repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/skripsi nolin watermark... · web...

110
SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA REMAJA WANITA USIA 13-16 TAHUN DI SMP PGRI PERAK JOMBANG NOVI LILIN KRISNAWATI 15.321.0030 i

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA REMAJA WANITA USIA 13-16 TAHUN DI SMP PGRI PERAK JOMBANG

NOVI LILIN KRISNAWATI 15.321.0030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA”JOMBANG

2019

i

Page 2: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA REMAJA WANITA USIA 13-16 TAHUN DI SMP PGRI PERAK JOMBANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1 Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang

NOVI LILIN KRISNAWATI 15.321.0030

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

“INSAN CENDEKIA MEDIKA”JOMBANG

2019

ii

Page 3: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Novi Lilin Krisnawati

NIM : 153210030

Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 24 Nopember 1997

Institusi : Prodi S1 Keperawatan STIKes “ICME” Jombang

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul pengaruh pemberian aroma terapi

jasmine terhadap penurunan disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di

SMP PGRI PERAK JOMBANG. Adapun skripsi skripsi ini bukan milik orang lain

baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah

disebutkan sumber. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-

benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi

akademis dan sanksi hukum.

Jombang, Juli 2019

Mahasiswa

Novi Lilin Krisnawati

iii

Page 4: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

iv

Page 5: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

v

Page 6: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro, Jawa Timur pada tanggal 24 November

1997 dari Ibu Pinarsih. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Pada tahun 2003 penulis lulus dari TK Tunas Abadi, pada tahun 2009 penulis

lulus dari SDN Besah 2, pada tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri 1 Kasiman,

pada tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kasiman, dan pada tahun 2015

penulismasuk STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih program

studi S1 Keperawata dari lima pilihan program studi yang ada di STIKES ICMe

Jombang.

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

vi

Jombang, Juli 2019

Yang menyatakan

Novi Lilin Krisnawati

153210030

Page 7: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

PERSEMBAHAN

Seiring dengan doa dan puji syukur peneliti persembahkan skripsi ini untuk:

1. Allah SWT, yang selalu member kemudahan disetiap langkah, member

petunjuk, membuka pintu kesabaran, dan selalu membimbing ke jalan yang

Engkau ridhoi. Tidak lupa solawat dan salam selalu terlimpahkan kepada

kehadirat Rasulullah Muhammad S.A.W.

2. Mami pinarsih, Bapak Suntari tercinta. Tak ada kata yang pantas ananda

ucapkan selain beribu-ribu “Terimakasih” karena telah mendoakan penulis

dalam pengharapan – pengharapan yang pasti. Kesabaran dalam doamu

menjadi suksesnya penuluis dikemudian hari. Tidak ada doa yang terkabulkan

selain doa dari orang tua yang tulus dan ikhlas. Terimakasih kepada keluarga

tercinta yang telah berusaha susah payah banting tulang untuk merawat dan

membesarkan penulis sampai saat ini dengan penuh cinta kasih sayang

walaupun penulis sebagai anaknya sering melakukan hal – hal yang bisa

membuatnya terluka.

3. Dosen – dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang dan Almamater saya

yang selalu memberi bimbingannya. Khususnya kepada Ibu Anita rahmawati,

S.Kep., Ns., M.Kes dan bapak H.Imam fatoni, SKM., MM. yang telah sabar

memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Teman – teman seperjuangan,Hastin,Cesy,Cak Zy,Mbok kiyut,Umik

Isul,Miaw,Septong,Revy Kurus dan angkatan 2015 prodi S1 Keperawatan

khususnya kelas 8A, terimakasih untuk kekompakan dan kerjasama serta

selalu mendukung, menemani, menghibur, dan memberikan banyak

kebahagiaan.

Terimakasih yang sebesar – besarnya untuk kalian semua. Dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di

masa yang akan datang, Amin.

vii

Page 8: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh pemberian

aroma terapi jasmine terhadap penurunan disminorea pada remaja wanita usia 13-16

tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG “ ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat H.Imam Fatoni, SKM.,MM selaku ketua STIKes ICME Jombang, Ibu

Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns,.M.Kep.selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Bapak

D.Imam Fatoni, SKM.,MM selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

serta motivasi kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini, Ibu Anita

Rahmawati, S.Kep, Ns.M.Kep selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan

waktu, tenaga serta pikirannya demi terselesaikannya skripsi ini, Kepala Sekolah

SMP PGRI PERAK JOMBANG yang telah memberikan ijin penelitian. Kedua

orang tua yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materil selama

menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika

Jombang hingga terselesaikannya skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa

peneliti sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya

dalam penyusunan skripsi ini, dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran

dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan tepat waktu.

viii

Page 9: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh

dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan

skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya, Amin.

Jombang, Juli 2019

Penulis

ix

Page 10: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA REMAJA WANITAUSIA 13-16 TAHUN DI SMP PGRI PERAK JOMBANG

Oleh:

NOVI LILIN KRISNAWATI

Disminorea memiliki dampak yang cukup besar bagi remaja putri karena menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Remaja putri yang mengalami disminorea pada saat menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan aktivitas khususnya aktivitas belajar di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian relaksasi aroma terapi jasmine terhadap penurunan disminorea pada ramaja wanita usia 13-16 tahun.

Desain penelitian ini adalah pra eksperimen one group pre test post test desaign. Populasinya Semua remaja wanita usia 13-16 tahun yang berjumlah 50 orang, sampel dalam penelitian ini Sebagian remaja wanita usia 13-16 tahun yang berjumlah 30 orang. Tehnik sampling menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan analisis menggunakan uji wilcoxon.

Hasil penelitian ini sebagian besar responden 19 orang (63,3%) sebelum pemberian aroma terapi jasmine tingkat nyeri disminorea sedang, hampir seluruhnya responden 26 orang (86,7%) sesudah pemberian aroma terapi jasmine tingkat nyeri disminorea ringan. Berdasarkan uji wilcoxon menunjukkan bahwa nilai signifikansi () = 0,000 < (0,05), sehingga H1 diterima.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian relaksasi aroma terapi jasmine terhadap penurunan disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun.

Kata Kunci : Aroma terapi jasmine, disminorea, pada remaja wanita usia 13-16 tahun

x

Page 11: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

ABSTRACT

THE EFFECT OF GIVING AROMA JASMINE THERAPY TO DISMINOREA DECREASE IN YOUTH WOMENAGES 13-16 YEARS IN SMP PGRI

PERAK JOMBANG

By:

NOVI LILIN KRISNAWATI

Disminorea has a considerable impact on young women because it causes disruption of daily activities. Young women who experience disminorea during menstruation will feel limited in doing activities, especially learning activities at school. The purpose of this study was to determine the effect of giving aromatic relaxation of jasmine therapy to the reduction of disminorea in female adults aged 13-16 years.

The design of this study is a pre-experimental one group pre test post test desaign. The population are 50 female adolescents aged 13-16 years in the Middle School. The sample in this study were 30 female adolescents aged 13-16 years in the Middle School. The sampling technique uses consecutive sampling. The research instrument used questionnaire sheets with data processing editing, coding, scoring, tabulating and analysis using the Wilcoxon test.

The results of this study were mostly respondents 19 people (63.3%) before giving jasmine aroma therapy medium disminorea pain level, almost all of the respondents were 26 people (86.7%) after giving jasmine aroma therapy with mild disminorea pain level. Based on the Wilcoxon test shows that the significance value () = 0,000 < (0,05), so H1 is accepted.

The conclusion of this study is that there is an effect of giving aromas of jasmine therapy to the reduction of disminorea in adolescent girls aged 13-16 years.

Keywords: Aroma of jasmine therapy, disminorea, in adolescent girls aged 13-16 years

xi

Page 12: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ iHALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ iiSURAT PERNYATAAN................................................................................... iiiLEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. ivLEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. vRIWAYAT HIDUP............................................................................................ viLEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................... viiABSTRAK.......................................................................................................... viiiABSTRACT....................................................................................................... ixKATA PENGANTAR........................................................................................ xDAFTAR ISI....................................................................................................... xiDAFTAR TABEL.............................................................................................. xiiiDAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvDAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN.................................................. xviBAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................11.2 Rumusan Masalah..................................................................................31.3 Tujuan Penelitian....................................................................................41.4 Manfaat Penelitian..................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aromaterapi............................................................................................ 2.2 Konsep Disminorea .............................................................................. 2.3 Konsep Nyeri ........................................................................................ 2.4 Konsep Remaja .....................................................................................BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep .................................................................................3.2 Hipotesis ...............................................................................................

BAB 4 METOE PENELITIAN4.1 Jenis Penelitian .....................................................................................4.2 Rancangan Penelitian ...........................................................................4.3 Waktu dan Tempat penelitian ...............................................................4.4 Kerangka Kerja......................................................................................4.5 Populasi,Sampel dan Sampling .............................................................4.6 Identifikasi Variabel..............................................................................4.7 Definisi Operasional .............................................................................4.8 Teknik dan prosedur pengumpulan data................................................4.9 Pengolahan dan Analisa Data................................................................4.10 Etika Penelitian ...................................................................................

xii

Page 13: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN.................................... 465.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 465.2 Pembahasan.................................................................................... 50

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 556.1 Kesimpulan..................................................................................... 556.2 Saran................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 57LAMPIRAN

xiii

Page 14: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional...............................................................................38

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan informasi .........................47

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sumber informasi ............47

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian aroma terapi jasmine ...................................................................................................48

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sesudah pemberian aroma terapi jasmine....................................................................................................48

Tabel 5.5 Tabulasi silang pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun........49

xiv

Page 15: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual……………………………………………………32

4.4 Kerangka Kerja ……………………………………………………........35

xv

Page 16: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden.

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden.

Lampiran 3 Lembar Kuesioner

Lampiran 4 SOP

Lampiran 5 Jadwal Penelitian

Lampiran 6 Tabulasi Data Umum

Lampiran 7 Tabulasi Data khusus

Lampiran 8 Hasil Uji Statistik Kuesioner

Lampiran 9 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan

Lampiran 10 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan Izin Penelitian

Lampiran 11 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian.

Lampiran 12 Lembar Konsultasi

xvi

Page 17: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN

H1/Ha : hipotesis alternatif

% : prosentase

> : lebih besar

< : lebih kecil

SMP : Sekolah Menengah Pertama

PGRI : Persatuan Guru Republik Indonesia

NRS : Numerical Rating Scale

xvii

Page 18: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam

kehidupan seseorang.Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa

dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional,

dan sosial. Perubahan paling awal muncul yaitu perkembangan secara biologis.

Salah satu tanda keremajaan secara biologis yaitu mulainya remaja mengalami

menstruasi, biasanya dimulai antara usia 10 sampai 16 tahun, tergantung pada

berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif

terhadap tinggi tubuh (Puji, 2010).

Disminorea memiliki dampak yang cukup besar bagi remaja putri karena

menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Remaja putri yang mengalami

disminorea pada saat menstruasi akan merasa terbatas dalam melakukan aktivitas

khususnya aktivitas belajar di sekolah. Menurut Rohmat (2013). Setelah

dilakukan studi pendahuluan di SMP PGRI 1 PERAK lebih dari 50% remaja

wanita yang mengalami dismenorea saat menstruasi,siswi mengatakan

dismenoreaa yang dirasakan mengganggu konsentrasi belajar di sekolah dan

pernah tidak masuk sekolah karena dismenorea yang dirasakan sangat berat dan

tidak dapat dditahan. Saat menangani dismenorea tersebut siswi mengatakan pada

saat mengalami dismenorea tidak melakukan apa-apa, hanya dibiarkan saja dan

xviii

Page 19: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

tidak pernah mengkonsumsi obat anti nyeri untuk mengurangi dismenorea

tersebut.

Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari

50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%.

Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan

10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang menyebabkan mereka

tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Occupation And Environmental

Medicine, 2008). Indonesia kejadian nyeri haid tercatat 64,25% yang terdiri dari

54,89% mengalami nyeri haid primer sedangan 9,36% mengalami nyeri haid

sekunder (Wilis, 2011).

Menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan tidak memiliki masalah,

namun demikian ada beberapa wanita yang mengalami beberapa kelainan pada

saat tertentu. Kelainan- kelainan yang paling umum adalah disminorea dan

sindrom premenstruasi. Sekitar sepertiga remaja wanita menstruasi akan

merasakan beberapa sakit yang menyertai menstruasi (Stik, Carolus, 2015).

Disminorea dapat disertai dengan rasa mual, muntah, diare dan kram, sakit seperti

kolik diperut (Tobergte & Curtis, 2013). Dismenore yang menimbulkan rasa nyeri

merupakan salah satu masalah yang paling umum pada wanita dari berbagai

tingkat usia. Menurut Dr. Rachmi Primadiati,indera penciuman akan menangkap

aromaterapi ini dan meneruskan pesan elektrokimia ke susunan saraf pusat, lalu

pesan akan diteruskan ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah dan

limfatik. Tandanya berupa pelepasan substansi neurokimia yang menimbulkan

perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang.

xix

Page 20: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Dr. Alan huck, seorang ahli neurologi, ahli psikiatri dan juga direktur Smell

dan Taste Research Center di Chicago mengatakan bahwa bau berpengaruh

secara langsung pada otak seperti obat. Bau yang masuk melalui hidung di ubah

oleh cilia di dalam hidung menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak melalui

olfaktorius. Semua impuls mencapai sistem limbik, yang merupakan bagian dari

yang terkaitkan dengan suasana hati, memori, emosi dan belajar. Semua bau yang

mencapai sistem limbik mempunyai pengaruh kimia langsung pada suasana hati.

Setiap jenis aromaterapi mempunyai efek yang berbeda-beda.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri pada

seseorang yang mengalami dismenore dengan aroma terapi, nyeri pada saat

menstruasi dapat berkurang dengan pemberian aroma terapi. Aroma terapi juga

dapat memberikan efek stimulasi, keseimbangan, dan relaksasi pada pikiran dan

fisik tubuh, efek inilah yang dapat menurunkan rasa nyeri pada seseorang.

Adapun minyak yang dapat digunakan dengan cara aroma terapi untuk

pengobatan nyeri saat menstruasi adalah minyak jasmine, minyak ini berfungsi

membantu melancarkan pengeluaran darah kotor. Minyak jasmine dapat

menurunkan rasa nyeri ataupun rasa sakit, jasmine ini memiliki aroma yang

sedative, yang dapat menghilangkan rasa sakit, mengendurkan sistem saraf,

menenangkan dan melegakan saat kita menghirupnya.

1.2 Rumusan Masalah

xx

Page 21: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

“Apakah ada pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK

JOMBANG?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh pemberian relaksasi aroma terapi jasmine

terhadap penurunan disminorea pada ramaja wanita usia 13-16 tahun di

SMP PGRI PERAK JOMBANG.

1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi disminorea pada remaja wanita sebelum dilakukan

tindakan teknik relaksasi dengan aroma terapi jasmine di SMP SUNAN

GIRI PERAK JOMBANG.

2. Mengidentifikasi disminorea pada remaja wanita setelah dilakukan

tindakan teknik relaksasi dengan aroma terapi jasmine di SMP PGRI

PERAK JOMBANG.

3. Mengidentifikasi pengaruh teknik relaksasi menggunakan aroma terapi

jasmine terhadap penurunan disminorea di SMP PGRI PERAK

JOMBANG.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

xxi

Page 22: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan masukan bagi

ilmu keperawatan guna mengurangi disminorea.

1.4.2 Manfaat Praktisi

1. Bagi siswa

Setelah dilakukan pemberian teknik relaksasi menggunakan aroma

terapi jasmine,nyeri pada siswa disminorea akan menurun dan hilang.

xxii

Page 23: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aromaterapi

2.1.1 Pengertian Aromaterapi

Aromaterapi berasal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi. Aroma berarti

bau harum atau bau-bauan dan terapi berarti pengobatan. Jadi aromaterapi

adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-bauan

yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau harum dan enak

yang disebut dengan minyak atsiri (Agusta, 2014).

Hal serupa juga diutarakan oleh Watt & Janca dalam Octhaviany, et all.

(2015) yang menyebutkan bahwa aromaterapi adalah terapi yang

menggunakan minyak esensial yang dinilai dapat membantu mengurangi

bahkan mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti

cemas, depresi, dan nyeri. Sementara menurut Koensoemardiyah dalam

Octhaviany, et all. (2015) aromaterapi merupakan suatu metode yang

xxiii

Page 24: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

menggunakan minyak atsiri sebagai komponen utama untuk meningkatkan

kesehatan fisik dan juga memengaruhi kesehatan emosi seseorang.

Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari

minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan,

membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga

(Octhaviany, et all. 2015)).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aromaterapi

adalah salah satu cara pengobatan dengan mengunakan bau-bauan atau

wewangian yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan di ekstrak

menjadi minyak yang biasa disebut minyak essensial, minyak essensial dapat

membantu mengatasi gangguan psikologis dan gangguan rasa nyaman seperti

cemas dan depresi.

2.1.2 Jenis-Jenis dan Khasiat Aromaterapi

Menurut Agusta (2014) jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikan

sebagai minyak atsiri untuk aromaterapi, yaitu:

a. Jasmine

Minyak jasmine diklasifikasikan sebagai king of oils. Bermanfaat untuk

menghilangkan ketegangan, kegelisahan, dan depresi, dapat membentuk

perasaan optimis, senang dan bahagia, serta menghilangkan kelesuhan.

b. Lavender

Berfungsi untuk meringankan nyeri otot dan sakit kepala, membangkitkan

kesehatan, menurunkan ketegangan, stres, kejang otot, serta dapat

digunakan untuk meningkatkan imunitas.

xxiv

Page 25: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

c. Mawar

Bermanfaat untuk memperbaiki kondisi kulit, meringankan stres, serta

antidepresan.

d. Merica hitam

Bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi, meningkatkan sirkulasi darah,

menghangatkan otot yang kejang dan sendi yang kaku, serta

meningkatkan energi.

e. Jeruk nipis

Bersifat sebagai pembangkit tenaga dan dapat menjernihkan pikiran.

f. Jinten manis

Bermanfaat untuk menimbulkan perasaan senang dan gembira sehingga

cocok digunakan untuk relaksasi atau melemaskan dan menyeimbangkan

emosi.

g. Kayu manis

Bermanfaat untuk menghangatkan dan menyembuhkan otot yang kejang

dan juga mengurangi nyeri sendi.

h. Kenanga

Bermanfaat sangat kuat untuk merelaksasi badan dan pikiran serta

menurunkan tekanan darah.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka aromaterapi yang digunakan didalam

penelitian ini yaitu aromaterapi jasmine karena bermanfaat untuk

menghilangkan ketegangan, kegelisahan, dan depresi, dapat membentuk

perasaan optimis, senang dan bahagia, serta menghilangkan kelesuhan.

xxv

Page 26: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

2.1.3 Manfaat Aromaterapi

Aroma yang terkandung dalam minyak esensial dapat menimbulkan

rasa tenang akan merangsang daerah di otak untuk memulihkan daya ingat,

mengurangi kecemasan, depresi, dan stres (Buckle, 2015).

Kelebihan nyata dari aromaterapi adalah bahwa ia bekerja pada tingkat

sel dan fisik dan juga dalam emosional, intelektual, spiritual, dan estetika

hidup (Primadiati dalam Octhaviany, et all. 2015).

Salah satu efektivitas kandungan kimia dalam minyak esensial dapat

mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf yang

berhubungan dengan indera penciuman. Respon ini akan merangsang

peningkatan aktivitas neutrotransmiter, yaitu berkaitan dengan pemulihan

kondisi psikologis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan)

(Octhaviany, et all., 2015)

Salah satu manfaat dari pemberian aromaterapi adalah untuk

menurunkan kadar stres dan kelelahan pada seseorang. Perpaduan jenis

minyak atsiri berupa minyak jasmine, minyak lavender, minyak bergamot,

dan minyak geraminium rose dapat menimbulkan suasana relaks dan

keseimbangan emosional sehingga tercipta suasana tenteram dan bahagia

(Koensoemardiyah, dalam Octhaviany, et all. 2015).

Aromaterapi dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah fisik

seperti pegal, sakit kepala, diabetes, kelelahan, rematik, migrain, radang sendi,

dan sebagainya. Selain itu, masalah mental dan psikologis seperti aprodisiak,

xxvi

Page 27: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

depresi, stres, dan insomnia juga dapat di atasi dengan pemberian aromaterapi

(Agusta, 2015).

Menurut Price (2016), minyak esensial memiliki kemampuan

antiinflamasi, antiseptik, perangsang selera makan, karminatif, koleretik,

perangsang sirkulasi, deodoran, ekspektoran, hiperemik, insektisida, sedatif,

pengatur keseimbangan, dan penghasil energi. Price (2016) mengatakan

bahwa respon relaksasi dapat dipicu lewat banyak cara, termasuk membaca,

mendengarkan musik yang disenangi, dan tentu saja, aromaterapi.

2.1.4 Cara Penggunaan Aromaterapi

Terapi aroma dapat digunakan dalam beberapa cara yaitu melalui:

a. Inhalasi Langsung

Inhalasi merupakan salah satu cara yang diperkenalkan dalam

penggunaan metode terapi aroma yang paling simpel dan cepat. Inhalasi

juga merupakan metode yang paling tua dalam penggunaan aromaterapi.

Aromaterapi masuk dari luar tubuh ke dalam tubuh dengan satu tahap

mudah melewati paru-paru dan dialirkan ke pembuluh darah melalui

alveoli (Buckle, 2015).

Aroma dapat memberikan efek yang cepat dan kadang hanya dengan

memikirkan baunya dapat memberikan bau yang nyata. Bau cepat

memberikan efek terhadap fisik maupun psikologis (Buckle, 2015).

Cara inhalasi biasanya diperuntukkan untuk individu, yaitu dengan

menggunakan cara inhalasi langsung. Namun, cara inhalasi juga dapat

digunakan secara bersamaan. Metode ini disebut inhalasi tidak langsung.

xxvii

Page 28: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Adapun cara penggunaan aromaterapi secara langsung menurut Buckle

(2015), yaitu:

a) Tissue, dengan meneteskan 1-5 tetes minyak esensial kemudian

dihirup 5-10 menit oleh individu.

b) Steam, dengan menambahkan1-5 tetes minyak esensial kedalam alat

steam atau penguapan yang telah diisi air dan digunakan selama

sekitar 10 menit.

Selain penggunaan aromaterapi secara langsung, pemberian aromaterapi

secara tidak langsung juga dapat dilakukan menurut Departement of

Health (2007), yaitu dengan cara:

a) Menambahkan 1-5 tetes minyak esensial ke dalam alat pemanas yang

telah berisi air, kemudian letakkan di tempat yang aman. Ini dapat

berfungsi sebagai pengharum ruangan atau penyegar ruangan.

b) Menambahkan 2-5 tetes minyak aromaterapi dalam vaporizer dengan

20ml air untuk dapat menghasilkan uap air yang ditempatkan diatas

peralatan listrik sebagai alat penguap.

b. Semprotan

Minyak asiri yang disemprotkan ke udara akan membantu menghilangkan

bakteri, jamur, bau pengap, dan bau yang tidak mengenakan. Minyak asiri

tidak hanya menyegarkan udara dengan aroma alami, tetapi juga dapat

membuat rileks dan menghilangkan ketegangan menciptakan susana yang

tentram dan harmonis. Bau aromaterapi dari minyak asiri akan

memberikan efek terhadap reseptor otak.

xxviii

Page 29: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

2.2 Konsep Dismenorea

2.2.1 Pengertian dismenorea

Dismenorea adalah sakit saat menstruasi sampai dapat mengganggu

aktivitas sehari-hari. (Manuaba, 2014). Dismenorea adalah rasa tidak enak di

perut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual sehingga

memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara

hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari (Sarwono, 2016).

2.2.2 Patofisiologi dismenorea

Dismenorea dihubungkan dengan ovulasi. Adanya ketidakseimbangan

estroge progesteron menyebabkan kerusakan dinding lisosom. Akibatnya,

peningkatan prostaglandin.Prostaglandin yang meningkat mengakinatkan

adanya kontraksi iskemik miometrium sehingga mengakibatkan adanya

dismenorea primer (Edge , 2014)

Peningkatan kadar prostaglandin yang berlebihan akan menyebabkan

dismenorea yang disertai kram pada perut, sakit punggung, mual, muntah,

diare, sakit kepala (Bobak, 2012).

Mekanisme terjadinya nyeri pada dysmenorrhea primer diterangkan

sebagai berikut : Bila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan

mengalami regresi dan hal ini akan mengakibatkan penurunan kadar

progesteron. Penurunan ini akan mengakibatkan labilisasi membran lisosom,

sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim fosfolipase A2. Fosfolipase ini

xxix

Page 30: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

A2 akan menghidrolisis senyawa fosfolipid yang ada di membran sel

endometrium; menghasilkan asam arakhidonat. Adanya asam arakhidonat

bersama dengan kerusakan endometrium akan merangsang kaskade asam

arakhidonat yang akan menghasilkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan

PGF2 alfa. Wanita dengan dismenorrhea primer didapatkan adanya

peningkatan kadar PGE dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang akan

merangsang miometrium dengan akibat terjadinya peningkatan kontraksi dan

disritmi uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan

ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga

menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada

ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia

(Sunaryo, 2014).

2.2.3 Jenis dismenorea

1. Dismenorea primer

Dismenorea primer terjadi, jika tidak ada penyakit organik, biasanya dari

bulan keenam sampai tahun kedua setelah menarke. Dismenorea ini

seringkali hilang pada usia 25 tahun atau setelah wanita hamil dan

melahirkan per vaginam (Bobak, 2012).

2. Dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organik, seperti

endometriosis, penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma

ovarium atau uterus dan polip uterus. IUD juga dapat merupakan

xxx

Page 31: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

penyebab dismenorea ini. Dismenorea sekunder dapat disalahartikan

sebagai dismenorea primer atau dapat rancu dengan komplikasi kehamilan

dini. Terapi haru ditujukan untuk mengobati penyebab dasar (Bobak,

2012).

Dismenorea sekunder adalah dismenorea yang disertai kelainan anatomis

genetalis (Manuaba, 2014).

Dismenorea sekunder adalah nyeri haid yang berhubungan dengan

kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi,

endometriosis, miomi uteri, polip endomental, polip serviks, pemakai

AKDR (Manuaba, 2014).

2.2.4 Klasifikasi Nyeri Dismenorea

Menurut Baziad (2013 ) dismenorea dapat diklasifikasikan menjadi 3,

yaitu :

1. Dismenorea Ringan

Rasa nyeri yang berlangsung beberapa saat, hanya diperlukan istirahat

sejenak (duduk, berbaring ) sehingga dapat dilakuan kerja atau aktivitas

sehari-hari

2. Dismenorea Sedang

Diperlukan obat untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa perlu

meninggalkan aktivitas sehari-hari.

3. Dismenorea Berat

Untuk menghilangkan keluhan istirahat beberapa hari, dengan akibat

meninggalkan aktivitas sehari-hari.

xxxi

Page 32: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

2.2.5 Penyebab Dismenorea

Menurut Sarwono (2016) penyebab dismenorea primer antara lain :

1. Faktor kejiwaan

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka

tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul

dismenorea.

2. Faktor konstitusi

Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat

juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti

anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi

timbulnya dismenorea.

3. Faktor obstruksi kanalis servikalis

Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi

stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap

sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenorea. Banyak wanita

menderita dismenorea tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam

hiperantefleksi. Sebaliknya terdapat banyak wanita tanpa keluhan

xxxii

Page 33: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

dismenorea, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam

hiperantefleksi atau hiperretrofleksi.

4. Faktor endokrin

Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea

primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin

mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus,

novak dan reynolds yang melakukan penelitian pada uterus kelinci

berkesimpulan bahwa hormone estrogen merangsang kontraktilitas uterus,

sedang hormone progesterone menghambat atau mencegahnya.

5. Faktor alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara

dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith

menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid.

Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa

peningkatan kadar progstaglandin memegang peranan penting dalam

etiologi dismenoreaprimer.

2.2.6 Penanganan Dismenorea

1. Penyuluhan dan nasihat

Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorea adalah gangguan

yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan

dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan

penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid atau adanya tabu

xxxiii

Page 34: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

atau takhayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai

makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olah raga mungkin berguna.

Kadang-kadang diperlukan psikoterapi.

2. Pemberian obat analgesik

Dewasa ini banyak beradar obat-obat analgesik yang dapat diberikan

sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat

di tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi

penderitaan.

Obat analgesik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin,

fenasetin, dan kafein. Obat-obat paten yang beredar di pasaran ialah antara

lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

3. Terapi hormonal

Tujuan terapi hormonal ialah menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat

sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-

benar dismenorea primer atau untuk memungkinkan penderita

melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan

ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi

kontrasepsi.

4. Terapi dengan obat nosteroid antiprostaglandin

Terapi dengan obat nosteroid antiprostaglandin memegang peranan yang

makin penting terhadap dismenorea primer. Termasuk di sini

indomestasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70%

penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan.

xxxiv

Page 35: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 3 hari

sebelum haid, dan pada hari pertama haid (Sarwono, 2016).

5. Terapi aroma jasmine

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat

nyeri pada seseorang yang mengalami dismenore dengan aroma terapi,

nyeri pada saat menstruasi dapat berkurang dengan pemberian aroma

terapi. Aroma terapi juga dapat memberikan efek stimulasi,

keseimbangan, dan relaksasi pada pikiran dan fisik tubuh, efek inilah yang

dapat menurunkan rasa nyeri pada seseorang. Adapun minyak yang dapat

digunakan dengan cara aroma terapi untuk pengobatan nyeri saat

menstruasi adalah minyak jasmine, minyak ini berfungsi membantu

melancarkan pengeluaran darah kotor. Minyak jasmine dapat menurunkan

rasa nyeri ataupun rasa sakit, jasmine ini memiliki aroma yang sedative,

yang dapat menghilangkan rasa sakit, mengendurkan sistem saraf,

menenangkan dan melegakan (Jumarani, 2012).

2.2.7 Pencegahan Dismenorea

1. Selama haid hindari melakukan olah raga berat.

2. Hindari mengkonsumsi alkohol, kopi, juga coklat. Karena hal ini dapat

meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Jangan juga memakan

makanan yang bertemperatur dingin selama masa haid. Misalnya, es krim,

sebaiknya menghindari hal tersebut.

xxxv

Page 36: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

3. Lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah – buahan serta makanan

yang berkadar lemak rendah.

4. Konsumsi vitamin. Vitamin E sebanyak 400 mg bisa mencegah

peradangan dan meningkatkan respon kekebalan tubuh. Atau gunakan

juga vitamin B6 untuk mengurangi penerimaan estrogen. Lebih baiknya

minum juga minyak ikan yang bisa mengurangi radang. Selain itu, minyak

ikan ini juga berguna untuk menghambat pertumbuhan tidak normalnya

jaringan endometrial.

5. Menjalani pola hidup sehat, jika sudah waktunya jangan menunda

kehamilan. Lakukan juga pemeriksaan rutin secara berkala. (Kasdu,

2014).

2.3 Konsep Nyeri

2.3.1 Pengertian Nyeri

Menurut Mouncastle dalam Prasetyo (2014) nyeri adalah pengalaman

sensori yang dibawa oleh stimulus sebagai akibat adanya ancaman atau

kerusakan jaringan, dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah ketika seseorang

terluka (secara fisik).

Menurut Arthur dalam Prasetyo (2014) nyeri adalah suatu mekanisme

produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan

individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

Menurut International Association for study of pain (1979), nyeri

dalam Prasetyo (2014) nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan

xxxvi

Page 37: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

yang bersifat actual atau potensial atau dirasakan dalam kejadian-kejadian

dimana terjadi kerusakan.

McCaffery (1980) dalam Prasetyo (2014) menyatakan bahwa nyeri

adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan

terjadi kapan saja saat seseorang mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini

menempatkan seseorang pasien sebagai expert (ahli) di bidang nyeri, karena

hanya pasienlah yang tahu tentang nyeri yang ia rasakan.

Menurut Smeltzer and Bare dalam Fauziah (2012) nyeri adalah

pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

kerusakan jaringan yang aktual dan potensial.

2.3.2 Fisiologi Nyeri

a. Stimulus

Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (rangsang nyeri) dan

reseptor. Reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung

saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang kuat.

Munculnya nyeri dimulai dengan adanya stimulus nyeri. Stimulus-

stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta

mekanik.

b. Reseptor nyeri

Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendeteksi perubahan-

perubahan pratikular disekitarnya, kaitannya dengan proses terjadinya

xxxvii

Page 38: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

nyeri maka reseptor-reseptor inilah maka reseptor-reseptor inilah yang

menangkap stimulus-stimulus nyeri.

c. Pathways nyeri

Untuk lebih mudah memahami proses terjadinya nyeri, dibutuhkan

pengetahuan yang baik tentang anatomi fisiologi sistem persyaratan.

Rangkaian proses proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi,

dimana hal ini terjadi ketika nosiseptor yang terletak pada bagian perifer

tubuh disimulasi oleh berbagai stimulus, seperti faktor biologis, mekanis,

listrik, thermal radiasi dan lain-lain (Prasetyo, 2014).

2.3.3 Klasifikasi Nyeri

Menurut Prasetyo (2014) Nyeri akut dibagi menjadi tujuh yaitu :

a. Nyeri akut

Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi

bedah dan memiliki wajah awitan yang cepat dengan intensitas yang

bervariatif (ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat.

Fungsi nyeri akut adalah untuk memberi peringatan akan menghilang

dengan atau tanpa pengobatan setelah area yang rusak pulih kembali.

b. Nyeri kronik

Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri akut, intensitasnya

(ringan sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan.

Penderita kanker maligna yang tidak terkontrol biasanya akan merasakan

nyeri kronis terus menerus yang dapat berlangsung sampai kematian.

xxxviii

Page 39: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

c. Nyeri kutaneus

Ada dua macam bentuk nyeri superficial, bentuk yang pertama adalah

nyeri dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam, dan

bentuk kedua adalah nyeri dengan onset yang lambat disertai rasa

terbakar. Nyeri superficial dapat dirasakan pada seluruh permukaan tubuh

atau kulit klien. Trauma gesekan, suhu yang terlau panas dapat menjadi

penyebab timbulnya nyeri superficial ini.

d. Nyeri somatik dalam

Nyeri somatik merupakan fenomena nyeri yang kompleks. Struktur

somatis merupakan bagian pada tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri

somatic dalam biasanya bersifat difus (menyebar) berbeda dengan nyeri

superficial yang mudah untuk dilokalisir. Struktur somatis yang ada di

dalam tubuh manusia berbeda-beda intensitasnya terhadap nyeri. Bagian

yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap nyeri antara lain: tendon,

fascia dalam, ligamen, pembuluh darah, tulang periosteum dan nervus-

nervus. Otot skeleton hanya sensitif terhadap iskemi dan peregangan.

Tulang dan kartilago biasanya sensitif terhadap tekananan yang ekstrim

atau stimulus kimia.

e. Nyeri visceral

Istilah nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian vescera abdomen,

walaupun sebenarnya kata viscus (jamak dari vescera) berarti setiap organ

xxxix

Page 40: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

tubuh bagian dalam yang lebar dan mempunyai ruang seperti cavitas

tengkorak, cavitas thorak, cavitas abdominal dan cavitas pelvis.

f. Reffred pain

Ngeri dalam dapat diakibatkan dari gangguan organ visceral atau lesi pada

bagian somatic dalam. Keduanya dapat dirasakan menyebar sampai ke

bagian permukaan kulit, hal ini dikarenakan serabut saraf visceral

bersinapsis di dalam medulla spinalis dengan beberapa neouron urutan

kedua yang sama yang menerima serabut nyeri dari kulit. Apabila serabut

nyeri visceral tersebut dirangsang dengan kuat, sensasi nyeri dari visceral

menyebar ke dalam beberapa neuoron yang biasanya menghantarkan

sensasi nyeri hanya dari kulit, sehingga orang tersebut mempunyai

perasaan bahwa sensasi itu benar-benar berasal dari dalam kulit itu sendiri.

g. Nyeri psikogenik

Nyeri psikogenik disebut juga psycalgia atau nyeri somatoform, adalah

nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri ini biasanya timbul karena

pengaruh psikologis, mental, emosional atau factor perilaku. Sakit kepala,

back pain atau nyeri perut adalah contoh sebagian dari nyeri psikogenik

yang paling umum. Nyeri psikogenik terkadang dilihat sebagai sesuatu

yang salah, dimana nyeri ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak nyata.

Padahal semua nyeri yang dinyatakan klien adalah nyata.

2.3.4 F

2.2.2 aktor Yang Mememengaruhi Respon Nyeri

a. Usia

xl

Page 41: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Usia merupakan variable yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada

individu. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam memahami

nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak

kecil yang belum dapat mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan

dalam mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada

kedua orang tuanya ataupun pada perawat. Sebagian ana-anak terkadang

segan untuk mengungkapkan keberadaan nyeri yang ia alami, mereka

takut akan tindakan perawatan yang harus mereka terima nantinya.

b. Jenis kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam

berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap

bahwa seorang anak laki-laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis

dibandingkan anak perempuan dalam situasi yang sama ketika merasakan

nyeri. Akan tetapi dari penelitian terakhir memperlihatkan hormone seks

pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri.

Hormon seks testosterone menaikkan ambang nyeri pada percobaan

binatang, sedangkan estrogen meningkatkan pengenalan/sensitivitas

terhadap nyeri. Bagaimanapun pada manusia lebih kompleks, dipengaruhi

oleh personal, social, budaya dan lain-lain.

c. Kebudayaan

xli

Page 42: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Perawat seringkali berasumsi bahwa cara berespon pada setiap individu

dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga mereka mencoba mengira

bagaimana pasien berespon terhadap nyeri.

d. Makna nyeri

Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara

seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang merasakan

nyeri saat bersalin, akan mempersepsikan nyeri secara berbeda dengan

wanita lainnya yang nyeri karena dipukul oleh suaminya.

e. Lokasi dan tingka kepuasan nyeri

Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan

pada masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan mungkin ringan,

sedang, atau bisa jadi merupakan nyeri yang berat. Dalam kaitannya

dengan kualitas nyeri, masing-masing individu juga bervariasi dengan

yang melaporkan nyeri seperti tertusuk, nyeri tumpul, berdenyut, terbakar

dan lain-lain.

f. Perhatian

Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi

nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon

nyeri sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan penurunan respon

xlii

Page 43: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

nyeri. Konsep inilah yang mendasari berbagai terapi untuk menghilangkan

nyeri, seperi relaksasi, teknik imajinasi terbimbing dan masase.

g. Kecemasan

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang

dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan tetapi

nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas. Sebagai contoh

seseorang yang menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi

penyakitnya akan semakin meningkatkan persepsi nyerinya.

h. Keletihan

Keletihan yang dirasakan seseorang akan meningkatkan sensasi nyeri dan

menurunkan kemampuan koping individu.

i. Support keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukungan,

bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain, atau teman terdekat.

Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan

meminimalkan kesepian dan ketakutan.

j. Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi pengalaman

yang telah dirasakan individu tersebut tidak berarti bahwa pada masa yang

mendatang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan

xliii

Page 44: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

mudah mengantisipasi nyeri daripada individu yang mempunyai

pengalaman sedikit tentang nyeri.

(Prasetyo, 2014).

2.3.5 Pengukuran Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan

oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dari individual dan

kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh

dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang

paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap nyeri

itu sendiri. Namun pengukuran dengan teknik ini juga tidak dapat

memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. Pengukuran intensitas

nyeri menurut Prasetyo (2014) adalah sebagai berikut :

NRS (Numerical Rating Scale)

Skala Intensitas Nyeri Numerik ini digunakan sebagai pengganti alat

pendeskripsi kata. Dalam hal ini, pasien menilai nyeri dengan skala 0

sampai 10. Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka

10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini

efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah

intervensi terpeutik.

xliv

Page 45: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Gambar 2.2 Representasi linear dari skala penilaian numerik

Keterangan NRS (Numerical Rating Scale) (David and Walker, 2013):

0 – 3 : Nyeri ringan

4 – 6 : Nyeri sedang

7 –10 : Nyeri berat atau parah

2.4 Konsep Remaja

2.4.1 Pengertian remaja

Remaja adalah periode perkembangan selama di mana individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya

antara usia 13-20 tahun. Istilah adolesens biasanya menunjukkan titik di mana

reproduksi mungkin dapat terjadi. perubahan hormonal pubertas

mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan

mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipnotis dan berhadapan

dengan abstraksi (Potter, 2010).

Menurut Asrori (2011) remaja adalah suatu usia di mana individu

menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak

tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua

melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

2.4.2 Batasan Usia Remaja

xlv

Ringan Sedang Parah

Page 46: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Batasan remaja yang umum digunakan oleh para ahli antara 12 hingga

21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan menjadi tiga,

yaitu : 12-15 tahun = masa remaja awal, 16-18 tahun = masa remaja

pertengahan, dan 19-21 tahun = masa remaja akhir (Atkitson, 2010).

2.4.3 Ciri-ciri masa remaja

Ciri-ciri masa remaja menurut ahli psikologi remaja Hurlock (2010).

Masa remaja mempunyai ciri tertentu yang membedakan dengan periode

sebelumnya :

Ciri-ciri remaja antara lain :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting yaitu perubahan-perubahan

yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada

individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan

selanjutnya.

b. Masa remaja sebagai periode pelatihan. Disini berarti perkembangan masa

kanak-kanak lagi dan belum dapat dianggap sebagai orang dewasa. Status

remaja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba

gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat

yang paling sesuai dengan dirinya.

c. Masa remaja sebagai periode perubahan, yaitu perubahan pada emosi

perubahan tubuh, minat dan peran (menjadi dewasa yang mandiri),

perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.

xlvi

Page 47: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

d. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri yang dicari remaja

berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya dalam

masyarakat.

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan ketakutan. Dikatakan

demikian karena sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal

ini yang membuat banyak orang tua menjadi takut.

f. Masa remaja adalah masa yang tidak realistik. Remaja cenderung

memandang kehidupan dari kacamata berwarna merah jambu, melihat

dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan

sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.

g. Masa remaja sebagai masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau

kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya

dan didalam memberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasa,

yaitu dengan merokok, minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan

dan terlibat dalam perilaku seks.

2.4.4 Tugas Perkembangan

Remaja harus mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah

melalui tindakan logis. Remaja dapat berpikir abstrak dan menghadapi

masalah, remaja dapat mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang

sangat banyak. Untuk pertama kali remaja dapat bergerak melebihi sifat fisik

xlvii

Page 48: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

atau konkret suatu situasi dan menggunakan kekuatan yang beralasan untuk

memahami keabstrakan (Potter, 2010).

Menurut Asrori (2011) Tugas-Tugas perkembangan masa remaja

adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang

berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat

diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

f. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua.

g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa.

h. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan

keluarga.

2.4.5Perubahan fisik dan maturasi seksual

Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada adolesens. Maturasi seksual

terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer dan sekunder.

Karakteristik primer berupa perubahan fisik dan hormonal yang penting untuk

xlviii

Page 49: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

reproduksi dan karakteristik sekunder secara eksternal berbeda pada laki-laki

dan perempuan. Empat fokus utama perubahan fisik menurut Potter (2010)

adalah :

a. Peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot, dan visera.

b. Perubahan spesifik seks, seperti perubahan bahu dan lebar pinggul.

c. Perubahan distribusi otot dan lemak.

d. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

xlix

Page 50: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan, suatu uraian dan

visualisasi hubungan serta kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang

lainnya, atau antara variabel satu dengan variabel lainnya dari masalah yang

ingin diteliti yang nantinya akan diamati (diukur) melalui metode penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG

3.2 Hipotesis

l

32

Nyeri disminorea

Penanganan nyeri disminorea

1. Penyuluhan dan nasihat

2. Pemberian obat analgesik

3. Terapi hormonal4.Terapi dengan obat nosteroid

antiprostaglandin

Berat Sedang

Faktor-faktor yang memmeengaruhi nyeri disminorea :a. Usia b. Kebudayaan a. Makna nyerib. Lokasi dan tingka

kepuasan nyeri c. Perhatian d. Kecemasan e. Keletihan f. Support keluarga

dan sosialg. Pengalaman

sebelumnya

Ringan

Page 51: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto,

2012). Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK

JOMBANG

H0 : Ada pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK

JOMBANG

li

Page 52: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pra eksperimen yaitu suatu rancangan penelitian yang

digunakan untuk mencari hubungan sebab akibat dengan adanya keterlibatan

penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam,

2014). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre test post test

desaign yang merupakan rancangan eksperimen dengan cara dilakukan pre test

terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi kemudian setelah diberi intervensi

dilakukan post test (Hidayat, 2014).

4.2 Rancangan penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).

Subjek Pre test Perlakuan Post test K Observasi X Observasi

Keterangan

K: remaja

X : pemberian aroma terapi jasmine

lii

Page 53: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan Maret-Juni 2019.

4.3.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI PERAK JOMBANG.

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

liii

PopulasiSemua remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG yang

berjumlah 50 orang

SampelSebagian remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG yang

berjumlah 30 orang

Sampling consecutive sampling

Desain Penelitianpra eksperimen one group pre test post test desaign

Pengumpulan Dataobservasi pre test, perlakuan (aroma terapi jasmine), post test

Analisa data Univariate, bivariate, wilcoxon Test

Pengolahan data (Editing, Coding, Scoring, Tabulating)

Identifikasi Masalah

Penyajian hasil dan pembahasan

Page 54: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Gambar 4.1 : Kerangka kerja pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG

4.5 Populasi, Sampel dan Sampling

4.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam

penelitian ini populasi yang digunakan adalah semua remaja wanita usia 13-

16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG yang berjumlah 50 orang

4.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI

PERAK JOMBANG yang berjumlah 30 orang.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2013)

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Semua remaja putri yang ada pada saat penelitian.

2. Remaja wanita usia 13-16 tahun.

3. Remaja putri yang mengalami dismenorea.

liv

Kesimpulan dan saran

Page 55: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

4. Remaja putri yang bersedia menjadi responden penelitian yang

dibuktikan dengan tanda tangan pernyataan bersedia tanpa ada tekanan

atau paksaan.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena beberapa sebab (Nursalam,

2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian adalah :

1. Remaja putri yang tidak kooperatif

2. Remaja putri yang tidak berada di tempat saat penelitian

3. Remaja putri yang tidak mengalami dismenorea.

4.5.3 Sampling

Sampling penelitian adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam

penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili

keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014). Teknik sampling, yang

digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan

metode consecutive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan

dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun

waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi (Hidayat, 2014).

4.6 Identifikasi Variabel

4.6.1 Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

1. Variabel independent (bebas)

lv

Page 56: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

timbulnya variabel dependent (Hidayat, 2014). Variabel independent pada

penelitian ini adalah pemberian aroma terapi jasmine.

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

karena variabel bebas. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah

penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun.

4.7 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Hidayat, 2014).

Tabel 4.1. Definisi operasional pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI PERAK JOMBANG

Variabel Definisi Operasional

Parameter Alat Ukur Skala Skor

Independent pemberian aroma terapi jasmine

Minyak jasmine diklasifikasikan sebagai king of oils. Bermanfaat untuk menghilangkan ketegangan, kegelisaha, dan depresi, dapat

SOP

lvi

Page 57: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

membentuk perasaan optimis, senang dan bahagia, serta menghilangkan kelesuhan

Dependent : penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun

rasa nyeri di perut bawah sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.

Skala NRS (numeric rating scale).

Observasi O

R

D

I

N

A

L

0 – 3: Nyeri ringan 4 – 6:Nyeri sedang 7 – 10:Nyeri berat atau parah

-

4.8 Teknik dan prosedur pengumpulan data

4.8.1 Bahan dan alat

lvii

Page 58: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. Bahan penelitian

1) Lembar informed consent

2) Lembar daftar hadir

3) Lembar kuisoner

4) Aroma jasmine

b. Alat penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain minyak jasmine.

4.8.2 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan

maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data

kuantitatif (Nursalam, 2013). Dalam pengumpulan data pada penelitian

digunakan observasi, observasi adalah cara pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk

perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2014) Alat ukur atau

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.

Untuk nyeri disminorea dengan skala nyeri NRS.

4.8.3 Teknik pengumpulan data

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.

2. Meminta izin kepada Kepala Sekolah SMP PGRI PERAK JOMBANG.

lviii

Page 59: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

3. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

4. Peneliti menjelaskan kepada responden cara untuk mengisi lembar peneliti

dan melakukan observasi tingkat nyeri sebelum diberikan aroma terapi

jasmine.

5. Peneliti memberikan aroma terapi jasmine.

6. Peneliti melakukan observasi tingkat nyeri sesudah diberikan aroma terapi

jasmine.

7. Setelah hasil observasi terkumpul, peneliti melakukan tabulasi dan analisa

data.

8. Penyusunan laporan hasil penelitian.

4.9 Pengolahan dan Analisa Data

4.9.1 Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Biasanya dalam

lix

Page 60: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat dan arti suatu kode dari suatu

variabel.

a. Responden

Responden 1 = R1

Responden 2 = R2

Responden 3 = R3

b. Pernah mendapatkan informasi tentang aroma terapi jasmine

Pernah = P

Tidak pernah = TP

c. Sumber informasi

Petugas kesehatan = Si1

Majalah = Si2

Radio/TV = Si3

Internet = Si4

d. Kriteria nyeri

0 – 3: Nyeri ringan

4 – 6: Nyeri sedang

7 – 10: Nyeri berat atau parah

c. Scoring

Scoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden.

lx

Page 61: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu

menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah

diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang

telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % = Seluruhnya

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden

50 % = Setengah responden

26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden

0 % = Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2012).

4.9.2 Analisa Data

a. Analisis Univariate

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). yaitu

variabel pemberian aroma terapi jasmine dan penurunan nyeri disminorea

pada remaja wanita usia 13-16 tahun.

Skala nyeri

lxi

Page 62: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan

sesudah intervensi terpeutik.

Keterangan NRS (Numerical Rating Scale) (David and Walker, 2008):0 – 3 : Nyeri ringan 4 – 6 : Nyeri sedang 7 –10 : Nyeri berat atau parah

b. Analisis Bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria variabel

pemberian aroma terapi jasmine dan penurunan nyeri disminorea pada

remaja wanita usia 13-16 tahun.

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikansi

atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji

wilcoxon dengan software SPSS, dimana nilai p < = 0,05 maka H1

diterima artinya ada pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap

penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP

PGRI PERAK JOMBANG sedangkan nilai p > = 0,05, maka Ho ditolak

artinya tidak ada pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap

penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP

PGRI PERAK JOMBANG.

lxii

Ringan Sedang Parah

Page 63: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

4.10 Etika Penelitian

4.10.1 Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

4.10.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama.

Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

4.10.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).

lxiii

Page 64: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP

PGRI 1 Perak dengan jumlah responden sebesar 50 siswa. Hasil penelitian dibagi

menjadi dua bagian yakni data umum dan data khusus. Dalam data umum memuat

karakteristik responden berdasarkan informasi tentang dismenorea dan sumber

informasi tentang dismenorea. Sedangkan data khusus Pengaruh pemberian aroma

terapi jasmine terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16

tahun. Data-data tersebut nantinya akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi yang mewakili karakteristik responden.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian

Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI 1 Perak berada di Jl. Raya

Perak Sembung Glagahan Jombang tepatnya di Desa Sembung Kecamatan

Perak Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur. Luas Tanahnya mencapai

lxiv

Page 65: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

1.950 m2, dengan jumlah kelas ada 4, ruang osis 1, dan UKS 1. Jumlah siswa

sebanyak 103 siswa yang terdiri dari 53 siswa laki-laki dan 50 siswi

perempuan, dimana kelas 7 sejumlah 35 siswa, kelas 8 sejumlah 26 siswa, dan

kelas 9 memiliki 42 siswa, dengan jumlah guru sebanyak 16 orang

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan informasi

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan informasi di SMP PGRI Perak Jombang bulan Juni 2019

No Informasi Frekuensi Persentase (%)1 Pernah 27 90.02 Tidak pernah 3 10.0

Total 30 100.0Sumber : Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden pernah mendapatkan informasi sejumlah 27 orang (90%).

2. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sumber informasi di SMP PGRI Perak Jombang bulan Juni 2019

No Sumber Informasi Frekuensi Persentase (%)1 petugas kesehatan 14 51.92 Internet 13 48.1

Total 27 100Sumber : Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden mendapatkan sumber informasi dari petugas kesehatan sejumlah

14 orang (51,9%).

5.1.3 Data khusus

lxv

Page 66: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

1. Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian

aroma terapi jasmine

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian aroma terapi jasmine di SMP PGRI Perak Jombang bulan Juni 2019

No Pre test Frekuensi Persentase (%)1 Ringan 11 36.72 Sedang 19 63.33 Berat 0 0

Total 30 100.0Sumber : Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

19 orang (63,3%) sebelum pemberian aroma terapi jasmine tingkat nyeri

disminorea sedang.

2. Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sesudah pemberian

aroma terapi jasmine

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sesudah pemberian aroma terapi jasmine di SMP PGRI Perak Jombang bulan Juni 2019

No Post test Frekuensi Persentase (%)1 Ringan 26 86.72 Sedang 4 13.33 Berat 0 0

Total 30 100.0Sumber : Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden 26 orang (86,7%) sesudah pemberian aroma terapi jasmine

tingkat nyeri disminorea ringan.

lxvi

Page 67: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

3. Pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun

Tabel 5.5 Tabulasi silang pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI Perak Jombang bulan Juni 2019

pemberian aroma terapi jasminenyeri disminorea Pre test % Post test %

Ringan 11 36.7 26 86.7Sedang 19 63.3 4 13.3Berat 0 0 0 0Total 30 100.0 30 100.0

Uji wilcoxon = (0,000)Sumber : Data primer 2019

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari dari 30 responden

nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian

aroma terapi jasmine sebagian besar adalah sedang sejumlah 19 responden

(63,3%) dan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun

sebelum pemberian aroma terapi jasmine hampir seluruh adalah ringan

sejumlah 26 responden (86,7%).

Hasil uji statistik wilcoxon diperoleh angka signifikan atau nilai

probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p

< ), H1 diterima yang berarti ada pemberian aroma terapi jasmine

terhadap penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16

tahun.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian

aroma terapi jasmine

lxvii

Page 68: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden 19

orang (63,3%) sebelum pemberian aroma terapi jasmine tingkat nyeri

disminorea sedang.

Berdasarkan hasil di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar

nyeri menstruasi yang dirasakan remaja putri adalah nyeri menstruasi dengan

skala nyeri sedang dan nyeri berat yang mana pada skala nyeri ini dapat

mengganggu aktivitas serta mengganggu konsentrasi belajar, sehingga

memerlukan istirahat dan memerlukan obat-obatan untuk menghilangkan

nyeri.

Calis mengatakan di Amerika Serikat, diperkirakan hampir 90% wanita

mengalami dismenore, yaitu 10-15% mengalami nyeri berat yang

menyebabkan wanita tidak mampu melakukan aktivitas. Indonesia sendiri

didapatkan angka kejadian dismenore yaitu terdiri dari dismenore primer

(54,89%) dan dismenore sekunder (9,36%). (Calis, 2011).

Menurut Arthur dalam Prasetyo (2014) nyeri adalah suatu mekanisme

produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak, dan menyebabkan

individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.

5.2.2 Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sesudah pemberian

aroma terapi jasmine

lxviii

Page 69: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden 26 orang (86,7%) sesudah pemberian aroma terapi jasmine tingkat

nyeri disminorea ringan.

Berdasarkan hasil di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aroma terapi

jasmine dapat menurunkan skala nyeri menstruasi pada responden. Saat

menghirup aroma jasmine selama 10 menit, responden merasakan rileks

karena aroma jasmine yang dihirup oleh responden bekerja pada kinerja

gelombang otak yang dapat mempengaruhi suasana hati serta fikiran menjadi

tenang dan rileks sehingga dapat mempengaruhi nyeri seseorang yang

menyebabkan nyeri responden menurun.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan tingkat nyeri

pada seseorang yang mengalami dismenore dengan aroma terapi, nyeri pada

saat menstruasi dapat berkurang dengan pemberian aroma terapi. Aroma

terapi jasmine mempengaruhi hormon endofrin dapat memberikan efek

stimulasi, keseimbangan, dan relaksasi pada pikiran dan fisik tubuh, efek

inilah yang dapat menurunkan rasa nyeri pada seseorang. Adapun minyak

yang dapat digunakan dengan cara aroma terapi untuk pengobatan nyeri saat

menstruasi adalah minyak jasmine, minyak ini berfungsi membantu

melancarkan pengeluaran darah kotor. Minyak jasmine dapat menurunkan

rasa nyeri ataupun rasa sakit, jasmine ini memiliki aroma yang sedative, yang

dapat menghilangkan rasa sakit, mengendurkan sistem saraf, menenangkan

dan melegakan (Jumarani, 2012).

lxix

Page 70: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Hasil di atas didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan pada siswi

kelas XI di SMA Negeri 1 Karang Binangun yang menunjukkan bahwa

tingkat nyeri dismenore setelah diberikan aroma terapi adalah sebesar 51,5%

responden mengalami penurunan nyeri (Rohmawati, 2014)

5.2.3 Pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari dari 30 responden

nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian

aroma terapi jasmine sebagian besar adalah sedang sejumlah 19 responden

(63,3%) dan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum

pemberian aroma terapi jasmine hampir seluruh adalah ringan sejumlah 26

responden (86,7%).

Hasil uji statistik wilcoxon diperoleh angka signifikan atau nilai

probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p <

), H1 diterima yang berarti ada pemberian aroma terapi jasmine terhadap

penurunan nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun.

Menurut peneliti Aroma terapi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah aroma terapi jasmine, aroma terapi jasmine ini dapat mengatasi nyeri

menstruasi, dikarenakan aroma bunga jasmine ini mengandung khasiat anti

depresif yang dapat menghilangkan nyeri. Minyak jasmine ini sangat

bermanfaat untuk mendorong kontraksi dan menghilangkan rasa sakit

sehingga dapat menurunkan rasa sakit atau nyeri saat menstruasi. Dismenore

lxx

Page 71: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

yang menimbulkan rasa nyeri merupakan salah satu masalah yang paling

umum pada wanita dari berbagai tingkat usia.

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswi kelas XI di SMA Negeri 1

Pemangkat, skala nyeri sebelum intervensi berada pada interval 8-10,

mayoritas responden pada kedua grup yang memiliki skala nyeri 9 (50%)

yaitu dengan 10 orang, sedangkan setelah diberikan terapi farmakologi dan

non-farmakologi intensitas nyeri berkurang berada pada nyeri ringan yaitu

70%. Hasil uji paired t-tes setelah dilakukan terapi non-farmakologi yaitu

kompres hangat dan aroma terapi jasmine menunjukkan terdapat perbedaan

signifikan antara dismenore sebelum dan setelah diberikan terapi

nonfarmakologi (Setiawan, 2012).

Aroma terapi didefinisikan sebagai aroma terapi yang menggunakan

minyak aromatik yang diekstrak dari tumbuhan dan bunga-bungaan berupa

aroma terapi yang harum dan menyenangkan yang dapat meningkatkan

kesehatan. Aroma terapi merupakan cara efektif dan lembut untuk

meningkatkan kesehatan tubuh dan untuk rileks. Aroma minyak esensial ini

akan memicu terjadinya reaksi dalam indera penciuman yang kemudian

mengirimkan pesan-pesan tersebut kepada otak sehingga menimbulkan efek

relaksasi yang positif yang dapat menurunkan nyeri.13

Cara kerja bahan aroma terapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh

dan sistem penciuman, dimana bau merupakan suatu molekul yang mudah

menguap apabila masuk ke rongga hidung melalui pernafasan kemudian akan

diterjemahkan oleh otak sebagai proses penciuman. Melalui penghirupan

lxxi

Page 72: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

sebagian molekul akan masuk ke paru, kemudian molekul aromatik akan

diserap oleh lapisan mukosa pada saluran pernafasan, baik pada bronkus atau

pada cabang halus (bronchiole) dan terjadi pertukaran gas didalam alveoli.

Molekul tersebut akan diangkut oleh sistem sirkulasi darah didalam paru.

Pernafasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik yang ada

ke dalam tubuh (Guyton, 2010).

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:

1. Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sebelum pemberian

aroma terapi jasmine di SMP PGRI 1 Perak Jombang sebagian besar adalah

sedang.

2. Nyeri disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun sesudah pemberian

aroma terapi jasmine di SMP PGRI 1 Jombang hampir seluruh adalah ringan.

3. Ada Pengaruh pemberian aroma terapi jasmine terhadap penurunan nyeri

disminorea pada remaja wanita usia 13-16 tahun di SMP PGRI 1 Perak Jombang

lxxii

Page 73: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi remaja putri

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi remaja putri

yang mengalami disminorea untuk segera melakukan alternatif pemberian aroma

terapi jasmine agar disminorea berkurang.

2. Bagi petugas kesehatan

Diharapkan bagi petugas kesehatan khususnya perawat sebagai salah satu

terapi komplementer untuk mengatasi disminorea terutama pengobatan non

farmakologi bagi remaja putri.

3. Peneliti selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih

lanjut yang berhubungan dengan disminorea pada remaja putri dan mencari

variabel lain seperti terapi kompres air hangat yang mempengaruhi penurunan

disminorea.

DAFTAR PUSTAKA

lxxiii

Page 74: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Agusta, A. 2014. Aromaterapi:Cara Sehat dengan Wewangin Alami. Depok: PT Penebar Swadaya.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Asrori. 2011. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. Bumi Aksara.

Atkitson. 2010. Batasan Usia Remaja. http://digilib.unimus.ac.id. Diakses 20/04/2019.

Baziad. 2013. Nyeri Haid Atau Dismenorhoe. . http://lontar.ui.ac.id/file?file. Diakses 19/04/2019.

Bobak. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Marteniti Nursing).edisi 4. Jakarta. EGC.

Buckle, J. 2015. Clinical Aromateraphy: Essential Oils in Practice. Jilid Pertama. Edisi Kedua. London: Churcill Livingstone.

Calis, A.K. 2011. Medscape Refference. Drugs, Disease and Prodedures, Dysmenorrhea : 1-9. http://emedicine.medscape.com/article/253812 -overview. Diperoleh 14-07-2019.

David 2008. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah. http://repository.usu.ac.id/bitstream. Diakses 16/04/2019.

Edge. (2014). Patofisiologi Dismenorhoe. http://repository.usu.ac.id/bitstream. Diakses 15/04/2019.

Fauziah (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta. Nuha Medika.

Guyton & Hall. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC.

Hidayat. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hurlock. 2010. Ciri-ciri remaja. Diakses 20/02/2017Gunarsa. 2010. Tugas Perkembangan Remaja. http://rumahbelajarpsikologi.com. Diakses 16/04/2019.

Jumarani, L. 2012. The Essence Of Indonesian Spa : Spa Indonesia Gaya Jawa Dan Bali. PT. Gramedia pustaka Utama.

lxxiv

Page 75: repo.stikesicme-jbg.ac.idrepo.stikesicme-jbg.ac.id/2501/2/SKRIPSI nolin watermark... · Web viewSKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN AROMA TERAPI JASMINE TERHADAP PENURUNAN DISMINOREA PADA

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis, Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Octhaviany, R., & Ulfa, C.K. 2015. Pengaruh Aromaterapi Terhadap Penururnan Kelelahan Kerja di Rumah Mode Widuri. Skripsi. Universitas Sumatra Utara.

Potter. 2010. Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta.

Prasetyo. 2014. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jakarta. Graha Ilmu.

Price, S., Price, L. 2015. Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Rohmawati, S., & Ekawati, H. 2014. Perbedaan Pemberian Kompres Hangat dan Aromaterapi terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karang Binangun. Vol.01, No.XVII Maret 2014, 43-49.

Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta. EGC.

Setiawan, S. 2012. Agribisnis Kreatif : Pilar Wirausaha Masa Depan, Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran. Jakarta : Penebar Swadaya.

lxxv