referat kista duktus tiroglosus

21
DAFTAR ISI DAFTAR ISI............................................. 1 BAB I PENDAHULUAN.....................................2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................3 EMBRIOLOGI DAN ANATOMI................................3 MANIFESTASI KLINIS....................................5 PEMERIKSAAN PENUNJANG.................................6 PENATALAKSANAAN.......................................8 KOMPLIKASI...........................................11 DIAGNOSIS BANDING....................................11 BAB III KESIMPULAN....................................13 DAFTAR PUSTAKA........................................14 1

Upload: natalia-ihalauw

Post on 26-Dec-2015

431 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

KOAS

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Kista Duktus Tiroglosus

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................3

EMBRIOLOGI DAN ANATOMI............................................................................3

MANIFESTASI KLINIS..........................................................................................5

PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................................6

PENATALAKSANAAN..........................................................................................8

KOMPLIKASI........................................................................................................11

DIAGNOSIS BANDING.......................................................................................11

BAB III KESIMPULAN............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

1

Page 2: Referat Kista Duktus Tiroglosus

BAB I

PENDAHULUAN

Kista duktus tiroglosus merupakan massa leher kongenital yang paling umum

ditemukan yaitu sekitar 70% dari seluruh kelainan kongenital di leher dan

penyebab massa leher pediatrik kedua paling umum setelah adenopati.1,2 Kista

yang terjadi akibat retensi duktus tiroglosus dan penumpukan produksi mukus

dari kelenjar yang ada dalam duktus tersebut ditemukan sebanyak 7% dari

seluruh populasi.3,4 Dua-pertiga kasus kista duktus tiroglosus didiagnosis dalam 3

dekade usia pertama dan lebih dari setengahnya diidentifikasi sebelum usia 10

tahun.2,5 Tidak dilaporkan adanya predisposisi penyakit ini terhadap jenis kelamin

tertentu.4

Pasien dengan kista duktus tiroglosus umumnya datang mengeluhkan massa

asimtomatik di garis tengah leher yang tidak nyeri, dapat digerakkan, konsistensi

lunak dan fluktuan, walaupun massa yang nyeri akibat infeksi, dispnea, disfagia,

dan dispepsia juga telah dilaporkan.6 Sekitar 1% dari seluruh kasus kista duktus

tiroglosus terasosiasi dengan keganasan sehingga pemeriksaan histopatologis

direkomendasikan.6,7,8

Pengetahuan mengenai perkembangan embriologi dan anatomi dibutuhkan

secara mutlak untuk menegakkan diagnosis preoperatif dan tatalaksana

pembedahan yang sesuai oleh karena itu referat ini akan membahas embriologi

dan anatomi, serta manifestasi klinis, komplikasi dan tatalaksana yang umum

dilakukan pada pasien dengan kista duktus tiroglosus.

2

Page 3: Referat Kista Duktus Tiroglosus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

EMBRIOLOGI DAN ANATOMI

Perkembangan embriologi kelenjar tiroid dimulai dari dasar faring primitif pada

minggu ketiga kehidupan fetus.2,6 Tiroid primordium ini muncul pada level

foramen cecum, yang pada orang dewasa terletak pada perbatasan 2/3 anterior

dengan 1/3 posterior lidah. Tiroid primitif ini turun, mempenetrasi mesoderm

lidah dan daerah dasar otot-otot mulut, dan melewati bagian anterior dari tulang

hyoid dan kartilago laring yang sedang berkembang.9 Kelenjar tiroid ini mencapai

posisi terakhir pada bagian inferior leher pada usia kehamilan minggu ke-7

setelah melewati bagian anterior dari membran tirohyoid, otot sternotiroid dan

sternohyoid. Dalam perpindahannya, tiroid primordium ini terhubungkan dengan

lidah melalui sebuah struktur berbentuk tabung yang disebut sebagai duktus

tiroglosus.6 Duktus ini secara normal akan menghilang pada usia kehamilan

antara minggu ke-8 sampai ke-10 dan bagian inferior akhir dari duktus ini akan

menjadi lobus piramidalis dari kelenjar tiroid.9 Apabila terjadi persistensi bagian

manapun dari duktus tiroglosus, sekresi dari epitel dalam duktus tersebut

(kemungkinan akibat sekunder dari infeksi dan inflamasi lokal berulang) dapat

menyebabkan timbulnya lesi berbentuk kista yang disebut kista duktus

tiroglosus.2,6

3

Page 4: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Gambar 1. Jalur duktus tiroglosus. Gambar menunjukan embriologi duktus

tiroglosus posisi lateral dari foramen cecum tembus melewati tulang hyoid

sampai lobus piramidalis dari kelenjar tiroid.

(Gambar dikutip dari: Koeller KK, Alamo L, Adair CF, Smirniotopoulos JG. Congenital Cystic

Masses of the Neck: Radiologic-Pathologic Correlation. RadioGraphics 1999;19:121-46)

Gambar 2. Anatomi kelenjar tiroid(Gambar dikutip dari: Cooper DS, Ladenson PW. Chapter 7. The Thyroid Gland. In: Gardner DG, Shoback D, eds. Greenspan’s Basic & Clinical Endocrinology. 9th ed. New York: McGraw-

Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=8401830. Accessed January 9, 2013.)

4

Page 5: Referat Kista Duktus Tiroglosus

MANIFESTASI KLINIS

Pasien dengan duktus tiroglosus umumnya datang dengan massa pada garis

tengah leher, berukuran 1-2 cm, halus, berbatas tegas, dan fluktuan.10,11 Tanda

patognomonis kista duktus tiroglosus adalah massa yang ikut bergerak keatas saat

menelan dan saat lidah diprotrusikan.2,8,11 Sama seperti malformasi kistik

kongenital lainnya, kista duktus tiroglosus dapat terinfeksi terutama setelah

infeksi saluran pernapasan atas. Kista yang terinfeksi memberikan gejala kista

membesar, bengkak dan nyeri pada kista dan sekitarnya.11 Sekitar sepertiga pasien

datang dengan gejala kista yang terinfeksi, terutama lebih banyak ditemukan pada

pasien dewasa.2 Dispnea, disfagia, dan dispepsia merupakan manifestasi klinis

yang jarang, namun pada beberapa kasus telah dilaporkan.6

Letak lesi dapat terletak di beberapa posisi, antara lain:10,11,12 (1)

Suprahyoid, letak kista berada diatas tulang hyoid (20%) ; (2) Subhyoid atau

infrahyoid, letak kista berada di garis tengah tulang hyoid dan kartilago tiroid

(65%) dan (3) Hyoid, kista terletak pada tulang hyoid (15%). Massa kadang

tersembunyi dibelakang hyoid sehingga kista lebih mudah terlihat ketika pasien

mendorsifeksikan leher dan membuka mulut.

Gambar 3. Kista suprahyoid dan subhyoid.

(Gambar dikutip dari: LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD. Chapter 7. The Head and

Neck. In: LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD, eds. DeGowin's Diagnostic

Examination. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=3660155. Accessed January 7,

2013.)

5

Page 6: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Gambar 4. Posisi kista duktus tiroglosus yang bervariasi.

(Gambar dikutip dari: Moorthy SN, Arcot R. Thyroglossal Duct Cyst – More Than Just an

Embryological Remnant. Indian J Surg 2011;73(1):28-31)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang standar yang umum dilaksanakan adalah pemeriksaan

ultrasonografi, pemeriksaan CT-scan hanya digunakan apabila hasil pemeriksaan

ultrasonografi tidak memberikan gambaran yang jelas. Peran ultrasonografi pada

kista ini ialah untuk memastikan hubungan kista dengan tulang hyoid, mendeteksi

komponen padat internal, dan adanya jaringan tiroid normal pada leher.13 Kista

duktus tiroglosus pada ultrasonografi servikal terlihat sebagai kista anekoik

berdinding tipis dan berbatas jelas dengan peningkatan akustik posterior (Gambar

5a).13 Kista ini memiliki “uniformly pseudosolid echo pattern” (Gambar 5b)

serupa dengan kista celah brankial, yaitu mengandung protein. Infeksi atau

perdarahan sebelumnya dapat mengakibatkan gambaran yang bermacam-macam.

Gambar dikutip dari : Kutuya Naoki, Kurosaki . Sonographic Assessment of Thyroglossal Duct

Cysts in Children J Ultrasound Med 2008; 27:1211–9

6

Gambar 5a. Gambaran anekoik disertai peningkatan akustik posterior

Gambar 5b. Gambaran pseudosolid

Page 7: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Pada CT Scan dengan kontras, kista duktus tiroglosus ini tampak seperti

massa dengan densitas rendah dengan a uniformly thin peripheral rim

enhancement (Gambar 6 dan 7).14,15 Diagnosis pasti dibuat berdasarkan biopsi

jarum halus dan pemeriksaan histopatologi.15

Gambar 6. CT-Scan kista duktus tiroglosus

(Gambar dikutip dari: Neamtu et al. Thyroglossal Duct Cysts and Fistulae. J Exp Med & Surg Res

Cercetãri Exp & Medico-Chir 2010; 3:210-4)

Gambar 7. Kista duktus tiroglosus

(Gambar dikutip dari: Lin DT, Deschler DG. Chapter 27. Neck Masses. In: Lalwani AK. Current

Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery. 3rd edition. McGraw-Hill

Companies, 2012. p. 419)

7

Page 8: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Pemeriksaan histopatologi dari kista duktus tiroglosus memberikan

gambaran berupa lapisan epitel skuamosa, kolomnar bersilia atau transisional

(Gambar 8) yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan dapat diinfiltrasi oleh sel-sel

inflamasi. Kista berisi material mukoid atau mukopurulen.5

Gambar 8. Gambaran histopatologi kista duktus tiroglosus terlihat epitel kuboid.(Gambar dikutip dari: Mondin et al. Thyroglossal duct cyst: personal experience and literature

review. Auris Nasus Larynx 2008;35(1):11–25)

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan dari kista duktus tiroglosus adalah tindakan pembedahan karena

apabila dibiarkan kista tersebut akan mengalami komplikasi berupa infeksi.

Tindakan yang dilakukan dapat berupa eksisi sederhana atau prosedur Sistrunk.

Rekurensi dari kista duktus tiroglosus setelah eksisi lengkap dengan prosedur

Sistrunk dilaporkan 2,6-5%.2 Pada eksisi kista dengan cara sederhana hasilnya

menunjukkan tingkat rekurensi yang lebih tinggi yaitu 37-70%.2 Oleh karena itu

prosedur Sistrunk lebih dipilih daripada eksisi sederhana karena dapat

mengurangi tingkat rekurensi.

Sebelum operasi pasien sebaiknya melakukan evaluasi terlebih dahulu seperti

pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan level TSH. Hal ini dilakukan untuk

melihat adanya ektopik tiroid. Semua pasien dioperasikan di bawah anestesi

umum dengan intubasi orotrakeal. Bagian tengah tulang hyoid (kira-kira 15mm)

itu dipotong beserta dengan kista karena perkembangan embriologis tulang hyoid

berhubungan erat dengan kista duktus tiroglosus. Seluruh jalur kanal dan

8

Page 9: Referat Kista Duktus Tiroglosus

sebagian kecil jaringan dari pangkal lidah juga dipotong. Prosedur ini dikenal

sebagai prosedur Sistrunk (Gambar 9).16 Selama reseksi tulang hyoid diusahakan

agar tidak melukai nervus hipoglosal dengan cara memotong bagian medial

“lesser cornu” dari tulang hyoid.8

Tahapan operasi Sistrunk yaitu insisi horizontal kurang lebih 2 inci tepat

atau di bawah tulang hyoid pada bagian tengah leher dan dilakukan sampai

sedalam jaringan subkutan dan otot platisma (Gambar 10a). Setelah jaringan ini

diangkat kista akan terlihat di dalam lekuk yang menghubungkan otot

sternohioid. Otot yang mengikat tersebut ditarik ke lateral dan kista dipotong

bebas dari kartilago tiroid dan jaringan sekitarnya sampai superior dari tulang

hyoid (Gambar 10b). Kemudian otot dan jaringan lunak dibuang dari segmen

sentral tulang hyoid kira-kira 1-2cm panjangnya. Tulang hyoid kemudian

dipotong di masing-masing sisi (Gambar 10c). Tanpa mengisolasi duktus,

jaringan dengan radius 1/8 inci dibuang sampai termasuk foramen cecum.

Foramen ini dapat dicapai dengan menggambarkan garis imajiner ke bawah dan

ke atas dari tulang hyoid pada sudut 45 melalui titik pertemuan antara garis

horizontal dengan garis perpedincular pada tengah hyoid. Tempatkan retraktor

atau jari ke dalam mulut untuk meraba dasar lidah sehingga membantu proses

pemotongan (Gambar 10d).17 Pada kista yang terinfeksi diberikan antibiotik dan

dilakukan aspirasi untuk analisa sitologi. Hal ini dilakukan untuk menyingkirkan

adanya karsinoma kista duktus tiroglosus. 14

9

Page 10: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Gambar 9. Prosedur Sistrunk15

Gambar dikutip dari: Keles Bahar,Uyar Yavuz, Ulku Çagatay Han. Prelarengeal

Thyroglossal Duct Cyst. Eur J Gen Med 2010;7(3):336-339

(Gambar dikutip dari:18 Goldsztein H, Khan A, Pereira KD. Thyroglossal Duct Excision – The Sistrunk Procedure. Oper Tech Otolaryngol 2009; 20(4):256-9)

KOMPLIKASI

Inflamasi yang berulang dan infeksi merupakan komplikasi yang paling sering

yang menyertai perjalanan kista ini. Infeksi pada kista biasanya didahului oleh

infeksi saluran pernafasan atas,19 kista dapat membesar hingga membentuk abses.

Kista yang terinfeksi ini membutuhkan antibiotik sebagai terapi dan infeksi harus

disembuhkan dahulu sebelum menjalani prosedur pengangkatan kista.11

10

A. Kista dikeluarkan dengan prosedur Sistrunk B. Kista dikeluarkan

Gambar 10b Kista dan jaringan sekitarnya Gambar 10a Insisi pada tulang

Gambar 10d. Retraksi kistaGambar 10c. Tulang hyoid juga dipotong

Page 11: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Komplikasi lainnya yaitu tiroid ectopia, suatu kondisi dimana kista mengandung

jaringan ektopik tiroid. Kondisi ini jarang terjadi, prevalensinya hanya sekitar

5%.

Insidensi karsinoma yang berasal dari kista duktus tiroglosus hanya muncul

sekitar 1% dari seluruh kasus kista duktus tiroglosus.20 Beberapa jenis keganasan

yang ditemukan, antara lain papillary carcinoma (75-85%), mixed papillary-

follicular carcinoma (7%), dan squamous cell carcinoma (5%). Faktor resiko

yang berperan dalam terjadinya karsinoma, antara lain riwayat terpapar radiasi,

riwayat penyakit tiroid, usia, ukuran tumor, penyebaran tumor dan faktor

histiopatologis.21 Sifat dari karsinoma ini adalah non agresif dan jarang menyebar

melalui pembuluh limfatik.22 Karsinoma pada duktus tiroglosus dapat didiagnosis

secara pasti dan diketahui jenis karsinomanya dengan menggunakan biopsi jarum

halus.20

DIAGNOSIS BANDING

Hal yang secara klasik membedakan kista duktus tiroglosus dengan massa leher

pada garis tengah lainnya adalah ditemukannya elevasi dari kista saat lidah

diprotrusikan atau sedang menelan. Diagnosis banding kista duktus tiroglosus,

antara lain kista dermoid, kista timus, lipoma, dan kista brakial.

Kista dermoid atau teratoma merupakan kista yang muncul karena adanya

kelainan perkembangan yang melibatkan pluripotent embryonal stem cell. Sering

muncul pada anak-anak berusia kurang dari 3 tahun.2 Kista ini biasanya muncul

pada area suprahyoid dan midline leher dan seringkali salah didiagnosis dengan

kista duktus tiroglosus.11 Hal yang membedakan kista dermoid dengan kista

duktus tiroglosus adalah sifatnya yang mobile namun tidak ikut bergerak saat

lidah diprotrusikan.

Kista timus merupakan kista yang terbentuk akibat persistensi duktus

thymopharyngeal. Manifestasi klinis biasanya berupa massa yang membesar

perlahan, tidak nyeri, dan seringkali muncul pada sisi lateral leher dekat dengan

thoracic inlet, lebih anterior dari otot sternocleidomastoid.22

11

Page 12: Referat Kista Duktus Tiroglosus

Lipoma merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan subkutan, letaknya

superficial, tepat di bawah kulit. Manifestasi berupa massa yang kenyal, tidak

nyeri, tidak berkapsul, dan bulat.23 Lokasi tersering tumor ini adalah di segitiga

posterior leher.11

Kista brankial merupakan kista yang berasal dari sisa branchial cleft. Massa

kista sering ditemukan disepanjang batas anterior otot sternocleidomastoideus

dekat dengan angulus mandibular.24 Kista berbentuk bulat, halus, dan bisa

digerakkan. Kista ini cukup sering terinfeksi, sehingga menyebabkan bengkak

dan nyeri pada area sekitarnya.11

BAB III

KESIMPULAN

Kista duktus tiroglosus merupakan massa leher kongenital yang paling umum

ditemukan dan penyebab massa leher pediatrik kedua paling umum setelah

adenopati. Kista yang terjadi akibat retensi duktus tiroglosus dan penumpukan

produksi mukus dari kelenjar yang ada dalam duktus tersebut mayoritas

terdiagnosis dalam 3 dekade usia pertama. Pasien dengan kista duktus tiroglosus

umumnya datang mengeluhkan massa asimtomatik di garis tengah leher yang

tidak nyeri, dapat digerakkan, konsistensi lunak dan fluktuan. Pemeriksaan

penunjang yang umumnya dilakukan untuk menunjang diagnosis antara lain

12

Page 13: Referat Kista Duktus Tiroglosus

pemeriksaan ultrasonografi, CT-Scan, dan histopatologis. Tindakan

penatalaksanaan utama pada pasien dengan kista duktus tiroglosus adalah

tindakan pembedahan. Komplikasi yang dapat terjadi, antara lain infeksi, tiroid

ektopia, dan karsinoma. Diagnosis banding kista duktus tiroglosus, antara lain

kista dermoid, kista timus, lipoma, dan kista brankial.

DAFTAR PUSTAKA

1. Masters F, Given CA. Cystic neck masses: A Pictorial Review of Unusual

Presentations and Complicating Features. Appl Radiol 2008; 37:26-32

2. Acierno SP, Waldhausen JHT. Congenital Cervical Cysts, Sinuses and

Fistulae. Otolaryngol Clin N Am 2007;40:161-76

3. Al-Ekrish AA, Al-Jonaidel OS, Mosadomi HA. Thyroglossal Duct Cyst.

A Clinicopathologic Study of Five Cases. Saudi Dent J 2003;15(2):108-

13

4. Abuabara A, Filho FB, Fuzza RF. Thyroglossal Duct Cyst. Rev Sul-Bras

Odontol 2010;7(2):244-6

5. Rowe LD. Chapter 46. Congenital Anomalies of the Head and Neck. In:

Snow Jr JB, Ballenger JJ. Ballenger’s Otorhinolaryngology Head and

Neck Surgery. 16th edition. BC Decker Inc, 2003. p. 1076-1077

13

Page 14: Referat Kista Duktus Tiroglosus

6. Moorthy SN, Arcot R. Thyroglossal Duct Cyst – More Than Just an

Embryological Remnant. Indian J Surg 2011;73(1):28-31

7. Balalaa N, Megahed M, Ashari MA, Branicki. Thyroglossal Duct Cyst

Papillary Carcinoma. Case Rep Oncol 2011; 4:39-43

8. Lin DT, Deschler DG. Chapter 27. Neck Masses. In: Lalwani AK.

Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and Neck

Surgery. 3rd edition. McGraw-Hill Companies, 2012. p. 419

9. Koeller KK, Alamo L, Adair CF, Smirniotopoulos JG. Congenital Cystic

Masses of the Neck: Radiologic-Pathologic Correlation. RadioGraphics

1999;19:121-46

10. Lal G, Clark OH. Chapter 38. Thyroid, Parathyroid, and Adrenal. In:

Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Matthews

JB, Pollock RE, eds. Schwartz's Principles of Surgery. 9th ed. New York:

McGraw-Hill; 2010. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?

aID=5027053. Accessed January 7, 2013.

11. Kentab OY, Qureshi N. Chapter 118. Neck Masses in Children. In:

Tintinalli JE, Stapczynski JS, Cline DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler

GD, eds. Tintinalli's Emergency Medicine: A Comprehensive Study

Guide. 7th ed. New York: McGraw-Hill; 2011.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=6372104. Accessed

January 7, 2013.

12. LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD. Chapter 7. The Head and Neck.

In: LeBlond RF, DeGowin RL, Brown DD, eds. DeGowin's Diagnostic

Examination. 9th ed. New York: McGraw-Hill; 2009.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=3660155. Accessed

January 7, 2013.

13. Ahuja AT, Wong KT, King AD, Yuen EH. Imaging for thyroglossal duct

cyst: the bare essentials. Clin Radiol 2005;60(2):141-148.

14. Deaver Mark, MD, MBA, et al. Infected Thyroglossal Duct Cyst. West J

Emerg Med 2009; 10(3):205

14

Page 15: Referat Kista Duktus Tiroglosus

15. Keles Bahar,Uyar Yavuz, Ulku Çagatay Han. Prelarengeal Thyroglossal

Duct Cyst. Eur J Gen Med 2010;7(3):336-339

16. Neamtu et al. Thyroglossal Duct Cysts and Fistulae. J Exp Med & Surg

Res Cercetãri Exp & Medico-Chir 2010; 3:210-4

17. Wagner Gisela, et al. Excision of thyroglossal duct cyst : the Sistrunk

procedure. Operative Techniques in Otolaryngology 2004.15, 220-223

18. Goldsztein H, Khan A, Pereira KD. Thyroglossal Duct Excision – The

Sistrunk Procedure. Oper Tech Otolaryngol 2009; 20(4):256-9

19. Shah RN, Cannon TY, Shores CG. Chapter 241. Infections and Disorders

of the Neck and Upper Airway. In: Tintinalli JE, Stapczynski JS, Cline

DM, Ma OJ, Cydulka RK, Meckler GD, eds. Tintinalli's Emergency

Medicine: A Comprehensive Study Guide. 7th ed. New York: McGraw-

Hill; 2011. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=6388487.

Accessed January 5, 2013.

20. Yang et al. Diagnosis of Papillary Carcinoma in a Thyroglossal Duct Cyst

by Fine-Needle Aspiration Biopsy. Arch Pathol Lab Med 2000;124:139-

42

21. Kazemi M, Tehrani AN, Yazdi AR. Primary Papillary Carcinoma in

Thyroglossal Duct Cyst. Acta Medica Iranica 2007;45(3):236-8

22. Aghaghazvini et al. Invasive thyroglossal duct cyst papillary carcinoma: a

case report. Journal of Medical Case Report. 2009;3:9308

23. Mandpe AH. Chapter 28. Neck Neoplasms & Neck Dissection. In:

Lalwani AK, ed. CURRENT Diagnosis & Treatment in Otolaryngology—

Head & Neck Surgery. 3rd ed. New York: McGraw-Hill; 2012.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=55768310. Accessed

January 7, 2013

24. Brown KD, Banuchi V, Selesnick SH. Chapter 47. Diseases of the

External Ear. In: Lalwani AK, ed. CURRENT Diagnosis & Treatment in

Otolaryngology—Head & Neck Surgery. 3rd ed. New York: McGraw-

Hill; 2012. http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=55770864.

Accessed January 7, 2013.

15

Page 16: Referat Kista Duktus Tiroglosus

25. Cooper DS, Ladenson PW. Chapter 7. The Thyroid Gland. In: Gardner

DG, Shoback D, eds. Greenspan’s Basic & Clinical Endocrinology. 9th

ed. New York: McGraw-Hill; 2011.

http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=8401830. Accessed

January 9, 2013

26. Mondin et al. Thyroglossal duct cyst: personal experience and literature review. Auris Nasus Larynx 2008;35(1):11–25

16