red camarade - why sosialism (coretan untuk yang terkasih)

6
8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih) http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 1/6 Dear Nemo.., Terdapat beberapa konsepsi mudah untuk membedakan antara Komunis dan Marxis…, beberapa orang tolol (hope you not included) menganggap Komunis dan Marxis itu setara walaupun memang harus diakui dua ideologi itu berasal dari satu rahim. Komunis mereduksi semua konsep Marx tentang negara dan warga negara, tentang batas kekuasaan negara, dan juga tentang pengertian diktator proletariat. Komunis menihilkan hak milik individu dan memulangkannya sebagai hak milik negara, semua hal termasuk hak hidup adalah milik negara, tidak  berhenti di situ Komunis juga tidak mentolerir apapun yang dapat menghambat kemajuannya termasuk juga nilai-nilai personal maupun theisme. Komunis dalam semua bentuk prakteknya adalah diktaktor militer, otokrat dan cenderung menjadi teknokrat, Cuba dan Korut adalah contoh yang  paling mudah dilihat. Bahkan Marx pun (1818-1883) tidak pernah dalam masa hidupnya mengetahui suatu bentuk negara  berhaluan Komunis. Komunis lahir semasa konflik PD I di Sovyet, tepatnya bulan Oktober 1917 dibawah partai Bolshevik pimpinan Lenin. Dengan mengusung ideologi Komunis yang sering juga disebut Marxis-Leninis, Lenin mulai menerapkan nilainya dengan menghancurkan simbol-simbol individu dan menggantinya dengan simbol-simbol negara. Setiap warga Sovyet adalah milik negara, semua alat produksi adalah milik negara, dan semua bentuk pemikiran atau nilai di luar nilai komunis adalah musuh negara. Dan untuk menjaga ideologi Komunis tetap eksis, Lenin menggunakan kekuatan opresif di bawah tentara merah yang juga berfungsi untuk mempertahankan kediktatoran  Negara. Lenin juga membentuk suatu komite internasional untuk memperluas nilai komunisme di  beberapa negara lain, dan lagi-lagi dengan kebijakan tunggal yang berporos di Sovyet. Bagi Lenin yang kemudian diteruskan oleh Stalin, negara adalah satu-satunya kekuatan tunggal yang harus tetap ada dan dijaga eksistensinya…, suatu hal yang sangat dikutuk oleh Marx. Marxis memiliki pemahaman berbeda tentang fungsi negara. Bagi Marx sendiri negara adalah bentuk dari diktator proletariat yang merupakan organisasi semi permanen dan keberadaannya akan melebur seiring dengan munculnya masyarakat komunal. Kekuasaan negara hanya eksis sepanjang keberadaannya dibutuhkan untuk menjaga munculnya kembali Kapitalisme. Ketika masyarakat komunal telah muncul peran negara hanya sebagai alat distribusi untuk mengakomodir kepentingan massa (bentuk paling sederhana dari hal ini adalah koperasi). Marx tidak pernah menafikkan hak individu, namun memberikan batasan tegas tentang apa itu hak milik pribadi dan apa itu apa itu hak 

Upload: eko-teguh-pribadi

Post on 07-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 1/6

Dear Nemo..,

Terdapat beberapa konsepsi mudah untuk membedakan antara Komunis dan Marxis…, beberapa

orang tolol (hope you not included) menganggap Komunis dan Marxis itu setara walaupun memang

harus diakui dua ideologi itu berasal dari satu rahim.

Komunis mereduksi semua konsep Marx tentang negara dan warga negara, tentang batas kekuasaan

negara, dan juga tentang pengertian diktator proletariat. Komunis menihilkan hak milik individu dan

memulangkannya sebagai hak milik negara, semua hal termasuk hak hidup adalah milik negara, tidak 

  berhenti di situ Komunis juga tidak mentolerir apapun yang dapat menghambat kemajuannya

termasuk juga nilai-nilai personal maupun theisme. Komunis dalam semua bentuk prakteknya adalah

diktaktor militer, otokrat dan cenderung menjadi teknokrat, Cuba dan Korut adalah contoh yang

 paling mudah dilihat.

Bahkan Marx pun (1818-1883) tidak pernah dalam masa hidupnya mengetahui suatu bentuk negara

 berhaluan Komunis. Komunis lahir semasa konflik PD I di Sovyet, tepatnya bulan Oktober 1917

dibawah partai Bolshevik pimpinan Lenin. Dengan mengusung ideologi Komunis yang sering juga

disebut Marxis-Leninis, Lenin mulai menerapkan nilainya dengan menghancurkan simbol-simbol

individu dan menggantinya dengan simbol-simbol negara. Setiap warga Sovyet adalah milik negara,

semua alat produksi adalah milik negara, dan semua bentuk pemikiran atau nilai di luar nilai komunis

adalah musuh negara. Dan untuk menjaga ideologi Komunis tetap eksis, Lenin menggunakan

kekuatan opresif di bawah tentara merah yang juga berfungsi untuk mempertahankan kediktatoran

 Negara. Lenin juga membentuk suatu komite internasional untuk memperluas nilai komunisme di

 beberapa negara lain, dan lagi-lagi dengan kebijakan tunggal yang berporos di Sovyet. Bagi Lenin

yang kemudian diteruskan oleh Stalin, negara adalah satu-satunya kekuatan tunggal yang harus tetap

ada dan dijaga eksistensinya…, suatu hal yang sangat dikutuk oleh Marx.

Marxis memiliki pemahaman berbeda tentang fungsi negara. Bagi Marx sendiri negara adalah bentuk 

dari diktator proletariat yang merupakan organisasi semi permanen dan keberadaannya akan melebur 

seiring dengan munculnya masyarakat komunal. Kekuasaan negara hanya eksis sepanjang

keberadaannya dibutuhkan untuk menjaga munculnya kembali Kapitalisme. Ketika masyarakat

komunal telah muncul peran negara hanya sebagai alat distribusi untuk mengakomodir kepentingan

massa (bentuk paling sederhana dari hal ini adalah koperasi). Marx tidak pernah menafikkan hak 

individu, namun memberikan batasan tegas tentang apa itu hak milik pribadi dan apa itu apa itu hak 

Page 2: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 2/6

milik kolektif. Sumber daya alam dan alat prokduksi merupakan bentuk hak milik kolektif yang

keberadaanya tidak boleh dikuasai oleh perorangan atau organisasi esklusif, karena dari sinilah sering

muncul penindasan dan ketidakadilan. Marx sangat menghormati dinamika karena dinamikalah yang

memiliki kekuatan untuk merubah dan memperbaiki, sementara Komunisme menghendaki

keberadaan tunggal dari nilainya yang bermetamorfosis dalam wujud negara sebagai bentuk akhir 

dari perubahan. Marx mengutuk semua bentuk penghisapan atas manusia termasuk juga penghisapan

oleh negara, dan inilah yang terjadi pada banyak negara Komunis. Pada dua titik inilah Komunis

mendzolhimi bapak kandungnya sendiri…, saya sering menyebutnya sebagai anak tiri Marxisme.

Musuh Marx bukanlah agama, tradisi, ataupun nilai-nilai personal. Musuh Marx adalah Kapitalisme,

filsafat ekonomi “laissez faire” dalam buku The Wealth of Nations milik Adam Smith menjadi

 prinsip utama Kapitalisme, yang menyatakan bahwa kemakmuran hanya akan dapat dicapai bila

setiap individu diberikan kebebasan sebebas-bebasnya untuk berusaha dan berproduksi sesuai dengan

kemampuannya..., sungguh terdengar logis dan sangat rasional. Prinsip ini sendiri menjunjung tinggi

semangat kompetisi, adalah hak setiap orang untuk berusaha memperkaya diri dan mendominasi

sepanjang dia mampu melakukan itu. Sah bila seseorang terlahir kaya dan kemudian terus

memperkaya diri karena dia memiliki kemampuan untuk berkompetisi, dan juga sah bila seseorang

terlahir miskin untuk tetap menjadi miskin karena tidak memiliki kemampuan berkompetisi. Dari

sinilah lahir kata monopoli, monopoli aset, hak milik, kekayaan, dan monopoli kekuasaan (saya

sendiri yakin bila saat ini di alam kuburnya Adam Smith meratapi ekses negatif dari karyanya).

Sekarang kita bisa memahami makna kalimat “ seng sugih tambah sugih, seng mlarat tetep mlarat ”

yang sering hanya kita anggap sebagai kalimat tanpa makna. Sungguh disayangkan beberapa

keyakinan tradisonal kita juga memberi legitimasi terhadap kondisi ini, untuk lebih jelasnya baca

karya monumental dari Max Weber The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism.

Sebagai kesimpulan akhir bahwa Marxis, Komunis, dan kemudian Sosialis adalah ideologi yang

 berakar dari satu kepala, Karl Marx. Sosialisme sendiri adalah varian ke tiga dari pemikiran Marx,

yang merupakan jalan penghubung antara Marxis dan Kapitalis. Sosialis lebih moderat dalam

memetakan hak milik produksi, dan lebih fleksibel terhadap posisi negara dan warga negara.

Sosialisme menjunjung tinggi lima hak dasar warga negara yang harus dilindungi dan dijamin

keberadaannya oleh negara, economical right ,  political right , civil right ,  social right , dan cultural 

right . Sosialisme tidak membelenggu hak individu tapi mengontrol hak tersebut agar pada

 prakteknya tidak membatasi hak individu lain. Sosialisme menghormati semangat kompetisi dengan

Page 3: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 3/6

mengupayakan resources yang setara pada tiap individu agar dapat bersaing secara lebih sehat.

Sosialisme tidak alergi terhadap Kapitalisme atau berusaha menghancurkan Kapitalisme, namun

mensiasatinya dan berupaya memanfaatkannya agar lebih menguntungkan, serta tidak memonopoli

lainnya.

Sedikit menyimpang dari maksud awal penulisan, namun sangat terkait dengan nilai-nilai Marxis-

Sosialis terutama sebagai wacana progresif di negara kita tentang kebijakan-kebijakan apa yang

harus diambil oleh pemerintah ke depan dalam kerangka berfikir Sosialisme.

• Penetapan pajak progesif (  progessive tax) yang berlaku naik untuk setiap jumlah pendapatan

tertentu. Jumlah dan persentase pajak ini memiliki kisaran antara 10 hingga 80 persen sesuai

dengan besaran pendapatan yang diterima.

• Pembatasan kekayaan dan kepemilikan sektor-sektor publik oleh swasta, baik itu swasta nasional

maupun swasta asing.

• Penetapan kebijakan reinvesment  bagi investor asing. Regulasi bahwa setiap penanam modal

asing di Indonesia disamping dikenakan pajak, juga wajib menginvestasi ulang 80 persen dari

keuntungan yang didapatkan di dalam negeri. Itu artinya setiap investor asing hanya berhak 

membawa pulang 20 persen dari semua keuntungan yang didapatkan di Indonesia pada periode

tertentu, sementara sisahnya harus direinvestasikan ulang baik pada sektor yang sama ataupun

sektor lain yang berbeda di Indonesia.

• Peningkatan laju industri nasional pada semua level dengan memangkas alur birokrasi dan

 pembebasan biaya eksport produk nasional. Menciptakan usaha padat karya dengan pengawasan

 penuh pemerintah untuk pemodalan, perijinan, produksi, dan pasca produksi.

• Deprivatisasi dan revitalisasi total semua perusahaan milik negara (BUMN) baik itu perusahaan

yang bergerak dibidang produksi, jasa dan pelayanan publik, ataupun perusahaan-perusahaan

dagang.

• Penguasaan aset-aset penting negara serta pemberdayaan aset-aset daerah untuk meningkatkan

kemandirian ekonomi lokal.

Page 4: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 4/6

• Pengurangan subsidi dan anggaran militer serta penghapusan bisnis yang dikelolah oleh militer 

maupun lembaga-lembaga non profit lainnya, untuk selanjutnya diserahkan pada pengelolahan

 pemerintah daerah setempat.

•Peraturan perundang-undangan yang ketat dan tegas terhadap semua bentuk kejahatan kerah putih. Pembersihan mafia kelembagaan dan pemberlakuan hukuman mati bagi pencuri uang

rakyat (koruptor). Termasuk juga penyitaan secara penuh aset-aset negara hasil korupsi yang telah

 berpindah tangan baik di dalam maupun di luar negeri.

• Meningkatkan PCI ( Percapita Income) rakyat, mengeluarkan regulasi Upah Minimum Industri

(UMI) dengan parameter besaran modal dan laba masing-masing bidang industri, untuk 

menggantikan sistem Upah Minimum Regional (UMR) dengan parameter wilayah administratif 

daerah.

• Kebijakan progesif lainnya adalah penghapusan hak waris tunggal keluarga, dengan mekanisme

10 hingga 80 persen aset kekayaan (yang dapat dinominalkan) milik seseorang yang meninggal

dunia akan dikembalikan pada negara dan masuk dalam sisi penerimaan negara non pajak.

Persentase 10 hingga 80 persen ini disesuaikan dengan besaran aset kekayaan yang dimiliki. Di

sini negara harus mampu melakukan fungsi kontrol dan pengawasan terhadap semua aset warga

negara baik di dalam maupun di luar negeri.

• Pemenuhan 5 hak primer rakyat, meliputi pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan hak 

  produksi (pekerjaan yang layak) termasuk didalamnya jaminan hari tua. Hal ini bisa

diimplementasikan dengan pemberian jaminan sosial dan sistem asuransi nasional untuk setiap

warga negara.

• Menghentikan semua bentuk hubungan internasional yang merugikan dan menjalin kerjasama

yang lebih menguntungkan bagi negara. Opsi untuk memprioritaskan pembayaran semua hutang

luar negeri dalam RAPBN.

Beberapa hal di atas hanya bisa dan sangat mungkin untuk dilaksanakan bila, dan hanya bila negara

serta warga negara memiliki kesadaran politik ideologis yang kuat…, sungguh berat tugas yang harus

dipanggul kaum merah Indonesia.

Dalam banyak hal impian Marx untuk mewujudkan suatu bentuk masyarakat tanpa kelas memang

sangat utopis. Sejarah memang telah menunjukkan wujud massa komunal dengan kehidupan kolektif 

Page 5: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 5/6

 pada masyarakat purba dengan pola organisasi kerja tradisional bercocok tanam dan berburu, dimana

semua hal adalah milik bersama dan dikerjakan untuk kepentingan bersama.

Pola kehidupan masyarakat meso-america merupakan representasi yang tepat untuk menggambarkan

 bentuk massa komunal tanpa kelas. Ini terjadi ratusan tahun sebelum munculnya masyarakat feodaldan ribuan tahun sebelum terciptanya masyarat kapital. Hal ini tentu sangatlah sulit untuk kembali

diwujudkan dalam era ini, walaupun memang beberapa budaya baru muncul sebagai bentuk 

 pengharapan dari wujud masyarakat tanpa kelas serta bentuk perlawanan terhadap dominasi dan

kekuasaan, contohnya adalah  Punk  yang lahir oleh kaum muda di Ingris Raya. Karena itulah

Sosialisme lebih menjadi pilihan yang rasional.

Satu hal lagi, i really like your latest wall …, walaupun tidak dapat dipungkiri kawan Gie juga

dipengaruhi oleh pemikiran Marx. Marx mengatakan “the history of civilizations is the history of 

class struggle.., the history of conflict…” tidak satupun bentuk peradapan yang muncul tanpa

didahului oleh konflik kelas, dan tidak satupun kemajuan (progresifitas) yang diperoleh tanpa melalui

 pertentangan. Harmoni dan keselarasan hanya akan membawa pada stagnansi, dan bahkan kebenaran

yang hanya diterima sebagai suatu kebenaran belaka hanyalah separuh kebenaran. Untuk itu akan

saya perkenalkan sedikit dengan Hegel, sosok yang pada awalnya sangat dikagumi oleh Marx dan

dicemo’oh disaat akhir. Hegel memperkenalkan Dialektika pada Marx muda, dimana terdapat tesis,

antitesis dan sintesis. Dialektika sendiri merupakan metode berfikir, pisau analisis. Prinsip Dialektika

adalah dinamika, gerak, dan tentu saja konflik. Bila tesis dipahami sebagai kebenaran, maka antitesis

merupakan pembenaran, dari dua hal ini lahirlah sintesis yang merupakan pembenaran dari

kebenaran. Namun ini tentu saja tidak berhenti karena sintesis pada waktunya akan menjadi tesis dan

kembali akan disanggah oleh antitesis yang kemudian memunculkan sintesis baru. Kebenaran yang

tidak stagnan tetapi selalu berubah dan diperbarui dengan kebenaran baru.

 Namun Hegel berpijak pada logika mistis, dimana dia memulangkan kebenaran mutlak pada satu

kebenaran tungal yang tak terbantahkan, Hegel menyebutnya sebagai roh semesta. Dengan tesis di

tangan kanan dan antitesis di tangan kiri Hegel terbang ke angkasa, begitu tinggi hingga lupa akandunia tempatnya berpijak. Hal ini tidak dapat diterima oleh Marx, dan menyebut Hegel berjalan

terjungkir dengan kepalanya. Hegel berpegang pada Dialektika Idealis (ide) dimana terdapat puncak 

tertinggi dari kebenaran tunggal sementara Marx konsekwen terhadap Dialektika Materialis (materi)

dimana dia percaya bahwa tidak ada satupun kebenaran tunggal. Dan di titik inilah pemikiran Marx

Page 6: Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

8/3/2019 Red Camarade - Why Sosialism (Coretan Untuk Yang Terkasih)

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-why-sosialism-coretan-untuk-yang-terkasih 6/6

tentang Dialektika Materialis membawaku untuk meyakini bahwa tidak satupun keyakinan

(kebenaran) yang tunggal itu eksis dan harus diyakini.

So Nemo..,

Tahukah kamu bila Marx juga mengagumi teori evolusi Darwin. Marx mengatakan bahwa The

Origin of Species Darwin merupakan karya besar yang mampu menjelaskan tentang asal mula

kehidupan dan memberikan arah untuk meramalkan ke arah mana kehidupan berjalan (biologi)

dengan bepegang pada prinsip Dialektika Materialis. Natural Selection, Struggle for Life, Survival of 

The Fittest  , dan  Evolution semua memberikan deskripsi tentang adanya pertentangan yang terjadi

secara berulang-ulang, pertentangan yang selalu aktif untuk memperbaiki dan memperbarui. Dan

 bahkan Albert Einstein yang sepanjang hidupnya terlalu sibuk dengan mainan fisikanya pun sempat

menuliskan apresiasi terhadap Sosialisme Marx, untuk itu secara terpisah akan aku sertakan tulisan

Einstein bertajuk Why Socialism? edisi terbatas.

Well that’s all…

Hope it can be useful for you and thanks for sent me a message…

I really appreciated that…, thanks a lot 

Eko Teguh Pribadi, 2008

[email protected]

031 71440055 or 081 75124748