renungan untuk indonesiaku

3
Renungan untuk Indonesiaku Lantunan adzan subuh pagi itu membangunkan ku dari mimpi indah . Tak lama kemudian terdengar suara yang begitu indah dari seorang wanita yang selalu menjadi inspirasi ku. Ya itu suara ibu membangunkan ku “Dinda bangun sudah subuh”. “Iya bu” jawabku dengan mata masih merem melek, ku langkahkan kaki ini menuju kamar mandi tuk mengambil air wudlu. Setelah selesai sholat subuh ku lihat ayah sedang asyik menonton tv di ruang tamu. “Selamat pagi ayah” sapa ku Selamat pagi juga anak ku” jawab ayah sembari tersenyum, ku lihat senyum yang begitu tulus dari seorang laki-laki yang begitu berarti dalam hidup ku yang selalu menjadi penyemangat dalam setiap langkah ku. Kalau wali band menciptakan lagu yang berjudul Nenek ku pahlawan ku. Mungkin akan aku ciptakan sebuah lagu yang berjudul ayah ku pahlawan ku” Kataku dalam hati. “Lagi nonton apa yah?” Tanya ku “Ini lagi nonton berita pemilu, maklum sudah mendekati pemilu semua stasiun tv membicarakan pemilu. Ada seorang pemulung yang nyaleg, ada juga tukang becak yang ikutan nyaleg katanya sih karena mereka sudah benci mendengar dan melihat wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR, menggunakan kekuasaannya semena-mena.

Upload: alvhanz-freezy

Post on 20-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

renungan dari rakyatmu

TRANSCRIPT

Renungan untuk Indonesiaku

Lantunan adzan subuh pagi itu membangunkan ku dari mimpi indah . Tak lama kemudian

terdengar suara yang begitu indah dari seorang wanita yang selalu menjadi inspirasi ku. Ya itu

suara ibu membangunkan ku “Dinda bangun sudah subuh”.

“Iya bu” jawabku dengan mata masih merem melek, ku langkahkan kaki ini menuju kamar

mandi tuk mengambil air wudlu. Setelah selesai sholat subuh ku lihat ayah sedang asyik

menonton tv di ruang tamu.

“Selamat pagi ayah” sapa ku

Selamat pagi juga anak ku” jawab ayah sembari tersenyum, ku lihat senyum yang begitu tulus

dari seorang laki-laki yang begitu berarti dalam hidup ku yang selalu menjadi penyemangat

dalam setiap langkah ku. Kalau wali band menciptakan lagu yang berjudul Nenek ku pahlawan

ku. Mungkin akan aku ciptakan sebuah lagu yang berjudul ayah ku pahlawan ku” Kataku dalam

hati.

“Lagi nonton apa yah?” Tanya ku

“Ini lagi nonton berita pemilu, maklum sudah mendekati pemilu semua stasiun tv membicarakan

pemilu. Ada seorang pemulung yang nyaleg, ada juga tukang becak yang ikutan nyaleg katanya

sih karena mereka sudah benci mendengar dan melihat wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR,

menggunakan kekuasaannya semena-mena. Tanpa sadar kalau jabatan itu adalah amanat dari

rakyat dan juga masih banyak wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi. Ah memang begitu

gambaran Indonesia ” jawab ayah.

Mendengar cerita dari ayah, aku baru tersadar tahun ini adalah tahun pemilu makanya banyak

sekali caleg ataupun capres yang nongol di sudut-sudut kota, jembatan, pinggir-pinggir jalan

bahkan berbagai stasiun tv pun tak luput sebagai tempat kampanye. Dengan janji-janji manis

yang terucap bagai madu asli dari Madura saat kampanye,namun apa yang terjadi setelah mereka

terpilih janji tinggalah janji. Banyak juga dari mereka yang berusaha dengan menghalalkan

berbagai cara untuk dapat duduk tertinggi di negeri ini dengan cara membagi-bagikan amplop

untuk menarik perhatian rakyat. Mau dibawa kemana negeri ini kalau baru kampanye saja beli

suara rakyat dengan amplop berisi lima puluh ribu rupiah. Pasti kalau sudah duduk di kursi DPR

mereka akan mencari keuntungan setelah berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar untuk membeli

kursi. Ah mau jadi apa negeri ini kalau pemimpinnya saja hanya mementingkan diri sendiri dan

golongannnya. Jam dinding sudah menujukan pukul setengah tujuh, aku baru ingat kalau hari ini

kuliah jam pertama.

Di sepanjang jalan saat berangkat kuliah aku masih memikirkan berita tadi pagi, aku tersadar

bahwa aku ini masih muda dan seorang mahasiswa, apalagi mahasiswa adalah agen of change

masih banyak hal yang dapat ku lakukan untuk mengubah Indonesia ku tercinta. Salah satunya

dengan cara menjadi pemilih pintar saat pemilu nanti dan memberikan waswasan kepada

masyarakat umum agar memilih wakil-wakil rakyat yang memang benar-benar berjuang untuk

kesejahteraan rakyat, negara dan bangsanya bukan memilih mereka yang berjuang hanya untuk

kekuasaan dan isi dompet semata.

By: M. Hadi Nururrokhim