rekayasa fusi
TRANSCRIPT
Rekayasa Fusi
Reaksi fusi di bumi ?
Matahari atau bintang secara umum mendapatkan energi dari reaksi fusi.
Tak diragukan lagi bahwa memang reaksi fusi dapat menghasilkan energi,
namun tantangan yang masih perlu dijawab adalah apakah energi fusi
digunakan bagi kesejahteraan manusia, memenuhi kebutuhan energi manusia.
Awalnya komunitas ilmuwan fisika ragu mengenai kemungkinan eksploitasi
energi fusi di bumi., bahkan salah satu tokohnya, Rutherford, menilai bahwa hal
itu terlalu jauh. Namun, spekulasi mengenai hal itu semakin banyak sejak mulai
muncul dugaan bahwa proses nuklir memiliki peran penting pada bintang.
Dorongan semakin bertambah dengan meletusnya bom atom di akhir
perang dunia II, dimana peristiwa itu seakan menjadi demonstrasi yang
dramatis bahwa energi nuklir benar-benar dapat dihasilkan. Jika reaksi fisi nuklir
dapat menghasilkan energi, kenapa reaksi fusi tidak? Tulisan ini membahas
prinsip dasar tentang bagaimana energi fusi dapat dieksploitasi di bumi.
Mulai dari gabungan dua proton
Rantai dari reaksi di matahari dimulai dengai reaksi fusi antara dua proton
Apabila proton terdengar asing, maka sebenarnya yang dimaksud adalah
dengan menggabungkan dua inti atom hydrogen, karena sebagai atom paling
sederhana hydrogen hanya memiliki satu proton pada inti atomnya. Dengan
menggabungkan dua hydrogen akan terbentuk deuterium sebagai bentuk atom
hydrogen yang lebih berat (karena inti atomnya memiliki dua proton). Ketika
dua proton bergabung maka salah satunya harus berubah menjadi neutron. Ini
termasuk tahap yang paling sulit dalam rantai reaksi yang menjadi sumber
energi matahari, dan reaksi tahap ini terlalu lambat untuk dapat menjadi
sumber energi di bumi. Namun, setelah tahap pertama yang lamban, reaksi fusi
hanya melibatkan perubahan jumlah proton dan neutron di dalam inti atom, dan
tahap ini terjadi lebih cepat. Sehingga tampak lebih menguntungkan untuk
memulai rantai reaksi dengan deuterium. Meskipun deuterium jumlahnya
sedikit di matahari karena proses hilangnya deuterium secepat reaksi yang
melahirkan deuterium. Namn jumlah deuterium berlimpah di bumi sebagai sisa
dari proses kosmologi purbakala.Sekitar satu dari 7000 atom hydrogen yang
ada di bumi ini adalah deuterium, dan memisahkan kedua isotop ini bukan hal
yang sulit.Bumi memiliki hydrogen berlimpah, umumnya dalam bentuk air di
laut, sehingga dapat dikatakan bahwa kita memiliki persediaan deuterium yang
tak terbatas.
Gabungan dua deuterium
Reaksi fusi antara dua inti deuterium (DD) melibatkan dua proton dan dua
neutron yang dapat muncul dalam dua kombinasi berbeda. Kombinasi pertama
menghasilkan inti atom yang memiliki dua proton dan satu neutron ditambah
sebuah neutron. Inti dengan dua proton dan satu neutron diatas adalah
bentukan helium yang sangat jarang yaitu He-3. Kombinasi lainnya
menghasilkan inti atom dengan dua neutron dan satu proton ditambah satu
proton. Inti yang muncul dari kombinasi kedua ini disebut tritium yang memiliki
massa sekitar tiga kali massa hydrogen. Skema reaksi serta kedua kombinasi
yang terjadi ketika terjadi fusi antara dua deuterium dapat dilihat pada gambar
1.
Gambar 1. Reaksi fusi D-D
Tritium dan Deuterium
Tritium dan He-3 yang dihasilkan dari reaksi diatas dapat pula kembali
bereaksi dengan deuterium. Kali ini partikel inti yang terlibat ada 5 yaitu tiga
proton dan dua neutron pada kasus He-3,(D – He-3) dan sebaliknya untuk kasus
tritium (D-T). Inti atom yang terbentuk dari kedua reaksi ini sama yaitu inti atom
dengan dua neutron dan dua proton. Inti inilah yang dikenal dengan helium
(tepatnya He-4). Hanya saja sisa dari kedua reaksi berbeda sebagaimana
terlihat pada gambar 2. berikut
Gambar 2. Reaksi D-T dan D - He-3
Helium merupakan gas yang bersifat inert (tidak mudah bereaksi) yang sering
digunakan untuk mengisi balon atau pesawat udara.
Ketiga reaksi diatas digunakan dalam eksperimen untuk mempelajari reaksi
fusi. Diantara opsi-opsi reaksi fusi diatas, reaksi gabungan antara tritium
dengan deuterium (DT) memerlukan temperature yang paling rendah untuk
dapat terjadi. Hal ini membuat reaksi DT menjadi kandidat kuat sebagai reaksi
pilihan untuk melakukan rekayasa fusi di bumi.
Tritium tidak terdapat secara alami di bumi,artinya perlu proses atau reaksi lain
terlebih dahulu untuk memperoleh tritium. Tritium juga bersifat radioaktif
dengan paruh waktu 12.3 tahun, bila kita punya sejumlah tritium hari ini maka
akan tinggal setengahnya setelah 12.3 tahun, lalu jumlahnya menjadi
seperempat setelah 24.6 tahun, dan seterusnya. Secara prinsip, tritium dapat
diperoleh dengan merancang suatu terjadinya reaksi antara neutron yang
dihasilkan dari reaksi DT untuk dengan unsure litihium. Lithium memiliki 3
proton pada inti atomnya, dengan dua kombinasi neutron. Yang pertama
memiliki 3 neutron disebut Lithium-6, sedangkan yang kedua memiliki 4
neutron disebut lithium-7. Reaksi antara neutron dengan Lithium akan
menhasilkan tritium dan helium. Sehingga dengan menggunakan deuterium
dan tritium pada dasarnya rekayasa fisi bias dilakukan dengan menyisakan
helium sebagai sampahnya (gambar 3.). Lebih jauh, deuterium diperoleh
dengan mengekstraknya dari air sedangkan tritium diperoleh dari lithium.
Gambar 3. Mekanisme fusi dengan bahan bakar deuterium dan Lithium.
Kedua bahan dasar diatas merupakan unsur yang melimpah dan mudah
diperoleh. Helium sebagai gas buang sendiri bersifat inert sehingga tidak
mengundang masalah lain.