reporting kasus 2 reprro

5
1. PENKES KELUARGA Tahu. Apa yang diinginkan istri Menetahui perubahan-perubahan pada istri Membuat pikiran bahagia Ciptakan hubungan yang baik dengan lingkungan Mau. Menemani istri saat kesusahan atau persalinan Mampu Menjadi orang tua yang baik nantinya Mampu mengambil keputusan yang tepat nantinya saat persalinan SIAGA ( Siap,Informasi,Antar dan Jaga ) SIAP Persiapan itu antara lain Fisik ibu, psikologis ibu, pakaian ibu dan anak ,Orang yangmembantu mencari pertolongan, Orang yang menolong persalinan itu sendiri, transportasi,Waktu yangsesuai dengan tafsiran persalinan, mempersipakan pendonor. INFORMASI SIAGA prioritas kedua.Menjelang persalinan sangat penting mencari informasi situasi kondisi Mencaritahu situasi ibu bersalin pada petugas kesehatan atau bidan dan dokter yangmemeriksa, mencaritahu posisi bidan penolong pada saat bersalin. Bila meragukan keadaan lebih baik persalinan itu langsung di rumah sakit terdekat agar mudah menolong bila terjadi perdarahan. Hal ini memudahkan pelayanan bila persalinan itu harus dioperasi. Menginformasikan hal yang akan diperlukan kepada pendonor, kepada pemilik transport, kepada keluarga di sekitar rumah sakit dan kepada keluarga sekitar dan serumpun. Mencari informasi ke Bank darah tentang darah yang dibutuhkan nanti saat bersalin. ANTAR SIAGA prioritas ketiga. Mengantar ibu hamil yang hendak bersalin lebih cepat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Perdarahan tidak akanmembawa kematian ibu dan anak bila cepat ditangani. Penanganan perdarahan yang paling benar dan tidak mengalamikesulitan hanya di rumah sakit.Transfusi merupakan salah satu pertolongan yang paling baik.Transfusi hanya bisadilakukan di rumah sakit. JAGA prioritas bungsu SIAGA. Menjaga ibu hamil dalam semua situasi. Dilakukan penjagaan sejak awal persalinan. Dalam konteks ini Jaga yang dimaksudkan adalah sejak muncul tanda-tanda bersalin. Siaga setiap saat sampai persalinan selesai. Baik selama di rumah, dalam pekerjaan, dalam perjalanan, maupun selama di rumah sakit selalu jaga jangan sampai terjadi perdarahan sebelum, selama maupun sesudah Peranan suami saat proses persalinan Mengukur lamanya waktu kontraksi Bernafas seirama dengan istrinya Membantu menopang istrinya pada detikdetik kontraksi Memijit-mijit punggung istrinya Menyuguhkan minuman Menyampaikan pesan istrinya kepeda perawat dan dokter Memberikan perhatian yg terus menerus dan mendorong semangat Persiapan Menjadi Orang Tua Menyiapkan untuk menjadi ayah dan menjadi ibu.

Upload: hijir-wirastia

Post on 15-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas sistem reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Reporting Kasus 2 Reprro

1. PENKES KELUARGA Tahu.

Apa yang diinginkan istri Menetahui perubahan-perubahan pada istri Membuat pikiran bahagia Ciptakan hubungan yang baik dengan lingkungan

Mau. Menemani istri saat kesusahan atau persalinan

Mampu Menjadi orang tua yang baik nantinya Mampu mengambil keputusan yang tepat nantinya saat persalinan

SIAGA ( Siap,Informasi,Antar dan Jaga ) SIAP

Persiapan itu antara lain Fisik ibu, psikologis ibu, pakaian ibu dan anak ,Orang yangmembantu mencari pertolongan, Orang yang menolong persalinan itu sendiri, transportasi,Waktu yangsesuai dengan tafsiran persalinan, mempersipakan pendonor.

INFORMASI SIAGA prioritas kedua.Menjelang persalinan sangat penting mencari informasi situasi kondisi Mencaritahu situasi ibu bersalin pada petugas kesehatan atau bidan dan dokter yangmemeriksa, mencaritahu posisi bidan penolong pada saat bersalin. Bila meragukan keadaan lebih baik persalinan itu langsung di rumah sakit terdekat agar mudah menolong bila terjadi perdarahan. Hal ini memudahkan pelayanan bila persalinan itu harus dioperasi. Menginformasikan hal yang akan diperlukan kepada pendonor, kepada pemilik transport, kepada keluarga di sekitar rumah sakit dan kepada keluarga sekitar dan serumpun. Mencari informasi ke Bank darah tentang darah yang dibutuhkan nanti saat bersalin.

ANTAR SIAGA prioritas ketiga. Mengantar ibu hamil yang hendak bersalin lebih cepat ke Puskesmas atau ke rumah sakit. Perdarahan tidak akanmembawa kematian ibu dan anak bila cepat ditangani. Penanganan perdarahan yang paling benar dan tidak mengalamikesulitan hanya di rumah sakit.Transfusi merupakan salah satu pertolongan yang paling baik.Transfusi hanya bisadilakukan di rumah sakit.

JAGAprioritas bungsu SIAGA. Menjaga ibu hamil dalam semua situasi. Dilakukan penjagaan sejak awal persalinan. Dalam konteks ini Jaga yang dimaksudkan adalah sejak muncul tanda-tanda bersalin. Siaga setiap saat sampai persalinan selesai. Baik selama di rumah, dalam pekerjaan, dalam perjalanan, maupun selama di rumah sakit selalu jaga jangan sampai terjadi perdarahan sebelum, selama maupun sesudah

Peranan suami saat proses persalinan Mengukur lamanya waktu kontraksi Bernafas seirama dengan istrinya Membantu menopang istrinya pada detikdetik kontraksi Memijit-mijit punggung istrinya Menyuguhkan minuman Menyampaikan pesan istrinya kepeda perawat dan dokter Memberikan perhatian yg terus menerus dan mendorong semangat

Persiapan Menjadi Orang Tua Menyiapkan untuk menjadi ayah dan menjadi ibu. Impian permainan peran/antisipasi persiapan emosional untuk bayi banyak terjadi pada minggu sebelum kelahiran. Petugas kesehatan mendengarkan dengan aktif agar dapat menentramkan hati  ibu & jika ada gangguan psikologis hebat rujuk

untuk pengobatan yang tepat.Persiapan menjadi  ibu ada 3 Fase :Fase IMenerima kenyataan biologik pada kehamilan bahwa dirinya hamil

Fase II Menerima pertumbuhan Janin sebagai suatu yang jelas dari dirinya dan ia berkata? saya akan memiliki bayi ? terutama pada TM

II. Dengan realitas penerimaan bayi (Mendengar DJJ & gerakan anak) khayalan & impian tentang anak menjadi berharga & menarik

& ia berusaha berkonsentrasi pada bayinya.Fase III

Persiapan realistis untuk kelahiran & menjadi ortu. Iamengekspresikan lebih dulu ? saya akan menjadi seorang ibu.

Persiapan Menjadi Ayah

Page 2: Reporting Kasus 2 Reprro

Ada 3 perkembangan/karakteristik :

1.  Periode awal / Fase Pemberitahuan

Terjadi beberapa jam/minggu. Pada fase ini (calon ayah) dapat menerima. Faktor biologis dari kehamilan, ia membutuhkan kedudukan bahwa ia akan menjadi ayah. Respon pertama yaitu mencari informasi tentang kehamilan dengan perasaan takut, cemas, bingung.

2.  Periode II / Fase Penundaan

Suatu fase penerimaan/menyadari bahwa ia akan mempunyai bayi & berubah. Laki-laki tampak sadar akan rencana hidup & gaya hidup.

3.  Fase III / Fase Perhatian

Pada saat ini karakteristik ayah aktif terlibat dalam kehamilan & hubungan dengan anak. Ia membutuhkan kedudukan bahwa ia tahu perannya selama persalinan & ia menjadi kepala keluarga. Pada fase ini berkonsentrasi pada pengalaman yang dimiliki pada wanita hamil & merasa hubungannya lebih baik dengan istri

karena ia akan menjadi ayah & dunia sekelilingnya menentukan peran bapak di masa datang.Adaptasi sibling :

0 – 2 tahun, tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu terhadap penjelasan. 2 – 4 tahun, berespon terhadap perubahan pada tubuh ibu dan tingkah lakunya. 4 – 5 tahun, senang mendengarkan denyut jantung janin, belajar perkembangan bayi. Sekolah, kenyataan dan bagaimana terjadinya kehamilan dan persalinan. Adolescence, Negatifistik terhadap senang akan penampilan ibunya

Persiapan Sibling pada Masa Prenatal1. Ikut sertakan anak untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, ajak anak mendengarkan bunyi jantung anak & merasakan

pergerakan bayi.2. Libatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran bayi, misalnya dengan membantu mendekorasi ruangan bayi3. Pindahkan anak ke tempat tidur (jika sblmnya tidur di tempat tidur kecil) setidaknya 2 bln sebelumnya kelahiran bayi4. Bacakan buku, putarkan video / masukkan anak ke dalam kelas persiapan sibling termasuk kunjungan dalam RS.5. Jawab pertanyaan anak tentang datangnya kelahiran, bagaimana bayi itu & pertanyaan lainnya.6. Ajak anak ke rumah yang mempunyai bayi sehingga anak mempunyai gambaran nyata seperti apa bayi itu.

Tugas Peran Pendamping

Menurut Hamilton (1995) menyatakan peran pendamping selama proses persalinan yaitu:

1. Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.

2. Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.3. Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu

dengan lembut.4. Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.5. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.6. Membantu ibu ke kamar mandi.7. Memberi cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.8. Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.9. Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian  atas kemampuan ibu saat mengedan.

Faktor Penghambat Peran Pendamping

Bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri teruteme jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya. (lutfiatus Sholilah, 2004:35).

Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti:

Suami tidak siap mental

Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin.

Page 3: Reporting Kasus 2 Reprro

Tidak diizinkan pihak RS

Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petuga medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.

Apabila suami sedang dinas ketempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memehami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat di filmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dinas suami dapat melihat kelahiran buah hatinya.

2. PENGUKURAN TFU PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

a.    Perubahan Sistem Reproduksi          Pada sistem reproduksi akan terjadi involusi uterus, dimana terjadi proses kembalinya uterus seperti keadaan semula sebelum hamil. Proses involusi berlangsung selama 6 minggu dan selama proses ini berlangsung berat uterus berkurang sekitar 500 gram setiap minggunya, begitu juga ukuran serviks hingga akan menutup selebar 2 jari. Proses involusi uterus ini disertai dengan penurunan tinggi fundus uteri. Pada hari pertama, TFU di atas simpisis pubis atau sekitar 12 cm . Proses ini terus berlangsung dengan penurunan TFU setiap 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke-7 TFU berkisar 5 cm.

Fundus uteri sekitar tiga jam pos partum di bawah pusat, selama dua hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi setelah dua hari uterus mengecil dengan cepatnya sehingga pada hari ke-10 tidak teraba lagi dari luar. Setelah enam minggu uterus pada ukuran semula.   Setelah plasenta lahir berat uterus 1000 gram, minggu I : 500 gram, minggu II : 375 gram, minggu ke III : 50-60 gram.Penurunan TFUHari I post parturn             :    setinggi pusatHari ke-5  post partum       :    pertengahan pusat simpisisHari ke-10 post partum      :    tidak terabaHari 1 : TFU setinggi pusatHari ke 2 : TFU 1 jari bawah pusatHari ke 3 ; TFU 2 jari bawah pusatHari ke 4 : TFU 2 jari atas sympysysHari ke 7 : TFU 1 jari atas sympysysHari ke 10 : Stinggi sympysys(http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/05)

3. EPISIOTOMI

Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus. Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya dokter akan memberikan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat episotomi dilakukan tanpa anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan lahir, jika:

. Dokter memperkirakan memang diperlukan, misanya jika bahu bayi tersangkut dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap tersangkut jika tidak dibantu dengan episiotomi.

. Janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan berlangsung lebih cepat.

. Episiotomi merupakan bagian dari persalinan yang dibantu dengan forsep atau vakum.

. Daerah otot-otot perineum sangat kaku, sehingga kemungkinan Anda akan mengalami luka yang lebih luas diperineum atau labia (lipatan disisi kanan dan kiri vagina) jika tidak dilakukan episiotomi.

Episiotomi dilakukan menggunakan sepasang gunting khusus episiotomi, atau dengan pisau bedah. Ada dua tipe irisan: midline atau garis tengah, yang potongannya lurus ke bawah dengan anus atau mediolateral, yaitu agak rendah ke sudut. Irisan midline umum di Amerika. Di negara lain irisan mediolateral lebih populer.

Midline merupakan metode episiotomi yang paling mudah dilakukan juga paling cepat dalam proses perbaikannya, namun cukup beresiko karena robekan bisa sampai ke anus. Sedangkan Medio cukup sulit dalam proses perbaikan namun cukup melindungi anus.

Episiotomi dilakukan untuk mencegah robekan yang luas dan tidak beraturan pada daerah perineum. Keuntungan dilakukannya episiotomi, robeknya lebih mudah dijahit dan hasilnya lebih bagus. Sedangkan kerugiannya, ada kemungkinan terjadi robekan yang

Page 4: Reporting Kasus 2 Reprro

meluas sampai ke anus jika epsiotomi dalakukan tidak benar. Kemunginan lain adalah nyeri setelah melahirkan serta nyeri saat berhubungan intim.

Adakah cara lain yang bisa dilakukan oleh ibu hamil, agar pada saat proses melahirkan nanti terhindar dari episiotomi? jawabannya adalah ada yaitu dengan melakukan pijatan perineum pada 2 bulan terakhir menjelang persalinan atau latihan Kegel (terutama pada fase relaksasi) dapat menghindari episiotomi. Kadang digunakan kompres hangat untuk membantu perineum relaks. Ketika bayi akan keluar, dokter atau bidan akan menahan perineum dengan jari mereka. Kemungkinan paling efektif menghindari tindakan episiotomi adalah dengan melakukan proses persalinan yang benar, misal perlahan mengeluarkan kepala bayi sesuai dengan tingkatan pembukaan vagina. Tunggulah refleks menekan secara alamiah yang akan Anda alami. Hindarilah tekanan yang terlalu dipaksakan. http://bidanku.com/mengenal-episiotomi

4. PERDARAHAN

Ringan: perdaraha kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan kurang dari 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih dari 150mg%

Sedang: perdarahan lebih dari 200 cc, uterus tegang tedapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasn plasenta ¼ - 2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120 – 150 mg%

Berat: uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati,pelepasan plasenta dapat terjadi 2/3 bagian atau keseluruhan

5. PRESENTASI BELAKANG KEPALA

POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR PERSISTENPada persalinan dalam presentasi belakang kepala, biasanya kepala janin masuk kedalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring dengan ubun-ubun kecil bisa dikiri depan, kanan depan, kiri belakang, kanan belakang. Dalam persalinan selanjutnya, maka ubun-ubun kecil ini akan memutar kedepan. Ada kalanya oleh suatu sebab, misalnya pada bentuk panggul tertentu ubun-ubun  kecil ini tidak memutar kedepan, tetapi tetap dibelakang, Keadaan ini disebut posisi oksipitalis posterior persistens.