referat abses retrofaring

3
Diagnosis banding 1. Adenoiditis Adenoid adalah jaringan limfoepitelial berbentuk triangular yang terletak pada aspek posterior nasofaring. Adenoid terletak pada dinding posterior nasofaring. Tanda dan gejala : Batuk Demam Hidung pilek (rinorea) Ngorok (OSAS) Memiliki kesulitan bernapas, akibat hipertrofi adenoid Mengalami kesulitan menelan Pembengkakan pada tenggorokan Sakit tenggorokan Pada adenoiditis sering disertai dengan hipertrofi adenoid. Pada pemeriksaan anterior akan terlihat tertahannya gerakan velum palatum mole pada waktu fonasi, pemeriksaan rinoskopi posterior sulit dilakukan pada anak , pemeriksaan digital untuk meraba adanya adenoid. Pemeriksaan radiologi dengan membuat foto lateral kepala dapat melihat pembesaran adenoid. 2. Epiglottitis

Upload: fadhilah-culan

Post on 27-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat abses retrofaring

Diagnosis banding

1. Adenoiditis

Adenoid adalah jaringan limfoepitelial berbentuk triangular yang terletak pada aspek

posterior nasofaring. Adenoid terletak pada dinding posterior nasofaring.

Tanda dan gejala :

Batuk

Demam

Hidung pilek (rinorea)

Ngorok (OSAS)

Memiliki kesulitan bernapas, akibat hipertrofi adenoid

Mengalami kesulitan menelan

Pembengkakan pada tenggorokan

Sakit tenggorokan

Pada adenoiditis sering disertai dengan hipertrofi adenoid. Pada pemeriksaan anterior

akan terlihat tertahannya gerakan velum palatum mole pada waktu fonasi, pemeriksaan

rinoskopi posterior sulit dilakukan pada anak , pemeriksaan digital untuk meraba adanya

adenoid. Pemeriksaan radiologi dengan membuat foto lateral kepala dapat melihat

pembesaran adenoid.

2. Epiglottitis

Epiglottitis adalah obstruksi infeksi jalan nafas ditandai oleh gangguan pernafasan secara

akut yang berlangsung dengan cepat dan peradangan dari epiglottis. Infeksi ini

disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe B.

Epiglottitis dapat menyumbat jalan napas karena pembengkakan jaringan yang terinfeksi.

Infeksi terjadi secara tiba-tiba atau akut, gejala yang dialami : sulit menelan, air liur

keluar berlebihan stridor, suara serak, anak tampak kesakitan dan gelisah, demam,

sianosis, batuk dyspnoe.

Page 2: referat abses retrofaring

Yang membedakan dengan abses retrofaring, epiglottitis memiliki onset lebih akut. Pada

CTscan tidak ditemukan gambaran abses retrofaring. Foto polos servical soft tissue

menunjukkan bayangan radio opak atau epiglottis yang meradang.

3. Tonsillitis

Tonsillitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian cincin waldeyer.

Gejala dan tanda yang sering ditemukan pada tonsillitis akut : nyeri tenggorokan, nyeri

saat menelan, demam. Bentuk tonsillitis akut dengan tampaknya detritus.

Pada tonsillitis kronik di temukan gejala dan tanda : tonsil membesar, kriptus melebar

diserti detritus, rasa yang mengganjal di tenggorok, rasa kering pada tenggorokan dan

napas berbau.

Abses retrofaring dan tonsillitis memiliki gejala klinis yang hamper sama, perbedaannya

dapat dilihat pada tonsil palatina.

Komplikasi

1. Massa itu sendiri : obstruksi jalan nafas

2. Ruptur abses : asfiksia, aspirasi pneumoni, abses paru

3. Penyebaran infeksi ke daerah sekitarnya :

a) inferior : edema laring , mediastinitis, pleuritis, empiema, abses mediastinum

b) lateral : trombosis vena jugularis, ruptur arteri karotis, abses parafaring

c) posterior : osteomielitis dan erosi kollumna spinalis

4. Infeksi itu sendiri : necrotizing fasciitis, sepsis dan kematian.

Prognosis

Prognosis baik apabila abses retrofaring diidentifikasi dini. Meskipun demikian tingkat

mortalitas mencapai 40-50% apabila timbul komplikasi serius (misalnya meningitis) meskipun

komplikasi jarang terjadi dan secara umum akibat penyebaran inferior ke arah inferior atau

superior. Rekurensi terjadi pada 1-5% pasien.