referensi 2

Download referensi 2

If you can't read please download the document

Upload: ace-duank

Post on 20-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Perpustakaan keliling sebagai salah satu perangkat pendidikan non formal berupaya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Untuk melaksanakan amanat itu perpustakaan keliling mempunyai tugas mengumpulkan, memilih, dan menyajikan karya-karya manusia kepada masyarakat yang tidak terlayani oleh perpustakaan umum (Hardjoprakoso, 1992).Berbagai upaya untuk meningkatkan gairah pemanfaatan informasi bagi masyarakat danuntuk mengkondisikan tumbuhnya minat baca terus bergulir. Tahun 2004 Yayasan Taman Bacaan (MANCA) mendirikan Rumah Baca di seluruh Indonesia. Peresmian 50 Rumah Baca (tahap I) dilakukan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di SDN Pesisir Lama I, Kampung Pesisir, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat, pada tanggal 5 Maret 2004 dan serentak untuk 50 rumah baca yang tersebar di seluruh Indonesia.Tahun 2005 Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono meresmikan perpustakaan berjalan yang dinamakan Program Mobil Pintar, dan diluncurkan oleh para isteri anggota kabinet yang tergabung dalam Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB). Mobil Pintar merupakan pengembangan dari perpustakaan keliling, yang dilengkapi dengan fasilitas yang lebih canggih, seperti cakram digital (Compact Disc) interaktif yang menggunakan program komputer, Televisi, VCD edukatif, alat permainan edukatif, panggung mini, serta program audio visual (Kompas, 18 Mei 2005).Sebagai salah satu sarana pendidikan nonformal, perpustakaan keliling dimaksudkan untuk mempercepat hantaran informasi kepada masyarakat. Apabila dilihat dari sejarahnya bantuan untuk perpustakaan keliling di Indonesia sudah ada sejak tahun 1975. Pemerintah melalui Proyek Pembangunan Depdikbud, telah mencanangkan Perpustakaan Keliling sebagai salah satu bentuk layanan perpustakaan kepada masyarakat. Maksud utamannya ialah mendekatkan informasi pada masyarakat desa, karena masyarakat desa belum mampu mencapai informasi dengan caranya sendiri (Perpustakaan Nasional RI, 1992).Berdasarkan data Perpustakaan Nasional RI tahun 1992 jumlah perpustakaan keliling pada waktu itu sudah mencapai 177 unit yang tersebar di seluruh propinsi. Akan tetapi realisasi operasional kegiatan perpustakaan keliling sangat bervariasi dari satu daerah dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan setiap daerah mempunyai kebijakan yang tidak sama dengan daerah lain dalam hal operasional perpustakaan keliling.Setelah lebih 10 tahun tidak ada bantuan, barulah pada tahun 2002 Perpustakaan Nasional RI mulai memberikan bantuan perpustakaan keliling untuk berbagai daerah. Tahun anggaran 2003 Perpustakaan Nasional RI memberikan bantuan sebanyak 16 unit mobil perpustakaan keliling lengkap dengan koleksi. Tahun anggaran 2004 Perpustakaan Nasional RI memberikan bantuan mobil perpustakaan keliling sebanyak 42 unit. Bantuan mobil perpustakaan keliling dua tahun terakhir (2003 dan 2004) yang dikaji dalam penelitian ini
Masalah PenelitianMulai diluncurkannya bantuan Perpustakaan Keliling oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tahun anggaran 2003 dan 2004, program bantuan tersebut belum pernah dievaluasi baik tentang kegiatan operasional maupun program pengembangan yang dilakukan. Rencana awal program bantuan perpustakaan keliling diharapkan merupakan stimulir bagi daerah untuk dapat mengembangkan berbagai program tentang layanan perpustakaan dan minat baca di daerah.Berdasarkan hal tersebut perlu dilihat berbagai aspek dari bantuan perpustakaan keliling yang merupakan bantuan Perpustakaan Nasional RI sebagai berikut: keadaan perpustakaan keliling, keadaan koleksi, layanan yang dilakukan, pengembangan yang dilakukan dan efektivitas dari bantuan tersebut.Tujuan PenelitianSecara umum tujuan penelitian ini adalah untuk:1.Memperoleh gambaran tentang keadaan Perpustakaan Keliling yang merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.2.Memperoleh gambaran tentangkeadaan koleksi Perpustakaan Keliling.3.Memperoleh gambaran tentang layanan yang diberikan Perpustakaan Keliling.4.Memperoleh gambaran tentang upaya-upaya pengembangan Perpustakaan Keliling yang dilakukan penerima bantuan mobil perpustakaan keliling.5.Memperoleh gambaran tentang tingkat efektivitas layanan Perpustakaan Keliling di Indonesia yang merupakan bantuan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi kuesioner, pedoman wawancara, dan format observasi. Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data tentang kondisi dan berbagai informasi baik kuantitatif maupun kualitatif dari para pengelola perpustakaan keliling. Pedoman wawancara dan format observasi digunakan untuk menggali data penunjang serta data yang berupa keadaan dan konteks yang belum tergali dari kuesioner yang lebih bersifat kualitatif.Sumber DataSumber data dalam penelitian ini adalah para pengelola perpustakaan keliling di seluruh Indonesia. Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi (total sampling), yaitu semua penanggungjawab operasional perpustakaan keliling bantuan dari PNRI tahun anggaran 2003-2004. Jumlah mobil perpustakaan keliling bantuan Perpustakaan Nasional RI sebanyak 58 mobil yang tersebar di 50 wilayah kabupaten, kota, dan propinsi di seluruh Indonesia. Diasumsikan bahwa daerah yang menerima lebih dari satu mobil perpustakaan keliling, penanggungjawab operasional dari mobil perpustakaan keliling tersebut adalah satu orang. Peta wilayah penyebaran bantuan dirangkum dalam tabel berikut:Tabel 1. Peta Wilayah Sampel PenelitianWilayah SampelPropinsiKabupaten/ KotaJumlahWilayahPersentase

Indonesia Bagian Barat11142550%

Indonesia Bagian Tengah1392244%

Indonesia Bagian Timur2136%

Jumlah262450100%

Dari rencana total sampel sebanyak 50 wilayah, 1 sampel wilayah tidak diketemukan alamatnya. Sehingga sampel penelitian menjadi 49 sampel. Penentuan daerah yang dipilih untuk wawancara berdasarkan purposive sampling. Tiga daerah di luar pulau Jawa dan enam daerah untuk penerima bantuan mobil perpustakaan keliling di pulau Jawa. Demikian juga penentuan daerah untuk observasi juga dilakukan secara purposive sampling dan daerahnya sama seperti daerah untuk wawancara.Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan mulai tanggal 5 Januari 2006 sampai dengan 31 Januari 2006 dan diperpanjang sampai dengan awal bulan Pebruari 2006. Sampai batas waktu yang ditentukan kuesioner yang terkumpul sebanyak 34 kuesioner atau sebesar 69,4%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 15 kuesioner atau sebesar 30,6%.Wawancara dilakukankepada penangungjawab perpustakaan keliling di 9 daerah penerima mobil perpustakaan keliling yaitu: (1) Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, (2) Perpustakaan Umum Kota Mojokerto, (3) Perpustakaan Umum Kabupaten Bondowoso, (4) Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Kalimantan Selatan, (5) Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Bali, (6) Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Banten, (7) Seksi Pengelolaan Perpustakaan Kabupaten Bogor, (8) Badan Arsip dan Perpustakaan DaerahPropinsi Sulawesi Selatan, dan (9) Badan Perpustakaan Daerah Propinsi DIY. Bersamaan dengan wawancara juga dilakukan observasi di sembilan daerah yang sama untuk mengamati dan melihat secara langsung keadaan mobil perpustakaan bantuan PNRI.Analisis DataAnalisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis statistik deskriptif. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan teknik analisis statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi persentase serta distribusi frekuensi. Analisis deskriptif dipergunakan untuk mendeskripsikan karakteristik permasalahan perpustakaan keliling bantuan dari PNRI yang dikaji, yaitu narasi persentase tentang kondisi, keadaan koleksi, pengelolaan layanan, dan upaya-upaya pengembangan perpustakaan keliling.Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling diungkapkan dengan menggunakan 18 item yang terbagi dalam 11 kategori Dari 18 item pertanyaan/pernyataan tersebut kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui kategori efektivitas layanan. Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling dikelompokan ke dalam katagori kurang, sedang dan tinggi.Sementara itu, untuk data kualitatif dilakukan analisis untuk memperoleh gambaran atau pengertian yang bersifat kebijakan dari penyelenggaraan perpustakaan keliling dan relatif menyeluruh tentang hal-hal yang tercakup dalam pokok permasalahan penelitian.Temuan Penelitian1. Keadaan Perpustakaan Keliling bantuan dari Perpustakaan Nasional RIDalam periode tahun 20032004 perpustakaan keliling bantuan Perpustakaan Nasional RI sebagian besar diterima pada tahun 2004. Hal ini dinyatakan oleh 17 responden (50%). Sebanyak 4 responden (11,8%) menyatakan menerima bantuan tahun 2003, yaitu di Bandung, Samarinda, Makassar, dan Tahuna (Sulawesi Utara). Bahkan sebanyak 10 responden (29,4%) menyatakan baru menerima bantuan pada tahun 2005. Di Palu dan Padang menerima dua kali bantuan tahun 2003 dan 2004, sedangkan di Bengkulu menerima bantuan tahun 2004 dan 2005.Jumlah mobil bantuan yang diterima sebagian besar (88,2%) sebanyak 1 unit. Selebihnya (11,8%) menerima mobil bantuan 2 unit, yaitu di Medan, Bengkulu, Tahuna, dan Padang. Sementara itu di Lhokseumawe salah satunya berasal dari Pemerintah Propinsi DI Aceh yang diterima pada tahun 1999.Jika ditinjau dari dimulainya masa operasional perpustakaan keliling tersebut mulai dioperasikan sejak bulan Mei 2004 (di Makassar) hingga Juli 2005 (di Wates Kulon Progo). Sebagian besar (67,6%) dioperasikan sejak Januari sampai dengan Juni 2005.2. Keadaan Koleksi Perpustakaan KelilingPerpustakaan keliling menerima bahan pustaka (koleksi) dari Perpustakaan Nasional RI dengan jumlah antara 1781.614 judul, atau rata-rata sebanyak 489 judul. Dilihat dari banyaknya eksemplar yang diterima dari Perpustakaan Nasional antara 6493.694 eksemplar atau rata-rata sebanyak 1.341 eksemplar. Secara kumulatif 69,7% responden menyatakan menerima koleksi dari PNRI di bawah angka rata-rata ini, artinya sebagian besar menerima koleksi antara 178485 judul, sedangkan sisanya (30,3%) menerima koleksi di atas 485 hingga 1.614 judul.Selain bahan pustaka bantuan dari Perpustakaan Nasional, sebagian besar (79,4%) juga melakukan penambahan koleksi sendiri untuk layanan perpustakaan keliling. Selebihnya (20,6%) menyatakan tidak melakukan penambahan koleksi. Banyaknya tambahan koleksi yang dikembangkan sampai saat ini berkisar 406.018 judul (rata-rata sebanyak 871 judul) atau 837.720 eksemplar (rata-rata sebanyak 1.910 eksemplar). Perpustakaan Keliling yang melakukan penambahan koleksi di bawah 100 judul adalah Kuningan Jawa Barat, Medan, dan Makassar, sedangkan penambahan di atas 4.000 hingga 6.018 judul di Tanjung Redeb Kalimantan Timur dan Bengkulu. Di Bengkulu dioperasikan dua unit mobil perpustakaan keliling.Secara umum hingga saat ini perpustakaan keliling sudah memiliki jumlah koleksi antara 25225.945 judul (rata-rata sebanyak 4.142 judul) atau setara dengan 64951.890 eksemplar (rata-rata sebanyak 8.123 eksemplar). Koleksi terbanyak (25.945 judul) dimiliki oleh Badan Perpustakaan Propinsi Sumatera Barat (Padang), sedangkan yang terkecil (252 judul) dimiliki oleh Badan Komunikasi Kearsipan dan Perpustakaan Kuningan Jawa Barat.Secara kumulatif sebanyak 71% perpustakaan keliling (26 responden) sampai saat ini memiliki jumlah judul koleksi di bawah angka rata-rata (4.142 judul), artinya hanya 8 responden (29%) yang memiliki koleksi di atas angka rata-rata hingga maksimal.Menurut sebagian besar para pengelola perpustakaan keliling (85,3%), bahwa jumlah bahan pustaka tersebut masih belum memadai untuk layanan perpustakaan keliling. Hanya 5 responden (14,7%) yang menyatakan sudah memadai, yaitu Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur - Kalimantan Tengah, Pekanbaru, Sintang Kalimantan Barat,Denpasar, dan Surabaya. Dinyatakan belum memadai karena jumlah koleksi tersebut idealnya menurut mereka sebanyak 50020.000 judul (rata-rata 4.393 judul) atau 200060.000 eksemplar (rata-rata 16.191 eksemplar). Responden yang menyatakan jumlah koleksi ideal di bawah 1.000 judul (masing-masing 500 dan 750 judul) yaitu Kasi Perpustakaan keliling Kantor Perpustakaan Umum Kabupaten Bondowoso dan Kepala Perpustakaan dan Arsip Daerah Lhokseumawe NAD, sedangkan lebih dari 15.000 judul Wates Kulonprogo dan 20.000 judul masing-masing Semarang dan Palembang.Daya tampung mobil perpustakaan keliling yang dikelola rata-rata dapat memuat jumlah koleksi antara 3002.000 judul (rata-rata daya tampung 914 judul) atau antara 5004.000 eksemplar (rata-rata sebanyak 2075 eksemplar). Tampak bahwa secara rata-rata setiap judul terdiri atas 2 eksemplar. Hal ini tentunya tergantung cara penataan/rak dalam mobil sehingga dapat disesuaikan daya tampungnya. Namun secara kumulatif perpustakaan keliling 50% menyatakan daya tampung di bawah rata-rata dan 50% lainnya di atas rata-rata daya tampung jumlah judul.3. Pengelolaan Layanan yang diselenggarakan Perpustakaan KelilingUntuk satu kali jalan dalam memberikan pelayanan, jumlah koleksi yang biasanya dibawa dalam mobil perpustakaan keliling rata-rata sebanyak 716 judul (sekitar 502.500 judul) atau setara 1.575 eksemplar (1504.500 eksemplar).Dalam menjalankan tugas layanan perpustakaan keliling melibatkan petugas pengelola operasional rata-rata sebanyak 3 orang pegawai (47,1%). Sementara itu latar belakang pendidikan petugas pengelola operasional adalah setingkat SLTA (43,3%), yaitu rata-rata sebanyak 4 orang, sarjana (36,67%) rata-rata 2 orang, dan diploma (20%) rata-rata 1 orang.Ditinjau dari jangkauan wilayah sasaran layanan perpustakaan keliling meliputi 285 kecamatan (rata-rata 15 kecamatan), 2254 desa (rata-rata 42 desa), atau sebanyak 2300 lokasi/sasaran layanan (rata-rata 49 lokasi sasaran). Dengan perkiraan jumlah penduduk yang menjadi sasaran layanan per kecamatan rata-rata sebesar 35.158 jiwa (antara 200267.784 jiwa).Dalam satu kali layanan perpustakaan keliling dapat menempuh jarak terdekat rata-rata-rata 10 km dan jarak terjauh rata-rata 58 km. Di Bengkulu dan Padang menempuh jarak hingga 105115 km karena dilakukan oleh dua kendaraan. Sehingga rata-rata jarak tempuh dalam satu hari kerja sebesar 38 km (10115 km).Sementara itu wilayah yang merupakan sasaran layanan adalah daerah pinggiran kota (25,4%), daerah pedesaan (20,6%), dan daerah kota (6,9%). Selebihnya di ketiga wilayah tersebut (24,5%), daerah pinggiran dan pedesaan (14,7%) serta daerah pinggiran dan kota (7,9%).Dalam satu hari layanan perpustakaan keliling dapat mengunjungi lokasi sasaran pelayanan sebanyak 3 lokasi (32,4%), hanya 12 lokasi (26,5%), selebihnya 4 lokasi (8,8%), 5 lokasi dan bahkan 8 lokasi (2,9%) masing-masing di Semarang dan Palu. Secara kumulatif 85,3% responden menyatakan dapat mengunjungi lokasi sasaran sebanyak 13 lokasi dalam satu hari layanan.Dilihat dari frekuensi layanan perpustakaan keliling dalam satu minggu mayoritas memberikan layanan 2 hari (32,4%), lainnya memberikan layanan 4 hari (26,5%) dan 5 hari (20,6%), selebihnya 3 hari layanan ((8,8%) bahkan ada yang 6 hari layanan (8,8%) dalam satu minggu yaitu di Pandeglang, Gorontalo, dan Padang.Dalam satu hari kerja layanan atau satu kali jalan, perpustakaan keliling dapat memberikan pelayanan mayoritas 5 jam (26,5%), 2 jam (20,6%), 3 jam (17,6%), dan 6 jam (14,7%). Secara kumulatif responden menyatakan memberikan pelayanan antara 25 jam dalam satu kali jalan (73,5%).Dalam memberikan layanan, masyarakat yang akan meminjam buku perpustakaan keliling sebagian besar diharuskan menjadi anggota (52,9%). Jika diharuskan menjadi anggota, diketahui jumlah anggota perpustakaan keliling secara keseluruhan rata-rata sebanyak 2.107 orang (1507.344 orang). Mereka sebagian besar berstatus pelajar (60%), berikutnya secara berturut-turut terdiri atas ibu rumah tangga (4,8%), pegawai (4,5%), petani (6,4%), pedagang (2,5%), mahasiswa (6,3%), serta profesi lainnya (15,7%), yaitu terdiri atas warga binaan/pengangguran, para narapidana, transmigran, dan penghuni panti sosial. Perpustakaan keliling yang tidak mewajibkan peminjam menjadi anggota (47,1%) layanan dilakukan dengan hanya untuk dibaca di tempat.Bentuk layanan perpustakaan keliling sebagian besar berupa layanan penyediaan membaca di tempat dan layanan peminjaman buku (82,4%), layanan berceritera (story telling) (8,7%). Sisanya (8,9%) layanan lainnya seperti melalui pameran pembangunan pada stan khusus, layanan bimbingan perpustakaan dan penyuluhan tentang manfaat dan kegunaan perpustakaan, sistem paket atau peminjaman yang dipusatkan di perpustakaan daerah/sekolah; dan hanya untuk difotokopi.Dalam satu bulan terjadi transaksi peminjaman buku rata-rata sebanyak 892 orang peminjam, sedangkan jumlah buku yang dipinjam rata-rata sebanyak 1.550 eksemplar buku (805.186 eksemplar). Dari sini tampak bahwa perbandingan setiap peminjam rata-rata sebanyak 2 eksemplar.Jenis buku yang paling banyak diminati oleh masyarakat dari layanan perpustakaan keliling adalah buku fiksi (35,7%), beteknologi tepat guna (33,3%), pengetahuan populer (16,7%), buku agama dan buku pelajaran sekolah (14,3%), dan selebihnya adalah kombinasi dua atau lebih jenis buku tersebut.4. Upaya Pengembangan Perpustakaan KelilingDari segi pengembangan kualitas SDM, ternyata sebagian besar petugas operasional sudah mendapatkan pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan (76,5%), sedangkan sisanya (23,5%) menyatakan belum pernah mendapatkan pelatihan. Bagi yang sudah mendapat pelatihan, sebagian menyatakan pelatihan itu dilaksanakan selama tiga minggu atau kurang (50%), sebagian lagi antara 13 bulan (8,2%), dan sisanya menyatakan mendapat pelatihan lebih dari 3 bulan (20,6%). Dilihat dari jumlah jam efektif pelaksanaan pelatihan, responden menyatakan mendapat pelatihan antara 32728 jam atau rata-rata lama pelatihan 270 jam. Apabila seminggu pengelola rata-rata mendapat pelatihan selama 30 jam, maka berarti mereka sudah mendapat pelatihan rata-rata selama 9 minggu atau sekitar 2 bulan.Besarnya biaya operasional dalam satu tahun berkisar antara Rp1.500.000,00 s.d Rp200.000.000,00 atau rata-rata sebesar Rp 41.413.480,00. Beberapa perpustakaan keliling menyatakan biaya operasional sebesar Rp100.000.000,- sd Rp 200.000.000,- tiap tahun di antaranya Tahuna, Bengkulu, Padang, dan Surabaya. Bengkulu sebesar Rp137.000.000,00 dan Padang Rp146.352.000,00 masing-masing untuk biaya operasional dua kendaraan. Sedangkan yang di bawah Rp10 juta tiap tahun adalah Pontianak, Kuningan, Bulukumba, Denpasar, danKupang. Secara kumulatif sebesar 73,3% di bawah angka rata-rata biaya operasional tiap tahun.Biaya operasional tersebut meliputi pos-pos: BBM (29%); pemeliharaan kendaraan, terutama minyak pelumas (17%); HR (14%); uang saku, insentif, kesejahteraan (11%); uang makan/konsumsi (10%); pembelian ATK (7%); administrasi/SPPD (5%); perawatan dan pengadaan buku (4%); penyuluhan, pembinaan perpustakaan (2%); dan 1% lainnya masing-masing untuk biaya cetak, biaya fotokopi, monitoring, dan lomba peningkatan minat baca.Pos pengeluaran yang membutuhkan dana paling besar adalah BBM (50%), HR (29,4%), uang saku (5,8%), SPPD (2,9%), dan pengadaan buku (2,9%). Sedangkan pos pengeluaran yang paling kecil adalah administrasi (20,5%), pemeliharaan mobil (17,6%) karena sebagian masih baru, ATK dan insentif masing-masing (11,7%), konsumsi (5,8%), dan lomba (2,9%).Sebagian besar pengelola (97,1%) menyatakan telah berupaya menjalin kerjasama dengan pihak lain, antara lain kerjasama dengan instansi-instansi: sekolah (22%); dinas pendidikan (16%); kelurahan/desa (14%); kecamatan (12%); pondok pesantren (10%); lembaga pemasyarakatan (10%); rumah ibadah/masjid (6%); panti asuhan (4%), dan sisanya (3,1%) dengan yayasan dan pengelola taman bacaan masyarakat, serta RW melalui tim penggerak PKK. Kerjasama itu dalam bentuk: pembinaan penyuluhan perpustakaan dan minat baca (25,9%); pelayanan peminjaman dengan sistem paket dan rolling dan dengan sistem droping ke sekolah (22,2%); penyediaan pos layanan dan sosialisasi masing-masing 14,8%; dan 3,7% masing-masing dalam bentuk pengabdian masyarakat (KKN), pameran dan pagelaran, legalisasi kartu anggota, pemeliharaan koleksi, menitipkan koleksi, dan penagihan.Menurut pengelola perpustakaan keliling sebagian besar (85,3%) menyatakan juga menerima bantuan dari pemerintah daerah/pemerintah propinsi dalam menjalankan perpustakaan keliling. edangkan sebagian lain (14,7%) menyatakan tidak menerima bantuan dari pemerintah daerah/pemerintah propinsi setempat.Perpustakaan Nasional selaku instansi yang menyalurkan bantuan sampai saat ini menurut sebagian besar pengelola perpustakaan keliling belum pernah melakukan monitoring (73,5%), sedangkan selebihnya menyatakan sudah pernah dimonitoring (26,5%) oleh PNRI maupun oleh pemerintah daerah setempat.5. Tingkat Efektivitas Layanan Perpustakaan KelilingSesuai dengan cara pengelompokan yang ditetapkan dalam teknik analisis data, tingkat efektivitas layanan perpustakaan untuk masing-masing indikator dikelompokkan ke dalam tiga katagori yaitu kurang, sedang, dan tinggi. Hasil analisis tentang tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling disajikan berikut.Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Efektivitas LayananPerpustakaan Keliling yang diKelompokkan atas Tiga JenjangNo.Indikator/Aspek yang dinilaiRerata (Mean)Frekuensi Katagori (%)

KurangSedang/Cu-kupTinggi

1Bahan pustaka (koleksi) yang diterima untuk layanan489 jdl< 3339 (27,3%)333 105122 (66,7%)> 10512 (6,1%)

1.341 eks< 99510 (29,4%)995 251721 (61,8%)> 25173 (8,8%)

2Penambahan koleksi untuk layanan871 jdl< 45510 (38,5%)455 344413 (50,0%)> 34443 (11,5%)

1.910 eks< 99611 (40,7%)996 481512 (44,4%)> 48154 (14,8%)

3Koleksi yang dimiliki saat ini untuk layanan4.142 jdl< 219721 (67,7%)2197 150448 (25,8%)> 150442 (6,5%)

8.123 eks< 438621 (65,6%)4386 300068 (25,0%)> 300063 (9,4%)

4Jumlah ideal koleksi untuk layanan4.393 jdl< 244616 (57,1%)2446 121969 (32,1%)> 121963 (10,7%)

16.191 eks< 909616 (57,1%)9096 380968 (28,6%)> 380964 (14,3%)

5Koleksi yang dibawa dalam sekali layanan716 jdl< 3839 (29,0%)383 160821 (67,7%)> 16081 (3,2%)

1.575 eks< 8628 (25,0%)862 303723 (71,9%)> 30371 (3,1%)

6Rata-rata daya tampung mobil terhadap koleksi yang dikelola untuk pelayanan914jdl< 6078 (28,6%)607 145714 (50,0%)> 14576 (21,4%)

2.075 eks< 128710 (31,3%)1287 303720 (62,5%)> 30372 (6,3%)

7Jarak tempuh wilayah sasaran layanan9,49 km< 514 (41,2%)5 2718 (52,9%)> 272 (5,9%)

57,97 km< 349 (26,5%)34 8616 (47,1%)> 869 (26,5%)

8Jumlah anggota keseluruhan yang dilayani2.107 org< 11293 (18,8%)1129 47266 (37,5%)> 47267 (43,8%)

9Jumlah peminjam rata-rata dalam transaksi peminjaman selama 1 bulan893 org< 4543 (12,0%)454 24328 (32,0%)> 243214 (56,0%)

10Jumlah buku rata-rata yang dipinjam dalam transaksi 1 bulan1.549 eks< 8155 (20,0%)815 33687 (28,0%)> 336813 (52,0%)

11Besarnya biaya operasional rata-rata dalam satu tahunRp 41.413.480,00< 2145674011 (36,7%)21456740 12070674016 (53,3%)> 1207067403 (10,0%)

Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling secara umum29,7%46,5%23,8%

Secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian besar indikator penilaian responden berada pada katagori sedang (46,5%), kurang (29,7%), dan tinggi (23,8%). Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling 46,5% berada dalam skor rata-rata atau tergolong katagori sedang/cukup, sebanyak 29,7% responden tingkat efektivitas layanannya di bawah skor rata-rata atau dalam katagori kurang, dan sebanyak 23,8% berada di atas skor rata-rata atau dalam katagori tinggi. Secara kumulatif tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling dalam katagori cukup sampai dengankategori tinggi sebesar 70,3% atau sebanyak 24 reponden efektivitas pelayanan perpustakaan keliling berada pada kategori cukuptinggi.Kesimpulan1.Keadaan perpustakaan keliling bantuan PNRI secara umum baru melakukan kegiatan operasionalnya dalam kurun waktu satu tahun lebih. Penerima bantuan mobil perpustakaan keliling tahun anggaran 2003 rata-rata baru dioperasionalkan pada bulan Mei Juni 2004. Penerima bantuan mobil perpustakaan keliling tahun anggaran 2004 rata-rata baru dioperasionalkan pada bulan PebruariJuni 2005. Keadaan ini menyiratkan bahwa ada interval waktu yang relatif cukup panjang antara realisasi pengadaan mobil perpustakaan keliling dengan kegiatan operasional lapangan untuk masing-masing penerima bantuan mobil tersebut. Jika dilihat dari pemetaan responden berdasarkan daerah, sebanyak 88,2% daerah menerima bantuan 1 mobil perpustakaan keliling. Hanya 11,8% daerah yang menerima bantuan sebanyak 2 mobil perpustakaan keliling.2.Selain koleksi yang sudah diterima bersamaan dengan penerimaan bantuan mobil perpustakaan keliling sebagai besar (79,4%) perpustakaan keliling sudah melakukan penambahan koleksi dan selebihnya (20,6%) perpustakaan keliling belum melakukan penambahan koleksi. Rata-rata penambahan koleksi yang dilakukan sebanyak 871 judul dan rata-rata jumlah eksemplarnya adalah 1.910 eksemplar. Dilihat dari jumlah koleksi yang dimiliki rata-rata perpustakaan keliling memiliki jumlah koleksi sebanyak 4.142 judul dengan rata-rata jumlah eksemplar sebanyak 8.123 eksemplar. Dengan jumlah rata-rata tersebut ternyata sebagian besar 85,3% responden menyatakan bahwa jumlah koleksi tersebut belum memadai untuk layanan perpustakaan keliling. Sementara itu sebanyak 14,7% responden menyatakan jumlah koleksi yang dimiliki cukup memadai untuk layanan perpustakaan keliling.3.Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya perpustakaan keliling rata-rata dikelola oleh 3 orang petugas perpustakaan. Layanan yang diberikan sebagian besar (82%) adalah layanan peminjaman buku. Jika dilihat dari wilayah sasaran, rata-rata wilayah sasaran adalah 15 kecamatan, dan rata-rata sebanyak 42 desa dengan rata-rata lokasi layanan terdiri dari 49 lokasi layanan dengan daerah yang dilayani rata-rata berpenduduk 35.158 jiwa. Jika dilihat dari jarak tempuh pelayanan, rata-rata jarak tempuh perpustakaan keliling adalah 38 km setiap kali memberikan pelayanan. Jika dilihat dari daerah sasaran,daerah pinggiran kota sebesar (25,4%), daerah pedesaan (20,6%), dan daerah kota (6,9%). Selebihnya di ketiga wilayah tersebut (24,5%), daerah pinggiran dan pedesaan (14,7%) serta daerah pinggiran dan kota (7,9%). Mayoritas responden (85,3%) menyatakan bahwa dalam satu hari lokasi yang bisa dilayani sebanyak 1-3 lokasi. Sebagian besar (60%) pemakai perpustakan kililing adalah pelajar.4.Berbagai upaya pengembangan telah dilakukan oleh penerima bantuan perpustakaan keliling. Upaya pengembangan tersebut antara lain adalah pelatihan, mengusahakan biaya operasional yang rata-rata biaya operasional dibutuhkan dalam satu tahun sebesar Rp. 41.423.480,-. Bentuk pengembangan lain yang dilakukan adalah penambahan koleksi, kerjasama dengan berbagai instansi seperti perguruan tinggi, sekolah, pondok pesantren, lembaga pemasyarakatan, pantai asuhan. Sementara itu dalam kaitannya dengan evaluasi dan monitoring sebagian besar perpustakaan keliling (73,5%) menyatakan bahwa mereka belum pernah dimonitoring dan dievaluasi oleh PNRI.5.Berdasarkan peta permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggaran perpustakaan keliling menunjukkan bahwa: jumlah koleksi dan keadaan koleksi menjadi permasalahan sebagian besar penyelenggara perpustakaan keliling (25%),permasalahan kedua yang dihadapi oleh mereka adalah jumlah tenaga operasional yang kurang memadai (18,75%), permasalahan ketiga adalah anggaran yang kurang mencukupi untuk kegiatan operasional (15%), permasalahan keempat adalah jumlah kendaraan perpustakaan keliling yang tidak sebanding dengan luas wilayah sasaran layanan (11,125%), dan kelima adalah sarana dan prasarana yang belum memadai (5%), dan selebihnya adalah masalah-masalah lain yang sangat beragam.6.Tingkat efektivitas layanan perpustakaan keliling menunjukan bahwa sebanyak 29,7% responden tingkat efektivitas layanannya di bawah skor rata-rata sehingga termasuk tingkat efektivitas yang kurang, sebanyak 46,5% responden berada pada tingkat efektivitas sedang. Selebihnya adalah sebanyak 23,8%berada di atas skor rata-rata atau dalam katagori tingkat efektivitas yang tinggi.Rekomendasi Penelitian1.Untuk bantuan selanjutnya Perpustakaan Nasional RI perlu memikirkan distribusi bantuan mobil perpustakaan keliling yang lebih merata berdasarkan quota wilayah. Sementara ini sepertinya kosentrasi bantuan mobil perpustakaan keliling tahun anggaran 2003 dan 2004 lebih ditekankan pada wilayah Indonesia bagian barat 25 wilayah (50%), dan Indonesia bagian tengah 22 wilayah(44%) sementara untuk Indonesia bagian timur sangat sedikit yaitu 3 wilayah (6%). Kondisi ini mungkin disebabkan kesiapan daerah yang tidak sama sehingga untuk wilayah bagian barat dan bagian tengah yang lebih banyak mendapatkan bantuan mobil perpustakaan keliling dari pada bagian Indonesia Timur. Namun untuk ke depan perlu ada pemerataan berdasarkan quota wilayah.2.Bagi penerima bantuan mobil perpustakaan keliling, perlu segera melakukan kegiatan operasional bantuan mobil perpustakaan keliling agar bantuan tersebut dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Karena dalam temuan penelitian ada daerah yang kegiatan operasional perpustakaan keliling menunggu sampai diadakannya penyerahan bantuan mobil perpustakaan keliling oleh pemberi bantuan kepada daerah. Sebaiknya kegiatan operasional tidak perlu menunggu seremonial tersebut.3.Untuk bantuan mobil perpustakaan keliling hendaknya dipikirkan seleksi calon penerima bantuan dengan mekanisme hibah kompetisi melalui proposal kegiatan yang diajukan oleh calon perpustakaan pengusul bantuan. Setiap proposal yang masuk akan dievaluasi dengan standar yang ditentukan sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan, kondisi, rencana program, serta kelayakan program yang akan dikembangkan dari pengusul. Dalam hal ini PNRI perlu membuat guide line proposal untuk hibah kompetisi tersebut. Selain itu perlu dilakukan sosialisasi awal jika rencana ini akan dilaksanakan untuk bantuan berikutnya atau bantuan-bantuan yang lain.4.Perpustakaan Nasional RI perlu melakukan monitoring dan evaluasi (monev) secara berkala dari bantuan mobil perpustakaan keliling yang telah diberikan ke berbagai daerah. Untuk itu perlu dikembangkan mekanisme dan format monitoring dan evaluasi secara baku yang juga diketahui oleh penerima mobil bantuan perpustakaan keliling. Dengan mekanisme ini diharapkan dapat diminimalisir berbagai ketidakjelasan atau bahkan penyimpangan dari penyelenggaraan kegiatan perpustakaan keliling yang merupakan bantuan PNRI.5.Untuk meningkatkan motivasi kegiatan pelayanan perpustakaan keliling, perlu adanya lomba layanan perpustakaan keliling dengan penilaian dari berbagai aspek baik aspek teknis maupun aspek non teknis dari penyelenggaraan perpustakaan keliling tersebut.6.Perlunya diversifikasi layanan perpustakaan keliling seperti layanan multi media, layanan story telling, demonstrasi berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat untuk segala segment umur (anak-anak, remaja, orang tua, ibu-ibu PKK dan sebagainya). Diversifikasi layanan sekaligus juga sebagai sarana promosi perpustakaan keliling kepada masyarakat.7.Perlu dilakukannya revisi buku panduan pelayanan perpustakaan keliling yang pernah diterbitkan PNRI tahun 1992 untuk disesuaikan dengan perkembangan masyarakat. Sejak diterbitkan pada tahun 1992 sampai saat ini sudah banyak perubahan dan kemajuan dalam bidang perpustakaan khususnya dalam aplikasi Teknologi Informasi (TI). Untuk pengenalan TI kepada masyarakat salah satunya bisa dilakukan melalui bentuk-bentuk layanan yang disediakan oleh perpustakaan keliling.8.Salah satu upaya yang mungkin bisa dilakukan untuk meningkatkan citra dan manfaat layanan perpustakaan keliling secara lebih optimal adalah dengan mendesainperpustakaan keliling sebagai mobil perpustakaan multifungsi, yaitu sebagai mobil perpustakaan keliling yang melayani kebutuhan informasi masyarakat dan sekaligus juga sebagai mobil yang bisa memberikan sarana belajar informal bagi masyarakatDaftar PustakaAnwar, Lalu. 1999. Kajian Layanan Perpustakaan Keliling dan Kebiasaan Membaca Masyarakat Pedesaan di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Tesis Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.Ardhana, Wayan. 1987 Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: PPLPTK, Ditjen Dikti, DepdikbudHardjoprakoso, Mastini. 1992.dalamPanduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasionaal RIKompas, 18 Mei 2005Miles, M.B & Huberman, A.M. 1984. Qualitative Data Analysis. Beverly Hills, CA: Sage Publications.Perpustakaan Nasional RI. 1992. Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasionaal RIPerpustakaan Nasional RI. 1992. Survai dan Kajian Perpustakaan Keliling: Kajian Pelayanan di 7 Propinsi. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I.Catatan: Penelitian ini dibiayai Perpustakaan Nasional RI tahun Anggaran 2005. Peneliti:Welmin S. Ariningsih, Darmono, Muslech, Syaifuddinsumber :http://library.um.ac.id/index.php/Artikel-Umum/kajian-efektivitas-perpustakaan-keliling-di-indonesia-bantuan-perpustakaan-nasional-ri-tahun-anggaran-2003-dan-2004.html

Analisa SWOT untuk PerpustakaanKelilingSWOT adalah metode perencanaan strategis untuk menganalisa dan mengevaluasi suatu masalah atau kondisi berdasarkan faktorStrengths, Weakness, OpportunitiesdanThreatsdalam sebuah organisasi dan bisnis. Metode ini diperkenalkan olehAlbert Humprey, dalam sebuah kongres di Stanford University pada 1960 dan 1970.

Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:Strengths(kekuatan)merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.Weakness(kelemahan)merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.Opportunities(peluang)merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.Threats(ancaman)merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. (oleh Agus Wibisono,http://aguswibisono.com)Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor di atas terklasifikasi menjadi dua kategori:-Faktor Internal, berasal dari dalam organisasi yaitu Strength dan Weakness-Faktor ekternal, berasal dari luar organisasi yaitu Opportunities dan Threats (Wikipedia)Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat penggunaan SWOT yaitu :Menganalisa suatu permasalahan dalam organisasi dari berbagai faktor.

Sebagai perencanaan strategis yang efektif karena mempertimbangkan berbagai aspek pendukung suatu organisasi.

Membantu untuk pengambilan keputusan dalam berbagai situasi.

Membantu mengenali diri secara lebih baik

Penggunaan analisa SWOT tidak terbatas pada lembaga profit saja, namun dapat juga digunakan pada lembaga non profit, pemerintahan atau secara individual dalam situasi pengambilan masalah. Sebagai contoh, dalam lembaga non profit seperti misalnya perpustakaan keliling. Sebelum menganalisa SWOT di dalam perpustakaan keliling terlebih dahulu harus dipahami tentang perpustakaan keliling.Perpustakaan keliling merupakan bagian dari perpustakaan umum, secara spesifik sebagai perluasan jasa dari sebuah perpustakaan umum untuk memungkinkan penduduk yang pemukimannya jauh dari perpustakaan dapat memanfaatkan perpustakaan. Perpustakaan keliling terbagi atas 2 jenis yaitu perpustakaan keliling darat dan terapung. Perpustakaan keliling darat menggunakan kendaraan roda empat terdapat di berbagai tempat di Indonesia. Bahkan sekarang terdapat perpustakaan keliling menggunakan kendaraan roda dua yang mengunjungi kawasan yang tidak dapat dijangkau kendaraan roda empat. Ada juga jasa perpustakaan keliling dengan menggunakan sepeda seperti di Surabaya dan Yogyakarta, perpustakaan keliling berbentuk gerobak dorong di Pekalongan dan Bandar Lampung serta digendong seperti penjual jamu di Kebumen dan Pekalongan. (Sulistyo-Basuki)Kemudian, dapat ditarik analisa SWOT untuk mengetahui peta kekuatan perpustakaan keliling :1.Strength

- Perpustakaan keliling menjalankan fungsi yang sama seperti perpustakaan umumnya : fungsi informatif, edukatif, kultural dan rekreatif. Tidak ada perbedaan fungsi sehingga perpustakaan keliling layak diakui keberadaannya sebagai salah satu bagian dari lembaga informasi.- Perpustakaan keliling memiliki peran lebih besar sebagai lembaga informasi karena operasionalnya yang mendekatkan informasi kepada pengguna sehingga keberadaannya lebih merakyat, mudah dijangkau oleh berbagai kalangan di berbagai tempat.- Perpustakaan keliling potensial sebagai sarana untuk menumbuhkan minat baca masyarakat sekaligus secara tidak langsung mengajarkan literasi informasi, terutama bagi masyarakat di pedalaman atau daerah terpencil.- Karena merupakan bagian dari perpustakaan umum, maka dana operasional perpustakaan berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat juga pemanfaatannya. 2. Weakness-Materi perpustakaan keliling biasanya terbatas, karena tidak memungkinkan mengangkut materi perpustakaan secara lengkap disebabkan terbatasnya ruang dalam alat transportasi yang digunakan perpustakaan keliling tersebut.-Dana untuk perpustakaan keliling relatif tidak begitu besar, sehingga kurang dapat mengakomodasi fasilitas dalam perpustakaan keliling.-Fasilitas dalam perpustakaan keliling biasanya didesain seadanya, sehingga kurang menarik bagi pengguna untuk memanfaatkannya. 3. Opportunity- Kesempatan untuk dipublikasikan lewat berbagai media pemerhati pendidikan sehinggga semakin banyak masyarakat mengetahui dan memanfaatkan perpustakaan keliling.- Menggandeng LSM atau lembaga sosial pendidikan lainnya untuk ikut mengembangkan koleksi perpustakaan keliling.- Berkerjasama dengan sekolah-sekolah di daerah terpencil untuk bisa beroperasi melayani murid-murid sekolah tersebut.- Mendapatkan insentif khusus bagi pengembangan sarana perpustakaan keliling dari Kemendiknas.4. Threats- Hambatan geografis seperti daerah yang terisolir, gersang, tidak memiliki jalan yang memadai untuk dimasuki, rawan bencana, dsb.- Sikap antipati dari masyarakat daerah terpencil terhadap masuknya informasi lewat perpustakaan keliling.- Sulitnya pengaturan koleksi karena harus ditempatkan dalam alat transportasi sehingga harus lebih ringkas dan efisien.- Kurangnya tenaga kerja atau pustakawan yang bersedia ditempatkan di berbagai daerah untuk mengelola perpustakaan keliling.Kemungkinan koleksi tidak digunakan secara baik dan resiko kerusakannya lebih tinggi karena umumnya masyarakat daerah terpencil belum mengerti cara memanfaatkan informasi.

Sumber :
http://wonderliteracy.wordpress.com/2011/11/28/analisa-swot-untuk-perpustakaan-keliling/