rencana kerja perubahan perangkat daerah 2020
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA
RENCANA KERJA PERUBAHAN PERANGKAT DAERAH
2020
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA YOGYAKARTA
2020
I-1
I BAB I
PENDAHULUAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta merupakan sarana
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat serta tindakan medik yang dilaksanakan selama 24 jam melalui upaya
kesehatan perorangan dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit. Dengan
demikian, rumah sakit harus melakukan senantiasa melakukan upaya peningkatan
mutu pelayanan umum dan pelayanan medik.
Dalam perkembangannya, rumah sakit telah berubah menjadi suatu
institusi yang sangat kompleks sehingga memerlukan suatu manajemen yang baik.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya
dan kegiatan secara komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur,
proses, outcome secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai
mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk
meningkatkan pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang
muncul sehingga pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan
berhasil guna.
Pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional
dituntut semakin berkembang guna memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan berujung pada
kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit perlu didukung oleh
sumber daya yang dimiliki meliputi sumber daya manusia, sarana, prasarana,
peralatan medis, dan anggaran rumah sakit yang memadai.
Merupakan tantangan tersediri bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta yang telah ditunjuk sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K.
02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah
Sakit Rujukan Regional. Rumah Sakit Rujukan Regional sebagaimana yang
dimaksud pada keputusan tersebut adalah:
1. Menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan transfer
of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar
rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya
3. Mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan jenis
rumah sakit serta analisa setempat untuk rumah sakit rujukan regional
4. Mengembangkan sarana, prasarana dan peralatan penguatan sebagai
rumah sakit rujukan dengan prioritas penguatan IGD, IBS, ICU, ICCU,
I-2
NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk
penguatan SPGDT.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta adalah rumah sakit tipe B
Pendidikan milik Pemerintah Kota Yogyakarta dan telah ditetapkan sebagai BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah). Pengelolaan suatu Badan Layanan Umum
yang diharapkan dapat menjadi lebih responsif dan agresif dalam menghadapi
tuntutan masyarakat dengan memberikan pelayanan prima yang efektif dan
efisien namun tidak meninggalkan fungsi sosialnya.
Sejak akhir tahun 2019, terjadi dinamika pelayanan perumahsakitan dan
layanan kesehatan dasar di dunia akibat hantaman gelombang pandemi Covid-19
yang juga melanda Indonesia sejak diumumkannya kasus positif Covid-19 pertama
di awal Maret 2020. Sebagai Rumah Sakit Rujukan Tipe B; RSUD Kota Yogyakarta
mendapatkan SK Penetapan menjadi salah satu RS Rujukan Penanggulangan
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu dari Kementerian Kesehatan RI tertanggal 10
Maret 2020 sehingga RSUD Kota Yogyakarta harus mampu memberikan pelayanan
penanganan bagi pasien suspect dan terkonfirmasi Covid-19. Berbagai kebijakan
Pusat dan Daerah dikeluarkan demi menghambat laju penyebaran dan penularan
Covid-19, salah satunya adalah pembatasan pelayanan publik. Namun demikian
walaupun ada kebijakan pembatasan pelayanan publik tersebut, sebagai RS
Rujukan Covid-19; RSUD Kota Yogyakarta tetap menyelenggarakan pelayanan
publik dengan mematuhi standar pelayanan minimal dan pemenuhan standarisasi
sarana prasarana pendukung dalam penanganan Covid-19 sehingga terwujud
pelayanan publik yang efektif dan prima kepada masyarakat.
Rencana Kerja (Renja) Perubahan Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
merupakan dokumen perencanaan OPD yang memuat kebijakan, program, dan
kegiatan sebagai arah dan acuan dalam kebijakan pembangunan kesehatan.
Rencana Kerja Perubahan OPD tahun 2020 ini mengacu pada RKPD Kota
Yogyakarta tahun 2020 yang telah mengakomodir program Organisasi Perangkat
Daerah (OPD), lintas OPD, dan program kewilayahan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Kinerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta
tahun 2020 ini disusun melalui perencanaan yang bersifat buttom-up
berdasarkan masukan dari setiap unit kegiatan di lingkungan rumah sakit sebagai
ujung tombak pelayanan. Kegiatan yang direncanakan disesuaikan dengan
prioritas pelayanan dan kebutuhan rumah sakit.
I-3
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja Perubahan Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Yogyakarta Tahun 2020 merupakan dokumen perencanaan perubahan yang
bersifat indikatif dan memuat berbagai program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan secara langsung oleh Rumah Sakit Jogja untuk melengkapi
Rencana Kerja Tahun 2020. Program dan Kegiatan RSUD Kota Yogyakarta
Tahun 2020 ini diprioritaskan sesuai dengan :
o Prioritas Nasional sebagaimana disebut dalam Undang-undang Nomor 44
Tahun 2010 Tentang Rumah Sakit, dan produk hukum turunannya seperti:
Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019, Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, dan Andilnya dalam pencapaian Millenium Development
Goals (MDG’s) bidang kesehatan.
o RPJP, RPJMD Pemerintah Kota Yogyakarta
o Rencana Strategis dan Bisnis RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017–2022
o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan
berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.02.02/I/1122/2017
tanggal 20 April 2017
o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional
berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0363/2015 tanggal 13 Februari 2015.
o Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Penanggulangan
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/169/2020 tanggal 10 Maret 2020.
Dokumen Rencana Kerja Perubahan Tahun 2020 ini merupakan
pedoman dalam menyusun Rencana Belanja dan Anggaran (RBA)
Perubahan RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2020; serta merujuk pada
Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta Tahun
2005-2025 dan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah
(RKPD) Kota Yogyakarta Tahun 2020 yang mengarah pada koridor
pembangunan Kota Yogyakarta dengan tema : “Peningkatan Daya Saing
sebagai Pusat Pelayanan Jasa untuk Masyarakat Berdaya dan Berbudaya”.
Selaras dengan Program Pembinaan Upaya Kesehatan yang
tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015–2019, yaitu meningkatnya akses pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas bagi masyarakat; maka Visi
RSUD Kota Yogyakarta untuk tahun 2017-2022 adalah :
I-4
"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA
BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN
BERKOMPETEN”
Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan pasien,
dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
Secara spesifik, program dan kegiatan RSUD Kota Yogyakarta
disesuaikan dengan Sasaran yang tercantum pada Program Pembinaan
Upaya Kesehatan Rujukan pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2014–2019, yaitu tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
berkualitas yang dapat dijangkau oleh masyarakat.
Senyampang hal tersebut, RSUD Kota Yogyakarta yang telah
ditetapkan sebagai RS Rujukan Regional untuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta diharapkan mampu menjadi pengampu rujukan medik dan
transfer of knowledge dari rumah sakit di bawahnya sesuai ketentuan yang
berlaku.
1.2. Landasan Hukum
a. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/MENKES/PER /XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Kesehatan;
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014
Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit;
f. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
g. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1214/Menkes/SK/XI/2007 tentang
Peningkatan Kelas Rumah Sakit Jogja Milik Pemerintah Daerah Kota
Yogyakarta;
I-5
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah
Sakit;
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015
Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015–2019;
j. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014
Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Nasional;
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/391/2014
Tentang Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional;
l. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.03/I/0233/2014 tentang
Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Pendidikan;
m. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0363/2015 Tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi
dan Rumah Sakit Rujukan Regional;
n. Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang
Penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan
Penanggulangan Penyakit Infeksi Emerging Tertentu;
o. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis
Daerah Kota Yogyakarta;
p. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Rincian
Tugas dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
1.3. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Rencana Kerja Perubahan Organisasi Perangkat Daerah RSUD Kota
Yogyakarta (Renja Perubahan RS Jogja) Tahun 2020 disusun sebagai
pedoman bagi seluruh personil organisasi dan pihak-pihak yang terkait
dalam rangka mewujudkan tujuan yang hendak dicapai di tahun 2020.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya Renja Perubahan RS Jogja adalah :
Tujuan Umum
Dengan tersusunnya Renja Perubahan RS Jogja ini, maka akan:
a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan manajemen Rumah Sakit
yang transparan, efektif dan efisien, responsif serta berkeadilan,
dengan tersedianya rencana kerja sebagai pedoman arah dan tujuan
yang pasti,
I-6
b. Memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi sebagai
wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan rumah
sakit
c. Mengembangkan pola pikir sumber daya manusia dan manajemen
rumah sakit kepada sikap dan tindakan yang berorientasi pada koridor
perencanaan yang telah ditetapkan.
d. Tercapainya Efektifitas dan Efisiensi dalam penggunaan sumber daya
yang ada guna terwujudnya visi, tercapainya misi dan tujuan
pembangunan.
Tujuan Khusus
a. Tersusunnya Program, Rencana Kegiatan, dengan indikator-indikator
program dan kegiatan yang akan dicapai, sumber-sumber
pembiayaan/dana yang diperlukan, Tatakala Kegiatan dengan jelas,
terinci dan terstruktur, sehingga dapat diwujudkannya visi, dan
tercapainya misi yang diinginkan pada waktu yang telah
direncanakan.
b. Dikenali dan dapat diantisipasinya kelemahan, tantangan serta
hambatan yang akan dihadapi dalam pelaksanaan Renja RS Jogja
sehingga dapat menyusun strategi pemecahan masalah yang tepat.
1.4. Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam Rencana Kerja Perubahan Organisasi
Perangkat Daerah serta susunan garis besar isi dokumen terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH
SAMPAI DENGAN TRIWULAN II
BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN
RENJA PERANGKAT DAERAH
BAB IV PENUTUP
II-1
II BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA PERANGKAT DAERAH
SAMPAI DENGAN TRIWULAN II
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Perangkat Daerah Tahun 2020 Sampai
Dengan Triwulan II
Berdasarkan tugas, pokok, fungsi dan urusan dalam
menyelenggarakan urusan pemerintah daerah dibidang Kesehatan maka
Visi RSUD Kota Yogyakarta untuk tahun 2017-2022 adalah:
"TERWUJUDNYA RUMAH SAKIT RUJUKAN REGIONAL YANG PRIMA
BERBASIS KESELAMATAN PASIEN DAN WAHANA PENDIDIKAN
BERKOMPETEN”
Misi yang ditetapkan sebagai penjabaran Visi tersebut adalah :
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar,berbasis keselamatan
pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
Selama masa tanggap darurat pandemi covid-19, Direktur RSUD
Kota Yogyakarta mengeluarkan beberapa kebijakan demi menekan laju
penyebaran penyakit dan percepatan penanganan Covid-19. Sehingga hasil
operasional pelayanan yang mengalami penurunan signifikan, namun hal
tersebut tidak mengisyaratkan penurunan kinerja sesungguhnya. Beberapa
kebijakan tersebut diantaranya adalah :
- Ditiadakannya waktu kunjung pasien rawat inap
- Dibatasinya pelayanan operasi elektif (terencana) dan difokuskan untuk
operasi emergency dan urgency
- Dibatasinya pasien klinik rawat jalan non gawat darurat
- Pengalihfungsian beberapa bangsal menjadi Bangsal yang menangani
covid-19
- Dibatasinya hunian rawat inap, sehingga 1 kamar hanya berisi 1 pasien
rawat inap walaupun di ruang kelas 2 dan kelas 3 yang berisi tempat tidur
lebih dari 1 TT (sehingga BOR sangat rendah)
Berikut ini hasil evaluasi pelaksanaan Renja tahun 2020 sampai dengan
triwulan II :
II-2
Tabel 2.1 Evaluasi Terhadap Hasil Renja Perangkat Daerah
RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2020
: BLUD - RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RS JOGJA)
Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan Fisik Keuangan
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16=14/10 17=15/11 18=8+14 19=9+15 20=18/6 21=19/7 22 23
Standar
pelayanan RS
berbasis mutu
dan keselamatan
pasien meningkat
Presentase karyawan
mendapatkan pelatihan minimal
20 jam per tahun
(Jumlah karyawan
mendapatkan pelatihan
minimal 20 jam per tahun :
Jumlah seluruh karyawan RS) x
100%
60% 145.621.706.364 25% 140.010.872.772 45% 125.873.629.435 22% 59.354.572.400 6,90% 49.811.521.970 15,33% 39,57%
Direktur
RSUD Kota
Yogyakarta
Presentase sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan sesuai
standar rumah sakit rujukan
regional kelas B Pendidikan
( ∑pemenuhan sarana,
prasarana dan peralatan :
∑Standar sarana, prasarana dan
peralatan rumah sakit kelas B
pendidikan dan rujukan
regional ) x 100%
82,00% 82,00% 80,00% 80,00% 82,35% 102,94% 0,00%
Direktur
RSUD Kota
Yogyakarta
Pengembangan Sistem Informasi
Rumah Sakit Terintegrasi
(Integrated Health System)
Jumlah modul pengembangan
SIM RS 24 22 22 22 22 100% 0,00%
Direktur
RSUD Kota
Yogyakarta
86.164.000.000 96.955.907.772 75.341.675.635 59,25% 42.564.120.000 58,19% 33.459.272.934 98,23% 78,61% 0,00% 0,00%
Belanja Pegawai Operasional
Pelayanan Kesehatan Rumah
Sakit Rujukan
12 bulan 12 bulan 12 bulan 57,85% 57,85% 100,00%
Belanja Barang dan Jasa
Operasional Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bulan 12 bulan 12 bulan 60,00% 60,00% 100,00%
Belanja Modal Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bulan 12 bulan 12 bulan 65,00% 33,33% 51,28%
Formula Indikator Program
Target Capaian
Kinerja Renstra SKPD
pada Akhir Renstra
Realisasi Renja SKPD
TW II Tahun 2020
Tingkat Realiasi
TW II Tahun 2020
NAMA SKPD
No Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Program
(outcome)/
Kegiatan (output)
Realisasi Kinerja dan
Anggaran Renstra
SKPD s/d tahun 2019
Tingkat Capaian Kinerja
dan Realisasi Anggaran
Renstra SKPD
s/d Tahun 2019 (%)
Unit SKPD
Penanggung
Jawab
Ket
3
Program Pelayanan
Kesehatan Rujukan
Rumah Sakit Jogja
Realisasi Capaian Kinerja
Renstra SKPD s/d
RKPD Tahun Lalu (n-1)
2019
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2020
Target Kinerja dan Anggaran
Renja SKPD Tahun 2020
Target Renja SKPD
TW II Tahun 2020
1 Upaya Pelayanan
Kesehatan
Rujukan Rumah
Sakit Jogja
0 0,00%
II-3
59.457.706.364 43.054.965.000 50.531.953.800 31,87% 16.790.452.400 41,96% 16.352.249.036 131,66% 97,39% 0,00% 0,00%
Belanja Pegawai BLUD RS Jogja 0 ob 742 ob 3036 ob 50,00% 49,28% 98,56%
Pengadaan Alat Tulis Kantor 0 bulan 4 bulan 10 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Alat Listrik dan
Elektronik
0 bulan 4 bulan 10 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Bahan Obat-obatan,
BHP Medis, AMHP Medis
0 bulan 12 bulan 7 bulan 25,00% 25,00% 100,00%
Pengadaan Darah PMI 0 bulan 3 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Jasa Kantor (Telepon,
Air, Listrik, Internet, TV Kabel)
0 bulan 4 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Jasa Keamanan
(Satpam RS)
0 bulan 10 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Jasa Orang
Perseorangan/Naban
756 ob 742 ob 636 ob 50,00% 49,06% 98,12%
Pengadaan Jasa Kebersihan
(Cleaning Service RS)
0 bulan 0 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Belanja Perjalanan Dinas Luar
Daerah
0 orang kali 0 orang kali 3 orang kali 54,17% 54,17% 100,00%
Pengadaan Jasa Pemeliharaan
Taman RS
0 bulan 0 bulan 12 bulan 50,00% 50,00% 100,00%
Pengadaan Jasa Pemeliharaan
Alat-alat
Berat/Besar/Perbengkelan/Mesi
n
########## 9 unit/paket 13 unit/paket 17,65% 0,00% 0,00%
Pengadaan Alat-alat Kedokteran
Umum (DAK)
0 paket 1 paket 1 paket 20,00% 55,34% 276,70%
Pengadaan Alat-alat Kesehatan
(APBD)
0 paket 1 paket 1 paket 35,00% 35,00% 100,00%
Pengadaan Perbaikan/Renovasi
Bangunan/Gedung IGD (DAK)
0 unit 0 unit 1 unit 25,00% 0,00% 0,00%
Pengadaan Jasa Pemeliharaan
Bangunan Pemerintah
0 paket 0 paket 1 paket 33,33% 100,00% 300,03%
Pengadaan Mesin Penghancur
Kertas
0 unit 0 unit 1 unit 100,00% 100,00% 100,00%
Pengadaan Papan Visual
Elektronik
0 unit 0 unit 3 unit 100,00% 25,00% 25,00%
Pengadaan Almari 0 unit 0 unit 4 unit 100,00% 100,00% 100,00%
Pengadaan Pompa Air 0 unit 0 unit 2 unit 100,00% 100,00% 100,00%
Pengadaan Sofa/Kursi Ruang
Tamu
0 unit 0 unit 10 unit 0,00% 100,00% 0,00%
Pengadaan Dispenser 0 unit 0 unit 4 unit 100,00% 100,00% 100,00%
2 Pendukung
Pelayanan
Kesehatan
Rujukan Rumah
Sakit Jogja
0 0,00%
II-4
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
1. Pencapaian Kinerja Pelayanan
1) Rawat Darurat
a) Dokter bersertifikat ATLS, ACLS dan GELS
b) Perawat Terlatih PPGD
c) Instruktur PPGD
d) Ambulance 118
Jumlah Kunjungan Pasien IGD
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Kunjungan pasien IGD sampai dengan bulan Juni 2020 dapat dilihat
dari grafik di atas. Kunjungn pasien mengalami fluktuatif dengan
kunjungan tertinggi berada di bulan Maret dan kunjungan terendah
terjadi di bulan Mei 2020.
Jumlah Kunjungan Pasien UGD
Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN)
Periode: Januari s.d. Juni 2020
II-5
2) Rawat Jalan
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Periode : Januari s.d Juni 2020
Kunjungan pasien rawat jalan pada periode Januari s.d. Juni 2020
cenderung mengalami penurunan. Jumlah Kunjunganpasien rawat
jalan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2020 (8128) dan terendah
terjadi pada bulan Mei 2020 (3347).
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan per Klinik
Periode : Januari s.d Juni 2020
II-6
Dalam periode Januari s.d. Juni 2020, kunjungan poliklinik tertinggi
yaitu klinik dalam (5418), Klinik Jiwa (4448) dan Klinik Kardiologi
(3120).
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan
Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN)
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
3) Pelayanan Rawat Inap
Tabel Performance Pelayanan Rawat Inap
RSUD Kota Yogyakarta
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Bulan
BOR
(Dalam %)
LOS
(Dalam Hari)
TOI
(Dalam Hari)
BTO
(Dalam Kali)
Januari 2020 43.31% 3.95 5.02 3.50
Februari 2020 49.91% 3.67 3.98 3.65
Maret 2020 44.82% 3.91 5.02 3.41
April 2020 26.15% 4.24 11.26 1.97
Mei 2020 20.35% 4.14 16.12 1.53
Juni 2020 31.11% 3.85 10.93 1.89
Nilai Ideal 60-85% 6-9 1-3 3-4 Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Berdasarkan tabel tersebut di atas, Nilai BOR, LOS dan TOI RSUD
Kota Yogyakarta untuk periode Januari s.d. Juni 2020 tidak berada
pada nilai ideal. Sedangkan Nilai BTO untuk periode April s.d. Juni
2020 tidak berada pada nilai ideal.
II-7
Grafik Indikator GDR & NDR
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Standar nilai ideal GDR oleh Depkes adalah sebesar kurang dari 45
permil. Mulai dari bulan Maret sampai Juni 2020, Nilai GDR di RSUD
Kota Yogyakarta berada dalam kategori tidak ideal atau lebih dari 45
permil. Sedangkan standar untuk nilai NDR adalah kurang dari 25
permil. Nilai NDR bulan Januari, Maret s.d. Mei 2020 berada dalam
kategori tidak ideal atau lebih dari 25 permil.
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap
Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN)
Periode : Januari s.d. Juni 2020
II-8
4) Pelayanan Penunjang
a) Kegiatan Laboratorium
Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Jumlah pemeriksaan Labolatorium pada periode Januari s.d. Juni 2020
cenderung mengalami penurunan. Jumlah Pemeriksaan Laboratorium
pada terendah terjadi pada bulan Mei 2020.
b) Kegiatan Radiologi
Jumlah Pemeriksaan Radiologi
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Pada bulan Januari s.d. Juni 2020, Jumlah pemeriksaan
Radiodiagnostic (DR) yang merupakan kegiatan tertinggi di Pelayanan
Radiologi mengalami penurunan, pemeriksaan foto gigi dan CT Scan
mulai beroperasi kembali pada bulan Mei dan Juni 2020.
II-9
c) Kegiatan Rehabilitasi Medis
Jumlah Kunjungan Rehabilitasi Medis
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber: Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Pada periode Januari s.d. Juni 2020, Jumlah keseluruhan kunjungan
Rehabilitasi Medis mengalami penurunan.
d) Kegiatan Farmasi
Jumlah Pelayanan Farmasi
Periode: Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Pada periode Januari s.d. Juni 2020, jumlah resep yang ditulis di RS
dan diterima di Inst. Farmasi mengalami penurunan dan Jumlah Resep
yang dilayani di Rumah Sakit juga mengalami penurunan.
II-10
e) Kegiatan Kamar Operasi
Jumlah Tindakan Operasi di IBS
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Dalam Januari s.d. Juni 2020, jumlah tindakan operasi di Instalasi
Bedah Sentral (IBS) cenderung mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan karena adanya pembatasan tindakan operasi selama
pandemi Covid-19.
Jumlah Kegiatan Operasi Berdasarkan Spesialisasi
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
II-11
f) Kegiatan Bank Darah
Jumlah Pemakaian Darah di BDRS
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
Pada periode januari s.d.Juni 2020, jumlah pemakaian darah di Bank
Darah Rumah Sakit mengalami penurunan. Jumlah pemakaian darah
terendah terjadi pada bulan Mei 2020 yaitu sebesar 184.
g) Kegiatan Pelayanan Penunjang Lain
Jumlah Kunjungan Pelayanan Penunjang Lain
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber :Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta, diolah
II-12
Kegiatan pelayanan penunjang lain di RSUD Kota Yogyakarta antara
lain yaitu Tindakan Hemodialisa, Pemeriksaan EEG, Pemeriksaan
EKG, Audiometri, Kemoterapi, dan Endoscopy. Dari grafik terlihat
jumlah kunjungan setiap bulan pelayanan pada masing-masing
pelayanan penunjang lainnya.
2. Pencapaian Kinerja Keuangan
RSUD Kota Yogyakarta yang telah ditetapkan untuk menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan
untuk menjalankan praktek-praktek bisnis yang sehat dalam rangka
meningkatkan pelayanan. Fleksibelitas yang diberikan tersebut antara lain
pengelolaan penerimaan pendapatan yang langsung dapat digunakan
untuk membiayai kebutuhan operasional rumah sakit.
Mendasarkan pada data kunjungan pasien dan cara bayar, maka kinerja
penerimaan pendapatan cenderung dipengaruhi oleh pembayaran klaim
pasien BPJS Kesehatan (JKN). Sedangkan pembayaran dari pasien
umum maupun penjaminan lainnya cenderung mengalami penurunan. Hal
ini disebabkan oleh adanya ketentuan peraturan perundangan terkait
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa
seluruh penduduk di wilayah RI harus mengikuti program jaminan
kesehatan nasional maupun jaminan ketenagakerjaan terhitung sejak
tahun 2014.
Berikut data total kunjungan pasien berdasarkan cara bayar di RSUD
Kota Yogyakarta.
Kunjungan Pasien RSUD Kota Berdasarkan Cara Bayar (Umum, JKN dan Non-JKN)
Periode : Januari s.d. Juni 2020
Sumber : Data Rekam Medis RSUD Kota Yogyakarta
II-13
Berikut ini data yang menunjukkan penerimaan pendapatan yang
dipengaruhi oleh cara pasien bayar sebagai berikut :
Data Penerimaan Pendapatan Sampai Dengan Bulan Juni 2020
URAIAN ANGGARAN
DALAM DPA
REALISASI S/D
BULAN JUNI
Jasa Layanan 69.540.000.000,00 45.922.037.256,00
Pelayanan Medis dan Penunjang Medis 69.195.000.000,00 45.810.457.256,00
Pasien Umum (Tunai) 10.860.000.000,00 4.001.878.364,00
BPJS Kesehatan 55.200.000.000,00 39.076.583.119,00
Jamkesos (Propinsi) 1.080.000.000,00 357.539.600,00
Jamkesda 660.000.000,00 162.400.047,00
Kota Yogyakarta 660.000.000,00 101.245.010,00
Bantul 61.155.037,00
Klaim Penjaminan Lain 1.395.000.000,00 2.212.056.126,00
BPJS Ketenagakerjaan 144.000.000,00 93.259.831,00
Jasa Raharja 1.164.000.000,00 465.840.330,00
PT TASPEN 12.586.500,00
Asuransi Kesehatan Lain 87.000.000,00 12.638.165,00
Lainnya (Klaim Pasien COVID-19) 1.627.731.300,00
Kegiatan Non Pelayanan 345.000.000,00 111.580.000,00
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan 345.000.000,00 100.375.000,00
Praktek Kerja Lapangan 72.345.000,00
Kunjungan/Survey/Studi Banding 5.000.000,00
Lainnya 23.030.000,00
Kegiatan Penelitian 11.205.000,00
Penelitian 11.205.000,00
Hibah 11.000.000,00
Hasil Kerja Pihak Ke III 225.000.000,00 55.937.645,00
Sewa Lahan/Gedung 49.000.000,00 31.940.000,00
Sewa Lahan Parkir 24.000.000,00 6.940.000,00
Sewa Gedung Kantin 25.000.000,00 25.000.000,00
Kerjasama Operasional (Profit Sharing & Kontribusi Lain) 176.000.000,00 23.997.645,00
Kerjasama Promosi Kesehatan 145.000.000,00 4.950.000,00
Kerjasama EDC 1.000.000,00 288.645,00
Pengolahan Limbah 30.000.000,00 18.759.000,00
Lain-Lain 120.000.000,00 399.802.745,00
Jasa Giro 20.000.000,00 17.852.745,00
Bunga Deposito 50.000.000,00 381.500.000,00
Pengembalian Pegawai 150.000,00
Pendapatan Sewa Ruang 300.000,00
Denda Keterlambatan BPJS 50.000.000,00 -
TOTAL 69.885.000.000,00 46.388.777.646,00
Sumber : Data penerimaan pendapatan RSUD Kota Yogyakarta, diolah
Realisasi penerimaan pendapatan BLUD RSUD Kota Yogyakarta
sampai dengan bulan Juni tahun 2020 mencapai 66,38 % dari
yang telah dianggarkan dalam DPA BLUD. Kontribusi terbesar dari
penerimaan pendapatan berasal dari komponen penerimaan Jasa
Layanan yang merupakan “bisnis inti/ core business” RS.
Besarnya realisasi penerimaan pendapatan dari target yang
direncanakan sebagaimana tabel diatas, dipengaruhi oleh
II-14
perencanaan yang mendasarkan pada asumsi-asumsi sebagai
berikut :
a. Adanya kebijakan penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai
RS Rujukan regional sehingga berdampak pada jumlah
kunjungan pasien, disamping juga pemberlakuan sistem
rujukan secara regionalisasi di wilayah Propinsi DIY.
b. Pengajuan klaim peserta JKN ke BPJS Bidang Kesehatan
yang tidak seluruhnya dibayarkan namun berdasarkan
pemilahan berkas yaitu layak, revisi, pending dan tidak layak.
Disisi lain terbatasnya tenaga verifikator BPJS yang
ditempatkan RSUD Kota Yogyakarta sehingga mempengaruhi
besaran klaim yang dibayarkan.
c. Kebijakan dan/atai ketentuan yang diberlakukan dalam
pelaksanaan program JKN, seringkali mengalami perubahan.
Salah satu kebijakan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan adalah penerapan uji coba rujukan online, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
peserta BPJS Kesehatan secara berjenjang dari Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ke Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) sesuai kompetensi. Adapun
dampak dari kebijakan rujukan online ini adalah penurunan
jumlah kunjungan pasien yang cukup signifikan di RSUD Kota
Yogyakarta.
Mendasarkan pada ketentuan peraturan perundangan tentang
BLUD maka hasil penerimaan pendapatan sebagaimana diuraikan
diatas, dapat langsung digunakan untuk membiayai operasional
rumah sakit. Struktur biaya sesuai ketentuan berbeda dengan
struktur belanja pada perangkat daerah pada umumnya, namun
untuk proses penyusunan anggaran maupun laporan realisasi
biayanya dilakukan konversi ke jenis belanja sesuai struktur
belanja untuk memudahkan konsolidasi.
Berikut ini disajikan data realisasi biaya sampai dengan bulan Juni
2020 sebagai berikut :
II-15
Data Realisasi Biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta
Sampai Dengan Bulan Juni 2020
UraianAnggaran
dalam DPA
Realisasi s/d
bulan Juni%
BELANJA
BELANJA OPERASI 72.841.675.635,00 33.183.435.524,00 46%
Belanja Pegawai 32.269.800.000,00 21.288.343.874,00 66%
Belanja Barang dan Jasa 40.571.875.635,00 11.895.091.650,00 29%
BELANJA MODAL
Belanja Modal 2.500.000.000,00 275.837.410,00 11%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Bengkel 8.000.000,00 7.692.047,00 96%
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor 129.500.000,00 64.172.350,00 50%
Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor 94.500.000,00 33.764.000,00 36%
Belanja Modal Pengadaan Komputer 159.000.000,00 19.958.400,00 13%
Belanja Modal Pengadaan Mebelair 19.000.000,00 3.465.000,00 18%
Belanja Modal Pengadaan Peralatan Dapur 7.500.000,00 6.930.000,00 92%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Studio 34.000.000,00 16.571.200,00 49%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Komunikasi 16.000.000,00 5.550.950,00 35%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Ukur 40.000.000,00 - 0%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Kedokteran 196.000.000,00 33.434.463,00 17%
Belanja Modal Pengadaan Alat – alat Laboratorium - - 0%
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air - - 0%
Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon 45.000.000,00 20.000.000,00 44%
Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian*) Bangunan 120.000.000,00 - 0%
Belanja Modal Pengadaan Buku/Kepustakaan 3.000.000,00 - 0%
Belanja Modal Perbaikan/Renovasi 1.478.500.000,00 64.299.000,00 4%
Belanja Modal Jasa Konsultansi 150.000.000,00 - 0%
Jumlah 75.341.675.635,00 33.459.272.934,00 44%
Realisasi keseluruhan biaya BLUD RSUD Kota Yogyakarta
sampai dengan bulan Juni 2020 mencapai 44%. Adapun realisasi
komponen biaya terbesar terdapat pada belanja operasi yaitu
pada belanja pegawai dan belanja barang jasa. Hal ini dipengaruhi
oleh kebutuhan untuk menunjang pelayanan kepada pasien.
II-16
2.2. Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Tabel 2.2
Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2020 Tahun 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
A. Indikator Sasaran :
1 Hasil Akreditasi Paripurna
Lulus
Akreditasi
Paripurna
Lulus
Akreditasi
Paripurna
Lulus
Akreditasi
Paripurna
Lulus
Akreditasi
Paripurna
Lulus
Akreditasi
Paripurna
Lulus Akreditasi
Paripurna
Lulus Akreditasi
Paripurna
Lulus Akreditasi
Paripurna
Lulus Akreditasi
Paripurna
B. Indikator Program :
1Persentase karyawan mendapatkan
pelatihan minimal 20 jam per tahun40% 8% 12% 60% 17,41% 25,00% 8%
2
Persentase sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan sesuai standar
rumah sakit rujukan regional kelas B
Pendidikan
79% 80% 81% 82% 81,25% 82,23% 82,23%
3
Jumlah modul Sistem Informasi
Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated
Health System)
20 22 24 26 18 22 22
Catatan
Analisis
SPM/ standar
nasionalIndikatorNo IKK
Realisasi Capaian Proyeksi CapaianTarget Renstra OPD
II-17
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
1. Pemenuhan standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan rumah sakit
sebagai RS Rujukan Regional dapat dipenuhi dalam waktu 5 (lima) tahun
sesuai dengan target kinerja utama Kementerian Kesehatan RI dalam
melaksanakan program Indonesia Sehat. Sehubungan dengan hal tersebut,
maka penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan sesuai standar. Hal ini bertujuan agar RSUD Kota Yogyakarta
dapat menjadi pengampu rujukan medik dan transfer of knowledge dari RS
di bawahnya sesuai ketentuan yang berlaku. Pengembangan sarana,
prasarana dan peralatan ini diprioritaskan pada penguatan Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Bedah Sentral, ICU, ICCU, NICU, PICU dan tempat tidur
kelas III serta layanan ambulance. Dengan demikian, penyusunan Rencana
Kerja Tahun 2019 ini, RSUD Kota Yogyakarta memprioritaskan usulan
pengadaan alat medis/kedokteran untuk memenuhi kriteria Rumah Sakit
Rujukan terutama untuk penguatan Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Bedah
Sentral dan ICU. Kebijakan penunjukan RS Rujukan Regional dari sisi
pemenuhan anggaran untuk pemeliharaan alat sudah memadai, namun dari
sisi regulasi tidak mendukung. Kebijakan tersebut harusnya diiringi dengan
regulasi yang mengarahkan rujukana ke tipe RS yang lebih tinggi melalui
RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan Regional.
2. Telah ditetapkannya RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Pendidikan Satelit
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang berlaku
untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun yaitu tahun 2017 - 2020. Paradigma bahwa
fungsi pendidikan akan mengganggu pelayanan dan kenyamanan pasien di
rumah sakit harus dapat disingkirkan dengan tetap mengutamakan kualitas
mutu layanan dan keselamatan pasien.
3. Sistem pelayanan kesehatan berjenjang sesuai ketentuan pelaksanaan
BPJS dapat membatasi cakupan pelayanan kesehatan (kasus lanjut) RSUD
Kota Yogyakarta. Sebagai Rujukan Regional, pasien BPJS hanya dapat
dilayani apabila ada rujukan dari fasilitas kesehatan di bawahnya walaupun
secara akses lebih dekat ke RSUD Kota Yogyakarta. Kebijakan regionalisasi
yang diterapkan BPJS Bidang Kesehatan maka dapat menyebabkan banyak
pasien beralih ke RS/faskes lain atau terselesaikan pada RS tipe di
bawahnya.
4. Sehubungan dengan adanya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Yogyakarta (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2016 Nomor 5)
sebagaimana telah diubah Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 4
II-18
Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Yogyakarta (Lembaran Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2020 Nomor 4);
RSUD Kota Yogyakarta berada dibawah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
dengan status UPT Khusus. Hal ini akan mempengaruhi pengambilan
keputusan/kebijakan secara langsung khususnya dalam penanganan kasus
medis, disamping juga kemungkinan adanya tumpang tindih pelaksanaan
operasional oleh karena penyatuan fungsi regulasi dan fungsi operator
(pelaksana). RSUD dengan kelembagaan yang besar, SDM banyak dan
anggaran besar dan lingkup pelayanan yang kompleks, apabila berada di
bawah Dinas Kesehatan berpotensi menyebabkan birokrasi yang lebih
panjang, jika belum ada rentang kendali koordinasi yang komprehensif. Oleh
karena itu fungsi Perencanaan, Kepegawaian, Keuangan harus dikendalikan
langsung secara otonomi oleh RSUD Kota Yogyakarta. Sementara itu Dinas
Kesehatan Kota Yogyakarta diharapkan berperan dalam fungsi regulator
(kebijakan).
5. Adanya Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 51 Tahun 2018, tentang
pengenaan urun biaya dan selisih biaya dalam program jaminan kesehatan.
Saat ini yang berlaku adalah penerapan selisih biaya, sedangkan urun biaya
belum diterapkan. Sementara itu, peraturan tersebut belum disosialisasikan
secara detail dan komprehensif agar dipahami dan dimengerti oleh publik.
6. Layout bangunan yang ada saat ini tidak terpadu dan kurang komprehensif,
sehingga kurang efisien dan efektif untuk dijangkau baik pengunjung
maupun karyawan.
7. Munculnya Pandemi besar yang melanda hampir seluruh negara-negara di
dunia pada tahun 2020, yaitu Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Indonesia sendiri termasuk negara yang cukup besar terkena dampak
Pandemi Covid-19 dimana telah menyebar di berbagai daerah di Indonesia,
Hal ini menuntut layanan kesehatan di berbagai daerah di Indonesia untuk
dapat menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat menangani
pasien Covid-19, terutama pada rumah sakit yang telah ditunjuk oleh
Pemerintah sebagai rumah sakit rujukan pasien Covid-19. RSUD Kota
Yogyakarta sendiri ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani
pasien COVID-19 sehingga dalam pengembangan pelayanan RSUD Kota
harus dapat menyediakan fasilitas yang dapat menunjang perawatan pasien
Covid-19.
II-19
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2017 Tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, Dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang
dimaksud dengan rancangan awal RKPD kabupaten/kota disusun berpedoman
pada RPJMD kabupaten/kota, rancangan awal RKPD provinsi, RKP, program
strategis nasional, dan pedoman penyusunan RKPD.
Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum menyebutkan bahwa Pagu
Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dalam Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya berasal dari
pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu
kegiatan, satu output, dan jenis belanja. Sehingga program dan kegiatan yang
dilakukan oleh RSUD Kota Yogyakarta tahun 2018 guna mendukung target dan
sasaran pembangunan khususnya pembangunan bidang kesehatan di daerah
adalah sebagai berikut :
II-20
Tabel 2.3
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Perubahan Tahun 2020
Kota Yogyakarta
RSUD Kota Yogyakarta
Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan Catatan Penting
No Program Lokasi Indikator kinerja Target
capaian
Pagu indikatif Program/ Kegiatan Lokasi Indikator kinerja
Target capaian
Kebutuhan Dana
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
RSUD Kota Yogyakarta
1. Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Umbulharjo 1. Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 per tahun
2. Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
2. Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
3. Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi
3. Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi
1.1
Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan 12
bulan 80.753.799.235
Kegiatan Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan 12
bulan
1.2
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan 100% 50.285.953.800
Kegiatan Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan 100%
II-21
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Tabel 2.4
Usulan Program dan Kegiatan dari Para Pemangku Kepentingan Kota Yogyakarta RSUD Kota Yogyakarta
No Program/ Kegiatan Lokasi
Indikator kinerja
Besaran/Volume Catatan
-
-
-
-
-
-
III-1
III BAB III
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PERUBAHAN RENJA
PERANGKAT DAERAH
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan kesehatan, yang
tertuang dalam Renstra Kementerian Kesehatan RI, telah mencanangkan
Program Indonesia Sehat, sebagai upaya mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berperilaku sehat, hidup di lingkungan sehat, serta mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu untuk mencapai derajad kesehatan yang
setinggi-tingginya. Program Indonesia Sehat ini terdiri atas paradigma sehat;
penguatan pelayanan kesehatan primer; dan jaminan kesehatan nasional.
Ketiganya akan dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of care
dan intervensi berbasis resiko (health risk).
Paradigma Sehat menyasar pada 1) penentu kebijakan pada lintas
sektor, untuk memperhatikan dampak kesehatan dari kebijakan yang diambil
baik dari hulu maupun di hilir, 2) tenaga kesehatan, yang mengupayakan agar
orang sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit, orang sakit menjadi sehat dan
orang sakit tidak menjadi lebih sakit; 3) institusi kesehatan, yang diharapkan
penerapan standar mutu dan standar tarif dalam pelayanan kepada
masyarakat, serta 4) masyarakat, yang merasa kesehatan adalah harta
berharga yang harus dijaga.
Penguatan Kesehatan, untuk tahun 2015-2019 dilakukan melalui 1)
kesiapan 6.000 Puskesmas di 6 regional; terbentuknya 14 RS Rujukan
Nasional; serta terbentuknya 184 RS Rujukan Regional.
Jaminan Kesehatan Nasional, dilakukan melalui Kartu Indonesia Sehat
(KIS) yang bertujuan 1) menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu
untuk mendapat manfaat pelayanan kesehatan seperti yang dilaksanakan
melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan; 2) perluasan cakupan Penerima Bantuan Iur (PBI) termasuk
penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan bayi baru lahir dari
peserta penerima PBI; serta 3) memberikan tambahan manfaat berupa layanan
preventif, promotif dan deteksi dini dilaksanakan lebih intensif dan terintegrasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta (RSUD) Kota Yogyakarta
yang merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kota Yogyakarta dengan
klasifikasi RS Tipe B Pendidikan, sesuai Undang-Undang RI Nomor 44 tahun
2009 tentang rumah sakit, adalah institusi atau organisasi perangkat daerah,
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
III-2
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Seiring dengan pelaksanaan kebijakan Program Indonesia Sehat
sebagaimana diuraikan diatas, dalam hal rangka optimalisasi penguatan
pelayanan kesehatan primer maka pada tahun 2015 melalui Keputusan Direktur
Jenderal Bina Upaya Kesehatan No. H.K. 02.03/I/0363/2015 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi dan Rumah Sakit Rujukan Regional,
RSUD Kota Yogyakarta merupakan salah satu dari 184 RS yang ditetapkan
sebagai RS Rujukan Regional di wilayah Propinsi DIY. Adapun arah kebijakan
penetapan RSUD Kota Yogyakarta sebagai RS Rujukan regional adalah agar:
a. menjadi rumah sakit rujukan sebagai pengampu rujukan medik dan transfer
of knowledge dari rumah sakit dibawahnya sesuai ketentuan yang berlaku
b. menjalin kerjasama dengan rumah sakit rujukan nasional dan/atau antar
rumah sakit rujukan terutama dalam pemenuhan kebutuhan sumber daya
c. mengembangkan layanan unggulan spesialistik sesuai klasifikasi dan jenis
rumah sakit serta analisa setempat untuk rumah sakit rujukan regional
d. mengembangkan sarana, prasarana dan peralatan penguatan sebagai
rumah sakit rujukan dengan prioritas penguatan IGD, IBS, ICU, ICCU,
NICU, PICU dan tempat tidur kelas III serta layanan ambulans untuk
penguatan SPGDT.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, mengacu pada Rencana Kerja
Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk tahun 2019, tema
pembangunan daerah Kota Yogyakarta adalah “Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia dalam Rangka Mendorong Pemerataan Pembangunan”.Dari
aspek kesehatan pembangunan diarahkan pada upaya mewujudkan:
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat, sehingga
tercipta peningkatan umur harapan hidup masyarakat.
Sebagai pelaksanaan dari salah satu misi Kementerian Kesehatan yang
sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008
Tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga
Teknis Daerah Kota Yogyakarta; serta Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor
64 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas Dan Tata Kerja RSUD Kota
Yogyakarta; Tugas RSUD Kota Yogyakarta sebagai berikut :
Tugas Rumah Sakit Umum Daerah adalah melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan
upaya penyembuhan, pemulihan, yang dilaksanakan secara serasi, terpadu
dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya
rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
III-3
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Perangkat Daerah
Berpedoman pada Peraturan Walikota Yogyakarta No 15 tahun 2014
tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta,
sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 8 dan Pasal 9 sebagai berikut:
Pasal 8
(1) Rumah Sakit mempunyai tugas membantu Walikota dalam
menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, melaksanakan upaya
kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
pencegahan penyakit (preventif), upaya peningkatan promosi
kesehatan (promotif), melaksanakan upaya rujukan kesehatan dan
melaksanakan pelayanan bermutu sesuai standar pelayanan.
(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 8, Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai :
a) menyelenggarakan pelayanan medis paripurna;
b) menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c) menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
d) menyelenggarakan pelayanan rujukan;
e) menyelenggarakan pelayanan pendidikan dan pelatihan;
f) menyelenggarakan pelayanan penelitian dan pengembangan;
g) menyelenggarakan penapisan teknologi bidang kesehatan;
h) menyelenggarakan pelayanan administrasi dan keuangan rumah
sakit;
i) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Pasal 9
RSUD mempunyai fungsi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan paripurna tingkat sekunder
dan tersier, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan
dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam
pemberian pelayanan kesehatan, pelaksanaan penelitian dan
pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka pelayanan kesehatan serta pelaksanaan administrasi kesehatan.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan Rencana Strategi dan
Bisnis yang telah disusun, Sasaran target kinerja RSUD Kota
Yogyakarta sebagai berikut:
III-4
“Mewujudkan pelayanan RS sesuai standar, berbasis keselamatan
pasien, dan RS sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelatihan, dan
pengembangan”
3.3 Program dan Kegiatan
Penyusunan Rencana Kerja Perubahan (Renja Perubahan) Tahun 2020
RSUD Kota Yogyakarta ini diharapkan dapat menjadi penyempurna dari
pelaksanaan Renja tahun 2020 dalam satu program satu kegiatan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Dalam PP 74 Tahun 2012 tersebut
khususnya Pasal 11 point 3a; yang menjelaskan bahwa Pagu Anggaran BLU
dalam Rancangan Perda tentang APBD yang sumber dananya berasal dari
pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU dirinci dalam satu program, satu
kegiatan, satu output, dan jenis belanja. Mengingat Renja Tahun 2020 ini juga
terdapat rencana kegiatan yang bersumber dana dari selain pendapatan
operasional BLUD dalam hal ini bersumber dana dari APBD Kota Yogyakarta
(PAD, DAK, DBCHT, Pajak Rokok), maka pembagian menjadi dua kegiatan
diharapkan dapat menggambarkan rencana kinerja BLUD RSUD Kota
Yogyakarta yang dibiayai oleh pendapatan operasional BLUD maupun yang
dibiayai melalui subsidi dari APBD Kota Yogyakarta.
Mendasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022 dan Rencana Strategis Bisnis
(RSB) RSUD Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022, bahwa rumusan program
strategis untuk melaksanakan kebijakan operasional sebagaimana diuraikan
diatas adalah Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja.
Adapun indikator program yang ditetapkan adalah :
Target Kinerja Indikator Program
Program Indikator Program (Outcome)
Capaian Indikator
Program 2019
Program Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun;
17,41 %
Persentase Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
81,25 %
III-5
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
18 modul
Sedangkan rumusan kegiatan yang ditetapkan dengan target kinerja yang
direncanakan sebagai berikut:
Tabel 4 Target Kinerja Indikator Kegiatan
Kegiatan Keluaran Capaian Kinerja Kegiatan 2019
Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan RS Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Jogja
12 bln
Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan RS Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100%
III-6
Tabel 3.1
Tabel Perubahan Rencana Kerja Perangkat Daerah Tahun 2020 RSUD Kota Yogyakarta
No Urut
Urusan/Program/Kegiatan Tolok Ukur Program/Kegiatan Target Anggaran (Rp) Keterangan
Murni Perubahan Murni Perubahan
1 2 3 4 5 6 7 8
01. Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Persentase sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai standar rumah sakit rujukan regional kelas B Pendidikan
80% 80%
Persentase karyawan mendapatkan pelatihan minimal 20 jam per tahun
45% 8%
Jumlah modul Sistem Informasi Rumah Sakit Terintegrasi (Integrated Health System)
22 modul 22 modul
01.01 Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Operasional Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rujukan
12 bln 12 bln 70.885.000.000 80.753.799.235
Potensi penambahan pendapatan BLUD 2020 dan Penganggaran SILPA tahun 2019
01.02 Pendukung Pelayanan Kesehatan Rujukan Rumah Sakit Jogja
Sarana, prasarana dan peralatan kesehatan sesuai kebutuhan
100% 100% 56.885.553.800 50.285.953.800 Efisiensi dan penyesuaian rencana belanja perubahan sesuai dengan alokasi DAK
Total 127.770.553.800 131.039.753.035