redaksi sumbar

2
Redaksi Sumbar Pemko Padang Mulai Terapkan Standar Polisi Tidur Kamis, 12 Juni 2014 THEONEREDAXI,KURANJI - Pambangunan tanggul pembatas kecepatan atau 'polisi tidur' acapkali malah membahayakan pengguna jalan. Pembuatan 'polisi tidur' diatur dalam Permen Perhubungan Nomor 3 tahun 1994 tentang pengendali kecepatan yaitu hanya di kawasan tertentu dan pemukiman. " Polisi tidur yang dibuat warga di Kota Padang belum punya standar, sehingga membahayakan pengguna jalan. Untuk itu kita di Kota Padang mulai menertibkan, dengan memberikan contoh membuat standar polisi tidur yang dibolehkan. Ia harus landai, tidak boleh bersisi tajam dan ukurannya juga ditentukan," kata Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam peninjauan di Perumahan Taruko I Kecamatan Kuranji, Rabu (11/6). Walikota mengatakan, polisi tidur yang ada di jalan umumnya dibuat atas keinginan masyarakat sendiri. Tujuannya agar pengguna jalan mengurangi kecepatan pengguna kendaraan. Namun, lanjut dia, meskipun di kawasan pemukiman diperbolehkan untuk membangun tanggul pengaman jalan ini, pembuatannya tetap harus mendapatkan pengawasan Camat atau izin dari Dinas Perhubungan. "Kita sudah sampaikan kepada para camat agar mengawasi pembuatan polisi tidur oleh warga, jangan sampai pembuatan polisi tidur justru membahayakan pengendara,"tegas Walikota. Sementara itu Sekretaris Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Padang Yudi Indra Sani menyebutkan, sosialisasi tentang pengaturan pembuatan polisi tidur ini sudah disosialisasikan melalui Camat dan Lurah di Kota Padang. "Nantinya warga cukup berkonsultasi ke kelurahan untuk pembangunan polisi tidur di kawasan pemukiman," ujar Yudi. Menurutnya, ketinggian polisi tidur yang dibenarkan adalah 40 centimeter. Namun, di lapangan, 'polisi tidur' bisa lebih tinggi dengan jarak yang tidak teratur. Dishub sendiri nantinya bisa menebas atau membongkar polisi tidur yang tidak memenuhi ketentuan. Sedangkan untuk jalan kolektor atau jalan primer, kata Yudi, tidak diperbolehkan adanya 'polisi tidur'. Sebagai gantinya, di jalan primer diganti dengan speed trap. Speed trap atau disebut pita penggaduh ini merupakan kelengkapan jalan yang berfungsi agar para pengguna jalan mengurangi kecepatan. Pita tersebut digunakan untuk mengejutkan pengguna

Upload: wader

Post on 08-Jul-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

redaksi

TRANSCRIPT

Page 1: Redaksi Sumbar

Redaksi Sumbar

Pemko Padang Mulai Terapkan Standar Polisi Tidur Kamis, 12 Juni 2014

THEONEREDAXI,KURANJI - Pambangunan tanggul pembatas kecepatan atau 'polisi tidur' acapkali malah membahayakan pengguna jalan. Pembuatan 'polisi tidur' diatur dalam Permen Perhubungan Nomor 3 tahun 1994 tentang pengendali kecepatan yaitu hanya di kawasan tertentu dan pemukiman.

" Polisi tidur yang dibuat warga di Kota Padang belum punya standar, sehingga membahayakan pengguna jalan. Untuk itu kita di Kota Padang mulai menertibkan, dengan memberikan contoh membuat standar polisi tidur yang dibolehkan. Ia harus landai, tidak boleh bersisi tajam dan ukurannya juga ditentukan," kata Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah dalam peninjauan di Perumahan Taruko I Kecamatan Kuranji, Rabu (11/6).

Walikota mengatakan, polisi tidur yang ada di jalan umumnya dibuat atas keinginan masyarakat sendiri. Tujuannya agar pengguna jalan mengurangi kecepatan pengguna kendaraan. Namun, lanjut dia, meskipun di kawasan pemukiman diperbolehkan untuk membangun tanggul pengaman jalan ini, pembuatannya tetap harus mendapatkan pengawasan Camat atau izin dari Dinas Perhubungan.

"Kita sudah sampaikan kepada para camat agar mengawasi pembuatan polisi tidur oleh warga, jangan sampai pembuatan polisi tidur justru membahayakan pengendara,"tegas Walikota.

Sementara itu Sekretaris Dinas Perhubungan dan Kominfo Kota Padang Yudi Indra Sani menyebutkan, sosialisasi tentang pengaturan pembuatan polisi tidur ini sudah disosialisasikan melalui Camat dan Lurah di Kota Padang. "Nantinya warga cukup berkonsultasi ke kelurahan untuk pembangunan polisi tidur di kawasan pemukiman," ujar Yudi.

Menurutnya, ketinggian polisi tidur yang dibenarkan adalah 40 centimeter. Namun, di lapangan, 'polisi tidur' bisa lebih tinggi dengan jarak yang tidak teratur. Dishub sendiri nantinya bisa menebas atau membongkar polisi tidur yang tidak memenuhi ketentuan.

Sedangkan untuk jalan kolektor atau jalan primer, kata Yudi, tidak diperbolehkan adanya 'polisi tidur'. Sebagai gantinya, di jalan primer diganti dengan speed trap. Speed trap atau disebut pita penggaduh ini merupakan kelengkapan jalan yang berfungsi agar para pengguna jalan mengurangi kecepatan. Pita tersebut digunakan untuk mengejutkan pengguna jalan terutama sepeda motor.

Dia mengatakan, pembuatan pita penggaduh bersamaan dengan rambu lalu lintas lainnya. Sebelum melewati pita penggaduh akan didahului dengan rambu biru bertuliskan hati-hati atau kurangi kecepatan. Pita ini bisa dijumpai di kawasan keramaian seperti sekolah atau rumah sakit. Tingginya 12 milimeter dengan lebar 20 sentimeter dan jarak antar pita sejauh satu meter.(deri/theoneredaxi)