renungan untuk indonesiaku
DESCRIPTION
renungan dari rakyatmuTRANSCRIPT
Renungan untuk Indonesiaku
Lantunan adzan subuh pagi itu membangunkan ku dari mimpi indah . Tak lama kemudian
terdengar suara yang begitu indah dari seorang wanita yang selalu menjadi inspirasi ku. Ya itu
suara ibu membangunkan ku “Dinda bangun sudah subuh”.
“Iya bu” jawabku dengan mata masih merem melek, ku langkahkan kaki ini menuju kamar
mandi tuk mengambil air wudlu. Setelah selesai sholat subuh ku lihat ayah sedang asyik
menonton tv di ruang tamu.
“Selamat pagi ayah” sapa ku
Selamat pagi juga anak ku” jawab ayah sembari tersenyum, ku lihat senyum yang begitu tulus
dari seorang laki-laki yang begitu berarti dalam hidup ku yang selalu menjadi penyemangat
dalam setiap langkah ku. Kalau wali band menciptakan lagu yang berjudul Nenek ku pahlawan
ku. Mungkin akan aku ciptakan sebuah lagu yang berjudul ayah ku pahlawan ku” Kataku dalam
hati.
“Lagi nonton apa yah?” Tanya ku
“Ini lagi nonton berita pemilu, maklum sudah mendekati pemilu semua stasiun tv membicarakan
pemilu. Ada seorang pemulung yang nyaleg, ada juga tukang becak yang ikutan nyaleg katanya
sih karena mereka sudah benci mendengar dan melihat wakil-wakil rakyat yang duduk di DPR,
menggunakan kekuasaannya semena-mena. Tanpa sadar kalau jabatan itu adalah amanat dari
rakyat dan juga masih banyak wakil rakyat yang terjerat kasus korupsi. Ah memang begitu
gambaran Indonesia ” jawab ayah.
Mendengar cerita dari ayah, aku baru tersadar tahun ini adalah tahun pemilu makanya banyak
sekali caleg ataupun capres yang nongol di sudut-sudut kota, jembatan, pinggir-pinggir jalan
bahkan berbagai stasiun tv pun tak luput sebagai tempat kampanye. Dengan janji-janji manis
yang terucap bagai madu asli dari Madura saat kampanye,namun apa yang terjadi setelah mereka
terpilih janji tinggalah janji. Banyak juga dari mereka yang berusaha dengan menghalalkan
berbagai cara untuk dapat duduk tertinggi di negeri ini dengan cara membagi-bagikan amplop
untuk menarik perhatian rakyat. Mau dibawa kemana negeri ini kalau baru kampanye saja beli
suara rakyat dengan amplop berisi lima puluh ribu rupiah. Pasti kalau sudah duduk di kursi DPR
mereka akan mencari keuntungan setelah berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar untuk membeli
kursi. Ah mau jadi apa negeri ini kalau pemimpinnya saja hanya mementingkan diri sendiri dan
golongannnya. Jam dinding sudah menujukan pukul setengah tujuh, aku baru ingat kalau hari ini
kuliah jam pertama.
Di sepanjang jalan saat berangkat kuliah aku masih memikirkan berita tadi pagi, aku tersadar
bahwa aku ini masih muda dan seorang mahasiswa, apalagi mahasiswa adalah agen of change
masih banyak hal yang dapat ku lakukan untuk mengubah Indonesia ku tercinta. Salah satunya
dengan cara menjadi pemilih pintar saat pemilu nanti dan memberikan waswasan kepada
masyarakat umum agar memilih wakil-wakil rakyat yang memang benar-benar berjuang untuk
kesejahteraan rakyat, negara dan bangsanya bukan memilih mereka yang berjuang hanya untuk
kekuasaan dan isi dompet semata.
By: M. Hadi Nururrokhim