sebagai sekelompok orang tidak berbahaya dan suka

membuat keonaran. Cara berpikir dan penampilan mereka memang berbeda dengan orang lain

kebanyakan, namun mereka bukan orang-orang yang harus dijauhi karena menakutkan.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 13: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

13

Sebaliknya, goth merupakan orang-orang yang cinta damai dan liberal, akan tetapi mereka

juga pemalu dan sensitif sehingga memiliki kecenderungan untuk menarik diri dari

lingkungan sekitarnya. Mereka mengenakan pakaian serba hitam sebagai bentuk identitas diri

mereka. Bagi masyarakat umum, warna hitam lebih banyak berasosiasi negatif, seperti

kematian, kesedihan, dan sesuatu yang ilegal. Akan tetapi, warna hitam bagi goth lebih

beasosiasi positif seperti Schönheitsideal atau keindahan yang ideal, kebahagian hidup, dan

ketenangan (Meisel, 2005). Bagi Blutengel, warna hitam ini tidak hanya dapat dituangkan ke

dalam pakaian yang mengerikan seperti saat halloween atau pun erotis seperti dalam Sado-

maso Szene, tetapi juga dapat dalam bentuk pakaian casual sehari-hari.

Identitas tidak hanya dibentuk dari bagaimana seseorang memposisikan dirinya dalam

masyarakat, tetapi juga bagaimana seseorang itu diposisikan oleh masyarakat. Cara pandang

goth yang berbeda mengenai kematian atau pun warna hitam seringkali sulit diterima oleh

masyarakat kebanyakan sehingga goth dianggap sebagai sekelompok orang aneh dan dijauhi.

Para goth yang merasa tidak diterima oleh lingkungannya kemudian memutuskan untuk

menarik diri dan hanya membuka diri pada sesama goth, namun di satu sisi, goth tetap

menginginkan agar keberadaan mereka diterima di masyarakat. Harapan tersebut kemudian

berusaha diwujudkan oleh Blutengel dengan menciptakan lagu-lagu yang beraliran gothic pop.

Seperti yang sudah dijelaskan pada pendahuluan, gothic merupakan budaya yang lekat

dengan anti-mainstream, akan tetapi Blutengel justru menamakan genre mereka sebagai

gothic pop atau gothic populer, seperti yang tertera pada official website mereka. Blutengel

tidak menjadi salah satu agen yang melawan mainstream, melainkan menjadi agen yang ingin

mengubah pandangan orang mengenai gothic dengan mengubah mainstream itu sendiri.

Hal ini juga dapat dilihat dari lagu Die Zeit. Lagu tersebut memang bertemakan

kesedihan dan kematian, tetapi di dalam kedua lagu tersebut tidak terdapat kata-kata yang

secara eksplisit menunjukkan ke-gothic-an lagu tersebut. Karena hal ini, lagu Die Zeit tidak

ada bedanya dengan lagu pop lainnya yang sama-sama mengutarakan mengenai kesedihan.

Lagu yang sebenarnya tidak terlalu gothic ini, dibalut dengan ke-gothic-an Blutengel sehingga

para fans menerima lagu tersebut sebagai lagu yang benar-benar gothic, sebaliknya orang

yang bukan goth akan lebih mudah menerima lagu tersebut karena isi lagu tersebut sama

dengan pop. Di sini Blutengel menjadi perantara antara budaya gothic dan budaya populer.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 14: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

14

Kesimpulan

Melalui lagu-lagu mereka, Blutengel ingin menyampaikan ideologi dan pikiran

mereka. Blutengel memaknai ulang budaya gothic agar sesuai dengan apa yang mereka ingin

sampaikan dan merepresentasikannya melalui lagu mereka. Dari lirik lagu Kinder dieser Stadt

dan Die Zeit yang terdapat dalam album Monument serta video klip lagu Kinder dieser Stadt,

didapatkan sebuah representasi budaya gothic dan kesimpulan bahwa Blutengel tidak

sepenuhnya gothic. Gothic yang sebenarnya akan menjauhkan diri dari mainstream dan lebih

banyak mengusung tema-tema seperti kematian, keabadian ataupun kisah cinta yang dibalut

dengan horor.

Video klip dan lagu Kinder dieser Stadt merepresentasikan budaya gothic sebagai

budaya yang mengusung kebebasan berekspresi. Para goth selalu menginginkan kebebasan

yang tidak terbatas, akan tetapi, kebebasan ini dibatasi oleh pandangan masyarakat.

Masyarakat pada umumnya yang tidak dapat menerima perbedaan yang dibawa oleh goth

kemudian menjauhi dan mengucilkan goth. Goth yang tidak nyaman dengan lingkungannya

kemudian juga ikut mengekslusifkan diri mereka dan menjauhkan diri dari budaya

mainstream, namun di saat yang bersamaan, mereka tetap ingin keberadaan mereka diakui

oleh masyarakat.

Budaya gothic memang lekat dengan anti-mainstream, akan tetapi sebagai lagu yang

dibawakan oleh Blutengel, lagu Die Zeit tidak ada bedanya dengan lagu-lagu pop yang berisi

mengenai kesedihan seseorang. Dalam lagu tersebut, tidak didapat representasi mengenai

budaya gothic karena kedua lagu tersebut tidak memiliki unsur-unsur gothic. Selain itu,

Blutengel menamakan genre musik mereka sebagai gothic pop. Genre lagu pop merupakan

salah satu genre lagu mainstream. Hal ini tentu saja bertentangan dengan musik gothic yang

anti-mainstream. Dalam lagu Die Zeit, lagu pop tersebut dibalut oleh ke-gothic-an Blutengel

agar lebih mudah diterima oleh masyarakat luas. Dapat dikatakan bahwa gothic pop ini adalah

bentuk kebebasan berekspresi Blutengel.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 15: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

15

Daftar Referensi Korpus Data Lirik Lagu Die Zeit<http://www.golyr.de/blutengel/songtext-die-zeit-715351.html> (25 Maret 2015, 00.05)

Kinder dieser Stadt<http://www.golyr.de/blutengel/songtext-kinder-dieser-stadt-714686.html> ( 24 Maret 2015, 23.55)

Video Klip

Out Of Line Music. Kinder dieser Stadt. 21 Juni 2013. <https://www.youtube.com/watch?v=HDBmRNmZ6iY> (10 Januari 2014, 11.39)

Publikasi Cetak

Buku

Goodlad, Lauren M. E., Michael Bibby dan editor. 2007. Goth: Undead Subculture. London: Duke University Press.

Hall, Stuart. 1997. Representation. London: SAGE Publications.

Meisel, Ute. 2005. Die Gothic-Szene: Selbst- und Fremdpräsentation der umstrittenen Jugendkultur. Margburg: Tectum Verlag.

Storey, John. 2007. Inventing Popular Culture. Malden: Blackwell Publishing.

Kamus

Langenscheidt Redaktion. 2010. Langenscheidt: Großwörterbuch Deutsch als Fremdsprache. München: Langenscheidt KG.

Publikasi Elektronik

Buku Elektronik

Gothus: The Ultimate Goth Guide. 2013. <http://www.gothus.com/wp-content/uploads/2010/08/The-Ultimate-Goth-Guide1.pdf> (29 Januari 2015, 15.03)

Artikel Surat Kabar Online

Zehn um Zehn: Die zehn wichtigsten Sadomaso-Begriffe. 3 September 2012. <http://www.bild.de/10um10/2012/sadomasochismus/zehn-um-zehn-wichtigsten-sadomaso-begriffe-25843622.bild.html> (11 Februari 2015, 09.33)

Publikasi Lembaga

GfK Entertainment <http://www.gfk-entertainment.com/> (14 Januari 2015, 08.33)

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 16: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

16

IMPALA. About Awards <http://www.impalamusic.org/node/11> (12 Januari 2015, 22.37)

Out Of Line Music. Blutengel <http://www.outofline.de/blutengel/indexeng.html> (12 Januari 2015, 21.09)

What is Modern Dance? <http://dance.about.com/od/solodancestyles/p/Modern_Dance.htm> (4 Mei 2015, 05.39)

Artikel Website

Blutengel. <https://myspace.com/officialblutengel/bio> (12 Januari 2015, 20.22)

Media Control Charts <http://www.media-control.com/> (14 Januari 2015, 08.43)

Out Of Line is not just a name, it is a motto and a way of life<https://myspace.com/outoflinelabel/bio> (12 Januari 2015, 20.44)

Kamus Online

“Mainstream”. Oxford Dictionaries. <http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/mainstream> (1 Juni 2015, 15.09)

“Seelen”. Duden Online. <http://www.duden.de/rechtschreibung/Seele> (3 Juni 2015, 03.35)

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 17: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

Lampiran Lirik Lagu Kinder dieser Stadt

Kinder dieser Stadt

Kinder dieser Stadt

Wir ziehen durch die Straßen bis der Morgen erwacht,

getriebene Seelen im Dunkel der Nacht.

Der Mond erhellt die kalte Stadt,

die Sehnsucht verleiht uns unendliche Kraft.

Ref.

Wir sind die Engel der Nacht,

wir sind die Kinder dieser Stadt.

Und bis der Morgen erwacht spür'n wir den Herzschlag dieser Stadt.

Wir haben Angst genau so wie ihr,

wir spüren den Schmerz genau so wie ihr.

Wir wollen lieben genauso wie ihr,

doch wir können nicht leben, nicht so wie ihr.

Ref.

Wir sind die Engel der Nacht,

wir sind die Kinder dieser Stadt.

Und bis der Morgen erwacht spür'n wir den Herzschlag dieser Stadt.

Wir sind die Engel der Nacht,

wir sind die Kinder dieser Stadt.

Und bis der Morgen erwacht spür'n wir den Herzschlag dieser Stadt.

Wir sind die Engel der Nacht.

Wir sind die Engel der Nacht.

Ref.

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 18: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

Wir sind die Engel der Nacht,

wir sind die Kinder dieser Stadt.

Und bis der Morgen erwacht spür'n wir den Herzschlag dieser Stadt.

Wir sind die Engel der Nacht,

wir sind die Kinder dieser Stadt.

Und bis der Morgen erwacht spür'n wir den Herzschlag dieser Stadt

Lirik Lagu Die Zeit

Was bleibt bestehen an unserem Horizont?

Dein Blick ist so leer

Erkennst du mich nicht mehr?

Ich halte deine Hand ein letztes Mal

Bevor du gehst auf deine Reise

In eine andere Welt

Und der Abschied fällt so schwer

Und meine Seele ist so leer, ohne dich

Ich spüre wie mein Herz langsam zerbricht

Warum musst du jetzt gehen?

Und wo soll ich hin ohne dich?

Und die Tage ziehen vorbei

Die Zeit bleibt auch für uns nicht stehen

Und ein Leben ist vorbei

Doch die Welt wird niemals untergehen

Und die Tage ziehen vorbei

Die Zeit bleibt auch für uns nicht stehen

Und ein Leben ist vorbei

Doch die Welt wird niemals untergehen

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 19: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

Und die Tage ziehen vorbei

Die Zeit bleibt auch für uns nicht stehen

Und ein Leben ist vorbei

Doch die Welt wird niemals untergehen

Und die Tage ziehen vorbei

Die Zeit bleibt auch für uns nicht stehen

Und ein Leben ist vorbei

Doch die Welt wird niemals untergehen

Und der Abschied fällt so schwer

Und meine Seele ist so leer, ohne dich

Ich halte deine Hand

ein letztes Mal

bevor du gehtst auf deine Reise

in eine andere Welt

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015

Page 20: Representasi dan Identitas Budaya Gothic Blutengel dalam

Bukti Izin Penggunaan Korpus Data dari Pemegang Hak Cipta

Representasi dan ..., Ratih Sharfina Ningtyas, FIB UI, 2015