rencana asuhan keperawatan cad

Upload: edwardi-bin-mohd-daud

Post on 02-Mar-2016

72 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNo.DiagnosaTujuanIntervensiRasional

1Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, toleransi aktivitas meningkat, dengan kriteria : Frekuensi /irama jantung dalam batas normal Tekanan darah dalam batas normal Klien berpartisipasi dalam aktifitas sesuai kemampuan klien 1. Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan tekanan darah sebelum, selama, sesudah aktivitas sesuai indikasi.2. Bantu aktivitas perawatan diri klien3. Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons hemodinamik 4. Batasi pengunjung 5. Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas 6. Kaji ulang tanda/gejala yang menunjukkan tidak toleran terhadap aktivitas 7. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas motorik, berdiri, berjalan8. Lanjutkan terapi obat-obatan sesuai advis Aspilet 1x 1 Digoxine 2x 0,125 mg KSR 2x 600 mg Captopril 3x 25mg Diazepam 1x 5mg Farsix 2x 40mg ISDN 3x5mg9. Bantu kesulitan defekasi, lanjutkan pemberian terapi Laxadine sirup 1x3cc sesuai advice1. Kecenderungan menentukan respons pasien terhadap aktivitas dan dapat mengindikasikan penurunan oksigen miokardia yang memerlukan penurunan tingkat aktivitas.2. Memenuhi kebutuhan dasar klien akan kenyamanan dan keindahan3. Menurunkan kerja miokardia/konsumsi oksigen, menurunkan resiko komplikasi 4. Pembicaraan yang panjang sangat mempengaruhi pasien, namun periode kunjungan yang tenang bersifat terapeutik. 5. Aktivitas yang maju memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan 6. Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri dada atau dispnea dapat mengindikasikan kebutuhan perubahan program olahraga atau obat. 7. Meningkatkan toleransi aktivitas secara bertahap8. Aspilet adalah obat untuk mencegah platelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat, 9. kesulitan defekasi (mengejan) dapat merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi

2.Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energy/ kelelahanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, pertukaran gas membaik/stabil, dengan kriteria : Tidak ada sesak Pola istirahat adekuat RR stabil1. Posisikan pasien semifowler/ senyaman mungkin2. Observasi adanya bunyi nafas dan jantung abnormal, dan keluhan sesak.3. Ajarkan teknik batuk efektif4. Berikan O2 per kanul 2Lpm

1. Untuk meningkatkan aliran udara sehingga supply O2 optimal2. Adanya ronkhi menandakan penumpukan cairan di paru, bunyi gallop S3 dan S4 akibat turunnya compliance ventrikel karena infark miokard. 3. Memudahkan pengeluaran sekret4. Untuk meningkatkan saturasi O2 jaringan

3.Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan curah jantung

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam, curah jantung membaik/stabil, dengan kriteria : Tidak ada edema TTV dalam batas normal Tidak ada disritmia1. Pertahankan tirah baring selama fase akut2. Laporkan adanya tanda tanda penurunan TD3. Pantau TTV 4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan : BC 2 Liter/menit5. Pantau EKG tiap hari6. Lanjutkan terapi obat-obatan sesuai advis Aspilet 1x 1 Digoxine 2x 0,125 mg KSR 2x 600 mg Captopril 3x 25mg Diazepam 1x 5mg Farsix 2x 40mg ISDN 3x5mg7. Bantu kesulitan defekasi, lanjutkan pemberian terapi Laxadine sirup 1x3cc sesuai advice1. Posisi terlentang meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan dieresis2. Oliguria menunjukkan adanya penurunan CO. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema.3. Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktifitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan secara diuretic atau pengaruh fungsi jantung4. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan.5. Mengetahui aktivitas listrik jantung, dan penunjang thd terapi yang akan diberikan bila ditemukan kelainan-kelainan pada gambaran EKG6. Aspilet adalah obat untuk mencegah platelet, captopril sebagai ace-inhibitor yang mencegah angiotensin I berubah menjadi angiotensin II yang menyebabkan TD meningkat, 7. kesulitan defekasi (mengejan) dapat merangsang saraf simpatis yang akan menyebabkan bradikardi

4Manejemen regimen terapeutik tidak efektif berhubungan dengan defisit support/ motivasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan manejemen regimen terapeutik tidak efektif pasien teratasi dengan kriteria hasil: Mengembangkan dan mengikuti regimen terapeutik Mampu mencegah perilaku yang berisiko1. Kaji pengetahuan pasien tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan2. Interview pasien dan keluarga untuk mendeterminasi masalah yang berhubungan dengan regimen pengobatan tehadap gaya hidup3. Hargai alasan pasien4. Hargai pengetahuhan pasien5. Hargai lingkungan fisik dan sosial pasien6. Sediakan informasi tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan yang direkomendasikan7. Dukung motivasi pasien untuk melanjutkan pengobatan yang berkesinambungan

1. Mengetahui tingkat pemahaman klien mengenaipenyakitnya2. Mengetahui penyebab tidak efektifnya manajemen regimen teraupetik3. Tidak menghakimi klien meningkatkan rasa percaya klien terhadap perawat4. Memberikan rasa percaya diri kepada klien5. Menunjukkan kepedulian perawat terhadap kondisi yang dihadapi klien6. Meningkatkan pengetahuan klien7. Meningkatkan manajemen regimen teraupetik klien