refleksi gerakan pemetaan if di indonesia

15
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) MENUJU DEMOKRATISASI PEMETAAN Refleksi Gerakan Pemetaan Partisipatif di Indonesia Penulis : Ahmad SJA , Aku Sulu Samuel Sau Sabu, Albertus Hadi Pramono, Anam, Bagus Priatna, Bambang Teguh, Bayu Dedie Lukito, Efraim Yaboisembut, Endan Suhendar, Hilma Safitri, Jidan, Karyanto, Lahmudin Yoto, Lorensius Owen, M.Syahril, Noach Wamebu, Restu Achmaliadi, Rizani, Sulaiman Daud, Varman Bantalidan Editor : Albertus Hadi Pramono, Franky Samperante, Hilma Safitri, Restu Achmaliadi

Upload: ahpramono

Post on 02-Jul-2015

118 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

MENUJU DEMOKRATISASI PEMETAANRefleksi Gerakan Pemetaan Partisipatif di Indonesia

Penulis :

Ahmad SJA , Aku Sulu Samuel Sau Sabu, Albertus Hadi Pramono, Anam,Bagus Priatna, Bambang Teguh, Bayu Dedie Lukito, Efraim Yaboisembut,

Endan Suhendar, Hilma Safitri, Jidan, Karyanto, Lahmudin Yoto, LorensiusOwen, M.Syahril, Noach Wamebu, Restu Achmaliadi, Rizani,

Sulaiman Daud, Varman Bantalidan

Editor :

Albertus Hadi Pramono, Franky Samperante, Hilma Safitri, Restu Achmaliadi

Page 2: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

MENUJU DEMOKRATISASI PEMETAANRefleksi Gerakan Pemetaan Partisipatif di Indonesia

Edisi pertama : April 2009Tata Letak : HarizajudinFoto Sampul : Pemetaan di Curah Nongko, Jember. JKPP Region Jawa

Diterbitkan olehJARINGAN KERJA PEMETAAN PARTISIPATIFJl. Cimanuk Blok B7 Nomor 6, Perumahan Bogor BaruBogor 16152, Jawa BaratTelp . +62 251 8379143 Fax. +62 251 831421email : [email protected], website : www.jkpp.org

i

Penerbitan ini sebagian di dukung oleh :

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)Tim Penulis Jaringan Kerja Pemetaan PartisipatifMenuju Demokratisasi Pemetaan, Refleksi Gerakan Pemetaan Partisipatif diIndonesiaCet.1. - - Bogor : Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, 2009xv + 248 hlm; 16 x 23 cm

ISBN 978-979-19804-0-1

Page 3: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

KATA PENGANTAR

Gerakan pemetaan partisipatif berkembang cukup pesat sejak pertama kalidilakukan di Long Uli, perbatasan Taman Nasional Kayan Mentarang KalimantanTimur, pada tahun 1992 . Perkembangan sangat terasa pada akhir 1990-anterutama setelah pembentukan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif pertengahantahun 1996. Perhatian lembaga-lembaga donor akan pengelolaan sumber dayaalam berbasis masyarakat memungkinkan dukungan dana yang besar bagigerakan ini. Hal ini memungkinkan terjadinya proses pembelajaran melaluitraining, magang dan kegiatan Pemetaan Partisipatif dilakukan secara luas diIndonesia.

Berdasarkan data yang dikumpulkan JKPP (2009), telah lebih dari 510 komunitasdi wilayah kampung atau desa yang menyelenggarakan PP dengan luas areallebih dari 2,5 juta hektar. Selama ini metode PP masih dominan digunakan olehLSM dan masyarakat, namun beberapa tahun terakhir pemerintah pun telahmulai mengadopsi metode pemetaan dengan melibatkan masyarakat dalammengimplementasikan program-programnya. Program Hutan Kemasyarakatan(HKM) Departemen Kehutanan mensyaratkan perencanaan partisipatif (yangmenyertakan juga peta partisipatif) sebagai salah satu kelengkapan yang harusdisediakan kelompok masyarakat yang ingin mengelola hutan. Selain ituDepartemen Kehutanan telah melakukan tata batas partisipatif dengan metodeini di Sumba (NTT). Pemda Kutai Barat dan Pemda Jayapura – bekerja samadengan LSM dan akademisi –menginventarisir wilayahnya dengan menggunakanmetode ini.

Buku ini adalah kumpulan tulisan dari berbagai pelaku pemetaan partisipatifdari Aceh sampai Papua yang diundang JKPP untuk menuliskan pengalamanatas kerja-kerja yang mereka lakukan berkaitan dengan PP. Buku ini diharapkandapat menyumbang pengembangan pemikiran dasar dan pendekatan PemetaanPartisipatif kepada para pengguna metode PP ini. Selain itu dapat menjabarkanpeluang-peluang baru bagi pengguna metode ini agar lebih berperan dalampemberdayaan masyarakat lokal terutama berkaitan dengan perubahankebijakan penataan dan pengelolaan ruang serta dalam menyusun rencanapengelolaan kawasan kelola rakyat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para penulis yang telah menuliskanpengalaman berkaitan dengan Pemetaan Partisipatif, juga kepada DiantoBachriadi yang telah memotivasi dan membantu meletakkan dasar-dasar

i i

Page 4: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

penulisan kepada para penulis. Selanjutnya, ucapatan terima kasih kamisampaikan kepada Hilma Safitri, Restu Achmaliadi, dan Albertus Hadi Pramonosebagai editor buku dan juga menuliskan catatan-catatan penting dalamevaluasi gerakan Pemetaan Partisipatif. Y.L Frangky yang membantu penulisanpengalaman masyarakat Katu. Fubertus Ipur dan Justus Pattipawae yangmemberikan perspektif Early Warning System (EWS) berkaitan dengan konflikdan multikulturalisme. Terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan TIFA yangtelah mendukung terlaksananya seluruh proses kegiatan dan penulisan bukuini.

Bogor, 27 April 2009

KASMITA WIDODO

Koordinator Nasional JKPP

iii

Page 5: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

PETA TITIK EVALUSAI GERAKAN PEMETAAN PARTISIPATIF

iv

Page 6: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

DAFTAR ISIKata Pengantar ii

Peta Lokasi Evaluasi Gerakan Pemetaan Partisipatif iv

Daftar Isi v

Daftar Istilah dan Singkatan ix

Pendahuluan 1

Konflik Sumber-Sumber Agraria di Indonesia 2

Konflik dan Multikulturalisme di Indonesia 4

Apa Itu Pemetaan Partisipatif (PP)? 6

Sejarah Gerakan PP Di Indonesia Dan Perlunya Evaluasi 12

Ringkasan Tulisan 20

Mengambil Alih Hutan Lindung: Kasus Komunitas Adat Nian Uwe Wari TanaKera Pu Hikong-Boru Kedang, Nusa Tenggara Timur 26

Latar Belakang 26

Komunitas Adat Nian Uwe Wari Tana Kera Pu Hikong Boru Kedang 29

Munculnya Ide Pemetaan Partisipatif 32

Pandangan Komunitas Tentang Pemetaan Partisipatif. 35

Mengambil Alih Hutan Lindung: Sebelum Pemetaan Partisipatif 38

Mengambil Alih Hutan Lindung: Setelah Pemetaan Partisispatif 39

Dampak Positif Pemetaan Partisipatif. 41

Dampak Negatif Pemetaan Partisipatif 44

Penutup 45

Pemetaan Partisipatif Dan Peneguhan Kembali Keyakinan Hak-Hak MasyarakatMuluy Untuk Mengelola Hutan Adat Dan Menolak Kawasan Lindung 47

Kampung Muluy Dan Sejarahnya 47

Hutan Adat Vs. Hutan Lindung Di Kampung Muluy 50

Pemetaan Partisipatif Di Kampung Muluy 58

Pengelolaan Kawasan Hutan Adat Gunung Muluy: Sebelum Dan SesudahDilaksanakannya Pemetaan Partisipatif 67

Kesimpulan 70

v

Page 7: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

Pemetaan Partisipatif : Mempertahankan Hak Atas Tanah Leluhur, PengalamanOrang Katu 72

Orang Katu 72

Taman Nasional Di Tanah Orang Katu 80

Pemetaan Partisipatif 83

Menolak Pindah Dari Tanah Leluhur 88

Pengakuan Balai Taman Nasional 92

Penutup 93

Pemetaan Partisipatif Multipihak : Wilayah Adat Nambluong Di KabupatenJayapura Papua 94

Pengantar 94

Komunitas Adat Nambluong 95

Sistem Penguasaan Tanah Dan Penataan Ruang Di Wilayah AdatNambluong 99

Pemetaan Partisipatif Di Papua 101

Pemetaan Partisipatif Multipihak Di Nambluong 102

Alur Pemetaan Partisipatif Multipihak 103

Dampak-Dampak Pemetaan Partisipatif Multipihak 106

Penutup 107

Pemetaan Partisipatif : “Panduan“ Penyelesaian Konflik Dan Sengketa AgrariaDi Jember 108

Jember Dalam Lintasan Waktu 108

Pemetaan Partisipatif Alat Bantu Perjuangan Petani 113

PP& Penyelesaian Sengketa Agraria : Tiga Contoh Kasus 115

Ancangan Ke Depan Penyelesaian Konflik & Sengketa Agraria Di Jember 123

Penutup 126

Peta Untuk Kampung Baru: Kasus Kampung Ciladu-Ciawi - Lebak 128

Kampung Ciladu-Ciawi Dan Problematikanya 128

vi

Page 8: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

Mengenalkan Pemetaan Partisipatif. 130

Kampung Ciladu-Ciawi Menyelenggarakan Pemetaan Partisipatif 132

Penyepakatan Peta Ciladu-Ciawi: Jalan Yang Berliku 135

Membentuk Kelompok Pelindung Kawasan Mata Air 137

Wates-Wates Kampung Ciladu-Ciawi 138

Peta Dan Negosiasi Permukiman Baru 139

Kampung Baru Itu Kampung Gelarsari 141

Telah Efektif Kah Pemanfaatan Peta Kampung Ciladu Ciawi ? 142

Upaya Kelompok Perempuan 142

Perkembangan Kampung Gelarsari 143

Penutup 143

Pemetaan Partisipatif Sebagai Upaya Masyarakat Melindungi Dan MengelolaSDA Pesisir Laut Di Pulau Pahawang 145

Sejarah Pemanfaatan SDA Pesisir Laut Di Desa Pulau Pahawang 145

Konflik Pemanfaatan Ruang di Pesisir Laut 149

PP Sebagai Upaya Melindungi Dan Mengelola SDA Pesisir Laut 153

Kesimpulan 163

Perubahan Persepsi Batas Pasca Pemetaan : Sebuah Kasus Di KabupatenLandak Kalimantan Barat 166

Pengantar 166

Konsep Batas Masyarakat Adat Dayak Kananyatn 169

Kondisi Umum Kampung Sindur 169

Mengapa Melakukan Pemetaan Partisipatif 170

Kesadaran Kritis Tentang Sumberdaya Wilayah 176

Kesimpulan 182

Anekng Atau Andeng? Kisah Sekitar Penamaan Kampung 186

Pengantar 186

Anekng Dalam Persektif Sejarah 187

Kesimpulan 194

vii

Page 9: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

“Ukur Mengukur” Wilayah Untuk Mewujudkan Kedaulatan Rakyat Atas RuangDi Tanah Rencong 195

Pendahuluan 195

Program Pemetaan Partisipatif Di YRBI 199

Konflik Batas Paska Pemetaan 210

Perluasan Gerakan Pemetaan Partisipatif 211

Penutup 213

Refleksi Atas Gerakan Pemetaan Partisipatif Dan TantanganDi Masa Depan 214

Penyebaran Gerakan Pemetaan Partisipatif 215

Tujuan Pemetaan Partisipatif 217

Konsep Dasar Pemetaan Partisipatif 220

Metodologi Pemetaan Partisipatif 223

Kapasitas Dalam Pemetaan 225

Protokol Penggunaan Peta 225

Penggunaan Peta 227

Persepsi Terhadap Pemetaan Partisipatif 229

Pendanaan Kegiatan Pemetaan Partisipatif 231

Masalah-Masalah 231

Tantangan Gerakan Pemetaan Partisipatif 232

Tantangan Dan Peran Pemetaan Dalam Pengelolaan Konflik 235

Beberapa Catatan Gerakan Pemetaan Partisipatif Ke Depan 238

Catatan Akhir 240

Profil Penulis dan Editor 245

viii

Page 10: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Alas lati litiye Bekas ladang yang sudah di tinggalkan

Alas Rusak Hutan Sekunder

Alas Royang Hutan Primer

AMAN Aliansi Masyarakat Adat Nusantara

AMASUTA Aliansi Masyarakat Adat Sulawesi Tengah

ADB Asean Development Bank ADB

BAKOSURTANAL Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional

Bamuskadat Badan Musyawarah Adat

Bapekedat Badan Pelaksana Keputusan Adat

Bapehudat Badan Pengelola Hukum Adat

Bawas Ladang pertanian yang sedang diberakan (diistirahatkan)sebelum ditanami kembali dalam sistem perladangan gilirbalik; ramé (Dayak Kanayatn)

Bera Kondisi Lahan yang dibiarkan (diistirahatkan) tanpaditanami hingga dipenuhi belukar

Binua Federasi sejumlah kampung yang berdekatan, umumnyadalam satu aliran sungai (bahasa Kanayatn)

Blambangan Balok Kayu

BPD Badan Perwakilan Desa

BPDPM Badan Pengelola Daerah Perlindungan Mangrove

BPN Badan Pertanahan Nasional

BSP Kemala Biodiversity Support Program - Kemala

BUMN Badan Usaha Milik Negara

CSIADCP Central Sulawesi Integrated Area Development andConservation Project

ix

Page 11: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

DOM Daerah Operasi Militer

DPMA Dewan Persekutuan Masyarakat Adat

DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Erfpacht Hak sewa turun temurun atas tanah (bahasa Belanda),tanah pertanian yang disewakan pemerintah kolonialsebagai konsesi pertanian

GAM Gerakan Aceh Merdeka

Gampong Kesatuan masyarakat hukum adat yang mempunyaiorganisasi pemerintahan terendah langsung berada dibawah mukim yang menempati wilayah tertentu, dandipimpin seorang Keuchik dan berhak menyelenggarakanurusan rumah tangganya sendiri.

Gerhan Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan

GIS Geographic Information System; sistem penyimpanan dananalisis informasi geografis yang berbasis komputer

Gosong-gosong Kumpulan terumbu karang dan pasir menyerupai gunungyang ada di laut tempat memancing.

GPS Global Positioning System; sistem penentuan koordinat dibumi dengan memakai sinyal sejumlah satelit navigasi diluar angkasa

HAM Hak Asasi Manusia

HGU Hak Guna Usaha; hak untuk mengusahakan tanah yangdikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu tertentuuntuk konsesi pertanian, perikanan atau peternakan dandikenai pajak

HMN Hak Menguasai Negara

HPH Hak Pengusahaan Hutan

HTI Hutan Tanaman Industri

IPPK Ijin Pengolahan dan Pemanfaatan Kayu

x

Page 12: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

JAGAT Jaringan Gerakan Masyarakat Adat

Jagawana Polisi hutan

Jatas tete ine Air Susu Ibu

JKPP Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif

Kampokng Satuan unit sosial politik terkecil masyarakat DayakKanayatn; kampung

Kaharingan Agama suku atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang MahaEsa (Ranying), yang hidup dan tumbuh secara turun temurundalam masyarakat Dayak di Kalimantan

KEL Kawasan Ekosistem Leuser

Keuchik Pimpinan adat gampong

Komnas HAM Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

KOMPAK Kelompok Petani Perjuangan Ketajek

KTA Kartu Tanda Anggota

Ku pay Tanah dataran

Ku mendum teble-teble Lereng perbukitan atau gunung

Ku Koan Tanah hutan rimba

Lati Bekas ladang

Lati bayu Ladang yang baru dibuka

Lati litiye Ladang yang lama sekali dan sudah menyerupai hutanbelukar karena sudah ditinggalkan sekitar 5-6 tahun

Lati ono Ladang yang sudah diberakan selama 2-3 tahun

LBH Nusra Lembaga Bantuan Hukum Nusa Tenggara

LMDH Lembaga Masyarakat Desa Hutan

LPPMA Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat

LKMD Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

LSDP SD INPERS Lembaga Studi Desa untuk Petani SD INPERS

xi

Page 13: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

LSM Lembaga Swadaya Masyarakat

MFP Multistakeholder Forestry Programme

Mukim Kesatuan masyarakat hukum adat dalam provinsi NanggroeAceh Darussalam yang terdiri atas gabungan beberapaGampong yang mempunyai batas-batas wilayah tertentudan harta kekayaan sendiri. Mukim dipimpin oleh seorangImeum Mukim

Muspika Musyawarah Pimpinan Kecamatan

NAD Nanggroe Aceh Darussalam

NTT Nusa Tenggara Timur

NGO Non Government Organization

NV. LMODTD Landbouw Mij Out Djember te Deventer

Omu Ladang

Ornop Organisasi Non-Pemerintah

OTL Organisasai Tani Lokal

PAFID Philippine Association For Intercultural Development

PDP Perusahaan Perkebunan milik Daerah

Perdasus Peraturan Daerah Khusus

Pembakal Kepala Desa

PG Pabrik Gula

PIR Perkebunan Inti Rakyat

PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Polsek Kepolisian Sektor; satuan polisi di tingkat kecamatan

PP Pemetaan Partisipatif

PPAN Program Pembaruan Agraria Nasional

P2DTK Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal danKhusus

xii

Page 14: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Menuju Demokratisasi Pemetaan

PPI Pelabuhan Pendaratan Ikan

PPSDAK Pemberdayaan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kerakyatan

PRA Participatory Rural Appraisal

PTPN Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara

PtPPMA Perkumpulan Terbatas Pengkajian dan PemberdayaanMasyarakat Adat

Radakng betang Rumah Panjang yang dulunya juga merupakan satukampung

RMI Rimbawan Muda Indonesia

RTRW Rencana Tata Ruang Wilayah

SDA Sumber Daya Alam

SDA Pela Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut

Seppong Alat peniru suara burung

SIG Sistem Informasi Geografi

SIPER Serikat Petani Perjuangan

Sipung Kebun

Sipunk Kawasan didalam kawasan hutan yang ada di dalamnyaterdapat beberapa jenis tanaman, baik tumbuhan kayudan tumbuhan non kayu

SK Surat Keputusan

SLJPP Simpul Layanan dan Jaringan Pemetaan Partisipatif

Timanggong Temenggung; pemimpin sebuah binua pada masa Belandasampai tahun 1960an

Timawakng Tembawang; bekas pemukiman yang telah menjadi hutandengan vegetasi dominan jenis-jenis pohon buah sepertidurian, kelapa, nangka, dll.

TNC The Nature Conservation

TNLL Taman Nasional Lore Lindu

xiii

Page 15: Refleksi Gerakan Pemetaan if Di Indonesia

Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP)

TOT Training of Trainer

Udas Hutan yang dimiliki kolektif oleh kampung atau seketurunan

USAID United State Agency for International Development

UU Undang-undang

YKSPK Yayasan Karya Sosial Pancur Kasih

YLPM-Bangwita Yayasan Lembaga Pengembangan Masyarakat Wilayah TanaAi

YKPHM Yayasan Kerjasama Hukum Masyarakat

YRBI Yayasan Rumpun Bambu Indonesia

YTM Yayasan Tanah Merdeka

xiv