referat obgyn

13
PENDAHULUAN Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga terbentuk caput buatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse. Indikasi dilakukannya ekstraksi vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin dan indikasi waktu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang profesor obstetrik dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical Center California sepanjang tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi yang lahir dengan ekstraksi vakum dari 584,340 persalinan bayi dengan berat badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut, perdarahan intrakranial pada bayi terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakum dan 1 dari 664 persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi pada persalinan spontan. Definisi Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala 1

Upload: aribfarras

Post on 14-Apr-2016

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

j

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Obgyn

PENDAHULUAN

Ekstraksi vakum adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan

dengan ekstraksi tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala janin sehingga

terbentuk caput buatan. Alat ini dinamakan ekstraktor vakum atau ventouse.

Indikasi dilakukannya ekstraksi vakum ada tiga, yaitu indikasi ibu, indikasi janin

dan indikasi waktu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dena Towner seorang

profesor obstetrik dan ginekologi di UC Davis School of Medicine and Medical

Center California sepanjang tahun 1992-1994, didapatkan sebanyak 59,354 bayi

yang lahir dengan ekstraksi vakum dari 584,340 persalinan bayi dengan berat

badan lahir normal. Menurut penelitian tersebut, perdarahan intrakranial pada bayi

terjadi pada 1 dari 860 persalinan dengan ekstraksi vakum dan 1 dari 664

persalinan dengan ekstraksi forcep. Sementara kemungkinan perdarahan

intrakranial oleh karena ekstraksi vakum 2 kali lipat dari yang ditemukan terjadi

pada persalinan spontan.

Definisi

Proses persalinan dibagi atas empat kala. Kala I atau kala pembukaan

adalah waktu dimulainya his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks

menjadi lengkap (10 cm). Kala II disebut juga kala pengeluaran, yaitu waktu dari

sejak pembukaan serviks lengkap sampai bayi dilahirkan. Kala III atau kala uri

adalah waktu segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir. Kala IV atau kala

pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1-2 jam kemudian, untuk

mengamati apakah terjadi perdarahan post partum (HPP) atau tidak.

Pada primipara, kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada

multipara kira-kira 7 jam. Kala I sendiri terdiri atas dua fase, yaitu fase laten

dimana serviks membuka sangat lambat sampai diameter 3 cm, berlangsung

selama 8 jam dan fase aktif dimana serviks membuka mulai dari 4 cm sampai 10

cm, berlangsung kira-kira 6 jam. Kala II pada primipara berlangsung kira-kira 2

jam dan pada multipara kira-kira 1 jam. Kala III berlangsung 2-6 menit, maksimal

15 menit. Kala IV berlangsung 1-2 jam.

1

Page 2: Referat Obgyn

Partus tidak maju, yaitu suatu persalinan dengan his yang adekuat yang

tidak menunjukkan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, dan putar paksi

selama 2 jam terakhir. Persalinan pada primitua biasanya lebih lama. Pendapat

umum ada yang mengatakan bahwa persalinan banyak terjadi pada malam hari ,

ini disebabkan kenyataan bahwa biasanya persalinan berlangsung selama 12 jam

atau lebih, jadi permulaan dan berakhirnya partus biasanya malam hari. Hal ini

mungkin saja dapat disebabkan oleh beberapa etiologi, kelainan letak janin,

kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar atau ada kelainan bawaan,

primitua, grande multi, usia tua dan juga ada yang menyebutkan faktor emosi

namun faktor emosi masih di perdebatkan oleh para ahli.

Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep (lama) adalah sebagai

berikut: Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk tanda

vital dan tingkat dehidrasinya). Kajian nilai partograf, tentukan apakah pasien

berada dalam persalinan; Nilai frekuensi dan lamanya his, Suntikan cortoneacetate

100-200 mg intramuscular, Penisilinprokain : 1juta IU intramuscular,

Streptomisin : 1 gr intramuscular, Infuse cairan: Larutan garam fisiologis (NaCl),

Larutan glucose5-10% pada janin pertama : 1 liter perjam, Istirahat 1 jam untuk

observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak,

Pertolongan : Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,

manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, sectio

cesarea,dan lain-lain.

Ekstraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor vakum

(ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2 mmHg selama 2

menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2 menit, lalu dinaikan

sampai -0,6 mmHg selama 5 menit. Prinsip ekstraksi vakum adalah membuat

suatu caput succadeneum artifisialis dengan cara memberikan tekanan negatif

pada kulit kepala janin melalui alat ekstraktor vakum.

2

Page 3: Referat Obgyn

EKSTRAKSI VAKUM

Definisi

Eksraksi vakum adalah persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan

ekstraksi tekanan negatif pada kepalanya dengan menggunakan ekstraktor

vakum (ventose) dan malmstrom.1 Tekanan yang digunakan adalah -0,2

mmHg selama 2 menit, kemudian dinaikan menjadi -0,4 mmHg selama 2

menit, lalu dinaikan sampai -0,6 mmHg selama 5 menit.1,2

Indikasi.

1. Waktu : pemanjangan kala II

2. Janin :

Gawat janin

Tali pusat menumbung

Solutio plasenta

3. Ibu : bila usaha untuk mengejan perlu dikurangi seperti pada

keadaan:

Penyakit jantung

Hipertensi pada kehamilan

Gangguan pernapasan

Maternal exhaustion

Kontra Indikasi.

1. Absolut

Letak muka

Letak sungsang

Letak lintang

CPD

2. Relatif

Letak dahi

Asinklitismus berat

Prematuritas

Makrosomia

Ibu tidak kooperatif

Syarat.

3

Page 4: Referat Obgyn

1. Ketuban sudah pecah

2. Pembukaan serviks lengkap

3. Kepala janin sudah engaged

4. Berat janin > 2500 gr

5. Ibu dapat mengejan

6. Cup dipasang pada ubun-ubun kecil

7. Pemasangan cup tidak boleh lebih dari 2 kali

8. Cup dipasang tidak boleh lebih dari 20 menit

9. Kepala dapat dilahirkan dengan tarikan tidak lebih dari 3 kali 1

Penanganan pada kasus ini yaitu observasi vital sign, terminasi kehamilan

dengan ekstraksi vakum. Pada kasus ini syarat-syarat ekstraksi vakum sudah

terpenuhi karena ketuban sudah pecah, pembukaan sudah lengkap, bayi kecil,

kontraksi (tenaga mengejan) ibu ada. Pemilihan terminasi kehamilan dengan

cara ekstraksi vakum pada kasus ini sudah sesuai dengan indikasi dan syarat

ekstraksi vakum.

Adapun indikasi ekstraksi vakum antaara lain:

Indikasi ibu : untuk memperpendek kala II, misalnya pada penyakit

jantung, gangguan pernapasan, hipertensi dan kelelahan ibu.

Indikasi janin : adanya gawat janin.

Indikasi waktu : kala II memanjang. 1,2

Kontra indikasi ekstraksi vakum :

Faktor ibu:

Adanya rupture uteri membakat

Adanya penyakit ibu yang secara mutlak ibu tudak boleh

mengejan, misalnya pada payah jantung, PEB dan ibu tidak

kooperatif.

Faktor janin :

Letak muka

Letak sungsang

Letak lintang

Janin preterm 1,2

4

Page 5: Referat Obgyn

Pada kasus ini tidak ditemukan kontra indikasi untuk dilakukannya

ekstraksi vakum. Pada penanganan kasus ini juga diberikan antibiotika sebagai

profilaktik terhadap infeksi.

D. Komplikasi

Ekstraksi Vakum Gagal bila:

1. Mangkuk terlepas tiga kali atau lebih karena:

Caput suksedaneum buatan tidak terbentuk sempurna.

Ekstraksi terlalu kuat atau salah arah.

Adanya jaringan yang terjapit diantara mangkuk dan kepala janin.

Kerjasama antara dua tangan operator tidak baik.

Sebab-sebab obstetrik, misalnya: disporporsi kepala panggul yang

tidak diketahui sebelumnya, lilitan tali pusat yang erat, dan adanya

cincin konstriksi lokal.

2. Dalam waktu 15 menit dilakukan ekstraksi janin belum lahir. 1,3,6

Komplikasi

1. Ibu :

Perdarahan pasca persalinan.

Laserasi jalan lahir.

Infeksi

2. Janin :

Laserasi kulit kepala janin.

Sefalohematom sampai hematom subdural.

Nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan alopesia.

Fraktur tulang tengkorak.

Cedera pada muka janin.

Paresis nervus fasialis. 1,3,6

Keuntungan (dibanding ekstraksi forceps):

5

Page 6: Referat Obgyn

1. Tidak memerlukan narkose.

2. Pemasangan lebih mudah.

3. Lesi jalan lahir ibu tidak banyak terjadi. 1

Kerugian (dibanding ekstraksi forceps):

1. Kelainan janin tidak segera terlihat.

2. Tidak dapat digunakan untuk melindungi kepala janin preterm.

3. Memerlukan waktu lebih lama untuk mengakhiri persalinan hingga pada

umumnya tidak dilakukan untuk menolong gawat janin.

4. Memerlukan kerjasama dengan ibu yang bersalin. 1

Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dengan ekstraksi vakum yaitu

perdarahan pasca persalinan, laserasi jalan lahir, infeksi. Pada kasus ini tidak

terjadi perlukaan jalan lahir dan perdarahan, pada luka episiotomi tidak

ditemukan tanda-tanda infeksi. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi yaitu

laserasi kulit kepala janin, sefalohematom, nekrosis kulit kepala, fraktur tulang

tengkorak, cedera muka janin, paresis nervus fasialis. 1,2,5

Pada kasus ini tidak ditemukan komplikasi pada ibu dan bayi seperti yang

tersebut diatas.

E. Prognosis

Pada kasus ini mulai hari I post partum sampai hari III keadaan ibu dan

bayi masih baik, sehingga prognosis pada kasus ini dapat dikatakan baik.

Prognosis pada partus lama dan persalinan dengan ekstraksi vakum kurang

baik karena adanya komplikasi-komplpikasi yang mungkin terjadi.

Penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari komplikasi.

6

Page 7: Referat Obgyn

PENUTUP

KESIMPULAN

Pada kasus ini penderita MRS dengan G3P2A0, 41 tahun, hamil aterm,

inpartu kala II lama. Janin intra uterin, tunggal, hidup, letak belakang kepala +

gawat janin. Setelah pimpinan persalinan 2 jam, janin belum lahir, kemudian

kehamilan diakhiri dengan ekstraksi vakum.

Keadaan ini memiliki prognosis yang jelas tidak baik terhadap ibu

maupun terhadap janin. Dengan tindakan ekstraksi vakum dapat terjadi HPP

dan janin dapat terjun kedalam gawat janin jika terminasi kehamilan lama,

selain itu resiko trauma pada janin.

Prognosa pada kasus kala II lama dengan ekstraksi vakum adalah

buruk, tapi dengan penanganan yang tepat dan cepat dapat menghindari

komplikasi-komplikasi yang tidak diharapkan.

S A R A N

Setiap ibu hamil diwajibkan untuk mengikuti PAN dan konseling

secara teratur, sehingga dapat dijelaskan mengenai proses persalinan nantinya

dapat mempersiapkan mental ibu dengan baik

Ekstraksi vakum adalah persalinan bantuan yang tepat untuk kasus ini

karena syarat terpenuhi dan sesuai indikasi waktu. 1

Penderita diusulkan untuk menggunakan KB sterilisasi karena sudah

memiliki tiga orang anak.

7

Page 8: Referat Obgyn

D A F T A R P U S T A K A

1. Wiknjosastro,H.2000. ilmu bedah kebidanan. Jakarta: yayasan bina

pustaka sarwono prawirohardjo

2. Pritchard, Mac Donal, Gant. 1991. Obstetrik Williams Edisi 21:

ekstraksi vakum. Airlangga University Pres; 226-228.

3. Mochtar Rustam. Partus Lama. Dalam: Sinopsis Obstetri edisi 2.

Jakarta, EGC Penerbit Buku Kedokteran, 1998:384-386.

4. Sarwono prawirohardjo.2008.ilmu kebidanan. Jakarta: PT.Bina

pustaka sarwono prawirohardjo. Hal 296-314

5. Mansjoer A, Supraharto, Wardhani WI. 2000. Kapita selekta

Kedokteran. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius

6. Sutoto dan Herman K. Ekstraksi Vakum. Dalam: Ilmu Fantom Bedah

Obstetri edisi 1999, Semarang, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, 1999: 41-45.

7. Prawirohardjo S. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal. Dalam:

Ilmu Kebidanan edisi 3.Jakarta, Yayasan Bina Pustaka, 1999:180-185,

587-652.

8. Sastrawinata S. Persalinan. Dalam: Obstetri Fisiologi edisi 1983,

Bandung, ELEMAN, 1983: 258-268.

9. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ketuban Pecah Dini

dan Ekstraksi Vakum. Dalam: Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta, YBP-SP, 2002: M-112 –

M-115, P-20 – P-23.

8

Page 9: Referat Obgyn

10. Wijayanegara H, dkk. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya. Dalam:

Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr.

Hasan Sadikin, Bandung, Bagian Obsgin FK Universitas Padjajaran,

1998: 109-110.

11. Jaringan Nasional Pelayanan Klinik Kesehatan Reproduksi. Pelatihan

Asuhan Persalinan Normal. 2001

9