rencana penataan permukiman bab 1 tlogolele

7
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali I.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Tlogolele merupakan desa paling ujung barat Kabupaten Boyolali, berbatasan langsung dengan Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Desa Tlogolele memiliki jumlah penduduk 2513 jiwa, dan secara administratif terbagi ke dalam 4 Kadus, 4 RW dan 19 RT. Letak Desa Tlogolele berada di lereng Merapi dengan salah satu RWnya yaitu RW 5 berjarak dengan puncak Gunung Merapi + 4 km yang merupakan Kawasan Rawan Bencana 3 atau juga disebut Ring 1. Dengan keindahan pemandangan alam yang ada di desa Tlogolele, terdapat banyak masalah yang meliputinya. Persoalan-persoalan tersebut kemudian terakumulasi dan menimbulkan dua permasalahan utama, yaitu kemiskinan dan rendahnya pelayanan sarana dan prasarana perdesaan. hal ini tercermin antara lain rendahnya akses masyarakat pada pemenuhan kebutuhan air bersih. Maka oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu kiranya integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan sektoral maupun spatial yang tercermin pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam perencanaan perdesaan, untuk menyelesaikan persoalan di desa. RTRW penting untuk dijadikan alat untuk mengarahkan pengembangan kawasan sehingga pengembangan ruang desa yang terpadu dan sistematis dapat dilaksanakan. Sosialisasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan kawasan tentang hal ini mutlak diperlukan, sehingga muncul pemahaman bersama tentang pentingnya proses ini untuk mewujudkan pembangunan yang serasi, seimbang, dan terintegrasi. Dengan adanya sinkronisasi tersebut, pembangunan desa yang serasi, seimbang dan terpadu dapat diwujudkan melalui bina manusia, bina lingkungan dan bina usaha. Namun untuk menerapkan pembangunan partisipatif pada tingkat desa yang berbasis pada tata ruang wilayah bukanlah pekerjaan mudah, mengingat kapasitas desa yang masih lemah dalam menyusun perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, upaya program Rekompak untuk mewujudkan rehabilitasi dan rekonstruksi di Desa Tlogolele patut mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap masyarakat desa. Salah satu dari program bantuan tersebut adalah dari Re-Kompak. Program Re-Kompak atau Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas hadir untuk membantu masyarakat membangun kembali desa mereka dengan sistem pemberdayaan masyarakat yang menekankan pada mitigasi bencana. Aktifitas pemberdayaan merupakan bagian terpenting bagi pengembangan dan pembangunan masyarakat desa Tlogolele.

Upload: icuzinxmnizdw

Post on 19-Jun-2015

527 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo Kabupaten BoyolaliBAB I PENDAHULUAN1.1.Latar BelakangDesa Tlogolele merupakan desa paling ujung barat Kabupaten Boyolali, berbatasan langsung dengan Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Desa Tlogolele memiliki jumlah penduduk 2513 jiwa, dan secara administratif terbagi ke dalam 4 Kadus, 4 RW dan 19 RT. Letak Desa Tlogolele berada di lereng Merapi dengan salah satu RWnya yaitu RW 5 berjarak dengan puncak Gunung Merap

TRANSCRIPT

Page 1: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Tlogolele merupakan desa paling ujung barat Kabupaten Boyolali, berbatasan langsung dengan Desa Sengi Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Desa Tlogolele memiliki jumlah penduduk 2513 jiwa, dan secara administratif terbagi ke dalam 4 Kadus, 4 RW dan 19 RT.

Letak Desa Tlogolele berada di lereng Merapi dengan salah satu RWnya yaitu RW 5 berjarak dengan puncak Gunung Merapi + 4 km yang merupakan Kawasan Rawan Bencana 3 atau juga disebut Ring 1.

Dengan keindahan pemandangan alam yang ada di desa Tlogolele, terdapat banyak masalah yang meliputinya. Persoalan-persoalan tersebut kemudian terakumulasi dan menimbulkan dua permasalahan utama, yaitu kemiskinan dan rendahnya pelayanan sarana dan prasarana perdesaan. hal ini tercermin antara lain rendahnya akses masyarakat pada pemenuhan kebutuhan air bersih.

Maka oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu kiranya integrasi dan sinkronisasi rencana pembangunan sektoral maupun spatial yang tercermin pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dalam perencanaan perdesaan, untuk menyelesaikan persoalan di desa. RTRW penting untuk dijadikan alat untuk mengarahkan pengembangan kawasan sehingga pengembangan ruang desa yang terpadu dan sistematis dapat dilaksanakan. Sosialisasi kepada pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan kawasan tentang hal ini mutlak diperlukan, sehingga muncul pemahaman bersama tentang pentingnya proses ini untuk mewujudkan pembangunan yang serasi, seimbang, dan terintegrasi. Dengan adanya sinkronisasi tersebut, pembangunan desa yang serasi, seimbang dan terpadu dapat diwujudkan melalui bina manusia, bina lingkungan dan bina usaha.

Namun untuk menerapkan pembangunan partisipatif pada tingkat desa yang berbasis pada tata ruang wilayah bukanlah pekerjaan mudah, mengingat kapasitas desa yang masih lemah dalam menyusun perencanaan pembangunan. Oleh karena itu, upaya program Rekompak untuk mewujudkan rehabilitasi dan rekonstruksi di Desa Tlogolele patut mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap masyarakat desa. Salah satu dari program bantuan tersebut adalah dari Re-Kompak. Program Re-Kompak atau Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas hadir untuk membantu masyarakat membangun kembali desa mereka dengan sistem pemberdayaan masyarakat yang menekankan pada mitigasi bencana. Aktifitas pemberdayaan merupakan bagian terpenting bagi pengembangan dan pembangunan masyarakat desa Tlogolele.

Page 2: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.2

Program Re-Kompak diutamakan untuk pembangunan fisik rumah dan lingkungan, dalam hal ini bekerja sama dengan P2KP / PPK yang sudah lebih dulu masuk ke suatu wilayah. Re-Kompak selanjutnya akan meninjau ulang dan mengkolaborasi menjadi Rencana Tindak Rehabilitasi dan Rekonstruksi Permukiman (RT-R2P) atau disebut juga Community Settlement Plan (CSP). CSP adalah dokumen perencanaan umum rehabilitasi dan rekonstruksi permukiman desa / kelurahan yang disusun secara bersama-sama oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Fasilitator CSP dan Tenaga Ahli. Dokumen ini nantinya diharapkan harus menggambarkan kondisi permukiman yang ideal dimasa depan yang dicita-citakan oleh masyarakat sebagai hasil dari kegiatan rehab-rekon permukiman. Diharapkan untuk rencana prespektif waktu 5 tahun.lihat dipeta 1.1.peta orientasi desa dan gambar siklus CSP

1.2. Maksud dan Tujuan Perencanaan pembangunan adalah jalan untuk mewujudkan harapan dan aspirasi

masyarakat dalam upaya meningkatkan pembangunan menuju kesejahteraan. Pembangunan yang berdasarkan pada perencanaan yang berorientasikan kebutuhan masyarakat adalah praktik nyata dari konsep bottom up planning sebagai jawaban atas kegagalan konsep top down yang dilakukan masa lalu. Pembangunan dari bawah ke atas merupakan proses yang lebih mengarusutamakan partisipasi, pemberdayaan potensi lokal, dan kelembagaan masyarakat. Strategi pembangunan dari bawah ke atas berorientasi pada kebutuhan dasar bukan semata-mata kepentingan politik, padat karya bukan padat modal, teknologi tepat guna bukan teknologi tinggi, dan ekonomi rakyat bukan konglomerasi. Pendekatan ini juga memaksimalkan sumber daya lokal, bukan semata-mata bergantung dari pihak luar.

Melalui Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi serta perbaikan lingkungan perlu didukung oleh Rencana Pembangunan Permukiman – Community Settlement Plan yang menjadi acuan pelaksanaan pembangunan secara partisipatif, yang dilaksanakan secara bersama melalui tahapan kegiatan pembentukan Tim Inti Perencanaan (TIP) dan Pemetaan Swadaya, serta sebelum dimulainya pembangunan fisik dan perbaikan lingkungan.

MAKSUD Sebagai alat untuk mencapai kondisi permukiman yang dicita-citakan oleh masyarakat

dengan memanfaatkan semaksimal mungkin kondisi existing/rona awal yang ada meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan fisik dan sosial.

TUJUAN Sebagai pedoman kontrol dan pengawasan pembangunan permukiman bagi masyarakat ,

pemerintah, swasta, LSM, dan donor yang ingin berpartisipasi dalam berbagai macam pembangunan infrastruktur dan fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan berkesinambungan sesuai kebutuhan masyarakat.

Page 3: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.3

1.3. Ruang Lingkup Ruang lingkup penyusunan Rencana Pembangunan Permukiman meliputi: a) Pengembangan fisik dan nonfisik berdasarkan potensi dan prioritas kebutuhan desa. b) Penetapan batas dan lokasi permukiman. c) Penetapan tata letak jaringan infrastruktur khususnya jalan lingkungan, jalan desa, lorong-

lorong dan jalan penyelamatan, drainase, sarana air limbah, Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah.

d) Penetapan tata letak jaringan utilitas (jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan telepon). e) Penetapan lokasi yang berfungsi sebagai tempat penyelamatan jika terjadi bencana alam,

seperti Gempa Bumi, Longsor, Banjir, Tsunami (misalnya bukit, gunung atau bangunan bertingkat).

f) Penetapan tata letak fasilitas umum (kesehatan, pendidikan, pusat kegiatan ekonomi). g) Penetapan tata letak kegiatan pusat gampong/desa (masjid, kantor desa, gedung serba

guna). h) Penetapan tata letak bangunan sesuai pemanfaatannya. i) Penetapan pemanfaatan ruang di kawasan lindung berupa ruang terbuka hijau (upaya

konservasi, rehabilitasi, obyek wisata lingkungan).

1.4. Landasan Hukum CSP/RPP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kampung bagi

masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan permukiman di tingkat kelurahan/desa. Serangkaian program pembangunan yang dimuat dalam RPP harus dilengkapi dengan estimasi besaran dan biaya yang diperlukan, sumber dana, serta koordinasi lembaga-lembaga terkait baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pengawasan. Diharapkan untuk rencana prespektif waktu 5 tahun. Rencana Penataan Permukiman ini berlandaskan pada :

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung

1.5. Hak dan Kewajiban Masyarakat Dalam Rencana Penataan Permukiman Menuju sebuah pembangunan permukiman yang tepat sasaran salah satunya sangat

tergantung dari proses penataan ruang desa itu sendiri. Salah satu bagian dari proses tersebut dibentuk oleh pemenuhan dan berjalannya kewajiban dan hak warga sebagian dari pelaku pembangunan permukiman itu sendiri.

Kewajiban masyarakat dalam penataan ruang desa adalah berperan serta secara aktif dalam proses penyusunan rencana pembanguna permukiman yang diwujudkan melalui pengajuan

Page 4: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.4

usul, saran, tanggapan maupun sanggahan yang ditujukan kepada fasilitator dalam setiap tahapan kegiatan, khususnya pada saat musyawarah di tingkat dusun sampai desa. Hal ini diperlukan untuk Rencana Pembangunan Permukiman secara keseluruhan.

Hak masyarakat dalam penataan ruang desa antara lain hak sebagai warga negara yang mendapatkan ruang untuk hidup berkeluarga, mendapatkan dan mengembangkan ide, karya, ataupun bersosialisasi. Dalam proses perencanaan partisipatif hak masyarakat adalah mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam proses pemetaan kondisi masyarakat, potensi dan sumber daya yang dimiliki, dan peran dalam usulan solusi atau pemecahan masalah atas kondisi yang dimiliki masyakat itu sendiri secara bersama dengan pihak lain untuk mewujudkan perencanaan desa yang dituju. Mewadahi hak masyarakat tersebut menjadi proses yang penting untuk menimbulkan rasa memiliki atas perencanaan dan program yang dihasilkan.

Dokumen Rencana Pembangunan Permukiman ini merupakan hasil kesepakatan seluruh pelaku pembangunan/pemangku kepentingan, termasuk masyarakat. Selain sebagai acuan pengelolaan pembangunan desa, juga harus diberlakukan sebagai dokumen politik, yakni kumpulan aspirasi dan harapan tertinggi masyarakat desa akan program-program pembangunan yang sesuai dengan masalah, kebutuhan, dan potensi yang dimilikinya. Untuk itu semua pihak berkewajiban mentaati dan melaksanakan Rencana Pembangunan Permukiman ini sebagai hasil kesepakatan secara sungguh-sungguh.

1.6. Dimensi Waktu Perencanaan Penyusunan Rencana Pembangunan Permukiman ini bersifat darurat dalam rangka

menunjang program rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa bumi tanggal 26 Mei 2006 di Propinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, Rencana Pembangunan Permukiman disusun untuk kebutuhan yang mendesak dan segera dilaksanakan, maka jangka waktu Rencana Pembangunan Permukiman adalah sampai dengan lima tahun dan dituangkan dalam peta rencana dengan skala 1: 1000 atau 1:5000 dari suatu kelurahan/desa.

1.6.1. Waktu Perencanaan Waktu perencanaan Rencana Pembangunan Permukiman adalah 5 tahun dengan

penyusunan indikasi program 5 tahun mendatang dengan penetapan prioritas program bermitigasi bencana yang akan dilaksanakan pada tahun pertama.

1.6.2. Waktu Pelaksanaan Siklus kegiatan Rencana Pembangunan Permukiman ini dilakukan mulai dari tahap

sosialisasi sampai dengan tahap penyusunan dokumen RPP/CSP dan kemudian akan dilanjutkan dengan BDL.

Page 5: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.5

Gambar 1. 1 Siklus Penyusunan CSP / RPP

Sumber : Modul Pelatihan CSP /RPP, 2008

Page 6: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.6

1.7. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan dokumen RPP ini menggunakan pembahasan yang mudah dan sesuai

kondisi dilapangan selama pendampingan.

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang latar belakang; maksud dan tujuan; ruang lingkup; landasan hukum; hak dan kewajiban masyarakat dalam rencana penataan permukiman; dimensi waktu perencanaan; serta sitematika pembahasan.

BAB II METODOLOGI PERENCANAAN PENATAAN PERMUKIMAN Pada bab ini berisi tentang pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RPP; metode pelaksanaan; pemilihan dan peran tim inti perencana; serta proses pelaksanaan perencanaan partisipatif.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH DESA/ KELURAHAN Pada bab ini menggambarkan mengenai gambaran desa/kelurahan secara umum yang menjadi lokasi program REKOMPAK-JRF, yaitu meliputi batas administrasi desa; kondisi fisik wilayah; kependudukan; penggunaan lahan; kondisi jaringan prasarana desa; kondisi sarana prasarana permukiman; kondisi dan lokasi fasilitas umum, sosial, dan ekonomi; kondisi dan tata letak permukiman; heritage desa; kawasan rawan bencana; sebaran kelompok difabel serta sebaran penerima bantuan rumah.

BAB IV IDENTIFIKASI DAN ANALISIS Pada bab identifikasi dan analisis ini mengkaji tentang analisis/kajian di tingkat desa dan tingkat kawasan. Kajian tingkat desa meliputi kajian SDA, SDM, soaial budaya, kependudukan, jaringan prasarana dan utilitas, kajian peruntukan laha, pemanfaatan bangunan, dan kajian preservasi dan konservasi situs dan bangunan bersejarah apabila ada. Sedangkan untuk kajian tingkat kawasan meliputi kajian kawasan sekitar area evakuasi, kawasan rawan bencana (resiko bencana), serta kawasan permukiman (kumuh/kepadatan tinggi).

BAB V RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH DESA/ KELURAHAN Pada bab ini berisikan mengenai arahan kebijakan pengembangan wilayah Kabupaten Boyolali; arahan pengembangan desa, berisikan visi dan misi desa dan arahan tata ruang desa; rencana tata ruang desa meliputi rencana tata guna lahan, jaringan

Page 7: Rencana Penataan Permukiman BAB 1 Tlogolele

Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo

Kabupaten Boyolali

I.7

prasarana desa, RTH, serta pengelolaan dan pemantauan lingkungan; rencana mitigasi bencana yang berisikan bencana structural dan non-struktural; serta rencana penataan permukiman yang berisikan menganai rencana penataan kawasan area evakuasi, rencana penataan kawasan rawan bencana, dan rencana penataan kawasan permukiman.

BAB VI RENCANA PROGRAM PENATAAN PERMUKIMAN Pada bab ini berisikan mengenai indikasi program (program jangka menengah), program rencana penataan permukiman, rencana tindak rehab rekons permukiman (RTR2P), dan disertai juga dengan peta lokasi proyek program REKOMPAK-JRF

BAB VII IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH LINGKUNGAN DAN SOSIAL Pada bab ini berisikan mengenai identifikasi potensi dan masalah lingkungan serta identifikasi potensi dan masalah sosial masyarakat.