remaja

28
A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Menurut Departemen Kesehatan RI yaitu suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi dan pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga baigaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah. Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja. Pengertian sehat tersebut tidak semata-mata berarti terbebas dari penyakit atau permasalahan, namun juga sehat secara mental serta sosial- kultural. Pada masa ini seorang anak mengalami kematangan biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya.

Upload: lieliss-sryani

Post on 25-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

Page 1: remaja

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara

lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang

berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Menurut

Departemen Kesehatan RI yaitu suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik,

mental dan kedudukan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi dan

pemikiran kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan

juga baigaimana seseorang dapat memiliki seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan

sesudah menikah.

Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut

system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kesehatan Reproduksi

Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang

berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja. Pengertian sehat

tersebut tidak semata-mata berarti terbebas dari penyakit atau permasalahan, namun juga

sehat secara mental serta sosial-kultural. Pada masa ini seorang anak mengalami kematangan

biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila mereka tidak

dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang

ada di sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

* Pengertian kesehatan reproduksi

* Pengertian tentang remaja

* Apa yang dimaksud dengan remaja dalam konsep kesehatan reproduksi

* Dampak permasalahan remaja tentang merokok yang mempengaruhi kesehatan

reproduksi remaja tersebut

C. Tujuan Penulisan

Page 2: remaja

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

Untuk mengetahui dampak dari bahaya merokok terhadap kesehatan reproduksi pada remaja

akhir

D. Metode Penulisan

1. Literatur

Cara pengumpulan data dengan cara study pustaka sesuai dengan sumber-sumber yang ada

dan yang terkait dengan kompetensi kebidanan.

2. Internet

Cara pengumpulan data dengan membuka beberapa website / alamat situs.

3. Referensi ( Kepustakaan )

Cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku pedoman yang berhubungan

dengan materi yang dibahas.

E. Manfaat Penulisan

Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu :

* Penulis mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang salah satu masalah remaja

mengenai dampak merokok bagi kesehatan reproduksi remaja akhir

* Pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang salah satu masalah remaja

mengenai dampak merokok bagi kesehatan reproduksi remaja akhir

Page 3: remaja

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

a) Kesehatan reproduksi.

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh,

bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya atau suatu keadaan dimana manusia dapat

menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya

secara sehat dan aman.

Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan

Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial

yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan

proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti

bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural

(Fauzi., 2008).

Page 4: remaja

b) Remaja

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja (adolescence) adalah mereka yang

berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth)

untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam sebuah terminologi

kaum muda (young people) yang mencakup 10-24 tahun.Dalam program BKKBN disebutkan

bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 10-24 tahun. Menurut Hurlock (1993),

masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan

merupakan periode yang paling berat.

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosidan

psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan

sering disebut masa peralihan. Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke

masa dewasa.

c) TumbuhKembang Remaja

Tumbuh kembangnya seorang remaja menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial

dan seksual. Semua remaja akan melewati tahapan berikut :

* Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 – 13 tahun.

Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berfikir abstrak dan

lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.

* Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 – 16 tahun.

Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk berkencan, berkhayal

tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang mendalam.

* Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 – 20 tahun.

Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari teman

sebaya,mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa cinta, pengungkapan

kebebasan diri.

Page 5: remaja

Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu. Walaupun setiap

tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai batas yang jelas, karena proses

tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.Terdapat ciri yang pasti dari

pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu peningkatan massa tulang, otot, massa lemak,

kenaikan berat badan, perubahan biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-

laki maupun perempuan walaupun polanya berbeda.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali

perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan

akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh

remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan

dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan

perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi pertama

pada remaja putri ataupun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami

perubahan yang sangat besar

Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi.

Pada masa pubertas, hormon seorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon

( gonadotrophis atau gonadotrophic hormones ) yang berhubungan dengan pertumbuhan yaitu

:

* Follicle-Stimulating Hormone (FSH)

* Luteinizing Hormone (LH)

Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan

progesteron, dua jenis hormon wanita. Pada anak laki – laki luteinizing hormone yang juga

dinamakan interstitial – cell stimulating hormone ( ICSH ) merangsang pertumbuhan

testosteron.

Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem biologis

seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem

reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai

Page 6: remaja

berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik

lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik mereka

akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia

remaja.

Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli perkembangan

kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi

formal (period of formal operations).

Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha

memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para

remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan

banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.

Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka

mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima

informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta

mengadaptasikannya dengan

pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu mengintegrasikan pengalaman masa lalu

dan sekarang untuk ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa

depan. Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan

diri dengan lingkungan sekitar mereka.

Pada kenyataan, di negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak

remaja (bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap

perkembangan kognitif operasional formal ini. Sebagian masih tertinggal pada tahap

perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir yang digunakan

masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah dari berbagai dimensi. Hal

ini bisa saja diakibatkan sistem pendidikan di Indonesia yang tidak banyak

menggunakan metode belajar-mengajar satu arah (ceramah) dan kurangnya perhatian pada

pengembangan cara berpikir anak.

Penyebab lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih

memperlakukan remaja sebagai anak – anak, sehingga anak tidak memiliki keleluasan

dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan mentalnya.Semestinya,

Page 7: remaja

seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap pemikiran abstrak supaya saat

mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa berpikir kritis dan mampu untuk

menganalisis masalah dan mencari solusi terbaik.

Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai berbagai

fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan nilai diri

mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaian

tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan

lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.

Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang

diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan

pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis,

remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal

– hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.

Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan lain di luar dari yang selama ini

diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup

dan beragam jenis pemikiran yang lain.Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali

membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja

selama masa kanak-kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja berkembang

karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara yang

mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya.Mereka lalu merasa

perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.

Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap

peraturan atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil

pada seorang anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak

baik. Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya

membiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam

suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja.

Konflik nilai dalam diri remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar,

Page 8: remaja

jika remaja tidak menemukan jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi

mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa

kanak-kanak akan sangat besar jika orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan

penjelasan yang logis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan

nilai-nilai tersebut.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban dari

hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan

memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih

jauh dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan

dengan bijak dan bersikap kaku akan membuat yang remaja tambah bingung.

Remaja tersebut akan mencari jawaban di luar lingkaran orangtua dan yang dianutnya. Ini

bisa menjadi berbahaya jika lingkungan baru memberi jawaban yang tidak diinginkan atau

bertentangan dengan yang diberikan oleh orangtua, konflik dengan orangtua mungkin akan

mulai menajam.

Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati)

bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi

Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata

memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke “sedih

luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.

Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban

pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood

remaja yang mudah berubah-ubah dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala

atau masalah psikologis.

Dalam hal kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahan yang

dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangat rentan terhadap

pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang lain sangat mengagumi atau

selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik diri mereka sendiri.

Anggapan itu membuat remaja sangat memperhatikan diri mereka dan citra yang

direfleksikan (self-image). Remaja

Page 9: remaja

cenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan bahkan percaya keunikan

mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan ketenaran. Remaja putri akan bersolek

berjam-jam di hadapan cermin karena ia percaya orang akan melirik dan tertarik pada

kecantikannya, sedang remaja putra akan membayangkan dirinya dikagumi lawan

jenisnya jika ia terlihat unik dan “hebat”.

Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya

jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar

bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang

dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan

oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai

dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan

mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali

mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan mereka. Tindakan impulsif

sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa

memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang.

Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan perbuatan mereka,

akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan

mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab inilah yang

sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada remaja. Kelak, ia akan

tumbuh dengan penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan

lingkungan. Bimbingan orang yang lebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai

acuan bagaimana menghadapi masalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai

nasihat dan berbagai cara akan dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan

apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti

itu.

Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting bagi remaja Dari beberapa dimensi

perubahan yang terjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat

kemungkinan – kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah

perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilaku yang

mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol, tembakau

dan zat lainnya;

Page 10: remaja

Aktivitas social yang berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti

balapan, selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997). Alasan perilaku

yang mengundang resiko adalah bermacam – macam dan berhubungan dengan

dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa takut dianggap tidak cakap, perlu

untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan teman

sebaya.

d) Salah satu masalah remaja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

MEROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing.

Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain

pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang

disekitarnya. Saat ini banyak sekali remaja yang merokok bahkan tidak hanya satu batang

rokok saja tetapi berbatang – batang mereka hisap seakan hal itu sudah menjadi kebutuhan

pokok bagi mereka, padahal berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok

memberikan dampak negatif bagi tubuh mereka.

Beberapa motivasi yang melatar belakangi remaja untuk merokok biasanya hanyalah untuk

mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing

beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/

fasilitative) (Joewana, 2004).

Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya

dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka

sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan

kelompoknya.

Perilaku merokok merupakan pola perilaku dan favorit di kalangan pelajar maupun

mahasiswa, bahkan hasil survey menunjukkan bahwa sebagian besar perokok di Indonesia

adalah kalangan pemuda dan pelajar (baik di tingkat mahasiswa, SMP ataupun di tingkat

SMU, dan seringkali ditemui juga anak-anak SD sudah merokok).Mereka tidak sadar akan

bahaya rokok untuk tubuhnya sendiri, tetapi ada sebagian mereka yang mengetahui dampak

Page 11: remaja

rokok itu sendiri bagi tubuhnya tetap tidak memperdulikan karna kurangnya kesadaran dan

pengertian mengenai dampak rokok itu sendiri. Dampak dari merokok tidak hanya berakibat

pada kesehatan pernafasannya namun dampak merokok juga akan mempengaruhi kesehatan

reproduksinya, Gangguan kesehatan reproduksi yang disebabkan oleh kebiasaan merokok

berbeda antara pria dan wanita. Menurut penelitian, dalam buku 1440 alasan berhenti

merokok yang ditulis oleh bill godds (2008), ternyata yang akan menerima efek negatif dari

rokok tersebut bukan hanya perokok aktif saja, akan tetapi perokok pasif pun akan menerima

akibat negatif dari rokok tersebut. Dan justru efek yang diterima oleh perokok pasif akan jauh

lebih berbahaya lagi ketimbang perokok aktifnya.

Perokok pasif merupakan sebuah istilah bagi seseorang yang sebenarnya bukan seorang

perokok akan tetapi orang yang berada atau dekat dengan orang-orang yang merokok

sehingga ia secara tidak langsung sering menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh para

perokok aktif (Husaini, 2007).

Indonesia masuk dalam daftar tiga besar negara dengan perokok terbesar di dunia setelah

India dan China. Tak hanya fakta ini yang memprihatinkan, tetapi juga bahwa perokok

wanita juga semakin besar jumlahnya. Yakni naik 10 kali lipat selama tiga tahun terakhir.

Saat ini jumlah perokok di Indonesia sebesar 65 juta, dengan lima persennya adalah wanita.

Sementara jumlah perokok pasif di Indonesia juga tinggi sebanyak 50 juta, dan kebanyakan

dari mereka adalah wanita (Arief, 2011).

Menurut data hasil Global Adult Tobacco Survey (2011 dalam Depkes RI, 2012)

mengungkapkan persentase perokok aktif pria di Indonesia mencapai 67% dan wanita 2.7%

dari jumlah penduduk.

Rokok memberikan ancaman kesehatan terutama dari asap rokok bagi perokok aktif maupun

pasif dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, terutama kesehatan reproduksi.

Gangguan pada wanita perokok terkait dengan kesehatan reproduksinya antara lain gangguan

haid, menopause dini, sulit untuk hamil, kehamilan diluar kandungan, keguguran dan

timbulnya kecacatan pada janin (Emiriana, 2007).

Menurut Yoga, (2010 dalam Depkes, 2010) gangguan kesehatan pada wanita perokok tidak

hanya gangguan reproduksi saja, penyakit kanker juga dipengaruhi oleh merokok atau

terkena paparan asap rokok. Ditambahkan, kankertertinggi yang dideritawanita Indonesia

adalah Kanker payudara dengan angk kejadian 26 per 100.000 wanita

Page 12: remaja

Banyak faktor yang menyebabkan remaja putrid merokok, baik faktor internal maupun

eksternal. Ini disebabkan karena remaja putrid memiliki latar belakang kehidupan yang

berbeda - beda, baik latar belakang pribadi, keluarga, dansosial. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana profil remaja putri yang merokok (Andewi, 2007).

PENYEBAB REMAJA MEROKOK

Aspek atau faktor-faktor yang berhubungan atau yang mempengaruhi kehidupan remaja

yaitu Keluarga, sekolah ,dan tetangga merupakan aspek yang secra langsung mempengaruhi

kehidupan reamaja.sedangan struktur sosial ,ekonomi, politik ,dan budaya lingkungan

merupakan aspek yang memberikan pengarauh secara tidak langsung terhadap kehidupan

remaja.

Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungan dengan kehidupan remaja

yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan external pressure (tekanan dari

luar diri remaja)

Tekanan dari dalam (internal pressure) merupakan tekanan psikologis dan emosional.

Sedangkan teman sebaya, orang tua guru, dan masyarakat merupakan sumber dari luar

(external pressure). Teori ini akan membantu kita memahami masalah yang dihadapi remaja

salah satunya adalah masalah kesehatan reproduksi.

Merokok juga salah satu masalah remaja yang mempengaruhi kesehatan reproduksi yang hal

tersebut dianggap enteng. Penyebab remaja merokok yaitu :

* Pengaruh 0rang tua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari

rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-

anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok

dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &

Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).

* Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin

besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari

fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh

Page 13: remaja

teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja

tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok

terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok

begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

* Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa

sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang

bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial.

Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah

menjadi pengguna

dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).

* Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa

perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu

untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin

RSKO, tahun IX,1991).

Sedangkan pengaruh rokok terhadap kesehatan reproduksi remaja seringkali tidak diketahuan

dan kurangnya informasi membuat mereka kurang mengerti pengaruh merokok bagi

kesehatan reproduksi mereka. Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan

sekitar 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan, terlebih bagi kesehatan

reproduksi. Racun yang utama terdapat pada rokok adalah

* Arsenik, bahan yang digunakan untuk racun tikus.

* Asetilena, senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna.

* Sianida, senyawa kimia dari kelompok cyano.

* Benzene, senyawa kimia organik yang mudah terbakar

* Cadmium, sebuah logam beracun radioaktif.

* Metanol, jenis alkohol sederhana (metil alkohol).

Page 14: remaja

* Formaldehida, cairan yang digunakan untuk mengawetkan mayat.

* Amonia, sangat beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.

* Hidrogen sianida, zat pembuat plastik dan pestisida, zat ini digunakan juga sebagai

fumigan untuk bahan membunuh semut.

* Tar mengandung 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker

(karsinogen), zat yang seperti benzopyrene, yaitu sejenis policyclic aromatic hydrocarbon

(PAH) yang telah lama ditetapkan seperti agen pencetus awal kejadian kanker.

* Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Yang

berefek terhadap sistem mesolimbik yang menjadi penyebab ketagihan. Hal tersebut juga

merupakan penyebab penyakit jantung, stroke, merusak jaringan otak, mengeraskan dinding

arteri dan menyebabkan darah cepat membeku.

* Karbon Monoksida yaitu gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan. yang

mempunyai efek mengikat oksigen dalam tubuh sehingga berakibat memicu terjadinya

penyakit jantung, zat ini yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak

mampu mengikat oksigen, sehingga apabila kaadar CO di dalam tubuh melebihi 60 persen

maka dapat menyebabkan kematian,

Tidak hanya penyakit paru dan jantung, merokok juga mengganggu kesehatan reproduksi.

Pengaruh dari merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup fatal. Merokok dapat

meningkatkan risiko impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan

menyebabkan kanker testis. Sedangkan kebiasaan merokok pada wanita menyebabkan kanker

serviks. Zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu

meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel

abnormal pada rahim. Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks

di dalam tubuh seseorang.

Menurut Dr. Jones, pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur) serta

mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil penelitian pada

wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran. Penelitian tersebut mengatakan dari

3000 sampai 5000 kejadian keguguran per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan

merokok. Tidak hanya itu, merokok juga menghambat pertumbuhan intra rahim,

meningkatkan stillbirth (lahir mati) dan kelahiran prematur.

Page 15: remaja

Selain itu merokok dapat menurunkan kualitas cairan semen. Berbagai penelitian tentang efek

merokok terhadap kesehatan reproduksi pria telah menunjukkan penurunan kualitas cairan

semen efek tersebut diantaranya :

* Konsentrasi sperma. Konsentrasi sperma mengacu pada jumlah sperma yang ditemukan

dalam jumlah yang diukur dari air mani. Studi telah menunjukkan penurunan 23% dalam

konsentrasi sperma pada pria yang merokok.

* Motilitas sperma. Motilitas sperma mengacu pada kemampuan berenang sperma. Jika

sperma tidak bisa berenang dengan baik, mereka mungkin memiliki kesulitan mencapai sel

telur. Pada pria yang merokok, para peneliti menemukan penurunan 13% dalam motilitas

sperma.

* Morfologi sperma. Morfologi sperma mengacu pada bentuk sperma. Sprema yang

mempunyai bentuk aneh (tidak seperti normal) tidak bisa berenang cukup baik untuk sampai

ke telur dan mungkin tidak dapat membuahi sel telur. Perokok laki-laki memiliki sperma

lebih sedikit berbentuk sehat daripada non-perokok.

Perokok laki-laki mungkin juga memiliki kelainan hormonal yang bisa juga mempengaruhi

kesuburan. Namun demikian, penurunan kesehatan sperma dan kelainan hormonal saja

mungkin tidak cukup untuk menyebabkan kemandulan pada pria. Namun bagi pria yang

tanda infertilitasnya sudah hampir jelas, maka dengan merokok bisa mengakibatkan

infertilitas lebih pasti lagi. Untuk laki-laki seperti ini, berhenti merokok dapat meningkatkan

kesuburan mereka atau setidaknya, meningkatkan peluang keberhasilan mereka pada

perawatan kesuburan.

Dampak bagi laki – laki selain menurunkan Reproduksi dan Fertilitas: Pengaruh dari

merokok terhadap reproduksi dan kesuburan cukup fatal. Merokok dapat meningkatkan risiko

impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis

Ganguan yang dialami remaja perempuan diantaranya :

* Ganguan Pada Menstruasi

Nikotin juga menjadi penyebab timbulnya gangguan haid pada wanita perokok karena

mempengaruhi metabolisme hormon estrogen yang tugasnya mengatur proses haid.

Page 16: remaja

Gangguan metabolisme akan menyebabkan haid tidak teratur dan pada wanita perokok akan

mengalami nyeri perut yang lebih berat ketika haid.

* Kanker Payudara

Secara anatomi tubuh, wanita memiliki resiko lain akibat rokok kanker payudara. Karena

peningkatan akumulasi toksin larut lemak dan potensial hormon karsinogenik dalam jaringan

lemak.

Pada kanker payudara, peneliti mengungkapan bahwa akibat perempuan merokok tidak

berhubungan secara langsung dalam kasus kanker payudara. Tetapi merokok memperbesar

peluang bagi wanita perokok mengalami penyakit ini hingga 60% lebih besar dibanding

mereka yang tidak merokok.

Tembakau juga bisa memperbesar resiko perkembangan lesi prakanker leher rahim.

* Kehamilan Ektopik

Gangguan pada proses pelepasan sel telur meningkatkan resiko wanita perokok untuk

mengalami kehamilan di luar kandungan sekitar 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan

wanita bukan perokok. Kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 – 3,5 kali dibandingkan

wanita yang tidak merokok. Nikotin dapat menyebabkan gangguan pematangan pada sel telur

sehingga sulit terjadi kehamilan.

* Menopause dini

Perokok mencapai menopause sekitar 14 bulan lebih awal dibanding bukan perokok. Mereka

yang suami merokok, membuat lima bulan sebelumnya, meskipun hal ini tidak melebihi

analisis statistik yang cukup untuk menunjukkan efek yang pasti. Tapi ketika orang tua

merokok ketika mereka berada dalam rahim, para wanita telah berhenti haid sekitar 13 bulan

lebih awal dari mereka dengan orang tua merokok.Karena kurangnya oksigenasi kulit,

perokok wanita akan mengalami kulit kusam. Efek lain, kulit akan menjadi kendur dan tidak

elastis.Tembakau juga bisa menyebabkan keriput muncul sebelum waktunya, berkisar dari 10

sampai 20 tahun lebih awal.

* Sulit untuk hamil

Nikotin dapat menyebabkan gangguan pematangan pada sel telur sehingga sulit terjadi

kehamilan.

Page 17: remaja

* Keguguran

Secara logis bisa dipahami, bila pembelahan sel-sel mengalami gangguan karena nikotin yang

masuk ke dalam darah, dengan sendirinya terhambat pula pertumbuhan janin. Akibatnya, bisa

terjadi keguguran

* Timbulnya kecacat seperti bibir sumbing, hidung pipih atau berat badan kurang pada

bayi.

* Dismenore dan peningkatan frekuensi amenore sekunder

Gangguan metabolisme akan menyebabkan haid tidak teratur dan pada wanita perokok akan

mengalami nyeri perut yang lebih berat ketika haid, Merokok mengurangi sekresi estrogen

yang diduga bertanggung jawab atas gangguan menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri.

* ketuban pecah dini, plasenta previa, kematian neonatal, keputihan yang tidak biasa

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik,

mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala

aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Banyak yang mempengaruhi kesehatan reproduksi, salah satunya adalah merokok. Merokok

membawa dampak buruk bagi kesehatan reperoduksi, diataranya adalah meningkatkan risiko

impotensi, kerusakan sperma, mengurangi jumlah sperma dan menyebabkan kanker testis.

Tidak hanya itu, bila rokok dikonsumsi oleh kaum perempuan akan menyebabkan kanker

serviks, pertumbuhan intra rahim, meningkatkan stillbirth (lahir mati) dan kelahiran

prematur. Untuk menangani masalah ini, perlu perhatian khusus. Perhatian dari orang tua,

petugas kesehatan dan pemerintah sangat diperlukan. Namun yang lebih penting adalah

kesadaran dari individu sendiri

Page 18: remaja

B. Saran

Kesehatan adalah segalanya bagi kehidupaan. Kesehataan sangat penting, oleh karena itu kita

harus sadar betul untuk semaksimal mungkin menajaga kesehatan kita. Bagi petugas

kesehatan diharapkan mampu memberi sosialisasi bagi masyarakat khususnya remaja. Peran

pemerintah dalam mengatur pemakaian dan pemjualan rokok harus lebih tegas. Seperti yang

disebutkan dalam RUU tentang Penanggulangan Dampak Tembakau bagi Kesehatan bahwa

penjualan rokok tidak boleh memajang rokok di etalase toko. Namun pada kenyataannya

masih banyak yang memajang rokok di etalase meraka. Bahkan di swalayan pun masih

banyak pajangan rokok di etalase. Pemerintah jangan hanya membuat peraturan saja, namun

harus tegas dalam bertindak. Tetapi kesadaran untuk tidak merokok harus diniatkan diri diri

sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

* http://problemseks.blogspot.com

* http://www.sitepalace.com/ramisa/bahayarokok.htm

* http://bahayarokok.blogspot.com/

* http://www.e-psikologi.com/remaja

* Mukhatib MD. 2009. Problem Kesehatan Reproduksi Remaja: Tawaran Solusi,

disampaikan pada Seminar Nasional Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi Remaja di PP.

* Http://artikelperkembangan_kespro.co.id.online

* Http://www.masalah_kesehatan_reproduksiremaja.com.online

Page 19: remaja

*

http://KesehatanReproduksi/KesehatanReproduksiDewasa/KesehatanReproduksiRemaja/

creasoft @8:25am.com.online

* YPKP. 2006. Modul Mahasiswi Kesehatan Reproduksi. Jakarta : YPKP