repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/skripsi deny irmawati... · web...

162
SKRIPSI HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN Di SMP PGRI 1 PERAK JOMBANG Deny Irmawati 153210009 DENY IRMAWATI 153210009 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

SKRIPSI

HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIAPADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN

Di SMP PGRI 1 PERAK JOMBANG

Deny Irmawati153210009

DENY IRMAWATI153210009

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA”JOMBANG

2019

Page 2: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN

Di SMP PGRI 1 Perak Jombang

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1

Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang

DENY IRMAWATI

153210009

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG

2019

ii

Page 3: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

iii

Page 4: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

iv

Page 5: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

v

Page 6: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

vi

Page 7: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

vii

Page 8: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

LEMBAR PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat serta

hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

menyelesaikan penyusunan skripsi hingga selesai sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terlibat di

dalam penyusunan. Skripsi ini ku persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Hadi Prayitno dan Ibu Sringatin yang senantiasa

memberikan doa terbaiknya untuk saya, memberikan dukungan, motivasi

yang menjadikan semangat dan kekuatan didalam setiap perjalanan saya.

2. Untuk adik perempuan saya Dwi Agustina dan kakek saya yang senantiasa

memberikan doa-doa terbaiknya dan memberikan semangat pada saya.

3. Kedua dosen pembimbing saya Bapak H. Imam Fatoni, SKM., MM dan Ibu

Anita Rahmawati, S.Kep., Ns., M.Kep yang telah membimbing saya dengan

sabar dan telaten dalam memberikan pengarahan penyusunan skripsi yang

mana semua ilmu yang diberikan sangat bermanfaat.

4. Seluruh dosen dan staf Prodi S1 Keperawatan terima kasih atas segala ilmu

dan nasehat yang diberikan kepada saya.

5. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015, terutama kelas 8A, terima kasih

atas dukungan, serta semangatnya dan meskipun kita berbeda pembimbing

namun tetap saling mendukung dan menyemangati.

6. Keluarga besar SMP PGRI 1 Perak Jombang yang membantu saya dalam

penelitian dan memberi kemudahan dalam ini penelitian.

viii

Page 9: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF STRESS WITH THE INCIDENCE OFINSOMNIA IN ADOLESCENTS AGED 13-15 YEARS

(INSMP PGRI 1 PERAK JOMBANG)

Oleh :

DENY IRMAWATI

Stress is an unpleasant condition where people see demands in situations as a burden outside their limits to fulfill these demands. Insomnia is a sleep disorder in which a person is difficult to start or maintain sleep. The purpose of this study was to analyze the relationship between stress and the incidence of insomnia in adolescents aged 13-15 years.

The research design used was correlational with the type of research using observational analytic methods using a cross sectional approach. the population in this study were all students of class VII and VIII in SMP PGRI 1 Perak with 61 students, with a sample of 53 students with sampling using a simple random sampling cluster technique. The research instrument used DASS 42 (Depression, Anxiety, and Stress Scale) and an insomnia questionnaire using KSPBJ-IRS (Jakarta Insomnia Rating Scale). Processing using the rank spearmen test.

The research results obtained were respondents who experienced mild stress levels as many as 26 respondents (49.1%) and respondents who experienced mild insomnia were 31 respondents (58.5%). The results of this study indicate that the value of ρ ≤ α (0.03 ≤0.05) means that H1 is accepted and H0 is rejected. The conclusion of this study is that there is a relationship between stress and the incidence of insomnia in adolescents aged 13-15 years in SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Keywords: Stress, Insomnia, and Adolescence

ix

Page 10: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

ABSTRAK

HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIAPADA REMAJAUSIA 13-15 TAHUN (DI SMP PGRI 1 PERAK JOMBANG)

Oleh :

DENY IRMAWATI

Stress adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat adanya tuntutan dalam situasi sebagai beban diluar batas kemanpuan mereka untuk memenuhi tuntutan tersebut. Insomnia adalah gangguan tidur dimana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan tidurnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-15 tahun.

Desain penelitian yang digunakan yaitu korelasional dengan jenis penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak sejumlah 61 siswa, dengan jumlah sampel sebesar 53 siswa dengan pengambilan sampel menggunakan teknik cluster simpel random sampling. Instrumen penelitian menggunakan DASS 42 (Depression, Anxiety, and Stress Scale) dan kuesioner insomnia menggunakan KSPBJ-IRS (Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta Insomnia Rating Scale). Pengolahan data menggunakan uji spearmen rank test.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah responden yang mengalami tingkat stress ringan sebanyak 26 responden (49,1%) dan responden yang mengalami insomnia ringan sebanyak 31 responden (58,5%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ρ ≤ α (0,03 ≤ 0,05) hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Kata kunci : Stress, Insomnia, dan Remaja

x

Page 11: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR………………………………………………………………...i

SAMPUL DALAM……………………………………………………………...ii

PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………….iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI………………………………………....iv

LEMBAR PERSETUJUAN….………………………………………………...v

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….vi

LEMBAR PERSEMBAHAN………………………………………………….vii

SURAT PERNYATAAN……………………………………………………...viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ix

ABSTRAK……………………………………………………………………….x

DAFTAR ISI……………………………………………………………………xii

DAFTAR TABEL……………………………………..……………………….xiv

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………..……...……xvi

DAFTAR LAMBANG……………………………………………...……......xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja..........................................................................................5

2.2 Konsep Insomnia.....................................................................................10

2.3 Konsep Stres............................................................................................23

xi

Page 12: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2.4 Hubungan Stres dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Usia 13-14

Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang...................................................34

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual...............................................................................37

3.2 Hipotesis..................................................................................................38

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian........................................................................................39

4.2 Desain Penelitian.....................................................................................39

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian..................................................................40

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling...............................................................40

4.5 Kerangka Kerja………………………………………………………….44

4.6 Identifikasi Variabel................................................................................45

4.7 Definisi Operasional................................................................................45

4.8 Pengumpulan dan Analisa Data...............................................................47

4.9 Etika Penelitian........................................................................................53

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian…………………………………………………………55

5.2 Pembahasan……………………………………………………………..59

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan……………………………………………………………..64

6.2 Saran……………………………………………………………………64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

Page 13: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Stress dengan Kejadian

Insomnia pada Remaja Usia 13-14 Tahun……………………….....46

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SMP PGRI 1

Perak Jombang pada tahun 2019…………………………………...55

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SMP

PGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019…………………………..56

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat stress siswa di

SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019…………………….56

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian insomnia di

SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019…………………….57

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tabel silang hubungan stress dengan kejadian

insomnia pada remaja di SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tahun

2019………………………………………………………………...57

xiii

Page 14: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Stress dengan Kejadian

Insomnia pada Remaja Usia 13-14 Tahun………………………...37

Gambar 4.4 Kerangka Kerja Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia

pada Remaja Usia 13-14 Tahun……………………………..…….44

xiv

Page 15: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal penelitian.............................................................................66

Lampiran 2 Lembar pengecekan judul...............................................................67

Lampiran 3 Surat permohonan calon responden................................................68

Lampiran 4 Surat pernyataan bersedia menjadi responden................................69

Lampiran 5 Lembar kuesioner............................................................................70

Lampiran 6 Perijinan penelitian..........................................................................75

Lampiran 8 Tabulasi data umum.........................................................................77

Lampiran 9 Tabulasi data khusus kuesioner DASS.............................................79

Lampiran 10 Tabulasi data khusus kuesioner Insomnia Rating Scale.................81

Lampiran 11 Uji hasil SPSS 21...........................................................................83

Lampiran 12 Lembar konsultasi proposal dan skripsi.........................................90

Lampiran 13 Lembar kode etik...........................................................................95

Lampiran 14 Lembar Plagscan............................................................................96

xv

Page 16: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

1. Daftar Lambang

1. H1/Ha : hipotesis alternatif

2. n : jumlah sampel

3. N : jumlah populasi

4. d : error level/tingkat kesalahan

5. Ni : jumlah populasi tiap kelas

6. ni : jumlah sampel tiap kelas

7. % : prosentase

8. 3p : three P-mode

9. ≤ : lebih kecil

10. ≥ : lebih besar

2. Daftar singkatan

STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICME : Insan Cendekia Medika

BPS : Badan Pusat Statistik

SMP : Sekolah Menengah Pertama

MTS : Madrasah Tsanawiyah

DASS : Depression, Anciety, and Stress Scale

KSPBJI : Kelompok Studi Psikiatri Biologik Jakarta

IRS : Insomnia Rating Scale

TP : Tidak Pernah

JRG : Jarang

KDG : Kadang

SRG : Sering

ESQ : Emotional Spiritual Quotient

xvi

Page 17: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

xvii

Page 18: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dengan ditandai adanya

perubahan fisik, emosi, psikis. Pada masa ini remaja banyak mengalami

tuntutan seperti masalah akademik, sosial, masalah keluarga, peristiwa

traumatis, dan hubungan dengan lawan jenis, beban yang melebihi

kemampuan ini dapat diartikan sebagai stress (Ali, 2016). Menurut Lazarus

dan Folkman (2012), stress terjadi antara seseorang dengan lingkungan karena

tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraan.

Masalah psikologis yang terjadi pada seseorang dapat menyebabkan insomnia

(Rafknowlegde, 2004). Insomnia merupakan gangguan tidur, dimana

seseorang sulit untuk memulai tidur atau mempertahankan tidurnya (Ghaddafi,

2010). Insomnia dapat berpengaruh pada sistem saraf, yang menimbulkan

perubahan suasana kejiwaan, penderita menjadi lesu, lamban dalam

menanggapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi (Haristanadi, 2010).

Hasil survei Warwick Medical School 2016 dari Inggris terhadap Negara-

Negara di Afrika dan Asia diperoleh sekitar 150 juta orang dewasa termasuk

remaja mengalami gangguan tidur atau 20 %. Survei yang melibatkan 4.005

orang ditemukan 21,8% penduduk Taiwan memiliki masalah tidur akut.

Menurut BaPPeNas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) jumlah

remaja di Indonesia pada tahun 2018 adalah 22.878.700 (BaPPeNas, 2018),

1

Page 19: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2

sedangkan menurut Badan Pusat Statistik jumlah remaja di Jawa Timur

adalah 4.585.876 dari total seluruh penduduk Jawa Timur berdasarkan

kelompok usia (BPS, 2017).Jumlah siswa SMP PGRI 1 Perak Jombang mulai

dari kelas VII-IX pada tahun 2019 adalah 103 siswa. Peneliti melakukan

survei awal pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 11.00 WIB dengan hasil survei

awal peneliti melakukan wawancara terhadap siswa siswi kelas VII-VIII

sejumlah 12 siswa. Peneliti tidak melakukan survei terhadap siswa siswi kelas

IX, dikarenakan siswa siswi kelas IX sedang menempuh ujian nasional. Dari 8

siswa mengatakan akhir-akhir ini mengalami susah tidur, dan 4 siswa sisanya

mengatakan tidur tepat waktu namun sering terbangun pada tengah malam.

Faktor penyebab remaja stress menurut Ali (2012) adalah bukan hanya

berasal dari dirinya sendiri, tetapi bisa saja karena tuntutan akademik dan

tuntutan sosial, sehingga kejadian tersebut menuntut remaja untuk berfikir

mencari jalan keluar dan dapat menyebabkan gangguan pada pola tidurnya.

Penelitian Robotham (2008) menyebutkan bahwa seseorang akan mengalami

dampak stress seperti sulit konsentrasi, mudah lupa, sakit kepala, depresi dan

berperilaku negatif. Menurut Zion & Izrael (dikutip dari Darmodjo, 2009)

mengatakan faktor penyebab insomnia yaitu faktor biologis, psikologis, dan

faktor lingkungan. Sementara Wulandari (2012) menyatakan gangguan tidur

akan berdampak pada proses belajar, contohnya penurunan motivasi belajar,

konsentrasi, kemampuan berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan tugas, dan

berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman peneliti saat menjadi siswa di

SMP angkatan 2009 sering mengalami sulit tidur pada waktu malam hari,

Page 20: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

3

karena adanya tuntutan seperti banyaknya tugas sekolah dan kewajiban

remaja saat berada di lingkungan rumah.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini menurut

Callista Roy ialah dengan cara melakukan koping yang konstruktif, yaitu

dilakukannya teknik relaksasi dan teknik distraksi. Teknik relaksasi ini

bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama dan mengurangi

ketegangan pada otot, sedangkan teknik distraksi bertujuan untuk

mengalihkan perhatian individu terhadap masalah yang sedang menimpanya.

Peningkatan pengawasan orang tua juga dapat dilakukan dengan mengontrol

waktu begadang remaja dan memberikannya batasan waktu.Hal tersebut di

atas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan

Stress dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP

PGRI 1 Perak Jombang “.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja

usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja

usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Page 21: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi hubunganstress pada remaja usia 13-15 tahun di

SMP PGRI 1 Perak Jombang.

2. Mengidentifikasi kejadian insomnia pada remaja usia 13-15 tahun di

SMP PGRI 1 Perak Jombang.

3. Menganalisis hubunganstressdengan kejadian insomnia pada remaja

usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dalam bidang kesehatan

khususnya program studi S1 keperawatan serta dapat dijadikan referensi

untuk peneliti selanjutnya yang berhubungan dengan stress dan insomnia

pada remaja.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi

pihak sekolah dan orang tua mengenai cara mengatasi stress pada remaja.

Sebagai pengetahuan tambahan untuk memperluas wawasan tentang stress

dan kejadian insomnia.

Page 22: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Remaja

2.1.1 Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dengan ditandai adanya

perubahan fisik, emosi, psikis. Kata remaja dalam bahasa “teenager” yakni

individu dengan usia 13-19 tahun, sedangkan dalam bahasa Latin

“adolescene” artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kedewasaan

(Ali, 2016). Masa remaja merupakan masa peralihan dengan ditandai

adanya perubahan fisik, emosi, psikis. Menurut WHO remaja merupakan

individu yang berada pada masa peralihan dari kanak-kanak dan dewasa.

2.1.2 Batasan Usia Remaja

Tahapan remaja menurut Agustiani (2016) dibagi menjadi tiga,

yaitu ;

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Tahap ini individu mulai meninggalkan peran sebagai kanak-kanak

dan berusaha untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang unik

dan tidak lagi bergantung pada orang tua. Fokus pada tahap ini adalah

penerimaan pada bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas

yang kuat pada teman sebaya.

5

Page 23: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Tahap ini ditandai dengan mulai berkembangnya kemampuan untuk

berfikir hal baru. Peran teman sebaya masih penting, tetapi individu

sudah lebih mampu untuk mengendalikan diri sendiri. Pada tahap ini

juga remaja mulai mengembangkan kematangan perilaku. Mulai

belajar mengendalikan impulsivitas dan membuat keputusan-

keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin

dicapai, selain itu penerimaan pada lawan jenis menjadi hal penting

pada remaja.

3. Masa remaja akhir (19-20 tahun)

Tahap ini ditandai dengan persiapan akhir untuk memasuki peran-

peran menjadi orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha

memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of

personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan

diterima oleh kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi

ciri pada tahap ini.

2.1.3 Ciri-ciri Perkembangan Remaja

Perkembangan remaja menurut Wong et. al (2016) dapat diketahui

dari :

1. Perkembangan biologis

Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di

bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat

Page 24: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

menonjol terjadi pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada

penampakan serta perkembangan karateristik seks sekunder.

2. Perkembangan psikologis

Teori psikososial tradisional mengatakan bahwa krisis perkembangan

pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada tahap

remaja mereka mulai melihat dirinya sendiri sebagai individu lain.

3. Perkembangan kognitif

Berfikir kognitif akan mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir

abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi oleh kenyataan dan aktual yang

merupakan ciri pada periode berpikir konkret. Remaja juga

memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi.

4. Perkembangan moral

Anak yang lebih mudah hanya bisa menerima keputusan atau sudut

pandang dari orang dewasa, sedangkan pada remaja, untuk

memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan

seperangkat moral dan nilai mereka sendiri.

5. Perkembangan spiritual

Remaja mampu memahami konsep abstrak dan meginterpretasikan

analogi dan simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan

berpikir secara logis.

6. Perkembangan sosial

Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan

diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas

Page 25: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja merupakan

masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman

dekat dan teman sebaya.

Ciri-ciri masa remaja menurut Gunawan (2011) adalah :

1. Masa paling penting

Dimana pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan

perilaku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode ini

lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun

jangka panjang serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik

dan psikologis.

2. Masa transisi

Merupakan masa peralihan dari satu tahap perkembangan ketahap

berikutnya. Maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan

membekas pada apa yang terjadi sekarang dan nanti dimasa depan.

3. Masa perubahan

Selama masa remaja, individu akan mengalami perubahan sikap dan

tingkah laku yang sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan

yang terjadi pada remaja sangat beragam, tetapi ada perubahan yang

sama yang dialami oleh semua remaja.

4. Emosi yang tinggi

Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompokan

sosial menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai

konsekuensi dari perubahan minat dan pola perilaku. Bersikap

Page 26: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

ambivalen terharap setiap perubahan. Remaja yang menghendaki dan

menuntut kebebasan, tetapi takut untuk bertanggung jawab dengan

resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.

5. Masa bermasalah

Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah pada masa remaja

termasuk masalah yang sulit ditangani, baik pada anak laki-laki

maupun pada anak perempuan karena pada masa ini remaja ingin

mengatasi masalahnya sendiri, karena mereka sudah mandiri.

6. Masa pencarian identitas

Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih

penting pada remaja dari pada individual. Bagi remaja penyesuaian diri

dengan kelompok pada tahun-tahun awal remaja adalah penting.

Secara bertahap, remaja akan mulai mencari identitas diri dan tidak

lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal pada

teman-teman sebayanya.

7. Masa munculnya ketakutan

Persepsi negatif terhadap remaja seperti tidak bisa dipercaya,

cenderung berperilaku merusak, menandakan pentingnya bimbingan

dan pengawasan dari orang dewasa. Demikian pula terhadap

kehidupan remaja muda yang cenderung tidak bersimpatik dan takut

bertanggung jawab.

Page 27: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

8. Masa yang tidak realistik

Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan

keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.

Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistik ini akan berakibat pada

tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.

9. Masa menuju masa dewasa

Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk

meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan

harus bersiap untuk menuju usia dewasa pada sisi lainnya.

2.2 Konsep Insomnia

2.2.1 Pengertian Insomnia

Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering dialami oleh

semua orang di dunia, insomnia diartikan sebagai gangguan dimana

seseorang sulit untuk tidur, sulit dalam mempertahankan tidur dengan

kualitas tidur yang buruk yang disertai keadaan penyulit (Buysse, 2015).

Insomnia merupakan gangguan tidur dimana seseorang sulit untuk

memulai tidur atau mempertahankan tidurnya (Ghaddafi, 2010).

Sedangkan menurut Potter & Perry (2015) mengatakan bahwa insomnia

merupakan gangguan tidur yang ditandai dengan lesu sepanjang hari

dikarenakan waktu tidur yang kurang sehingga menyebabkan rasa sakit

atau ketidaknyamanan yang harus ditangani.

Page 28: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2.2.2 Faktor-faktor Penyebab Insomnia

Menurut Buyyse (2015) mengatakan terdapat model psikologi untuk

insomnia, atau disebut model 3P (Three P-model). 3P model ini

dikembangkan oleh Spielman, yaitu diathesis dari teori stress yang

termasuk faktor predisposisi, faktor presipitasi, dan faktor prepersuasi.

Berikut penjelasan dari ketiga faktor tersebut:

1. faktor predisposisi (Kecenderungan)

faktor predisposisi merupakan termasuk didalamnya terdapat kondisi

biologis (misal keteraturan tingginya kortisol), kondisi psikologis

(misal kecenderungan untuk merasa cemas), atau kondisi sosial.

2. Faktor presipitasi (Pengendapan)

Faktor presipitasi merupakan peristiwa yang penuh dengan tekanan

didalam hidup, yang bisa memicu onset (mulai pertama kali muncul)

yang tiba-tiba dari insomnia. Pengaruh dari faktor presipitasi ini

berkurang dari waktu ke waktu.

3. Faktor prepersuasi (Pengabdian)

Faktor prepersuasi misal langkah koping (mengatasi) yang maladaptif

atau perpanjangan waktu di tempat tidur, maksudnya adalah seseorang

yang merasa kurang tidur cara mengatasinya yaitu dengan

memperpanjang waktu berbaring dengan maksud agar bisa menambah

durasi tidurnya, tetapi hal ini malah akan semakin membuatnya tidak

bisa tidur. Hal tersebut yang dapat memberikan kontribusi pada tahap

Page 29: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

insomnia akut untuk berkembang menjadi insomnia kronis atau jangka

panjang.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor penyebab insomnia adalah:

a. Faktor biologis

1) Efek samping dari pengobatan

2) Tidur yang terlalu lama disiang hari

3) Penyalahgunaan nikotin, alkohol, dan zat kafein

4) Berubahnya kebiasaan jam tidur atau kebiasaan tidur yang kurang,

gangguan pola tidur

5) Pola makan yang buruk

6) Penyakit fisik

7) Kurang berolahraga

8) Rasa nyeri

9) Tergantungnya ritme sirkadian (circadian rhytm), resthless

syndrome, makanan, stimulus saat tidur

10) Kondisi neurologis

11) Perubahan hormon selama siklus menstruasi pada wanita

Hormon estrogen merupakan hormon yang membantu menjaga pola

tidur supaya tetap teratur, apabila tubuh kekurangan hormon estrogen,

maka hal ini dapat menjadi penyebab utama dari insomnia, kekurangan

hormon testosteron juga dapat menyebabkan gangguan tidur bagi wanita

(Rarami, 2013).

Page 30: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Wanita lebih bisa merasakan manfaat yang didapat dari tidur pula

namun wanita juga mudah terserang kantuk dan rentan terhadap kesehatan

karena kurang tidur. Hal ini disebabkan oleh fase biologis wanita yang

bisa membuatnya lebih rentan mengalami gangguan tidur, seperti

kehamilan dan hormon lainnya. Hal ini yang membuat wanita lebih rentan

terhadap insomnia dari pada pria (Buysse, 2013). Pola tidur wanita yang

membuatnya lebih rentan terhadap gangguan ternyata tidak berfungsi

ketika wanita tersebut sedang sakit. Wanita yang kurang tidur dari 8 jam

sehari lebih mempunyai resiko untuk mengalami gangguan kesehatan jika

dibandingkan pria, dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa penderita

insomnia mayoritas adalah kaum wanita (Rarami, 2013).

b. Faktor psikologi

1) Kekhawatiran

2) Stress (misal: diserang kegelisaan yang mendalam, biasanya

memikirkan permasalahan yang dihadapi)

3) Depresi

4) Kegembiraan

5) Ketakutan

6) Kecemasan

7) Kemarahan

8) Perasaan kehilangan

9) Rasa bersalah

10) Stimulasi intelektual saat tidur

Page 31: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

11) Menunggu sesuatu yang tidak menyenangkan

c. Faktor lingkungan

1) Teman tidur yang mendengkur

2) Suhu yang ekstrim

3) Tempat tidur tidak terlalu nyaman

4) Terlalu banyak cahaya

5) Terlalu banyak menggunakan komputer, handphone, dan media

elektronik lainnya

6) Ruang tidur yang tidak kondusif untuk tidur

7) Perbedaan waktu setempat

8) Waktu kerja

9) Bunyi berisik

Banyak pikiran dan stress mengakibatkan kerja saraf yang

berlebihan dan terlalu aktif, sehingga saat seseorang stress maka tubuh

akan meningkatkan produksi adrenalin. Adrenalin merupakan zat kimia

yang diproduksi oleh otak untuk meningkatkan kewaspadaan yang

membuat seseorang tetap terjaga, sehingga seseorang akan mengalami

gangguan tidur atau insomnia (Richa, 2013). Umunya orang yang

menderita susah tidur insomnia akan diikuti gangguan-gangguan

fungsional pada tubuh ketika terbuang dari tidurnya, seperti halnya akan

merasakan kepala pusing, badan tidak segar dan kurang bergairah (Rarami,

2013).

Page 32: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2.2.3 Gejala Insomnia

Gejala-gejala yang dapat terjadi pada penderita insomnia, adalah:

1. Tidak dapat tidur secara teratur

2. Merasa lelah disiang hari

3. Setelah bangun tidur muncul perasaan lelah dan tidak segar

4. Bangun berkali-kali ketika tidur

5. Mudah murah

6. Bangun lebih awal

7. Mudah terbangun dan sulit untuk kembali tidur

8. Kesulitan untuk mangawali tidur

9. Konsentrasi bermasalah

Kebutuhan jumlah tidur pada tubuh tiap individu berbeda-beda.

Gejala insomnia yang berlangsung satu minggu sudah disebut insomnia

sementara, Gejala muncul antara satu sampai tiga minggu disebut

insomnia pendek dan gejala insomnia yang terjadi lebih dari tiga minggu

diartikan sebagai insomnia kronis. Orang yang mengalami insomnia

biasanya akan terus berpikir cara untuk mendapatkan waktu tidur yang

lebih, dimana semakin mereka mencoba makan semakin besar penderitaan

yang lebih besar (Ramadhani, 2016).

2.2.4 Dampak Insomnia

Insomnia akan memberikan efek pada penderitanya, antara lain:

1. Efek fisiologis: insomnia banyak disebabkan oleh stress

Page 33: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2. Efek psikologis: berupa gangguan memori, konsentrasi terganggu,

penurunan motivasi, depresi dan sebagainya.

3. Efek fisik/somatik: berupa nyeri otot, kelelahan, hipertensi dan lain-

lain.

4. Efek sosial: berupa gangguan kualitas hidup, seperti susah

memperoleh promosi di lingkungan kerja, hubungan dengan sosial

dan keluarga terganggu.

5. Orang dengan tidur kurang dari 5 jam semalam memiliki angka

harapan hidup lebih pendek dibandingkan dengan orang yang tidur

selama 7-8 jam semalam (Buyyse, 2015).

Insomnia pada remaja akan berdampak dari segi fisik, seperti mudah

kantuk di siang hari yang dapat menyebabkan terhambatnya aktivitas

belajar di kelas dan menurunya konsentrasi belajar menyebabkan prestasi

akademik remaja dapat menutunkan di sekolah (Syamsoedin, 2015).

2.2.5 Penatalaksanaan Insomnia

1. Terapi tingkah laku

Terapi ini berfungsi untuk mengatur jadwal tidur dan memberikan

cara agar suasana tidur bisa nyaman. Terapi ini direkomendasikan

sebagai langkah pertama pada penderita insomnia.

Terapi ini meliputi :

a. Edukasi mengenai pola tidur yang baik

b. Teknik relaksasi, seperti merelaksasikan otot, membuat

biofeedback dan latihan pernapasan. Terapi ini bisa mengurangi

Page 34: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

kecemasan ketika tidur dan mengontrol pernapasan, nadi, mood,

dan tonus otot.

c. Terapi kognitif, cara ini dapat merubah pola pikir dan

kekhawatiran tidak tidur dengan pemikiran yang positif. Terapi

kognitif bisa dilakukan dengan konseling tatap muka atau dalam

grup.

d. Control stimulus, dimaksudkan untuk membatasi waktu yang

dihabiskan untuk kegiatan yang lain.

e. Retriksi tidur, dimaksudkan untuk mengurangi tidur yang bisa

membuat lelah pada malam selanjutnya.

2. Gaya hidup dan pengobatan di rumah

a. Mengatur jam tidur yang konsisten

b. Hindari tempat tidur jika tidak tidur

c. Tidak memaksakan diri untuk tidur apabila tidak bisa tidur

d. Relaksasi sebelum tidur (misal membaca, latihan pernapasan, dan

mandi air hangat)

e. Tidak mengkonsumsi kafein, alkohol, dan nikotin

f. Memeriksakan kesehatan secara rutin

g. Hindari makan terlalu banyak sebelum tidur

h. Menyiapkan suasana nyaman untuk tidur

i. Olahraga secara rutin

j. Apabila ada nyeri bisa diberikan analgesik

Page 35: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2.2.6 Alat Ukur Insomnia

Alat ukur insomnia yang dipakai untuk mengukur insomnia pada

subyek adalah menggunakan KSPBJ-IRS (Kelompok Studi Psikiatri

Biologik Jakarta Insomnia Rating Scale) (Iskandar & Setyonegoro, 2016).

Alat ukur ini dapat mengukur insomnia secara terperinci, mempunyai

pertanyaan yang lebih aplikatif jika digunakan pada responden. KSPBJ-

IRS mempunyai 11 pertanyaan yang tidak akan memberatkan responden

untuk menjawabnya. Berikut adalah parameter dari KSPBJ Insomnia

Rating Scale yang telah dimodifikasi dan nilai scoringdari setiap item

yang dipilih oleh subjek adalah sebagai berikut:

1. Lamanya tidur

Bagian yang mengevaluasi jumlah jam tidur yang tergantung

pada lamanya subjek tertidur dalam satu hari. Pada subjek normal

lama tidur biasanya lebih dari 6,5 jam, sedangkan pada penderita

insomnia memiliki lama tidur lebih sedikit. Nilai yang didapat pada

setiap jawaban adalah:

Nilai 0 untuk jawaban tidur lebih dari 6,5 jam, nilai 1 jawaban

tidur antara 5,5-6,5 jam (insomnia ringan), nilai 2 jawaban tidur antara

4,5-5,5 jam (insomnia sedang), nilai 3 untuk jawaban tidur antara 4,5

jam (insomnia berat).

Page 36: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2. Mimpi

Subjek normal biasanya tidak bermimpi atau mengingat jika ia

bermimpi, sedangkan pada penderita insomnia mempunyai mimpi

yang lebih banyak. Nilai yang didapat pada setiap jawaban yaitu:

Nilai 0 pada jawaban tidak ada mimpi, nilai 1 pada jawaban

terkadang mimpi yang menyenangkan atau mimpi biasa saja

(insomnia ringan), nilai 2 pada jawaban selalu bermimpi (insomnia

sedang), nilai 3 pada jawaban mimpi buruk (insomnia berat).

3. Kualitas tidur

Subjek normal kebanyakan tidurnya dalam, sedangkan pada

penderita insomnia biasanya tidur dangkal. Nilai yang didapat pada

setiap jawaban:

Nilai 0 pada jawaban dalam atau sulit terbangun, nilai 1 pada

jawaban terhitung tidur baik tetapi sulit terbangun, nilai 2 pada

jawaban terhitung tidur yang baik tetapi mudah terbangun, nilai 3

pada jawaban tidur dangkal dan mudah terbangun.

4. Masuk tidur

Subjek normal biasanya biasanya dapat tidur dalam waktu 5-15

menit atau rata-rata kurang dari setengah jam. Penderita insomnia

biasanya lebih lama dari setengah jam. Nilai yang didapat pada setiap

jawaban yaitu:

Nilai 0 pada jawaban kurang dari 30 menit, nilai 1 pada jawaban

antara 30 menit sampai 1 jam (insomnia ringan), nilai 2 untuk jawaban

Page 37: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

antara 1-3 jam (insomnia sedang), dan nilai 3 pada jawaban lebih dari

3 jam (insomnia berat).

5. Terbangun malam hari

Subjek normal bisa mempertahankan tidurnya sepanjang malam,

kadang-kadang terbangun 1-2 kali, tetapi pada penderita insomnia

dapat terbangun >3 kali. Nilai yang didapat pada setiap jawaban:

Nilai 0 pada jawaban tidak terbangun sama sekali, nilai 1 pada

jawaban terbangun 1-2 kali (insomnia ringan), nilai 2 pada jawaban

terbangun 3-4 kali (insomnia sedang), nilai 3 pada jawaban terbangun

lebih dari 4 kali (insomnia berat).

6. Waktu untuk tidur kembali

Subjek normal akan mudah sekali untuk dapat tidur lagi setelah

terbangun dimalam hari, biasanya kurang dari sampai 30 menit

subjek dapat tertidur kembali. Pada penderita insomnia membutuhkan

waktu yang lebih lama untuk dapat tidur kembali. Nilai yang didapat

pada setiap jawaban adalah:

Nilai 0 pada jawaban kurang dari 5 sampai 30 menit, nilai pada

jawaban antara 30 menit sampai 1 jam (insomnia ringan), nilai 2 pada

jawaban antara 1 sampai 3 jam (insomnia sedang), nilai 3 pada

jawaban lebih dari 3 jam atau tidak dapat tidur sama sekali (insomnia

berat).

Page 38: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

7. Lamanya tidur setelah bangun

Subjek normal bisa tertidur kembali setelah bangun, pada

penderita insomnia tidak dapat tidur kembali atau tidur hanya setengah

jam. Nilai yang didapat pada setiap jawaban:

Nilai 0 pada jawaban lama tidur lebih dari 3 jam, nilai 1 pada

jawaban lama tidur antara 1 sampai 3 jam, nilai 2 pada jawaban lama

tidur 30 sampai 1 jam, nilai 3 pada jawaban lama tidur kurang dari 30

menit.

8. Lamanya gangguan tidur terbangun pada malam hari

Subjek normal tidak mengalami gangguan tidur terbangun

malam hari atau hanya 1 malam, pada penderita insomnia biasanya

mengalami gangguan tidur selama 1 minggu, serta satu bulan

tergantung dari berat insomnianya. Nilai yang didapat pada setiap

jawaban:

Nilai 0 untuk jawaban lama gangguan tidur terbangun dini hari

tidak sama sekali atau 1 pagi, nilai 1 pada jawaban 2 hari sampai 1

minggu (insomnia ringan), nilai 2 pada jawaban 2 sampai 4 minggu

(insomnia sedang), nilai 3 pada jawaban lama gangguan tidur lebih

dari 4 minggu (insomnia berat).

9. Terbangun dini hari

Subjek normal bisa terbangun kapan ia ingin bangun, pada

penderita insomnia akan bangun lebih cepat (misal 1 sampai 2 jam

Page 39: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

sebelum waktu untuk bangun). Rata-rata subjek normal akan bangun

pada jam 04.30 WIB, nilai yang didapat pada setiap jawaban:

Nilai 0 pada jawaban bangun jam 04.30 WIB, nilai 1 pada

jawaban bangun jam 04.00 (insomnia ringan), nilai 2 pada jawaban

bangun jam 03.30 dan tidak dapat tidur kembali (insomnia sedang),

nilai 3 pada jawaban bangun sebelum jam 03.30 dan tidak dapat tidur

lagi (insomnia berat).

10. Lama perasaan tidak segar setiap bangun pagi

Subjek normal tubuhnya akan terasa segar setelah tidur dimalam

hari, namun penderita insomnia bangun dengan perasaan tidak segar

atau lesu dan perasaan ini biasanya dialami selama 1 minggu, satu

bulan hingga berbulan-bulan tergantung berat insomnianya. Nilai yang

didapat dari jawaban:

Nilai 0 pada jawaban lama perasaan tidak segar setiap bangun

pagi tidak ada, nilai 1 pada jawaban 2 hari sampai 1 minggu (insomnia

ringan), nilai 2 pada jawaban 2 sampai 4 minggu (insomnia sedang),

nilai 3 pada jawaban lama gangguan lebih dari 4 minggu (insomnia

berat).

Setelah nilai terkumpul semua, selanjutnya dihitung dan

digolongkan kedalam tingkat insomnia:

a. Insomnia ringan : 11-17

b. Insomnia sedang : 18-24

c. Insomnia berat : 25-33

Page 40: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2.3 Konsep Stress

2.3.1 Pengertian Stress

Stress merupakan reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang

dapat memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem

pertahanan yang membuat kita tetap hidup (Nasir dan Muhith, 2010).

Sedangkan menurut Sarafino (2011) stress merupakan kondisi yang

diakibatkan oleh hubungan antara individu dengan lingkungan yang

menyebabkan adanya jarak antara tuntutan-tuntutan dalam situasi dengan

sumber daya dari sistem biologis.

Stress merupakan kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia

melihat adanya tuntutan dalam situasi sebagai beban atau diluar batasan

kemampuan mereka memenuhi tuntutan tersebut (Nazir, 2011). Stress

merupakan stimulus atau situasi yang dapat menyebabkan distress, dan

menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang (Ramadhani, 2014).

Stress merupakan suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap tuntutan

yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan

sehari-hari (Priyoto, 2014).

Stress dapat muncul pada seseorang jika terjadi ketidakseimbangan

atau kegagalan untuk memenuhi kebutuhan secara jasmani dan rohaninya

(Sukadiyanto, 2010). Stress membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom

adaptasi umum atau teori Selye yang didapatkan dari teori keperawatan

Callista Roy menggambarkan stress sebagai kerusakan yang terjadi pada

tubuh, tanpa mempedulikan apakah dampak stress tersebut positif atau

Page 41: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

negatif respon tubuh dapat diperkirakan tanpa memerhatikan stressor atau

penyebab lain.

2.3.2 Faktor-Faktor Penyebab Stress

Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab munculnya stress

(faktor presipitasi stress) menurut Nasir dan Muhith (2011), adalah :

1. Faktor fisik dan biologis

a. Riwayat penyakit lalu

Beberapa penyakit dimasa lalu yang mempunyai efek psikologis

dimasa depan dapat berupa penyakit yang dialami pada saat masih

kecil seperti demam tinggi yang memengaruhi kerusakan gendang

telinga.

b. Diet

Diet berlebihan akan menyebabkan stress yang berat. Pelaku diet

merupakan orang dengan obesitas yang melakukan diet ketat

berlebihan mempunyai resiko tinggi pada kematian.

c. Tidur

Istirahat yang cukup akan memberikan energi pada kegiatan yang

sedang dikerjakannya. Kebutuhan tidur yang cukup akan

memengaruhi konsentrasi dan semangat terhadap pekerjaan atau

aktivitas yang sedang dikerjakan.

Page 42: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

d. Penyakit

Beberapa penyakit yang dapat menjadi stressor bagi individu

berupa: tuberkulosis, kanker, impotensi, yang disebabkan oleh

penyakit diabetes mellitus dan berbagai penyakit lainnya.

2. Faktor psikologis

a. Tingkat stress pada suatu peristiwa tergantung bagaimana

individu berespon terhadap stress tersebut. Hal ini juga

dipengaruhi oleh bagaimana individu berpersepsi terhadap

stressor. Stress bergantung pada kontrol terhadap stress, dan

kemampuan melawan batas.

b. Emosi

Perbedaan kemampuan untuk mengenal dan membedakan setiap

perasaan emosi, sangat berpengaruh terhadap stres yang sedang

dialaminya.

c. Situasi psikologis

Hal-hal yang memengaruhi konsep berpikir dan penilaian

terhadap situasi-situasi yang memengaruhinya. Situasi tersebut

berupa konflik, frustasi dan keadaan yang memberikan ancaman

bagi individu.

d. Pengalaman hidup

Pengalaman hidup merupakan keseluruhan kejadian yang

memberikan pengaruh psikologis pada individu. Keadaan tersebut

Page 43: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

dapat memberikan dampak psikologi dan memungkinkan

munculnya stress pada individu.

3. Faktor lingkungan

a. Lingkungan fisik

Kondisi dan kejadian yang berhubungan dengan keadaan di

sekeliling individu dapat memicu terjadinya stress. Hal tersebut

dapat berupa bencana alam, kondisi cuaca, dan lingkungan yang

padat.

b. Lingkungan biotik

Gangguan berupa mahkluk mikroskopik seperti virus dan

bakteri.

c. Lingkungan sosial

Lingkungan yang buruk dengan orang tua, maupun dengan orang

lain apabila tidak berjalan dengan baik akan menjadi stressor

bagi individu, jika tidak dapat memperbaiki hubungannya.

Faktor penyebab stress pada siswa

1. Aspek kognitif

Menurut Jean Pieget perkembangan kognitif remaja

merupakan tahap akhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan

operasional formal. Periode ini remaja idealnya sudah mampu

mencapai tahap pemikiran abstrak dan sudah mampu terbiasa

menganalisis masalah, mampu berpikir kritis dan mencari solusi

yang baik. Belum tercapainya perkembangan kognitif tersebut bisa

Page 44: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

menimbulkan pemikiran-pemikiran yang negatif (misal :

kebiasaan menunda, kelemahan dalam mengambil keputusan,

kesulitan dalam berkonsentrasi, mudah lupa dan daya ingin lemah,

kehilangan harapan, berpikir negatif, mudah putus asa,

menyalahkan diri sendiri, dan bingung).

2. Aspek lingkungan sekolah

Lokasi sekolah dapat memunculkan stress pada siswa antara

lain: jarak sekolah dengan rumah yang jauh, sering kejebak macet,

rawan kejahatan, dekat dengan pusat keramaian. Kondisi sekolah,

seperti: ruangan fasilitas kurang memadai (misal: ruangan yang

sempit dan kotor, penerangan kurang baik, ventilasi yang kurang

dan suasana yang gaduh bisa menimbulkan stress pada siswa).

3. Elemen sekolah

a. Guru, sifat pribadi guru yang bisa menimbulkan stress pada

siswa (seperti: kasar, suka marah, suka membentak, sinis atau

sombong, tidak adil) sifat yang demikian dapat menyebabkan

rasa tidak nyaman pada siswa.

b. Suasana atau kondisi di sekolah yang selalu diwarnai oleh

kompetisi antar siswa, bagi yang mampu mengendalikan

stress ia akan terus terdorong oleh keadaan demikian, tetapi

bagi siswa yang kurang bisa mengelola keadaan tersebut akan

menjadi suatu tekanan.

Page 45: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

c. Kurikulum, bahan pelajaran yang berstandart tinggi dan sulit,

materi yang banyak, serta pelajaran tertentu akan dapat

menjadi sumber stress pada siswa.

d. Tugas sekolah, tugas terlalu banyak dan sulit dapat

menyebabkan terjadinya stress pada siswa, hal tersebut

dikarenakan tuntutan yang dihadapi siswa tidak didukung oleh

sumber daya yang dimilikinya.

2.3.3 Gejala Stress

Gejala stress secara fisik pada individu antara lain:

1. Gangguan jantung, dimana datak jantung akan berdebar-debar

daripada saat mengalami stres.

2. Tekana darah tinggi (hipertensi), disebabkan reaksi impuls stress

sehingga tekanan darah meningkat.

3. Ketegangan pada otot

4. Sakit kepala

5. Telapak tangan dan kaki berkeringat, terjadi karena suplai darah ke

sel-sel tingkai dan lengan berkurang.

6. Pernapasan tersengal-sengal

7. Kepala terasa pusing dan perut terasa mual-mual

8. Susah tidur

9. Gangguan menstruasi

Page 46: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Gejala secara psikologis pada individu yang mengalami stress, antara

lain:

1. Perasaan gugup dan cemas

2. Peka dan mudah tersinggung

3. Penampilan tampak kelelahan

4. Gelisah

5. Perasaan takut

6. Malas melakukan kegiatan

7. Hilangnya spontanitas

8. Mengasingkan diri dari kelompok

9. Pemusatan diri yang berlebihan

10. Phobia

2.3.4 Jenis Stress

Jenis stress menurut Nasir & Muhith (2011) ada dua, yaitu stress baik

dan stress buruk:

1. Stress yang baik (eustres) merupakan sesuatu yang positif. Stress

dikatakan berdampak baik apabila seseorang mencoba untuk

memenuhi tuntutan untuk menjadikan orang lain maupun dirinya

sendiri untuk mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga.

2. Stress yang buruk (distress) merupakan stress yang bersifat negatif,

distress dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang

buruk, dimana respons yang digunakan selalu negatif dan ada indikasi

Page 47: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

mengganggu integritas diri sehingga bisa diartikan sebagai sebuah

ancaman.

2.3.5 Tingkat Stress

Menurut Potter & Perry (2005), stress dibagi menjadi tiga tingkatan,

antara lain :

1. Ringan

Stress yang dikatakan ringan jika stress yang dialami seseorang teratur

dan tidak menyebabkan gangguan atau perubahan dalam hidupnya dan

hanya berlangsung beberapa menit atau jam saja. Tanda dan gejalanya

mulai sedikit tegang dan was-was.

2. Sedang

Stress yang dikatakan jika stress yang muncul berlangsung lebih lama

dari pada tingkat ringan, dan berlangsung beberapa jam sampai hari.

Tanda dan gejalanya yaitu mulai kesulitan tidur, sering menyendiri

dan tegang.

3. Berat

Tergolong stress berat apabila berlangsung beberapa minggu sampai

beberapa taun dan berifat situasi kronis. Pada situasi ini, individu

sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.

2.3.6 Tahapan Stress

Tahapan stress menurut Dadang (2011) dibagi dalam enam tahap,

antara lain:

Page 48: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

1. Tahap 1

Tahap ini adalah tingkat yang paling ringan yang biasanya ditandai

dengan adanya semangat yang lebih, penglihatan lebih tajam dari

biasanya, merasa bisa menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya

namun tanpa sadar energi dan rasa gugup dikeluarkan berlebihan, dan

merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah

semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

2. Tahap II

Pada tahap ini, dampak stress yang semula menyenangkan mulai

menghilang disertai dengan muncul keluhan-keluhan karena cadangan

energi habis. Keluhan-keluhan yang dirasakan seperti letih sewaktu

bangun pagi, merasa tidak bisa santai, tengkuk dan punggung terasa

tegang, mudai lelah menjelang sore hari, adanya gangguan pada

pencernaan dan berdebar-debar.

3. Tahap III

Apabila pada tingkat stress sebelumnya tidak segera ditangani dengan

baik, maka akan mengalami keluhan yang semakin nyata, seperti

terjadi gangguan pada usus dan lambung (mual-mual, diare), otot-otot

semakin tegang, perasaan tidak tenang dan was-was, perasaan tidak

berenergi pada tubuh, dan munculnya gangguan tidur (sulit tidur,

mudah bangun waktu malam, serta bangun terlalu dini dan tidak bisa

tidur lagi).

Page 49: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

4. Tahap IV

Pada tahap ini individu akan mengalami tanda-tanda berikut ini:

penurunan konsentrasi yang berlebihan, timbulnya perasaan negatif,

pola tidur semakin tidak teratur, perasaan takut dan khawatir yang

tidak jelas penyebabnya, dan tidak ada minat untuk melakukan

aktivitas.

5. Tahap V

Pada tahapan ini gejala yang ditimbulkan lebih serius yaitu:

ketidakmampuan untuk melakukan pekerjaan yang sederhana,

perasaan cemas dan takut semakin meningkat, dan terjadi gangguan

pencernaan yang tambah parah.

6. Tahap VI

Tahap ini merupakan tahap akhir yang ditandai dengan kesulitan

bernapas, badan gemetar dan keluar keringat yang berlebihan, detak

jantung semakin cepat, merasa mudah lelah meski melakukan

aktivitas ringan, dan kemungkinan dapat pingsan dan kolaps

(Hidayah, 2015).

2.3.7 Dampak Stress

Stress memiliki dampak pada fisik dan psikologis pada individu.

Stress dalam jangka panjang bisa memperburuk keadaan fisik dan mampu

mengakibatkan banyak penyakit (Cohen, 2009). Apabila individu

mengalami stress kronis, maka individu tersebut akan melakukan

perbuatan-perbuatan negatif/tidak sehat (misal aktivitas tidur terganggu,

Page 50: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

jarang olahraga, penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh mudah

terkena penyakit). Individu yang mengalami stress sedang maupun berat

dapat beresiko mengalami depresi, dimana dapat memperburuk

kepribadian seseorang dan kualitas hidupnya juga akan memburuk.

Depresi pada sesorang membuat seseorang tersebut menarik diri dari

lingkungan dan sosial. Seseorang dengan stress ringan atau tidak stress,

mereka mempunyai pandangan yang positif terhadap masalah yang

dihadapinya, mereka menganggap masalah sebagai pengalaman, dapat

mengatasi masalah tersebut, cenderung memiliki kualitas hidup yang baik,

karena hubungan social tetap terjaga.

2.3.8 Pengukuran Stress

Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk

berjuang, tumbuh, berubah, beradaptasi supaya mampu untuk melewati

masalah yang sedang dihadapinya (Swarth, 2002). Alat ukur yang biasa

digunakan untuk mengukur tingkat stress salah satunya yaitu DASS 42

(Depression Anxiety and Stress Scale) (Lovibond, 1995). Alat ukur DASS

merupakan beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang

bersangkutan yang di desain untuk mengukur tingkat emosi negatif dari

depresi, ansietas, dan stress. Pertanyaan tingkat stress terdiri dari 14 item

pertanyaan, dengan 4 poin pilihan jawaban. Pengkategorian dari hasil

pengisian kuesioner dibagi menjadi lima jenjang untuk menghindari

kesalahan dalam interpretasi yaitu normal, ringan, sedang, berat dan sangat

berat (Psychology Foundation of Australia, 2013).

Page 51: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Alat ukur ini terdiri atas 1 item pertanyaan yang masing-masing

dinilai berdasarkan dengan intensitas kejadian. Tingkatan stress pada

instrumen ini berupa normal, ringan, sedang berat. Dikatakan normal

(nilainya 0-14), ringan (nilainya 15-18), sedang (nilai 19-25), berat

(nilainya 26-30),dan sangat berat (nilainya >33). Pertanyaan tersebut

terdiri atas beberapa aspek yakni jengkel pada hal kecil, reaksi berlebihan,

sulit untuk rileks, energi terbuang sia-sia, sikap tidak sabar, mudah marah,

susah mentolerir gangguan, tegang, dan gelisah (Lovibond, 1995).

2.4 Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Usia 13-14

Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang

Penelitian yang dilakukan Ema, Kusuma, Widiani (2017) dengan judul

“Hubungan Tingkat Stress dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Pengguna

Media Sosial di MTS Muhammadiyah 1 Malang” bertujuan untuk

mengetahui hubungan tingkat stress dengan kejadian insomnia pada remaja

pengguna media sosial (facebook). Metode penelitian menggunakan desain

korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi

dalam penelitian ini sebanyak 60 remaja berusia 13-15 tahun yang

menggunakan media social (facebook) dengan penentuan sampel penelitian

menggunakan total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

Metode analisis data dengan uji spearman rank. Distribusi frekuensi

berdasarkan umur didapatkan 66,7 % berusia 13 tahun, sedangkan distribusi

frekuensi berdasarkan jenis kelamin diperoleh 35 (58,3 %) responden laki-

Page 52: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

laki dan berdasarkan durasi penggunaan facebook yaitu 19 (31,7 %)

responden menggunakan facebook 1jam/hari. Hasil penelitian membuktikan

sebagian besar 51 (85,0 %) remaja pengguna media sosial (facebook)

memiliki stress ringan dan 32 (53,3 %) remaja pengguna media social

(facebook) mengalami insomnia ringan. Sedangkan hasil uji spearman

rankdidapatkan pvalue = (0,002) < (0,005), yang berarti ada hubungan tingkat

stress dengan kejadian insomnia pada remaja pengguna media sosial

(facebook).

Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari, Hadiati, AS (2017) dengan

judul “Hubungan antara Tingkat Stress dengan Tingkat Insomnia

Mahasiswa/I Angkatan 2012/2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro” bertujuan untuk mengetahui adanyya

hubungan antara tingkat stress dengan tingkat insomnia pada mahasiswa/I

angkatan 2012 dan 2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro. Menggunakan metode penelitian

analitik observasional dengan menggunakan desain belah bintang (cross

sectional). Sampel diambil secara total sampling dari Mei hingga Juli 2016.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 dan kuesioner KSPBJ-

IRS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 150 responden atau 43,9 %

normal, 36 responden atau 10,5 % mengalami stress ringan, 67 responden

atau 19,6 % mengalamin stress sedang, 51 responden atau 14,9 % mengalami

stress berat, 3 responden atau 11,1 % mengalami stress sangat berat. 204

responden atau 59,6 % normal, 129 responden atau 37,7 % mengalami

Page 53: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

insomnia ringan, 9 responden atau 2,6 % mengalami insomnia sedang, dan

tidak ada responden yang mengalami insomnia berat. Dari hasil tersebut maka

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stress dengan tingkat

insomnia dengan arah hubungannya positif sedang.

Page 54: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian adalah model konseptual yang berkaitan

dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan

secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat,

2015).

Keterangan :

: Tidak diteliti

: Yang diteliti

: Hubungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia

pada Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

37

Faktor yang memengaruhi stress :

a. Faktor biologisb. Faktor psikologisc. Faktor lingkungan Remaja

Faktor yang memengaruhi insomnia

a. Faktor biologisb. Faktor psikologisc. Faktor lingkungan

Tingkat Stress Insomnia

Normal BeratRingan Sedang Sangat Berat

Ringan Sedang Berat

Page 55: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Penjelasan :

Faktor-faktor yang memengaruhi stress adalah faktor biologis, faktor

psikologis, dan faktor lingkungan dan kategori stress ada lima yaitu normal,

ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Stress pada siswa dapat memengaruhi

terjadinya insomnia dimana faktor-faktor yang dapat menyebabkan insomnia

dalah faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor lingkungan. Kategori

insomnia ada tiga yaitu insomnia ringan, insomnia sedang, insomnia berat.

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian,

hingga terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2012).Rumusan

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 : Ada hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-15

tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Page 56: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis

penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur

dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya (Sugiyono,

2013). Penelitian ini menggunakan metode penelitian observasional analitik

yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau

observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang dilakukan pada variabel

terikat dan variabel bebas (Sugiyono, 2013).

4.2 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu yang sangat penting dalam penelitian yang

memungkinkan pemaksimalan kontrol beberapa faktor yang dapat

memengaruhi akurasi hasil (Nursalam, 2017). Desain penelitian ini adalah

korelasional yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel

pada suatu situasi dan sekelompok subjek. Desain ini dilakukan untuk melihat

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmojo, 2010).

Rancangan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.

Penelitian cross-sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

39

Page 57: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

pengukuran atau observasi data variabel terikat dan variabel bebas hanya satu

kali saja

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret sampai Juli 2019.

4.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII dan VIII SMP PGRI 1 Perak

Jombang.

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak Jombang yang

berjumlah 61 siswa..

4.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah

sebagian siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Kriteria sampel yang diambil ialah siswa yang memiliki jadwal kegiatan

Page 58: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

sehari-hari yang padat dan memiliki tuntutan yang melebihi batas

kemampuan mereka. Memiliki jadwal menstruasi yang tidak teratur bagi

siswa perempuan.

Sampel dalam penelitian ini untuk menentukan besarnya sampel,

penelitian menggunakan rumus Slovin (Noor, 2011), dengan tingkat

kesalahan 0,05 adalah sebagai berikut:

n = N

1+N (d¿¿2)¿

keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = error level/tingkat kesalahan 0,05

n = 61

1+61(0,05¿¿2)¿

n = 61

1+61(0,0025)

n = 611+0,1525

n = 611,1525

n = 52,9 (dibulatkan menjadi 53)

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 53 siswa.

4.4.3 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

Page 59: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

sampel akan mewakili keseluruhan dari populasi yang ada (Hidayat,

2007).

Cara pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu

probability sampling yaitu setiap subyek dalam populasi mempunyai

kesempatan untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Dalam

penelitian ini menggunakan metode cluster simpel random sampling yaitu

suatu unit yang berisi sekumpulan elemen-elemen populasi (Hidayat,

2007).

Penelitian menggunakan teknik ini karena jumlah proporsi anggota

populasi berbeda-beda. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

pengambilan sampel secara cluster simpel random (Notoatmodjo, 2010),

yaitu:

1. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP

PGRI 1 Perak Jombang

2. Jumlah siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak Jombang

tahun pelajaran 2019 berjumlah 61 siswa (N = 61)

3. Berdasarkan perhitungan statistik, sampel yang dianggap representatif

sebanyak 53 (n = 53)

4. Cara pengambilan sampel yaitu dengan “Cluster simpel random

sampling” berdasarkan proporsi tingkat kelas, yaitu kelas VII dan

VIII.

5. 53 Siswa yang menjadi responden tersebut dibagi menggunakan

rumus:

Page 60: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

ni = (Ni : N) x n

keterangan:

ni = jumlah sampel perkelas

Ni = jumlah siswa dalam kelas tersebut

n = sampel

N = besaran populasi, Maka,

Kelas VII : ni = (Ni : N) x n

= (35 : 61) x 53

= 30,4 = 30 siswa

Kelas VIII : ni = (Ni : N) x n

= (26 : 61) x 53

= 22,5 = 23 siswa

Page 61: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

4.5 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagian kerja terhadap rancangan kegiatan

penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2007).

Gambar 4.4 Kerangka Kerja Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia pada

Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Perumusan masalah

PopulasiSemua siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak Jombang

(sebanyak 61 siswa)

SampelSebagian siswa kelas VII dan VIII di SMP PGRI 1 Perak Jombang

(sebanyak 53 siswa)

SamplingCluster simpel random sampling

Desain penelitianCross Sectional

Pengumpulan datakuesioner

Pengolahan dataEditing, Coding, Scoring, Tabulating

Analisa dataUnivariate, Bivariate, Uji statistik Sperman Rank

Penyajian hasil penelitian

Kesimpulan dan saran

Page 62: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

4.6 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karateristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2009).

4.6.1 Variabel Independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependent (Hidayat, 2007). Variabel independent pada

penelitian ini adalah stress.

4.6.2 Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena variabel independent (Hidayat, 2007). Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah insomnia.

4.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karateristik yang diamati, yang memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau fenomena (Hidayat, 2007).

Page 63: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Tabel 4.1 Definisi Operasional Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia pada Remaja

Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

No

Variabel Definisi Operasional

Parameter Alat ukur skala skor & kategori

1

2

Independent :stress

Dependent :Kejadian insomnia

Suatu tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraan.

Gangguan tidur yang dialami siswa berdasarkan kualitas dan kuantitas dari tidurnya

a. Jengkel pada hal kecil

b. Reaksi berlebihan

c. Sulit santaid. Energi

terbuang percuma

e. Sikap tidak sabar

f. Mudah marahg. Sulit

mentolerir gangguan

h. Tegangi. Gelisah

Insomnia rating scale:

a. Lamanya tidurb. Mimpic. Kualitas tidurd. Masuk tidure. Terbangun

malam harif. Waktu untuk

tidur kembalig. Lamanya tidur

setelah bangunh. Lamanya

gangguan tidur terbangun pada malam hari

i.Perasaan tidak segar setelah bangun pagi (KSPBJ-IRS) (Iskandar & Setyonegoro, 2016).

Kuesioner (Depresion, Anxxiety, and Stress Scale) DASS

Kuesioner Insomnia Rating Scale (KSPBJ-IRS)

ORDINAL

ORDINAL

Skor :0 : tidak pernah1 : jarang2 : kadang3 : sering

Kategori:Normal :(nilai 0-14)Ringan :(nilai 15-18)Sedang :(nilai 19-25)Berat :(nilai 26-33)Sangat berat : (nilai ≥33) (Lovibond, 1995)

Skor:Skor nilai : 0Skor nilai : 1Skor nilai : 2Skor nilai : 3

Kategori:Ringan :(nilai 11-17)Sedang :(nilai 18-24)Berat :(nilai 25-33)(KSPBJ-IRS) (Iskandar & Setyonegoro, 2016).

Page 64: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

4.8 Pengumpulan dan Analisa Data

4.8.1 Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrument yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengerti dengan pasti variabel

yang diukur dan tau apa yang dapat diharapkan dari responden (Sugiyono,

2013). Kuesioner sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 2005).

Untuk variabel stres menggunakan kuesioner rating scale berdasarkan

skala DASS 42 (Depression Anxiety and Stress Scale) (Lovibond, 1995),

yang terdiri atas 14 pertanyaan (dengan 4 item jawaban: tidak pernah,

jarang, kadang, dan sering). Sedangkan pada variabel insomnia pada

remaja menggunakan kuesioner insomnia rating scale berdasarkan

KSPBJ-IRS yang terdiri dari 11 pertanyaan (Iskandar & Setyonegoro,

2016).

4.8.2 Prosedur Penelitian

Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku,

yaitu:

1. Telah mendapat izin melakukan penelitian dari program studi S1

Keperawatan STIKes ICMe Jombang

2. Peneliti menentukan masalah yang ingin diteliti dan mengajukan judul

kepada pembimbing

Page 65: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

3. Peneliti menyusun proposal penelitian

4. Meminta perizinan surat pengantar untuk studi pendahuluan dan

penelitian dari STIKes ICMe Jombang ke SMP PGRI 1 Perak

Jombang

5. Meminta surat perizinan melakukan studi pendahuluan dan penelitian

pada kepala sekolah SMP PGRI 1 Perak Jombang

6. Peneliti melengkapi proposal penelitian sampai pelaksanaan ujian

proposal penelitian

7. Setelah memperoleh izin, selanjutnya peneliti menentukan populasi

atau responden

8. Menjelaskan kepada responden mengenai maksud dan tujuan

penelitian dan meminta persetujuan sebagai responden

9. Apabila responden sudah setuju, maka responden diminta untuk

menandatangi lembar informed consent

10. Peneliti membagikan kuesioner pada responden dan memberikan

waktu ±30 menit untuk mengisi kuesioner, setelah selesai menjawab

kemudian kuesioner dikumpulkan pada peneliti

11. Peneliti mengkoreksi semua kuesioner apakah sudah terjawab semua

atau belum

12. Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan editing, coding,

scoring, tabulating

13. Menyajikan hasil penelitian

14. Menyusun laporan penelitian

Page 66: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

4.8.3 Prosedur Pengolahan Data

Pengolahan data adalah kegiatan untuk merubah data mentah menjadi

data yang lebih ringkas, untuk memperoleh penyajian data sebagai hasil

yang berarti dan kesimpulan yang baik (Notoatmodjo, 2010).

Pengolahan data dilakukan seperti berikut:

1) Editing

Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan (Notoatmodjo, 2010).

2) Coding

Coding adalah kegiatan untuk meengklarifikasi data atau jawaban

menurut kategorinya masing-masing. Adapun pengkodean pada

penelitian ini adalah untuk memudahkan pengolahan data dan analisa

data (Nursalam, 2011).

1. Data umum

a. Nama responden menggunakan no. urut R1, R2, R3 dan

seterusnya.

b. Umur

13 tahun : U1

14 tahun : U2

15 tahun : U3

c. Jenis kelamin

Laki-laki : J1

Perempuan : J2

Page 67: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

2. Data khusus

a. Tingkat stres pada siswa

Normal : S1

Ringan : S2

Sedang : S3

Berat : S4

Sangat Berat : S5

b. Tingkat insomnia

Insomnia ringan : I2

Insomnia sedang : I3

Insomnia berat : I4

3) Scoring

Scoring merupakan kegiatan memberi skor pada tiap responden

dengan melakukan pemberian nilai terhadap jawaban kuesioner stress

dan kejadian insomnia pada remaja (Suryono, 2011).

1. Scoringtingkat stress pada remaja

a. tidak pernah : 0

b. jarang : 1

c. kadang-kadang : 2

d. sering : 3

2. Scoring tingkat insomnia pada remaja:

a. Normal : 0

b. Insomnia ringan : 1

Page 68: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

c. Insomnia sedang : 2

d. Insomnia berat : 3

4) Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).

Interpretasi data sebagai berikut:

100% : Seluruhnya

76-99% : Hampir semua

51-75% : Sebagian besar

50% : Setengahnya

26-49% : Hampir setengahnya

1-25% : Sebagian kecil

0% : Tidak satupun

(Arikunto, 2010)

4.8.4 Cara Analisa Data

1) Analisa univariat

Tujuan analisis univariat adalah untuk menjelaskan karateristik

pada tiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari

jenis datanya. Pada data numerik menggunakan nilai mean atau rata-

rata, median dan standar deviasi. Umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel

(Notoatmodjo, 2010). Yaitu varibel stress dengan insomnia

Page 69: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

a. Stress

Untuk memperoleh kategori, maka selanjutnya dijumlahkan

semua nilai yang terkumpul dari masing-masing skor, sehingga

akan didapatkan kategori dari stres.

b. Insomnia pada remaja

Setelah data terkumpul semua melalui hasil kuesioner responden

kemudian dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang

diteliti. Setelah semua nilai terkumpul lalu dihitung dan

digolongkan berdasarkan tingkat insomnia.

2) Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah digunakan untuk mengetahui hubungan

antara variabel independent dan dependent dengan menggunakan uji

statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Uji statistik Spearman

Rank dengan menggunakan perangkat software computer SPSS for

windows 21. Uji statistik spearman Rank dipakai karena kedua

variabel yang diukur berskala data ordinal, selain itu, Uji statistik

Spearman Rank merupakan uji statistik untuk menguji hubungan

antara kedua variabel tersebut (Hidayat, 2007).

a. Apabila p < 0,05 maka dinyatakan ada hubungan stress dengan

kejadian insomnia pada remaja kelasVII dan VIII di SMP PGRI 1

Perak Jombang.

Page 70: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

b. Apabila p >0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan stress

dengan kejadian insomnia pada remaja kelas VII dan VIII di SMP

PGRI 1 Perak Jombang.

4.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan

permohonan kepada Institusi Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe

Jombang untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu peneliti memberikan

surat izin kepada kepala sekolah SMP PGRI 1 Perak Jombang untuk meminta

izin melakukan penelitian, kemudian peneliti melakukan penelitian dengan

tetap memperhatikan etika penelitian sebagai berikut:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subyek

penelitian. Subjek memberitahu maksud dan tujuan penelitian. Apabila

subjek bersedia menjadi responden maka diberikan lembar persetujuan

untuk ditandatangani.

2. Anonymity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan nama tetapi dengan menulis

nomor reponden atau bisa inisial saja untuk menjamin kerahasian

identitas.

Page 71: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

3. Confidentiality

Kerahasian informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin oleh

peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya akan ditampilkan

pada forum akademis (Hidayat, 2007).

Page 72: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Kelas

VII dan VIII SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tanggal 19 Juni 2019 dengan

responden 53 siswa. Hasil penelitian ini disajikan dalam dua bagian yaitu data

umum dan data khusus. Data umum memuat karateristik responden berdasarkan

umur dan karateristik responden berdasarkan jenis kelamin. Sedangkan data

khusus terdiri dari tingkat stres pada remaja, kejadian insomnia pada remaja, dan

tabel silang yang menggambarkan hubungan stress dengan kejadian insomnia

pada remaja usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian “Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia pada

Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang” ini dilakukan di

ruang kelas VIII SMP PGRI 1 Perak Jombang. Jalan Perak, Sembung,

Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, dengan luas

tanah 1950 m2, serta jumlah sumber daya manusianya berjumlah 116 orang.

5.1.2 Data Umum

Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah dan didapatkan hasil

berikut:

55

Page 73: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

1. Karateristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SMP PGRI 1Perak Jombang pada tahun 2019

No Umur frekuensi Persentase (%)1 13 tahun 25 47,22 14 tahun 20 37,73 15 tahun 8 15,1

Total 53 100,0 Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berumur 13 tahun sebanyak 25 responden (47,2%).

2. Karateristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019

No Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)1 Laki-laki 21 39,62 Perempuan 32 60,4

53 100,0

Sumber: Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 responden

(60,4%).

5.1.3 Data Khusus

Data khusus yang akan disajikan variabel yang meliputi stress,

insomnia pada remaja, dan tabulasi silang antara stress dengan kejadian

insomnia pada remaja usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

Page 74: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

1. Karateristik responden berdasarkan tingkat Stress

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Stresssiswa di SMP PGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019

No

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

1 Normal 8 15,12 Ringan 26 49,13 Sedang 17 324 Berat 1 1,95 Sangat berat 1 1,9

total 53 100,0

Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden mengalami tingkat stress ringan sebanyak 26 responden

(49,1%).

2. Karateristik responden berdasarkan kejadian insomnia

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian insomnia di SMPPGRI 1 Perak Jombang pada tahun 2019

No Kriteria Frekuensi Persentase (%)1 Insomnia ringan 31 58,52 Insomnia sedang 20 37,73 Insomnia berat 2 3,8

total 53 100,0

Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden mengalami insomnia ringan sebanyak 31 responden (58,5%).

Page 75: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

3. Tabel silang hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi tabel silang hubungan stress dengankejadianinsomnia pada remaja di SMP PGRI 1 Perak Jombangpada tahun 2019

insomniaTotalRingan Sedang Berat

Stress Normal Jumlah 2 6 0 8% 25,0% 75,0% 0% 100,0%

Ringan Jumlah 18 7 1 26% 69,2% 26,9% 3,8% 100,0%

Sedang Jumlah 11 6 0 17% 64,7% 35,3% 0% 100,0%

Berat Jumlah 0 1 0 1% 0% 100,0% 0 100,0%

Sangat berat Jumlah 0 0 1 1% 0% 0% 100,0% 100%

Total Jumlah 31 20 2 53% 58,5% 37,7 3,8% 100,0%

Sumber: Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa sebagian besar responden

yang mengalami stress yang ringan yaitu 26 responden (49,1%) dimana

responden yang mengalami insomnia ringan sebanyak 31 responden

(58,5%) dan insomnia sedang 7 responden (26,9%).

Dari hasil analisa data dengan menggunakan Spearman Rank

dengan bantuan program komputer SPSS for windows 21 yang tingkat

kemaknaan ρ ≤ α (0,03 ≤ 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini

berarti ada hubungan antara variabel stress dengan kejadian insomnia pada

remaja dimana semakin tinggi tingkat stress maka akan menyebabkan

insomnia. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-15

tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

5.2 Pembahasan

Page 76: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Dari hasil penelitian stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia

13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang adalah sebagai berikut kategori

normal 8 responden (15,1%), stress ringan sebanyak 26 responden (49,1%),

stress sedang sebanyak 17 responden (32,1%), stress berat sebanyak 1

responden (1,9%), stress sangat berat sebanyak 1 responden (1,9%).

Sedangkan, kategori insomnia ringan sebanyak 31 responden (58,5%),

insomnia sedang sebanyak 20 responden (37,7%), insomnia berat sebanyak 2

responden (3,8%), maka didapatkan hubungan stress dengan kejadian

insomnia pada remaja usia 13-15 tahun sebagai berikut:

5.2.1 Stress pada remaja di SMP PGRI 1 Perak Jombang

Berdasarkan tabel 5.1 pada data umum didapatkan hasil keseluruhan

responden yang diteliti bahwa sebagian besar responden berusia 13 tahun

sebanyak 25 responden (47,2%). Serta pada tabel 5.3 pada tingkat stress

menunjukkan hasil bahwa sebagian basar responden mengalami stress

ringan sebanyak 26 responden (49,1%).

Stress muncul pada remaja karena remaja masih sangat labil serta

belum secara maksimal mengontrol emosinya maka hal inilah yang dapat

memicu timbulnya stress pada diri remaja. Menurut tabulasi data khusus

kuesioner DASS diketahui dari menjawab pertanyaan pada pertanyaan (saya

mudah marah pada hal-hal yang sepele, saya merasa diri saya mudah kesal,

serta saya mudah gelisah) dengan jawaban kadang diatas 50%, itu artinya

ketika remaja dibebani sebuah tanggung jawab yang dirasa agak sulit untuk

dilakukan, maka jarang ia akan mengalami tekanan dalam dirinya yang

Page 77: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

disebut dengan stress. Remaja akan mudah mengalami stress karena remaja

di usia 13 tahun itu sendiri yang masih labil dan rentan mengalami stress,

dalam hal ini seorang remaja mengalami perubahan hormon, peralihan

pemikiran, dan proses menuju remaja pertengahan. Hal tersebut

menyebabkan banyak sekali perubahan pada diri remaja, khususnya dari

segi emosi remaja. Sikap-sikap atau emosi yang terdapat pada diri remaja

seperti merasa ingin menang sendiri (egois), menganggap jika dirinya yang

paling benar, mudah marah dan lain-lain. Sikap-sikap seperti itulah yang

bisa menyebabkan stress mudah dialami oleh remaja.

Hal ini sama dengan pendapat Nazir (2011) yang menyatakan stress

adalah kondisi yang tidak menyenangkan dimana manusia melihat adanya

tuntutan dalam situasi sebagai beban diluar batas kemampuan mereka untuk

memenuhi tuntutan tersebut. Pola emosi remaja yang belum matang yang

dapat menyebabkan remaja rentan mengalami stress. Pada usia remaja

mempunyai respon stress yang lebih besar dari pada usia dibawahnya

(Kinantie, 2011). Masa remaja merupakan masa peralihan yang ditandai

dengan adanya perubahan fisik, emosi, dan psikis (Sari, 2016). Teori Erick

Erickson tentang perkembangan psikososial manusia salah satunya

menyebutkan periode perkembangan masa remaja 12-20 tahun remaja

tergolong dalam Ego-Identity dan Role confusion (identitas diri dan

kekacauan peran) yaitu tahap ini remaja atau individu bisa mengenal lebih

dalam mengenai dirinya, keinginana atau cita-cita, sifat-sifat mereka, tujuan

hidup mereka dan sebagainya yang bersifat mengenal pribadi masing-

Page 78: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

masing. Masa ini mengembangkan perasaan identitas ego yang matang pada

kutub positif dan identitas ego yang kacau pada kutub negatif (Kinantie,

2011).

5.2.2 Insomnia pada remaja di SMP PGRI 1 Perak Jombang

Berdasarkan tabel 5.2 pada data umum jenis kelamin didapatkan hasil

bahwa sebagian besar responden yang mengalami insomnia adalah remaja

perempuan sebanyak 32 responden (60%). Dari tabel 5.4 pada insomnia

pada remaja didapatkan hasil bahwa sebagian besar remaja yang mengalami

insomnia ringan sebanyak 31 responden (58,5%).

Remaja perempuan lebih rentan mengalami insomnia dikarenakan

perubahan hormon yang terjadi selama menstruasi pada wanita dimana hal

ini akan mempengaruhi siklus sirkandian (sirkandian clock), yang mana

siklus sirkandian salah satu fungsinya yaitu mengatur jam tidur dalam waktu

24 jam. Berdasarkan tabulasi data khusus kuesioner Insomnia Rating Scale

pertanyaan kuesioner P1 didapatkan hasil bahwa sebagian dari responden

menyatakan mereka tidur dalam satu malam 4,5-5,5 jam, pada P3 bahwa

sebagian besar dari responden menyatakan mereka mengalami tidur yang

baik tetapi mudah terbangun sekitar 3-4 kali terbangun pada malam hari.

Rarami (2013) menyatakan wanita lebih bisa merasakan manfaat yang

didapat dari tidur pulas namun wanita juga mudah terserang kantuk dan

rentan terhadap gangguan kesehatan karena kurang tidur. Hal ini disebabkan

oleh fase biologis wanita yang bisa membuatnya lebih rentan mengalami

Page 79: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

gangguan tidur, seperti kehamilan dan hormon lainnya. Hal inilah yang

membuat wanita lebih rentan terhadap gangguan insomnia daripada pria.

Pola tidur wanita yang membuatnya lebih rentan terhadap gangguan

ternyata tidak berfungsi ketika wanita tersebut sedang sakit. Wanita yang

tidur kurang dari 8 jam sehari lebih mempunyai resiko untuk mengalami

gangguan kesehatan jika dibandingkan pria, dari sini dapat ditarik

kesimpulan bahwa penderita insomnia mayoritas adalah kaum wanita

(Rarami, 2013).

5.2.3 Hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja

Berdasarkan tabel 5.5 pada hasil uji statistik Spearman Rank pada

penelitian ini diperoleh hasil nilai ρ (ρ-value) = 0,03, sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti ada hubungan stress dengan kejadian insomnia

pada remaja usia 13-15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang. berdasarkan

tabulasi silang diperoleh hasil sebagian besar responden mengalami tingkat

stress yang ringan dengan insomnia yang ringan sebanyak 18 responden

(69,2%) dan dengan insomnia yang sedang sebanyak 7 responden (26,9%).

Tingkat stress merupakan salah satu faktor penyebab insomnia

ditinjau dari faktor psikologis yaitu stress dalam menghadapi tuntutan

sehari-hari, seperti tuntutan akademik, tuntutan sosial, serta tuntutan

lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat menjadikan beban mental untuk

mereka, sehingga menyebabkan pikiran seseorang tidak dapat rileks yang

akhirnya membuat seseorang mengalami perubahan jumlah jam tidur, akan

Page 80: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

timbul gejala-gejala seperti pusing kepala, susah tidur, gelisah dan sulit

santai.

Banyak pikiran dan stress mengakibatkan kerja syaraf yang berlebihan

dan terlalu aktif, sehingga saat seseorang stress maka tubuh akan

meningkatkan produksi adrenalin. Adrenalin merupakan zat kimia yang

diproduksi oleh otak untuk meningkatkan kewaspadaan yang membuat

seseorang tetap terjaga, sehingga seseorang akan mengalami gangguan tidur

atau insomnia (Richa, 2013). Pada umumnya orang yang menderita

insomnia akan diikuti gangguan-gangguan fungsional pada tubuh ketika

terbangun dari tidurnya, seperti halnya akan merasakan kepala pusing,

badan tidak segar dan kurang bergairah (Yulise, 2013).

Tahap pendidikan khususnya, insomnia pada remaja akan berdampak

dari segi fisik, seperti mudah kantuk di siang hari yang dapat menyebabkan

terhambatnya aktivitas belajar di kelas dan menurunnya konsentrasi belajar

menyebabkan prestasi akademik remaja dapat menurun di sekolah

(Syamsoedin, 2015).

Dari hasil penelitian ini terdapat stress dan insomnia yang ringan,

namun meskipun sebagian besar siswa mengalami baik stress maupun

insomnia yang ringan keduanya dapat berdampak pada perkembangan

mental dan psikis mereka. Maka antisipasi yang dapat diberikan supaya

siswa tidak stress ataupun insomnia yaitu dengan melakukan koping yang

konstruktif, dengan cara mendapat motivasi dari lingkungan dengan baik,

tidak mencampur adukkan urusan pribadi dengan urusan sosial mereka, dan

Page 81: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

melakukan kegiatan-kegiatan positif. Alangkah baiknya juga ketika sebelum

tidur mereka melakukan teknik relaksasi dan teknik distraksi. Teknik

relaksasi ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke otot-otot utama

dan mengurangi ketegangan pada otot, sedangkan teknik distraksi bertujuan

untuk mengalihkan perhatian individu terhadap masalah yang sedang

menimpanya. Peningkatan pengawasan orang tua juga dapat dilakukan

dengan mengontrol waktu begadang remaja dan memberikannya batasan

waktu.

Page 82: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang

“hubungan stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-14 tahun di SMP

PGRI 1 Perak Jombang”. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di

SMP PGRI 1 Perak Jombang, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai

berikut:

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Stress yang dihadapi oleh siswa SMP PGRI 1 Perak Jombang yaitu

dikategorikan tingkat stress ringan.

2. Insomnia yang dihadapi oleh siswa SMP PGRI 1 Perak Jombang yaitu

dikategorikan insomnia ringan.

3. Ada hubungan antara stress dengan kejadian insomnia pada remaja usia 13-

15 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi guru

Diharapkan guru-guru dapat mengelola stress yang terjadi dengan cara

memberikan kegiatan yang positif yang banyak diminati oleh siswa, seperti

melakukan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) setiap tahun pada saat

menjelang ujian dan pada saat penerimaan siswa baru, serta membuat wadah

65

Page 83: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

penyaluran bakat setiap siswa yang dilakukan seminggu sekali, agar stress

tersebut tidak menjadi distress.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat memanfaatkan penelitian

ini sebagai literatur tambahan dengan variabel yang sama namun dengan

memberikan variabel tambahan dengan pemberian terapi lavender maupun

terapi musik bagi siswa yang mengalami stress.

Page 84: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani. 2016. Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung. Refika Aditama

Ali, M. 2016. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Andrean, D.W. 2009. Hubungan Tingkat Stress dengan Insomnia pada Lansia di Desa Tambak Merang Girimarto Wonogiri. Skripsi: STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: FKUI

Atsih, M.D. 2015. Koping Emosional dengan Tingkat Stres pada Lansia. Skripsi: STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang

Buyyse, D. J. 2015. Chronic Insomnia. Am J Psychiatry

Dadang. 2011. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI

Darmodjo. 2009. Faktor Penyebab Insomnia pada Lansia. Http://jurnal.umsb.ac.id/wpcontent/upload/2014/09. diakses pada tanggal 3 April 2019

Ema, Kusuma, Widiani. 2017. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Pengguna Media Sosial Di MTS Muhammadiyah 1 Malang, Nursing News, vol. 2, no. 3,

Febriana, R. 2013. 10 Penyakit yang Timbul Akibat Stres. Diakses pada 28 Maret 2019

Gunawan. 2011. Remaja dan Permasalahannya. Yogyakarta: Hanggar Kreator

Haristandi, R. 2010. Hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian insomnia pada mahasiswa keperawatan sebelum menghadapi praktik klinik

Hawari, D. 2011. Manajemen Stress, Cemas, dan Depresi. Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika

Page 85: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

66

Kinantie, Hernawaty, Hidayati. 2011. Gambaran Tingkat Stress Siswa SMAN 3 Bandung Kelas XII Menjelang Ujian Nasional

Lazarus & Folkman. 2012. Stress Appraisal and Coping. Newyork: Springer Publishing Company, Inc

Nasir & Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta

Nasir M. 2011. Metode Penelitian Cetakan 6. Penerbit Ghalia Indonesia. Bogor

Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian. Prenada Media Group, Jakarta

Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta

Nugroho. 2015. Pengaruh pernafasan diafragma terhadap tingkat stress pada lansia hipertensi. Skripsi: STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrument Penelitian Keperawatan. Rineka Cipta. Jakarta

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. ECG. Jakarta

Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Prilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rafknowladge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. Elx Media Computindo. Jakarta

Robotham, D. 2008. Stress among higher education student: Toward a research agenda. Higher Education, 56

Ramadhani, V.S. 2014. Hubungan stress dengan Kejadian Insomnia pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Kasih Sayang Ibu Batusangkar.Skripsi: Fakultas Kesehatan dan Mipa Universitas Muhammadiyah, Sumatra Barat

Rarami. 2013. Pola Tidur Pria dan Wanita. Http://gender-issue.blogspot.comDiakses pada 3 April 2019

Richa, F. 2013. 10 penyakit yang timbul akibat stress. Diakses pada tanggal 28 Mei 2019.

Page 86: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

67

Sari, I.Y. 2016. Hubungan Intensitas Penggunaan Sosial Media dengan Insomnia pada Remaja Usia 14-15 Tahun. Skripsi: STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia Press. Yogyakarta

Sayekti, H. 2015. Analisis Risiko Depresi, Tingkat Sleep Hygiene dan Penyakit Kronis dengan Kejadian Insomnia pada Lansia

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukadiyanto. 2010. Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Bandung: Alfabeta

Syamsoedin & Putry, W. K. 2015. Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado. Jurnal. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulani Manado

Wong, D. L. 2016. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol 1. Jakarta: EGC

Wulandari, Hadiati, AS, 2017, Hubungan antara Tingkat Stres dengan Tingkat Insomnia Mahasiswa/i Angkatan 2012/2013 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, JKD, vol.6, no. 2

Yulise, A. 2013. 8 Tanda Gangguan Hormon pada Wanita. http://www.deherba.com. Diakses pada 28 Mei 2019.

Zunita, S. 2017. Hubungan Tingkat Stres dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Menjelang Ujian Nasional, Skripsi: STIKes Insan Cendekia Medika, Jombang

Page 87: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

67

Lampiran 1No. Jadwal 2019

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pembuatan judul

2. Konsul judul

3. Studi pendahuluan

4. Penyusunan proposal

5. Bimbingan proposal

6. Ujian proposal

7. Revisi proposal

8. Pengambilan dan pengolahan data

9. Penyusunan skripsi

10. Bimbingan skripsi

11. Ujian skripsi

12. Revisi skripsi

Page 88: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 2

Page 89: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Kampus A Jl. Kemuning 57 A Candimulyo JombangTelp. (0321) 8494886, Fax (0321) 8494335

Website http://stikesicme-jbg.ac.id / Email :[email protected]

PERMOHONAN KESEDIAAN RESPONDEN

Dengan hormat,

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Deny Irmawati

NIM : 153210009

Program studi : S1 Keperawatan

Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Stress dengan

Kejadian Insomnia pada Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak”.

Sehubung dengan hal tersebut di atas, saya mohon kesediaan anda untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menandatangani lembar persetujuan

dan menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk. Saya akan menjamin

kerahasiaan jawaban yang diberikan.

Atas partisipasi dan bentuan anda saya ucapkan terima kasih

Jombang, 25 Mei 2019

Peneliti

(Deny Irmawati)

Page 90: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANINSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Kampus A Jl. Kemuning 57 A Candimulyo JombangTelp. (0321) 8494886, Fax (0321) 8494335

Website http://stikesicme-jbg.ac.id / Email :[email protected]

PERMOHONAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui manfaat dan

tujuan penelitian yang berjudul “Hubungan Stress dengan Kejadian Insomnia pada

Remaja Usia 13-15 Tahun di SMP PGRI 1 Perak”. Menyatakan

SETUJU/TIDAK SETUJUdi ikut sertakan dalam penelitian, dengan catatan jika

sewaktu-waktu merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan

persetujuan.

Saya percaya informasi yang saya berikan dijamin kerahasiaanya

Jombang, 25 Mei 2019

Responde

n

(……………………)

Page 91: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 5

KUESIONER

HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES ICME JOMBANG

Petunjuk pengisian !

1. Isilah data berikut ini dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Beri tanda centang (√) pada tiap item pertanyaan sesuai dengan keadaan

anda.

3. Mohon jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

4. Diskusikan dengan peneliti jika kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

5. Mohon kembalikan kepada peneliti jika data sudah terisi semua.

1. DATA DEMOGRAFI

a. Identias Responden

Nama (inisial) :

Umur :

Jenis kelamin :

2. KUESIONER DASS (Depression, Anciety, and Stress Scale)

No Pertanyaan TP JRG KDG SRG

1 Saya merasa mudah marah karena hal-hal sepele

2 Saya cenderung beraksi berlebihan terhadap situasi

RAHASIA HANYA UNTUK

PENELITIANNO RESPONDEN

Page 92: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

3 Saya merasa sulit bersantai

4 Saya dapati diri saya mudah kesal

5 Saya merasa bahwa saya menggunakan banyak energi

6 Saya merasa diri saya tidak sabar ketika harus menunggu

7 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung

8 Saya merasa sulit istirahat

9 Saya menemukan bahwa saya sangat mudah marah

10 Saya sulit untuk tenang setelah seseuatu membuat saya

kesal

11 Saya merasa sulit untuk memaklumi gangguan ketika

saya melakukan kegiatan

12 Saya mudah gelisah

13 Saya tidak bisa sabar terhadap apapun yyang membuat

saya marah

14 Saya menemukan bahwa diri saya mudah gelisah

Keterangan:

TP : Tidak pernah

JRG : Jarang

KDG : Kadang

SRG : Sering

Page 93: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

KUESIONER

HUBUNGAN STRESS DENGAN KEJADIAN INSOMNIA

PADA REMAJA USIA 13-15 TAHUN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES ICME JOMBANG

Petunjuk pengisian !

1. Isilah data berikut ini dengan keadaan yang anda.

2. Beri tanda silang ( x ) pada tiap item pertanyaan sesuai dengan keadaan

anda.

3. Mohon jangan sampai ada pertanyaan yang terlewatkan untuk dijawab.

4. Diskusikan dengan peneliti jika kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

5. Mohon kembalikan kepada peneliti jika data sudah terisi semua.

1. DATA DEMOGRAFI

a. Identias Responden

Nama (inisial) :

Umur :

Jenis kelamin :

2. KUESIONER IRS (Insomnia Rating Scale)

1. Berapa jam anda tidur dalam satu malam?

a. Lebih dari 6,5 jam

b. 5,5 - 6,5 jam

c. 4,5 – 5,5 jam

d. Kurang dari 4,5 jam

2. Apakah anda selalu bermimpi saat tidur?

RAHASIA HANYA UNTUK

PENELITIANNO RESPONDEN

Page 94: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

a. Tidak ada mimpi

b. Terkadang mimpi yang menyenangkan atau mimpi biasa saja

c. Selalu bermimpi

d. Mimpi buruk atau mimpi yang tidak menyenangkan

3. Bagaimana tidur anda?

a. Dalam (nyenyak), sulit untuk terbangun

b. Tidur yang baik, tetapi sulit terbangun

c. Tidur yang baik tetapi mudah terbangun

d. Tidur dangkal, mudah terbangun

4. Berapa lama waktu yang ada butuhkan untuk tidur?

a. Kurang dari ½ jam

b. Antara ½sampai 1 jam

c. Antara 1 sampai 3 jam

d. Lebih dari 3 jam atau saya tidur sama sekali

5. Berapa kali anda terbangun dari tidur di malam hari?

a. Tidak terbangun sama sekali

b. 1-2 kali terbangun

c. 3-4 kali terbangun

d. Lebih dari 4 kali terbangun

6. Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk dapa tertidur kembali setelah

terbangun dimalam hari?

a. Kurang dari ½ jam

b. Antara ½ sampai 1 jam

c. Antara 1 sampai 3 jam

d. Lebih dari 3 jam atau saya tidak dapat jatuh tidur lagi

7. Berapa jam rata-rata tidur anda setelah terbangun dimalam hari

a. Lebih dari 3 jam

b. Antara 1 sampai 3 jam

c. Antara ½ jam sampai 1 jam

d. Kurang dari ½ jam

Page 95: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

8. Sudah berapa malam anda sering terbangun dimalam hari dan mengalami

kesulitan untuk tidur kembali?

a. 1 malam

b. 2-7 hari

c. 3-4 minggu

d. Lebih dari 4 minggu

9. Jam berapa anda bangun tidur?

a. Jam 05.00 WIB

b. Jam 04.00 WIB dan tidak dapat tidur kembali

c. Jam 03.00 WIB dan tidak dapat tidur kembali

d. Sebelum jam 03.00 WIB dan tidak dapat tertidur kembali

10. Bagaimana perasaan anda saat bangun tidur?

a. Terasa segar

b. Tidak terlalu baik

c. Buruk

d. Sangat buruk (tidak merasa segar)

11. Sudah berapa lama anda bangun tidur tapi merasa badan tidak segar?

a. Sehari

b. 2-7 minggu

c. 2-4 minggu

d. Lebih dari 4 minggu

Page 96: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 6

Page 97: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 7

Page 98: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 8

TABULASI DATA UMUM

No Jenis kelamin Usia1 2 32 2 13 2 14 1 15 1 16 1 17 1 18 2 19 2 1

10 2 111 2 112 2 313 1 314 1 115 2 216 2 117 2 218 1 119 1 320 1 221 2 122 2 323 2 224 1 125 2 326 1 227 2 328 2 329 2 230 2 231 2 132 1 133 2 134 1 235 1 236 2 1

Page 99: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

37 1 238 1 139 1 240 1 241 2 142 1 243 2 244 2 145 1 146 2 247 2 248 2 249 1 250 2 151 2 252 2 153 2 2

Lampiran 9

Page 100: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

TABULASI DATA KHUSUS

KUESIONER DASS

No P1P2

P3

P4

P5 P6 P7 P8 P9

P10

P11

P12

P13

P14

total

skor kriteria

1 3 2 0 2 1 2 0 0 2 1 1 1 1 1 17 2 Ringan2 2 0 1 3 2 1 0 2 2 1 0 1 1 0 16 2 Ringan3 3 2 0 0 1 2 1 2 2 0 1 1 1 2 18 2 Ringan4 1 0 1 0 2 0 0 0 0 1 1 0 1 1 8 1 Normal5 2 0 3 1 1 0 2 1 0 2 1 0 2 2 17 2 Ringan6 2 0 0 1 2 1 0 1 0 0 0 1 1 0 9 1 Normal7 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 5 1 Normal8 1 0 2 1 1 2 2 3 1 1 0 2 0 2 18 2 Ringan9 3 2 1 1 1 2 1 2 2 0 1 1 1 2 20 3 Sedang10 3 2 2 0 2 3 0 2 2 0 2 0 1 2 21 3 Sedang11 1 2 2 3 1 1 1 0 2 1 2 0 2 0 18 2 Ringan12 2 2 3 1 2 1 0 2 0 2 2 0 3 2 22 3 Sedang13 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 6 1 Normal14 3 2 2 1 2 0 1 1 1 0 2 0 2 1 18 2 Ringan15 1 2 1 3 2 2 2 0 2 0 2 2 0 2 21 3 Sedang16 2 1 2 2 0 1 1 1 2 0 0 3 2 1 18 2 Ringan17 0 2 0 2 1 3 2 2 1 2 0 1 1 1 18 2 Ringan18 3 2 1 0 2 1 1 0 1 1 0 2 0 2 16 2 Ringan19 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 2 0 2 3 17 2 Ringan20 2 0 2 2 1 0 0 2 0 2 0 2 3 0 16 2 Ringan21 3 2 3 2 0 2 1 1 2 1 0 1 2 1 21 3 Sedang22 1 2 1 2 2 0 1 1 1 2 3 2 0 0 18 2 Ringan23 3 0 2 1 2 2 0 0 2 1 2 0 3 2 20 3 Sedang24 1 0 2 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 8 1 Normal25 2 2 0 3 1 2 0 1 2 0 1 2 3 2 21 3 Sedang26 2 0 2 3 0 2 0 0 1 2 2 0 2 0 16 2 Ringan27 3 2 2 3 1 2 0 1 1 2 0 2 3 2 24 3 Sedang28 3 3 2 3 1 3 2 0 2 1 3 2 1 0 26 4 Berat29 2 3 1 2 1 1 0 2 1 3 2 0 2 2 22 3 Sedang30 1 1 1 2 3 2 0 0 1 2 1 2 2 0 18 2 Ringan31 3 2 1 3 2 0 2 1 1 3 1 2 2 0 23 3 Berat32 2 1 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 1 10 1 Normal33 3 2 0 2 2 1 2 0 1 1 2 1 2 2 21 3 Sedang34 0 0 2 1 2 0 2 3 1 1 1 1 1 2 17 2 Ringan35 0 3 2 1 0 0 2 0 2 1 1 1 2 2 17 2 Ringan36 1 2 3 3 1 0 2 1 2 0 2 0 2 2 21 3 Sedang37 2 2 1 1 1 2 0 2 0 0 1 2 3 0 17 2 Ringan

Page 101: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

38 1 2 2 0 2 0 0 0 2 0 3 2 0 2 16 2 Ringan39 0 2 3 2 1 2 0 2 0 2 0 0 1 2 17 2 Ringan40 3 2 0 2 0 2 1 2 2 1 0 2 0 0 17 2 Ringan41 1 0 2 3 2 1 2 0 2 0 2 1 1 1 18 2 Ringan42 3 0 2 1 1 2 0 0 0 1 1 1 1 0 13 1 Normal43 2 1 2 3 3 1 2 0 2 0 2 1 2 1 22 3 Sedang44 2 1 2 2 1 0 1 1 0 0 2 0 2 3 17 2 Ringan45 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 7 1 Normal46 2 2 2 1 2 2 3 0 0 1 2 0 2 1 20 3 Sedang47 1 2 2 1 2 1 0 1 0 2 0 0 2 3 17 2 Ringan48 1 3 2 0 2 0 2 2 1 1 2 1 2 1 20 3 Sedang49 3 2 0 2 2 0 0 0 1 2 2 0 2 0 16 2 Ringan50 2 3 2 0 2 0 2 1 2 1 3 0 1 1 20 3 Sedang51 2 3 1 2 0 2 0 1 2 1 1 2 2 2 21 3 Sedang52 1 2 1 2 0 2 0 2 1 1 3 2 0 1 18 2 Ringan

53 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 1 33 5sangat berat

Keterangan skor Stres :

Normal (0-14) : 1

Ringan (15-18) : 2

Sedang (19-25) : 3

Berat (26-33) : 4

Sangat berat (≥33) : 5

Lampiran 10

Page 102: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

TABULASI DATA KHUSUS

KUESIONER INSOMNIA RATING SCALE

No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 total skor kriteria1 3 2 0 2 1 2 0 0 2 1 1 14 1 Ringan2 2 0 1 3 2 1 0 2 2 1 0 14 1 Ringan3 3 2 0 0 1 2 1 2 2 0 1 14 1 Ringan4 3 3 1 0 3 2 2 0 3 3 1 21 2 Sedang5 2 0 3 1 1 0 2 1 0 2 1 13 1 Ringan6 2 3 2 3 2 2 2 1 1 0 1 19 2 Sedang7 3 1 3 2 0 3 1 2 2 1 1 19 2 Sedang8 1 0 2 1 1 2 2 3 1 1 0 14 1 Ringan9 3 2 1 1 1 2 1 2 2 0 1 16 1 Ringan

10 3 2 2 0 2 3 0 2 2 0 2 18 2 Sedang11 1 2 2 3 1 1 1 0 2 1 2 16 1 Ringan12 2 2 3 1 2 1 0 2 0 2 2 17 1 Ringan13 1 2 3 1 2 1 1 0 1 1 0 13 1 Ringan14 3 3 3 2 3 2 2 3 2 1 2 26 3 Berat15 1 2 1 3 2 2 2 0 2 0 2 17 1 Ringan16 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 20 2 Sedang17 2 2 1 2 1 3 2 2 1 2 0 18 2 Sedang18 3 2 1 0 2 1 1 0 1 1 0 12 1 Ringan19 2 3 2 3 1 2 1 1 2 1 2 20 2 Sedang20 2 1 2 3 1 2 3 2 1 2 1 20 2 Sedang21 3 2 3 2 0 2 1 1 2 1 0 17 1 Ringan22 1 2 1 2 2 0 1 1 1 2 3 16 1 Ringan23 3 0 2 1 2 2 0 0 2 1 2 15 1 Ringan24 1 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 21 2 Sedang25 3 2 2 3 2 2 1 2 2 0 1 20 2 Sedang26 2 0 2 3 0 2 0 0 1 2 2 14 1 Ringan27 3 2 2 3 1 2 0 1 1 2 0 17 1 Ringan28 3 3 2 3 1 3 2 0 2 1 3 23 2 Sedang29 2 3 1 2 1 1 0 2 1 3 2 18 2 Sedang30 1 1 1 2 3 2 0 0 1 2 1 14 1 Ringan31 3 2 1 3 2 0 2 1 1 3 2 20 2 Sedang32 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 19 2 Sedang33 3 2 0 2 2 1 2 0 1 1 2 16 1 Ringan34 0 0 2 1 2 0 2 3 1 1 1 13 1 Ringan35 0 3 2 1 0 0 2 0 2 1 1 12 1 Ringan36 1 2 3 3 1 0 2 1 2 0 2 17 1 Ringan37 2 3 3 2 1 2 2 2 1 1 1 20 2 Sedang38 3 2 2 3 2 2 2 2 2 0 3 23 2 Sedang

Page 103: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

39 0 2 3 2 1 2 0 2 0 2 0 14 1 Ringan40 3 2 0 2 0 2 1 2 2 1 0 15 1 Ringan41 1 0 2 3 2 1 2 0 2 0 2 15 1 Ringan42 3 0 2 1 1 2 0 0 0 1 1 11 1 Ringan43 2 1 2 3 3 1 2 0 2 0 2 18 2 Sedang44 2 1 2 2 1 0 1 1 0 0 2 12 1 Ringan45 3 2 2 0 3 2 2 1 1 2 1 19 2 Sedang46 2 2 2 1 2 2 3 0 0 1 2 17 1 Ringan47 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 21 2 Sedang48 1 3 2 0 2 0 2 2 1 1 2 16 1 Ringan49 3 2 0 2 2 0 0 0 1 2 2 14 1 Ringan50 2 3 2 0 2 0 2 1 2 1 3 18 2 Sedang51 2 3 1 2 0 2 0 1 2 1 1 15 1 Ringan52 1 2 1 2 0 2 0 2 1 1 3 15 1 Ringan53 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 28 3 Berat

Keterangan skor Insomnia

Insomnia ringan (11-17) : 1

Insomnia sedang (18-24) : 2

Insomnia berat (25-33) : 3

Lampiran 11FREQUENCIES

Page 104: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Statistics

umur jenis kelamin stress Insomnia

N Valid 53 53 53 53

Missing 0 0 0 0

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 13 tahun 25 47.2 47.2 47.2

14 tahun 20 37.7 37.7 84.9

15 tahun 8 15.1 15.1 100.0

Total 53 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki laki 21 39.6 39.6 39.6

perempuan 32 60.4 60.4 100.0

Total 53 100.0 100.0

Stress

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid normal 8 15.1 15.1 15.1

ringan 26 49.1 49.1 64.2

sedang 17 32.1 32 96.2

berat 1 1.9 1.9 98.1

sangat berat 1 1.9 1.9 100.0

Total 53 100.0 100.0

Page 105: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Insomnia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid insomnia ringan 31 58.5 58.5 58.5

insomnia sedang 20 37.7 37.7 96.2

insomnia berat 2 3.8 3.8 100.0

Total 53 100.0 100.0

CROSS-TABULATION

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur * stress 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

jenis kelamin * stress 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

Crosstab

Stress

Totalnormal ringan Sedang berat

sangat

berat

umur 13 tahun Count 6 12 7 0 0 25

Expected Count 3.8 12.3 8.0 .5 .5 25.0

% within umur 24.0% 48.0% 28.0% .0% .0% 100.0%

% of Total 11.3% 22.6% 13.2% .0% .0% 47.2%

14 tahun Count 1 11 7 0 1 20

Expected Count 3.0 9.8 6.4 .4 .4 20.0

% within umur 5.0% 55.0% 35.0% .0% 5.0% 100.0%

% of Total 1.9% 20.8% 13.2% .0% 1.9% 37.7%

15 tahun Count 1 3 3 1 0 8

Expected Count 1.2 3.9 2.6 .2 .2 8.0

% within umur 12.5% 37.5% 37.5% 12.5% .0% 100.0%

Page 106: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

% of Total 1.9% 5.7% 5.7% 1.9% .0% 15.1%

Total Count 8 26 17 1 1 53

Expected Count 8.0 26.0 17.0 1.0 1.0 53.0

% within umur 15.1% 49.1% 32.1% 1.9% 1.9% 100.0%

% of Total 15.1% 49.1% 32.1% 1.9% 1.9% 100.0%

Crosstab

stress

Totalnormal Ringan sedang berat

sangat

berat

jenis

kelamin

laki laki Count 8 13 0 0 0 21

Expected Count 3.2 10.3 6.7 .4 .4 21.0

% within jenis kelamin 38.1% 61.9% .0% .0% .0% 100.0%

% of Total 15.1% 24.5% .0% .0% .0% 39.6%

perempu

an

Count 0 13 17 1 1 32

Expected Count 4.8 15.7 10.3 .6 .6 32.0

% within jenis kelamin .0% 40.6% 53.1% 3.1% 3.1% 100.0%

% of Total .0% 24.5% 32.1% 1.9% 1.9% 60.4%

Total Count 8 26 17 1 1 53

Expected Count 8.0 26.0 17.0 1.0 1.0 53.0

% within jenis kelamin 15.1% 49.1% 32.1% 1.9% 1.9% 100.0%

% of Total 15.1% 49.1% 32.1% 1.9% 1.9% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

umur * insomnia 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

jenis kelamin * insomnia 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

Crosstab

Page 107: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Insomnia

Totalinsomnia ringan insomnia sedang insomnia berat

umur 13 tahun Count 13 11 1 25

Expected Count 14.6 9.4 .9 25.0

% within umur 52.0% 44.0% 4.0% 100.0%

% of Total 24.5% 20.8% 1.9% 47.2%

14 tahun Count 13 6 1 20

Expected Count 11.7 7.5 .8 20.0

% within umur 65.0% 30.0% 5.0% 100.0%

% of Total 24.5% 11.3% 1.9% 37.7%

15 tahun Count 5 3 0 8

Expected Count 4.7 3.0 .3 8.0

% within umur 62.5% 37.5% .0% 100.0%

% of Total 9.4% 5.7% .0% 15.1%

Total Count 31 20 2 53

Expected Count 31.0 20.0 2.0 53.0

% within umur 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

% of Total 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

Crosstab

insomnia

Total

insomnia

ringan

insomnia

sedang

insomnia

berat

jenis

kelamin

laki laki Count 10 10 1 21

Expected Count 12.3 7.9 .8 21.0

% within jenis kelamin 47.6% 47.6% 4.8% 100.0%

% of Total 18.9% 18.9% 1.9% 39.6%

perempuan Count 21 10 1 32

Expected Count 18.7 12.1 1.2 32.0

% within jenis kelamin 65.6% 31.2% 3.1% 100.0%

% of Total 39.6% 18.9% 1.9% 60.4%

Page 108: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Total Count 31 20 2 53

Expected Count 31.0 20.0 2.0 53.0

% within jenis kelamin 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

% of Total 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

SPARMAN RANK

Correlations

stress Insomnia

Spearman's rho stress Correlation Coefficient 1.000 .360**

Sig. (2-tailed) . .031

N 53 53

insomnia Correlation Coefficient .360** 1.000

Sig. (2-tailed) .031 .

N 53 53

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Stress * insomnia 53 100.0% 0 .0% 53 100.0%

Stress * insomnia Crosstabulation

insomnia

Totalringan sedang berat

Stress normal Count 2 6 0 8

Expected Count 4.7 3.0 .3 8.0

% within Stress 25.0% 75.0% .0% 100.0%

% of Total 3.8% 11.3% .0% 15.1%

ringan Count 18 7 1 26

Expected Count 15.2 9.8 1.0 26.0

% within Stress 69.2% 26.9% 3.8% 100.0%

% of Total 34.0% 13.2% 1.9% 49.1%

Page 109: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

sedang Count 11 6 0 17

Expected Count 9.9 6.4 .6 17.0

% within Stress 64.7% 35.3% .0% 100.0%

% of Total 20.8% 11.3% .0% 32.1%

berat Count 0 1 0 1

Expected Count .6 .4 .0 1.0

% within Stress .0% 100.0% .0% 100.0%

% of Total .0% 1.9% .0% 1.9%

sangat berat Count 0 0 1 1

Expected Count .6 .4 .0 1.0

% within Stress .0% .0% 100.0% 100.0%

% of Total .0% .0% 1.9% 1.9%

Total Count 31 20 2 53

Expected Count 31.0 20.0 2.0 53.0

% within Stress 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

% of Total 58.5% 37.7% 3.8% 100.0%

Page 110: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 12

Page 111: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 112: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 113: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 114: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 115: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 116: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 117: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,

Lampiran 13

Page 118: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,
Page 119: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2405/4/SKRIPSI DENY IRMAWATI... · Web viewStress Tingkat stress merupakan tingkat yang memaksa individu untuk berjuang, tumbuh,