referat ileus obstruktif
TRANSCRIPT
REFERAT
Ileus Obstruksi
Oleh:Muhammad Nauval
H1A 007 042
Pembimbing:dr. H. Sigit Jatmika Sp.U
PENDAHULUAN
• Intestinal obstruction merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan appendicitis akuta.
• Adhesi dapat membelit dan menarik organ dari tempatnya dan merupakan penyebab utama dari obstruksi usus, infertilitas (bedah ginekologik), dan nyeri kronis pelvis.
DEFINISI
• Ileus obstruktif adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut
INSIDEN
• Sekitar 70% penyebab dari Ileus adalah perlekatan.
• pada tahun 2001 mendapatkan 50% dari penyebabnya adalah perlekatan usus, kemudian diikuti Hernia 33,3%, keganasan 15%, Volvulus 1,7%
Berdasarkan Lokasi Obstruksi1 :• Letak Tinggi : Duodenum-Jejunum• Letak Tengah : Ileum Terminal• Letak Rendah : Colon-Sigmoid-rectum
Berdasarkan Stadium :• Parsial : menyumbat lumen sebagian• Komplit: menyumbat lumen total• Strangulasi: terpuntirnya usus dengan jepitan vasa
Proliferasi bacteri yang berlangsung cepat
Tekanan intralumen
Pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi
sistemik
Syok hipovolemik
Peritonitis septikemia
Obstruksi usus
Ischemia dinding usus
Volume ECF
Akumulasi gas dan cairan di dalam lumen sebelah proksimal dari letak obstruksi
Kehilangan H2O dan elektrolit
Kehilangan cairan yang menuju ruang peritoneum
Distensi
Macam ileus Nyeri Usus DistensiMuntah
borborigmiBising usus
Ketegangan abdomen
Obstruksi simple tinggi
++
(kolik)+ +++ Meningkat -
Obstruksi simple rendah
+++
(Kolik)+++
+
Lambat, fekalMeningkat -
Obstruksi strangulasi
++++
(terus menerus, terlokalisir)
++ +++Tak tentu
biasanya meningkat+
Paralitik + ++++ + Menurun -
Oklusi vaskuler +++++ +++ +++ Menurun +
Diagnosis
• Laboratorium:– Peningkatan serum amilase sering didapatkan.– Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi terjadi pada 38% - 50% obstruksi strangulasi dibandingkan 27% - 44% pada obstruksi non strangulata.
– Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada dehidrasi.
• Radiologis:– Gambaran step ladder dan air fluid level.– Jika terjadi stangulasi dan nekrosis, maka akan terlihat gambaran berupa hilangnya mukosa yang reguler dan adanya gas dalam dinding usus
– Udara bebas menunjukkan adanya perforasi usus
DIAGNOSIS BANDING
• Ca gastrointestinal.• Penyakit Crohn.• Intussuscepsi pada anak.• Ileus meconium (meconium plug)• Volvulus.• Malignansi, Tumor Ovarium.• TBC Usus.
Tatalaksana
• Penderita dirawat di rumah sakit.• Penderita dipuasakan• Kontrol status airway, breathing and circulation.
• Dekompresi dengan nasogastric tube.• Intravenous fluids and electrolyte• Dipasang kateter urin untuk menghitung balance cairan
• Koreksi sederhana (simple correction). Hal ini merupakan tindakan bedah sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
• Tindakan operatif by-pass. Membuat saluran usus baru yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
• Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
• Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon, invaginasi strangulate dan sebagainya.
KOMPLIKASI
– Nekrosis usus– Perforasi usus– Sepsis– Syok-dehidrasi– Abses– Sindrom usus pendek dengan malabsorpsi dan malnutrisi
– Pneumonia aspirasi dari proses muntah– Gangguan elektrolit
PROGNOSIS
• Mortalitas obstruksi tanpa strangulata adalah 5% sampai 8% asalkan operasi dapat segera dilakukan. Keterlambatan dalam melakukan pembedahan atau jika terjadi strangulasi atau komplikasi lainnya akan meningkatkan mortalitas sampai sekitar 35% atau 40%.3 Prognosisnya baik bila diagnosis dan tindakan dilakukan dengan cepat.