refrat delirium jadi

Upload: alif-spirit

Post on 11-Jul-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang DeliriummerupakansalahsatujenisGangguanMentalOrganikyang pentingdanseringdijumpaidalamklinik.Kondisiinibegitupentingkarena dalammenegakkandiagnosisnyadiperlukankecermatandanketelitiansehingga kesalahan diagnosis dapat berakibat Iatal bagi pasien dapat dihindari. Untuk lebih dapatmenegakkandiagnosisnyadengantepatdancepatagardapatmelakukan tatalaksanadengancepatdantepat,seorangdoktersangatperlumengenalidan memahami tanda dan gejala delirium (Budiman,2010). Deliriumyangdikenaljugadengansebutanacuteconfusionalstate adalah sebuah gangguan yang umum, serius, tetapi secara potensial dapat dicegah. Deliriummerupakansumbermorbiditasdanmortalitasdiantarapasien-pasien geriatri yang dirawat. Hal ini penting karena pada pasien berusia di atas 65 tahun, kejadiandeliriummenghabiskan48seluruhhariperawatandirumahsakit. Insidendeliriumjugameningkatsejalandenganpertambahanusiapopulasi (Damping,2007). Penelitianmengenaiepidemiologideliriummasihsangatsedikit;diduga sekitar10-15pasienrawatbedahumumpernahmengalamidelirium,15-25 pasienrawatmedikumumpernahmengalamideliriumselamadirawatdirumah sakit. Juga diperkirakan sekitar 30 pasien bedah ICU dan 40-50 pasien ICCU pernahmengalamidelirium.Yangtertinggiyaitu90ditemukanpadapasien post cardiotomy (Budiman, 2010) Halinilahyangmendorongkamimengangkattemadeliriumdalam tutorialklinikiniuntuklebihmemahamibagaimanadiagnosisdan penatalaksanaan delirium. B. Tujuan1. Memahami patoIisiologi dan gejala-gejala dari delirium 2. Mampu mengetahui cara mendiagnosa delirium 3. Mampu mengetahui bagaimana menatalaksana delirium 4. Memahami peranan psikiatri dalam manajemen delirium . Manfaat1. Mengerti patoIisiologi dan gejal-gejala delirium 2. Dapat mendiagnosa delirium 3. Dapat menatalaksana delirium 4. Mengerti peranan psikiatri dalam manajemen delirium BAB II. TIN1AUAN PUSTAKA A. Definisi GangguankognitiIdapatmenyebabkangangguanperilaku,antaralain dapatberupadeliriummaupundemensia.PadakasusreIratinikamiakan membahas lebih dalam pada gangguan kognitiI yaitu delirium. Deliriumadalahsuatukondisiyangdikarakterisasidenganadanya perubahankognitiIakut(deIisitmemori,disorientasi,gangguanberbahasa)dan gangguaanpadasistemkesadaranmanusia.Deliriumbukanlahsuatupenyakit melainkansuatusindromdenganpenyebabmultipelyangterdiriatasberbagai macampasangangejalaakibatdarisuatupenyakitdasar.DeliriumdideIinisikan sebagaidisIungsicerebralyangreversible,akutdanbermaniIestasiklinispada abnormalitas neuropsikiatri (Meaghera, 2001). Deliriumbukanmerupakansuatupenyakittetapisuatugejala,sehingga dalammenentukanadanyadeliriumharusberdasarkanpenyebabnya.Untukitu delirium terbagi atas 1. Delirium yang berhubungan dengan kondisi medik umum 2. Delirium yang diinduksi zat 3. Delirium yang berkaitan dengan berbagai penyebab (Budiman, 2010). Delirium sering salah diintrepretasikan dengan demensia, depresi, mania, schizophreniaakut,atauakibatusiatua,halinidapatterjadikarenagejaladan tanda dari delirium juga muncul pada demensia, depresi, mania, psikosis dll. Kata '/eliriumberasal daribahasalatinyang artinya lepas falur. Sindromini pernah dilaporkanpadamasaHippocratesdanpadatahun1813Suttonmendeskripsikan sebagaideliriumtremens,kemudianWernickemenyebutnyasebagai Encephalopathy Wernicke (Tabet and Howard, 2009). B. EPIDEMIOLOGI Penelitianmengenaiepidemiologideliriummasihsangatsedikit;diduga sekitar10-15pasienrawatbedahumumpernahmengalamidelirium,15-25 pasienrawatmedicumumpernahmengalamideliriumselamadirawatdirumah sakit. Juga diperkirakan sekitar 30 pasien bedah ICU dan 40-50 pasien ICCU pernahmengalamidelirium.Yangtertinggiyaitu90ditemukanpadapasien post cardiotomy (Budiman, 2010). .ETIOLOGIBila membicarakan etiologi delirium, maka Iaktor predisposisi dibedakan denganIaktorpresipitasi.Faktorpredisposisimembuatseseoranglebihrentan mengalamidelirium,sedangkanIaktorpresipitasimerupakanIactorpenyebab somatikdelirium.Angkakejadiandeliriumpadapasiendemensiasendirisecara bermaknalebihtinggiduasampailimakalilebihtinggidibandingkandengan populasi yang tidak demensia. Faktorpresipitasiyangtelahditemukanyangmenurunkanambang deliriumpadausialanjutadalahpria,tekanandarahtinggi,penggunaanbanyak obatterutamaobat-obatanantikolinergik,anestesiumum,danpenggunaan alkoholataubenzodiazepine.Lebihjauhlagi,adanyapeningkatankonsentrasi sodium di serum, penurunan Iungsi Iisik, dan penurunan Iungsi menghadapi stress juga diidentiIikasi sebagai Iaktor risiko independen pada pasien delirium. Penelitianlainmengatakan bahwa kombinasiIaktor termasuk usia, kadar ureadarah,hipertensi,dankebiasaanmerokokmerupakanIaktoryang mempengaruhi terjadinya delirium (Damping, 2007). Hampirsemuapenyakitmedis,intoksikasiataumedikasidapat menyebabkandelirium.SeringkalideliriummerupakanmultiIaktorialdalam etiologinya. Di bawah ini merupakan etiologi multiIaktorial (Liptzin, 1995) 1.Penyebab reversible antara laina. Hipoksia b. Hipoglikemia c. Hipertermia d. Antikolinergik delirium e. Putus alcohol atau sedative 2.Perubahan structurala. Trauma kepala tertutup atau perdarahan cerebral b. KecelakaancerebrovaskularantaralaininIarkcerebri,perdarahan subarachnoid,hipertensiI encephalopathy c. Tumor kepala primer maupun metastase d. Abses otak 3.Akibat metabolik a. Gangguan air dan elektrolit, gangguan asam basa,hipoksia b. Hipoglikemia c. Gagal ginjal atau gagal hati d. DeIisiensi vitamin terutama Thiamine dan cyanocobalamin e. Endokrinopati terutama berhubungan dengan tiroid dan paratiroid 4.Keadaan hipoperIusia. Shock b. CHF (ongestive heart failure) c. Cardiac aritmia d. Anemia 5.InIeksia. InIeksi susunan saraI pusat seperti meningitis b. Ensephalitis c. InIeksi otak yang berhubungan dengan HIV d. Septicemia e. Pneumonia I. URTI (urinaria tractus inIection ) 6.Toksika. Intoksikasi substansi illegalalkohol, heroin, ganja, LSD b. Delirium yang dipicu oleh obat antara lain- Antikolinergik( Benadryl, antidepresan tricyclic) - Narkotik (meperidine) - Hipnotik sedative (benzodiazepine) - Histamine-2 bloker (cimetidine) - Kortikosteroid - Antihipertensi ( methyldopa, reserpine) - Antiparkinson (levodopa) 7.Penyebab lainnyaa. Lingkunganyangtidaknyamanbagipasiendemensiamenjadipencetus delirium b. Retensio urin, gangguan tidur, perubahan lingkungan D. PATOFISIOLOGI Berdasarkan pada bangkitan, terdapat 3 tipe delirium. 1. DeliriumhiperaktiIdidapatkanpadapasiendengangejalaputussubstansi, antara lain; alkohol, amIetamin, lysergic aci/ /iethylami/e atau LAD. 2. DeliriumhipoaktiIdidapatkanpadapasienpadakeadaanhepatic encephalopathy dan hipercapnia. 3. Deliriumcampuranpadapasiendengangangguantidur,padasianghari mengantuk tapi pada malam hari terjadi agitasi dan gangguan sikap. Mekanismepenyebabdeliriummasihbelumdipahamisecaraseutuhnya. Deliriummenyebabkanvariasiyangluasterhadapgangguanstrukturaldan Iisiologik.Neuropatologidarideliriumtelahdipelajaripadapasiendengan hepaticencephalopathydanpadapasiendenganputusalkohol.Hipotesisutama yaitugangguanmetabolismeoksi/atifyangreversibel/anabnormalitas/ari multipel neurotransmitter (Alagiakrishnan, 2011). 1. Asetilkolin Datastudimendukunghipotesisbahwaasetilkolinadalahsalahsatu darineurotransmiteryangpentingdaripatogenesisterjadinyadelirium.Hal yang mendukung teori ini adalah bahwa obat antikolinergik diketahui sebagai penyebabkeadaanbingung,padapasiendengantransmisikolinergikyang terganggujugamunculgejalaini.PadapasienpostoperatiIdeliriumserum antikolinergik juga meningkat (Alagiakrishnan, 2011). 2. Dopamine Padaotak,hubunganmunculantaraaktivitaskolinergikdan dopaminergik.Padadeliriummunculaktivitasberlebihdaridopaminergik, pengobatansimptomatisbisadilakukandenganpemberianobatantipsikosis seperti haloperidol dan obat penghambat dopamine (Alagiakrishnan, 2011). 3. Neurotransmitter lainnya - Serotoninterdapatpeningkatanserotoninpadapasiendengan encephalopati hepatikum. - GABApadapasiendenganhepaticencephalopati,peningkatan inhibitorGABAjugaditemukan.Peningkatanlevelammonia terjadi pada pasien hepatic encephalopati, yang menyebabkan peningkatan pada asam amino glutamat dan glutamine (kedua asamaminoinimerupakanprekursorGABA).Penurunan levelGABApadasusunansaraIpusatjugaditemukanpada pasienyangmengalamigejalaputusbenzodiazepinedan alkohol (Alagiakrishnan, 2011). 4. Mekanisme peradangan/inIlamasi Studiterkinimenyatakanbahwaperansitokin,sepertiinterleukin-1 daninterleukin-6,dapatmenyebabkandelirium.SetelahterjadinyainIeksi yangluasdanpaparantoksik,bahanpirogenendogensepertiinterleukin-1 dilepaskan dari sel. Pada trauma kepala dan iskemia, yang sering dihubungkan dengandelirium,terdapathubunganresponotakyangdimediasioleh interleukin-1 dan interleukin-6 (Alagiakrishnan, 2011). 5. Mekanisme reaksi stress Stresspsikososialdangangguantidurmempermudahterjadinya delirium (Alagiakrishnan, 2011). 6. Mekanisme struktural PadapenelitianterhadapgambaranMRIterdapatdatayang mendukunghipotesisbahwajaluranatomitertentumemainkanperananyang lebihpentingdaripadaanatomiyanglainnya.ormatioreticularisdan jalurnyamemainkanperananpentingpadabangkitandelirium.Jalur tegmentum/orsal/iproyeksikan/ariformatioretikularismesensephalonke tectum /an thalamus adalah struktur yang terlibat pada delirium. Kerusakanpadasawardarahotakjugadapatmenyebabkan delirium,mekanismenyakarenadapatmenyebabkanagenneurotoksikdan sel-sel peradangan (sitokin) untuk menembus otak (Alagiakrishnan, 2011). E. FAKTOR RESIKO DELIRIUM Faktor resiko delirium dapat dibagi menjadi 2 yaitu (Meaghera, 2001) . Pasien dengan kharakteristik antara lain : - Orang tua yang masuk rumah sakit - Sakit stadium terminal - Anak kecil - Gangguan tidur - Pasien dengan pengobatan multi drugs - Gangguan sensori (pendengaran atau visual) 2. Pasien dengan kondisi medis antara lain : - Demensia - Status postoperasi (jantung,transplantasi,panggul) - Luka bakar - Gejala putus terhadap alcohol maupun obat - Malnutrisi - Penyakit hati kronis - Pasien dengan hemodialisis - Penyakit Parkinson - InIeksi HIV - Status post stroke F. GE1ALA DELIRIUM Gejala-gejala utama dari delirium (Brown and Boyle, 2002) 1. Kesadaran yang terganggu 2. Kesulitan untuk mempertahankan atau mengubah perhatian 3. Disorientasi 4. Ilusi5. Halusinasi 6. Kesadaran yang IluktuatiI Gejala gejala neurogikal 1. DisIasia 2. Disarthria 3. Tremor 4. Asterixis pada encephalopati hepatikum dan uremia . Abnormalitas pada motorik G. DIAGNOSTIKKriteria diagnostik untuk delirium1. Gangguan kesadaran Penurunankesadaranterhadaplingkungansekitar,denganpenurunan kemampuan untuk Iokus,mempertahankan atau mengganti perhatian. 2. Perubahan kognitiI (deIisit memori, disorientasi, gangguan berbahasa ) 3. Gangguan perkembangan dalam periode waktu yang singkat 4. Bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan Iisik atau pemeriksaan laboratorium yangmengindikasikanbahwagangguandisebabkanolehkonsekuensi Iisiologik langsung atau akibat kondisi medis yang umum (Liptzin, 1995). H. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS DiIIerensialdiagnosisuntukdeliriumdidominasiolehkelainan-kelainan mental, dan deteksi akurat lebihlanjut biasanya terkaburkan denganIakta bahwa deliriumco-eksis dengan kelainan-kelainanlain.Dua pertiga kasus dari delirium terjaditumpangtindihdengandemensia,tetapiduakondisiinidapatdibedakan karenagejala-gejaladeliriumcenderungmendominasigambaranklinis.Onset mendadak dan perjalanan penyakit yang IluktuatiI khas dan mempengaruhi sekali delirium.Lebihlanjut,deliriumdicirikandengankekacauanatensi,yangterkait dengandeIicitmemoridanorientasi,pikiranyangtidakterorganisir,dan kekacauan persepsi. Delirium seringkali sulit dibedakan dengan depresi, terutama di wanita dan mereka yang hipoaktiI atau dengan presentasi delirium letargi. Banyak gejala-gejalamayordepresidapatterjadididelirium.KelemahankognitiIpadadepresi lebihmiripdemensiadibandingdelirium(pseudodementiadepresiI).Presentasi hiperaktiI dari delirium dapatmenyerupai kekacauan-kekacauan di pasien-pasien dengan gangguan kecemasan, depresi agitasiataumania. Overlapinijuga sering terkomplikasi dengan Iakta bahwa delirium dapat dirangsang dengan dehidrasi di pasienyang tidak terjaga asupannutrisinya. Bagaimanapun diagnosis akurat dari deliriumpentingkarenaapabilasalahmendiagnosasebagaidepresiakanterjadi keterlambatanpengobatandanterpaparpadaobat-obatanantidepresan,banyak dari siIat-siIat antikolinergik ini dapat memicu delirium.Kekacauandaripikirandanpersepsiyangterjadididelirium umumnyaberIluktuasidanberIragmendanjarangsekaliadagejala-gejala psikotikyangkompleksyangterjadidiskizoIrenia.Deliriummelibatkan perubahankualitatiIdankuantitatiIpadakesadaran,danpadapasienhipoaktiI dapatterkaitdenganletargi.Untukketeranganlebihlanjutdapatdilihatdi Gambar 1. Gambar 1. DiIIerential diagnosis pada demensia 1. Membedakan Delirium dengan DemensiaUntuk membedakan antara delirium dan demensia ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Brown and Boyle, 2002; Meagherb, 2001) Delirium Demensia OnsetBiasanya tiba-tibaBiasanya perlahan LamaBiasanya singkat/ 1 bulanbiasanya lama dan progressiI. Paling banyak dijumpai pada usia ~ 65 th. StressorRacun,inIeksi,trauma, Hipertermia Hipertensi, hipotensi, anemia. Racun, deIisiensi vitamin, tumor, atropi jaringan otak PerilakuFluktuasi tingkat kesadaran - Disorientasi - Gelisah - Agitasi - Ilusi - Halusinasi - Pikiran tidak teratur -Gangguan penilaian dan pengambilan keputusan - AIek labil Hilang daya ingat - Kerusakan penilaian - Perhatian menurun - Perilaku sosial tidak sesuai - AIek labil - Gelisah - Agitasi 2.Membedakan Delirium dengan SkizoIrenia dan Depresi DeliriumharusjugadibedakandariskizoIreniadangangguandepresi. BeberapapasiendengangangguanpsikotikterutamaskizoIreniaatauepisode manic mungkn pada suatu keadaan menunjukkan perilaku yang sangat kacau sulit dibedakandengandelirium.Secaraumum,halusinasidanwahampadapasien skizoIrenialebihkonstandanlebihterorganisasidibandingkandengankondisi pasien delirium. PasiendengangejalahipoaktiIdarideliriummungkinmenunjukkangejala yangsamadenganpasiendepresiberat,tetapiuntukmembedakannyadapat dilakukan pemeriksaan EEG (Budiman, 2010). I. TATA LAKSANA Pengobatanterutamapadapasiendeliriumadalahuntukmengkoreksi kondisimedisyangmenyebabkangangguan-gangguanutama.Langkahpertama padatatalaksanapasiendengandeliriumadalahmelakukanpemeriksaanyang hati hati terhadap riwayat penderita, pemeriksaan Iisik, pemeriksaan laboratorium. InIormasidaripasiententangriwayatpasienterdahulumaupunstatuspenderita sekarangsangatmembantuparapraktisimedisuntukmelakukantatalaksana yang baik untuk mengobati delirium. AnamnesaterbaikdaripasiendeliriumdapatmenyingkirkandiIIerensial diagnosalainterutamahasillaboratoriumjugadapatmemperjelasetiologidari delirium. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain 1. Tes Darah a. Darah rutin ; untuk mendiagnosa inIeksi dan anemia b. Elektrolit ; untuk mendiagnosa kadar elektrolit c. Glukosa;untukmendiagnosahipoglikemi,ketoasidosisdiabetikum,atau keadaan hiperosmolar non ketotic d. Test hati dan ginjal ; untuk mendiagnosa gagal ginjal atau hati e. Analisis urine ; untuk mendiagnosa URTI I. Test penggunaan pada urin dan darah g. HIV test h. Thiamine dan vit B12 level i. Sedimentasi urine j. test Iungsi tiroid2. Test neuroimaginga. CT Scan kepala b. MRIberIungsi untuk mendiagnosa stroke, perdarahan, dan lesi structural (Pardo et al., 2008) 3. Pemeriksaan elektroIisiologi a. Padadelirium,umumnyaperlambatanpadaritmedominanposteriordan peningkatan aktiIitas gelombang lambat pada hasil pencatatan EEG. b. Padadeliriumakibatputus obat/alcohol,didapatkanpeningkatanaktiIitas gelombang cepat pada pencatatan. c. Padapasiendenganhepaticencephalopati,didapatkanpeningkatan gelombang diIuse (Larner, 2004). 4. Foto radiologi dadaDigunakanuntukmelihatapakahterdapatpneumoniaatauCHF(congestive heart failure). 5. Test lainnya antara laina. Pungksilumbal,dilakukanapabilacurigaterdapatinIeksisusunansaraI pusat b.Pulse oximetry, dilakukan untukmendiagnosa hipoksia sebagai penyebab delirium c. ECG(elektrokardiogram)dilakukanuntukmendiagnosaiskemiadan arrhythmia sebagai penyebab delirium. 1. Terapi medis Prinsip terapi pada pasien dengan delirium yaitu mengobati gejala gejala klinis yang timbul (medikasi) dan melakukan intervensi personal dan lingkungan terhadap pasien agar timbul Iungsi kognitiI yang optimal. Medikasi yang dapat diberikan antara lain(Meaghera, 2001) .Neuroleptik (haloperidol, risperidone, olanzapine) a.HaloperidolSuatu antipsikosis dengan potensi tinggi. Salah satu antipsikosis eIektiI untuk delirium. DOSISDewasagejala ringan ; 0,5-2 mg per oralGejala berat ;3-5 mg per oral Geriatric ; 0,5- 2 mg per oral Anak3-12 tahun ; 0,05mg/kg bb/hari 6-12 tahun ; 0,15mg/kg bb/harib.Risperidone (risperdal) AntipsikotikgolonganterbarudenganeIekekstrapiramidallebihsedikit dibandingkan dengan haldol. Mengikat reseptor dopamine D2 dengan aIinitas 20 kali lebih rendah daripada 5-HT2-reseptor. DOSISDewasa 0,5-2 mg per oral Geriatric ;0,5 mg per oral ..$ort acting sedative ( lorazepam ) Digunakanuntukdeliriumyangdiakibatkanolehgejalaputusobatatau alcohol.TidakdigunakanbenzodiazepinekarenadapatmendepresinaIas, terutama pada pasien dengan usia tua,pasien dengan masalah paru. DOSISDewasa 0,5-2 mg per oral/iv/im d.Vitamin,thiamine(thiamilate)dan.ano.obalamine(nas.obal, .omin, .rstamine). SepertitelahdiungkapkandiatasbahwadeIisiensivitaminb6dan vitaminb12 dapatmenyebabkan deliriummaka untukmencegahnyamaka diberikan preparat vitamin b per oral. DOSISDewasa 100 mg per iv (thiamilate) 100 mcg per oral/hari (nascobal,cyomin,crystamine) Anak 50 mg per iv (thiamilate) 10-50 mcg per im/hari (nascobal,cyomin,crystamine) Walaupun dikatakan bahwa terapi kejang listrik (ECT) dapat memperbaiki delirium,tetapisebaiknyatidakdigunakan.Jikalaudeliriumadahubungannya dengan nyeri yang sangat atau sesak napas, jangan ragu-ragu untuk memberikan opoid karena dapat mengatasi nyeri dan dapat membuat tidur (Budiman, 2010). 2. Intervensi personal Intervensipersonaldanlingkunganterhadappasiendeliriumjugasangat berguna untuk membina hubungan yang erat terhadap pasien dengan lingkungan sekitaruntukdapatberinteraksisertadapatmempermudahpasienuntuk melakukan ADL (activity of /aily living) sendirinya tanpa tergantung orang lain.Intervensi personal yang dapat dilakukan antara lain (Tabet and Howard, 2009) a. Kebutuhan Fisiologis - Prioritasmenjaga keselamatan hidup - Kebutuhan dasar dengan mengutamakan nutrisi dan cairan - Jika pasien sangat gelisah perlu pengikatan untuk menjaga therapi, tapi sedapat mungkin harus dipertimbangkan dan jangan ditinggal sendiri. b.Gangguan tidur- Gosok punggung apabila pasien mengalami sulit tidur - Beri susu hangat - Berbicara lembut - Libatkan keluarga - Temani menjelang tidur - Buat jadwal tetap untuk bangun dan tidur - Hindari tidur diluar jam tidur - Mandi sore dengan air hanngat - Hindari minum yang dapat mencegah tidur sepertikopi, dll - Lakukan methode relaksasi sepertinapas dalam c. - Disorientasi- Ruangan yang terang - Buat jam, kalender dalam ruangan - Lakukan kunjungan sesering mungkin - Orientasikan pada situasi linkumngan - Beri nama/ petunjuk/ tanda yang jelas pada ruangan/ kamar - Orientasikanpasienpadabarangmilikpribadinya(kamar,tempattidur, lemari, photo keluarga, pakaian, sandal ,dll) - Tempatkan alat-alat yang membantu orientasi massa - IkutkandalamterapiaktiIitaskelompokdenganprogramorientasi(orang, tempat, waktu). d. Halusinasi - Lindungi pasien dan orang lain dari perilaku merusak diri - RuanganO Hindari dari benda-benda berbahaya O Barang-barang seminimal mungkin - Perawatan 11 dengan pengawasan yang ketat - Orientasikan pada realita - Dukungan dan peran serta keluarga - Maksimalkan rasa aman - Sikap yang tegas dari pemberi/ pelayanan perawatan (konsisten) . Komunikasi a. Pesan jelas b. Sederhana c. Singkat dan beri pilihan terbatas . Pendidikan kesehatan a. Mulai saat pasien bertanya tentang yang terjadi pada keadaan sebelumnya b.Seharusnya perawat harus harus tahu sebelumnya tentang- Masalah pasien - Stressor - Pengobatan - Rencana perawatan - Usaha pencegahan - Rencana perawatan dirumah c. - Penjelasan diulang beberapa kali d.- Beri petunjuk lisan dan tertulis e. - Libatkan anggota keluarga agar dapat melanjutkan perawatan di rumah I. dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan. BAB III. KESIMPULAN Deliriummerupakansindromneuropsikiatriyangkompleksyangsering terjadipadasemuatingkatpelayanankesehatan.Deliriummasihterhalangolehcara pendeteksianyangburuk,sebuahproblemyangpsikiaterdapatmembantuuntuk menguranginya,baikmelaluikonsultasipadakasus-kasuskompleksataupun intervensi edukasi yang berIokus untuk mengenali indikator-indikator kunci diagnosis danberbagaivariasigejalaklinikyangmunculdaridelirium.IdentiIikasipenyebabterkaitmasalahdanmengatasigejala-gejaladeliriumsertaakibatnyamerupakan sebuah tantangan di dunia pelayanan kesehatan. Psikiaterdapatmemainkanperanvitaldalamberbagaipendekatan multidisiplintatalaksanadeliriumyangdibutuhkandalammemanajemenpasien delirium.Perkembanganilmuneurosainsgeriatri,terutamayangterkaitdengan klasiIikasidanpenilaiandelirium,telahmengurangibatasanmetodologiyang sebelumnyamenghalangipenelitiandeliriumdanmenandakanperiodebaru.Lebih lanjut,lokasipelayananpsikiatrimoderndikomunitasdanrumahsakit memperkenankan psikiater untuk berpartisipasi dalam penatalaksanaan dan studi dari sindrom neuropsikiatri kompleks ini. DAFTAR PUSTAKA AlagiakrishnaanK.2011.Delirium.http//emedicine.medscape.com/article/288890-overview#a0104 (07 November 2011). Brown T.M. and Boyle M.F. 2002. Delirium ABC oI Psychological Medicine. J vol 325 BudimanR.2010.Delirium.In.ukuAfarPsikiatri.EdSylviaE.danGitayanti. Jakarta FKUI. pp 99-105. Damping, C.E. 2007. Peranan Psikiatri Geriatri /alam Penanganan Delirium Pasien Geriatri.MajalahKedokteranIndonesia,Jol.57.7,Juli2007. www.indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/.../526/525(7 November 2011). LarnerA.2004.DeliriumDiagnosis,Aetiopathogenesis,andTreatment.ARvol 42. Liptzin B. 1995. Delirium. Arch am e/ vol 4453-458. Meagher D.J. 2001. Delirium Optimising Management. J3221449 Meagher D. J. 2001. Delirium The Role oI Psychiatry. APT vol.7 433-443 TabetN.,HowardR.2009.NonpharmacologicalPreventioninThePreventionoI Delirium. Age an/ Ageing; : 374379.