refleksi kkn
DESCRIPTION
kknTRANSCRIPT
Nama : Anastasia Desty Natasari
NPM : 100318411
Kelompok 7 Pedukuhan Banyumeneng II
SEMESTER 7 BERSAMA KELOMPOK 7
Ini adalah cerita tentang pengalaman saya mengikuti rangkaian kegiatan yang
di selenggarakan pra KKN 64 UAJY. Saya membayangkan kegiatan KKN yang saya
jalani akan begitu berat dan sangat menyita waktu tenaga dan pikiran. Perasaan
tersebut diperkuat dengan adanya komentar dari kakak angkatan yang menceritakan
pengalaman KKN yang sangat begitu berat mereka jalani. Cerita mereka diawali
dengan adaptasi tentang lingkungan baru yang sangat jauh berbeda dengan
lingkungan dimana biasa mereka tinggal. Akses menuju lokasi KKN yang jauh dan
jalan berbatu yang harus mereka lewati adalah salah satu cerita yang membuat
mereka merasa berat menjalani kegiatan KKN. Cerita lainnya dari kakak angkatan
adalah sulitnya menyatukan pendapat antara anggota kelompok KKN mengenai
program keja yang akan dilakukan, hal ini disebabkan karena antar sesama anggota
kelompok belom lama mengenal satu sama lain. Pengalaman selanjutnya dari kakak
angkatan adalah waktu coaching / pembekalan KKN yang sangat menyita waktu
akhir pekan mereka karena ada beberapa kakak angkatan yang berasal dari luar
daerah Yogyakarta terpaksa tidak bisa kembali ke daerah asal dan bertemu keluarga
mereka pada saat diadakannya coaching pada saat akhir pekan tersebut. Berdasarkan
cerita-cerita yang saya dengar tersebut pada kenyataan terjadi sesuai dengan apa yang
diceritakan karena saya telah menjalaninya.
Menurut saya coaching tidak perlu diadakan setiap akhir pekan karena selain
menyita waktu beberapa mahasiswa yang seharusnya menggunakan waktu akhir
pekannya untuk pulang ke daerah asalnya menjadi tertunda. Selain itu jika coaching
diadakan dengan tujuan untuk lebih menyatukan aspirasi antar anggota kelompok
akan menjadi hal yang kurang relevan sebab setiap kelompok mempunyai cara
tersendiri untuk menyatukan aspirasi mereka. Coaching yang diadakan setiap
minggunya juga terasa membosankan dengan pembicara yang menyampaikan hal-hal
yang sebenernya sudah diperkirakan atau diketahui oleh anggota kelompok
berdasarkan cerita pengalaman kakak angkatan yang telah lebih dulu menjalani
kegiatan KKN. Coaching menjadi tidak layak untuk diikuti setelah salah seorang
mahasiswa menanyakan alokasi dana yang dipungut dari mahasiswa ditanggapi
secara tidak bijak. Seharusnya lembaga atau panitia semacam ini dirombak
kepengurusannya agar kegiatan KKN nantinya akan lebih semakin baik setiap
periodenya. Banyaknya tugas yang diberikan menjadi sangat menyita waktu sebab
ada beberapa tugas yang rasanya tidak diberikan pada waktu yang tepat sehingga
mengganggu kegiatan kuliah yang saya tempuh.
Tiba pada saat tahapan diadakan survey untuk seluruh peserta KKN yang
bertujuan untuk meninjau lokasi dan mengumpulkan informasi dan data-data yang
mendukung terselenggaranya KKN. Kelompok kami terutama saya merasa panitia
KKN tidak dapat mengatur acara survey dengan baik. Perjalanan jauh menjadi terasa
semakin jauh karena pihak panitia menetapkan peraturan yang tidak efisien dan
cenderung sepihak yaitu membuang waktu untuk berkumpul di kecamatan Panggang
dan melewati jalan yang tidak semestinya dilalui untuk mencapai pedukuhan kami,
karena jaraknya 2 kali lipat lebih jauh. Ditambah jalan berbatu yang harus dilewati
menjadi semakin beresiko bagi kelompok kami.
Pihak panitia KKN mengadakan pelatihan yang mendukung program kerja
yang berhubungan dengan pengolahan sumber daya di lokasi KKN untuk dijadikan
makanan siap santap. Pelatihan ini sedikit membantu beberapa mahasiswa yang
bertanggung jawab dengan program kerja yang terkait. Namun tidak ada pelatihan
yang diterapkan untuk program kerja lainnya. Selain itu penulisan laporan
mempunyai ketentuan yang terlalu sistematis sehingga membuat mahasiswa terutama
saya berfikir seberapa pentingnya ketentuan itu ditetapkan. Ketentuan itu menjadikan
waktu pengerjaan tidak sebanding dengan target yang ditentukan untuk pengumpulan
laporan.
Pengalaman lain yang saya dapatkan seputar kegiatan KKN adalah pada saat
live in yang baru-baru ini saya ikuti. Rasa sungkan sudah pasti rasakan sesampainya
di rumah Pak Dukuh Banyumeneng II yang akan saya tinggali bersama seluruh
anggota kelompok 7. Kelompok 7 adalah kelompok KKN saya. Kami pelan-pelan
sudah semakin akrab satu sama lain. Harapan saya kelompok ini akan menjadi
kelompok terbaik yang pernah saya temui pada saat semester 7 ini. Walaupun
kelompok kami merasa sungkan akan tetapi kami merasa antusias pada saat live in.
Pak Dukuh, Pak RT, dan seluruh warga Banyumeneng II menerimaa kami dengan
sambutan yang hangat. Saya pribadi merasa senang bertemu dengan warga
Banyumeneng II sebab mereka ramah walaupun pada orang yang belum lama mereka
kenal. Ada beberapa warga yang menambah keramahan tersebut dengan sapaan,
bantuan, bahkan dengan candaan yang khas masyarakat daerah Yogyakarta.
Walaupun begitu saya tetap harus beradaptasi dengan kondisi di padukuhan
Banyumeneng II tersebut karena apa yang terjadi dalam satu hari live in pasti akan
jauh berbeda dengan apa yang akan terjadi pada saat kegiatan KKN.