rencana strategis badan pengusahaan kawasan perdagangan bebas pelabuhan bebas karimun
DESCRIPTION
laporan draf akhirTRANSCRIPT
BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS KARIMUN
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
TAHUN 2013 - 2017
LAPORAN AKHIR
1
KATA PENGANTAR
Rencana Strategis (Renstra) BPK PBPB Karimun periode 2013-2017 adalah panduan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPK PBPB Karimun untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang
disusun antara lain berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BPK PBPB
Karimun sejak ditetapkan menjadi Badan Pengusahaan Kawasan pada tahun 2008 yang lalu,
analisa atas pendapat para pemangku kepentingan (stakeholders) di tingkat pusat dan daerah,
analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global/internasional maupun
nasional, dan daerah. Selain itu, Renstra ini juga disusun dengan berpedoman pada RPJMN
2010-2014, dan sekaligus dimaksudkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi
keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014,
sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2010-2014.
Mengingat hal tersebut, maka semua unit kerja, kepala bidang dan staf BPK PBPB
Karimun harus melaksanakannya secara akuntabel dan senantiasa berorientasi pada
peningkatan kinerja (better performance). Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaannya dan
mewujudkan pencapaian Visi Renstra BPK PBPB Karimun periode 2013-2017 yaitu “Mewujudkan
BP Karimun sebagai Pengelola Kawasan Industri Maritim Kelas Dunia”, maka akan dilakukan
evaluasi setiap tahun. Apabila diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan
perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra termasuk
indikator-indikator kinerjanya. Revisi dilakukan sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan
tanpa mengubah tujuan BPK PBPB Karimun periode 2013- 2017.
Tanjung Pinang, Desember 2012
Kepala Badan PengusahaanKawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Karimun (BP K PBPB Karimun)
Drs. H.M Taufik Ilyas, MM
2
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Kondisi Umum ..................................................................................................................... 4
1.2 Potensi dan Permasalahan ................................................................................................ 21
BAB 2 VISI, MISI DAN TUJUAN BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN KARIMUN .......................... 28
2.1 Visi ...................................................................................................................................... 29
2.2 Misi ..................................................................................................................................... 29
2.3 Tujuan ................................................................................................................................ 30
2.4 Sasaran Strategis ............................................................................................................... 30
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ...................................................................................... 31
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional .............................................................................. 31
3.2 Arah Kebijakan dan Strategis BPK Karimun ..................................................................... 31
3.3 Program dan Kegiatan Utama BPK Karimun .................................................................... 32
BAB 4 PENUTUP ............................................................................................................................. 36
Lampiran Tabel Hubungan Visi, Misi, Program dan Kegiatan ....................................................... 36
Anak Lampiran 1 Matrik Target Pembangunan .............................................................................. 40
Anak Lampiran 2 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan ................................................................ 41
3
Daftar Gambar
Gambar 1 Pikir proses penyusunan Renstra BPK Karimun ............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 2 Alur kegiatan penyusunan Renstra BPK Karimun.......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Tugas dan Kewenangan BPK PBPB Karimun ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 4 Grafik Perkembangan Investasi Kawasan BPK PBPB Karimun ..................................... 8
Gambar 5 Peta Orientasi Kawasan PBPB Karimun ......................................................................... 9
Gambar 6 Peta Wilayah Kabupaten Karimun ................................................................................ 12
Gambar 7 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara ................................................ 20
Gambar 8 Perkembangan Pendanaan dari Pemerintah Pusat ..................................................... 21
Daftar Tabel
Tabel 1 Peran Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan ........................................................... 7
Tabel 2 Luas Lahan Darat Di Kabupaten Karimun ......................................................................... 11
Tabel 3 Zona Kawasan Lindung .....................................................................................................15
Tabel 4 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap Peran
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun .. 24
Tabel 5 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap Peran
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun .. 25
Tabel 6 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap peran
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun .. 26
Tabel 7 Target Pembangunan Untuk Tahun 2013 – 2017 ................................................................ 0
Tabel 8 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2013 – 2017 ................................................ 1
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 2007 mengeluarkan kebijakan strategis untuk
menghadapi daya saing global yang semakin sengit. Pada tahun 2007 tersebut, tingkat
pengangguran dan kemiskinan di Indonesia mengalami kegentingan yang hebat. Sementara
negara di benua asia dan eropa sudah bertindak melalui kebijakan strategis melalui
peningkatan produktifitas dan volume perdagangan ekspor antar negara/benua untuk
mengamankan stabilitas sosial di negara masing-masing.
Paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah
pembentukan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas atau yang dikenal dengan
FTZ (Free Trade Zone) melalui Undang-undang No 44 tahun 2007 tentang Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Kemudian untuk menegaskan dan mengatasi
dampak negatif globalisasi ekonomi tersebut pemerintah segera menurunkan Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden agar pelaksana dilapangan dapat
segera bertindak dan menjaring investasi asing masuk ke kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas.
Walaupun pada saat itu badan pengusahaan, dewan kawasan dan dewan nasional telah
terbentuk, namun sesuai dengan undang-undang perencanaan pembangunan nasional dan
peraturan menteri perencanaan pembangunan nasional. Dewan Kawasan, Dewan Nasional dan
seluruh badan pengusahaan yang terbentuk harus menyusun rencana strategisnya sesuai
dengan pedoman yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional No. 5 Tahun 2009 untuk menselaraskan kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan dengan tema prioritas pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2010 -2014, salah satu kelembagaan yang diharuskan untuk segera
menyusunnya adalah BP Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun (BPK K-
PBPB Karimun).
Beberapa hal penting didalam penyusunan rencana strategis (RENSTRA) BP K-PBPB
Karimun adalah perumusan visi dan misi, arah kebijakan, tujuan Badan Pengusahaan serta
program dan kegiatan untuk pengembangan kawasan PBPB Karimun 2013-2017.
Beberapa landasan hukum dalam penyusunan rencana strategis ini adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025.
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang No 1 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.
36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1
5
Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang-
Undang.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Karimun.
6. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJM Nasional 2010-2014.
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam,
Bintan, Dan Karimun (RTR Kawasan BBK).
8. Kepres No. 11 tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Karimun.
9. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2012, tentang Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan
Cukai Serta Tata Laksana Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ke Dan Dari Serta Berada Di
Kawasan Yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan
Bebas
10. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-KL) 2010-2014.
11. Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Karimun No. Tahun 2011-2031, Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun.
12. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 24/M-DAG/PER/6/2006, Tentang
Ketentuan Impor Perusak Lapizan Ozon.
13. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 38/M-DAG/PER/10/2010, Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Nomor 24/M-DAG/PER/6/2006, Tentang Ketentuan
Impor Perusak Lapizan Ozon.
14. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No 12/M-DAG/PER/9/2009, Tentang
Pelimpahan Kewenangan Perizinan.
15. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang
Pengenal Angka Importir (API).
16. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 17/M-DAG/PER/3/2010 Tentang
Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-
DAG/PER/9/2009 Tentang Pengenal Angka Importir (API).
17. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 20/M-DAG/PER/7/2011 Tentang
Perubahan Kedua Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 45/M-
DAG/PER/9/2009 Tentang Pengenal Angka Importir (API).
18. Peraturan Menteri Perhuungan Nomor : KP. 330 Tahun 2009, Tentang Penetapan
Pelabuhan Bebas Pada Kawasan Perdagangan Bebas Di Batam , Bintan, Dan Karimun.
19. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 72/M-Ind/Per/7/2009 Tentang :
Pelimpahan Kewenangan Urusan Pemerintah Bidang Perindustrian Kepada Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, Karimun.
20. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 18/M-Ind/Per/2/2010 Tentang :
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Kewenangan Pemberian Pertimbangan
Teknis/Rekomendasi Bidang Perindustrian Kepada Badan Pengusahaan.
6
21. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 146/Pmk.04/2010, Tentang Tata
Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Barang Ken Cukai Ke Dan Dari Kawasan Yang Telah
Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas.
22. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 152/Pmk.04/2010, Tentang Tata
Cara Pemasukan Dan Pengeluaran Kendaraan Bermotor Ken Cukai Ke Dan Dari Kawasan
Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas.
Didalam menyusun Rencana Strategis BP K-PBPB Karimun dilaksanakan dengan menggunakan
prinsip partisipatif, transparan dan bertanggungjawab; mengacu kepada pedoman
penyusunan Renstra/KL yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Nasional, UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, sedangkan Visi, Misi dan Strategi yang digunakan merupakan hasil
rumusan stakeholder/pemangku kebijakan dan analisis berbagai aspek.
Didalam penyusunan rencana strategis Badan Pengusahaan Kawasan Karimun 2013 - 2017,
kegiatan yang dilaksanakan meliputi evaluasi kegiatan sejak ditetapkannya Dewan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam/Bintan/Karimun, perumusan visi dan misi,
tujuan, strategis dan kebijakan, telaah anggaran, perumusan program dan kegiatan hingga
penetapan keputusan melalui Keputusan Kepala Dewan Kawasan.
a. Tugas dan Fungsi Lembaga
Sesuai dengan peraturan pemerintah penganti undang-undang nomor 1 tahun 2000
tentang perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, bab IV tugas dan wewenang pasal (8) ayat
(2), dijelaskan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
mempunyai tugas dan wewenang melaksanakan pengelolaan, pengembangan dan
pembangunan (3P) kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas sesuai dengan fungsi-
fungsi kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, artinya Badan Pengusahaan
mempunyai fungsi sebagai Pengelola, Pengembang dan Pembangun (3P).
Sebagai pengelola, badan pengusahaan kawasan karimun mempunyai tugas untuk
menjaga keberlangsungan investasi yang telah berjalan di kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan karimun dan unit-unit usaha (yang sudah ada, dan/atau akan dikembangkan) badan
pengusahaan kawasan karimun seperti pelayanan rumah sakit, pelayanan air bersih,
pengolahan limbah, pelayanan pelabuhan penumpang, pelayanan pelabuhan barang,
pelayanan alih kapal (ship to ship transfer/SST), pelayanan lego jangkar, dan pelabuhan udara.
Keberlangsung ini didukung dengan perangkat hukum yang jelas, kuat dan mengikat melalui
keputusan pemerintah pusat maupun keputusan Kepala Badan. Seperti yang telah dituangkan
kedalam peraturan pemerintah no 48 tahun 2007 tentang kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas karimun, jangka waktu kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
7
adalah 70 (tujuh puluh) tahun. Untuk itu adalah tugas dan tanggung jawab dari BPK PBPB
Karimun untuk mengelola kestabilan investasi yang telah masuk di kawasan FTZ Karimun
melalui dukungan pengelolaan unit usaha Badan Pengusahaan.
Sebagai pengembang, Badan Pengusahaan Kawasan Karimun melakukan pengembangan
usaha-usahanya layanannya sesuai dengan tingkat kebutuhan masyarakat yang ada di Kawasan
Karimun. Pengembangan itu didasarkan kepada analisis/kajian ekonomi, social dan dampak
lingkungan. Peran BPK Karimun sebagai pengembang tidak hanya mencakup mengembangkan
layanan-layanan usaha didalam kawasan saja, namun juga melakukan pengembangan usaha
melalui riset dan pemasaran kawasan untuk dapat menarik bagi investasi asing.
Sebagai pembangunan, merupakan tugas dan kewenangan dari Badan Pengusahaan
Kawasan untuk membangun seluruh program/kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan
di kawasan pengusahaaanya. Pembangunan tersebut tidak hanya pembangunan yang bersifat
keluar (eksternal) namun juga pembangunan yang bersifat ke dalam (internal). Pembangunan
keluar/eksternal terdiri atas infrastruktur, kawasan pusat pusat kegiatan perdagangan, jasa,
dan industry. Sedangkan pembangunan yang bersifat ke dalam (internal) adalah pembangunan
kepada sumber daya manusia yang ada di Badan Pengusahaan Karimun. Pembangunan yang
dilakukan dapat dilakukan secara kelembagaan sendiri maupun melibatkan pemangku
kepentingan lainnya seperti lembaga swasta berbadan hukum dan masyarakat. Pembangunan
eksternal tersebut bertujuan untuk dapat mewujudkan amanat undang-undang republik
indonesia yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.
Tabel 1 Peran Kelembagaan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Pengelola (Manage)
Pengembang (Develop)
Pembangun (Builder)
Penjabaran; 1. Mengelola kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas seluas 9.666,018 Ha (sebagian wilayah Karimun besar dan sebagian wilayah karimun kecil)
2. Mengelola asset-aset yang telah diberikan kepada BPK Karimun
3. Mengelola unit usaha layanan yang telah ada.
Penjabaran; 1. Mengembangkan
unit usaha layanan public.
2. Mengembangkan potensi lain yang belum di pasarkan.
Penjabaran; 1. Membangun kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
2. Membangun sarana dan prasarana publik guna mendukung kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
Sumber : Tim Ahli, 2012
b. Kondisi Geografis Kawasan PBPB Karimun
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2007. Kawasan Pengusahaan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun Berada di sebagian Pulau Karimun Besar
dan sebagian di Pulau Karimun Kecil dengan luas total sebesar 9.666,018 Ha, dengan perincian
di Pulau Karimun Besar seluas 8.862,018 Ha dan Pulau Karimun Kecil seluas 804 Ha.
8
Kondisi geografis alami yang dimiliki oleh Kawasan PBPB Karimun adalah lokasi yang
sangat strategis berada di perairan Selat Malaka dan Selat Philips. Dimana kedua selat ini
merupakan selat yang paling padat dunia dilalui oleh kapal-kapal perdagangan khususnya di
Asia Pasifik. Pada tahun 2009 tercatat 71.359 kapal container/vessel1 yang melintasi Selat
Malaka untuk menuju ke kawasan perdagangan di Asia Tenggara, Uni Eropa dan Timur. Pada
tahun yang sama juga perdagangan yang tercatat melintasi dikawasan padat ini adalah US$ 557
milyar. Pada tahun 2015 diperkirakan bahwa kapal yang menggunakan salah satu jalur
pelayaran yang saat ini dinilai paling efisien tersebut akan berjumlah 120.000 kapal. Kapal-kapal
yang melewati perairan tersebut adalah kapal-kapal yang membawa energi dari Afrika dan
Timur Tengah ke Asia Timur dan juga yang membawa berbagai produk perdagangan dari Asia
ke Eropa dan sebaliknya. Potensi lokasi ini memberikan peluang kepada BPK PBPB Karimun
untuk dapat memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan, jasa service, jasa industri, jasa
perdagangan dan pariwisata.
Paska terbentuknya Badan Pengusahaan Kawasan di Karimun, investasi di PBPB BBK pada
tahun 2010 meningkat 180.0002 Million US$ (Investasi seluruh BBK). Hal ini menguatkan
kebijakan strategis pemerintah untuk menangkap peluang investasi asing masuk ke kawasan
PBPB dan membuka lapangan pekerjaan yang seluasnya. Berdasarkan data dari Badan
Pengusahaan Kawasan Karimun, perkembangan investasi di Karimun sejak tahun 2008
mengalami kejutan investasi yang luar biasa. Dimana pada tahun 2008 sebelu FTZ investasi di
Karimun mencapai 882.000 juta rupiah, dan pada tahun 2009 hingga 2011 sudah mencapai
6.874.304 juta rupiah atau 6,87 Triliun Rupiah. (Lihat gambar 1.1)
Gambar 1 Grafik Perkembangan Investasi Kawasan BPK PBPB Karimun
1 Dubes RI Brussel, Arif Havas Oegroseno, dalam paparannya mengenai Managing Strategic Waters in Southeast Asia pada Roundtable Discussion yang diselenggarakan pada Rabu (2/3-2011) di European Institue for Asian Studies (EIAS), sebuah lembaga think-tank berbasis di Brussel yang fokus pada isu-isu di Asia.http://internasional.rakyatmerdekaonline.com/news
2 Data KADIN KEPRI, disampaikan dalam seminar sehari ‘FTZ : Antara Peluang dan Tantangan Sebuah Refleksi Implementasi FTZ, Planet Holiday Hotel, Batam, 26 April 2012.
9
Gambar 2 Peta Orientasi Kawasan PBPB Karimun Pada Konstelasi Asia
c. Rencana Ruang Kawasan Pengusahaan PBPB Karimun
Kabupaten Karimun sendiri memiliki luas 150.204 Hektar dimana luas kawasan
lindung (KL) mencapai 46.643 hektar. Artinya masih terbuka luas untuk lahan investasi di
berbagai bidang seperti industri, pertambangan, wisata dan perdagangan. Dengan
menerapkan kebijakan strategis yang berorientasi bisnis BP Karimun dapat membuat
berbagai program pengembangan kawasan dan pemasaran bagi investor-investor di
Eropa, dan Asia Pasifik khususnya untuk menanamkan investasinya di wilayah Karimun.
Berdasarkan Peraturan Presiden no 87 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kawasan Batam Bintan Karimun mengatur tentang rencana pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Rencana struktur ruang Kawasan Batam Bintan
Karimun (BBK) ditetapkan dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan pusat kegiatan,
10
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana, serta
meningkatkan fungsi kawasan perkotaan Tanjung Balai Karimun sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW).
Rencana struktur ruang Kawasan BBK berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial dan ekonomi masyarakat yang secara hierarki memiliki hubungan fungsional.
Rencana struktur ruang Kawasan BBK terdiri atas rencana sistem pusat kegiatan dan
rencana sistem jaringan prasarana.
1. Rencana Sistem Pusat Kegiatan
Rencana sistem pusat kegiatan Kawasan BBK terdiri atas sistem pusat kegiatan
primer dan sistem pusat kegiatan sekunder yang berbentuk polisentrik dan seimbang
mengikuti karakteristik kawasan sebagai pulau.
Penetapan sistem pusat kegiatan primer di Kawasan BBK ditetapkan dalam rangka
meningkatkan pelayanan eksternal kawasan secara internasional, nasional, dan regional.
Sistem pusat kegiatan primer yang ditetapkan di Kabupaten Karimun meliputi:
a. Pusat kegiatan industri berorientasi ekspor dengan fungsi utama pengembangan
kawasan industri skala besar dan fungsi pendukung sebagai simpul transportasi,
permukiman karyawan, perdagangan dan jasa lokal, ditetapkan di sepanjang garis
pesisir di:
i. Kawasan Industri Parit Rempak, Kawasan Industri Tanjung Melolo,Kawasan
Industri Tanjung Penggaru, Kawasan Industri Tanjung Jepun, Kawasan Industri
Tanjung Sememal, dan Kawasan Industri Pasir Panjang di Kecamatan Meral;
dan
ii. Kawasan Industri Teluk Lekup di Kecamatan Tebing;
b. Pusat kegiatan wisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama
pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai permukiman dan simpul
transportasi penumpang diarahkan di;
i. Pantai Pongkar di Kecamatan Tebing; dan
ii. Pantai Pelalawan di Kecamatan Meral;
c. Pusat kegiatan perdagangan dan jasa dengan fungsi utama perdagangan dan jasa dan
fungsi pendukung permukiman, simpul transportasi penumpang, dan wisata belanja
ditetapkan di Kawasan CBD Tebing dan Kawasan Perdagangan dan Jasa Malarko Barat
di Kecamatan Tebing;
d. Pusat kegiatan transportasi yang merupakan simpul transportasi laut dengan fungsi
utama transportasi dan fungsi pendukung pelayanan perpindahan penumpang dan
barang ditetapkan di:
i. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Malarko di Kecamatan
Tebing;
11
ii. Pelabuhan Tanjung Balai Karimun berupa Terminal Parit Rempak di Kecamatan
Meral;
iii. Kawasan bongkar muat dan alih barang dari satu kapal ke kapal yang lain di
sebagian wilayah perairan di Selat Durian ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e. Pusat kegiatan industri perkapalan dengan fungsi utama pengembangan industri
khusus maritim dan fungsi pendukung perumahan karyawan serta simpul transportasi
internasional ditetapkan di Kawasan Industri Perkapalan Sembawang di Kecamatan
Meral;
f. Pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara dengan fungsi utama pertahanan
dan keamanan negara dan fungsi pendukung menjaga kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia ditetapkan di Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing; dan
g. Pusat kegiatan pendidikan dan pusat kegiatan kesehatan dengan fungsi utama
pendidikan serta kesehatan berkualitas internasional dan fungsi pendukung
penyediaan pelayanan perkotaan ditetapkan di pusat perkotaan baru di Kecamatan
Tebing.
Tabel 2 Luas Lahan Darat Di Kabupaten Karimun Berdasarkan RTRW Karimun 2031
No Jenis Kawasan Luas (Ha)
Kawasan Lindung 43.643
Kawasan Hutan Lindung 5.773
1 Hutan Lindung 5.773
Kawasan Lindung Bawahan 1.240
2 Resapan air 1.240
Kawasan Lindung Setempat 36.500
3 Sempadan danau 1.500
4 Sempadan pantai (termasuk pulau kecil) 26.300
5 Sempadan Sungai 8.700
Kawasan Lindung Lain 130
6 Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
130
Kawasan Budidaya 106.561
1 Pertanian 57.705
2 Pertambangan
Batuan 6.488
Mineral logam 7.690
4 Kawasan Industri
a. Campuran b. Industri Manufaktur c. Storage
3.700 400 800
5 Pariwisata 3.924
6 Permukiman
12
No Jenis Kawasan Luas (Ha)
a. Perkotaan Kabupaten 9.474
b. Permukiman Perdesaan 6.100
7 HTR 10.100
8 Reklamasi Pantai 130
9 Pusat Agropolis 25
10 Pusat Minapolis 25 Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012
Gambar 3 Peta Wilayah Kabupaten Karimun
2. Rencana Sistem Jaringan Prasarana
Rencana sistem jaringan prasarana Kawasan BBK meliputi sistem jaringan transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air, dan prasarana perkotaan.
Sistem jaringan transportasi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
pergerakan orang dan barang serta memfungsikannya sebagai pendorong pertumbuhan
ekonomi.
Sistem jaringan transportasi terdiri atas:
Sistem jaringan transportasi darat;
13
Sistem jaringan transportasi laut; dan
Sistem jaringan transportasi udara.
Sistem jaringan transportasi darat di Kawasan Karimun terdiri atas:
Sistem jaringan jalan;
Sistem jaringan transportasi penyeberangan; dan
Sistem jaringan perkeretaapian;
Sistem jaringan jalan di Kawasan Karimun terdiri atas:
Jaringan jalan; dan
Lalu lintas dan angkutan jalan.
Sistem jaringan transportasi penyeberangan di Kawasan Karimun terdiri atas:
Pelabuhan penyeberangan; dan
Lintas penyeberangan.
Sistem jaringan perkeretaapian di Kawasan Karimun terdiri atas:
Jaringan jalur kereta api perkotaan;
Stasiun kereta api; dan
Fasilitas operasi kereta api.
Sistem jaringan transportasi laut di Kawasan Karimun terdiri atas:
Tatanan kepelabuhanan; dan
Alur pelayaran.
Sistem jaringan transportasi udara di Kawasan Karimun terdiri atas:
Tatanan kebandarudaraan; dan
Ruang udara untuk penerbangan.
Sistem jaringan jalan di Kawasan Karimun terdiri atas:
jaringan jalan arteri primer;
jaringan jalan kolektor primer;
jaringan jalan arteri sekunder;
jaringan jalan bebas hambatan; dan
jaringan jalan strategis nasional.
Jaringan jalan kolektor primer di Kawasan Karimun meliputi:
Jaringan jalan kolektor primer 1; dan
Jaringan jalan kolektor primer 2.
Jaringan jalan kolektor primer 1 di Kabupaten Karimun meliputi:
14
jalan Tanjung Balai-Meral-Parit Rempak-Parit Benut-Sp. Jelutung-Pasir Panjang;
jalan Parit Rempak-Pelabuhan Roro;
jalan Sungai Pasir-Teluk Ranai-Teluk Sitimbut;
jalan Pasir Panjang-Pelambung-Mentuda-Tanjung Balai; dan
jalan Sp. Jelutung-Teluk Ranai.
Lalu lintas dan angkutan jalan meliputi:
lajur, jalur, atau jalan khusus angkutan massal;
terminal; dan
fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan
3. Rencana Sistem Jaringan Energi
Sistem jaringan energy di kawasan Karimun, terintegrasi dengan kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas lainnya diwilayah Kepulauan Riau. Hal ini terkait dengan lokasi-lokasi
sumber daya energy yang tersebar di luar kawasan Batam, Bintan dan Karimun yakni di Natuna
dan Anambas. Jaringan energy ini terkoneksi dengan wilayah eksternal kawasan BBK seperti
Singapura dan Malaysia. Tujuan dari system ini adalah untuk memenuhi kebutuhan energy
yang besar dan menyediakan akses bagi seluruh masyarakat di kawasan, luar kawasan dan
Negara-negara tetangga. Sistem jaringan energi di Kawasan BBK pada sistem interkoneksi
meliputi:
1. Jaringan pipa minyak dan gas bumi;
2. Pembangkit tenaga listrik; dan
3. Jaringan transmisi tenaga listrik.
4. Rencana Sistem Jaringan Telekomunikasi dan Energi
Didalam rangka menyiapkan kawasan yang siap bersaing dengan kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas lainnya, telekomunikasi merupakan perangkat prasarana yang paling
dibutuhkan untuk dapat berhubungan dengan orang-orang diluar kawasan.
Sistem jaringan telekomunikasi di kawasan Karimun terdiri atas:
jaringan terestrial; dan
jaringan satelit.
Base Transceifer Station
Semua system tersebut diatur menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sistem jaringan sumber daya air adalah keseluruhan aspek pengelolaan dari hulu ke hilir dalam
penyediaan air bersih bagi masyarakat di kawasan Karimun. Pengelolaan tersebut dimulai dari
sumber air, pengolahan, pendistribusian hingga manajemen. Didalam rencana tata ruang
kawasan karimun ditetapkan bahwa pengelolaan sumber daya air terdiri atas (i) konservasi
sumber daya air, (ii) pendayagunaan sumber daya air dan (iii) pengendalian daya rusak air.
Sumber air di kawasan Karimun terdiri atas air permukaan pada sungai, waduk dan sumber air
permukaan lainnya.
15
5. Rencana Sistem Jaringan Prasarana Perkotaan
Sistem jaringan prasarana perkotaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan perkotaan yang dikembangkan secara terintegrasi dan disesuaikan
dengan kebutuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Kawasan BBK. Sistem jaringan
prasarana perkotaan di Kawasan BBK terdiri atas:
a) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM);
b) Sistem jaringan drainase;
c) Sistem jaringan air limbah;
d) Sistem pengelolaan limbah b3; dan
e) Sistem pengelolaan persampahan
SPAM yang ada di Kawasan Karimun diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
yang ada. SPAM terdiri atas jaringan perpipaan yang meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, unit pelayanan dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM yang bukan jaringan
perpipaan adalah meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air huja,
terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
6. Rencana Pola Ruang Kawasan Karimun
Rencana pola ruang Kawasan BBK ditetapkan dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan
ruang sesuai dengan peruntukannya sebagai kawasan lindung dan kawasan budi daya
berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Rencana pola ruang Kawasan BBK
terdiri atas rencana peruntukan kawasan lindung dan kawasan budi daya.
A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung yang dikelompokkan ke dalam zona lindung (Zona L), terdiri atas:
a) Zona lindung 1 (Zona L1) yang merupakan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya;
b) Zona lindung 2 (Zona L2) yang merupakan kawasan perlindungan setempat;
c) Zona lindung 3 (Zona L3) yang merupakan kawasan suaka alam, pelestarian dalam, dan
cagar budaya;
d) Zona lindung 4 (Zona L4) yang merupakan kawasan rawan bencana alam;
e) Zona lindung 5 (Zona L5) yang merupakan kawasan lindung geologi; dan
f) Zona lindung 6 (Zona L6) yang merupakan kawasan lindung lainnya.
Tabel 3 Zona Kawasan Lindung
Zona Kawasan Lindung
Lokasi L
1 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Gunung Jantan dan Gunung Betina di Kecamatan Meral dan Kecamatan
16
Zona Kawasan Lindung
Lokasi L
Tebing serta Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
2 Kawasan perlindungan setempat Sepanjang pantai Pulau Karimun dan Pulau Karimun Anak di Kabupaten Karimun; Sungai Sei Bati, Sungai Pongkar, dan Sungai Gunung Jantan di Kabupaten Karimun; sekitar Waduk Sungai Gunung Jantan dan Waduk Sungai Pongkar di Kabupaten Karimun; Sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
3 Kawasan suaka alam, pelestarian dalam, dan cagar budaya
Sebagian pesisir Kelurahan Darusalam dan sebagian pesisir Desa Pongkar Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
4 Kawasan rawan bencana alam Sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
5 Kawasan lindung geologi Sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
6 Kawasan lindung lainnya Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012
A. Kawasan Budi Daya
Kawasan budi daya dikelompokkan ke dalam zona budi daya (Zona B) terdiri atas:
a) Zona budi daya 1 (Zona B1) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman
kepadatan tinggi;
b) Zona budi daya 2 (Zona B2) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman
kepadatan sedang;
c) Zona budi daya 3 (Zona B3) yang merupakan kawasan peruntukan permukiman
kepadatan rendah;
d) Zona budi daya 4 (Zona B4) yang merupakan kawasan peruntukan industri;
e) Zona budi daya 5 (Zona B5) yang merupakan kawasan peruntukan pariwisata;
f) Zona budi daya 6 (Zona B6) yang merupakan kawasan peruntukan ekonomi, sosial,
pertahanan dan keamanan negara, serta transportasi;
g) Zona budi daya 7 (Zona B7) yang merupakan kawasan peruntukan pertanian, berada di
luar Kawasan BBK;
h) Zona budi daya 8 (Zona B8) yang merupakan kawasan peruntukan pertanian irigasi
teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan, berada di luar Kawasan BBK;
i) Zona budi daya 9 (Zona B9) yang merupakan kawasan peruntukan budi daya
penyangga lindung, berada di luar Kawasan BBK; dan
j) Zona budi daya 10 (Zona B10) yang merupakan kawasan peruntukan hutan produksi,
berada di luar Kawasan BBK.
17
Tabel 4 Zona Kawasan Budi Daya
Zona Kawasan Budidaya
Lokasi B
1 Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Tinggi
2 Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Sedang
di sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
HPK (Hutan Produksi yang dapat dikonversi)
di sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
3 Kawasan Peruntukan Permukiman Kepadatan Rendah
4 Kawasan peruntukan industri di sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
HPK (Hutan Produksi yang dapat dikonversi)
sebagian wilayah Kecamatan Meral dan sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
5 Kawasan Peruntukan Pariwisata sebagian wilayah Kecamatan Tebing
HPK (Hutan Produksi yang dapat dikonversi)
sebagian wilayah Kecamatan Meral di Kabupaten Karimun
6 Kawasan peruntukan ekonomi, sosial, pertahanan dan keamanan negara, serta transportasi
6.1 HPK (Hutan Produksi yang dapat dikonversi)
sebagian wilayah Kecamatan Meral di Kabupaten Karimun
6.2 Kawasan peruntukan pelabuhan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun terdiri atas Terminal Parit Rempak di Kecamatan Meral dan Terminal Malarko di Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
6.3 Zona B6.3 kawasan peruntukan pendidikan,
kesehatan, sosial-budaya, riset dan
teknologi
sebagian wilayah Kecamatan Tebing di Kabupaten Karimun
6.4 kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan negara
Pulau Karimun Anak di Kecamatan Tebing
6.5 kawasan peruntukan perdagangan dan jasa Kawasan CBD Tebing dan Malarko Barat di Kecamatan Tebing
HL (Hutan Lindung) sebagian wilayah Kecamatan Tebing dan sebagian wilayah Kecamatan Meral
7 kawasan peruntukan pertanian, berada di luar Kawasan BBK
8 kawasan peruntukan pertanian irigasi
18
Zona Kawasan Budidaya
Lokasi B
teknis dan lahan pertanian pangan berkelanjutan, berada di luar Kawasan BBK
9 kawasan peruntukan budi daya penyangga lindung, berada di luar Kawasan BBK
10 kawasan peruntukan hutan produksi, berada di luar Kawasan BBK
Sumber : RTRW Kabupaten Karimun, 2012
d. Regulasi dan Kelompok Kerja (JWG, Singapura - Indonesia)
Beberapa paket regulasi yang sangat menunjang pertumbuhan wilayah ekonomi
Batam/Bintan/Karimun adalah tentang bebas dari pengenaan bea masuk, Pajak
Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan cukai di Kawasan PBPB.
Didalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 2012, tentang perlakuan kepabeanan,
perpajakan, dan cukai serta tata laksana pemasukan dan pengeluaran barang ke dan dari
serta berada di kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas, dijelaskan bahwa kepada pelaku-pelaku usaha di kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam/Bintan/Karimun diberikan fasilitas yakni pembebasan
bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan barang Mewah. Beberapa
perlakukan perpajakan dan pabean adalah sebagai berikut ;
1. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari luar Daerah Pabean diberikan pembebasan
bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-
Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai (Bab IV Psl 14).
2. Barang yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke luar Daerah Pabean wajib
diberitahukan dengan Pemberitahuan Pabean (Bab IV Psl 16).
3. Pemasukan barang kena cukai ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah
Pabean melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2), untuk kebutuhan konsumsi penduduk di Kawasan Bebas dapat
diberikan pembebasan cukai (Bab IV Bag 1 Psl 19 ayat 2).
4. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari tempat lain dalam Daerah Pabean yang
tidak melalui pelabuhan atau bandar udara yang ditunjuk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2), dipungut PPN dan/atau cukai (Bab IV Bag 1Psl 19 ayat 3).
5. Barang asal luar Daerah Pabean yang akan dikeluarkan dari Kawasan Bebas ke tempat
lain dalam Daerah Pabean wajib dilunasi bea masuk, PPN, dan/atau Pajak Penghasilan
Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan (Bab IV Bag 2 Psl 19 ayat 1)
6. Pemasukan barang ke Kawasan Bebas dari Kawasan Bebas lainnya diberikan
pembebasan bea masuk, pembebasan PPN, tidak dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau pembebasan cukai (Bab Vi Psl 23).
7. Pemasukan Barang ke Kawasan Bebas dari Tempat Penimbunan Berikat atau Kawasan
Ekonomi Khusus diberikan pembebasan bea masuk, tidak dipungut PPN, tidak
dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan, dan/atau
pembebasan cukai (Bab VII Psl 27).
19
Selain paket-paket kebijakan pajak dan pabean yang telah diberikan, potensi lain
yang dapat dimanfaatkan adalah kerjasama antar Negara-negara di Asia Pasifik yang telah
dilakukan oleh Indonesia. Diantaranya adalah JWG (joint working group) antara Indonesia
dan Singapura, yang mana telah menghasilkan beberapa point penting dalam
keberlanjutan kerjasama (tertuang dalam joint action roadmap for the working group on
batam, bintan and karimun and other special economic zones in Indonesia-based on staff
level meeting on 3 march 2011) antar Negara. Point-point penting yang dihasilkan tersebut
adalah ;
1. Sosialisasi paket-paket kebijakan pemerintah yang berdampak langsung kepada
perusahaan yang telah berinvestasi di BBK
2. Melakukan identifikasi perusahaan-perusahaan supplier yang ada untuk mendukung
industry-industri besar.
3. Investasi promosi bersama antara BBK dan Singapura kepada Negara-negara ketiga
lainnya dengan focus kepada industry manufaktur.
4. Studi fasilitas dan insentif kepada industry-industri yang berfokus kepada manufaktur
terutama 3 sub manufaktur yaitu (i) Enterprise Servers, Storage & Networking System;
(ii) Consumer Electronics & Electrical? (EDB to verify) /White Goods; (iii) Ship building and
Related MRO Activity, Support Equipment for Oil and Gas Drilling.
5. Melakukan identifikasi pelatihan dan pendidikan yang diperlukan/tepat untuk
pengembangan industry manufaktur di BBK.
6. Melakukan kerjasama dengan lembaga pelatihan untuk mendapatkan pelatihan
tentang ; (i) prosedur perpajakan, (ii) manajemen dan pembangunan infrastruktur
seperti seaport/pelabuhan, (iii) layanan terpadu pelanggan/OSS, (iv) peningkatan
keterampilan komunikasi, (v) publikasi dan (vi) pemasaran dan promosi program.
7. Bekerjasama dengan lembaga pelatihan di Singapura untuk pelatihan mekatronik dan
las agar lebih menarik bagi para peserta training di BBK.
8. Mengidentifikasi lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang ada di BBK untuk
yang memerlukan peningkatan/perbaikan/upgrading knowledge, seperti ;
a. Pelatihan pengelolaan, pemeliharaan dan perbaikan.
b. Mengundang dosen dan pelatih tamu dari singapura untuk memberi pelatihan
dan keilmuannya di BBK/Batam Polytechnic.
c. Memberikan rekomendasi mahasiswa dan dosen yang berfokus kepada
penelitian dan pembangunan (R&D) untuk belajar di lembaga institusi
Singapura.
d. Mencoba menemukan peluang-peluang yang dapat dikerjasamakan dalam hal
penelitian dan pembangunan (R&D) antara Batam Polytechnic dan Singapura
e. Training of Trainer (ToT) dalam manajerial level.
9. Melakukan identifikasi institusi yang layak untuk melakukan pengembangan dan
implementasi keahlian yang sesuai dengan perkembangan industri.
e. Potensi yang belum dimaksimalkan
Selain investasi industri yang telah beroperasi (perkapalan, perminyakan) di
kawasan Badan Pengusahan Kawasan Karimun, potensi yang belum dikembangkan adalah
wisata. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Kepulauan Riau, Jumlah wisatawan
20
mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Provinsi Kepulauan Riau pada bulan April 2012
mencapai 136.876 orang, mengalami penurunan sebesar 9,98 persen dibanding jumlah
wisman pada bulan sebelumnya yang mencapai sebanyak 152.045 orang. Dibandingkan
dengan April 2011 kunjungan wisman April 2012 mengalami kenaikan, yaitu naik sebesar
0,22 persen. Artinya wilayah Kepulauan Riau masih berpotensi dan menarik bagi
wisatawan asing untuk berkunjung. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan dan usaha-
usaha yang dapat menarik investasi dalam dan luar negeri pada sektor wisata.
Potensi lain yang dapat dimaksimalkan adalah kawasan labuh jangkar bagi kapal-
kapal yang menantikan jadwal masuk ke port of Singapore (Keppel FTZ, Pasir Panjang FTZ,
Jurong Port, Sembawang FTZ). Padatnya aktivitas bongkar muat di pelabuhan FTZ di
Singapura, mengharuskan kapal-kapal (vessel) untuk me-lego jangkar dikawasan perairan
dengan biaya parkir yang rendah. Dengan memanfaatkan peluang/potensi tersebut,
Badan Pengusahaan Karimun juga dapat segera mengembangkan dan meningkatkan
sarana dan prasarana pendukung untuk masuk ke sub sektor labuh jangkar.
Gambar 4 Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Provinsi Kepulauan Riau menurut kabupaten/kota
April 2011 s/d April 2012
f. Pendanaan (Penerimaan dan Belanja)
Sejak dibentuknya dewan kawasan PBPB BPK Karimun, semua kegiatan yang
berlangsung di BPK PBPB Karimun belum mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat.
Sejak dibentuknya BPK PBPB Karimun pada tahun 2008 hingga pada tahun 2012 bersumber
dari Hibah Pemerintah Kabupaten Karimun. Berdasarkan data yang di rilis dari BPK PBPB
Karimun hingga tahun 2012 anggaran Hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun
mencapai Rp. 7,100,000,000,- (Tujuh Miliar Seratus Juta Rupiah). (Lihat gambar 7).
Anggaran ini tentunya masih jauh dari kebutuhan yang diperlukan dalam pengembangan
dan peningkatan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan di Kawasan Karimun.
Berdasarkan indikasi program dan kegiatan prioritas yang disusun diperlukan pembiayaan
yang maksimal untuk mensejajarkan kawasan PBPB Karimun dengan kawasan FTZ lainnya
terutama di Asia.
21
Tabel 5 Hibah Pendanaan dari Pemerintah Kabupaten Karimun
No Tahun Anggaran (Rp) Keterangan
1 2 3 4
1 2008 1.200.000.000,- Untuk belanja administrasi dan persiapan penataan kelembagaan
2 2009 3.000.000.000,- - Belanja Pegawai - Belanja Administrasi - Belanja Modal Perlengkapan Kantor - Belanja Promosi
3 2010 1.500.000.000,- - Belanja Pegawai - Belanja Administrasi
4 2011 1.400.000.000,- - Belanja Pegawai - Belanja Administrasi
5 2012 1.000.000.000,- - Belanja Pegawai - Belanja Administrasi
Total 7.100.000.000,- Sumber : BP Karimun, 2012
Gambar 5 Pendanaan dari Pemerintah Daerah Karimun Ke BPK PBPB Karimun dari Tahun 2008 s/d 2012
1.2 Potensi dan Permasalahan
Sesuai dengan pedoman penyusunan rencana strategis kementerian/lembaga,
uraian potensi dan permasalahan lembaga pemerintah digunakan untuk mewujudkan visi
dan melaksanakan visi yang akan dirumuskan. Potensi dan permasalahan yang diuraikan
dengan memperhatikan faktor internal dan eksternal terhadap lembaga pemerintah.
Walaupun investasi di Kawasan BP Karimun sudah masuk, dukungan infrastruktur
dan permasalahan aspek hukum pengembangan kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas karimun belum bisa berjalan layaknya kawasan FTZ lain di dunia. Kawasan
Th. 2009
Th. 2010
Th. 2011
Th. 2012
Th. 2008
22
Karimun masih menghadapi persoalan infrastruktur yang jauh dari standar kelayakan
kawasan FTZ seperti di Singapura, Malaysia, China, Dubai dan lainnya. BP Kawasan Karimun
masih perlu untuk meningkatkan dan membangun seluruh paket infrastruktur untuk dapat
dilirik oleh investor luar. Selain itu persoalan yang dihadapi lainnya adalah kelembagaan
yang masih berusia dini dan memerlukan berbagai pengembangan dan peningkatan untuk
dapat mengembangkan Kawasan Karimun menuju kelas dunia.
a. Zona Perdagangan Bebas/Free Trade
Sejarah FTZ (Free Trade Zone) atau dahulu disebut dengan EPZ (Export processing
zone) dahulunya disebut dengan Free Port atau Pelabuhan Bebas, adalah kawasan/zona
dimana barang dapat mendarat, ditangani, dimanufakturkan, atau di remanufakturkan dan
dire-ekspor kembali tanpa adanya intervensi dari pihak pabean. A free trade zone (FTZ) or
export processing zone (EPZ), also called foreign-trade zone, formerly free port is an area
within which goods may be landed, handled, manufactured or reconfigured, and reexported
without the intervention of the customs authorities.
Saat ini telah zona perdagangan bebas dan pelabuhan bebas telah ada di 116
negara di seluruh dunia, dan paling banyak berada di Negara-negara berkembang,
memperkerjakan 43.000.000.000 orang di seluruh dunia. Tujuan utama dari kebijakan
pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas ini lebih kepada untuk
meningkatkan devisa Negara dari masuknya investasi besar asing ke kawasan, juga untuk
menarik investasi dalam negeri mengembangkan industry yang berorientasi ekspor serta
untuk menghasilkan kesempatan kerja yang luas.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, sumber daya manusia yang ada, kapal-
kapal yang membawa minyak dan barang dari asia, eropa, asia timur, timur tengah memiliki
kapasitas yang luar biasa besar. Saat ini saja sudah terdapat kapal/vessel jenis tanker ULCC
(ultra large crude carrier), dengan ukuran 35 draft dan >300DWT (Deadweight tonnage).
Kapal-kapal berukuran besar tersebut masuk ke pelabuhan-pelabuhan internasional yang
terintegrasi dengan kawasan perdagangan bebas mulai dari Los Angeles, New York,
Rotterdam, Afrika, Dubai, China, Malaysia, Singapura, Jakarta, Tokyo, Philipine, dan 40 %
dari perdagangan melalui kapal melintasi perairan Indonesia. Adalah peluang bagi
Indonesia, khususnya Kepulauan Riau untuk dapat turut serta dalam pembentukan sejarah
perdagangan dunia di Kawasan Batam/Bintan/Karimun.
Malaysia memang memiliki Kawasan FTZ yang luar biasa diantaranya Iskandar, Port
Klang Selangor, Kulim Hi-Tech Park Kedah, Pasir Gudang Johor, Bayan Lepas Penang.
Namun permasalahan utama dalam pengembangan kawasan adalah lack of minimnya
tenaga kerja yang masuk ke sector industry di kawasan. Malaysia lebih banyak melakukan
impor tenaga kerja dari Indonesia, dengan memanfaatkan ketidakstabilan politik di
Indonesia. Kebijakan dan strategi Malaysia ini berhasil meningkatkan daya saing kawasan
23
FTZ dan menarik investasi dari berbagai Negara terutama Negara persemakmurannya
Singapura. Singapura sendiri sejak 2005 lalu
mengambil kebijakan untuk menerapkan industry-
industri hijau. Singapura membersihkan
perairannya dari berbagai industry limbah, dan
mengarahkan kotanya sebagai kota jasa kelas
dunia. Mulai dari jasa keuangan, manajemen,
hiburan, wisata, pendidikan, dan pusat pelabuhan
hub internasional. Pelabuhan Singapura (the
world busiest port) merupakan pelabuhan
terbesar, paling sibuk, paling efektif dan bersih. Pelabuhan singapura telah dibangun pada
tahun 1819, dimana masa colonial Inggris melakukan invasi ke Asia dengan misi merubah
pola dan menguasai perdagangan dunia.
Kemampuan pelabuhan singapura, salah satunya Jurong Port, memiliki spesifikasi
dan fasilitas Berths: 23, Berth length: 4,545 m, Maximum vessel draft: 16 m, Maximum
vessel size: 150,000 metric tons deadweight (DWT), Area: 1.2 km² Free Trade Zone, 320,000
m² non-Free Trade Zone, Warehouse facilities: 280,000 m².
Arah kebijakan singapura yang berfokus kepada jasa pelayanan pelabuhan tersebut
menjadikan pulau kecil tersebut sebagai salah satu pemilik kawasan FTZ yang paling
menarik di dunia. Demikian halnya dengan Malaysia, dengan kawasan FTZ dan Port Of
Iskandar yang telah beroperasi sejak 1999. Kawasan FTZ Iskandar memiliki daya saing dan
daya prospektif masa depan yang siap menampung pergerakan ekonomi dunia (Iskandar
Port, Future world busiest in Asia). Spesifikasi kawasan ini Port saat ini menawarkan 12
tempat berlabuh sebesar 4,32 km dengan panjang dermaga linier, dan 1,2 juta meter
persegi lapangan penumpukan yang berisi sekitar 200.000 TEU dalam ruang penyimpanan,
38.000 Slot tanah dan 4.200 poin reefer. Tempat berlabuh dilayani oleh 44 Post-Panamax
super crane dermaga, 11 di antaranya memiliki 22 baris penjangkauan dan dual hoist 'pick,
30 dengan 22 baris penjangkauan dan kembar 20' 40 angkat. Total kapasitas saat ini port
adalah lebih dari 9 juta TEU per tahun. 138 Rubber Tyred gantry crane, 274 Mesin
Penggerak Utama dan 361 Trailers beroperasi di sekitar fasilitas container.
Mengembangkan kawasan pengusahaan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
Karimun (FTZ Karimun), adalah sebuah tantangan bagi badan kawasan untuk dapat
mengambil kebijakan strategis memilih the most potential income untuk menggerakkan
perekonomian kawasan, dan menarik investasi asing masuk. Untuk itu investasi yang ada
sekarang dan dukungan infrastruktur kepada investasi yang masuk sekarang adalah bentuk
penguatan posisi BPK PBPB Karimun untuk dapat terus menaikkan performa sebagai
pengelola kawasan FTZ.
Mencermati berbagai persoalan di kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas di BBK, permasalahan yang paling banyak ditemui adalah penyeludupan barang yang
tinggi. Penyeludupan dilakukan melalui pelabuhan-pelabuhan yang tidak terdaftar atau
24
disebut sebagai pelabuhan ‘tikus’. Dampaknya adalah kesan negative yang meluas di
preferensi dunia terhadap manajemen kawasan FTZ.
Tabel 4 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap Peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Lingkungan Strategis Eksternal : Perdagangan Bebas
Potensi Permasalahan Tindak Lanjut
Penjabaran; 1. Konstelasi jalur pelayaran
perdagangan dunia di Selat Malaka/Selat Philips
2. Tingkat investasi industry maritime dan manufaktur yang stabil (as needs).
3. Perdagangan global (Asia Pasifik-UniEropa-Timur Tengah-Afrika).
4. Arah kebijakan, strategi pemerintah Malaysia dan Singapura dalam pengembangan Industri, Jasa dan Perdagangan
5. Kerjasama antar Negara (Triangle Growth Indonesia-Malaysia-Singapura)
Penjabaran; 1. Kesiapan SDM, 2. Kesiapan Technologi, 3. Kesiapan Sarana dan
Prasarana kelas dunia. 4. Penyeludupan barang 5. Pesaing kawasan FTZ di
Malaysia, Singapura, Philipina.
Penjabaran; 1. Peningkatan kapasitas
SDM 2. Peningkatan sarana dan
prasarana 3. Penguatan kelembagaan
dan inter instansi (Bea Cukai-Kepolisian-TNI)
4. Pengembangan dan peningkatan pelabuhan Parit Rampak,
5. Pengembangan dan peningkatan kawasan industry maritime, Pusat Kawasan Bisnis kelas dunia.
Sumber : Tim Ahli, 2012
b. Infrastruktur
Mengembangkan kawasan Karimun menjadi kawasan yang memiliki kualitas pelayanan
sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas kelas dunia, membutuhkan
ketersediaan infrastruktur yang mapan. Kawasan permukiman bagi para pekerja dibangun
dengan dukungan fasilitas seperti jaringan listrik, jalan, drainase, limbah, persampahan
yang terintegrasi dengan baik. Dengan menerapkan pendekatan pembangunan
berbasiskan pulau, diharapkan Kawasan Pengusahaan Karimun, lebih luasnya Pulau
Karimun Besar memiliki daya tarik tersendiri terhadap manajemen infrastruktur Pulau.
Jaringan jalan, air bersih, persampahan, limbah harus dapat dikelola dengan menerapkan
pola-pola yang aman, nyaman, bersih dan bersahabat dengan lingkungan.
Melihat dan mengaca kepada kawasan FTZ lainnya, seperti Batam, Singapura Malaysia,
Brazil, India, China, Philipine, Bangladesh, Pakistan, Mexico, Costa Rica, Honduras, Kenya,
Sri Lanka, dan Madagascar Badan Pengusahaan Kawasan Karimun harus mencari point
utama (most potencial given) pengembangan untuk mendapat posisi terbaik dalam
manajemen kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Dunia Internasional
(World Export Processing Zone/Special Economic Zone). Potensi yang telah ada seperti
jasa layanan SST, bongkar muat – packaging, maritime industry. Dengan memfokuskan
25
terhadap most potencial given tersebut dukungan infrastruktur diarahkan
pengembangannya kepada peningkatan status sebagai kawasan terbaik pengelola industry
maritime.
Tabel 5 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap Peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Lingkungan Strategis Internal : Infrastruktur
Potensi Permasalahan Tindak Lanjut
Penjabaran; 1. Tersedianya jaringan
infrastruktur dasar (jalan, listrik, telekomunikasi)
2. Ketersediaan sumber-sumber energy regional, air bersih dan tambang.
3. Ketersediaan sarana pendukung PBPB seperti Pelabuhan Parit Rampak dan,
4. Ketersediaan Pusat Kawasan Bisnis (CBD).
Penjabaran; 1. Kurangya pasokan
energy listrik 2. Kurangnya pasokan air
bersih. 3. Perlunya peningkatan
jaringan jalan dan pembangunan jalan/ruas baru.
4. Tidak adanya tempat pengolahan limbah B3 dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir
Penjabaran; 1. Pengembangan dan
Pembangunan jaringan listrik.
2. Pengembangan dan pembangunan jaringan air bersih.
3. Pengembangan dan pembangunan jaringan jalan.
4. Pengembangan dan pembangunan tempat pengolahan limbah B3 dan Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Sumber : Tim Ahli, 2012
c. Regulasi, Kelembagaan, SDM
Tahun 1997 Indonesia dan Negara Asean mengalami krisis ekonomi yang sangat parah
sehingga dunia usaha banyak yang kolaps. Akibat terjadi PHK besar-besaran sehingga
pengangguran meningkat tajam sementara kesempatan kerja sangat terbatas. Untuk
pemulihan ekonomi, maka perlu adanya upaya mendorong pertumbuhan ekonomi
dengan cara mendatangkan modal dari luar negeri dalam bentuk FDI ( Foreign Direct
Invesment ). Keberadaan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, harus mampu
mendorong kompetisi, tidak hanya dalam negeri, tapi juga dengan negara-negara lain.
Jumlah pencari kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karimun tahun
2010 sebanyak 1.534 jiwa. Jumlah tertinggi adalah pencari kerja dengan kualifikasi
pendidikan SLTA, yaitu sebanyak 1.041 orang atau 67,86 persen, kemudian berpendidikan
Sarjana/S1 sebanyak 162 jiwa atau sekitar 10,56 persen, kemudian berpendidikan
DIII/sarjana muda sebanyak 100 jiwa atau sekitar 6,52 persen, sedangkan 139 jiwa atau 9,06
persen berpendidikan SLTP dan untuk tingkat pendidikan lainnya masing-masing dibawah
enam persen.
BP Kawasan Karimun yang merupakan fasilitator dan mediator bagi kepentingan
pengembangan Kawasan Karimun dapat memberikan motivasi dan stimulasi serta
kemudahan-kemudahan kepada para pengusaha swasta nasional dan internasional,
sehingga penciptaan lapangan kerja dapat diupayakan dan terbentuk.
26
Dalam upaya penciptaan lapangan kerja, persoalan crusial yang harus dipersiapkan adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang tidak hanya berbasis pada
ketenagakerjaan tetapi juga pada tingkat kualitas sumber daya yang mampu menjadi
pelaku bisnis/ekonomi swakarsa yaitu tumbuhnya jiwa kewiraswastaan (sense of
enterpreneurship) yang diharapkan dapat mengoptimalkan potensi dan keunggulan
sumber daya Kawasan Karimun.
BP Kawasan Karimun menyadari pentingnya pembentukan kader berpendidikan tinggi
yang memiliki motivasi dan komitmen tinggi dalam jumlah yang cukup. Kemampuan
profesional mereka diharapkan dapat memberi sumbangan berupa pemikiran dan upaya
yang dapat meningkatkan daya saing dan akan mendorong tumbuh serta berkembangnya
Kawasan Karimun. Peningkatan profesionalisme karyawan merupakan salah satu kunci
keberhasilan bagi peningkatan akuntabilitas BP Kawasan Karimun.
Saat ini, susunan kepegawaian di Badan Pengusahaan terdiri atas Kepala Badan (1orang),
Wakil Kepada Badan (1 Orang), Anggotan Bidang (15 Orang), dimana terdapat 7 Anggota
Bidang yang belum terisi.
Tabel 6 Identifikasi Potensi dan Permasalahan Strategis Serta Tindak Lanjut Terhadap peran Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
Lingkungan Strategis Internal : Regulasi, Kelembagaan dan SDM
Potensi Permasalahan Tindak Lanjut
Penjabaran; 1. BPK Karimun yang
terbentuk melalui UU No. 44 Tahun 2007 dan PP No. 48 tahun 2007, KEPRES No 11 Tahun 2008.
2. Permendag tentang Impor, API, pelimpahan Kewenangan perijinan, urusan pemerintahan bidang industry, pemberian pertimbangan teknis/rekomendasi.
3. Kepmenhub tentang penetapan pelabuhan bebas
4. Permenkeu tentang tata cara pemasukan dan pengeluaran barang kena cukai, tata cara pemasukan dan pengeluaran kendaraan bermotor.
Kelembagaan: 1. Terbatasnya kapasitas
sumber daya manusia baik secara kualitas maupun kuantiitas. Personil BP Karimun sebagian besar masih merupakan pegawai Pemda yang diperbantukan di BP Karimun dan masih rangkap jabatan sehingga selain masih berorientasi birokrasi juga tidak fokus pada tugas-tugas di BP karimun.
2. Belum adanya standard penggajian serta tata kelola keuangan dan aset bagi Badan Pengusahaan Kawasan
3. Belum jelasnya status dan struktur eselonering kepegawaian di Badan Pengusahaan Kawasan Karimun
Kelembagaan : 1. petunjuk dan aturan yang
jelas dari Dewan Nasional terkait dengan kepegawaian di Badan Pengusahaan Kawasan.
2. petunjuk dan aturan yang jelas dari Dewan Nasional terkait standard penggajian serta tata kelola keuangan dan asset Badan Pengusahaan Kawasan.
3. Adanya petunjuk dan aturan yang jelas dari Dewan Nasional terkait status dan struktur eselonering kepegawaian Badan Pengusahaan Kawasan.
Pendanaan dan pembiayaan: 1. Belum adanya
kemandirian pembiayaan,
Pendanaan dan pembiayaan: 1. Adanya prosedur dan
mekanisme dukungan
27
Lingkungan Strategis Internal : Regulasi, Kelembagaan dan SDM
Potensi Permasalahan Tindak Lanjut
masih bergantung dengan anggaran hibah dari Pemda. Belum adanya mekanisme koordinasi dan alur yang jelas untuk menggalang dukungan dan komitmen pembiayaan dan program dari Pemerintah
pendanaan yang jelas untuk pengelolaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas.
Tata Ruang dan pengembangan wilayah: 1. Wilayah yang ditetapkan
sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas hanya sebagian dari pulau karimun menjadi masalah tersendiri terkait dengan pengawasan arus keluar masuk barang. Selain itu keterbatasan kawasan ini tidak sebanding dengan minat dan potensi pengembangan investasi
Tata Ruang dan pengembangan wilayah: 1. Perluasan kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas diseluruh pulau karimun dan pulau-pulau sekitar
Pertanahan : 1. Sebagian besar lahan di
kawasan perdagangan bebas karimun adalah milik / dikuasai masyarakat
2. Masih banyaknya lahan di kawasan FTZ Karimun yang dikuasai perusahaan (swasta) namun tidak dimanfaatkan (menjadi lahan tidur / terlantar)
Pertanahan : 1. Perlu adanya pembebasan
lahan. 2. Evaluasi oleh instansi
terkait terhadap penguasaan lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan.
Infrastruktur : 1. Masih terbatasnya
infrastruktur pendukung kegiatan investasi seperti infrastruktur jalan, pelabuhan, listrik, air bersih, dan sarana pendukung lainnya
2. Pelabuhan bebas yang telah ditetapkan belum memenuhi standar kelayakan pelabuhan bongkar muat
Infrastruktur : 1. Komitmen pemerintah
pusat untuk membangun infrastruktur pendukung di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas karimun yang telah ditetapkan sebagai kawasan strategis nasional
2. Meningkatkan kapasitas pelabuhan parit rampak sebagai pelabuhan bebas yang memenuhi standard.
28
Lingkungan Strategis Internal : Regulasi, Kelembagaan dan SDM
Potensi Permasalahan Tindak Lanjut
3. Memberikan kewenangan kepada BP Kawasan untuk dapat menunjuk pelabuhan lain (termasuk milik swasta) yang representattif untuk melakukan kegiatan bongkar muat.
Perijinan dan pelimpahan wewenang: 1. Sebagian besar
pengelolaan perizinan belum dilimpahkan ke BP Kawasan (seperti izin-izin dibidang ketenagakerjaan, perhubungan dll).
2. Kewenangan penerbitan angka pengenal import (API) masih berada di pusat dan provinsi sehingga tidak mendukunng kemudahan berinvestasi dikawasan FTZ.
Perijinan dan pelimpahan wewenang: 1. Adanya pelimpahan
kewenangan oleh pemerintah pusat terkait dengan pengelolaan perizinan dibidang-bidang tertentu.
2. Melimpahkan kewenangan dalam hal penerbitan API kepada badan pengusahaan kawasan karimun
Sumber : Tim Ahli, 2012
29
BAB 2 VISI, MISI DAN TUJUAN BADAN
PENGUSAHAAN KAWASAN KARIMUN
2.1 Visi
Memperhatikan kondisi umum, potensi dan permalahan yang sedang dihadapi oleh Badan
Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun saat ini, maka
visi yang akan dicapai oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas Karimun lima (5) tahun kedepan (2013-2017) adalah :
“Mewujudkan BP Karimun sebagai Pengelola Kawasan Industri Maritim Kelas Dunia”
Penjelasan :
Mewujudkan :
Tersedianya kelembagaan (BPK PBPB Karimun) yang professional yang
didukung dengan kebijakan umum dan teknis dalam pengelolaan kawasan
perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, serta penyiapan infrastruktur
mendukung pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas.
Pengelola :
Sesuai dengan tugas dan wewenangnya Badan Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas yaitu sebagai pengelola,
pengembang dan pembangun.
Industri Maritim Kelas Dunia :
Bahwa kawasan industry maritim yang ada di pengusahaan Karimun, memiliki
dukungan infrastruktur yang setara dengan standar internasional dan memiliki
kelembagaan yang paling efektif dan efisien.
2.2 Misi
Untuk mewujudkan visi BP K-PBPB Karimun diatas, maka beberapa misi yang harus
dikembangkan adalah sebagai berikut;
1. Mengembangkan kelembagaan yang professional.
2. Menyediakan jasa alih kapal kelas dunia yang terintegrasi dengan pelabuhan
internasional.
3. Menjadikan kawasan industri maritime dan perdagangan yang berdaya saing
internasional.
4. Menjadikan daerah tujuan wisata kelas dunia berbasis budaya lokal.
30
2.3 Tujuan
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Badan Pengusahaan Kawasan Karimun dalam jangka 5
(lima) tahun mendatang, maka beberapa tujuan yang ditetapkan adalah :
1. Terwujudnya kelembagaan Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Karimun yang professional dengan dukungan peraturan pemerintah.
2. Terwujudnya integrasi pelabuhan Parit Rampak dan Malarko ke dalam system
pelabuhan internasional
3. Berkembangnya kegiatan industri maritime, oil dan gas di kawasan perdagangan bebas
dan pelabuhan bebas Karimun
4. Berkembangnya perdagangan dan wisata dengan dukungan infrastruktur standar
internasional.
2.4 Sasaran Strategis
Sesuai dengan pedoman penyusunan rencana strategis kementerian/lembaga, bahwa
sasaran strategis adalah ukuran, target, hasil/outcomes yang ingin dicapai pada tujuan yang
telah disusun. Diantaranya :
1. Kelembagaan yang professional, transparan, dan berintegritas.
2. Terbangunnya pelabuhan Malarko dan Parit Rampak dengan standar pelayanan
internasional;
3. Meningkatnya investasi industri maritim, minya, gas dan perdagangan.
4. Terbangunnya infrastruktur yang berstandarkan internasional;
5. Meningkatnya kunjungan wisatawan;
31
BAB 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Sesuai dengan arahan kebijakan dan strategi nasional yang tertuang didalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 terdapat beberapa tema
prioritas yang terkait dengan tugas dan fungsi pokok Badan Pengusahaan Kawasan
Karimun.Terutama yang tertuang didalam buku I Prioritas Nasional. Walaupun didalam
buku I prioritas nasional tersebut terdapat 11 prioritas nasional dan 3 prioritas nasional
lainnya, beberapa tema prioritas yang terkait sebagai berikut:
1. (Prioritas terkait 1) :Pemantapan tata kelola pemerintahan yang lebih baik melalui
terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum
yang berwibawa, dan transparan. Peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang
oleh efisiensi struktur pemerintah di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai
pemerintah yang memadai, dan data kependudukan yang baik.
2. (Prioritas terkait 2) :Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung
dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yangberkeadilan dan
mengutamakan kepentingan masyarakat umum di seluruh bagian negara kepulauan
Republik Indonesia dengan mendorong partisipasi masyarakat
3. (Prioritas terkait 3) :Peningkatan investasi melalui perbaikan kepastian hukum,
penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
4. (Prioritas terkait 4) :Konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup mendukung
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan yang keberlanjutan, disertai penguasaan dan
pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim
5. (Prioritas terkait 5) :Pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni,
dan ilmu serta apresiasinya, untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi
tumbuh-mapannya jati diri dan kemampuan adaptif kompetitif bangsa yang disertai
pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi yang dilandasi oleh
keunggulan Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan.
3.2 Arah Kebijakan dan Strategis BPK Karimun
Arah kebijakan dan strategis BPK Karimun merupakan pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan yang ada, dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
(jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran
nasional dan sasaran strategis nasional. Didalam sub bab ini, disusun arah kebijakan
dan strategis yang langsung terkait dengan tema prioritas pembangunan sesuai
RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2010-2014.
Beberapa arah kebijakan dan strategis BPK Karimun adalah sebagai berikut;
32
1. Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional 1 arah kebijakan yang dilaksanakan
adalah mengembangkan dan meningkatkan kelembagaan, sumber daya manusia
(SDM), sarana dan prasarana kelembagaan.
2. Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional 2, arah kebijakan yang akan
dilaksanakan :Mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur darat, laut dan
udara guna mendukung pengembangan kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas. Mengembangkan dan meningkatkan sarana prasarana energy,
telekomunikasi, air bersih, jaringan drainase, persampahan, limbah B3 dan TPA
(Tempat Pembuangan Akhir)
3. Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional 3, arah kebijakan PBPB Karimun
adalah mengembangkan dan meningkatkan pusat pusat kegiatan industry,
perdagangan jasa, dan perkapalan berdaya saing global;
4. Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional 4, arah kebijakan PBPB Karimun
adalah menetapkan seluruh rencana tata ruang dan rencana bisnis untuk dijadikan
pedoman pelaksanaan pembangunan demi keberlangsungan lingkungan
konservasi dan pemanfaatan yang tepat;
5. Sesuai dengan prioritas pembangunan nasional 5, arah kebijakan pembangunan di
Kawasan BPK Karimun dilaksanakan dengan mengembangkan dan meningkatkan
pusat-pusat kegiatan pariwisata, pendidikan dan pertahanan dan keamanan
Negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan kedaulatan wilayah.
3.3 Program dan Kegiatan Utama BPK Karimun
Sesuai dengan pedoman penyusunan rencana strategis kementerian /KL, disusun menjadi jadi 2
(dua) jenis yakni program teknis dan program generic. Program Generik, merupakan program-
program yang digunakan kepada yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung
pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Sedangkan
Program Teknis, merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada
kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Untuk itu didalam Badan Pengusahaan
Kawasan Karimun disusun 2 program dan kegiatan kegiatan yang diprioritaskan berdasarkan
tingkat kebutuhan pengembangannya;
1. Program Generik :
A. Pengembangan dan peningkatan kelembagaan, aparatur/sumber daya
manusia.
1. Kegiatan prioritas 1 Peningkatan kapasitas unit bidang-bidang PBPB
Karimun.
2. Kegiatan prioritas 2 Peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur di BP.
3. Kegiatan prioritas 3 Peningkatan fasilitas kerja, sarana dan prasarana
kerja lainnya.
4. Kegiatan prioritas 5 Peningkatan kualitas kehumasan dalam rangka
membangun pencitraan BPK PBPB Karimun di mata internasional.
B. Pengembangan dan peningkatan…………..
33
2. Program teknis :
A. Program aspek kepastian hukum dan fasilitas Insentif., dengan kegiatan
prioritas sebagai berikut ;
1. Kegiatan prioritas 4 Peningkatan system informasi data perencanaan
kawasan PBPB.
2. Kegiatan prioritas 6 Peningkatan kerjasama lembaga pendidikan, badan
hukum dalam kajian aspek hukum pengembangan FTZ BP Karimun.
3. Kegiatan prioritas 7 studi insentif terhadap sektor-sektor industry manufaktur
untuk menarik investor asing ke Kawasan BP Karimun.
B. Program Pengembangan dan Peningkatan pelabuhan/alih kapal Skala
Internasional
1. Kegiatan Prioritas 1 Peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan parit
rampak dan malarko menuju kelas dunia.
2. Kegiatan prioritas 2Studi Penataan Sistem dan Manajemen Pelabuhan;
3. Kegiatan prioritas 3 Studi Penataan Manajemen Pelabuhan;
4. Kegiatan prioritas 4 Menyusun Master Plan, DED, Amdal, dan Bisnis Plan
Pelabuhan
5. Kegiatan prioritas 5 Pembebasan, pematangan, perluasan dan pembangunan
pelabuhan;
6. Kegiatan prioritas 6 Studi desain Sistem MCS dan Pembangunan sistem MCS;
7. Kegiatan prioritas 7 Studi desain sistem untuk peningkatan efisiensi
pelayanan pelabuhan.
C. Program Pengembangan dan Peningkatan Infrastruktur kawasan BPK
Karimun
1. Kegiatan Prioritas 1 Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Jaringan
jalan, AMDAL
2. Kegiatan prioritas 2 Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 : Jalan Tanjung Balai –
Meral – Parit Rempak – Parit Benut – SP Telujung – Pasir Panjang
3. Kegiatan prioritas 3 Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 : Jalan Parit Rempak –
Pelabuhan Roro
4. Kegiatan prioritas 4 Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 : Jalan Sungai Pasir –
Teluk Ranai – Teluk Sitimbut
5. Kegiatan prioritas 5 Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 : Jalan Pasir Panjang –
Pelambung – Mentuda – Tanjung Balai
6. Kegiatan prioritas 6 Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 : Jalan Sp. Jelutung –
Teluk Ranai
7. Kegiatan prioritas 6 Pengembangan dan peningkatan Pelabuhan
penyeberangan lintas antar provinsi dan antar Negara di pelabuhan Tanjung
Balai Karimun dan Pelabuhan Tanjung Tiram
8. Kegiatan prioritas 7 Pengembangan dan Peningkatan Pelabuhan
penyeberangan lintas antarkabupaten /kota di pelabuhan Parit Rempak
34
9. Kegiatan prioritas 8 Lintas penyeberangan antarnegara di Pelabuhan Tanjung
Balai Karimun dan Pelabuhan Tanjung Tiram menuju negara lain
10. Kegiatan prioritas 9 Lintas penyeberangan antarprovinsi di Pelabuhan
Tanjung Balai Karimun menuju ke provinsi lain
11. Kegiatan prioritas 10 Lintas angkutan penyeberangan antarkabupaten/kota
di pelabuhan Tanjung Balai Karimun menuju kabupaten/kota lain.
12. Kegiatan prioritas 11 Pengembangan dan peningkatan Alur pelayaran
nasional yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun dan
Pelabuhan nasional lainnya.
13. Kegiatan prioritas 12 Pengembangan dan peningkatan Alur pelayaran
internasional yang menghubungkan terminal parit rempak dan terminal
malarko dengan alur pelayaran internasional di Selat Malaka dan Selat
Singapura
14. Kegiatan prioritas 13 Pengembangan dan peningkatan Fasilitas
penyimpanan berupa depo minyak bumi
15. Kegiatan prioritas 14 Pengembangan dan peningkatan Jaringan pipa gas
bumi terdiri atas Jaringan pipa gas hulu perpipaan bawah laut yang
terhubung menerus antara natuna, Kawasan BBK dan Pulau Sumatera
16. Kegiatan prioritas 15 Pengembangan dan peningkatan Jaringan pipa gas
transmisi perpipaan bawah laut yang terhubung menerus antara pulau
Sumatera, Kawasan BBK, Kawasan Johor Bahru, Malaysia dan Negara
Singapura
17. Kegiatan prioritas 16 Pengembangan dan peningkatan Jaringan energy
listrik meliputi SUTT yang menghubungkan tiap-tiap GI (Gardu Induk) di
Pulau Karimun
18. Kegiatan prioritas 17 Pengembangan dan peningkatan jaringan air bersih
waduk yang meliputi Waduk Sungai Gunung Jantan, Waduk Sungai
Pongkar, Waduk Sei Bati dan Waduk Sentani
19. Kegiatan prioritas 18 Pengembangan dan peningkatan unit air baku yang
dipasok dari Waduk Sei Bati, Waduk Sei Pongkar, Waduk Sei Gunung
Jantan, dan Waduk Sentani Sistem pengendalian banjir berupa Waduk
Sungai Gunung Jantan, Waduk Sungai Pongkar, Waduk Sei Bati, Waduk
Sentani di Sungai Ambat
20. Kegiatan prioritas 19 Pengembangan dan peningkatan Unit Produksi UP Air
Minum Sei Bati, UP Air Minum Sei Pongkar, UP Air Minum Sei Gunung
Jantan, dan UP Air Minum Sentani
21. Kegiatan prioritas 20 Pengembangan dan peningkatan Sistem pengamanan
pantai pada pantai yang rawan abrasi
22. Kegiatan prioritas 21 Pengembangan dan peningkatan STO dan jaringan
teresterial dan satelit
23. Kegiatan prioritas 22 Pengembangan dan peningkatan sistem jaringan
drainase berupa saluran drainase primer, IPAL, tempat penampungan
sementara limbah B3, TPA Sememal Desa Pangke
35
D. Program Pengembangan dan Peningkatan Pusat Pusat Industri, Perkapalan,
Perdagangan dan Jasa (CBD) dan Permukiman di kawasan BPK Karimun
1. Kegiatan Prioritas 1 Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang seluruh
kecamatan di Karimun
2. Kegiatan prioritas 2 Penyusunan masterplan industrial clustering di karimun
3. Kegiatan prioritas 3 penyusunan masterplan dan bisnis BP Karimun
4. Kegiatan prioritas 4 Pembangunan kawasan Central Bussines District (CBD) di
Karimun.
E. Program Pengembangan dan Peningkatan Pariwisata, Pendidikan dan
Pertahanan dan Keamanan kawasan BPK Karimun
1. Kegiatan Prioritas 1 Penyusunan masterplan pariwisata dan destinasi-
destinasi alami baru yang belum tereksplorasi
2. Kegiatan prioritas 2 Peningkatan kerjasama kelembagaan pendidikan,
lemabaga penelitian dan asosiasi pariwisata di kawasan BP Karimun
3. Kegiatan prioritas 3 Pengembangan dan peningkatan kawasan pertahanan
dan keamanan pulau pulau terdepan di wilayah Republik Indonesia
36
BAB 4 PENUTUP
Renstra Badan Pengusahaan Kawasan Karimun (BP K-PBPB) periode 2013-2017 adalah
panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BP K-PBPB Karimun untuk 5 (lima)tahun ke
depan. Keberhasilan pelaksanaan Renstra periode 2013-2017 sangat ditentukan oleh kesiapan
kelembagaan, ketatalaksanaan, SDM dan sumber pendanaannya serta komitmen semua
kepala bidang dan staf Badan Pengusahaan Karimun. Selain itu, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan Renstra periode 2013-2017, setiap tahun akan dilakukan evaluasi. Apabila
diperlukan, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra Badan Pengusahaan Karimun
(BPK Karimun) periode2013-2017 termasuk indikator-indikator kinerjanya yang dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan tanpa mengubah tujuan Badan Pengusahaan
Kawasan Karimun periode 2013-2017 yaitu meningkatkan kinerja lembaga dan pegawai dengan
mengacu kepada RPJMN 2010-2014.
Renstra Badan Pengusahaan Kawasan Karimun (BP K-PBPB) periode 2013-2017 harus
dijadikan acuan kerja bagi unit-unit kerja di Badan Pengusahaan Kawasan Karimun (BP K-PBPB)
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Diharapkan semua unit kerja
dapatmelaksanakannya dengan akuntabel serta senantiasa berorientasi pada peningkatan
kinerja (better performance) lembaga, unit kerja dan kinerja pegawai.
Lampiran Tabel Hubungan Visi, Misi, Program dan Kegiatan 2013 – 2017
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
VISI MISI TUJUAN SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
“Menyiapkan Badan
Pengusahaan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas Karimun menuju industry maritime
kelas dunia”
1. Menjadikan
kawasan
industri
maritime dan
perdagangan
yang berdaya
saing
internasional.
1. Terwujudnya
integrasi
pelabuhan Parit
Rampak dan
Malarko ke
dalam system
pelabuhan
internasional
1. Terbangunnya
pelabuhan
Malarko dan
Parit Rampak
dengan standar
pelayanan
internasional;
1. Pengembangan dan peningkatan kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana kelembagaan
1. Mengembangkan dan meningkatkan kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana kelembagaan
Program Generik :
1. Pengembangan dan peningkatan kelembagaan, aparatur/sumber daya manusia
2. Menyediakan
jasa alih kapal
kelas dunia
yang
terintegrasi
dengan
pelabuhan
internasional
2. Berkembangnya
kegiatan
industry
maritime,
perdagangan
dan wisata
dengan
dukungan
kelembagaan
dan infrastruktur
standar
internasional.
2. Terbangunnya
infrastruktur
yang
berstandarkan
internasional;
2. Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dan sarana pendukung kawasan
2. Mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur darat, laut dan udara guna mendukung pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas
2. Pengembangan dan peningkatan…………..
VISI MISI TUJUAN SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Menjadikan
daerah tujuan
wisata kelas
dunia berbasis
budaya local.
3. Meningkatnya
kunjungan
wisatawan;
3. Pengembangan dan peningkatan pusat pusat kegiatan kawasan
3. Mengembangkan dan meningkatkan sarana prasarana energy, telekomunikasi, air bersih, jaringan drainase, persampahan, limbah B3 dan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Program teknis :
3. Program aspek
kepastian hukum
dan fasilitas
Insentif., dengan
kegiatan prioritas
sebagai berikut ;
Mengembangkan kelembagaan
yang professional.
4. Meningkatnya
investasi
industry
maritime dan
perdagangan.
4. Penetapan kebijakan tata ruang dan rencana bisnis badan pengelola kawasan
4. Mengembangkan dan meningkatkan pusat pusat kegiatan industry, perdagangan jasa, dan perkapalan berdaya saing global
4. Program
Pengembangan
dan Peningkatan
pelabuhan/alih
kapal Skala
Internasional
5. Kelembagaan
yang
professional,
transparan, dan
berintegritas
5. Pengembangan dan peningkatan kegiatan pariwisata, pertahanan dan keamanan
5. Menetapkan seluruh rencana tata ruang dan rencana bisnis untuk dijadikan pedoman pelaksanaan pembangunan demi keberlangsungan lingkungan konservasi dan pemanfaatan yang
5. Program
Pengembangan
dan Peningkatan
Infrastruktur
kawasan BPK
Karimun
VISI MISI TUJUAN SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
tepat
6. Mengembangkan dan meningkatkan pusat-pusat kegiatan pariwisata, pendidikan dan pertahanan dan keamanan Negara untuk mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah dan kedaulatan wilayah
6. Program
Pengembangan
dan Peningkatan
Pusat Pusat
Industri,
Perkapalan,
Perdagangan dan
Jasa (CBD) dan
Permukiman di
kawasan BPK
Karimun
7. Program
Pengembangan
dan Peningkatan
Pariwisata,
Pendidikan dan
Pertahanan dan
Keamanan
kawasan BPK
Karimun
Anak Lampiran 1 Matrik Target Pembangunan
Tabel 8 Target Pembangunan Untuk Tahun 2013 – 2017 Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas (PBPB) Karimun
PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET ORGANISASI
PELAKSANA 2013 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Program pengembangan dan peningkatan kelembagaan, aparatur/sumber daya manusia, aspek kepastian hukum.
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan pelabuhan/alih kapal Skala Internasional
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Infrastruktur kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Pusat Pusat Industri, Perkapalan, Perdagangan dan Jasa (CBD) di kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Pariwisata, Pendidikan dan Pertahanan dan Keamanan kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Anak Lampiran 2 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan
Tabel 9 Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Tahun 2013 – 2017 Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas (PBPB) Karimun
PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI
2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Program pengembangan dan peningkatan kelembagaan, aparatur/sumber daya manusia, aspek
kepastian hukum.
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Infrastruktur kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Pusat Pusat Industri, Perkapalan, Perdagangan dan Jasa (CBD) di kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3
Program Pengembangan dan Peningkatan Pariwisata, Pendidikan dan Pertahanan dan Keamanan kawasan BPK Karimun
Kegiatan Prioritas 1
Kegiatan prioritas 2
Kegiatan prioritas 3