regulasi dan standar akuntansi sektor publik

12
TOPIK 2 REGULASI DAN STANDAR Akuntansi sector publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan akuntansi biasa. Karena, akuntansi biasa belum mencakup pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor publik. Ikatan Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan standar untuk organisasi nirlaba di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar ini tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi nirlaba. Namun, standar ini belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara internasional. Organisasi yang merancang standar ini adalah International Federation of Accountants-IFAC (Federasi Auntan Internasional). Mereka membuat suatu standar akuntansi sector publik yang disebut Internation Public Sector Accounting Standards-IPSAS ( Standar Internasional Akuntansi Sektor Publik ). Standar ini menjadi pedoman bagi perancangan standar akuntansi pemerintahan di setiap Negara di dunia. Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain: 1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan, kinerja, dan 1 | Akuntansi Sektor Publik

Upload: reins-samudera-merah

Post on 23-Jan-2016

64 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

TRANSCRIPT

Page 1: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

TOPIK 2

REGULASI DAN STANDAR

Akuntansi sector publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan

akuntansi biasa. Karena, akuntansi biasa belum mencakup

pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor publik. Ikatan

Akuntansi Indonesia sebenarnya telah memasukan standar untuk organisasi

nirlaba di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Standar ini

tercantum pada PSAK nomor 45 tentang organisasi nirlaba. Namun, standar ini

belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga pemerintahan ataupun

organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karna itu, pemerintah mencoba menyusun

suatu standar yang disebut dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Standar akuntansi sektor publik juga telah diatur secara internasional.

Organisasi yang merancang standar ini adalah International Federation of

Accountants-IFAC (Federasi Auntan Internasional). Mereka membuat suatu

standar akuntansi sector publik yang disebut Internation Public Sector

Accounting Standards-IPSAS ( Standar Internasional Akuntansi Sektor

Publik ). Standar ini menjadi pedoman bagi perancangan standar akuntansi

pemerintahan di setiap Negara di dunia.

Menurut Mardiasmo (Mardiasmo, 2004) ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:

1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan

dalam laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi

bagi seluruh pengguna informasi.

2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang

memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat

menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu

organisasi serta saat membuktikan kewajaran.

3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang

berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam

bidang perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan

peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial 1ainnya.

4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak

yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

1 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 2: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

A. Dasar Hukum Keuangan Negara

Wujud pelaksanaan keuangan negara tersebut dapat diidentifikasikan

sebagai segala bentuk kekayaan, hak, dan kewajiban negara yang tercantum

dalam APBN dan laporan pelaksanaannya.

Hak-hak Negara yang dimaksud, mencakup antara lain :

Kewajiban negara adalah berupa pelaksanaan tugas-tugas pemerintah sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yaitu :

1.    Hak monopoli mencetak dan mengedarkan uang

2.    Hak untuk memungut sumber-sumber keuangan, seperti pajak, bea dan cukai

3.    Hak untuk memproduksi barang dan jasa yang dapat dinikmati oleh khalayak umum, yang dalam hal ini pemerintah dapat memperoleh (kontra prestasi) sebagai sumber penerima Negara

.    Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluuh tumpah darah Indonesia

2.    Memajukan kesejahteraan umum3.    Mencerdaskan kehidupan bangsa4.    Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial

Pelaksanaan kewajiban atau tugas-tugas pemerintah tersebut dapat

berupa pengeluaran dan diakui sebagai belanja negara. Dalam UUD 1945

Amandemen IV, secara khusus diatur mengenai Keuangan Negara, yaitu pada

BAB VIII pasal 23 yang berbunyi sebagai berikut :

1. Anggaran pendapatan dan belanja ditetapkan setiap tahun dengan

Undang-Undang. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui

anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan

anggaran tahun lalu.

2. Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang

3. Jenis dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang

4. Hal keuangan negara selanjutnya diatur dengan Undang-undang

5. Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan

suatu Badan Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan

Undang-Undang. Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan

Perwakilan Rakyat.

B. Dasar Hukum Keuangan Daerah

Berdasarkan pasal 18 UUD 1945, tujuan pembentukan daerah otonom

adalah meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah untuk melayani

masyarakat dan melaksanakan program pembangunan. Dalam rangka

penyelenggaraan daerah otonom, menurut penjelasan pasal 64 Undang-

undang No. 5 tahun 1974, fungsi penyusunan APBD adalah untuk :

2 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 3: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

1. Menentukan jumlah pajak yang dibebankan kepada Rakyat Daerah yang

bersangkutan

2. Mewujudkan otonomi yang nyata dan bertanggung jawab

3. Memberi isi dan arti kepada tanggung jawab pemerintah daerah umumnya

dan kepala daerah khususnya, karena anggaran pendapatan dan belanja

daerah itu menggambarkan seluruh kebijaksanaan pemerintah daerah

4. Melaksanakan pengawasan terhadap pemerintahan daerah dengan cara

yang lebih mudah dan berhasil guna.

5. Merupakan suatu pemberian kuasa kepada kepala daerah untuk

melaksanakan penyelenggaraan Keuangan Daerah didalam batas-batas

tertentu

C. Akuntansi Sektor Publik Memasuki Era Desentralisasi

Perananan laporan keuangan telah berubah dari posisi administrasi

semata menjadi posisi akuntabilitas di tahun 2000. Pergeseran peranan

laporan keuangan ini telah membuka peluang bagi posisi akuntansi sektor

publik dalam manajemen pemerintahan dan organisasi sektor publik lainnya.

Jadi tujuan akuntansi sektor publik adalah untuk memastikan kualitas laporan

keuangan dalam pertanggungjawaban publik. Sebagai perspektif baru,

berbagai prasarana akuntansi sektor publik perlu dibangun, seperti:

1. Standar Akuntansi Sektor Publik untuk Pemerintahan Pusat, Pemerintahan

Daerah, dan organisasi sektor publik lainnya

2. Account Code untuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun

organisasi sektor publik lainnya, dimana review terhadap transaksi yang

berkaitan dapat dilakukan dalam rangka konsolidasi dan audit

3. Jenis Buku Besar yang menjadi pusat pencatatan data primer atas semua

transaksi keuangan pemerintah

4. Manual sistem Akuntansi Pemerintahan dan Organisasi lainnya yang

menjadi pedoman atas jenis-jenis transaksi dan perlakuan akuntansinya

Dengan kelengkapan prasarana tersebut, para petugas dibidang akuntansi

dapat melakukan pencatatan, peringkasan, dan pelaporan keuangan, baik

secara manual maupun komputasi. Akibat tidak tersedianya prasaran diatas,

muncul persepsi bahwa :

1. Akuntansi adalah sesuatu yang sulit

2. Akuntansi harus dikerjakan oleh SDM yang terdidik dalam jangka waktu

panjang.

3 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 4: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

D. Regulasi Yang Terkait Dengan Akuntansi Sektor Publik

1. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi.

Perjalanan akuntansi sektor publik di era pra reformasi didasari pada UU

Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.

Disamping itu,ada beberapa peraturan pelaksanaan yang diturunkan dari

perundang-undangan, antara lain:

a) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1975 tentang Pengurusan,

Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah

b) Pemerintah Pemerintah Nomor 6 Tahun 1975 tentang Penyusunan

APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah, dan Penyusunan

Perhitungan APBD

c) Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 900-099 Tahun 1980 tentang

Manual Administrasi Keuangan Daerah

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 Tahun 1994 tentang

Pelaksanaan APBD

e) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan

Retribusi Daerah

f) Keputusan Mendagri Nomor 3 Tahun 1999 tentang Bentuk dan

Susunan Perhitungan APBD

2. Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

Reformasi politik di Indonesia telah mengubah sistem kehidupan negara.

Tuntutan good governance diterjemahkan sebagai terbebas dari tindakan

KKN. Pemisahan kekuasaan antareksekutif, yudikatif, dan legislatif

dilaksanakan. Selain itu, partisipasi masyarakat akan mendorong praktik

demokrasi dalam pelaksanaan akuntabilitas publik yang sesuai dengan

jiwa otonomi daerah.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Daerah adalah dua undang-undang yang berupaya mewujudkan

etonomi daerah yang lebih luas. Sebagai penjabaran otonomi daerah

tersebut di bidang administrasi keuangan daerah,berbagai peraturan

perundangan yang lebih operasional dalam era reformasipun telah

dikeluarkan. Beberapa regulasi yang relevan antara lain :

a) Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaga

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851)

4 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 5: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

b) Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah Dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952)

c) Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana

Perimbangan

d) Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan

dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4022)

e) Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2000 tentang Pinjaman

Daerah

f) Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara

Pertanggungjawaban Kepala Daerah

3. Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

Landasan hukum pelaksanaan reformasi tersebut telah disiapkan oleh

Pemerintah dalam suatu Paket UU Bidang Keuangan Negara yang terdiri

dari UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan Negara, dan UU

Pemeriksaan Tanggung Jawab Keuangan Negara yang pada saat ini telah

disahkan oleh DPR. Terdapat empat prinsip dasar pengelolaan keuangan

negara yang telah dirumuskan dalam 3 Paket UU Bidang Keuangan Negara

tersebut, yaitu :

a) Akuntabilitas berdasarkan hasil atau kinerja

b) Keterbukaan dalam setiap prinsip transaksi

c) Pemberdayaan manajer profesional

d) Adanya lembaga pemeriksa internal yang kuat, profesional, dan

mendiri serta dihindarinya duplikasi dalam pelaksanaan pemerintahan.

Prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip desentralisasi dan

otonomi daerah yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No. 22

Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 25

Tahun Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

Paradigma baru regulasi Akuntansi Sektor Publik :

a) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

b) UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

c) UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan

Negara

5 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 6: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

d) UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan dan

Pembangunan Nasional

e) UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

f) UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah

g) PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

h) PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Sebagai Regulasi Terkini di Indonesia.

Dalam UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pasal 1 angka 13, 14,

15, dan 16, dapat dilihat bahwa definisi pendapatan dan belanja

negara/daerah berbasis akrual karena disana disebutkan bahwa :

Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang

diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dan Belanja negara/daerah

adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang

nilai kekayaan bersih. Namun kita diperkenankan untuk transisi karena

saat itu praktik yang ada adalah dengan menggunakan basis kas, dimana

pendapatan dan belanja diakui saat uang masuk/keluar ke/dari kas umum

negara/daerah. Dispensasi ini tercantum dalam Pasal 36 ayat 1 UU 17

Tahun 2003 yang intinya ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran

pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya

dalam 5 (lima) tahun, artinya sampai dengan tahun 2008. Untuk masa

transisi itulah PP 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

terbit, dimana kita memakai basis Kas Menuju Akrual (Laporan Realisasi

Anggaran berdasarkan basis kas, Neraca berdasarkan basis Akrual).

Dalam pelaksanaan PP 24 Tahun 2005 tersebut hingga Laporan

Keuangan Pemerintah tahun 2008 selesai diaudit di tahun 2009, ternyata

opini yang didapat pemerintah saat itu masih menyedihkan. Untuk itulah,

Pemerintah akhirnya berkonsultasi dengan Pimpinan DPR, dan disepakati

bahwa basis akrual akan dilaksanakan secara penuh mulai tahun 2014.

Pada tahun 2010 terbit PP 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah sebagai pengganti PP 24 tahun 2005. Diharapkan setelah PP

ini terbit maka akan diikuti dengan aturan-aturan pelaksanaannya baik

berupa Peraturan Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat maupun

Peraturan Menteri Dalam Negeri untuk pemerintah daerah. Ada yang

berbeda antara PP 71 tahun 2010 ini dengan PP-PP lain. Dalam PP 71

tahun 2010 terdapat 2 buah lampiran. Lampiran I merupakan Standar

Akuntansi Pemerintah berbasis Akrual yang akan dilaksanakan selambat-

6 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 7: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

lambatnya mulai tahun 2014, sedangkan Lampiran II merupakan Standar

Akuntansi Pemerintah berbasis Kas Menuju Akrual yang hanya berlaku

hingga tahun 2014. Lampiran I berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat

segera diterapkan oleh setiap entitas (strategi pentahapan pemberlakuan

akan ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Keuangan dan Menteri Dalam

Negeri), sedangkan Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas

yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. Dengan kata

lain, Lampiran II merupakan lampiran yang memuat kembali seluruh aturan

yang ada pada PP 24 tahun 2005 tanpa perubahan sedikit pun.

Perbedaan mendasar dari sisi jenis laporan keuangan antara Lampiran I

dan Lampiran II adalah sebagai berikut:

Lampiran I

- Laporan Anggaran (Budgetary Reports): Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

- Laporan Keuangan (Financial Reports): Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan

Lampiran II

- Laporan terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus

Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Dengan perbedaan jenis Laporan Keuangan yang akan dihasilkan,

otomatis penjelasan pada setiap Pernyataan Standar Akuntansi

Pemerintahan (PSAP) yang terkait dengan masing-masing Laporan

Keuangan akan mengalami perubahan. Perbedaan daftar isi pada

Lampiran I dan Lampiran II adalah sebagai berikut:

Lampiran I

- Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

- PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;

- PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas;

- PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;

- PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;

- PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;

- PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;

- PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;

- PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;

- PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;

7 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 8: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang Tidak

Dilanjutkan;

- PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian.

- PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

Lampiran II

- Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

- PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan;

- PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;

- PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;

- PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;

- PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;

- PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;

- PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;

- PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;

- PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;

- PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan

Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa;

- PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian;

REFERENSI.

Wibowo, Panji. 2015.

https://www.academia.edu/8849434/Regulasi_dan_Standar_Sektor_Publik.

Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik (Edisi Kedua). Yogyakarta: Andi.

Urip Santoso dan Yohanes Joni Pambelum . 2015. “Pengaruh Penerapan Akuntansi

Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam

Mencegah Fraud“

http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalAdministrasiBisnis/article/viewFile/

363/347

Badan Pemeriksa Keuangan RI. 2006. “Konsep Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara”.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 “Tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah”

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 “Tentang Pemerintahan Daerah”

Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 “Tentang Perimbangan Keuangan Pusat

dan Daerah”

8 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k

Page 9: Regulasi Dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 “Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan”

9 | A k u n t a n s i S e k t o r P u b l i k