rekayasa sungai

12
REKAYASA SUNGAI 2011 REKAYASA SUNGAI A. Definisi Sungai Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau,rawa, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau . Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya 1 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Upload: yuda-afriansyah

Post on 09-Aug-2015

201 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

REKAYASA SUNGAI

A. Definisi Sungai

Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya

dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau,rawa, atau ke sungai yang

lain.

Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah

sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa

bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar

seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke

anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran

air biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan

kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya

terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di

beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga

mengalirkan sedimen dan polutan.

Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air

minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya potensial

untuk dijadikan objek wisata sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran

sungai (DAS).

Perlu juga dikemukakan bahwa sodetan sungai kini telah tergolong sebagai alternatif

yang primitif jika ditinjau dari konsep ekohidrologi, serta tidak selaras dengan kesepakatan

dunia pada KTT Bumi (Earth Summit) di Johannesburg bulan September 2002 yang

mengklasifikasikan sodetan sungai (river diversion) sebagai pembangunan yang tidak

berkelanjutan.

1 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 2: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

B. Jenis Sungai

Berdasarkan sumber airnya air sungai dibedakan menjadi tiga macam :

1. Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.

Contohnya adalah sungai-sungai yang ada dipulau Jawa dan Nusa Tenggara.

2. Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh Sungai

yang airnya murni dari pencairan es saja (ansich) pada bagian hulu sungai Gangga di

India (yang berhulu di peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein Jerman (yang Berhulu di

Peg.Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.

3. Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencarian es (gletser) dari

hujan, dan sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Digul dan Sungai

Mamberano di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi :

1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relative tetap.

Contoh Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam Di Kalimantan. Sungai Musi,

Batanghari dan Indragiri di Sumatera.

2. Sungai periodik, adalah sungai yang pada musin hujan airnya banyak sedangkan pada

musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai ini banyak dipulau Jawa seperti

Bengawan Solo, sungai Opak, Sungai Progo, Sungai Code, dan Sungai Brantas.

3. Sungai Episodik, adalah Sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada

musim hujan airnya banyak. Contoh : Sungai kalada dipulau Sumba.

4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan, pada

musim hujan airnya belum tentu banyak.

Berdasarkan asal kejadiannya sungai dibedakan menjadi :

1. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.

2. Sungai Subsekuen atau strike valley, adalah sungai yang aliran airnya mengikuti

strike batuan.

3. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai

konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara ke

sungai subsekuen.

2 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 3: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

4. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan

lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.

5. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh struktur geologi.

6. Berdasarkan Struktur Geologinya sungai dibedakan menjadi :

7. Sungai Anteseden, adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya

walaupun ada struktur geologi (batuan ) yang melintang ,hal ini karena kuatnya arus

sehingga mampu menembus batuan yang merintangi.

8. Sungai Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing

oleh lapisan batuan yang menutupinya.

Berdasarkan pola aliranya sungai dibedakan menjadi :

1. Dendritik, adalah pola aliran yang tidak teratur, pola lairanya seperti pohon, dimana

sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya .

2. Trellis, adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.

3. Rektanguler, adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-

siku 90 ”.

4. Pinate, adalah pola aliran dimana muara-muara anak sungainya membentuk sudut

lancip.

5. Anular, adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.

C. Manfaat Sungai

Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan air. Sungai adalah salah satu pemasok air

terbesar untuk kebutuhan makhluk hidup. Itulah sebabnya banyak kebudayaan yang bermula

dan berlangsung ribuan tahun di tepi sungai. Misalnya kebudayaan Mesir di tepi

Sungai Nil dan kebudayaan India ditepi Sungai Gangga.

Berikut beberapa manfaat sungai :

Sumber Air

Tidak hanya manusia yang membutuhkan air Hewan dan tumbuhan pun membutuhkan air

untuk kelangsungan hidupnya. Sejak dahulu manfaat sungai bagi manusia antara lain untuk

keperluan minum, makan, mandi, cuci dan berbagai kebutuhan dasar lainnya. Sayangnya air

sungai dibeberapa tempat, terutama di kota-kota besar, sudah tercemar. Akibatnya

3 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 4: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

masyarakat kesulitan memanfaatkan air sungai. Sebaliknya, di desa yang masih memiliki air

sungai jernih. Masyarakat masih menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan.

Pengairan dan irigasi

Dengan menggali dan membuat saluran air, manusia menggunakan air sungai untuk mengairi

sawah, kebun dan ladang.

Bahkan di Bali, dikenal pengaturan sistem sawah yang disebut subak. Dengan pengaturan,

dipastikan masing-masing anggota masyarakat memperoleh air sungai yang cukup untuk

mengairi sawah masing-masing.

Sumber Energi Pembangkit Listrik

Aliran air sungai yang deras dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik.

Untuk skala besar, dibangun Pusat Listrik Tenaga Air atau PLTA. Contohnya PLTA Asahan

di Sumatra Utara dengan memanfaatkan aliran air Sungai Asahan.

Sarana Transportasi

Sungai-sungai besar di Kalimantan digunakan sebagai sarana manusia dan barang.

Contohnya Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.

Budidaya Perikanan

Masyarakat memanfaatkan sungai untuk perikanan dengan membuat karamba. Karamba

adalah kotak terbuat dari kayu atau bambu dan dibenamkan di sungai. Karamba berisi ikan

air tawar seperti ikan mas dan nila.

Pariwisata

Sungai juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata. Contoh sungai yang dimanfaatkan untuk

pariwisata adalah Sungai Bantimurung di Maros, Sulawesi Selatan. Di sana, selain bisa

menikmati pesona air terjun dan pemandangan alamnya, pengunjung juga dapat melihat

aneka kupu-kupu yang indah.

Tempat Olahraga

Manfaat sungai lainnya adalah sebagai sarana olahraga, misalnya olahraga arung jeram.

Sungai Citarik adalah salah satu contoh sungai yang ramai didatangi orang untuk berarung

jeram.

4 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 5: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

D. Permasalahan yang ada di Sungai

Permasalahan serta penanggulangannya pada sungai-sungai yang ada di Indonesia :

1. Di Indonesia, pentingnya konservasi tanah dan air pada satuan sistem DAS mulai

disadari setelah terjadi banjir besar Bengawan Solo tahun 1966. Kesadaran tersebut

ditindaklanjuti dengan upaya penanggulangan pada skala luas melalui Proyek

Penghijauan Departemen Pertanian 001 pada tahun 1969. Sistem pengelolaan DAS

untuk mendukung pelaksanaan konservasi tanah diformulasikan pada tahun 1972

melalui proyek Upper Solo Watershed Management and Upland Development Project

(TA INS/72/006). Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah

pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan

memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi

kerusakan tanah (Arsyad, 2000).

2. Pengelolaan DAS dapat menghasilkan dampak positif berupa produksi pertanian,

hasil hutan, peternakan, rekreasi, air dan sebagainya. Selain itu pengelolaan DAS

dapat pula menghasilkan efek negatif berupa erosi, sedimentasi, kehilangan unsur

hara, longsor, dan sebagainya. Penurunan pada dampak negatif pengelolaan DAS

akan meningkatkan output. Apabila dampak positif yang dapat diperoleh dari

pengelolaan DAS lebih besar dibandingkan dengan dampak negatifnya, maka

pengelolaan DAS tersebut memberikan manfaat bersih yang positif. Jadi, tujuan

pengelolaan DAS adalah untuk memaksimumkan manfaat sosial ekonomi bersih pada

kegiatan penggunaan lahan di dalam DAS. Pengelolaan DAS yang baik

membutuhkan adanya jejaring kerja yang baik antar institusi pengelola SDA di DAS

dalam suatu kerangka kerja yang disepakati bersama. Konsensus akan kerangka kerja

tersebut perlu dibangun dari seluruh pihak yang terkait.

3. Pembukaan lahan secara besar-besaran menyebabkan air hujan langsung mengalir ke

sungai sehingga menyebabkan terjadinya banjir pada daerah sekitar sungai.

4. Penambangan pasir dan kerikil secara ilegal menyebabkan terjadinya erosi pada

tebing-tebing sumgai, pendangkalan sungai, dan pelebaran sungai.

5. Pembuangan limbah/sampah ke sungai yang menyebabkan terjadinya polusi, banjir,

dan menimbulkan sumber penyakit, pencemaran seperti ini umumya terjadi diseluruh

kota-kota besar yang ada di Indonesia.

5 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 6: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

6. Banjir luapan sungai yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dimana

kedatangannya secara perlahan, diawali hujan yang turun secara periodik mengikuti

musim hujan serta dapat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Contohnya : Banjir yang

melanda tiga kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Sumut),

diperkirakan menyebabkan kerugian sekitar Rp 22 miliar. Jumlah itu bersumber dari

kerusakan rumah penduduk, pertanian, jembatan dan sarana sosial lainnya.

7. Banjir pasang surut yang disebabkan oleh pasang surut pada daerah pasang surut yang

datang secara periodik mengikuti pola pasamg surut dan berkaitan dengan subsiden.

8. Dalam ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 terdapat beberapa masalah yang

ditemukan pada sungai Bengawan Solo antara lain :

- Erosi yang terjadi sejak hulu hingga hilir, pada musim hujan air sudah sangat keruh

sejak dari hulu dan terdapat material dari tebing yang tersuspensi dalam air tersebut,

sedangkan pada musim kemarau air terlihat lebih jernih, tetapi material tersuspensi tetap ada.

- Terjadi sedimentasi yang parah di Bendungan Serbaguna Wonogiri (Waduk Gajah

Mungkur) dan Bendung Colo, Sukoharjo.

- Maraknya penambangan pasir yang meninggalkan lubang-lubang besar di dalam

sungai menyebabkan ketidakstabilan tebing yang memperparah longsor serta bangunan-

bangunan di sekitarnya seperti jembatan yang terancam ambruk.

- Pendangkalan sungai, waduk, dan bendung karena sedimentasi ini selanjutnya

menyebabkan banjir di lembah Bengawan Solo.

- Pencemaran akibat sampah dan limbah lainnya baik yang bersifat organik ataupun

anorganik, membuat air terlihat berbusa dan berbau selepas Bendung Colo, Sukoharjo.

- Buruknya kualitas air sungai akibat pencemaran tidak memenuhi syarat oleh Intalasi

Pengolahan Air minum (IPA) karena dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia.

- Akibat tercemarnya pada muara Bengawan Solo, vegetasi mangrove di muara tersebut

sangat kurang, padahal muara itu adalah tempat pemijahan ikan.

Permasalahan banjir yang terus menerue melanda Ibu Kota kita yaitu Jakarta. Banjir

akibat luapan sungai Ciliwung yang tidak sanggup menampung air yang berasal dari daerah

tangakapan sungai yang alirannya berasal dari Bogor, selain itu badan sungai Ciliwung

semakin menyempit karena pada daerah hulu ataupun hilirnya sudah dipenuhi oleh

pemukiman penduduk, baik yang berdiri dipinggir sungai ataupun perumahan disekitarnya.

Solusinya adalah :

6 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727

Page 7: Rekayasa Sungai

REKAYASA SUNGAI 2011

Direktur Tata Ruang dan Perumahan Bappenas Salysra Widya mengutarakan,

permasalahan egoisme wilayah dalam menyusun langkah mengatasi banjir

dapat dijembatani oleh pemerintah pusat. Jakarta, Bogor, Depok, dan

Tangerang dapat duduk bersama dengan pemerintah pusat untuk

merealisasikan ide rekayasa sungai dan pembatasan peralihan penggunaan

lahan di kawasan daerah resapan air. Namun, Pemprov DKI Jakarta perlu

memberikan kompensasi tertentu kepada pemerintah-pemerintah daerah yang

bersangkutan agar mereka tetap dapat memperoleh PAD jika menjalankan

rencana itu. Dengan demikian, semua daerah saling diuntungkan meskipun

Jakarta harus mengeluarkan dana besar untuk itu.

Solusi di hulu harus berkesinambungan, antara pembatasan penggunaan lahan,

reboisasi intensif, dan pembangunan bendungan. Jika hanya satu langkah yang

dilaksanakan, langkah lain akan menjadi kurang efektif. Di hilir, selain

pembuatan Banjir Kanal Timur, Firdaus mengusulkan pembuatan

penampungan air bawah tanah dalam skala besar atau deep tunnel reservoir.

Penampungan air bawah tanah, seperti yang diterapkan Chicago (Amerika

Serikat) dan Singapura mampu menampung sekitar 200 juta meter kubik air

dan dapat bertahan 125 tahun. Ide penampungan air bawah tanah adalah

menampung semua limpahan air banjir dan limbah cair dari sanitasi

lingkungan ke dalam bendungan bawah tanah. Air tampungan itu dapat diolah

dan digunakan sebagai cadangan air baku bagi Jakarta.

Peristiwa banjir besar yang melanda kota Jakarta bulan Februari 2007 lalu

tidak lantas membuat Pemprov DKI tinggal diam. Wakil Gubernur DKI

Jakarta Fauzi Bowo telah melakukan persiapan-persiapan untuk

mengantisipasi jika bencana banjir terjadi kembali.

Dia mengatakan upaya lain yang akan dilakukan adalah dengan mengeruk

seluruh sungai yang ada di Jakarta. Untuk melakukan pengerukan ini Pemprov

membutuhkan biaya sebesar Rp 1,2 triliun. Untuk pengerukan tersebut

dibutuhkan lahan sebesar 100 hektar, dengan kedalaman 2 meter. Wagub juga

telah melakukan kontak dengan perwakilan Bank Dunia untuk membicarakan

soal pembiayaan dan perawatan lahan tersebut.

7 YUDA AFRIANSYAH / 0807132727