referat skizoafektif

Upload: mellyrianty

Post on 14-Apr-2018

508 views

Category:

Documents


62 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    1/15

    1

    REFERAT

    SKIZOAFEKTIF

    Disusun Oleh:

    MELLY RIANTY PRADITHA ( 1102009167 )

    Pembimbing :

    Dr. Eri Achmad Achdiar, Sp.KJ

    Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

    Bagian Ilmu Bedah RSUD Arjawinangun

    Juli 2013

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    2/15

    2

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

    karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun tugas referat

    yang berjudul SKIZOAFEKTIF . Saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak

    diharapkan agar dikesempatan yang akan datang penulis dapat membuatnya lebih baik lagi.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Eri Achmad

    Achdiar,Sp.KJ . Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

    Arjawinangun, 27-09-2013

    Penyusun

    Melly Rianty Praditha

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    3/15

    3

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar . i

    Daftar Isi ii

    BAB I

    Pendahuluan 4

    BAB II

    Sejarah 5

    Definisi . 5Epidemiologi 5

    Etiologi . 6

    Manifestasi klinis . 6-8

    Diagnosis .. 8-10

    Diagnosis banding 11

    Penatalaksanaan 11-12

    Prognosis . 12-13

    Kesimpulan ... 14

    Daftar Pustaka .. 15

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    4/15

    4

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Gangguan skizoafektif adalah kelainan mental yang rancu yang ditandai dengan adanyagejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan afektif. Penyebab gangguanskizoafektif tidak diketahui, tetapi empat model konseptual telah dikembangkan. Gangguandapat berupa tipe skizofrenia atau tipe gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkinmerupakan tipe psikosis ketiga yang berbeda, yang bukan merupakan gangguan skizofreniamaupun gangguan mood. Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok heterogen gangguan yang menetap ketiga kemungkinan pertama.

    Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejala gangguan moodmaupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakit yang sama, baik secarasimultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan disebut gangguan skizoafektif tipemanik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe depresif, gejala depresif yang menonjol. Gejalayang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, perubahan dalam berpikir,

    perubahan dalam persepsi disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.

    Kriteria diagnostik gangguan skizoafektif berdasarkan DSM-IV-TR, merupakan suatu produk beberapa revisi yang mencoba mengklarifikasi beberapa diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi nkriteria baik episode manik maupun depresif danmenentukan lama setiap episode secara tepat. Pada setiap diagnosis banding gangguan

    psikotik, pemeriksaan medis lengkap harus dilakukan untuk menyingkirkan penyebaborganik. semua kondisi yang dituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguanmood perlu dipertimbangkan. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan

    prognosis pasien dengan gangguan mood. Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguanskizoafektif memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien denganskizofrenia.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    5/15

    5

    BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    SKIZOAFEKTIF

    SEJARAH

    Di tahun 1913 George H. Kirby dan pada tahun 1921 August Hoch keduanyamenggambarkan pasien dengan ciri campuran skizofrenia dan gangguan afektif (mood). Karena

    pasiennya tidak mengalami perjalanan demensia prekoks yang memburuk, Kirby dan Hochmengklasifikasikan mereka di dalam kelompok psikosis manic-depresif Emil Kraepelin.

    Di tahun 1933 Jacob Kasanin memperkenalkan istilah gangguan skizoafektif untuk suatugangguan dengan gejala skizofrenik dan gejala gangguan mood yang bermakna. Pasien dengan

    gangguan ini juga ditandai oleh onset gejala yang tiba-tiba, seringkali pada masa remajanya.Pasien cenderung memiliki tingkat fungsi premorbid yang baik, dan seringkali suatu stressor yang spesifik mendahului onset gejala. Riwayat keluarga pasien sering kali terdapat suatugangguan mood. Kasanin percaya bahwa pasien memiliki suatu jenis skizofrenia. Dari 1933sampai kira-kira tahun 1970, pasien yang gejalanya mirip dengan gejala pasien-pasien Kasaninsecara bervariasi diklarifikasi menderita gangguan skizoafektif, skizofrenia atipikal, skizofreniadalam remisi, dan psikosis sikloid istilah-istilah yang menekankan suatu hubungan denganskizofrenia.

    DEFINISI

    Gangguan Skizoafektif mempunyai gambaran baik skizofrenia maupun gangguanafektif. Gangguan skizoafektif memiliki gejala khas skizofrenia yang jelas dan padasaat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif yang meno njol. Gangguanskizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan tipe depresif.

    EPIDEMIOLOGI

    Prevalensi seumur hidup gangguan skizoafektif kurang dari 1%, mungkin be rk is ar an ta ra 0, 5% 0,8%. Tetapi gambaran tersebut masih merupakan pe rk iraa n. Gang guan sk izoa fekt if tipe depresi f mu ngkin lebih se ring te rj ad i pada

    orang tua daripada orang muda, prevalensi gang guan tersebut dilaporkan lebihrendah pada laki-laki dibanding perempuan, terutama perempuan menikah. Usiaawitan perempuan lebih lanjut daripada laki-laki, seperti pada skizofrenia. Laki-laki dengan gangguan skizoafektif mungkin memperlihatkan perilaku antisosial danmempuinyai afek tumpul yan g nya ta at au t idak sesuai . National comorbidity study : 66orang yang di diagnosa skizofrenia, 81% pernah didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari59% depresi dan 22% gangguan bipolar .

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    6/15

    6

    ETIOLOGISulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak

    dari waktu ke waktu. Dugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin miripdengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu teori etiologi mengenai gangguan skizoafektif jugamencakup kausa genetik dan lingkungan.

    Penyebab gangguan skizoafektif adalah tidak diketahui, tetapi empat model konseptualtelah diajukan :

    1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipegangguan mood

    2. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan ekspresi bersama-sama dari skizofrenia dangangguan mood

    3. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe psikosis ketiga yang berbeda, tipeyang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan mood

    4.

    Kemungkinan terbesar adalah bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok gangguanyang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan yang pertama.Penelitian yang dilakukan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan tersebut telah

    memeriksa riwayat keluarga, petanda biologis, respon pengobatan jangka pendek, dan hasil akhir jangka panjang.

    Walaupun banyak pemeriksaan terhadap keluarga dan genetika yang dilakukan untuk mempelajari gangguan skizoafektif didasarkan pada anggapan bahwa skizofrenia dan gangguanmood adalah keadaan yang terpisah sama sekali, namun beberapa data menyatakan bahwaskizofrenia dan gangguan mood mungkin berhubungan secara genetic. Beberapa kebingungan

    yang timbul dalam penelitian keluarga pada pasien dengan gangguan skizoafektif dapatmencerminkan perbedaan yang tidak absolute antara dua gangguan primer. Dengan demikiantidak mengejutkan bahwa penelitian terhadap sanak saudara pasien dengan gangguanskizoafektif telah melaporkan hasil yang tidak konsisten. Peningkatan prevalensi skizofreniatidak ditemukan diantara sank saudara pasien yang pasien dengan skizoafektif, tipe bipolar;tetapi, sanak saudara pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, mungkin berada dalamresiko yang lebih tinggi menderita skizofrenia daripada suatu gangguan mood.

    MANISFESTASI KLINIS

    Pada gangguan Skizoafektif gejala klinis berupa gangguan episodik gejalagangguan mood maupun gejala skizofreniknya menonjol dalam episode penyakityang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. Bilagejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode p enyakit yang sama, gangguandisebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipedepresif, gejala depresif yang menonjol.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    7/15

    7

    Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi, pe ruba han da la m be rp ik ir , pe rubahan dalam pe rsep si di se rt ai dengan ge ja lagangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.

    Gejala klinis berdasarkan pedoman penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ-III) :

    Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya duagejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau ku rang jelas):

    a) - thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergemadalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isin ya sama,namun kualitasnya berbeda ; atau

    - thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam piki rann ya ( insertion ) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar

    dirinya ( withdrawal ); dan

    - thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lainatau umum mengetahuinya;

    b) - delusion of control = waham tentang dirinya dikenda likan oleh suatukekuatan tertentu dari luar; atau

    - delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrahterhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk

    kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tinda kan, atau pengind eraan khu sus)

    - delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang be rmakna sangat khas bag i di ri nya, bia sanya bersi fa t mist ik atau mukjizat ;

    c) Halusinasi Auditorik:

    - Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasi en , at au

    - Mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara be rbagai suara yang be rb icara), at au

    - Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    8/15

    8

    d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempatdianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal ke yakinanagama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kem ampuan di atas manusia

    bi asa (misalnya ma mpu mengenda likan cuaca, at au berkomunikas i denganmahluk asing dan dunia lain)

    Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

    e) Halusinasi yang menetap dan panca-indera apa saja, apabila disertai baik olehwaham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandunganafektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan ( over-valued ideas )yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama b erminggu minggu atau

    be rbul an -bul an te ru s menerus;f) Arus pikiran yang terputus ( break ) atau yang mengalami sisipan

    (interpolation ), yang berkibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;

    g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah ( excitement ), posisi tubuhtertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, danstupor;

    h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, danrespons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasan ya yangmengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerjasosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan olehdepresi atau medikasi neuroleptika;

    Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurunwaktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase non psikotik ( prodromal ). Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutukeseluruhan ( overall quality ) dan beberapa aspek perilaku p ribadi ( pe rson al behavior ), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak

    be rbua t se suatu sikap la ru t dal am dir i send ir i ( se lf -absorbed at ti tude ) dan penar ik an di ri seca ra so si al .

    DIAGNOSIS

    Karena konsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik skizofrenia maupungangguan mood, beberapa evolusi dalam kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif mencerminkan perubahan yang telah terjadi di dalam kriteria diagnostik untuk kedua kondisilain.

    Kriteria diagnostik utama untuk gangguan skizoafektif (Tabel 1) adalah bahwa pasientelah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat atau episode manik yang

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    9/15

    9

    bersama-sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik untuk fase aktif dari skizofrenia. Disamping itu, pasien harus memiliki waham atau halusinasi selama sekurangnya dua minggutanpa adanya gejala gangguan mood yang menonjol. Gejala gangguan mood juga harus diteukanuntuk sebagian besar periode psikotik aktif dan residual. Pada intinya, kriteria dituliskan untuk membantu klinisi menghindari mendiagnosis suatu gangguan mood dengan ciri psikotik sebagaisuatu gangguan skizoafektif.

    Tabel 1. Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Skizoafektif (DSM-IV)

    Kriteria Diagnostik Untuk Gangguan Skizoafektif A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu. Terdapat baik

    episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode campuran dengan gejala yangmemenuhi kriteria A untuk skizofrenia.Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi.

    B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama sekurangnya 2minggu tanpa adanya gejala mood yang menonjol.C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian bermakna

    dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat yang

    disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.Sebutkan tipe:Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau suatu manik suatu episode campuran dan episode depresif berat)Tipe depresif: jika gangguan hanya termasuk episode depresif berat.Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Ed. 4. Hak ciptaAmerican Psychiatric Association. Washington. 1994.

    DSM-IV juga membantu klinisi untuk menentukan apakah pasien menderita gangguanskizoafektif, tipe bipolar, atau gangguan skizoafektif, tipe depresif. Seorang pasiendiklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang ada adalah dari tipe manik atau suatuepisode campuran dan episode depresif berat. Selain itu, pasien diklasifikasikan menderita tipedepresif.

    Pada PPDGJ-III, gangguan skizoafektif diberikan kategori yang terpisah karena cukup

    sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Kondisi-kondisi lain dengan gejala-gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk sebagian penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala-gejala itu berada bersama-sama atau secara bergantiandengan gangguan-gangguan waham menetap jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yangsesuai dalam F20-F29. Waham atau halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan (mood)

    pada gangguan afektif tidak dengan sendirinya menyokong diagnosis gangguan skizoafektif.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    10/15

    10

    Tabel 2. Pedoman Diagnostik Gangguan Skizoafektif berdasarkan PPDGJ-III Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya

    skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain,dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini,episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik ataudepresif.

    Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguanafektif tetapi dalam episode penyaki yang berbeda.

    Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatuepisode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia)Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lainmengalami satu atau dua episode manik atau depresif (F30-F33)

    Menurut PPDGJ-III :

    F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manic

    Pedoman Diagnostik

    Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang tunggal maupununtuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manic.

    Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitumenonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

    Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejalaskizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedomandiagnostic (a) sampai (d).

    F 25.1 Skizoafektif tipe depresif

    Pedoman diagnostik

    Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal, danuntuk gangguan berulang dimana sebagian besar di dominasi oleh skizoafektif tipe

    depresif.

    Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif (F32)

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    11/15

    11

    Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejalaskizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-pedomandiagnostic (a) sampai (d).

    F25.2 Gangguan Skizoafektif Tipe Campuran

    Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia (F20.-) berada secara bersama-sama dengangejala-gejala afektif bipolar campuran (F31.6)

    F25.8 Gangguan Skizoafektif Lainnya

    F25.9 Gangguan Skizoafektif YTT

    DIAGNOSIS BANDING

    Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, p emeriksaan medis lengkapharus dilakukan untuk menyingkirkan penyebab organik. semua kondisi yangdituliskan di dalam diagnosis banding skizofrenia dan gangguan m ood perludipertimbangkan. Pasien yang diobati dengan steroid, penyalahgunaan amfetamindan phencyclidine (PCP), dan beberapa pasien dengan epilepsi lobus temporalissecara khusus kemungkinan datang dengan gejala skizofrenik dan gangguan moodyang bersama-sama. Setiap kecurigaan terhadap kelainan neurologis perludidukung dengan pemeriksaan pemindaian (CT Scan) otak untuk menyingkirkankelainan anatomis dan elektroensefalogram untuk memastikan setiap gangguanyang mungkin.

    Diagnosis banding psikiatrik juga termasuk semua k emungkinan yangdipertimbangkan untuk skizofrenia dan gangguan m ood. Di dalam praktik klinis,

    ps ikosis padasaat da ta ng mu ngkin mengganggu de teksi ge ja la ganggua n mood padamasa tersebut atau masalalu. Dengan demikian, klinisi boleh menunda dia gnosis

    ps ik iat rik akhi r sampai ge ja la ps ikosis yang pa li ng akut te lah te rken da li .

    PROGNOSIS

    Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis di pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan pasien dengan gangguan mood.Sebagai suatu kelompok, pasien dengan gangguan skizoafektif mempunyai prognosis yang jauhlebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif, memiliki prognosis yang lebih

    buruk dari pasien dengan gangguan bipolar, dan memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien dengan skizofrenia. Generalitas tersebut telah didukung oleh beberapa penelitian yangmngikuti pasien selama dua sampai lima tahun setelah episode yang ditunjuk dan yang menilaifungsi sosial dan pekerjaan, dan juga perjalanan gangguan itu sendiri.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    12/15

    12

    Data menunjukkan bahwa pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe bipolar,mempunyai prognosis yang mirip dengan pasien dengan gangguan bipolar I dan bahwa pasiendengan gangguan pramorbid yang buruk; onset yang perlahan-perlahan; tidak ada factor

    pencetus; menonjolnya gejala psikotik, khususnya gejala deficit atau gejala negative; onset yangawal; perjalanan yang tidak mengalami remisi; dan riwayat keluarga adanya skizofrenia. Lawandari masing-masing karakteristik tersebut mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya atautidak adanya gejala urutan pertama dari Scheneider tampaknya tidak meramalkan perjalanan

    penyakit.

    PENATALAKSANAAN

    Modalitas terapi yang utama untuk gangguan skizoafektif adalah perawatan dirumah sakit, medikasi, dan intervensi p sikososial.

    Terapi kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) dengan megembangkan cara

    be rp ik ir al te rnat id , fl eksibel , dan po si ti f se rta me la ti h kemba li re spon kogni ti f dan pikiran yang baru.

    Psikoedukasi terhadap pasien jika kondisi sudah membaik:- Pengenalan terhadap penyakit, manfaat pengobatan, cara pengobotan, efek samping pengobatan.- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol setelah

    pu la ng da ri perawatan .- Menggali kemampuan pasien yang bisa dikembangkan.

    A. Pengobatan PsikososialPasien dapat terbantu dengan kombinasi terapi kelu arga, latihan keterampilan

    sosial, dan rehabilitasi kognitif. Oleh karena bidang psikiatri sulit memutuskandiagnosis dan prognosis gangguan skizoafektif yang sebenarnya, ketid akpastiantersebut harus dijelaskan kepada pasien. Kisaran gejala mungkin sangat lu as,karena pasien mengalamaikeadaan psiko sis dan variasi kondisi mood yang terus

    be rl angsung . An ggota kelua rga da pa t mengal ami kesul it an un tuk menghad ap i pe ruba han si fa t dan kebutuhan pasi en te rsebut . 1

    B. Pengobatan Farmakoterapi

    Prinsip dasar yang mendasari farmakoterapi untuk gangguan skizoafektif adalah dengan pemberian antipsikotik disertai dengan pembe rian antimanik atauantidepresan. Pemberian obat antipsikotik diberikan jika perlu dan untuk

    pengenda li an jangka pende k.Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan

    farmakoterapi berupa lithium carbonate, carbamazepine (tegretol), valproate(Depakene), ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu obat saja tidak

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    13/15

    13

    efektif. Sedangkan pasien dengan gannguan skizoafektif tipe depresif dapatdiberikan antidepresan. Pemilihan obat antidepresan memperhatikan kegagalanatau keberhasilan antidepresan sebelumnya. Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) sering digunakan sebagai agen lin i pertama, namun pasien teragitasi atauinsomnia dapat disembuhkan dengan antidepresan trisiklik. Apabila pengob atandengan antidepresan tidak efektif dapat dicoba dengan terapi elektrokonvulsif.

    Pemantauan laboratorium terhadap konsentrasi obat dalam plasma dan tesfungsi ginjal, tiroid, dan fungsi hematologik harus dilakukan secara berkala.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    14/15

    14

    KESIMPULAN

    G a n g g u a n s k i z o a f e k t i f m e r u p a k a n s u a t u g a n g g u a n j i w a y a n gmemiliki gejala skizofrenia dan gejala afektif yang terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol. Prevalensi gangguan telah dilaporkan lebih rendah pada laki-lakidibandingkan para wanita, khususnya wanita yang menikah. Usia onset untuk wanitaadalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti juga pada skizofrenia. Teorietiologi mengenai gangguan skizoafektif mencakup kausa genetik dan lingkungan.Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah termasuk semua tanda dangejala skizofrenia,episode manik, dan gangguan depresif. Diagnosis gangguanskizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dangangguan afektif bersama-sama menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam

    beb er ap a hari sesud ah yang lain , dal am ep isode yang sam a. Sebagi an di an ta ra pas ien gangguan sk izoa fekti f mengal ami ep isod e sk izoa fekt if be ru la ng , baik yang

    tip e m a n i k , d e p r e s i f a t a u c a m p u r a n k e d u a n y a . Te r a p i d i l a k u k a n d e n g a nm e l i b a t k a n k e l u a rg a , p e n g e m b a n g a n s k i l l s o s i a l d a n b e r f o k u s p a d ar e h a b i l i t a s i k o g n i t i f .

    P a d a f a r m a k o t e r a p i , d i g u n a k a n k o m b i n a s i a n t i p s i k o t i k d e n g a n a n t idep resa n b i l a m emen uhi kr i t e r ia d ia gno s t ik gangguan skizoafek ti f t ipedepresif. Sedangkan apabila gangguan skizoafektif tipe manik terapi kombinasi yangdiberikan adalah antara anti psokotik dengan mood stabilizer. Prognosis bisadiperkirakan dengan melihat seberapa jauh menonjolnya gejala skizofrenianya , ataugejala gangguan afektifnya. Semakin menonjol dan persisten gejala skizofrenianya

    maka pronosis nya buruk. Dan sebaliknya semakin persisten gejala gangguanafektifnya, prognosis diperkirakan akan lebih baik.

  • 7/27/2019 REFERAT SKIZOAFEKTIF

    15/15

    15

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.

    Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya : Jakarta2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychi atri . 9th ed . Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 2003