rencana strategis -...

136
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Rencana Strategis DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Upload: vokhuong

Post on 27-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKToRAT JENDERAl CIPTA KARYA

Rencana Strategis DIREKTORAT

PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMANTAHUN 2015-2019

Page 2: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

2 Rencana Strategis

Page 3: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Rencana Strategis DIREKTORAT

PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMANTAHUN 2015-2019

Page 4: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

4 Rencana Strategis

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat tersusunnya dokumen Rencana Strategis Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019.

Permukiman dalam hakekatnya selain berfungsi sebagai wadah pengembangan sumber daya manusia dan perwujudan fungsi lingkungan sosial yang tertib, juga memiliki peranan strategis memberikan kontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga melalui pemenuhan kebutuhan akan permukiman yang layak, secara langsung akan mendorong pembangunan nasional yang mampu berdaya saing dengan bangsa lain sejalan dengan upaya mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Membangun permukiman merupakan landasan utama dalam membangun bangsa, karena dengan mewujudkan permukiman yang layak bagi masyarakat akan berkontribusi besar terhadap pemenuhan hak dasar rakyat dan pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa yang berjatidiri serta keserasian dengan lingkungan sekitarnya.

Kata Pengantar

Page 5: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

5DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Oleh karena itu, perlu disadari bagi seluruh pemangku kepentingan permukiman bahwa dengan semangat berkolaborasi antar sektor secara komprehensif dan berkesinambungan maka tanggung jawab dalam menterpadukan dan mengintegrasikan seluruh program permukiman merupakan upaya bersama dalam kesetaraan posisi pelaku pembangunan.

Pembangunan Infrastruktur bidang Pengembangan Kawasan Permukiman diarahkan untuk mendukung tujuan dan strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam “meningkatkan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak”. Beberapa langkah strategis dalam mewujudkan hal tersebut diantaranya melalui pencapaian amanah pembangunan nasional dengan mengurangi luasan kawasan permukiman kumuh perkotaan hingga 0%, mewujudkan permukiman perdesaaan yang berbasis kepada produktifitas kawasan, pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan rawan dan pasca bencana.

Melalui buku ini, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman akan berkomitmen penuh dalam mencapai target pembangunan nasional dalam rangka pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak, sehingga Rencana Strategi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman tahun 2015-2019 ini dapat dijadikan acuan bagi seluruh stakeholder permukiman dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur bidang pengembangan kawasan permukiman.

Jakarta, Maret 2016

Direktur Pengembangan Kawasan PermukimanIr. Rina Farida, MT

Page 6: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

6 Rencana Strategis

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................................ 4

DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................................. 6

BAB- I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................. 11 1.1 Lingkup Penyelenggaraan Kawasan Permukiman.................................................................... 12

1.1.1 Pengertian.......................................................................................................................................... 121.1.2 Tipologi Kawasan Permukiman .............................................................................................. 14

1.1.2.1 Kawasan Permukiman Perkotaan ........................................................................... 141.1.2.2 Kawasan Permukiman Perdesaan .......................................................................... 16

1.2 Kondisi Umum Penyelenggaraan Kawasan Permukiman .................................................... 191.3 Potensi Dan Permasalahan .................................................................................................................... 25 1.3.1 Potensi Dan Permasalahan Penyelenggaraan

Kawasan Permukiman Perkotaan ........................................................................................... 261.3.2 Potensi Dan Permasalahan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman Perdesaan .......................................................................................... 31

BAB - II TUJUAN & SASARAN STRATEGIS DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN ............................................................................................................................ 39

BAB – III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN .................................................................................................................... 43 3.1 Arah Kebijakan Nasional Penyelenggaraan Kawasan Permukiman .............................. 44

3.2 Pendekatan dalam Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ..................... 493.3 Arah Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ....................... 553.4 Kerangka Regulasi ...................................................................................................................................... 63

3.5 Kerangka Kelembagaan ......................................................................................................................... 63

BAB - IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN......................................................................... 69 4.1 Indikasi Kegiatan Dan Target Kinerja Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

Tahun 2015-2019 ......................................................................................................................................... 704.2 Kerangka Pendanaan ................................................................................................................................. 75

4.2.1 Sumber-sumber Pembiayaan...................................................................................................... 814.2.2 Pembagian Peran dalam Pembiayaan Penyelenggeraan Kawasan Permukiman ..................................................................................................................................... 864.2.3 Contoh Pola Pembiayaan Penanganan Permukiman Perkotaan .......................... 87

BAB - V PENUTUP ................................................................................................................................................................ 93

LAMPIRAN .................................................................................................................................................................................. 97

Daftar Isi

Page 7: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

7DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pencapaian Kinerja Kumulatif Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan Renstra 2010-2014 .............................................................................................. 22Tabel 1.2 Gambaran Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Daerah dalam Konteks Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan dan Pengawasan (TurBinLakWas)............................................................................................ 24Tabel 3.1 Target Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 2015-2019........................................................................................................................... 49Tabel 3.2 Kerangka Regulasi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ....................................... 61Tabel 4.1 Sasaran dan Indikasi Kegiatan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman................. 71

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Ilustrasi Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dalam Kawasan Permukiman............................................................................................................... 12Gambar 1.2 Domain Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ......................................................... 13Gambar 1.3 Ilustrasi Kawasan Permukiman Perkotaan ........................................................................ 15Gambar 1.4 Ilustrasi Tipologi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota dan Kabupaten ................................................................................................................. 16Gambar 1.5 Ilustrasi Kawasan Permukiman Perdesaan ....................................................................... 17Gambar 1.6 Ilustrasi Tipologi Kawasan Permukiman Perdesaan ...................................................... 18Gambar 1.7 Gambaran Eksisting Permukiman Kumuh di Indonesia .............................................. 20Gambar 1.8 Pembangunan infrastruktur perdesaan ............................................................................ 21Gambar 1.9 Ilustrasi Gap Terhadap Pencapaian Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan .............................................................................................................................. 25Gambar 1.10 Tren Perbandingan Persentase Penduduk Perkotaan dan Perdesaan..................... 26Gambar 1.11 Kondisi kualitas hidup dan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan .................................................................................................................... 28Gambar 1.12 Bencana Tsunami di Aceh, Desember 2004 ...................................................................... 30Gambar 1.13 Peta Sebaran Kondisi Desa Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014.................................................................................................................................... 31Gambar 1.14 Kawasan Permukiman di Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat .......................... 33Gambar 1.15 Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Perbatasan Skouw, Papua .............................................................................................................................. 34Gambar 1.16 Kawasan Relokasi Sinabung ................................................................................................... 35Gambar 1.17 Pengembangan Kawasan Permukiman KSPN ................................................................. 36Gambar 3.1 Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Perkotaan dalam RPJMN 2015-2019 dan Dukungan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman............................................ 46Gambar 3.2 Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan dalam RPJMN 2015-2019 dan Dukungan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman.......... 47Gambar 3.3 Pendekatan dalam Pembangunan dan Pengembangan Permukiman................... 50Gambar 3.4 Perencanaan Permukiman di Daerah dan Keterkaitannya dengan Perencanaan Tata Ruang ...................................................................................................................................... 51

Page 8: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

8 Rencana Strategis

Gambar 3.5 Mekanisme Penyelenggaraan Kawasan Permukiman ................................................... 52Gambar 3.6 Kerangka Pemikiran Implementasi Pendekatan Fasilitasi Pemerintah Daerah .................................................................................................................... 53Gambar 3.7 Kerangka Pemikiran Implementasi Pendekatan Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Pemangku Kepentingan ............................................................................. 54Gambar 3.8 Penanganan Permukiman Kumuh ......................................................................................... 57Gambar 3.9 Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Menuju Kota Bebas Kumuh 2019 ........................................................................................................... 58Gambar 3.10 Pelaku dalam Penyediaan Hunian Layak Beserta PSU .................................................... 64Gambar 3.11 Struktur Organisasi Satker Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman ................................................................................................................................... 67Gambar 4.1 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBD Kabupaten/kota ................................ 81Gambar 4.2 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBD Provinsi ................................................. 82Gambar 4.3 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBN .................................................................. 83Gambar 4.4 Skema Pembiayaan Pengembangan Kawasan Permukiman melalui Pola KPS pada Lahan Milik Pemerintah ..................................................................................................... 89

Daftar Isi

Page 9: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

9DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 10: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

10 Rencana Strategis

Page 11: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

1Pendahuluan

Page 12: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

12 Rencana Strategis

1.1 LINGKUP PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN

1.1.1 PENGERTIANPenyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan mengacu pada UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Berdasarkan Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, yang dimaksud dengan kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), perikehidupan berarti hal-ihwal (keadaan) kehidupan sementara penghidupan berarti pemeliharaan hidup; pencaharian. Hal ini berarti bahwa kawasan permukiman tidak hanya terdiri dari unsur tempat tinggal tetapi juga unsur kehidupan manusia lainnya.

Gambar 1.1 Ilustrasi Keterpaduan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum dalam Kawasan Permukiman

Pendahuluan

Page 13: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

13DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Dengan merujuk pada pengertian tersebut, maka kawasan permukiman dibentuk oleh lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan, dimana lingkungan hunian sendiri terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman. Dengan demikian fokus lingkup wilayah penyelenggaraan kawasan permukiman meliputi satu satuan permukiman, lingkungan hunian, sampai dengan kawasan permukiman. Detail bagian dari satu satuan permukiman yang terdiri atas satuan perumahan dan rumah tidak menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan kawasan permukiman, namun tetap dipertimbangkan dalam proses perencanaanya. Hal ini dilakukan, karena dalam sudut pandang teoritis akademis, perumahan dan kawasan permukiman merupakan suatu entitas yang tidak terpisahkan. Perumahan, bersamaan dengan sarana, prasarana, dan utilitas, merupakan bagian dan elemen pembentuk kawasan permukiman, yang didukung oleh tempat kegiatan pendukungnya (pemerintahan, sosial-budaya, dan ekonomi).

Lebih lanjut dalam Pasal 56 Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman disebutkan bahwa penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang.

Gambar 1.2Domain Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

Page 14: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

14 Rencana Strategis

Penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim. Tahapan penyelenggaraan kawasan permukiman dimulai dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman. Perencanaan kawasan permukiman dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah untuk menghasilkan dokumen Rencana Kawasan Permukiman (RKP) yang berfungsi sebagai pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan dalam pembangunan kawasan permukiman. Pembangunan kawasan permukiman dilaksanakan melalui kegiatan pengembangan, pembangunan baru, maupun pembangunan kembali untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan terpadu. Pasca pembangunan, kawasan permukiman dimanfaatkan dan dikelola melalui pemeliharaan dan perbaikan, dan dijamin pemanfaatannya agar sesuai dengan fungsi sebagaimana telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tertib pelaksanaan perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan kawasan permukiman tersebut, maka dilakukan pengendalian kawasan permukiman.

1.1.2 TIPOLOGI KAWASAN PERMUKIMANDalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, secara jelas dinyatakan bahwa definisi dari Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Dari pengertian tersebut diketahui bahwa kawasan permukiman dapat dibagi atas kawasan permukiman di perkotaan dan kawasan permukiman di perdesaan.

1.1.2.1 Kawasan Permukiman PerkotaanPengertian kawasan perkotaan mengacu pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa kawasan permukiman perkotaan merupakan salah satu fungsi dan karakteristik yang melekat pada kawasan perkotaan bersama dengan kegiatan dan fungsi lainnya. Fungsi ruang permukiman dapat melingkupi seluruh kota/kawasan perkotaan atau sebagian dari kota/kawasan perkotaan. Berdasarkan lingkup administrasinya, kawasan permukiman perkotaan dapat berada di wilayah adminitrasi kota maupun kabupaten. Lingkup kawasan permukiman perkotaan pada lingkup wilayah administrasi kota maupun kabupaten diilustrasikan pada gambar di berikut ini.

Pendahuluan

Page 15: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

15DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Gambar 1.3Ilustrasi Kawasan Permukiman Perkotaan

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Page 16: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Kawasan permukiman yang berada di kawasan perkotaan umumnya berkembang cepat seiring pesatnya perkembangan kegiatan ekonomi perkotaan. Pesatnya perkembangan yang tidak diimbangi dengan pertambahan sarana dan prasarana seringkali menjadi salah satu faktor pemicu munculnya permukiman yang kualitasnya rendah bahkan dapat dikategorikan kumuh. Dengan demikian kawasan permukiman perkotaan pada satu kota atau wilayah perkotaan dapat memiliki tingkat kualitas yang berbeda sesuai dengan kelengkapan sarana dan prasarana pendukungnya. Secara lokasi, permukiman perkotaan dimungkinkan pula berada di kawasan perbatasan, seperti permukiman yang menjadi bagian wilayah PKSN Sabang dan Jayapura.

Apabila diidentifikasi berdasarkan jenis penyelenggaraan permukiman, yaitu pembangunan baru, pengembangan yang telah ada, dan pembangunan kembali, pembangunan kawasan permukiman perkotaan terdiri dari beberapa jenis permukiman. Pembangunan baru di kawasan permukiman dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta, atau secara swadaya oleh masyarakat. Pembangunan ini dapat terjadi dalam skala kecil maupun besar. Sementara pengembangan yang telah ada meliputi permukiman yang telah berkembang saat ini, baik dalam kondisi kualitas rendah maupun tidak. Sementara pembangunan kembali dapat dilakukan untuk permukiman yang kondisinya saat ini kumuh atau berada pada kawasan rawan bencana.

1.1.2.2 Kawasan Permukiman PerdesaanDalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kawasan perdesaan didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya

Gambar 1.4 Ilustrasi Tipologi Kawasan Permukiman Perkotaan di Lingkup Administrasi Kota dan Kabupaten

Pendahuluan

16 Rencana Strategis

Page 17: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa permukiman perdesaan merupakan salah satu fungsi dari kawasan perdesaan yang memiliki kegiatan utama pertanian. Dengan demikian, kawasan permukiman perdesaan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan utama yang berkembang dalam kawasan perdesaan.

Kawasan permukiman perdesaan, yang dari sisi perkembangan lebih lambat dibandingkan dengan kawasan perkotaan, berkepadatan rendah dengan letak perumahan yang biasanya tersebar. Kawasan perdesaan, tidak selalu merujuk pada wilayah administrasi desa, namun pada karakteristik perdesaan yang umumnya didominasi kegiatan pada sektor primer (pertanian). Dengan karakteristik ini, penanganan kawasan permukiman perdesaan umumnya lebih membutuhkan peningkatan penyediaan infrastruktur, baik permukiman maupun infrastruktur wilayah pendukung kegiatan pertanian. Saat ini telah berkembang pula desa-desa dengan sektor primer pertanian tetapi memiliki potensi daya tarik wisata sehingga menjadi destinasi wisata. Dalam hal ini selain infrastruktur permukiman dan pendukung pertanian diperlukan pula dukungan infrastruktur atau fasilitas pariwisata.

Gambar 1.5 Ilustrasi Kawasan Permukiman Perdesaan

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

17DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 18: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Secara lokasi kawasan permukiman perdesaan dapat berupa permukiman yang berada di kawasan perbatasan (baik darat maupun pulau-pulau terluar). Dari karakteristiknya dapat pula dibagi menjadi permukiman pesisir (pulau-pulau kecil) dan non-pesisir. Berdasarkan status perkembangannya, kawasan perdesaan dibagi menjadi perdesaan tertinggal, perdesaan berkembang, dan perdesaan mandiri.

Apabila diidentifikasi berdasarkan jenis penyelenggaraan permukiman, yaitu pembangunan baru, pengembangan yang telah ada, dan pembangunan kembali, pembangunan kawasan permukiman perdesaan terdiri dari beberapa jenis permukiman. Pembangunan baru di kawasan permukiman dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta, atau secara swadaya oleh masyarakat, dengan pola permukiman tradisional maupun konsep transmigrasi. Pembangunan ini dapat terjadi dalam skala kecil maupun besar. Sementara pengembangan yang telah ada meliputi permukiman yang telah berkembang saat ini, baik dalam kondisi kualitas rendah maupun tidak dengan pola swadaya, dibangun pemerintah (transmigrasi) atau swasta. Sementara pembangunan kembali dapat dilakukan untuk permukiman yang kondisinya saat ini berkualitas rendah atau berada pada kawasan rawan bencana.

Pendahuluan

Gambar 1.6Ilustrasi Tipologi Kawasan Permukiman Perdesaan

18 Rencana Strategis

Page 19: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

1.2 KONDISI UMUM PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMANSelama 5 tahun ke depan, pembangunan di Indonesia didasarkan pada perencanaan pembangunan jangka menengah yang tertuang dalam Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Dokumen tersebut menjadi acuan sesuai dengan visi dan misi dari pimpinan nasional yang terpilih dan di dalamnya telah tertuang target-target Pemerintah yang akan diwujudkan sepanjang tahun 2015-2019. Dalam bidang perumahan dan permukiman, target-target yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 tidak hanya sekedar target pembangunan jangka pendek tetapi diarahkan pula pada perwujudan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Melalui konsep pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada arahan kebijakan pemerintah dalam muatan RPJMN 2015-2019, bahwa pembangunan berkelanjutan diarahkan kepada (i) pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, (ii) pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan (iii) pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup masyarakat yang didukung oleh tata kelola yang menjaga pelaksanaan pembangunan yang akan meningkatkan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dengan kondisi permukiman saat ini, dimana terdapat variabel dan indikator pelayanan infrastruktur dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang masih belum terpenuhi, maka sangat diperlukan adanya percepatan terhadap pemenuhan standar pelayanan minimal infrastruktur mengacu kepada arahan dan kebijakan RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) dalam rangka mendukung agenda nasional termasuk meningkatkan daya saing perekonomian nasional sesuai dengan amanat UU.No. 17 tahun 2007 tentang RPJPN. Beberapa permasalahan pokok permukiman yang mendasari diantaranya adalah penyediaan air minum dan sanitasi sebagai layanan dasar yang belum menjangkau seluruh penduduk Indonesia. Pada tahun 2013, proporsi rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum aman sebesar 67.73% sedangkan fasilitasi sanitasi yang layak adalah 60.91% dan berdasarkan hasil identifikasi luasan kawasan kumuh di Indonesia bahwa di dapatkan masih terdapat 38.431 Ha kawasan kumuh yang tersebar di kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Pembangunan perkotaan masa kini menghadapi tantangan tingginya jumlah penduduk perkotaan yang tidak mampu diimbangi ketersediaan perumahan dan infrastruktur permukiman yang layak sehingga memicu pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggal di daerah kumuh dengan angka absolut mencapai sekitar 9,6 juta rumah tangga pada tahun 2014. Permukiman kumuh yang berkembang di kawasan perkotaan berkontribusi pada rendahnya kualitas lingkungan hidup sehingga sejak lama diupayakan untuk ditangani. Namun upaya penanganan tersebut beum sepenuhnya dapat berhasil. Penanganan permukiman kumuh yang menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah (mengacu pada UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman) belum diimbangi dengan kemampuan pemerintah daerah dalam hal

19DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 20: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Gambar 1.7 Gambaran Eksisting Permukiman Kumuh di Indonesia

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

kapasitas SDM dan pembiayaan. Penanganan permukiman kumuh memerlukan koordinasi lintas sektor, sehingga diperlukan SK Bupati/Walikota tentang penetapan lokasi permukiman kumuh sebagai acuan pemangku kepentingan dalam memadukan upaya penanganan permukiman kumuh. Hingga tahun 2014, baru 220 kabupaten/kota yang telah menerbitkan SK penetapan lokasi permukiman kumuh.

Dalam pembangunan kawasan permukiman perdesaan, saat ini lebih banyak dihadapkan pada kebutuhan penyediaan infrastruktur permukiman. Hingga tahun 2014, 68,85% dari 74.093 desa di Indonesia merupakan desa berkembang yang masih membutuhkan peningkatan kualitas kawasan permukiman melalui peningkatan pelayanan infrastruktur (Bappenas, diolah dari Potensi Desa Tahun 2014). Bentuk–bentuk program penanganan kawasan permukiman perdesaan selama ini diarahkan pada upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat agar mampu mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana permukiman maupun prasarana pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat perdesaan.

Selain itu, dalam konteks kegiatan penyelenggaraan kawasan permukiman yang merupakan fasilitasi aspirasi masyarakat terkait pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar permukiman yang telah dilakukan salah satunya adalah melalui Program Pembangunan Infrastruktur

Pendahuluan

20 Rencana Strategis

Page 21: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Gambar 1.8 Pembangunan infrastruktur perdesaan

Perdesaan (PPIP). PPIP merupakan program pembangunan yang diarahkan untuk mendukung penanggulangan kemiskinan di daerah perdesaan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya. Pendekatan yang digunakan dalam PPIP adalah pemberdayaan masyarakat, keberpihakan kepada orang miskin, otonomi dan desentralisasi, partisipatif, keswadayaan, keterpaduan program pembangunan, penguatan kapasitas kelembagaan, serta kesetaraan dan keadilan gender.

PPIP berada dibawah payung PNPM Mandiri sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya dapat memfasilitasi dan memobilisasi masyarakat mulai dari menyusun dokumen perencanaan, melaksanakan pembangunan infrastruktur dasar permukiman, hingga pengawasan, pemeliharaan dan pemanfaatan.

Adapun capaian penyelenggaraan permukiman yang menjadi tugas dan tanggung jawab Direktorat Pengembangan Permukiman selama tahun 2010–2014 berdasarkan Rencana Strategis tahun 2010-2014 ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

21DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 22: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

22 Rencana Strategis

Tabel 1.1 Pencapaian Kinerja Kumulatif Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan Renstra 2010-2014

INDIKATOR KINERJA OUTCOME / OUTPUT

TARGET RENSTRA CAPAIAN

KOMULATIF

% CAPAIAN

KUMULATIF 2010-2014

Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan produk pengaturan dan mereplikasi Bantek Permukiman

205 Kab/Kota 0 Kab/Kota

0,00

Jumlah bulan layanan perkantoran 60 Bulan 60 Bulan 100,00

Jumlah NSPK nasional bidang pengembangan permukiman

5 NSPK 165 NSPK 300,00

Jumlah laporan pembinaan penyelenggaraan bidang pengembangan permukiman

449 Lap 491 Lap 109,35

Jumlah laporan pengawasan penyelenggaraan bidang pengembangan permukiman

165 Lap 171 Lap 103,64

Jumlah kawasan kumuh perkotaan yang ditangani

207 Kws 1.020 Kws 492,75

Jumlah kawasan kumuh di perkotaan setara 414 Ha yang tertangani

661 Kws 1.380 Kws 208,77

Jumlah rusunawa terbangun 250 TB 252 TB 100,80

Jumlah satuan unit hunian Rumah Susun yang terbangun dan infrastruktur pendukungnya

250 TB 252 TB 100,80

Jumlah kawasan permukiman perdesaan ditangani

322 Kws 1.006 Kws 312,42

Jumlah kawasan perdesaan potensial / agropolitan setara 600 Ha yang tertangani

469 Kws 1.006 Kws 214,50

Jumlah kawasan pusat pertumbuhan terbentuk

185 Kws 165 Kws 89,19

Jumlah kawasan yang dilayani oleh infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial

1.185 Kec 1.185 Kec 100,00

Jumlah desa tertinggal yang ditangani

13.190 Desa 36.897 Desa 279,73

Jumlah Desa Tertinggal yang terbangun prasarana dan sarana lingkungan permukimannya

13.190 Desa 36.897 Desa 279,73

Sumber: LAKIP Direktorat Pengembangan Permukiman, 2014

Pendahuluan

Page 23: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

23DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Penyelenggaraan permukiman yang dilaksanakan selama ini berorientasi pada aspek pembangunan prasarana dan sarana yang memegang peranan penting dalam mendukung fungsi ekonomi bagi kehidupan pada umumnya. Adapun pencapaian pembangunan dan pengembangan permukiman sebagaimana yang tertuang dalam Renstra Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:1. Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menerapkan NSPK pengembangan kawasan

permukiman yang sesuai rencana tata ruang wilayah/kawasan, yang tergambarkan melalui terbitnya sejumlah 165 NSPK pengembangan kawasan permukiman serta terfasilitasinya pembinaan dan pengawasan pengembangan permukiman di 32 provinsi di Indonesia;

2. Berkurangnya kawasan kumuh di permukiman perkotaan dilaksanakan melalui peningkatan kualitas infrastruktur yang telah ada dan penyediaan infrastruktur baru di 1.020 kawasan permukiman kumuh perkotaan;

3. Terlaksananya pembangunan Rusunawa yang diperuntukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan sejumlah 252 twinblock;

4. Penurunan kesenjangan antar wilayah yang dilakukan melalui: 1) pembangunan dan peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman wilayah perdesaan potensial, kawasan rawan bencana, dan kawasan di perbatasan dan pulau kecil terluar di sejumlah 1.006 kawasan; dan 2) pembentukan pusat pertumbuhan di sejumlah 165 kawasan; dan

5. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman di 36.897 desa melalui penyediaan infrastruktur perdesaan yang partisipatif, berkualitas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan.

Selain itu, kondisi umum pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman secara riil di daerah dapat diidentifikasi pula berdasarkan kerangka penyelenggaraan kawasan permukiman yang terdiri atas aspek pengaturan, pembinaan, penyelenggaraan (pembangunan), dan pengawasan, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 24: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

ASPEK KONDISI

PENGATURAN • Pengaturan dalam penyelenggaraan permukiman di daerah mengacu pada aturan dari pemerintah pusat dan sebagian peraturan daerah

• Peraturan daerah terkait dengan permukiman umumnya berupa peraturan bangunan dan gedung, belum dikembangkan pengaturan lainnya

• Pengaturan khusus mengenai pembangunan dan pengembangan permukiman perkotaan khususnya mengenai penanganan kumuh mengacu pada pedoman dari pemerintah pusat

• tidak ada pengaturan khusus mengenai kawasan permukiman perdesaan

• Pengaturan bagi kawasan permukiman rawan bencana sudah ada dan diakomodir dalam rencana pengembangan permukiman setempat: contoh: Kota Yogyakarta

• Mekanisme tanggap darurat bagi kawasan permukiman sudah dikembangkan dengan melibatkan masyarakat

PEMBINAAN • Koordinasi pemerintah baik dalam pemerintah daerah maupun dengan pemerintah provinsi dan pusat aktif dilakukan

• Sebagian sudah memiliki SKPD khusus bidang permukiman, ada pula yang dibagi dalam beberapa SKPD berbeda

• Peningkatan kapasitas masyarakat dilakukan melalui sosialisasi program dan pemberdayaan dalam program pembangunan permukiman

• Pihak swasta umumnya belum banyak dilibatkan dalam pembangunan dan pengembangan permukiman (kecuali dalam pembangunan perumahan)

• Daerah yang berhasil menerapkan pembangunan permukiman berbasis masyarakat, umumnya mereplikasi sistem yang sama dalam penanganan kawasan permukiman lainnya

PELAKSANAAN • Implementasi pembangunan permukiman mengacu pada RTRW dan RPJM namun tidak selalu mengacu pada dokumen kebijakan pembangunan permukiman

• Pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan oleh beberapa dinas teknis

• pembangunan bersifat sektoral, kecuali program tersebut merupakan fasilitasi dari pusat, baru akan menggunakan pendekatan pembangunan kawasan

PENGAWASAN • Instrumen pengendalian yang digunakan umumnya IMB yang mengacu pada RTRW dan Perda Bangunan dan Gedung

• Pengawasan pasca pembangunan infrastruktur permukiman umumnya sudah dilakukan

Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan Lapangan, 2015

Tabel 1.2 Gambaran Implementasi Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman di Daerah dalam Konteks Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan dan Pengawasan (TurBinLakWas)

Pendahuluan

Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan Lapangan, 2015

24 Rencana Strategis

Page 25: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

1.3 POTENSI DAN PERMASALAHANPenyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk mencapai kondisi permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Permukiman layak huni terkait dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal permukiman yang memperhatikan prinsip pembangunan kota hijau dan kota cerdas yang berdaya saing, untuk mencapai suatu permukiman layak huni yang berkelanjutan. Diperlukan upaya terus menerus dari pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam mewujudkan hal tersebut. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah adanya ketimpangan/gap antara kondisi yang hendak dituju dengan kondisi eksisting yang diakibatkan oleh berbagai faktor: fisik, sosial, ekonomi, hingga tatakelola penyelenggaraan permukiman. Semua faktor tersebut saling berkaitan sehingga penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif. Untuk itu, diperlukan pemahaman tugas dan fungsi masing-masing sektor dalam penyelenggaraan kawasan permukiman.

Untuk memperkecil gap terhadap pencapaian permukiman layak huni dan berkelanjutan hingga saat ini pembangunan infrastruktur permukiman terus dilaksanakan secara intensif dan terencana. Di samping kemajuan yang telah banyak diraih, ke depan masih banyak persoalan dan tantangan yang perlu dihadapi dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman.

KondisiKondisi

TahunTahun

Layak Huni & BerkelanjutanLayak Huni &

Berkelanjutan

Kondisi EksistingKondisi

Eksisting

GAP:GAP:� Fisik� Sosial� Ekonomi� Tatakelola

� Fisik� Sosial� Ekonomi� Tatakelola

� Layak Huni� Hijau� Cerdas & Berdaya Saing� Berkelanjutan

� Layak Huni� Hijau� Cerdas & Berdaya Saing� Berkelanjutan

Gambar 1.9 Ilustrasi Gap Terhadap Pencapaian Permukiman Layak Huni dan Berkelanjutan

Sumber: Hasil analisis, 2015

25DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 26: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

1.3.1 POTENSI DAN PERMASALAHAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAANKawasan Permukiman perkotaan di Indonesia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kawasan perkotaan yang terjadi. Bank Dunia mencatat arus urbanisasi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Sejak 1960 hingga 2013, pertumbuhannya rata-rata mencapai sekitar 4,4 persen, jauh lebih tinggi dari Cina, India dan Filipina.

Menurut data Price Waterhouse Cooper (2014), tingkat urbanisasi Indonesia sebesar 51,4 persen atau tertinggi kedua setelah Malaysia dengan angka sebesar 73,4 persen. Sedangkan negara anggota ASEAN lainnya, seperti Vietnam hanya 31,7 persen, Thailand 34,5 persen, dan Filipina 49,1 persen. Namun demikian, penambahan lahan kota di Indonesia rata-rata hanya 40 meter persegi, sedangkan Malaysia bisa mencapai 135 meter persegi per orang. Hal ini menyebabkan kepadatan kawasan perkotaan semakin menjadi, terutama pada kawasan permukimannya, sehingga dampaknya pun meluas dan semakin terlihat.

Dilihat dari aspek fisik, urbanisasi di Indonesia ditandai oleh: (1) Meluasnya wilayah perkotaan karena pesatnya perkembangan dan meluasnya daerah pinggiran terutama di kota-kota besar dan metropolitan di Indonesia, (2) Meluasnya perkembangan fisik perkotaan di kawasan sub-urban yang telah ’mengintegrasi’ kota-kota yang lebih kecil di sekitar kota intinya dan membentuk konurbasi yang tak terkendali, (3) Meningkatnya jumlah desa kota (desa yang tergolong daerah perkotaan).

Peningkatan jumlah penduduk kota tentunya akan memberikan berbagai implikasi bagi pembangunan perkotaan, terutama terhadap meningkatnya kebutuhan terhadap kawasan hunian. Hal ini kemudian berimplikasi pada penggunaan lahan kawasan perkotaan yang pada akhirnya didominasi oleh pemanfaatan lahan permukiman, terlepas dari apakah kawasan permukiman tersebut berada di lahan legal ataupun ilegal. Perkembangan permukiman

Gambar 1.10 Tren Perbandingan Persentase Penduduk Perkotaan dan Perdesaan

Sumber: Bappenas, 2015

Pendahuluan

26 Rencana Strategis

Page 27: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

perkotaan sebagaimana dimaksud, terutama di kota-kota metropolitan, telah membangkitkan perkembangan fisik perkotaan pada fungsi-fungsi lainnya yang pada akhirnya ’mengintegrasi’ kota-kota yang lebih kecil di sekitar kota intinya dan membentuk konurbasi yang tak terkendali. Hal ini menyebabkan tidak efisiennya pelayanan kota serta menurunnya kinerja kota. Pada akhirnya, kota dan permukiman perkotaan yang terdapat di dalamnya (selain menjadi tempat konsentrasi penduduk) juga menjadi tempat dimana terjadi perusakan lingkungan, timbulnya polusi dan pemanfaatan sumberdaya alam yang terbesar.

Secara umum, pembangunan permukiman perkotaan menghadapi permasalahan rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman yang berakibat pada rendahnya kualitas permukiman dan kualitas hidup penghuninya. Permasalahan permukiman perkotaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan upaya penyediaan air bersih, sistem pembuangan sampah, sistem penyehatan lingkungan, air limbah, tata bangunan, saluran air hujan (drainase), penanggulangan bahaya kebakaran, serta pencemaran air, udara, dan tanah. Kemunduran atau kerusakan lingkungan permukiman perkotaan dapat dari dua segi, yakni (1) dari segi fisik, berupa gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam, seperti air yang sudah tercemar dan udara yang sudah tercemar, serta (2) dari segi masyarakat atau segi sosial, berupa gangguan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri dan dapat menimbulkan kehidupan yang tidak tenang dan tidak tenteram. Masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan permukiman perkotaan adalah ketersediaan lahan yang semakin menyempit, harga tanah dan material bangunan yang dari waktu ke waktu semakin tinggi, serta kebutuhan masyarakat terhadap akses hunian dan infrastruktur pendukungnya yang semakin meningkat. Kondisi semacam ini mempengaruhi kuantitas dan kualitas permukiman yang pada akhirnya menumbuhkan pemukiman kumuh, baik di dalam maupun di luar kawasan yang diperuntukkan bagi permukiman.

Secara rinci, beberapa potensi sekaligus permasalahan terkait lingkup permukiman perkotaan yang perlu diantisipasi dan ditangani melalui penerapan kebijakan dan strategi yang tepat adalah:• KemiskinandiPerkotaan;permasalahanyangtimbulakibaturbanisasiadalahmeningkatnya

jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan, sehingga masalah kemiskinan perkotaan merupakan masalah krusial yang banyak dihadapi kota-kota di Indonesia. Yang paling mudah dan terlihat jelas dari wajah kemiskinan perkotaan ini adalah kondisi jutaan penduduk yang tinggal di permukiman kumuh (slum) dan liar (squatter). Kondisi kekumuhan ini menunjukkan seriusnya permasalahan sosial-ekonomi, politik dan lingkungan yang bermuara pada kondisi kemiskinan.

Implikasi yang paling utama dalam kaitannya dengan penanganan masalah kemiskinan ini antara lain adalah perlunya meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, serta akses pada perumahan permukiman yang layak dan terjangkau;

27DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 28: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

• Kualitas Lingkungan Hidup; masalah yang terkait dengan kualitas lingkungan hidup danpada akhirnya kualitas hidup masyarakat kota, meliputi aspek fisik seperti kualitas udara, air, tanah; kondisi lingkungan permukimannya seperti kekumuhan, kepadatan yang tinggi, lokasi yang tidak memadai serta kualitas dan keselamatan bangunannya; ketersediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kota lainnya; aspek sosial budaya dan ekonomi seperti kesenjangan dan ketimpangan kondisi antar golongan atau antar warga, tidak tersedianya wahana atau tempat untuk menyalurkan kebutuhan-kebutuhan sosial budaya, seperti untuk berinteraksi dan mengejawantahkan aspirasi-aspirasi sosial budayanya; serta jaminan perlindungan hukum dan keamanan dalam melaksanakan kehidupannya. Munculnya permukiman kumuh di perkotaan disebabkan karena sumberdaya yang ada di perkotaan tersebut tidak mampu melayani dan memenuhi kebutuhan penduduk perkotaannya. Kekumuhan dapat bersumber dari kemiskinan, dan kemiskinan itu sendiri disebabkan karena masyarakat tidak memiliki akses kepada mata pencaharian yang memadai untuk hidup layak, serta akses pada modal dan informasi yang terbatas.

• Penyediaan infrastruktur permukiman; Permasalahan utama terkait penyediaan prasaranadan sarana dasar adalah belum terpenuhinya standar pelayanan perkotaan (SPP) akibat tidak

Gambar 1.11 Kondisi kualitas hidup dan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan

Pendahuluan

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

28 Rencana Strategis

Page 29: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

memadainya penyediaan dibandingkan dengan kebutuhan. Hal ini menyebabkan terbatasnya kesempatan masyarakat (terutama MBR) untuk mendapatkan pelayanan infrastruktur dasar yang layak. Selain itu, kesulitan MBR dalam mengakses hunian mereka terpaksa memanfaatkan lahan ilegal dengan kualitas bangunan dan lingkungan yang tidak memuhi standar minimal.

Permasalahan penyediaan air bersih merupakan salah satu masalah utama dalam penyelenggaraan permukiman perkotaan. Ketersediaan air bersih ini erat kaitannya dengan permasalahan pemanfaatan, pemeliharaan, dan kelestarian sumber daya air yang pada umumnya berada di wilayah sekitarnya. Pengembangan kota juga harus memperhatikan daya dukungnya dengan mengendalikan perkembangan fisiknya dan menetapkan daerah-daerah cadangan dan reservasi disertai dengan pelaksanaan yang ketat. Kelestarian sumber daya alam merupakan hal yang terkait erat dengan pengembangan perkotaan sebagai suatu kesatuan ekosistem.

• Kesenjangan sosial masyarakat; merupakan permasalahan kota yang dapat mengganggustabilitas keamanan dan kenyamanan kota. Dalam konteks permukiman, kesenjangan sosial ini ditunjukkan oleh timpangnya kondisi lingkungan permukiman kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas di kota. Dalam hal ini, ketimpangan terjadi dalam konteks kualitas bangunan, lingkungan, serta akses terhadap sarana dan prasarana dasar permukiman.

• Kapasitas Daerah dalam pembangunan dan pengembangan permukiman; dengandesentralisasi dan otonomi daerah, maka kesiapan daerah sebagai nahkoda dalam menyelenggarakan kawasan permukiman menjadi perhatian utama. Kapasitas daerah yang perlu dipersiapkan meliputi: kapasitas SDM; kapasitas dan struktur kelembagaannya; peraturan perundangan pendukung serta kemampuan pengelolaan pembiayaannya. Untuk melaksanakan hal tersebut diperlukan kapasitas sumberdaya manusia yang memadai. Pengembangan kapasitas SDM dalam hal ini meliputi kelompok eksekutif, legislatif dan pelaku lainnya seperti masyarakat dan dunia usaha.

Dalam hal ini, salah satu tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam melakukan penyelenggaraan kawasan permukiman perkotaan adalah keterbatasan kemampuan teknis dan profesional untuk menjaring aspirasi masyarakat. Di bidang Legislatif, banyak di antaranya yang memiliki keterbatasan dalam pendidikan formal serta pengalaman berpolitik. Pemahaman akan kebijakan dan kualitas perdebatan politik dapat dikatakan masih rendah. Dengan demikian, pemerintah lokal memiliki kebutuhan yang sangat mendesak untuk membangun kapasitas lokal dalam hal perencanaan, perancangan rekayasa (engineering design), penganggaran, akuntansi, keuangan dan manajemen proyek. Pembangunan kapasitas lokal perlu diutamakan sehingga daerah dapat mendayagunakan sumberdaya yang ada untuk kebutuhan yang spesifik, termasuk dalam konteks penyelenggaraan kawasan permukiman.

29DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 30: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Permukiman perkotaan juga meliputi permukiman di kawasan rawan bencana. Kejadian bencana yang pernah terjadi di Indonesia, terutama kejadian gempa dan tsunami di Aceh pada tahun 2004 memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia. Tidak dipungkiri masih banyak ditemukan permukiman perkotaan yang dibangun pada kawasan rawan bencana. Selain itu, pembangunan permukiman yang tidak terkendali juga mempengaruhi kualitas lingkungan sehingga menyebabkan terjadinya bencana pada kawasan-kawasan yang sebelumnya relatif aman dari bencana. Masyarakat dan pemerintah harus memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan agar dapat melakukan upaya-upaya pengurangan risiko bencana, baik dengan cara memperkecil ancaman kawasan, mengurangi kerentanan kawasan (secara sosial, ekonomi, fisik, dan ekologi), serta meningkatkan kapasitas kawasan yang terancam (aturan & kelembagaan; peringatan dini dan kajian risiko; pendidikan; kesiapsiagaan; pengurangan risiko dasar). Pembangunan permukiman pada daerah yang beresiko tinggi dilakukan dengan mengacu pada RTRW serta ditunjang dengan bangunan dan infrastruktur yang memenuhi standar tanggap bencana.

Gambar 1.12 Bencana Tsunami di Aceh, Desember 2004

Sumber: wikimedia.org

Pendahuluan

30 Rencana Strategis

Page 31: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

1.3.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN

Penyelenggaraan kawasan permukiman perdesaan sama pentingnya dengan penyelenggaraan permukiman di perkotaan. Pembangunan yang bias pada kawasan perkotaan dapat semakin memperbesar kesenjangan wilayah antara desa dan kota. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011, merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi kesenjangan antara kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan. Kesenjangan ini salah satunya disebabkan oleh rendahnya aksesibilitas permukiman terhadap pusat pertumbuhan wilayah, terbatasnya sarana dan prasarana dasar, serta terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik dasar khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, telekomunikasi dan transportasi di perdesaan. Pembangunan fasilitas dan sarana prasarana perekonomian lebih berkembang pesat di kawasan perkotaan, karena dianggap lebih menguntungkan dan lebih dibutuhkan. Kelengkapan sarana dan prasarana ini menyebabkan investasi dan perkembangan kegiatan usaha di kawasan perkotaan juga lebih berkembang dibandingkan dengan kawasan perdesaan. Akibatnya, kawasan perdesaan semakin tertinggal dari kawasan perkotaan. Hal ini ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Desa (IPD), dimana sekitar 27,23 % dari 74.093 desa di Indonesia merupakan desa tertinggal (Bappenas, diolah dari Potensi Desa Tahun 2014).

Gambar 1.13 Peta Sebaran Kondisi Desa Berdasarkan Indeks Pembangunan Desa Tahun 2014

Sumber: Potensi Desa Tahun 2014 (diolah) & Permendagri 39/2014 (jumlah desa)

31DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 32: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Dalam pembangunan kawasan permukiman perdesaan, saat ini lebih banyak dihadapkan pada kebutuhan penyediaan infrastruktur permukiman terutama dalam mendukung pembangunan kawasan perdesaan. Hingga tahun 2014, 68,85% dari 74.093 desa di Indonesia merupakan desa berkembang yang masih membutuhkan peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur permukiman (Bappenas, diolah dari Potensi Desa Tahun 2014). Bentuk–bentuk program penanganan kawasan permukiman perdesaan selama ini diarahkan pada upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat agar mampu mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana permukiman maupun prasarana pendukung kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat perdesaan.

Penyelenggaraan kawasan permukiman di perdesaan juga dihadapkan pada permasalahan rendahnya kualitas SDM dan tingkat kesejahteraan masyarakat di kawasan perdesaan. Ketidakberdayaan masyarakat desa dalam memobilisasi dan mengelola potensi ekonominya merupakan salah satu penyebabnya. Pada tahun 2014, dari 27,72 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia, 17,3 juta atau 62,65% diantaranya merupakan penduduk desa. Implikasinya, kualitas permukiman di kawasan perdesaan juga masih rendah, ditunjukkan dari masih terbatasnya akses masyarakat terhadap air minum dan sanitasi yang layak, masih rendahnya pengelolaan persampahan, serta belum terkoneksinya infrastruktur jalan antar daerah di kawasan perdesaan.

Namun pengembangan ekonomi perdesaan juga masih belum optimal, terutama dalam mengelola potensi sumber daya lokal. Hal ini antara lain diakibatkan kurangnya akses dan modal dalam proses produksi, pengolahan, maupun pemasaran hasil produksi masyarakat desa. Selain itu pembangunan kawasan perdesaan kurang terencana serta menghadapi berbagai persoalan terkait dengan sumber daya seperti terbatasnya sumber air baku akibat potensi air permukaan kecil dan keterbatasan pelayanan waduk dan embung untuk pertanian dan peternakan. Sebagai tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dan penghidupan penghuninya, maka kawasan permukiman memiliki peran dalam mendukung pembangunan perekonomian ini. Pembangunan permukiman tidak sekedar menyediakan infrastruktur dasar seperti air minum, sanitasi, jalan lingkungan dan lain - lain, namun juga meliputi pembangunan sarana dan prasarana pendukung ekonomi masyarakat misalnya irigasi untuk pertanian, jalan poros, dan jalan usaha tani. Dalam mengatasi permasalahan ini dibutuhkan pembangunan kawasan perdesaan yang merupakan keterpaduan pembangunan antar-desa dalam satu kabupaten/kota untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, serta peningkatan kapasitas masyarakat desa di kawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.

Lemahnya kapasitas kelembagaan desa juga merupakan permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan dan pengembangan permukiman. Tata kelola pemerintahan yang baik diiringi dengan kapasitas SDM yang mampu mengelola pembangunan perdesaan dibutuhkan

Pendahuluan

32 Rencana Strategis

Page 33: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

dalam pembangunan dan pengembangan permukiman perdesaan. Namun selama ini, masih banyak daerah yang memiliki ketergantungan dengan pemerntah pusat. Padahal, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah telah menyebutkan bahwa urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman merupakan urusan pemerintahan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Untuk itu, belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal. Terlebih lagi dengan adanya Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang mengamanatkan kewenangan pembangunan desa termasuk permukimannya diselenggarakan oleh Pemerintah Desa. Peran Pemerintah Pusat lebih dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan (TURBINWAS) serta memastikan tercapainya standar pelayanan minimal dan target pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam agenda pembangunan nasional (dalam RPJP dan RPJM Nasional).

Penyelenggaraan permukiman perdesaan dapat pula dilakukan pada permukiman perdesaan yang memiliki karakter khusus, misalnya berada di kawasan perbatasan, rawan bencana, atau menjadi bagian dari kawasan strategis sektoral lainnya (seperti Kawasan Ekonomi Khusus/KEK, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional/KSPN, dan lain-lain).

Gambar 1.14 Kawasan Permukiman di Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

33DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 34: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

Permasalahan permukiman perdesaan di kawasan perbatasan negara tidak terlepas dari permasalahan pembangunan perbatasan secara umum. Kebijakan pembangunan perbatasan yang menempatkan kawasan perbatasan sebagai area belakang dan sabuk pengaman semata telah menunjukkan perlunya perubahan kebijakan dalam menangani kawasan perbatasan. Kesenjangan pembangunan di kawasan perbatasan mengakibatkan rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di kawasan ini sehingga mengakibatkan semakin tingginya ketergantungan terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di negara tetangga. Mayoritas permukiman perdesaan yang berada di kawasan perbatasan adalah permukiman yang sulit dijangkau dan memiliki akses pelayanan dasar yang rendah. Kondisi ini terjadi tidak hanya pada perbatasan di darat tetapi juga perbatasan di laut, terutama pulau-pulau kecil terluar berpenduduk. Secara geografis pulau-pulau kecil terluar sulit dijangkau sehingga menyulitkan pemenuhan kebutuhan masyarakat termasuk sarana dan prasarana. Oleh karena itu kebijakan pembangunan kawasan perbatasan diubah dengan menjadikan kawasan perbatasan sebagai beranda depan Indonesia, menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu (1) pendekatan kesejahteraan, (2) pertahanan dan keamanan, serta (3) pendekatan lingkungan (Perka BNPP No. 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara (2015-2019)).kebijakan dalam menangani kawasan perbatasan. Kesenjangan pembangunan di kawasan perbatasan mengakibatkan rendahnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di kawasan ini sehingga mengakibatkan semakin tingginya ketergantungan terhadap sarana dan prasarana yang tersedia di negara tetangga. Mayoritas permukiman perdesaan yang berada di kawasan perbatasan adalah

Gambar 1.15 Pengembangan Infrastruktur Permukiman Kawasan Perbatasan Skouw, Papua

Sumber: Dok. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Pendahuluan

34 Rencana Strategis

Page 35: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

permukiman yang sulit dijangkau dan memiliki akses pelayanan dasar yang rendah. Kondisi ini terjadi tidak hanya pada perbatasan di darat tetapi juga perbatasan di laut, terutama pulau-pulau kecil terluar berpenduduk. Secara geografis pulau-pulau kecil terluar sulit dijangkau sehingga menyulitkan pemenuhan kebutuhan masyarakat termasuk sarana dan prasarana. Oleh karena itu kebijakan pembangunan kawasan perbatasan diubah dengan menjadikan kawasan perbatasan sebagai beranda depan Indonesia, menggunakan 3 (tiga) pendekatan, yaitu (1) pendekatan kesejahteraan, (2) pertahanan dan keamanan, serta (3) pendekatan lingkungan (Perka BNPP No. 1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara (2015-2019).

Permukiman perdesaan juga meliputi permukiman di kawasan rawan bencana. Indonesia merupakan negeri yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana alam karena berada di jalur gunung berapi teraktif di dunia: Cincin Api Pasifik. Selain itu, Indonesia terdiri atas tiga tumpukan lempeng benua yang hiperaktif, yaitu lempeng Austronesia, Asia, dan Pasifik, yang menyebabkan Indonesia berada dalam lilitan sabuk api Pasifik. Mempertimbangkan posisi ini tidak mengherankan apabila Indonesia sering menghadapi ancaman bencana alam. Posisi geografis tersebut tidak dapat dihindari, tetapi jumlah kerugian akibat bencana sebenarnya

Gambar 1.16 Kawasan Permukiman yang Terdampak Letusan Gunung Sinabung, Sumatera Utara

35DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 36: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

36 Rencana Strategis

dapat diminimalisir. Mengacu pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat. Risiko bencana semakin besar apabila kawasan yang mendapat ancaman bencana memiliki kerentanan yang tinggi dan kapasitas yang rendah.

Tipologi lain dari permukiman perdesaan adalah permukiman yang dibutuhkan untuk mendukung berkembangnya kegiatan di kawasan khusus tertentu, seperti kawasan khusus pengembangan industri, pariwisata, dll. Indonesia memiliki keunggulan dalam bidang pariwisata, baik dari sisi daya tarik wisata alam maupun budaya dan buatan. Dengan potensi ini maka pariwisata menjadi salah satu sektor yang diunggulkan untuk dikembangkan. Pemerintah telah menetapkan 88 KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) serta 50 Destinasi Pariwisata Nasional (PP No.5

Gambar 1.17Pengembangan Kawasan Permukiman KSPN

di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Provinsi NTT

Pendahuluan

Page 37: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

37DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025) sebagai destinasi wisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional juga menjadi daya tarik bagi wisatawan sehingga kemudian dikembangkan permukiman-permukiman yang sekaligus menjadi daya tarik wisata, misalnya seperti desa wisata. Permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan desa wisata sebagai destinasi wisata salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur, seperti jalan akses/poros, jalan lingkungan, air minum, dan sanitasi. Potensi sumber daya alam dan budaya pada desa wisata seringkali belum diimbangi dengan pelayanan infrastruktur yang memadai untuk dapat mendukung kenyamanan dan aktivitas wisatawan.

Page 38: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

38 Rencana Strategis

Pendahuluan

Page 39: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

39DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

2Tujuan & Sasaran Strategis

Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Page 40: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

40 Rencana Strategis

Tujuan dan sasaran strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman pada dasarnya merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya. Fokus perhatian Ditjen Cipta Karya mengacu pada Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019 yaitu meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Sesuai dengan fokus tersebut, ditetapkan indikator kinerja outcome bagi Ditjen Cipta Karya yang salah satunya menjadi tujuan strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, yaitu:

Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak.

Pemenuhan tujuan strategis tersebut dalam periode lima tahun ke depan dilakukan dengan cara:1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam konteks

pengembangan kawasan permukiman dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan keberlanjutan.

2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur dalam lingkup kawasan permukiman berdasarkan penataan ruang di kabupaten/kota/kawasan strategis.

3. Menyediakan infrastruktur permukiman dan kawasan permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal.

4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman.

5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

Untuk mencapai tujuan strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman tersebut maka ditetapkan beberapa sasaran strategis sebagai berikut:a. turunnya luasan permukiman kumuh perkotaan, yang dilakukan melalui perencanaan kawasan

permukiman serta upaya pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman perkotaan;b. terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan

pengembangan kota layak huni, yang dilakukan melalui perencanaan kawasan permukiman dan pembangunan infrastruktur permukiman;

c. terlaksananya perintisan inkubasi 10 kota baru, yang dilakukan melalui perencanaan kota baru dan pembangunan infrastruktur permukiman;

d. meningkatnya kualitas permukiman perdesaan, yang dilakukan melalui perencanaan kawasan permukiman serta penyediaan infrastruktur dasar dan pendukung peningkatan pembangunan ekonomi perdesaan;

Tujuan & Sasaran Strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

Page 41: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

41DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

e. meningkatnya kualitas permukiman khusus, yang dilakukan melalui perencanaan kawasan permukiman serta penyediaan infrastruktur dasar dan pendukung kegiatan di kawasan berkebutuhan khusus;

f. meningkatnya kapasitas masyarakat dalam pembangunan infrastruktur permukiman, yang dilakukan melalui penyelenggaraan kawasan permukiman berbasis masyarakat.

Page 42: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

42 Rencana Strategis

Page 43: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

43DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

3Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan

Page 44: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

44 Rencana Strategis

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

3.1 ARAH KEBIJAKAN NASIONAL PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMANPenyelenggaraan kawasan permukiman jangka menengah tidak dapat dilepaskan dari arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Kawasan permukiman diselenggarakan dengan mengacu kepada visi dan misi Pemerintah yang telah diterjemahkan dalam 3 (tiga) dimensi pembangunan (dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan sektor unggulan, dan dimensi pemerataan dan kewilayahan) dan mendukung sembilan agenda prioritas pembangunan (NAWA CITA). Berdasarkan arah kebijakan tersebut, penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dalam rangka: (1) meningkatkan kualitas hidup manusia melalui penyediaan hunian layak beserta prasarana,

sarana dan utilitas;(2) mendukung pembangunan sektor unggulan terutama di bidang kemaritiman, pariwisata

dan industri; serta (3) memeratakan pembangunan dengan fokus lokasi di desa, pinggiran, luar Jawa dan Kawasan

Timur.

Mengacu pada kebijakan pembangunan nasional, penyelenggaraan kawasan permukiman merupakan bagian dari agenda Bidang Penyediaan Sarana dan Prasarana tetapi secara fungsi merupakan bagian dari pelaksanaan agenda Bidang Wilayah dan Tata Ruang. Dalam Bidang Penyediaan Sarana dan Prasarana, percepatan pembangunan diprioritaskan pada percepatan pembangunan perumahan, pembangunan infrastruktur/prasarana dasar kawasan permukiman serta energi dan ketenagalistrikan, menjamin ketahanan air untuk mendukung ketahanan nasional, penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, pembangunan transportasi massal perkotaan, dan peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam pembiayaan infrastruktur. Salah satu sasaran umum yang hendak dicapai oleh sektor Infrastruktur pada RPJMN Tahun 2015-2019 adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal yang layak dengan didukung prasarana, sarana dan utilitas yang memadai dalam mendorong peningkatan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Dengan demikian penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dalam rangka pemenuhan kawasan permukiman yang berkualitas dan layak huni memenuhi standar pelayanan permukiman.

Berkaitan dengan agenda pembangunan wilayah dan tata ruang, terdapat agenda pembangunan perkotaan dan perdesaan serta kawasan strategis, perbatasan dan rawan bencana yang dalam pelaksanaannya membutuhkan dukungan penyelenggaraan kawasan permukiman. Tujuan utama dari Bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang adalah mempercepat pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia, melalui percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah

Page 45: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

45DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

berbasis SDA yang tersedia, SDM berkualitas, penyediaan infrastruktur, serta meningkatkan kemampuan ilmu dan teknologi secara terus menerus.

Arah pembangunan perkotaan dalam RPJMN 2015-2019 adalah mewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan budaya lokal. Kebijakan yang ditetapkan untuk kota-kota di Indonesia adalah: (1) memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam bentuk sarana prasarana permukiman, transportasi publik yang terintegrasi antar kawasan perkotaan, kesehatan berskala internasional, sarana prasarana pendidikan, sarana prasarana sosial budaya, sarana prasarana ekonomi, dan sarana prasarana keamanan kota; (2) memenuhi prinsip pembangunan kota hijau (green city) dalam skala utuh; (3) memenuhi prinsip kota yang berketahanan iklim dan bencana (resilient city); (4) mengembangkan kota pusaka berbasis karakter sosial budaya (heritage city); (5) memenuhi prinsip kota cerdas (smart city) yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sementara kebijakan bagi kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten adalah (1) memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (SPP); serta (2) mengembangkan Kota Baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan.

Penyelenggaraan kawasan permukiman berkontribusi dalam mewujudkan kota berkelanjutan dan berdaya saing melalui penyediaan hunian yang layak,w yaitu kawasan permukiman tanpa permukiman kumuh serta memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (SPP). Secara khusus untuk kota kecil, sedang, besar dan metropolitan, penyediaan hunian layak turut didukung dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan kota hijau, kota yang berketahanan iklim dan bencana, kota pusaka, serta kota cerdas. Khusus untuk penyelenggaraan kawasan permukiman di kawasan perkotaan di wilayah Kabupaten diperlukan penyediaan hunian yang layak untuk mendukung terbangunnya kota baru publik yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa– Bali yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-Bali.

Dengan demikian di dalam RPJMN 2015-2019 ditetapkan sasaran yang harus dicapai dalam penyelenggaraan permukiman di kota/kawasan perkotaan yaitu: (1) meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan; (2) terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan, 744 kota/kawasan perkotaan; dan (3) terselenggaranya perintisan inkubasi di 10 kota baru.

Page 46: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

46 Rencana Strategis

ARAH PEMBANGUNAN PERKOTAANmewujudkan kota-kota berkelanjutan dan berdaya saing, melalui

pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa, sekaligus mengembangkan kota layak huni, kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi

ekonomi, dan budaya lokal

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGUATAN TATA KELOLA

PEMBANGUNAN PERKOTAAN

Mengembangkan wilayah perkotaan metropolitan, besar, sedang dan kecil

diantaranya melalui:· merencanakan & menyediakan SPP· membangun kota hijau· mengembangkan kota yang

berketahanan iklim dan bencana· mengembangkan kota pusaka· mengembangkan kota cerdas

Mengembangkan kawasan perkotaan di Kabupaten melalui:

· merencanakan & menyediakan SPP· merencanakan dan mengembangkan

Kota Baru publik sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan

DUKUNGAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KOTA/KAWASAN PERKOTAAN

Penyediaan hunian layak beserta prasarana, sarana dan utilitas di kota/kawasan perkotaan melalui:

Penyediaan hunian layak beserta prasarana, sarana dan utilitas bagi MBR sebagai pengendali (buffer) urbanisasi

· Penurunan luasan permukiman kumuh di perkotaan

· Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)· Pengembangan Kota Hijau, Kota yg

Berketahanan Iklim dan Bencana, Kota Pusaka & Kota Cerdas

· Inkubasi kota baru

Gambar 3.1 Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Perkotaan dalam RPJMN 2015-2019 dan Dukungan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

Sumber: Diolah dari RPJMN 2015-2019

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 47: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

47DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Sumber: Diolah dari RPJMN 2015-2019

Arah kebijakan pembangunan desa dan kawasan perdesaan dalam RPJMN 2015-2019 yang terkait dengan penyelenggaraan kawasan permukiman adalah pemenuhan Standar Pelayanan Minimum (SPM) desa serta pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota. Strategi untuk pengembangan ekonomi kawasan perdesaan diantaranya mewujudkan dan mengembangkan sentra produksi, sentra industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta destinasi pariwisata; dan meningkatkan akses transportasi desa dengan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi lokal/wilayah. Penyelenggaraan kawasan permukiman berkontribusi dalam penyediaan hunian yang layak beserta prasarana, sarana dan utilitas memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) desa didukung dengan penyediaan sarana prasarana pendukung pengembangan ekonomi kawasan perdesaan sesuai dengan sektor pengembangannya (pertanian, perikanan, pariwisata). Di dalam RPJMN 2015-2019 ditetapkan sasaran yang harus dicapai dalam penyelenggaraan permukiman di kawasan perdesaan yaitu meningkatkan kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan.

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN

mewujudkan kemandirian masyarakat dan menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi,

dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGUATAN PEMERINTAHAN DESA

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PEMBANGUNAN DESA

Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi geografis desa;

penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat

Desa;pembangunan SDM

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup;

Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan

desa-kota

ARAH KEBIJAKAN STRATEGI PENGAWALAN IMPLEMENTASI UU DESA

DUKUNGAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN

Penyediaan hunian layak dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas serta infrastruktur pendukung pengembangan

ekonomi kawasan perdesan

· Peningkatan kualitas permukiman perdesaan

Gambar 3.2 Arah Kebijakan Strategi Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan dalam RPJMN 2015-2019

dan Dukungan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

Page 48: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

48 Rencana Strategis

Merujuk kepada Agenda Pembangunan Bidang dan Agenda Pembangunan Wilayah dalam RPJMN 2015-2019, maka penyelenggaraan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan juga dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan khusus di kawasan permukiman. Kebutuhan khusus tersebut dikarenakan lokasi dan posisi geografis kawasan permukiman membutuhkan penanganan yang berbeda (seperti berada di kawasan perbatasan atau kawasan rawan bencana) atau pun merupakan kawasan permukiman yang mendukung pengembangan kawasan strategis tertentu (seperti sektor kemaritiman, pariwisata, dll).

Arah kebijakan pembangunan kawasan perbatasan adalah mempercepat pembangunan kawasan perbatasan di berbagai bidang sebagai beranda depan negara dan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan semakin kuatnya pertahanan keamanan nasional. Sesuai arah kebijakan tersebut penyelenggaraan kawasan permukiman turut berkontribusi melalui penyediaan hunian yang layak dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas serta sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi perbatasan sesuai karakteristik lokal, baik di PKSN maupun di kecamatan lokasi prioritas (lokpri).

Selain itu mengingat hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki risiko tinggi terhadap bencana maka, diperlukan penguatan kemampuan mitigasi dan penanganan daerah bencana, terutama daerah dengan risiko kebencanaan tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan bencana dan mencegah risiko bencana. Penyelenggaraan kawasan permukiman yang ditujukan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukiman dengan demikian dilakukan dengan pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam penyelenggaraan kawasan permukiman.

Berdasarkan arah kebijakan pembangunan nasional, baik secara khusus untuk Bidang Penyediaan Sarana dan Prasarana maupun untuk Bidang Pembangunan Wilayah dan Tata Ruang, Pemerintah telah menetapkan target-target yang harus dicapai dalam penyelenggaraan kawasan permukiman pada tahap jangka menengah 2015-2019. Untuk penyelenggaraan kawasan permukiman ditetapkan target-target yang terkait dengan pemenuhan kawasan permukiman yang berkualitas dan layak huni, baik di kawasan perkotaan dan perdesaan maupun pada kawasan permukiman yang memiliki karakter dan kebutuhan khusus seperti perbatasan, rawan bencana, dan kawasan strategis lainnya yang menjadi sektor prioritas. Apabila dikaitkan dengan tipologi kawasannya, maka target pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman untuk tahun 2015 – 2019, secara ringkas teridentifikasi sebagaimana tabel 3.1.

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 49: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

49DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Tabel 3.1 Target Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 2015-2019

TIPoloGI TARGET SASARANKawasan Permukiman Perkotaan

• Penurunankumuhperkotaanmenjadi0%;• Penataan11kawasankampungnelayan;• PemenuhanSPPdanpengembanganKotaLayakHuni,KotaHijau,&KotaCerdasdi18kota,12kawasanperkotaanmetropolitan,744kota/kawasanperkotaan;

• Pendampinganpemberdayaanmasyarakatdi7.683Kelurahan;dan• Inkubasi10KotaBaru

Kawasan Permukiman Perdesaan

Meningkatnyakualitaspermukimanperdesaanseluas78.384Ha

Kawasan PermukimanKhusus

Meningkatnyakualitaspermukimankhususseluas3.099Ha• berkembangnya10PKSNsebagaipusatpertumbuhanekonomikawasanperbatasandanberkembangnya16PKSNlainnyasebagaipersiapan

• meningkatnyaaksesmasyarakatterhadapinfrastrukturdasarwilayah(terutamatransportasi,informasi,tekekomunikasi,energi,danairbersih)dansosialdasar(terutamapendidikan,kesehatan,danperumahan)di187KecamatanLokasiPrioritas(Lokpri)

• meningkatnyakesejahteraanmasyarakatpulau-pulaukecil/terluarmelaluipengembanganekonomidanpenyediaansaranaprasaranadanfasilitaslayanandasar(31pulau-pulaukecilterluar)

• tersedianyasaranadanprasaranamitigasidankesiapsiagaanmenghadapibencanadikawasanpermukimandenganIndeksRisikoBencanatinggi

• meningkatnyakualitas10KawasanStrategisPariwisataNasional(KSPN)diantaranyamelaluipembangunankawasanpermukiman

Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan Lapangan, 2015

3.2 PENDEKATAN DALAM PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYAPenyelenggaraan kawasan permukiman pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan, melalui pembangunan permukiman di kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan permukiman perkotaan atau perdesaan yang memiliki karakter khusus seperti kawasan perbatasan, rawan bencana, atau kawasan tertentu lainnya. Upaya mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan saat ini masih menghadapi berbagai kendala terutama berkaitan dengan rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman. Untuk mencapai target pembangunan jangka menengah sebagaimana arahan pembangunan nasional tersebut, penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi penyelenggaraan kawasan permukiman yang didasarkan pada 3 (tiga) pendekatan pembangunan.

Page 50: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

50 Rencana Strategis

Perwujudan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan tidak dapat dilepaskan dari upaya pencapaian target pembangunan sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJMN. Dalam implementasinya dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan utama pembangunan dalam bidang Cipta Karya yakni membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah, dan membangun kapasitas masyarakat.

Gambar 3.3 Pendekatan dalam Pembangunan dan Pengembangan Permukiman

1. Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dengan membentuk sistem yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang

• Penyelenggaraankawasanpermukimandilakukanpadaperuntukankawasanpermukimandan memenuhi persyaratan tata ruang sebagaimana yang diatur dalam rencana umum maupun rencana rinci tata ruang di daerah. Selain mengacu pada rencana tata ruang, penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan mengacu pada dokumen perencanaan kawasan permukiman pada skala wilayah (kota/kabupaten) yaitu Rencana Kawasan Permukiman dan strategi serta pemrogramannya hingga skala kawasan sesuai dengan tema penanganan.

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 51: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

51DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

UU PKP(UU No.1/2011)

Pasal 56Kawasan Permukiman

PERENCANAAN

MenyusunDokumen Perencanaan

RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN

UU PENATAAN RUANG(UU No.26/2007)

PP Penyelenggaraan Penataan Ruang(PP No.15/2010)

PENATAAN RUANG

Pasal 95Pemanfaatan Ruang

Pasal 24Perencanaan

Pasal 147Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Menyusun Dokumen Perencanaan

MerumuskanProgram Sektoral

Peraturan Zonasi

Perizinan, pemberian insentif/disinsentif, pengenaan sanksi

Rencana Induk Sektor

Menyusun Dokumen Perencanaan

RTRWNRTRW ProvinsiRTRW Kab/Kota

RTR Pulau/Kepulauan dan RTR KSNRTR KSP

RDTR Kab/Kota dan RTR KSK

RTBL

RPIJM

Kawasan

Permukiman Perkotaan

Kawasan Permukiman Perdesaan

Gambar 3.4 Perencanaan Permukiman di Daerah dan Keterkaitannya dengan Perencanaan Tata Ruang

• Penyelenggaraankawasanpermukimandilakukan terpadu antarsektor, antarkawasan, antarpelaku berdasarkan arahan dan perencanaan yang terpadu dan berkelanjutan sesuai kebutuhan daerah (demand driven). Kawasan permukiman dibentuk dari beberapa komponen yang tidak terpisahkan satu dengan lainnya dengan keterlibatakan pelaku yang berbeda sehingga harus dibangun dan dikembangkan secara terpadu antarkomponen dan antarpelaku. Selain itu, penyelenggaraan kawasan permukiman dalam satu wilayah tidak dapat dilepaskan dari kawasan permukiman lainnya karena bersama-sama membentuk dan mengarahkan perkembangan wilayah;

Page 52: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

52 Rencana Strategis

• Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan menyeluruh, meliputi seluruh kebutuhan penyelenggaraan kawasan permukiman (baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan; untuk seluruh komponen pembentuk permukiman; dan pada semua tahapan penyelenggaraan mulai dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan hingga pengendalian). Penyelenggaraan kawasan permukiman dalam rangka mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan tidak dapat dilaksanakan secara parsial tetapi harus secara menyeluruh agar secara utuh membentuk kawasan permukiman yang meningkatkan kualitas hidup penghuninya.

2. Pemerintah pusat memberikan fasilitasi kepada Pemerintah kota/kabupaten sebagai nakhoda penyelenggaraan kawasan permukiman di daerah

a. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman adalah urusan wajib pemerintah daerah. Berkaitan dengan hal ini pemerintah daerah wajib memiliki

Gambar 3.5 Mekanisme Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 53: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

53DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Gambar 3.6 Kerangka Pemikiran Implementasi Pendekatan Fasilitasi Pemerintah Daerah

lembaga lembaga yang menangani peyelenggaraan kawasan permukiman, menyusun perencanaan serta melaksanakan dan mengalokasikan dana untuk pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di daerahnya;

b. Dalam Undang-Undang No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan permukiman, penyusunan kebijakan, perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dan pengembangan permukiman menjadi tugas pemerintah daerah. Hal ini berarti bahwa kebijakan dan perencanaan perumahan dan kawasan permukiman disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan di daerah sebagai acuan dalam penyelenggaraan kawasan permukiman di daerahnya. Kebijakan dan perencanaan tersebut mengacu kepada kebijakan dan perencanaan di tingkat nasional dan provinsi;

c. Agar pemerintah daerah mampu menjadi nakhoda, maka pemerintah daerah harus memiliki kapasitas dan pengetahuan yang baik mengenai pembangunan dan pengembangan permukiman. Sesuai dengan tugasnya menyusun kebijakan dan perencanaan serta melaksanakan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman, pemerintah daerah dimulai dari pimipinan daerah hingga pelaksana teknis di SKPD terkait dituntut memiliki kapasitas dan pengetahuan yang baik agar dapat menghasilkan kebijakan dan perencanaan yang berkualitas dan menjawab kebutuhan daerah saat ini dan masa datang;

Page 54: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

54 Rencana Strategis

d. Pemerintah bertugas menciptakan kondisi yang kondusif, memberikan pembinaan kepada pemerintah daerah dan dapat memfasilitasi tugas pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Untuk memastikan pemerintah daerah memiliki kapasitas dan pengetahuan yang baik maka Pemerintah memberikan pembinaan sesuai kebutuhan daerah. Selain itu, keberhasilan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman di daerah juga ditentukan dari berbagai kebijakan dan peraturan nasional yang kondusif/mendukung. Sebagai urusan yang bersifat konkuren, maka Pemerintah dapat turut serta melaksanakan pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman sesuai dengan kewenangannya yang didasarkan pada perencanaan di daerah.

3. Penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan melakukan upaya peningkatan kapasitas masyarakat dan memberdayakan para pemangku kepentingan

• Parapemangkukepentinganantaralainadalahmasyarakat, swasta, lembaga keuangan, Pemerintah dan pemerintah daerah. Kawasan permukiman terdiri dari penghuni dan komponen fisik lainnya yang pembangunannya dapat dilakukan oleh masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta, dengan didukung oleh kebijakan, peraturan dan sistem pembiayaan yang dibangun oleh Pemerintah, pemerintah daerah dan lembaga keuangan.

Gambar 3.7 Kerangka Pemikiran Implementasi Pendekatan Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Pemangku Kepentingan

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 55: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

55DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

• Diperlukanupaya peningkatan peran dan kapasitas masyarakat untuk keberhasilan dan kesinambungan hasil pembangunan dan pengembangan permukiman. Masyarakat sebagai penghuni memiliki peran dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan permukiman

• Masyarakatberhakmendapatkanbimbingan,penyuluhan,bantuan teknis dan fasilitasi pemerintah daerah lainnya untuk peningkatan kesadaran dan keterlibatan dalam pembangunan dan pengembangan permukiman

• Untuk mendorong peran masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan permukiman maka dibentuk Forum Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman, sesuai amanat Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.

3.3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMANDalam rangka mencapai target-target pembangunan permukiman yang telah ditetapkan dalam kebijakan nasional, penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan mengacu pada kebijakan dan strategi penyelenggaraan kawasan permukiman yang terbagi atas: (1) kebijakan dan strategi umum penyelenggaraan kawasan permukiman, meliputi kebijakan

dan strategi yang terkait dengan aspek pengaturan, pembinaan, dan pengawasan penyelenggaraan kawasan permukiman;

(2) kebijakan dan strategi pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman perkotaan; (3) kebijakan dan strategi pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman perdesaan; dan (4) kebijakan dan strategi pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman di kawasan

berkebutuhan khusus.

Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kawasan permukiman ini ditetapkan dengan mempertimbangkan kebutuhan pencapaian target berdasarkan ketiga pendekatan pembangunan permukiman serta peran pemerintah dalam penyelenggaraan kawasan permukiman. Penyelenggaraan kawasan permukiman merupakan urusan yang bersifat konkuren antara Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu pencapaian target pembangunan permukiman dalam RPJMN 2015-2019 menjadi tugas bersama seluruh tingkat pemerintahan dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya termasuk swasta dan masyarakat.

Sesuai dengan kewenangannya, Direktorat Jenderal Cipta Karya khususnya Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman memiliki peran lebih besar dalam aspek pengaturan, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan permukiman. Dalam aspek pelaksanaan, peran Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman lebih mengarah pada percepatan pencapaian tujuan pembangunan nasional dan fasilitasi pemerintah daerah termasuk menyediakan best practice pembangunan permukiman sebagai contoh bagi pemerintah daerah.

Page 56: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

56 Rencana Strategis

Kebijakan dan strategi implementasi penyelenggaraan kawasan permukiman jangka menengah 2015-2019 dengan demikian adalah sebagai berikut.

KEBIJAKAN 1: Penyusunan dan penyiapan kerangka regulasi kawasan permukiman. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah menyusun dan menyosialisasikan peraturan perundang-undangan (PP, Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan Pedoman serta Standar atau NSPK Penyelenggaraan Kawasan Permukiman sebagai landasan penyelenggaraan kawasan permukiman.

KEBIJAKAN 2: Peningkatan kapasitas kelembagaan untuk penanganan permukiman. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah melakukan peningkatan dan penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara dan pengelola permukiman (pemerintah, lembaga masyarakat, dan masyarakat/individu) melalui pelatihan, pendampingan, bimbingan teknis atau bantuan teknis. Peningkatan dan penguatan kelembagaan di daerah diperlukan agar pemerintah daerah dapat menjalankan perannya dalam penyelenggaraan kawasan permukiman di daerah. Diperlukan pimpinan daerah yang memiliki visi pada bidang penyelenggaraan kawasan permukiman ditunjang dengan lembaga koordinatif di daerah (Pokja PKP Daerah/Lembaga sejenis) serta SDM yang memiliki pengetahuan, kapasitas dan kapabilitas dalam menjalankan tugasnya. Penyelenggaraan kawasan permukiman juga harus didukung oleh masyarakat yang memiliki kapasitas dan peran aktif dalam memastikan keberlanjutan hasil pembangunan.

KEBIJAKAN 3: Pengelolaan sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah membangun dan mengelola sistem informasi nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi daerah dan dimutakhirkan secara berkala. Sistem informasi ini akan dimanfaatkan untuk:• Mengukurperkembanganpencapaiantargetsetiaptahun.• Sharing informasi yang dapat digunakan oleh seluruh pelaku, baik di tingkat pusat maupun

daerah• Menjadisisteminformasikomunikasisebagaialatpengembanganpengetahuandalamrangka

pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah, serta sebagai sarana berbagi informasi ketersediaan sumberdaya di antara pelaku.

KEBIJAKAN 4: Pengawasan secara berkala penyelenggaraan kawasan permukiman di pusat dan daerah. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengendalian perencanaan kawasan permukiman melalui monitoring perencanaan

dan pemrograman;

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 57: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

57DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

2. Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi, pelaporan) pembangunan untuk menjamin tercapainya target RPJMN 2015-2019;

3. Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan hasil pembangunan.

KEBIJAKAN 5: Peningkatan kualitas permukiman dan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam rangka mengembangkan perkotaan layak huni.Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah:1. Menangani permukiman kumuh (baik daratan maupun pesisir) secara komprehensif dan

berkelanjutan pada kota/kabupaten prioritas Kementerian PUPR sebagai best practice penanganan permukiman kumuh yang diharapkan menjadi model penanganan komprehensif yang dapat direplikasi dan diterapkan di kota/kawasan perkotaan lainnya. Penanganan secara komprehensif dilakukan melalui pendampingan, pemberian bantuan teknis, dan/atau pemberian bimbingan teknis secara berkelanjutan dalam penyediaan data/informasi, pembentukan/penguatan kelembagaan, penyusunan perencanaan dan pemrograman, serta pelaksanaan penanganan (melalui pemugaran, peremajaan, pemukiman kembali). Bentuk kerja sama dan pembiayaan penanganan disepakati bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah.

Gambar 3.8Penanganan Permukiman Kumuh

Page 58: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

58 Rencana Strategis

Gambar 3.9 Strategi Penanganan Permukiman Kumuh Menuju Kota Bebas Kumuh 2019

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

2. Menangani permukiman kumuh (baik daratan maupun pesisir) secara reguler pada kota/kabupaten lainnya dengan tujuan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), mengacu pada kebutuhan yang diajukan oleh pemerintah kota/kabupaten. Penanganan secara reguler dilakukan melalui pendampingan, pemberian bantuan teknis dan/atau bimbingan teknis serta bantuan pendanaan dalam pelaksanaan penanganan sesuai kewenangan Pemerintah yang berdasarkan pengajuan dari pemerintah daerah.

3. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas kawasan permukiman perkotaan memenuhi Standar Pelayaan Perkotaan (SPP) yang mengacu pada Rencana Kawasan Permukiman (RKP).

Target sasaran penanganan permukiman kumuh perkotaan mencakup deliniasi permukiman kumuh seluas 38.431 Ha yang tersebar di 333 kota/kabupaten. Kementerian PUPR menetapkan 30 kota/kabupaten sebagai prioritas utama kementerian untuk penanganan permukiman kumuh secara komprehensif dan 20 kota/kabupaten ditangani melalui program NUSP (Neighborhood

Page 59: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

59DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Upgrading and Shelter Project). Dengan demikian setidaknya terdapat 333 kota/kabupaten yang secara reguler akan ditangani oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. Penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan dan pemeliharaan hasil penanganan secara berkelanjutan turut mendukung terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) di seluruh kota/kawasan perkotaan untuk mewujudkan Kota Layak Huni.

KEBIJAKAN 6: Pengembangan kawasan permukiman perkotaan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-BaliStrategi pelaksanaan kebijakan ini adalah:1. menyusun perencanaan dan pemrograman pembangunan kawasan permukiman di kota

baru berbasiskan prinsip pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), kota hijau, dan kota cerdas berdaya saing;

2. menyediakan hunian layak untuk Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR) dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

Hasil pelaksanaan perintisan Inkubasi Kota Baru Publik akan menjadi landasan bagi pengembangan kota/kawasan perkotaan lainnya hingga mencapai target perwujudan Kota Berkelanjutan di seluruh Indonesia.

KEBIJAKAN 7: Percepatan peningkatan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas permukiman perdesaan. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah: Menyediakan sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM Perdesaan pada kawasan perdesaan potensial. Sarana dan prasarana dasar permukiman ini meliputi penyediaan air minum, pembangunan jalan lingkungan dan drainase lingkungan, penyediaan pelayanan pengeolaan persampahan serta peningkatan akses sanitasi yang layak bagi masyarakat di kawasan perdesaan. Penyediaan ini dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat dan dilakukan berdasarkan perencanaan dan pemrograman yang telah disusun sebelumnya.

KEBIJAKAN 8: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas untuk mendukung pengembangan ekonomi kawasan perdesaan. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah sebagai berikut:1. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas umum permukiman yang memenuhi Standar

Pelayanan Minimum Desa, baik melalui pengembangan dan pembangunan kawasan transmigrasi maupun kawasan non-transmigrasi. Prasarana, sarana dan utilitas permukiman diantaranya meliputi jalan, drainase, sanitasi, air minum, rumah ibadah, ruang terbuka hijau (RTH), jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi.

Page 60: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

60 Rencana Strategis

2. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi di kawasan perdesaan sesuai dengan komoditas unggulannya. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebelum proses produksi, dalam proses produksi, maupun setelah proses produksi antara lain berupa terminal agro, pasar agro untuk kawasan agropolitan, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan permukiman pesisir/ minapolitan.

3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antar desa maupun antar desa-kota. Sarana dan prasarana ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa yang dapat menghubungkan kawasan perdesaan dengan pusat-pusat pertumbuhan.

KEBIJAKAN 9: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas untuk mendukung pengembangan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengembangan ekonomi kawasan perbatasan

berbasis komoditi unggulan, terutama di 10 PKSN. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan produksi untuk PKSN non-perkotaan adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan sebelum proses produksi, dalam proses produksi, maupun setelah proses produksi, antara lain berupa terminal agro, pasar agro, dan tempat penjemuran untuk kawasan perbatasan darat, atau dermaga, tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan (TPI) pada kawasan perbatasan laut (pulau-pulau kecil terluar berpenduduk). Selain itu disediakan pula sarana dan prasarana pendukung peningkatan konektivitas kegiatan antardesa dalam kecamatan di PKSN, berupa jalan usaha tani dan jalan poros desa..

2. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas umum permukiman yang memenuhi Standar Pelayanan Minimum Desa atau Standar Pelayanan Perkotaan dan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir), baik di PKSN maupun kecamatan lokasi prioritas (lokpri). Prasarana, sarana dan utilitas permukiman diantaranya meliputi jalan, drainase, sanitasi, air minum, rumah ibadah, ruang terbuka hijau (RTH), jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi. Untuk PKSN Perkotaan seperti Kota Sabang dan Kota Jayapura, prasarana, sarana dan utilitas yang disediakan adalah dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan berdasarkan prinsip kota layak huni, kota hijau dan kota cerdas untuk mewujudkan Kota Berkelanjutan.

KEBIJAKAN 10: Pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah sebagai berikut:1. Mengurangi ancaman bencana melalui pembangunan dan pengembangan permukiman

pada lokasi yang aman sesuai RTRW dan mitigasi. Dalam hal ini pembangunan dan pengembangan permukiman dilakukan dengan didasarkan pada analisis risiko bencana dan

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 61: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

61DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

melakukan mitigasi yang diperlukan (misal, pembangunan kolam retensi untuk pengendali banjir).

2. Mengurangi kerentanan fisik (bangunan dan PSU). Langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan standar bangunan dan lingkungan serta PSU yang sesuai dengan tipe bahaya; melakukan penataan bangunan dan lingkungan untuk memperkecil ancaman dan meningkatkan ketahanan; atau melakukan pemindahan lokasi permukiman yang berisiko tinggi ke kawasan yang aman dari bencana.

3. Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat, lembaga). Langkah yang dilakukan adalah menyediakan NSPK untuk berbagai tipe bencana sesuai karakteristik ancaman bencana; meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pemerintah daerah mengenai pembangunan tanggap bencana serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar menjadi masyarakat tangguh bencana.

4. Meningkatkan kualitas/rehabilitasi permukiman di kawasan pasca bencana. Pelaksanaan penanganan pasca bencana dimulai dari masa tanggap darurat melalui pemulihan kondisi serta rehabilitasi dan rekonstruksi.

KEBIJAKAN 11: Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman dilengkapi dengan fasilitas pendukung pariwisata di destinasi pariwisata nasional. Strategi pelaksanaan kebijakan ini adalah sebagai berikut:1. Menyediakan prasarana, sarana dan utilitas permukiman memenuhi Standar Pelayanan

Mimimal Desa atau Standar Pelayanan Perkotaan sesuai dengan karakteristik permukiman (daratan dan pesisir). Prasarana, sarana dan utilitas permukiman diantaranya meliputi jalan, drainase, sanitasi, air minum, rumah ibadah, ruang terbuka hijau (RTH), jaringan listrik dan jaringan telekomunikasi. Untuk kawasan permukiman perkotaan yang ditetapkan menjadi bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional berupa Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), prasarana, sarana dan utilitas yang disediakan adalah dalam rangka memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan berdasarkan prinsip kota layak huni, kota hijau dan kota cerdas untuk mewujudkan Kota Berkelanjutan.

2. Menyediakan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata pendukung kegiatan wisata, sesuai kebutuhan. Fasilitas umum yang dimaksud adalah sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan keseharian, sedangkan fasilitas pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata.

3.4 KERANGKA REGULASIDalam mendukung penyelenggaraan kawasan permukiman dibutuhkan regulasi sebagai payung hukum dari kebijakan dan strategi yang telah disusun. Dalam hal ini urgensi terhadap

Page 62: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

62 Rencana Strategis

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Tabel 3.2 Kerangka Regulasi Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

KEBUTUHAN REGUlASI URGENSI

RancanganPeraturanPemerintahtentangPenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukiman

AmanatUUNo.1Tahun2011

PermenPUPRNo.02/PRT/M/2016tentangPeningkatanKualitasterhadapPerumahanKumuhdanPermukimanKumuh

Kebutuhan(Sudahdiundangkan)danAmanatRPP

PenyelenggaraanPKPRapermenPUPRtentangPeranMasyarakatdalamPenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukiman

AmanatUUNo1Tahun2011Pasal133

RaperprestentangKebijakandanStrategiNasionalBidangPerumahanDan Kawasan Permukiman

AmanatUUNo.1Tahun2011Pasal13hurufadanRPPPenyelenggaraanPKP

RapermententangPedomanPenyusunan,Penetapan,danPeninjauanKembaliRencanaKawasanPermukiman(RKP)

AmanatRPPPenyelenggaraanPKP

RancanganKeputusanMenteriPUPRtentangForumPengembanganPerumahandanKawasanPermukiman(PokjaPKP)

AmanatRPPPenyelenggaraanPKP

RapermententangPedomanKeterpaduanPSU AmanatRPPPenyelenggaraanPKP

RapermenPUPRtentangPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimandiKawasanPerdesaan

Kebutuhan

RapermenPUPRtentangPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimandiKawasanKhususdanPerbatasan

Kebutuhan

RapermenPUPRtentangPembangunanInfrastrukturPermukimanBerbasisMasyarakat

Kebutuhan

RancanganSEMenteriPUPRtentangModelRancanganPeraturanDaerahTentangPencegahandanPeningkatanKualitasterhadapPerumahanKumuhdanPermukimanKumuh

Kebutuhan

RancanganSEDJCKtentangPedomanPelaksanaanProgramPeningkatanKualitasPermukimanKumuhPerkotaan(P2KKPdanNUSP-2)

Kebutuhan

RancanganSEDJCKtentangPedomanPISEWAPBN2016 KebutuhanRancanganSEDJCKtentangPedomanPISEWRISD2016 KebutuhanRapermententangStandarTeknisPrasarana,Sarana,DanUtilitasUmumKawasanPermukiman(StandarLingkunganHunianLayakHuni)

Kebutuhan

RapermententangPedomanTeknisPengukuranPenguranganLuasanPermukimanKumuhPerkotaan

Kebutuhan

RapermententangPedomanTeknisPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimanpadaKawasanPesisirdanPulauKecil

Kebutuhan

RapermententangGreenInfrastructurePermukiman KebutuhanRapermententangDukunganInfrastrukturPermukimanpadakawasanCagarBudayadanWarisanDunia

Kebutuhan

Page 63: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

63DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

dibutuhkannya regulasi didasarkan pada amanat UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan peraturan perundang-undangan turunannya serta kebutuhan untuk penyelenggaraan kawasan permukiman yang terencana, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.

3.5 KERANGKA KELEMBAGAANPenyelenggaraan kawasan permukiman merupakan proses yang bersifat lintas sektor dan lintas pelaku. Dalam konteks pelaku, penyelenggaraan permukiman melibatkan berbagai stakeholder yang dapat berkontribusi dalam pembangunan dan pengembangan sektor dan komponen permukiman sesuai dengan tugas dan fungsi maing-masing. Sebagai urusan yang bersifat konkuren antara Pemerintah dengan pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota maka pencapaian target pembangunan permukiman dalam RPJMN 2015-2019 menjadi tugas bersama seluruh tingkat pemerintahan dengan melibatkan pihak-pihak terkait lainnya termasuk swasta dan masyarakat.

Di tingkat pusat penyelenggaraan kawasan permukiman dikoordinasikan melalui Pokja PKP Nasional yang beranggotakan beberapa Kementerian/Lembaga, diantaranya Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian PUPR, Kementerian ATR, Kementerian Kesehatan, Kementerian KUKM dan BPS. Untuk penyelenggaraan kawasan permukiman di perkotaan, perdesaan, dan permukiman berkebutuhan khusus, kerja sama juga dilakukan dengan Kementerian/Lembaga terkait lainnya seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, BNPP, atau BNPB. Pemerintah pusat berperan dalam menyediakan regulasi dan kebijakan yang mendukung dan kondusif terhadap penyelenggaraan permukiman secara nasional, melakukan pembinaan terhadap pemerintah daerah, serta melakukan monitoring dan supervisi terhadap penyelenggaraan kawasan permukiman dalam upaya mencapai target pembangunan permukiman dalam RPJMN 2015-2019.

KEBUTUHAN REGUlASI URGENSI

RapermententangPetunjukTeknisPembangunanKotaBaru KebutuhanRapermententangPedomanTeknisPembangunanUtilitasPermukimanPerkotaan

Kebutuhan

RapermententangPedomanTeknisPemeliharaanInfrastrukturPermukiman

Kebutuhan

RapermententangTimAhliPerumahandanKawasanPermukiman KebutuhanRapermententangPedomanPengadaanTanahUntukInfrastrukturPermukiman

Kebutuhan

Page 64: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

64 Rencana Strategis

Di tingkat provinsi, penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan oleh SKPD terkait bidang perumahan dan kawasan permukiman didukung oleh Satuan Kerja di tingkat provinsi sebagai perpanjangan tangan Pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya di daerah. Koordinasi antarpihak di tingkat provinsi dilakukan melalui lembaga koordinasi berupa Pokja PKP Provinsi yang beranggotakan SKPD terkait di tingkat provinsi. Pemerintah provinsi berperan dalam menyediakan peraturan dan kebijakan tingkat provinsi, memberikan dukungan kepada pemerintah kota/kabupaten, serta dalam mengalokasikan dana dan program untuk penyelenggaraan permukiman lintas kota/kabupaten atau pun di dalam lingkup wilayah administrasi kota/kabupaten tetapi merupakan kewenangan pemerintah provinsi.

Di tingkat kota/kabupaten, pemerintah kota/kabupaten merupakan nakhoda bagi penyelenggaraan kawasan permukiman di wilayahnya. Pelaksana teknis penyelenggaraan kawasan permukiman adalah SKPD terkait bidang perumahan dan permukiman dimana koordinasi antarpihak dilakukan melalui Pokja PKP Kota/Kabupaten atau lembaga koordinatif sejenis di daerah. Pemerintah kota/kabupaten berperan dalam menyediakan peraturan dan kebijakan

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

PENYEDIAAN HUNIAN LAYAK

BESERTA PRASARANA, SARANA, DAN

UTILITAS

Fasilitasi Peningkatan Kualitas Hunian dan Permukiman Kumuh

Penyediaan Infrastruktur Air

Minum dan Sanitasi

Peningkatan Manajemen Layanan

Air Minum dan Sanitasi

Peningkatan Ketersediaan Air

Baku

Fasilitasi Penyediaan Hunian Baru dan PSU

Pendukung

Kemen PUPR,Kemensos,

Kemen ATR,Pemda

Kemen PUPR,Kemenkes,

Kemen PDTT,Pemda

Kemen PUPR,Kemenkes,Kemenkeu,

PDAM,Pemda

Kemen PUPR,Kemen LHKPemda,Perhutani

Kemen PUPR,Kemenkeu,Pengembang,Perumnas,Pemda,SMF (Sarana Multigriya Finansial)

Gambar 3.10 Pelaku dalam Penyediaan Hunian Layak Beserta PSU

Page 65: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

65DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

tingkat kota/kabupaten, menyediakan perencanaan kawasan permukiman dan rencana aksi tematik, mengalokasikan pendanaan dan pemrograman pembangunan permukiman, pelaksana pembangunan, serta melakukan pembinaan kepada masyarakat.

Selain pemerintah, pelaku lainnya yang terlibat adalah masyarakat dan pihak swasta/dunia usaha. Masyarakat sebagai subjek pembangunan kawasan permukiman terlibat dalam seluruh tahapan penyelenggaraan, mulai dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan hingga pengendalian. Keterlibatan masyarakat dilakukan melalui pendekatan partisipatif berwawasan kemasyarakatan sehingga ada kesetaraan posisi antarpelaku pembangunan (masyarakat-pemerintah-swasta). Masyarakat diwakili melalui BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat) atau lembaga sejenis yang telah dibangun. Pihak swasta/dunia usaha dapat terlibat dalam pelaksanaan pembangunan, baik melalui pembangunan kawasan maupun pembangunan komponen kawasan permukiman serta berperan sebagai lembaga keuangan. Selain pihak masyarakat sebagai penghuni dan pihak swasta/dunia usaha diperlukan pula keterlibatan pihak lainnya seperti lembaga keilmuan dalam memberikan pendampingan kepada pemerintah daerah dan masyarakat serta mengembangkan inovasi-inovasi penyelenggaraan kawasan permukiman.

Secara khusus penyelenggaraan kawasan permukiman di Kementerian PUPR diamanatkan kepada Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman sebagai salah satu unit teknis di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Berdasarkan Permen PUPR No. 15 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknis, pengawasan teknis, pengendalian dan pengaturan teknis pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, serta kawasan permukiman khusus.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman menyelenggarakan fungsi:a. penyusunan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan

pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus;

b. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus;

c. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus, serta fasilitasi penyediaan tanah;

d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus;

Page 66: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

66 Rencana Strategis

e. penyusunan dan penyebarluasan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus;

f. fasilitasi pembinaan kelembagaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus; dan

g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Berdasarkan struktur organisasinya, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman terdiri atas:a. Subdirektorat Perencanaan Teknis;b. Subdirektorat Kawasan Permukiman Perkotaan;c. Subdirektorat Kawasan Permukiman Perdesaan;

d. Subdirektorat Kawasan Permukiman Khusus;e. Subdirektorat Standardisasi dan Kelembagaan; danf. Subbagian Tata Usaha.

Di tingkat pusat dalam lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman sebagai unit yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan kawasan permukiman perkotaan, perdesaan dan khusus bekerja sama dan berkoordinasi dengan unit teknis lainnya yang bertanggung jawab dalam pelayanan air minum, sanitasi, dan bina penataan

Arah Kebijakan, Strategi Kerangka Regulasi,dan Kerangka Kelembagaan

Page 67: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

67DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Gambar 3.11 Struktur Organisasi Satker Penyelenggara Kegiatan Pengembangan Kawasan Permukiman

bangunan karena sektor tersebut merupakan sektor pembentuk kawasan permukiman. Di tingkat provinsi, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman didukung oleh Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Page 68: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

68 Rencana Strategis

Page 69: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

69DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

4Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 70: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

70 Rencana Strategis

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

4.1 INDIKASI KEGIATAN DAN TARGET KINERJA PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Mengacu pada Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019, penyelenggaraan kawasan permukiman merupakan bagian dari program pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman yang dilaksanakan melalui kegiatan pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan pengembangan permukiman. Program dan kegiatan tersebut dijabarkan dalam sasaran kegiatan pengembangan kawasan permukiman sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2015-2019, yaitu: (1) Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman; (2) Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman; (3) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan; (4) Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas; (5) Perintisan inkubasi kota baru; (6) Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat; (7) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan; (8) Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus; dan (9) Layanan Perkantoran.

Page 71: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

71DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Tabel 4.1 Sasaran dan Indikasi Kegiatan Penyelenggaraan Kawasan Permukiman

SASARAN INDIKASI KEGIATAN

Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

PenyusunandanpenetapanPPtentangPenyelenggaraanPerumahandanKawasan PermukimanPenyusunandanpenetapanPerprestentangKebijakandanStrategiNasionalBidangPerumahandanKawasanPermukimanPenyusunandanpenetapanPermenbidangpermukimanPenyusunandanpenetapanPermenPUPRtentangPeningkatanKualitasterhadapPerumahanKumuhdanPermukimanKumuhPenyusunandanpenetapanPermenPUPRtentangPeranMasyarakatdalamPenyelenggaraanPerumahandanKawasanPermukimanPenyusunandanpenetapanPermententangPedomanPenyusunan,Penetapan,danPeninjauanKembaliRencanaKawasanPermukiman(RKP)PenyusunandanpenetapanKeputusanMenteriPUPRtentangForumPengembanganPerumahandanKawasanPermukiman(PokjaPKP)PenyusunandanpenetapanPermententangPedomanKeterpaduanPSUPenyusunandanpenetapanPermenPUPRtentangPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimandiKawasanPerdesaanPenyusunandanpenetapanPermenPUPRtentangPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimandiKawasanKhususdanPerbatasanRapermenPUPRtentangPembangunanInfrastrukturPermukimanBerbasisMasyarakatPenyusunandanpenetapanSEMenteriPUPRtentangModelRancanganPeraturanDaerahTentangPencegahandanPeningkatanKualitasterhadapPerumahanKumuhdanPermukimanKumuhPenyusunandanpenetapanSEDJCKtentangPedomanPelaksanaanProgramPeningkatanKualitasPermukimanKumuhPerkotaan(P2KKPdanNUSP-2)PenyusunandanpenetapanSEDJCKtentangPedomanPISEWAPBN2016PenyusunandanpenetapanSEDJCKtentangPedomanPISEWRISD2016RapermententangStandarTeknisPrasarana,Sarana,DanUtilitasUmumKawasanPermukiman(StandarLingkunganHunianLayakHuni)PenyusunandanpenetapanPermententangPedomanTeknisPengukuranPenguranganLuasanPermukimanKumuhPerkotaanPenyusunandanpenetapanPermententangPedomanTeknisPenyelenggaraanInfrastrukturPermukimanpadaKawasanPesisirdanPulauKecil

Sembilan sasaran tersebut di atas dilaksanakan sampai dengan tahun 2019 melalui serangkaian kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan kawasan permukiman. Lingkup dan indikasi kegiatan untuk kesembilan sasaran tersebut adalah sebagai berikut.

Page 72: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

72 Rencana Strategis

SASARAN INDIKASI KEGIATAN

Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

PenyusunandanpenetapanPermententangGreenInfrastructurePermukimanPenyusunandanpenetapanPermententangDukunganInfrastrukturPermukimanpadakawasanCagarBudayadanWarisanDuniaPenyusunandanpenetapanPermententangPetunjukTeknisPembangunanKotaBaruPenyusunandanpenetapanPermententangPedomanTeknisPembangunanUtilitasPermukimanPerkotaanPenyusunandanpenetapanPermententangPedomanTeknisPemeliharaanInfrastrukturPermukimanPenyusunandanpenetapanPermententangTimAhliPerumahandanKawasanPermukimanPenyusunandanpenetapanPermententangPedomanPengadaanTanahUntukInfrastrukturPermukimanSosialisasiNSPKkepadapemerintahprovinsidankabupaten/kota

Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman

AdvokasiberjenjangmengenaipermukimanlayakhunidanberkelanjutanPendampinganpenyusunanperaturanperundang-undangandaerahbidangpengembangankawasanpermukimanPendidikandanpelatihanbidangpermukimanuntukpemerintahdaerahFasilitasi(Bimtek)PenyusunanRencanaKawasanPermukiman(RKP)Kota/KabupatenFasilitasi(Bimtek)PenyusunanRencanaAksi&MemorandumProgramskalakawasan:• PermukimanKumuh(darat&pesisir)• PermukimanBaru(10KotaBaru)dan/atauPengembanganPermukimanPerkotaanygada

• PermukimandiKawasanPerdesaan(terdiridari2desaataulebih),termasukuntukpengembangansektorpariwisata

• PermukimanPerbatasan(10PKSN&187Lokpri)• PermukimandiKawasanRisikoTinggiBencana(mengacuIndeksRisikoBencana)

PembangunanPlatformSistemInformasiPermukimanNasionalPengelolaandatadaninformasipermukimannasionalPembangunanPrototipeSistemInformasiPermukimanDaerahPelatihanberjenjangpembangunandanpengelolaansisteminformasipermukimandidaerahFasilitasipengembangankerjasamadenganpihakswasta/duniausahadalampembangunandanpengembangankotabaruPengembangandanpilotprojectkerjasamadenganpihakswasta/duniausahadalampembangunanPSUpermukimanMonitoringperencanaandanpemrograman(nasionalhinggakawasan)Pemantauan,evaluasidanpelaporanpelaksanaanpembangunandanpengembangankawasanpermukimanFasilitasipemerintahdaerahdalammelaksanakanpengendalianpemanfaatan

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 73: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

73DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

SASARAN INDIKASI KEGIATAN

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan

Fasilitasipelaksanaanpenanganankumuhperkotaanbidangfisik,meliputi:• PenyusunanDEDPenangananKawasan• PeningkatankualitasPSUperumahandanpermukiman(jalan,jembatan,dermaga,airminum,airlimbah,persampahan,drainase,pencegahankebakaran)

• Penataanlingkungan(penyediaanruangterbukapublik)

Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas

FasilitasipenyediaanPSUpermukimanperkotaanuntukmemenuhiStandarPelayananPerkotaan(SPP)mengacupadaRencanaKawasanPermukiman(RKP)Kota/Kabupaten

Perintisan inkubasi kota baru

FasilitasipenyediaanPSUpermukimanperkotaandikotabarupublikberdasarkanprinsippemenuhanStandarPelayananPerkotaan(SPP),pembangunankotahijaudankotacerdas

Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat

EdukasimassamengenaipermukimanlayakhunidanberkelanjutanFasilitasiketerlibatanmasyarakatdalamperencanaan,pembangunan,pemanfaatan,danpengendalianpembangunankawasanpermukimanperkotaanPelatihanbidangpermukimanuntukmasyarakat,terkaitperencanaan,pelaksanaan,danpengelolaanhasil

Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat

Fasilitasipemerintahdaerahdalampembentukanlembagakomunitas/masyarakatdalampembangunandanpengembanganpermukimanFasilitasipemerintahdaerahdalampembentukanKampungTangguhBencana

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan

FasilitasipembangunanperumahandanPSUpermukiman(jalan,airminum,drainase,airlimbah,persampahan,energi)sesuaiSPMdenganpendekatanpemberdayaanmasyarakatberdasarkanRencanaAksidanMemorandumProgramFasilitasipembangunansaranadanprasaranaproduksi,diantaranyajalan,jembatan,terminalagrodanpasaragro(pertanian),ataudermaga,tambatanperahu,TPI(pesisir)Fasilitasipembangunansaranadanprasaranapendukungkonektivitasdesa–kota:jalanlingkungan,jalanusahatani,jalanporosdesa,dermaga,terminaldanpasar

Page 74: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

74 Rencana Strategis

Untuk mengevaluasi kinerja penyelenggaraan kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman pada jangka menengah ditetapkan indikator kinerja untuk kesembilan sasaran kegiatan pengaturan, pembinaan, dan pelaksanaan pengembangan permukiman tersebut di atas. Indikator kinerja merupakan unsur dalam akuntabilitas kinerja yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dan/atau kegagalan pencapaian sasaran kegiatan Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

Secara umum, indikator kinerja penyelengaraan kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman adalah meningkatnya kontribusi pengembangan kawasan permukiman perkotaan, kawasan permukiman perdesaan, dan kawasan permukiman khusus untuk mendukung pembangunan wilayah dengan sasaran kegiatan, indikator serta target sasaran sebagai berikut:

1. Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya 10 NSPK

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

SASARAN INDIKASI KEGIATAN

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus

FasilitasipembangunanPSUpermukimansesuaiSPMberdasarkanRencanaAksidenganpendekatanpemberdayaanmasyarakatdiseluruhpermukimanperbatasan(daratdanlaut)Fasilitasipembangunansaranadanprasaranaekonomi,berupajalan,jembatan,terminalagrodanpasaragrodi10PKSNFasilitasipenataanbangunandanlingkunganuntukmemperkecilancamandanmeningkatkanketahananmasyarakatdikawasanrisikotinggiFasilitasipembangunanPSUpermukimantanggapbencanasesuaistandarygberlakuFasilitasipemukimankembali/relokasipermukimanberisikotinggikelokasiyangaman,sesuaiRencanaTataRuangdanRencanaKawasanPermukimanFasilitasipembangunandanpengembanganruangevakuasi(TES;danescapebuilding/sheltertsunami)danPSUpendukungnyaFasilitasi/PembangunaninfrastrukturdasaruntukmendukunghuntaraPemulihansaranadanprasaranadasarpadatahaptanggapdaruratRehabilitasidanrekonstruksikawasanpermukimanpadatahappascabencanaFasilitasipembangunanPSUsesuaiSPMberdasarkanRencanaAksidenganpendekatanpemberdayaanmasyarakatdikawasanpermukimanyangmemilikidayatarikwisata(daratdanpesisir)FasilitasipembangunanfasilitasumumdanfasilitaspariwisataberdasarkanRencanaAksidikawasanpermukimanyangmemilikidayatarikwisata(daratdanpesisir)

Page 75: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

75DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

bidang pengembangan kawasan permukiman, meliputi Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri dan Surat Edaran.

Dengan disusun, ditetapkan serta disosialisasikan dan dimanfaatkannya NSPK bidang

pengembangan kawasan permukiman diharapkan penyelenggaraan permukiman baik secara nasional maupun di daerah diselenggarakan sesuai dengan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan secara nasional.

2. Pembinaan dan pengawasan pengembangan kawasan permukiman. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya

pembinaan dan pengawasan pengembangan permukiman di 507 kab/kota.

Pembinaan dilakukan kepada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, terutama pemerintah kabupaten/kota, untuk mampu menjadi nakhoda dalam penyelenggaraan kawasan permukiman di wilayahnya. Dengan demikian peran pembinaan dari Pemerintah sangat besar terhadap keberhasilan pencapaian perwujudan permukiman yang layak huni bahkan berkelanjutan.

Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah diidentifikasi melalui kemampuan pemerintah daerah dalam merumuskan kebutuhan pengembangan permukiman di wilayahnya, merencanakan serta menyusun program dan kegiatan untuk menjawab kebutuhan.

3. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas

permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan. Target sasaran diprioritaskan pada 30 kota dan 11 permukiman kumuh kampung nelayan.

Peningkatan kualitas permukiman perkotaan (daratan dan pesisir) terutama dilakukan pada kawasan permukiman yang termasuk dalam kategori kumuh, baik yang berlokasi pada peruntukan kawasan permukiman sesuai RTRW maupun di luar peruntukan kawasan permukiman. Perwujudan Kota Layak Huni memerlukan dukungan kawasan permukiman yang dilengkapi dengan hunian layak, prasarana, sarana dan utilitas yang memenuhi SPM, dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis, produktif dan berkelanjutan.

Upaya penurunan luasan permukiman kumuh perkotaan (daratan dan pesisir) merupakan upaya bersama seluruh pelaku untuk menangani keseluruhan aspek yang menjadi gejala dan penyebab terjadinya permukiman kumuh, yaitu aspek PSU permukiman, ancaman bencana, legalitas lahan, kesehatan, sosial, budaya, dan ekonomi kawasan dan penghuni. Dalam jangka

Page 76: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

76 Rencana Strategis

menengah, meningkatnya kualitas permukiman perkotaan dapat diidentifikasi melalui terlaksananya kegiatan penanganan pada kawasan permukiman kumuh yang telah terdata berupa pemulihan dan peningkatan kualitas terhadap kawasan dan 7 (tujuh) komponen indikator kumuh bidang Cipta Karya, mengacu pada Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) yang disusun oleh pemerintah bersama masyarakat.

4. Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas.

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau*, dan Kota Cerdas* di 18 kota otonom sedang, 12 kawasan perkotaan metropolitan, dan 744 kota/kawasan perkotaan. Sasaran kegiatan ini merupakan kegiatan lintas direktorat bersama Direktorat Bina Penataan Bangunan, dimana Direktorat Bina Penataan Bangunan fokus pada pengembangan Kota Hijau dan Kota Cerdas.

Penyelenggaraan kawasan permukiman perkotaan berkontribusi dalam pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan pengembangan Kota Layak Huni melalui penanganan permukiman kumuh dan penyediaan hunian layak dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas permukiman. Penanganan permukiman kumuh merupakan kegiatan dalam sasaran ketiga, pembangunan dan pengembangan kawasan perkotaan, sehingga pada sasaran ini kegiatan yang dilakukan difokuskan pada fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam penyediaan hunian layak dilengkapi PSU permukiman pada kawasan permukiman di luar permukiman kumuh. Namun demikian, kegiatan dalam sasaran ini tidak dapat dilepaskan dari kegiatan pada sasaran ketiga karena penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dalam lingkup wilayah kota/kawasan perkotaan mengacu pada Rencana Kawasan Permukiman (RKP).

Terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam bentuk sarana prasarana permukiman, transportasi publik, sarana prasarana kesehatan, sarana prasarana pendidikan, sarana prasarana sosial budaya, sarana prasarana ekonomi, dan sarana prasarana keamanan pada kota dan kawasan perkotaan di Indonesia merupakan target bersama seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan perkotaan. Dalam lingkup Direktorat Jenderal Cipta Karya, pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dilakukan oleh semua unit teknis terkait dengan pengembangan kawasan permukiman, penyediaan pelayanan air minum, penyediaan pelayanan sanitasi, dan penyelenggaraan bangunan gedung.

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 77: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

77DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Terlaksananya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman dalam pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Kota Layak Huni dalam jangka menengah ini diidentifikasi melalui:(1) tersedianya Rencana Kawasan Permukiman (RKP) kota/kabupaten sebagai acuan

penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan perumahan serta rencana induk masing-masing sektor. Dengan tersedianya acuan ini maka penyediaan hunian dan PSU permukiman yang dilakukan oleh masing-masing sektor dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkualitas untuk berkontribusi dalam pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP);

(2) terlaksananya penyediaan prasarana dan sarana permukiman perkotaan sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, yang disediakan berdasarkan kebutuhan pemenuhan Standar Pelayanan perkotan (SPP) pada target sasaran.

5. Perintisan inkubasi kota baru. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya

perintisan inkubasi di 10 kota baru publik.

Kota baru publik adalah kota/kawasan perkotaan yang mandiri dan terpadu di sekitar kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa–Bali yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah serta diarahkan sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota atau kawasan perkotaan metropolitan di luar Pulau Jawa-Bali. Pengembangan kota baru publik merupakan bagian dari upaya mewujudkan sistem perkotaan untuk pengurangan kesenjangan antarwilayah sekaligus mempercepat perwujudan Kota Masa Depan yang aman, nyaman, layak huni, hijau dan berketahanan, serta cerdas dan berdaya saing.

Pengembangan kota baru publik dilakukan melalui kegiatan penyediaan PSU permukiman; penyediaan ruang terbuka; pengembangan bangunan hijau; pengembangan energi hijau; penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam sistem transportasi, perizinan, dan perekonomian; serta peningkatan infrastruktur sosial dan ekonomi berbasis TIK. Terlaksananya perintisan inkubasi kota baru dalam jangka menengah diidentifikasi melalui tersedianya dokumen DED (Detailed Engineering Design) di 10 kota baru publik dan terlaksananya penyediaan PSU permukiman sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

6. Pendampingan Pemberdayaan Masyarakat. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya

pendampingan masyarakat di 7.683 kelurahan.

Page 78: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

78 Rencana Strategis

Pelaksanaan peningkatan kualitas permukiman kumuh di perkotaan dilakukan dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek penanganan dalam seluruh tahapan pelaksanaan. Untuk mendukung hal tersebut diperlukan upaya pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan dan individu masyarakat agar dapat terlibat dalam seluruh tahapan pelaksanaan penanganan. Terselenggaranya pendampingan masyarakat diidentifikasi melalui terbangunnya lembaga masyarakat (BKM atau lembaga sejenis) di lokasi target sasaran, dihasilkannya dokumen perencanaan bersama masyarakat, terlaksananya kegiatan penanganan oleh masyarakat, dan terlibatnya masyarakat dalam pemeliharaan hasil.

7. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas

permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan.

Penyelenggaraan kawasan permukiman di kawasan perdesaan dilaksanakan dalam rangka menyediakan hunian layak beserta PSU permukiman memenuhi SPM desa serta menunjang pengembangan ekonomi kawasan berbasis komoditi unggulan. Berkembangnya desa-desa menjadi desa mandiri untuk mendorong keterkaitan desa-kota memerlukan dukungan semua pihak, baik dalam hal penyediaan PSU permukiman serta sarana dan prasarana ekonomi sesuai komoditi yang dikembangkan, maupun dalam hal pengembangan SDM dan kemampuan usaha ekonomi. Meningkatnya kualitas permukiman di daerah perdesaan diidentifikasi melalui tersedianya Rencana Kawasan Permukiman (RKP) Kabupaten termasuk perencanaan dan pemrograman permukiman perdesaan yang disusun bersama masyarakat hingga DED (Detailed Engineering Design); terlaksananya penyediaan PSU permukiman serta prasarana dan sarana pengembangan ekonomi kawasan sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman; dan terlibatnya masyarakat dalam seluruh proses peningkatan kualitas.

8. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya kualitas

permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus. Target sasaran permukiman perbatasan diprioritaskan pada 10 PKSN (Pusat Kegiatan Strategis Nasional) dan 187 lokasi prioritas (lokpri) di 41 kab termasuk 31 Pulau-Pulau Kecil Terluar Berpenghuni. Target sasaran permukiman rawan bencana diprioritaskan pada 136 Kab/Kota dengan Indeks Resiko Bencana Tinggi pada KSN Kawasan Perkotaan Mebidangro, Jabodetabekpunjur, Cekungan Bandung, Kedungsepur, Gerbangkertasusila, dan Sarbagita, serta PKN Lhokseumawe, Padang, Mataram, Balikpapan-Samarinda, dan Manado-Bitung. Target sasaran permukiman di Destinasi Pariwisata Nasional diprioritaskan pada 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Penyelenggaraan kawasan permukiman yang berkebutuhan khusus dapat dilaksanakan di kawasan perkotaan atau perdesaan. Penyelenggaraan kawasan permukiman perbatasan,

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 79: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

79DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

baik perbatasan darat maupun laut (pulau-pulau kecil terluar berpenduduk), perlu mempertimbangkan interaksi antara kawasan perbatasan dengan negara tetangga. Dengan demikian meningkatnya kualitas permukiman di kawasan ini diidentifikasi melalui tersedianya Rencana Kawasan Permukiman (RKP) termasuk perencanaan dan pemrograman permukiman perbatasan yang disusun bersama masyarakat hingga DED (Detailed Engineering Design); terlaksananya penyediaan PSU permukiman serta prasarana dan sarana pengembangan ekonomi kawasan juga perbatasan sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

Sementara di kawasan rawan bencana, penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dengan mengarusutamakan pengurangan risiko bencana sehingga risiko bencana pada wilayah berpenghuni dapat diturunkan. Meningkatnya kualitas permukiman di kawasan khusus diidentifikasi melalui tersedianya Rencana Kawasan Permukiman (RKP) yang mengarusutamakan pengurangan risiko bencana; tersedianya PSU permukiman serta sarana dan prasarana pendukung perikehidupan dan penghidupan lainnya yang tangguh bencana sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman; terselenggaranya pelayanan PSU permukiman pada masa tanggap darurat dan pasca bencana sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

Dalam mendukung sektor unggulan pariwisata, penyelenggaraan kawasan permukiman berkontribusi dalam menyediakan hunian layak beserta PSU permukiman pada Destinasi Pariwisata Nasional prioritas (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata). Secara khusus pada kawasan permukiman yang memiliki daya tarik wisata sehingga menjadi salah satu destinasi wisata, misalnya seperti desa wisata di dalam KSPN Borobudur dsk, penyelenggaraan kawasan permukiman juga terlibat dalam penyediaan fasilitas umum dan fasilitas pariwisata yang dapat menunjang kenyamanan wisatawan dalam berwisata. Meningkatnya kualitas permukiman di destinasi pariwisata diidentifikasi melalui tersedianya Rencana Kawasan Permukiman (RKP) yang mempertimbangkan sektor unggulan pariwisatatermasuk perencanaan dan pemrograman permukiman yang disusun bersama masyarakat hingga DED (Detailed Engineering Design); terlaksananya penyediaan PSU permukiman serta fasilitas umum dan fasilitas wisata sesuai tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

9. Layanan Perkantoran. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk sasaran kegiatan ini adalah terselenggaranya 60

bulan layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman.

Page 80: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

80 Rencana Strategis

Halaman Sisipan

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Tabel 4.2 Target Kinerja Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman

SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUANTARGET RENSTRA TOTAL ALOKASI

2015-2019 (RP MILIAR)

PENDEKATAN2015 2016 2017 2018 2019 TOTAL

Sasaran : Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layakKegiatan : Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Permukiman 46.448

Layanan Perkantoran

Terselenggaranya 60 bulan layanan pendukung kegiatan pengaturan, pembinaan, pengawasan, dan pelaksanaan pengembangan kawasan permukiman

Bulan 12 12 12 12 12 60 456 Fasilitasi Pemda Provinsi/Kab/Kota

Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman

Tersusunnya NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman

NSPK 2 2 2 2 2 10 45 Fasilitasi Pemda Provinsi/Kab/Kota

Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman

Terselenggaranya pembinaan, dan pengawasan pengembangan permukiman di 507 kab/kota

kab/kota 507 507 507 507 507 507 1.200 Fasilitasi Pemda Provinsi/Kab/Kota

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan

Meningkatnya kualitas permukiman di 38.341 Ha daerah perkotaan

Ha 2.680 9.300 9.500 8.900 8.051 38.431 36.264 Membangun Sistem Permukiman

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan

Meningkatnya kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan

Ha 47.530 7.683 7.501 7.835 7.835 78.384 4.500 Membangun Sistem Permukiman

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Khusus

Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus

Ha 266 500 667 833 833 3.099 950 Membangun Sistem Permukiman

Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat

Terselenggaranya penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat di 11.067 kelurahan

Kelurahan 11.067 11.067 11.067 11.067 11.067 11.067 2.228 Memberdayakan masyarakat

Fasilitasi Kota dan Kawasan Perkotaan dalam Pemenuhan SPP dan Pengembangan Kota Layak Huni

Terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni di 18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan, 744 kota/kawasan perkotaan

Kab/Kota 0 06 kota, 4 kawasan

perkotaan metropolitan, 356 kota/kawasan perkotaan

6 kota, 4 kawasan perkotaan metropolitan, 194

kota/kawasan perkotaan

6 kota, 4 kawasan perkotaan metropolitan,

194 kota/kawasan perkotaan

18 kota, 12 kawasan perkotaan metropolitan,

744 kota/kawasan perkotaan

625 Fasilitasi Pemda Provinsi/Kab/Kota

Perintisan Inkubasi Kota Baru

Terselenggaranya perintisan inkubasi di 10 kota baru Kab/Kota 0 2 3 3 2 10 180 Fasilitasi Pemda Provinsi/

Kab/Kota

Page 81: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

81DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

4.2 KERANGKA PENDANAANPembiayaan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kawasan permukiman hampir seluruhnya bersumber dari pendanaan pemerintah (pusat dan daerah) dan sisanya dapat diusahakan dari pihak-pihak yang terkait yaitu masyarakat dan/atau swasta. Pendanaan pemerintah masih memegang peranan sentral bagi pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman.

4.2.1 SUMBER-SUMBER PEMBIAYAANKebutuhan pembiayaan pembangunan bisa diperoleh melalui pendanaan konvensional yang bersumber dari pemerintah, yaitu dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi dan APBN, maupun pendanaan inkonvensional yang dilakukan swasta, masyarakat, serta kerjasama pemerintah dengan swasta, yang sah secara hukum.

A. Pendanaan Pemerintah1. APBD

APBD merupakan sumber pendanaan pembangunan yang berasal dari daerah. Penyaluran dana pembangunan melalui APBD Kabupaten/Kota ataupun dari APBD Provinsi seperti terlihat pada gambar-gambar berikut ini

Gambar 4.1 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBD Kabupaten/kota

Page 82: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

82 Rencana Strategis

Gambar 4.2 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBD Provinsi

a. Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota dapat menganggarkan bantuan

keuangan kepada pemerintah daerah lainnya dan kepada desa. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal. Bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah daerah/desa penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan (Lampiran Permendagri Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013).

b. Hibah Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah, dan bersifat

tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah. Hibah dari pemerintah daerah ke pemerintah daerah lainnya, yaitu diberikan kepada daerah otonom baru hasil pemekaran daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundang-undangan (Permendagri Nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah pasal 6 ayat 2).

c. Pinjaman Daerah Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah menerima sejumlah

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 83: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

83DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali. Pinjaman daerah harus merupakan insiatif pemerintah daerah dalam rangka melaksanakan kewenangan pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pinjaman jangka panjang dapat bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan bukan bank, dan masyarakat. Pinjaman jangka panjang dapat digunakan untuk membiaya kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Pinjaman daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah.

Gambar 4.3 Penyaluran Dana Pembangunan melalui APBN

2. APBN APBN merupakan sumber pendanaan pembangunan yang berasal dari pusat. Penyaluran

dana pembangunan melalui APBN seperti terlihat pada gambar 4.3.

Page 84: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

84 Rencana Strategis

Pendanaan urusan pemerintah yang bersumber dari APBN secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar, yaitu (i) bagian anggaran yang ditransfer ke daerah (APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota), serta (ii) bagian anggaran melalui belanja kementerian.

a. Dana Alokasi Khusus (DAK) DAK adalah dana APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan

khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah. Bentuk kegiatan khusus yang akan didanai DAK ditetapkan oleh Kementerian Teknis setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. DAK disalurkan ke dalam APBD Kabupaten/Kota dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.

b. Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada gubernur sebagai

wakil Pemerintah dan/atau kepada Instansi Vertikal di wilayah tertentu. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari (i) Pemerintah Pusat kepada daerah dan/atau desa, (ii) dari pemerintah Provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, dan (iii) dari pemerintah Kabupaten/Kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

c. Belanja Kementerian Pembangunan melalui dana belanja Kementerian dilaksanakan berdasarkan kebijakan,

rencana/program dan anggaran yang ditetapkan oleh masing-masing kementerian.

d. Belanja Bantuan Pemerintah (kategori bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan)

Bantuan pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Anggaran bantuan Pemerintah bersumber dari APBN dan salah satunya merupakan kategori bantuan rehabilitasi/pembangunan gedung/bangunan. Mekanisme pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No. 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga

e. Pinjaman dan Hibah Pinjaman dan hibah yang berasal dari luar negeri dapat diteruspinjamkan atau

diterushibahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah.

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 85: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

85DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Pendanaan yang berasal dari pinjaman atau hibah luar negeri diatur melalui Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, dan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Bappenas/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengajuan Usulan, Penilaian, Pemantauan, dan Evaluasi Kegiatan Yang Dibiayai Dari Pinjaman Luar Negeri dan Hibah.

B. Pendanaan Inkonvensional (Pemerintah, Swasta, Masyarakat)

1. Corporate Social Responsibility (CSR) CSR merupakan program dari suatu perusahaan sebagai perwujudan tanggung jawab

sosial dalam bentuk kegiatan. Tanggung jawab sosial tersebut hanya ditujukan bagi badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam (UU nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Tidak ada ketentuan besaran dana yang harus dialokasikan dan jenis kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Perseroan untuk tanggungjawab sosial tersebut, hal ini tergantung dari kebijakan Perseroan.

Khusus untuk perusahaan milik negara (BUMN), tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dimana Program Bina Lingkungan dapat membiayai pembangunan infrastruktur kawasan permukiman. Pemanfaatan dana PKBL BUMN diatur melalui Peraturan Menteri BUMN Nomor 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

2. Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) Proyek kerjasama adalah penyediaan infrastruktur yang dilakukan melalui perjanjian

kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha, seperti yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 67 tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2010 dan kemudian diubah kembali dengan Peraturan Presiden nomor 56 tahun 2011 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Kerjasama Pemerintah dan swasta dapat dilaksanakan berdasarkan prakarsa pemerintah (solicited) maupun swasta (unsolicited).

Kerjasama Pemerintah dan Swasta yang berdasarkan prakarsa swasta dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Belum termasuk/terdaftar dalam rencana pokok (masterplan) di sektor terkait; (2) Dapat secara teknis terintegrasi dengan rencana pokok dari sektor terkait; (3) Secara ekonomi dan finansial dinilai layak; (4) Tidak memerlukan dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi fiskal.

Page 86: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

86 Rencana Strategis

3. Masyarakat dan Lembaga Non-Pemerintah Sumber pendanaan non-pemerintah potensial lainnya yang dapat diakses di daerah

adalah sumber-sumber dari masyarakat dan lembaga non-pemerintah yang terkait dengan pengembangan kawasan permukiman. Bentuk partisipasi tersebut dapat berupa barang atau anggaran yang dihibahkan langsung kepada masyarakat/kelompok masyarakat atau kepada pemerintah Kabupaten/Kota.

4.2.2 PEMBAGIAN PERAN DALAM PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMANPembagian peran dalam pembiayaan pembangunan merupakan upaya untuk membagi sumber pembiayaan (dan pendanaan) bagi kegiatan penyelenggaraan kawasan permukiman yang dinyatakan dalam Rencana Strategis 2015 – 2019 Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP). Hal-hal yang mendasari pembagian peran ini adalah:a) Karakteristik program; dimana perlu dikaji apakah suatu program memungkinkan untuk

dilaksanakan bersama dengan swasta dan masyarakat, atau bahkan dapat dilaksanakan sendiri oleh masyarakat dan swasta.

b) Karakteristik sumber-sumber pembiayaan (pendanaan); kemungkinan suatu sumber pembiayaan bisa mendapatkan pengembalian melalui mekanisme subsidi silang dari integrasi program pembangunan kawasan permukiman yang bersifat cost recovery dengan yang bersifat non cost recovery.

Mengacu kepada arah kebijakan, strategi serta sasaran dan target kinerja penyelenggaraan kawasan permukiman oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, kegiatan penyelenggaraan kawasan permukiman pada dasarnya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok kegiatan dengan pembagian peran dalam pembiayaan sebagai berikut:

(1) Penyiapan landasan operasional, meliputi kegiatan pengaturan yang menghasilkan NSPK bidang pengembangan kawasan permukiman. Pembiayaan untuk kegiatan ini berasal dari sumber pembiayaan (pendanaan) konvensional, yaitu APBN yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman.

(2) Penyiapan stakeholder, monitoring dan evaluasi serta pelaporan, meliputi kegiatan pembinaan, pengawasan, dan pendampingan masyarakat. Pembiayaan untuk kegiatan pembinaan dan pengawasan berasal dari sumber pembiayaan (pendanaan) konvensional, yaitu APBN yang dikelola oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman. Pendampingan kepada masyarakat dalam pembangunan permukiman di perkotaan dapat bersumber dari APBN, APBD bahkan CSR.

(3) Pelaksanaan atau operasionalisasi kegiatan pengembangan kawasan permukiman, meliputi pelaksanaan pembangunan kawasan permukiman di perkotaan, perdesaan dan kawasan yang berkebutuhan khusus.

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 87: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

87DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Pembiayaan (pendanaan) untuk pelaksanaan pembangunan permukiman di kawasan perkotaan (daratan dan pesisir) yang difasilitasi oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, baik untuk peningkatan kualitas permukiman kumuh maupun pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dan Kota Layak Huni, dapat berasal dari sumber konvensional melalui APBN Rupiah Murni dan/atau PHLN. Selain sumber tersebut kegiatan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan pemenuhan SPP dan Kota Layak Huni dapat pula bersumber dari APBD provinsi dan kabupaten/kota juga Kementerian/Lembaga terkait lainnya serta sumber inkonvensional melalui CSR, Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS), dan/atau masyarakat.

Pembiayaan (pendanaan) untuk pelaksanaan pembangunan permukiman di kawasan perdesaan (daratan dan pesisir) dan khusus yang difasilitasi oleh Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman berasal dari sumber konvensional melalui APBN Rupiah Murni dan/atau PHLN. Untuk mendukung pembangunan kawasan permukiman perdesaan (daratan dan pesisir) dan khusus, sumber pembiayaan lainnya dapat berasal dari APBD Provinsi, dan Kabupaten/Kota juga Kementerian/Lembaga terkait lainnya serta sumber inkonvensional seperti CSR dan/atau masyarakat.

4.2.3 CONTOH POLA PEMBIAYAAN PENANGANAN PERMUKIMAN PERKOTAANAspek pembiayaan penanganan kawasan permukiman difokuskan pada aspek pengembalian dana yang disalurkan untuk pembangunan atau investasi terkait pembangunan kawasan permukiman. Di dalam pembiayaan tersebut kegiatan pembangunan yang diidentifikasi adalah yang bersifat “cost - recovery”, dimana terdapat potensi ekonomi yang tinggi sebagai daya tarik investasi di bidang pembangunan kawasan permukiman ini. Dalam kaitannya dengan pembiayaan penanganan kawasan permukiman, upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan lebih berpeluang untuk diterapkan pembiayaan yang mempertimbangkan pengembalian biaya atau investasi. Hal ini disebabkan adanya peluang bagi integrasi program penanganan kawasan permukiman yang cenderung non cost - recovery dengan program pengembangan kawasan komersial yang bersifat “profit oriented”, dimana diharapkan terjadi subsidi silang di antara kepentingan-kepentingan tersebut.

Mengacu pada Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, peningkatan kualitas permukiman kumuh dilakukan melalui pola-pola penanganan yaitu: a) pemugaran, b) peremajaan, dan c) pemukiman kembali. Berdasarkan jenis-jenis penanganan tersebut maka jenis peningkatan kualitas kawasan permukiman yang dapat dilaksanakan dengan pola pembiayaan inkonvensional adalah penanganan berupa peremajaan kawasan permukiman. Pra-syarat agar dapat dilaksanakannya pembiayaan tersebut adalah permukiman kumuh yang

Page 88: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

88 Rencana Strategis

akan ditangani di dalam RTRW diperuntukkan bagi kawasan permukiman atau diperuntukkan bagi kawasan campuran atau mix-used antara permukiman dengan perdagangan dan jasa.

Pola pembiayaan tersebut dipengaruhi oleh aspek kepemilikan lahan pada kawasan permukiman kumuh yang akan ditangani. Berdasarkan kepemilikan lahannya maka pola pembiayaan penanganan permukiman kumuh perkotaan adalah sebagai berikut.

a. Permukiman Kumuh pada Lahan Pemerintah Pola penanganan ini menerapkan penataan ulang kawasan kumuh pada lahan yang selama

ini telah dihuni masyarakat. Beberapa prasyarat untuk penanganan dengan model ini antara lain: - Peruntukan lahan dalam RTRW adalah permukiman atau kawasan campuran permukiman

dengan perdagangan dan jasa.- Tingkat penguasaan lahan secara tidak sah oleh masyarakat dimana statusnya adalah lahan

pemerintah atau badan usaha pemerintah. - Tata letak permukiman tidak/kurang berpola, dengan pemanfaatan yang beragam (tidak

terbatas pada hunian). - Berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan fungsional yang lebih strategis dari

sekedar hunian.

Peremajaan kawasan permukiman tersebut dapat dilakukan dengan upaya revitalisasi kawasan dimana sebagian lahan disediakan bagi permukiman untuk menampung penduduk yang kehidupannya sangat bergantung pada kawasan tersebut. Bagi penduduk yang masih ingin tinggal di kawasan ini dapat menempati rumah sewa atau rusun sewa (rusunawa). Melalui penataan ulang dimungkinkan adanya penggunaan campuran (mix-used) antara permukiman dengan penggunaan fungsional lain. Prinsip penanganan melalui peremajaan dan revitalisasi kawasan ini adalah:- Lahan pemerintah diserahkan kepengusahaannya kepada swasta melalui hak pengelolaan

sehingga kepemilikannya tetap di tangan pemerintah.- Potensi bagi pendapatan daerah selain hasil penyewaan bisa didapatkan pula royalty fee

atas pengusahaan lahan oleh pihak swasta.- Proporsi luas dan tata letaknya disesuaikan dengan peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku, RTRW, pertimbangan aspek ekologis, hidrologis, topografis, dan upaya mitigasi bencana (alam).

- Peruntukan bagi kawasan perdagangan dan jasa, dapat berupa pusat perbelanjaan, perkantoran, apartemen sewa, hotel, dan lain sebagainya. Pengusahaan komersial ini dilaksanakan dengan pola Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS) melalui kontrak

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 89: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

89DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

konsesi dengan masa konsesi sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan, dan setelah berakhir seluruh asset yang dibangun diserahkan kepada pemerintah (daerah).

- Peruntukan bagi kawasan permukiman diarahkan kepada Rumah Sewa dan/atau Rumah Susun Sewa, dimana strategi pembiayaan untuk pengembangan kawasan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Swasta (KPS) dengan kontrak konsesi yang menyatu dengan kawasan perdagangan dan jasa

Lebih jelas mengenai pola pembiayaan pengembangan kawasan permukiman pada lahan milik pemerintah ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4.4 Skema Pembiayaan Pengembangan Kawasan Permukiman melalui Pola KPS pada Lahan Milik Pemeirintah

Page 90: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

90 Rencana Strategis

b. Permukiman Kumuh pada Lahan Masyarakat1) Model Land Sharing Model penanganan kawasan kumuh ini berupa penataan ulang pada lahan dengan tingkat

kepemilikan masyarakat yang tinggi atau sebagian besar dimiliki oleh masyarakat. Upaya penanganannya merupakan penerapan model land sharing. Dalam penanganan kawasan ini masyarakat akan mendapatkan kembali lahannya dengan luas yang sama dengan yang selama ini dimiliki secara sah, dengan memperhitungkan kebutuhan untuk prasarana umum (jalan, drainase, dan lain-lain). Beberapa prasyarat untuk penanganan ini antara lain: - Peruntukan lahan dalam RTRW adalah kawasan permukiman atau kawasan campuran

permukiman dengan perdagangan dan jasa.- Tingkat pemilikan/penghunian oleh masyarakat secara sah (mempunyai bukti

pemilikan/penguasaan atas lahan yang ditempatinya) dengan luas lahan yang terbatas dan tergolong rumah tidak layak huni (seluruh atau sebagian besar).

- Tingkat kekumuhan kawasan termasuk kategori “kumuh berat”, dengan kesediaan lahan yang cukup untuk menempatkan prasarana dan sarana dasar.

- Pola permukiman yang tidak tertata dengan baik.

Pada prinsipnya model land sharing ini dilakukan pada kondisi yang luas lahannya mencukupi atau memungkinkan. Masyarakat pemegang hak atas tanah menyerahkan/merelakan sebagian tanahnya untuk diatur, misalnya dipakai untuk fasilitas lingkungan atau fasilitas umum untuk memenuhi kelayakan suatu kawasan.

2) Model Land Consolidation Land Consolidation atau konsolidasi lahan merupakan suatu kegiatan terpadu menata

(kembali) suatu wilayah yang tidak teratur menjadi teratur, lengkap dengan prasarana dan kemudahan yang diperlukan, agar tercapai penggunaan lahan secara optimal yang pada prinsipnya dilaksanakan atas swadaya masyarakat permukiman kumuh itu sendiri.

Pada prinsipnya secara konseptual konsolidasi lahan kota mengandung tujuan:- Menggabungkan secara sistematis lahan yang berpencar-pencar dan tidak teratur

disesuaikan dengan tata ruang.- Mendistribusikan lahan yang telah ada dikonsolidasikan kepada pemilik lahan secara

proporsional.- Mengatur bentuk dan letak persil pemilikan.- Meningkatkan nilai ekonomis melalui pengadaan prasarana dan sarana lingkungan yang

memadai di atas lahan yang disumbangkan oleh pemilik.

Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan

Page 91: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

91DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Prinsip dasar konsolidasi lahan adalah:- Kegiatan konsolidasi lahan membiayai dirinya sendiri.- Adanya land polling yang juga merupakan ciri khas konsolidasi lahan.- Hak atas tanah sebelum dan sesudah konsolidasi tidak berubah menjadi lebih tinggi atau

lebih rendah.- Melibatkan peran serta secara aktif para pemilik tanah.- Tanah yang diberikan kembali pada pemilik mempunyai nilai yang lebih tinggi dari pada

sebelum konsolidasi tanah.

Page 92: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

92 Rencana Strategis

Page 93: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

93DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

5Penutup

Page 94: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

94 Rencana Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 2015 – 2019 merupakan penjabaran arahan dan pelaksanaan program pengembangan kawasan permukiman dalam mendukung tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Cipta Karya, terutama pada indikator sebagai tujuan strategis dari Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman yaitu “Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak”.

Penyelenggaraan Kawasan Permukiman merupakan upaya mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian bermukim dengan tahapan yang dimulai dari perencanaan, pembangunan, pemanfaatan dan pengendalian kawasan permukiman sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Dalam melakukan penyelenggaraan kawasan permukiman, diperlukan pendekatan yang komprehensif terutama untuk mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan, melalui pembangunan permukiman di kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan permukiman perkotaan atau perdesaan yang memiliki karakter khusus seperti kawasan perbatasan, rawan bencana, atau kawasan tertentu lainnya. Pendekatan yang dipakai adalah:1. Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dengan membentuk sistem yang

terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang.2. Pemerintah pusat memberikan fasilitasi kepada Pemerintah kota/kabupaten sebagai nakhoda

penyelenggaraan kawasan permukiman di daerah.3. Penyelenggaraan kawasan permukiman dilaksanakan dengan melakukan upaya peningkatan

kapasitas masyarakat dan memberdayakan para pemangku kepentingan.

Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan dengan sistem yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang. Oleh karena itu, pengembangan kawasan permukiman di perkotaan, perdesaan, dan kawasan permukiman dengan karakter khusus harus memiliki dokumen perencanaan yang sesuai dan menyeluruh serta memiliki konsep dan strategi yang tepat.

Penutup

Page 95: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

95DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Kebijakan dan strategi pada masing-masing tipologi permukiman disesuaikan dengan arahan dan target yang ada di RPJMN 2015-2019. Pada kawasan permukiman di perkotaan, kebijakan yang diamanatkan adalah Peningkatan kualitas permukiman dan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) dalam rangka mengembangkan perkotaan layak huni dengan strategi untuk penanganan permukiman kumuh di daratan dan pesisir serta penyediaan prasarana, sarana dan utilitas kawasan permukiman perkotaan memenuhi Standar Pelayaan Perkotaan (SPP) yang mengacu pada Rencana Kawasan Permukiman (RKP). Pada kawasan permukiman di perdesaan, kebijakan yang diamanatkan adalah percepatan peningkatan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas permukiman perdesaan dengan strategi untuk memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta untuk mendukung pengembangan ekonomi kawasan. Pada kawasan permukiman dengan karakter khusus, kebijakan yang diamanatkan adalah Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang berkualitas dengan strategi mendukung pengembangan ekonomi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan, pengarusutamaan pengurangan risiko bencana, dan dukungan fasilitas pendukung permukiman di destinasi pariwisata nasional.

Tantangan dari pengembangan kawasan permukiman adalah menemukan konsep, strategi, desain kawasan serta formulasi pembiayaan yang tepat melalui skema-skema in-konvensional (not business as usual). Dengan adanya target dan sasaran yang harus dicapai, sektor pendanaan menjadi sangat penting sehingga diperlukan kontribusi dari berbagai sumber pendanaan baik dari APBN, APBD, maupun sumber pendanaan lain (swasta, masyarakat, dan lembaga non pemerintah) melalui berbagai skema pembiayaan yang tepat.

Penyelenggaraan kawasan permukiman tentunya dapat berjalan dengan baik jika dilaksanakan oleh stakeholder yang terlibat secara konsisten dan berkomitmen penuh dalam pengembangan kawasan permukiman. Pemerintah Pusat bersama pemerintah daerah, pemerintah kab/kota, sektor swasta, masyarakat serta stakeholder lain diharapkan dapat menjalankan koordinasi peran dan fungsi masing-masing untuk mendukung penyelenggaraan kawasan permukiman untuk menuju permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Akhir kata, Renstra Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman Tahun 2015 – 2019 ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam melaksanakan penyelenggaraan kawasan permukiman untuk memenuhi tujuan strategis Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman yaitu “Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak”.

Page 96: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

96 Rencana Strategis

Page 97: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

97DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Lampiran

Page 98: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

98 Rencana Strategis

Lampiran

LAMPIRANTARGET SASARAN PENYELENGGARAAN KAWASAN PERMUKIMAN

A. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Indikator kinerja : Meningkatnya kualitas permukiman di 38.431 Ha daerah perkotaan

30 Kota sebagai target sasaran prioritas Kementerian PUPR :

1. Kota Lhokseumawe 16. Kota Jakarta Utara 2. Kota Medan 17. Kota Balikpapan 3. Kota Batam 18. Kota Samarinda 4. Kota Palembang 19. Kota Palangkaraya 5. Kota Bandar Lampung 20. Kota Pontianak 6. Kota Bogor 21. Kota Banjarmasin 7. Kota Bandung 22. Kota Manado 8. Kota Cirebon 23. Kota Kendari 9. Kota Semarang 24. Kota Makasar 10. Kota Surakarta 25. Kota Palu 11. Kota Tegal 26. Kota Mataram 12. Kota Pekalongan 27. Kota Kupang 13. Kota Yogyakarta 28. Kota Ambon 14. Kota Malang 29. Kota Sorong 15. Kota Surabaya 30. Kota Jayapura

11 Kampung Nelayan 1. Kawasan Indah, Kota Medan 2. Kawasan Sumber Jaya, Kota Bengkulu 3. Kawasan Karangsong, Kota Indramayu 4. Kawasan Tegalsari, Kota Tegal 5. Kawasan Tambaklorok, Kota Semarang 6. Kawasan Morodemak, Kota Demak 7. Kawasan Kampung Beting, Kota Pontianak 8. Kawasan Kuin, Kota Banjarmasin 9. Kawasan Untia, Kota Makassar 10. Kawasan Lasiana, Kota Kupang 11. Kawasan Hamadi, Kota Jayapura

Page 99: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

99DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

NANGROE ACEH D.

1 Kota Banda Aceh

2 Kabupaten Aceh Barat

3 Kota Sabang

4 Kabupaten Aceh Besar

5 Kota Langsa

6 Kabupaten Simeulue

7 Kabupaten Aceh Tamiang

8 Kabupaten Aceh Timur

9 Kabupaten Bireuen

10 Kabupaten Aceh Tenggara

11 Kabupaten Bener Meriah

12 Kabupaten Aceh Utara

13 Kabupaten Aceh Barat Daya

14 Kabupaten Nagan Raya

15 Kabupaten Gayo Lues

16 Kabupaten Pidie Jaya

17 Kota Lhokseumawe

18 Kota Subulussalam

19 Kabupaten Aceh Tengah

20 Kabupaten Pidie

21 Kabupaten Aceh Selatan

22 Kabupaten Aceh Jaya

SUMATERA UTARA

1 Kota Medan

2 Kota Binjai

3 Kota Tanjung Balai

4 Kabupaten Serdang Bedagai

5 Kabupaten Batu Bara

6 Kabupaten Deli Serdang

Page 100: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

100 Rencana Strategis

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

7 Kabupaten Dairi

8 Kota Sibolga

9 Kota Padangsidempuan 10 Kabupaten Humbang Hasundutan

SUMATERA BARAT

1 Kota Padang

2 Kabupaten Agam

3 Kabupaten Kepulauan Mentawai

4 Kabupaten Payakumbuh

5 Kabupaten Solok

6 Kota Bukittinggi

7 Kota Pariaman

8 Kabupaten Sijunjung

9 Kabupaten Dharmasraya

RIAU

1 Kota Pekanbaru

2 Kota Dumai

3 Kabupaten Rokan Hilir

4 Kabupaten Kampar

5 Kabupaten Rokan Hulu

6 Kabupaten Siak

7 Kabupaten Bengkalis

8 Kabupaten Indragiri Hulu

9 Kabupaten Indragiri Hilir

10 Kabupaten Kuantan Singingi

Lampiran

Page 101: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

101DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

KEPULAUAN RIAU

1 Kabupaten Bintan

2 Kabupaten Karimun

3 Kabupaten Lingga

4 Kabupaten Kep. Anambas

5 Kabupaten Natuna

6 Kota Tanjung Pinang

7 Kota Batam

JAMBI

1 Kabupaten Batanghari

2 Kabupaten Kerinci

3 Kota Jambi

4 Kabupaten Tanjung Jabung Barat

5 Kabupaten Sarolangun

7 Kabupaten Muaro Jambi

8 Kota Sungai Penuh

9 Kabupaten Bungo

10 Kabupaten Tanjung Jabung Timur

BENGKULU

1 Kota Bengkulu

2 Kabupaten Rejang Lebong

3 Kabupaten Bengkulu Utara

4 Kabupaten Bengkulu Selatan

5 Kabupaten Muko-Muko

6 Kabupaten Lebong

7 Kabupaten Bengkulu Tengah

8 Kabupaten Kepahiang

Page 102: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

102 Rencana Strategis

Lampiran

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

SUMATERA SELATAN

1 Kota Palembang

2 Kabupaten Ogan Komering Ilir

3 Kota Lubuk Linggau

4 Kabupaten Banyuasin

5 Kabupaten Empat Lawang

6 Kota Prabumulih

7 Kabupaten Musi Banyuasin

8 Kabupaten Lahat

9 Kota Pagaralam

10 Kabupaten Ogan Komering Ulu

BANGKA BELITUNG

1 Kota Pangkal Pinang

2 Kabupaten Bangka Barat

3 Kabupaten Belitung Timur

4 Kabupaten Bangka

5 Kabupaten Belitung

6 Kabupaten Bangka Selatan

7 Kabupaten Bangka Tengah

LAMPUNG

1 Kota Bandar Lampung

2 Kota Metro

3 Kabupaten Lampung Tengah

4 Kabupaten Lampung Timur

5 Kabupaten Pringsewu

6 Kabupaten Tanggamus

7 Kabupaten Lampung Selatan

8 Kabupaten Pesawaran

9 Kabupaten Lampung Utara

10 Kabupaten Way Kanan

11 Kabupaten Lampung Barat

Page 103: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

103DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

12 Kabupaten Tulang Bawang

13 Kabupaten Tulang Bawang Barat

BANTEN

1 Kota Serang

2 Kabupaten Pandeglang

3 Kota Cilegon

4 Kota Tangerang

5 Kota Tangerang Selatan

6 Kabupaten Serang

7 Kabupaten Tangerang

8 Kabupaten Lebak

JAWA BARAT

1 Kota Bandung

2 Kota Sukabumi

3 Kota Cirebon

4 Kabupaten Bandung

5 Kota Bogor

6 Kota Tasikmalaya

7 Kabupaten Bogor

8 Kabupaten Indramayu

9 Kabupaten Bandung Barat

10 Kabupaten Purwakarta

11 Kabupaten Cianjur

12 Kabupaten Cimahi

13 Kabupaten Karawang

14 Kabupaten Sukabumi

15 Kabupaten Majalengka

16 Kabupaten Ciamis

17 Kabupaten Cirebon

18 Kabupaten Subang

19 Kabupaten Pangandaran

Page 104: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

104 Rencana Strategis

Lampiran

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

20 Kota Depok

21 Kota Banjar

22 Kabupaten Garut

23 Kabupaten Kuningan

JAWA TENGAH

1 Kota Semarang

2 Kabupaten Cilacap

3 Kota Surakarta

4 Kabupaten Kendal

5 Kabupaten Banyumas

6 Kabupaten Klaten

7 Kabupaten Sukoharjo

8 Kabupaten Grobogan

9 Kabupaten Purworejo

10 Kabupaten Boyolali

11 Kabupaten Pati

12 Kabupaten Magelang

13 Kabupaten Karanganyar

14 Kabupaten Semarang

15 Kabupaten Demak

16 Kabupaten Wonogiri

17 Kabupaten Brebes

18 Kota Pekalongan

19 Kabupaten Kebumen

20 Kota Tegal

21 Kabupaten Jepara

22 Kabupaten Blora

23 Kabupaten Wonosobo

24 Kabupaten Rembang

25 Kabupaten Pemalang

26 Kabupaten Sragen

Page 105: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

105DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

27 Kabupaten Pekalongan

28 Kabupaten Purbalingga

29 Kabupaten Batang

30 Kabupaten Tegal

31 Kabupaten Temanggung

32 Kabupaten Banjarnegara

DI YOGYAKARTA

1 Kabupaten Kulon Progo

2 Kota Yogyakarta

3 Kabupaten Sleman

4 Kabupaten Bantul

5 Kabupaten Gunung Kidul

JAWA TIMUR

1 Kota Pasuruan

2 Kabupaten Gresik

3 Kabupaten Sidoarjo

4 Kota Malang

5 Kabupaten Jombang

6 Kabupaten Lamongan

7 Kabupaten Pacitan

8 Kabupaten Bondowoso

9 Kota Kediri

10 Kabupaten Tuban

11 Kabupaten Lumajang

12 Kota Surabaya

13 Kota Probolinggo

14 Kabupaten Tulungagung

15 Kabupaten Ponorogo

16 Kabupaten Trenggalek

Page 106: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

106 Rencana Strategis

Lampiran

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

KALIMANTAN BARAT

1 Kota Pontianak

2 Kota Singkawang

3 Kabupaten Sambas

4 Kabupaten Bengkayang

5 Kabupaten Landak

6 Kabupaten Mempawah

KALIMANTAN TENGAH

1 Kabupaten Barito Selatan

2 Kabupaten Sukamara

3 Kabupaten Kapuas

4 Kabupaten Pulang Pisau

5 Kota Palangkaraya

6 Kabupaten Kotawaringin Timur

7 Kabupaten Gunung Mas

8 Kabupaten Katingan

9 Kabupaten Lamandau

10 Kabupaten Barito Timur

11 Kabupaten Seruyan

KALIMANTAN SELATAN

1 Kota Banjarmasin

2 Kabupaten Hulu Sungai Utara

3 Kabupaten Banjar

4 Kabupaten Barito Kuala

5 Kabupaten Kotabaru

6 Kabupaten Balangan

7 Kota Banjar Baru

8 Kabupaten Hulu Sungai Selatan

9 Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Page 107: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

107DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

KALIMANTAN TIMUR

1 Kota Bontang

2 Kota Samarinda

3 Kota Balikpapan

4 Kabupaten Kutai Kartanegara

5 Kabupaten Berau

6 Kabupaten Kutai Timur

KALIMANTAN UTARA

1 Kota Tarakan

2 Kabupaten Bulungan

3 Kabupaten Nunukan

SULAWESI UTARA

1 Kota Bitung

2 Kabupaten Bolang Mong Utara

3 Kabupaten Kepulauan Talaud

4 Kabupaten Kepulauan Sangihe

5 Kota Manado

6 Kota Kotamobagu

7 Kabupaten Minahasa Selatan

GORONTALO

1 Kota Gorontalo

2 Kabupaten Gorontalo

3 Kabupaten Gorontalo Utara

4 Kabupaten Pohuwato

5 Kabupaten Boalemo

SULAWESI TENGAH

1 Kota Palu

2 Kabupaten Tolitoli

3 Kabupaten Parigi Moutong

4 Kabupaten Donggala

5 Kabupaten Buol

Page 108: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

108 Rencana Strategis

Lampiran

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

SULAWESI BARAT

1 Kabupaten Mamuju

2 Kabupaten Majene

3 Kabupaten Polewali Mandar

4 Kabupaten Mamuju Utara

SULAWESI SELATAN

1 Kota Palopo

2 Kabupaten Maros

3 Kabupaten Barru

4 Kabupaten Takalar

5 Kabupaten Toraja Utara

6 Kabupaten Wajo

7 Kabupaten Pinrang

8 Kabupaten Luwu Timur

9 Kabupaten Enrekang

10 Kota Pare - Pare

11 Kabupaten Sidenreng Rapang

12 Kabupaten Gowa

13 Kabupaten Luwu

14 Kabupaten Bone

15 Kota Makassar

16 Kabupaten Bulukumba

17 Kabupaten Kepulauan Selayar

18 Kabupaten Sinjai

SULAWESI TENGGARA

1 Kota Kendari

2 Kabupaten Kolaka

3 Kabupaten Konawe Utara

4 Kabupaten Wakatobi

5 Kabupaten Kolaka Utara

Page 109: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

109DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

6 Kabupaten Buton

7 Kabupaten Konawe

8 Kabupaten Muna

9 Kota Bau-Bau

10 Kabupaten Bombana

11 Kabupaten Buton Utara

12 Kabupaten Konawe Selatan

BALI

1 Kota Denpasar

2 Kabupaten Gianyar

3 Kabupaten Tabanan

4 Kabupaten Jembrana

5 Kabupaten Buleleng

6 Kabupaten Bangli

7 Kabupaten Klungkung

8 Kabupaten Karangasem

NUSA TENGGARA BARAT

1 Kota Mataram

2 Kota Bima

3 Kabupaten Lombok Timur

4 Kabupaten Sumbawa

5 Kabupaten Lombok Tengah

6 Kabupaten Lombok Barat

7 Kabupaten Bima

NUSA TENGGARA TIMUR

1 Kota Kupang

2 Kabupaten Belu

3 Kabupaten Sumba Timur

4 Kabupaten Ende

5 Kabupaten Ngada

Page 110: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

110 Rencana Strategis

Lampiran

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

6 Kabupaten Alor

7 Kabupaten Timor Tengah Utara

8 Kabupaten Timor Tengah Selatan

9 Kabupaten Sikka

10 Kabupaten Flores Timur

11 Kabupaten Lembata

12 Kabupaten Manggarai

MALUKU UTARA

1 Kota Ternate

2 Kabupaten Halmahera Tengah

3 Kabupaten Halmahera Selatan

4 Kabupaten Pulau Morotai

MALUKU

1 Kota Ambon

2 Kabupaten Maluku Tengah

3 Kota Tual

4 Kabupaten Maluku Tenggara Barat

5 Kabupaten Seram Bagian Timur

6 Kabupaten Seram Bagian Barat

7 Kabupaten Kepulauan Aru

8 Kabupaten Maluku Tenggara

9 Kabupaten Buru

PAPUA BARAT

1 Kabupaten Manokwari

2 Kabupaten Sorong

3 Kabupaten Teluk Wondama

4 Kabupaten Teluk Bintuni

5 Kabupaten Tembrauw

Page 111: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

111DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

333 Kab/Kota Penanganan Permukiman Kumuh

No Provinsi Kabupaten/Kota

6 Kota Sorong

7 Kabupaten Fak-Fak

8 Kabupaten Maybrat

PAPUA

1 Kabupaten Mimika

2 Kabupaten Nabire

3 Kabupaten Jayawijaya

4 Kabupaten Kepulauan Yapen

5 Kota Jayapura

6 Kabupaten Merauke

7 Kabupaten Biak Numfor

8 Kabupaten Keerom

9 Kabupaten Yahukimo

DKI JAKARTA

Page 112: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

112 Rencana Strategis

B. Fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau, dan Kota Cerdas

Indikator kinerja: Terselenggaranya fasilitasi kota dan kawasan perkotaan dalam pemenuhan SPP dan pengembangan Kota Layak Huni, Kota Hijau*, dan Kota Cerdas* di 18 kota otonom sedang, 12 kawasan perkotaan metropolitan, 744 kota/kawasan perkotaan.

21 Kota Otonom Sedang

No Kota Provinsi

1 Sorong (PKN) Papua Barat

2 Jayapura (PKN) Papua

3 Ternate (PKN) Maluku Utara

4 Ambon (PKN) Maluku

5 Kupang Nusa Tenggara Timur

6 Kotamobagu Sulawesi Utara

7 Gorontalo Gorontalo

8 Palopo Sulawesi Selatan

9 Pare-pare Sulawesi Selatan

10 Kendari Sulawesi Tenggara

11 Bau-bau Sulawesi Tenggara

12 Singkawang Kalimantan Barat

13 Palangka Raya Kalimantan Tengah

14 Bontang Kalimantan Timur

15 Tarakan Kalimantan Utara

16 Banda Aceh Nangroe Aceh D.

17 Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 Dumai Riau

19 Bukittinggi Sumatera Barat

20 Lubuklinggau Sumatera Selatan

21 Prabumulih Sumatera Selatan

Sumber: RPJMN 2015-2019

Lampiran

Page 113: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

113DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

1 Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro: Sumatera PKN Global (Kota Medan, Binjai, Kab. Deli Serdang, Kab. Karo) Utara

2 Kawasan Perkotaan Metropolitan Jabodetabekpunjur: DKI Jakarta - PKN Global DKI Jakarta, Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Jawa Barat Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Puncak, Kab. Cianjur

3 Kawasan Perkotaan Metropolitan Bandung Raya: Jawa Barat PKN Global Kota Bandung, Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, Kab. Majalengka, Kab. Sumedang

4 Kawasan Perkotaan Metropolitan Kedungsepur: Jawa Tengah PKN Global Kota Semarang, Kab. Kendal, Kota Salatiga, Unggaran (Ibukota Kab. Semarang), Kab. Demak, Purwodadi (Ibukota Kab. Grobogan)

5 Kawasan Perkotaan Metropolitan Gerbang Kertosusila: Jawa Timur PKN Global Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab.Gresik, Kab. Mojekerto, Kab. Lamongan, Kab. Bangkalan, Kota Mojekerto

6 Kawasan Perkotaan Metropolitan Sarbagita: Bali PKN Global Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan

7 Kawasan Perkotaan Metropolitan Maminasata: Sulawesi PKN Global Kota Makassar, Kab. Maros, Selatan Sungguminasa (Ibukota Kab. gowa), Kab. Takalar

8 Kawasan Perkotaan Metropolitan Mataram Raya Nusa PKN (Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Tenggara Lombok Utara) Barat 9 Kawasan Perkotaan Metropolitan Bimindo: Sulawesi PKN Manado, Bitung, Minahasa Utara Utara

10 Kawasan Perkotaan Metropolitan Banjarbakula Kalimantan PKN Kota Banjarmasin, Kab. Banjarbaru, Kab. Banjar, Timur Kab. Baritokuala, Kab. Tanah Laut

12 Kawasan Perkotaan Metropolitan

No Kawasan Perkotaan Provinsi Ket

Page 114: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

114 Rencana Strategis

Lampiran

11 Kawasan Perkotaan Metropolitan Palapa: Padang, Sumatera PKN Lubuk Alung, Pariaman Barat 12 Kawasan Perkotaan Metropolitan Perkotaan Sumatera PKN Patungraya Agung: Palembang (Kota Palembang), Selatan Betung (Kab. Banyuasin), Inderalaya (Kab. Ogan Ilir), Kayu Agung (Kab. Ogan Komering Ilir)

Sumber: RPJMN 2015-2019

12 Kawasan Perkotaan Metropolitan

No Kawasan Perkotaan Provinsi Ket

C. Perintisan Inkubasi Kota BaruIndikator kinerja : Terselenggaranya perintisan inkubasi di 10 kota baru

10 Kota Baru Publik

No Kota Provinsi

1 Sorong Papua Barat

2 Jayapura (PKN) Papua

3 Manado Sulawesi Utara

4 Makassar Sulawesi Selatan

5 Pontianak Kalimantan Barat

6 Banjarbaru Kalimantan Selatan

7 Tanjung Selor Kalimantan Utara

8 Maja Banten

9 Padang Sumatera Barat

10 Palembang Sumatera Selatan

Sumber: RPJMN 2015-2019

Page 115: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

115DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

D. Penataan Kawasan Permukiman Berbasis MasyarakatIndikator kinerja: Terselenggaranya penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat di 11.067 kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

1 ACEH 1 ACEH SELATAN 1 15 2 ACEH TENGGARA 1 27 3 ACEH TENGAH 1 18 4 ACEH BARAT 1 20 5 ACEH BESAR 1 12 6 PIDIE 1 15 7 ACEH TAMIANG 1 5 8 KOTA BANDA ACEH 9 89 9 KOTA SABANG 2 18 10 KOTA LANGSA 5 66 11 KOTA LHOKSEUMAWE 4 68 12 KOTA SUBULUSSALAM 5 732 SUMATERA UTARA 13 LABUHAN BATU 2 19 14 ASAHAN 2 25 15 SIMALUNGUN 1 17 16 DAIRI 1 11 17 KARO 2 23 18 DELI SERDANG 7 101 19 LANGKAT 2 25 20 KOTA SIBOLGA 4 17 21 KOTA TANJUNG BALAI 6 31 22 KOTA PEMATANG SIANTAR 8 53 23 KOTA TEBING TINGGI 5 35 24 KOTA MEDAN 21 149 25 KOTA BINJAI 5 37 26 KOTA PADANGSIDIMPUAN 6 793 SUMATERA BARAT 27 SIJUNJUNG 1 9 28 PADANG PARIAMAN 1 5 29 AGAM 1 7 30 LIMA PULUH KOTA 1 7

Page 116: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

116 Rencana Strategis

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

3 SUMATERA BARAT 31 KOTA PADANG 11 104 32 KOTA SOLOK 2 13 33 KOTA SAWAH LUNTO 4 37 34 KOTA PADANG PANJANG 2 16 35 KOTA BUKITTINGGI 3 24 36 KOTA PAYAKUMBUH 5 64 37 KOTA PARIAMAN 4 714 RIAU 38 KUANTAN SINGINGI 1 13 39 INDRAGIRI HILIR 1 8 40 BENGKALIS 1 15 41 KOTA PEKANBARU 12 58 42 KOTA D U M A I 5 335 JAMBI 43 KOTA JAMBI 8 61 44 KOTA SUNGAI PENUH 1 196 SUMATERA 45 OGAN KOMERING ULU 2 25 SELATAN 46 OGAN KOMERING ILIR 1 25 47 MUARA ENIM 1 7 48 KOTA PALEMBANG 16 106 49 KOTA PRABUMULIH 6 37 50 KOTA PAGAR ALAM 5 35 51 KOTA LUBUKLINGGAU 8 727 BENGKULU 52 BENGKULU SELATAN 1 11 53 REJANG LEBONG 5 53 54 KOTA BENGKULU 9 678 LAMPUNG 55 LAMPUNG UTARA 1 13 56 PRINGSEWU 2 23 57 KOTA BANDAR LAMPUNG 20 126 58 KOTA METRO 5 229 KEP. BANGKA 59 BANGKA 2 13 BELITUNG 60 BELITUNG 1 16 61 BANGKA BARAT 1 7 62 BELITUNG TIMUR 3 20 63 KOTA PANGKAL PINANG 7 42

Lampiran

Page 117: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

117DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

10 KEPULAUAN RIAU 64 KARIMUN 4 22 65 BINTAN 1 5 66 KOTA BATAM 12 64 67 KOTA TANJUNG PINANG 4 1811 DKI JAKARTA 68 KEPULAUAN SERIBU 2 6 69 KOTA JAKARTA SELATAN 10 61 70 KOTA JAKARTA TIMUR 10 65 71 KOTA JAKARTA PUSAT 8 44 72 KOTA JAKARTA BARAT 8 56 73 KOTA JAKARTA UTARA 6 3112 JAWA BARAT 74 BOGOR 17 185 75 SUKABUMI 6 58 76 CIANJUR 3 25 77 BANDUNG 20 171 78 GARUT 6 71 79 TASIKMALAYA 4 35 80 CIAMIS 2 21 81 KUNINGAN 3 40 82 CIREBON 18 195 83 MAJALENGKA 4 59 84 SUMEDANG 3 38 85 INDRAMAYU 4 51 86 SUBANG 3 23 87 PURWAKARTA 4 48 88 KARAWANG 7 67 89 BEKASI 7 60 90 BANDUNG BARAT 4 44 91 PANGANDARAN 1 8 92 KOTA BOGOR 6 68 93 KOTA SUKABUMI 7 33 94 KOTA BANDUNG 30 151 95 KOTA CIREBON 5 22 96 KOTA BEKASI 12 56 97 KOTA DEPOK 11 63 98 KOTA CIMAHI 3 15 99 KOTA TASIKMALAYA 10 69 100 BANJAR 4 25

Page 118: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

118 Rencana Strategis

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

13 JAWA TENGAH 101 CILACAP 3 15 102 BANYUMAS 8 85 103 PURBALINGGA 3 44 104 BANJARNEGARA 1 13 105 KEBUMEN 3 54 106 PURWOREJO 1 27 107 WONOSOBO 1 20 108 MAGELANG 2 27 109 BOYOLALI 5 61 110 KLATEN 15 212 111 SUKOHARJO 6 83 112 WONOGIRI 2 26 113 KARANGANYAR 5 51 114 SRAGEN 2 16 115 GROBOGAN 1 17 116 BLORA 2 45 117 REMBANG 2 54 118 PATI 4 101 119 KUDUS 6 86 120 JEPARA 7 86 121 DEMAK 1 19 122 SEMARANG 3 30 123 TEMANGGUNG 2 41 124 KENDAL 4 57 125 BATANG 2 39 126 PEKALONGAN 8 119 127 PEMALANG 4 79 128 TEGAL 7 116 129 BREBES 2 38 130 KOTA MAGELANG 3 17 131 KOTA SURAKARTA 5 51 132 KOTA SALATIGA 4 22 133 KOTA SEMARANG 16 177 134 KOTA PEKALONGAN 4 27 135 KOTA TEGAL 4 27

Lampiran

Page 119: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

119DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

14 DI YOGYAKARTA 136 KULON PROGO 1 8 137 BANTUL 12 50 138 SLEMAN 15 75 139 KOTA YOGYAKARTA 14 4515 JAWA TIMUR 140 PACITAN 1 25 141 PONOROGO 2 37 142 TRENGGALEK 1 13 143 TULUNGAGUNG 5 81 144 BLITAR 3 37 145 KEDIRI 4 46 146 MALANG 7 98 147 LUMAJANG 1 12 148 JEMBER 5 37 149 BANYUWANGI 5 45 150 BONDOWOSO 1 11 151 SITUBONDO 4 30 152 PROBOLINGGO 3 47 153 PASURUAN 6 91 154 SIDOARJO 15 289 155 MOJOKERTO 6 100 156 JOMBANG 7 113 157 NGANJUK 3 50 158 MADIUN 1 14 159 MAGETAN 3 42 160 BOJONEGORO 1 18 161 TUBAN 1 17 162 LAMONGAN 2 37 163 GRESIK 5 103 164 BANGKALAN 1 13 165 PAMEKASAN 1 18 166 SUMENEP 2 23 167 KOTA KEDIRI 3 46 168 KOTA BLITAR 3 21 169 KOTA MALANG 5 57 170 KOTA PROBOLINGGO 5 29 171 KOTA PASURUAN 3 34

Page 120: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

120 Rencana Strategis

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

15 JAWA TIMUR 172 KOTA MOJOKERTO 2 18 173 KOTA MADIUN 3 27 174 KOTA SURABAYA 31 159 175 KOTA BATU 3 2416 BANTEN 176 PANDEGLANG 2 13 177 LEBAK 1 16 178 TANGERANG 10 96 179 KOTA TANGERANG 13 104 180 KOTA CILEGON 8 43 181 KOTA SERANG 6 66 182 KOTA TANGERANG SELATAN 7 5417 BALI 183 BADUNG 2 11 184 GIANYAR 2 17 185 KLUNGKUNG 2 30 186 BULELENG 1 29 187 KOTA DENPASAR 4 4318 NUSA TENGGARA 188 LOMBOK BARAT 2 22 BARAT 189 LOMBOK TENGAH 2 26 190 LOMBOK TIMUR 6 67 191 SUMBAWA 2 16 192 KOTA MATARAM 6 50 193 KOTA BIMA 5 3819 NUSA TENGGARA 194 SUMBA BARAT 1 12 TIMUR 195 SUMBA TIMUR 1 7 196 TIMOR TENGAH SELATAN 1 13 197 BELU 1 4 198 SIKKA 1 7 199 ENDE 1 5 200 NGADA 1 20 201 MANGGARAI 1 11 202 KOTA KUPANG 6 5120 KALIMANTAN 203 SAMBAS 1 18 BARAT 204 BENGKAYANG 1 6 205 KETAPANG 1 9 206 KOTA PONTIANAK 6 29 207 KOTA SINGKAWANG 5 26

Lampiran

Page 121: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

121DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

21 KALIMANTAN 208 KOTAWARINGIN TIMUR 1 11 TENGAH 209 KOTA PALANGKA RAYA 5 3022 KALIMANTAN 210 TANAH LAUT 1 20 SELATAN 211 KOTABARU 1 21 212 BANJAR 1 26 213 BARITO KUALA 1 10 214 HULU SUNGAI SELATAN 1 18 215 HULU SUNGAI TENGAH 1 18 216 HULU SUNGAI UTARA 1 29 217 TABALONG 2 25 218 KOTA BANJARMASIN 5 52 219 KOTA BANJAR BARU 5 2023 KALIMANTAN 220 PASER 1 16 TIMUR 221 KUTAI KARTANEGARA 2 21 222 BERAU 1 6 223 KOTA BALIKPAPAN 6 34 224 KOTA SAMARINDA 10 53 225 KOTA BONTANG 3 1524 KALIMANTAN 226 MALINAU 1 6 UTARA 227 BULUNGAN 1 3 228 NUNUKAN 2 9 229 KOTA TARAKAN 4 2025 SULAWESI UTARA 230 MINAHASA 5 43 231 KEPULAUAN SANGIHE 3 22 232 MINAHASA UTARA 1 9 233 KOTA MANADO 9 87 234 KOTA BITUNG 8 69 235 KOTA TOMOHON 5 44 236 KOTA MOBAGU 4 3326 SULAWESI TENGAH 237 POSO 1 4 238 TOLI-TOLI 1 9 239 KOTA PALU 8 45

Page 122: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

122 Rencana Strategis

No Provinsi Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Kecamatan Kelurahan

Lokasi penataan kawasan permukiman berbasis masyarakat (P2KKP)

27 SULAWESI 240 SELAYAR 1 3 SELATAN 241 BULUKUMBA 1 9 242 BANTAENG 1 9 243 GOWA 1 14 244 SINJAI 1 6 245 MAROS 1 7 246 BONE 1 8 247 WAJO 1 16 248 SIDENRENG RAPPANG 1 12 249 PINRANG 1 6 250 TORAJA UTARA 2 18 251 KOTA MAKASSAR 14 143 252 KOTA PARE-PARE 4 22 253 KOTA PALOPO 9 4828 SULAWESI 254 MUNA 1 8 TENGGARA 255 KOLAKA 2 14 256 KOTA KENDARI 10 64 257 KOTA BAU-BAU 7 4329 GORONTALO 258 GORONTALO 2 23 259 KOTA GORONTALO 9 5030 SULAWESI BARAT 260 MAJENE 1 8 261 POLEWALI MANDAR 1 931 MALUKU 262 MALUKU TENGAH 1 5 263 KOTA AMBON 5 50 264 KOTA TUAL 4 2932 MALUKU UTARA 265 KOTA TERNATE 7 77 266 KOTA TIDORE KEPULAUAN 8 7233 PAPUA BARAT 267 MANOKWARI 1 10 268 KOTA SORONG 6 3134 PAPUA 269 KOTA JAYAPURA 5 39

Total 34 269 1196 11067

Lampiran

Page 123: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

123DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

E. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan PerdesaanIndikator kinerja: Meningkatnya kualitas permukiman di 78.384 Ha daerah perdesaan

1. Aceh Kab. Aceh Tenggara

Kab. PIDIE

Kab. PIDIE JAYA

2. Sumatera Utara Kab. Tapanuli Utara

Kab. Simalungun

Kab. Dairi

Kab. Langkat

Kab. Solok

Kab. Agam

3. Riau Kab. Indagiri Hilir

Kab. Pelalawan

4. Jambi Kab. Tanjung Jabung Timur

Kab. Tanjung Jabung Barat

5. Sumatera Selatan Kab. Ogan Komering Ilir

Kab. Musi Rawas

Kab. Musi BanyuAsin

Kab. Ogan Ilir

Kab. Musi Rawas Utara

6. Bengkulu Kab. Bengkulu Selatan

Kab. Mukomuko

Kab. Lebong

7. Lampung Kab. Lampung Barat

Kab. Tanggamus

Kab. Lebong

No Provinsi Kabupaten

Page 124: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

124 Rencana Strategis

8. Bangka Belitung Kab. Bangka

Kab. Bangka Barat

Kab. Bangka Selatan

9. Kepulauan Riau Kab. Bintan

Kab. Natuna

Kab. Lingga

10. Jawa Barat Kab. Bogor

Kab. Sukabumi

Kab. Bandung

Kab. Garut

Kab. Tasikmalaya

Kab. Ciamis

Kab. Cirebon

Kab. Indramayu

Kab. Pangandaran

11. Jawa Tengah Kab. Purworejo

Kab. Wonosobo

Kab. Magelang

Kab. Pati

Kab. Kudus

Kab. Jepara

Kab. Demak

Kab. Semarang

Kab. Temanggung

Kab. Kendal

Kab. Kulon Progo

Kab. Bantul

Kab. Gunung Kidul

Kab. Sleman

No Provinsi Kabupaten

Lampiran

Page 125: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

125DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

12. Jawa Timur Kab. Pacitan

Kab. Ponorogo

Kab. Trenggalek

Kab. TulungAgung

Kab. Blitar

Kab. Mojokerto

Kab. Jombang

Kab. Madiun

Kab. Magetan

Kab. Ngawi

Kab. Bangkalan

Kab. Pamekasan

Kab. Sumenep

13. Banten Kab. Pandegelang

Kab. Lebak

Kab. Serang

14. Bali Kab. Tabanan

Kab. Gianyar

Kab. Karang Asem

Kab. Buleleng

15. Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Barat

Kab. Lombok Tengah

Kab. Lombok Timur

Kab. Dompu

Kab. Bima

No Provinsi Kabupaten

Page 126: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

126 Rencana Strategis

Lampiran

16. Nusa Tenggara Timur Kab. Kupang

Kab. Timor Tengah Selatan

Kab. Belu

Kab. Ende

Kab. Ngada

Kab. Sumba Barat Daya

Kab. Nagekeo

17. Kalimantan Barat Kab. Mempawah

Kab. Sanggau

Kab. Sintang

Kab. Kapuas Hulu

Kab. Melawi

Kab. Kubu Raya

Kab. KotaWaringin Timur

Kab. Kapuas

Kab. Barito Selatan

Kab. Hulu Sungai Selatan

Kab. Hulu Sungai Tengah

Kab. Hulu Sungai Utara

18. Kalimantan Timur Kab. Paser

Kab. Kutai Karta Negara

Kab. Penajam Paser Utara

19. Sulawesi Utara Kab. Bolaang Mongondow

Kab. Minahasa Selatan

20. Sulawesi Tengah Kab. Banggai

Kab. Poso

Kab. Donggala

Kab. Buol

Kab. Parigi Moutong

Kab. Tojo Una-Una

Kab. Sigi

Kab. Morowali Utara

No Provinsi Kabupaten

Page 127: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

127DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

21. Sulawesi Selatan Kab. Takalar

Kab. Gowa

Kab. Maros

Kab. Bone

Kab. Sidenreng Rappang

Kab. Sidenreng Luwu

Kab. Sidenreng Luwu Timur

Kab. Toraja Utara

22. Sulawesi Tenggara Kab. Button

Kab. Muna

Kab. Muna Barat

Kab. Konawe Selatan

Kab. Buton Utara

23. Gorontalo Kab. Gorontalo

Kab. Bone Bolango

Kab. Gorontalo Utara

24. Sulawesi Barat Kab. Polewali Mandar

Kab. Mamuju Utara

Kab. Mamuju Tengah

25. Maluku Kab. Maluku Tenggara

Kab. Maluku Tengah

Kab. Maluku Barat Daya

26. Maluku Utara Kab. Halmahera Tengah

Kab. Halmahera Selatan

Kab. Halmahera Utara

Kab. Halmahera Timur

27. Papua Barat Kab. Sorong Selatan

Kab. Maybrat

Kab. Manokwari Selatan

Kab. Pegunungan Arfak

28. Papua Kab. Jayapura

Kab. Tolikara

Kab. Kerom

No Provinsi Kabupaten

Page 128: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

128 Rencana Strategis

Lampiran

F. Pembangunan dan Pengembangan Kawasan KhususIndikator kinerja: Meningkatnya kualitas permukiman di 3.099 Ha kawasan khusus

26 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

No PKSN Provinsi

1. Sabang * NAD

2. Dumai Riau

3. Batam Kepulauan Riau

4. Ranai *

5. Atambua * NTT

6. Kalabahi

7. Kefamenanu

8. Paloh-Aruk * Kalimantan Barat

9. Jagoibabang

10. Nangabadau *

11. Entikong *

12. Jasa

13. Nunukan * Kalimantan Timur

14. Simanggaris

15. Long Midang

16. Long Pahangai

17. Long Nawan

18. Melonguana Sulawesi Utara

19. Tahuna *

20. Saumlaki * Maluku

21. Ilwaki

22. Dobo

23. Daruba Maluku Utara

24. Jayapura * Papua

25. Tanah Merah

26. Merauke

Sumber: RTRWN dan RPJMN 2015-2019Keterangan: * = 10 PKSN prioritas

Page 129: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

129DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perbatasan

1. Kab. Merauke Eligobel, Muting, Sota, Ulilin, Naukenjeri2. Kab. Boven Digoel Mindiptana, Tanah Merah, Jair, Waraopko3. Kab. Pegunungan Bintang Batom, Iwur, Kiwirok, Pepera, Oksomol, Tarub, Murkim, Kiwirok Timur, Mufinop4. Kab. Keerom Web, Senggi, Waris, Arso Timur, Towe5. Kota Jayapura Muara Tami, Jayapura Utara6. Kab. Supiori Supiori Barat, Supiori Utara, Kep.Aruri7. Kab. Raja Ampat Kep. Ayau, Ayau8. Kab. Morotai Morotai Selatan, Morotai Jaya, Morotai Utara, Morotai Barat, Morotai Timur9. Kab. Maluku Tenggara Barat Tanimbar Selatan, Selaru, Wertamrian, Kormomolin, Nirunmas, Tanimbar Utara, Yaru10. Kab. Maluku Barat Daya Wetar, Pulau-Pulau Terselatan, Pulau Leti, Moalakar11. Kab. Kepulauan Aru Aru Tengah Selatan, Aru Selatan, Aru Selatan Timur12. Kupang Amfoang Timur13. Kab. Timor Tengah Utara Insana Utara, Kefamenanu, Miaomaffo Barat, Bikomi Utara, Bikomi Tengah, Bikomo selatan, Bikomi Nalulat, Mutis, Musi, Nalbenu14. Kab. Belu Atambua, Lamaknen, Lamaknen Selatan, Lasiolat, Tasifeto Timur, Raihat, Tasifeto Barat, Nanaet Dubesi, Malaka Barat15. Kab. Malaka Malaka Barat, Kobalima Timur, Kobalima, Malaka Tengah, Wewiku16. Kab. Rote Ndao Rote Barat Daya, Rote Ndao, Rote Baru, Rote Barat Laut, Rote Selatan, Rote Timur, Lobalain, Pantai Baru17. Kab. Alor Teluk Mutiara, Alor Timur, Alor Selatan, Alor Barat Daya, Pureman, Mataru, Pantar, Pantar Tengah, Pantar Barat Laut, Pantar Barat18. Kab. Sabu Raijua Raijua19. Kep. Sangihe Tabukan Utara, Tahuna, Marore, Kendahe20. Kep. Talaud Melonguane, Miangas, Nanusa21. Sambas Paloh; Sajingan Besar22. Bengkayang Jagoi Babang; Siding23. Sanggau Entikong; Sekayam24. Sintang Ketungau Hulu; Ketungau Tengah25. Kapuas Hulu Badau; Puring Kencana; Batang Lupar; Embaloh Hulu; Putussibau Utara; Putussibau Selatan26. Mahakam Ulu Long Apari; Long Pahangai

No Kota/Kabupaten Kecamatan Lokpri

Page 130: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

130 Rencana Strategis

Lampiran

Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perbatasan

27. Malinau Kayan Hulu; Pujungan; Kayan Hilir; Bahau Hulu; Kayan Selatan28. Nunukan Sebatik Barat; Krayan Selatan; Krayan; Lumbis; Sebuku; Sebatik, Lumbis Ogong, Simanggaris, Tulin Onsoi, Sebatik Tengah, Sebatik Timur, Sebatik Utara29. Sabang Sukakarya30. Serdang Berdagai Tanjung Beringin31. Rokan Hilir Pasirlimau Kapuas; Sinaboi32. Bengkalis Bukit Batu, Bantan, Rupat Utara, Rupat, Bengkalis33. Indragiri Hilir Pulau Burung; Tanah Merang; Gaung Anak Serka; Kateman34. Kepulauan Meranti Merbau, Rangsang, Pulau Merbau, Tasik Putri Uyu, Rangsang Barat, Rangsang Pesisir35. Dumai Dumai, Dumai Timur, Dumai Barat, Sungai Sembilan, Medang Kampa36. Pelalawan Kuala Kampar37. Natuna Bunguran Timur, Serasan, Bunguran Barat, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan Timur, Bunguran Utara38. Kep. Anambas Jemaja, Jemaja Timur, Palmatak, Siantan39. Kota Batam Belakang Padang, Batam Kota, Bulang, Sekupang, Lubuk Raja, Nongsa, Batu Ampar, Batu Aji40. Bintan Bintan Utara, Tambelan, Bintan Pesisir, Teluk Sebong, Gunung Kijang41. Karimun Kundur, Meral, Moro, Unggar, Meral Barat, Tebing

Sumber: RPJMN 2015-2019

No Kota/Kabupaten Kecamatan Lokpri

Page 131: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

131DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Kota/Kabupaten dengan Indeks Risiko Bencana Tinggi

Papua 10 Kota Jayapura, Kota Sorong, Kota Manokwari, Kabupaten Merauke, Sarmi, Yapen, Nabire, Raja Ampat, Teluk Bintuni, & Biak NumforMaluku 12 Kota Ambon, Ternate, Kabupaten Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Maluku Tengah, Maluku Tenggara, Buru, Halmahera Utara, Halmahera Timur, Kota Tidore Kepulauan, Pulau Morotai dan SulaNusa Tenggara 15 Kota Mataram, Kota Kupang, Kota Bima, Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Utara, Dompu, Bima, Ngada, Ende, Sikka, Manggarai, Alor dan BeluSulawesi 24 Kota Manado, Kota Bitung, Kota Gorontalo, Kota Makasar, Kota Palu, Kota Kendari, Kabupaten Gorontalo, Mamuju, Polewali Mandar, Maros, Takalar, Gowa, Luwu Timur, Bantaeng, Sigi, Donggala, Poso, Parigi Moutong, Morowali, Kolaka, Konawe, Minahasa Utara, Minahasa Selatan, dan Kepulauan SangiheKalimantan 18 Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kota Palangka Raya, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Bengkayang, Sambas, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang, Landak, Kotabaru, Barito Kuala, Tanah Laut, Kapuas, Kutai Kertanegara, NunukanJawa Bali 36 Kota Denpasar, Tangerang, Cilegon, Kota Yogyakarta, DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya Kabupaten Badung, Tabanan, Buleleng, Sleman, Bekasi, Cianjur, Bandung Barat, Cirebon, Sukabumi, Tasikmalaya, Ciamis, Pangandaran, Kendal, Demak, Cilacap, Kebumen, Magelang, Malang, Gresik, Bangkalan, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pacitan, Banyuwangi, JemberSumatera 21 Kota Lhokseumawe, Kota Banda Aceh, Kota Bengkulu, Kota Jambi, Kota Bandar Lampung, Kota Medan, Kota Padang, Kabupaten Mukomu ko, Rejang Lebong, Sarolangun, Kerinci, Lampung Barat, Tanggamus, Padang Pariaman, Kepulauan Mentawai, Banyuasin, Lahat, Langkat, Deli Serdang, Karo, dan Simalungun

Sumber: Lampiran Buku III RPJMN 2015-2019

Wilayah Kota/Kabupaten dengan Indeks Risiko Bencana Tinggi

Page 132: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

132 Rencana Strategis

Lampiran

Kawasan perkotaan dan kota prioritas penanganan permukiman di kawasan rawan bencana

1. KSN Kawasan Perkotaan Mebidangro, 2. KSN Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur, 3. KSN Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, 4. KSN Kawasan Perkotaan Kedungsepur, 5. KSN Kawasan Perkotaan Gerbangkertasusila, 6. KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita, 7. PKN Lhokseumawe8. PKN Padang9. PKN Mataram10. PKN Balikpapan-Samarinda11. PKN Manado-Bitung

10 Destinasi Pariwisata Nasional Prioritas

1. KSPN Danau Toba dan sekitarnya 2. KSPN Tanjung Kelayang, dan sekitarnya 3. KEK Tanjung Lesung 4. KSPN Kepulauan Seribu, dan sekitarnya 5. KSPN Borobudur, dan sekitarnya 6. KSPN Bromo - Tengger – Semeru, dan sekitarnya7. KEK Mandalika8. KSPN Labuan Bajo, dan sekitarnya9. KEK Morotai10. KSPN Wakatobi, dan sekitarnya

Page 133: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

133DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 134: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

134 Rencana Strategis

Page 135: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

135DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN TAHUN 2015-2019

Page 136: Rencana Strategis - sim.ciptakarya.pu.go.idsim.ciptakarya.pu.go.id/sipkp/assets/admin/doc/Renstra_Bangkim... · dan pulau-pulau kecil terluar serta pembangunan dan pengembangan kawasan

136 Rencana Strategis

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYATDIREKTORAT JENDERAL CIPTAKARYAJl. Pattimura N0.20, Kebayoran BaruJakarta Selatan, Indonesia - 12110