refleksi batin kewirausahaan

6
REFLEKSI DIRI TUGAS UAS KEWIRAUSAHAAN OLEH: FADHLILLAH RAHMAWATI 125020301111015 KEWIRAUSAHAAN-CC JURUSAN AKUNTANSI

Upload: ila-rahmawati

Post on 02-Oct-2015

494 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

praktik wirausaha skala kecil

TRANSCRIPT

REFLEKSI DIRI

TUGAS UAS KEWIRAUSAHAAN

OLEH:

FADHLILLAH RAHMAWATI

125020301111015

KEWIRAUSAHAAN-CC

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2015

Setelah satu semester, atau lebih tepatnya empat bulan, akhirnya kegiatan perkuliahan khususnya untuk mata kuliah Kewirausahaan kelas CC akan segera berakhir. Saya akui, saya menikmati setiap pertemuan di kelas ini, karena di sini saya tidak hanya bisa belajar tentang ilmu kewirausahaan, tapi juga mempraktekkannya. Mengasah skill (memproduksi) dan memperbaiki softskill (mindset dan perilaku terhadap sesama). Selain itu, saya menyukai bagaimana dosen saya mengajar karena tidak kejam seperti beberapa dosen lainnya.

Satu semester berakhir, tentunya banyak pengalaman yang saya dapatkan dari kelas Kewirausahaan ini, terutama dari kelompok saya tercinta, Happy Morning Corporation. Terlepas apakah itu pengalaman menyenangkan atau pun menyebalkan, saya sangat bersyukur bisa bertemu dan menjalin sebuah project bersama mereka. Meskipun tidak bisa dipungkiri, harus ada kekecewaan dan rasa marah dalam prosesnya. Tapi bukankah suatu perjalanan yang benar adalah yang memiliki lika-liku dan berbatu? Karena dari hambatan itu yang nantinya akan membentuk kita menjadi apa nantinya.

Saya cukup senang karena Happy Morning masih memiliki kemauan dan semangat untuk beroperasi meskipun kami sudah mengikuti Gebyar Akuntansi. Tentunya ini bukan hanya karena ingin saja. Kami melihat pasar yang masih luas dan adanya interest yang belum turun dari para pelanggan kami. Di sini saya tidak akan merinci satu-persatu setiap kegiatan produksi dan penjualan kami., karena jujur saya sudah lupa bagian-bagian detailnya. Yang saya ingat, kami begitu bersemangat melakukannya karena ingin segera mendapatkan uang (hehehe). Tapi bukan berarti orientasi kami hanya uang. Kami ingin skill kami terasah dengan baik dan bisa digunakan di kemudian hari.

Sebenarnya saya punya satu hal yang sampai sekarang masih mengganjal, tentang salah satu teman kami. Dia tidak pernah muncul, entah itu di kelas maupun di grup line yang kami buat. Dia jarang sekali terlibat dalam proses produksi maupun kegiatan penjualan. Tapi, ketika dia menampakkan diri, dia bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa. Seolah-olah apa yang dilakukan bukanlah sesuatu yang salah. Saya tidak mengerti apa yang dia pikirkan. Saya tidak habis pikir, bagaimana ia bisa lari dari tanggung jawab, padahal sebenarnya job desc dia adalah sebagai manajer keuangan, dimana ini merupakan posisi yang sangat penting, mengingat dia harus mengatur keuangan kelompok kami. Keberadaan dia yang memang sulit untuk terdeteksi memang membuat saya secara pribadi merasa kesal, namun rasa tidak bersalahnya itu yang lebih membuat saya merasa kesal. Saya dan teman-teman sering bertanya-tanya, kemana ia sebenarnya. Kalau memang tidak pernah muncul dalam setiap pertemuan kami karena merasa tidak nyaman berada di Happy Pudding Corporation, saya masih bisa mengerti, atau setidaknya berusaha untuk bisa mengerti dan mencoba untuk mengubah sikap saya kalau memang dia merasa ada masalah secara pribadi dengan saya. Tapi tidak pernah hadir di kelas? Ayolah, sesibuk-sibuknya seorang mahasiswa dengan kegiatan di luar kampusnya, bukan berarti ia bisa melalaikan tanggung jawabnya. Yang saya tahu, tugas utama seorang mahasiswa adalah menuntut ilmu dan mengasah softskill, bukan mengikuti organisasi sampai lupa apa sebenarnya tujuan utama ia masuk universitas. Saya sadar, saya tidak berhak menuduh dia macam-macam, tapi dia juga salah. Dia tidak pernah memberi tahu kenapa ia selalu berhalangan hadir di setiap kegiatan kami maupun di kelas. Bahkan CEO kami berkali-kali menghubunginya namun tidak pernah ada respon. Saya tidak ingin menyebutkan namanya di sini karena saya masih menganggap ia teman. Tapi mungkin Bapak mengetahuinya dari daftar absen, karena ia memang jarang sekali masuk.

Kembali ke kegiatan usaha. Penjualan terakhir memang yang paling menguras emosi saya. Pada waktu itu, saya harus berjualan sendirian karena teman-teman saya masih ada keperluan, namun mereka berjanji akan segera menyusul. Namun karena hujan turun, mereka tidak bisa segera menyusul saya di kampus. Saya bisa mengerti karena memang saat itu hujan turun sangat deras. Namun ketika hujan reda, mereka tidak juga muncul. Yang satu bilang kalau ia masih di rumah temannya dan yang satu lagi entah kemana, tidak memberi kabar. Saya kesal karena saya sudah berjualan di kampus dari pagi hingga siang menjelang sore dan tidak ada satu pun yang membantu saya. Sebenarnya pudding kami sudah sold out, tapi saya butuh bantuan untuk membawa box untuk dibawa pulang karena saya tidak bisa membawanya sendirian. Terpaksa saya meninggalkan box itu di ruang salah satu UKM di FEB UB. Pada malam harinya, akhirnya teman saya yang tidak bisa datang itu memberi kabar kalau dia tidak bisa datang karena ia harus menghadiri kelas ketika hujan telah reda. Saya bisa mengerti alasan itu, tapi menurut saya dia harus memberi tahu saya sebelumnya sehingga saya tidak berpikiran yang negatif tentang dia. Hal-hal menjengkelkan seperti di atas memang terkadang membuat saya malas untuk terlibat dalam kegiatan kelompok. Tapi saya menyadari bahwa di situ lah letak tantangannya. Bagaimana saya harus bisa mengontrol emosi saya dan bagaimana saya harus belajar untuk lebih memahami orang lain. Teman-teman saya di Happy Pudding adalah orang-orang yang menyenangkan. Mereka bukanlah tipe orang yang egois, yang mau menang sendiri. Bekerja bersama mereka adalah hal yang patut saya syukuri.

Ketika kelas Kewirausahaan sudah berakhir, itu artinya kerjasama kami dalam Happy Morning juga secara otomatis akan berakhir, setidaknya begitulah pemikiran saya sebelumnya. Tapi, semakin mendekati akhir, saya tidak berhenti. Membuat sesuatu bersama-sama dan melihat orang lain menyukainya adalah sesuatu yang membahagiakan bagi saya. Saya tidak tahu dengan teman-teman saya yang lainnya, tapi saya masih ingin melanjutkan usaha kami., tapi tentunya dengan beberapa catatan. Saya berharap, jika memang usaha ini terus lanjut, saya ingin teman-teman saya bersikap lebih profesional, setidaknya menjadikan usaha ini sebagai salah satu prioritas mereka, di samping kuliah dan kegiatan organisasi, sebab apabila mereka hanya menganggap ini hanya sebagai kegiatan yang akan dilakukan hanya ketika sedang senggang atau sedang tidak malas, maka usaha Happy Morning tidak akan berjalan dengan maksimal. Sebenarnya saya ingin mengatakan sesuatu pada kelompok saya, tapi saya terlalu malu. Saya tidak ingin dibilang terlalu melankolis atau sebagainya. Jadi saya hanya ingin mengutarakannya di tugas refleksi diri yang terakhir ini. Untuk kalian semua, teman-teman Happy Morning, terima kasih untuk empat bulan yang sangat luar biasa. Bekerja bersama kalian adalah sebuah kesempatan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Terima kasih untuk semua tawa dan pelajaran baru yang saya dapat selama kita menjalankan usaha. Kita telah tumbuh dan berkembang bersama dalam Happy Morning. Menjadi seorang wirausahawan adalah sesuatu yang sulit. Banyak hal yang harus dipikirkan dan banyak keputusan yang harus dipertimbangkan dengan matang. Tapi menjalaninya bersama kalian membuatnya terasa lebih mudah dan menyenangkan. Memang terkadang saya merasa sebal dengan kalian. Tapi tenang saja, kalian tidak semenyebalkan itu. Saya lah memang yang terkadang berlebihan dalam menyikapi masalah. Untuk CEO Happy Morning, terima kasih telah menjadi pemimpin yang baik, yang mau berkorban banyak untuk usaha kita, untuk Happy Morning. Banyak hal yang saya dapat dari sikap kamu sebagai pemimpin. Dan untuk semuanya, maaf jika saya pernah melakukan kesalahan selama empat bulan ini. Terima kasih atas kesabaran kalian dalam menghadapi sifat saya yang mudah emosi. Untuk kita semua, semoga apa yang telah kita lakukan bisa memberikan manfaat untuk diri kita sendiri maupun orang lain.