recharge your iman - s3.amazonaws.com filedaftar isi xiv bagian ii : percaya pada-nya; saat amalan...
TRANSCRIPT
Recharge Your Iman31 Living Wisdom yang Akan Men-Charge Kembali Iman Kita
Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014tentang Hak Cipta
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hakekonomi sebagaimanadimaksuddalamPasal 9 ayat (1)huruf i untukPenggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara palinglama1(satu)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp100.000.000(seratusjutarupiah).
(2) SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinPenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi PenciptasebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufc,hurufd,huruff,dan/atauhurufhuntukPenggunaanSecaraKomersialdipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).
(3) SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpaizinPenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi PenciptasebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufa,hurufb,hurufe,dan/atauhurufguntukPenggunaanSecaraKomersialdipidanadenganpidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana dendapalingbanyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).
(4) SetiapOrangyangmemenuhiunsursebagaimanadimaksudpadaayat(3)yangdilakukandalambentukpembajakan,dipidanadenganpidanapenjarapalinglama10(sepuluh)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).
Recharge Your Iman
Syahrul
PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
31 Living Wisdom yang Akan Men-Charge Kembali Iman Kita
RECHARGEYOURIMAN:31LivingWisdomyangAkanMen-ChargeKembaliImanKita
Syahrul©2018,PTElexMediaKomputindo,Jakarta
Hakciptadilindungiundang-undangDiterbitkanpertamakalioleh
PenerbitPTElexMediaKomputindoKompas-Gramedia,AnggotaIKAPI,Jakarta
718101843ISBN:9786020487120
Dilarangkerasmenerjemahkan,memfotokopi,ataumemperbanyaksebagianatauseluruhisibukuinitanpaizintertulisdaripenerbit.
DicetakolehPercetakanPTGramedia,Jakarta
Isidiluartanggungjawabpercetakan
Daftar Isi
Pengantar.......................................................................... vii
Tesimoni.......................................................................... xi
DatarIsi.......................................................................... xiii
Bagian I : Percaya Pada-Nya; Saat Tidak Mungkin,
Jadi Mungkin ................................................................. 1
oMusaas.,danKeadilanTuhan................................... 2oTenang,AllahBersamaKita.......................................8oSiapayangMenelepon?..........................................14oDahsyatnyaCaraAllahMengabulkanDoa...............19oMembuangSecuilTerong, MendapatkanPemiliknya........................................ 24
oKirimkanGadisTerbaikKotaIni!..............................31oManaAdaGadisYangMauDenganSaya................38oPelajarandariSeven Sleepers...................................45
oMemintaMakanandiberiBerlebihan......................50oBayiyangBerbicarauntukMembela.......................54oBelajardariLarinyaHajar.........................................59
Daftar Isi
xiv
Bagian II : Percaya Pada-Nya; Saat Amalan
Menembus Batas ........................................................... 65
oMasyitoh,JenazahyangSemerbakHarum.............66
oAllahKagumKepadaSemalam................................ 71
oMabrurtanpaHaji...................................................76
oAntaminAhliha......................................................81
oTerkenaldiLangit,DilupakandiBumi......................86
oSiapayangInginMenikahMalamini?.....................96
oMenikahiWanitaCacatSeluruhTubuh...................100
oDigodaWanitaCanik,MalahLari...........................106
oMengapaHarusWanitaSolehah?........................... 112
oLangkahKakiPenghuniSurga.................................119
Bagian III : Percaya Pada-Nya; Saat Semuanya
Berakhir Manis ............................................................ 123
oWanitayangMemilihSurga...................................124
oPriayangDimandikanMalaikat.............................. 127
oAl-QuranyangBerjalan..........................................132oRezekiyangAkanMengejarmu..............................137
oPenilaianManusia,HanyaKulitnya.........................140
oMembuangKeberkahan........................................146
oSetanBiangKerok?................................................151oNegosiasiSecangkirKopi.......................................159oMenabungEnergi...................................................163
oMenyayangiIbu,MencintaiIstri............................. 172
Recharge Your Iman
xv
DaftarPustaka................................................................178
ProfilPenulis....................................................................179
Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia
sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim
kepada diri mereka sendiri.
(QS. Yunus [10] 44)
Nabi Musa as., pernah berkeinginan melihat Allah secara
langsung, namun belum sempat Allah menampakkan diri,
gunung dan bebatuan hancur lebur, saling bertabrakan satu
dengan yang lain, idak mampu menampung keagungan Allah. Menyaksikan kedahsyatan itu, Musa as., pun jatuh pingsan
sekeika. Menyadari kelemahan dirinya, Musa as., meminta maaf kepada-Nya, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau
dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” (QS. Al-
A’raf: 143)
Musa as., dan Keadilan Tuhan
Recharge Your Iman
3
Pada kesempatan lain, Musa as., berkeinginan melihat
secara langsung bagaimana keadilan Allah bekerja. Bagaimana
Allah mengatur dan menjalankan kehidupan ini dengan penuh
keadilan tanpa satu makhluk pun yang terzalimi. Seandainya kita
bisa meminta mungkin permintaan sama akan terlontar.
Terkadang kita curiga dan mempertanyakan keadilan Allah
mengatur kehidupan alam ini. Ada orang yang begitu durhaka,
tanpa sedikit pun kebaikan kepadanya, namun hidupnya penuh
kelimpahan harta. Sebaliknya, hidupnya miskin penuh kesusahan
padahal kebaikannya melimpah. Bahkan ada penyanyi yang
menyalahkan takdir, “Oh, takdir memang kejam, tak mengenal
perasaan.” Masih banyak lagi paradoks kehidupan yang lain,
yang menurut kasat mata ini idak adil.
“Kau idak akan mampu dan sabar melihat kejadiannya secara langsung.” Jelas malaikat Jibril menyampaikan irman-Nya atas permintaan Musa as.
“Dengan tauik-Nya, saya akan sabar,” jawab Musa as., me-nyakinkan.
Allah kemudian mengabulkan keinginan hamba-Nya. Di bawah kaki bukit Tursina ada mata air yang berbentuk seperi sumur, di sana Musa as. diperintahkan untuk duduk mengamai seiap perisiwa yang terjadi. Suasana masih sepi belum ada seorang manusia pun di sana.
Tak lama berselang datang seorang penunggang kuda yang
ingin minum. Terselip di pinggangnya sekantong uang yang cukup
banyak. Karena keasyikan minum, tanpa terasa kantong uangnya
Percaya Pada-Nya; Saat Tidak Mungkin, Jadi Mungkin
4
terjatuh di tepi mata air. Setelah menyelesaikan hajatnya, ia pun pergi dengan sekantong uang masih tertinggal.
Kemudian datang seorang anak kecil untuk minum. Melihat ada uang yang tergeletak, anak itu pun mengambilnya dan pergi. Musa as. terus mengamati, sampai datang orang ketiga. Orang tua yang buta. Sambil tertatih-tatih ia pun minum, berwudu lalu melaksanakan ibadah.
Setelah menyadari uangnya terjatuh, penunggang kuda kembali ke mata air tersebut dan didapatinya seorang tua yang buta.
“Hai orang tua buta! Tidakkah kamu lihat uang saya di sini?” tanyanya penuh selidik.
“Wahai tuan, saya ini buta. Bagaimana bisa saya mengambil uangmu,” mencoba mengelak dari tuduhan yang tidak berdasar.
“Siapa lagi kalau bukan kamu. Di sini tidak ada orang selain kau!” Tegas penunggang kuda.
“Kalau tidak percaya silakan geledah saja.”
Terjadilah percecokan yang berakhir pembunuhan. Orang tua buta itu pun meregang nyawa. Mati. Lalu, sang penunggang kuda pergi.
Sampai di sini Musa as. tidak kuat lalu meminta Jibril men-jelaskan semuanya.
“Ya Allah, saya nggak bisa sabar.”
Recharge Your Iman
5
“Tuhanmu mengirimkan salam kepadamu wahai Musa,” sapa malaikat Jibril kemudian.
Sebelum Jibril menjelaskan, bagaimana kita menilai kejadian
ini? Siapa yang paling bersalah sebenarnya?
Anak kecil bukan? Seandainya si anak kecil idak mengambil uang yang jatuh tadi, maka idak akan ada pembunuhan. Persis seperi yang Nabi Musa as. pikirkan.
Namun keadilan Allah berkata bahwa yang benar adalah si anak kecil tersebut. Bagaimana ceritanya?
Si anak tersebut telah yaim. Ayahnya mai dibunuh oleh seseorang. Sebelum dibunuh, ayahnya pernah menjadi pegawai atau pekerja pada si penunggang kuda tersebut. Si penunggang
kuda tersebut pernah idak memberi bayaran kepada ayahnya si anak. Jumlah uang yang ia idak berikan sejumlah uang yang jatuh itu. Persis idak kurang sedikit pun.
“Atas kehendak Allah, hak ayahnya dikembalikan kepada ahli
warisnya,” jelas Jibril.
“Lalu, bagaimana dengan si buta. Mengapa dia harus dibunuh?” Tanya Musa as. semakin penasaran. “Tahukah kamu
siapa yang membunuh ayah si anak? Ayahnya dibunuh oleh si
buta.”
Subhanallah...
Allah menamai dirinya dengan nama al-’Adl, dan meng-
haramkan kezaliman atas dirinya. Sempurna. Allah berlaku adil
Percaya Pada-Nya; Saat Tidak Mungkin, Jadi Mungkin
6
kepada semua makhluk ciptaan-Nya, bahkan kepada kafir dan musyrik sekali pun. Maka, apa pun yang terjadi pada hidup kita hari ini adalah keadilan Tuhan. Menyakini keadilan Tuhan hanya akan memberikan kedamaian pada hidup.
Saya tutup dengan mengutip perkataan Ibnul Qayyim Al-Jauzi, “Jika kau tahu bagaimana Allah mengatur urusan hidupmu, pasti hatimu akan meleleh karena cinta kepada-Nya.”
Catatan Muhasabah:
ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata
kepada temannya: “Janganlah kamu berduka cita, sesung-
guhnya Allah beserta kita.”
(QS. At-Taubah [9]: 40)
Andalkan Allah dalam seiap urusan, maka Dia akan ambil bagian menyelesaikan. Sebaliknya, jika kita bergantung pada makhluk-
Nya, maka Dia akan berlepas diri. Seperi itulah yang diajarkan Rasulullah kepada kita umatnya ini. Bukan hanya ajaran lisan,
seiap deik perjalanan dakwah, Rasulullah selalu menjadikan Allah yang utama dan pertama. Sehingga sekeras apa pun
perlawanan kair Quraisy, akan berakhir kekalahan.
Dari sekian banyak pelajaran keyakinan atas kehadiran Allah
dalam membersamai dakwah, salah satunya adalah perisiwa hijrah. Harusnya sirah nabawiyah ini idak berheni pada ilmu
Tenang, Allah Bersama Kita
Recharge Your Iman
9
pengetahuan semata, menghafalkan tanggal kejadian dan kro-nologi, tetapi juga harus bisa sampai pada jiwa. Bahwa hidup yang dijalani Rasulullah sama dengan kehidupan yang kita hadapi. Ada
rintangan dan ada keyakinan.
Saat perintah hijrah turun, Rasulullah adalah manusia yang
paling diawasi oleh kair Quraisy. Malam itu, rumah beliau telah dikepung, dipagar beis. Hampir idak ada celah untuk melarikan diri. Dengan ikhiar dan strategi yang maksimal, Nabi memerintahkan Ali remaja untuk idur di kamarnya. Setelah usaha, Rasulullah kemudian berpasrah. Atas izin Allah beliau
akhirnya bisa lolos dan langsung menuju rumah Abu Bakar.
“Aku telah diizinkan berhijrah.” Mendengar ucapan manusia
yang paling dicintainya ini, Abu Bakar idak sanggup menahan buliran air matanya. Beliau pun menangis.
“Bolehkah saya menemani Anda ya Rasulullah.” Dengan suara
masih terisak ia memohon.
“Wahai Abu Bakar, Engkau harus ikut bersamaku.”
Betapa girangnya Abu Bakar. Rupanya inilah hari yang sangat
ia tunggu-tunggu, sehingga idak heran jika saat itu ia langsung menawari nabi unta tunggangan.
“Wahai Nabi Allah, ada dua unta yang telah aku persiapkan
sebelumnya.”
Berangkatlah Rasulullah dengan sahabatnya yang paling seia. Mereka memutar arah berlawanan menuju jalan kota Madinah. Hingga sampailah di gunung Tsur. Mereka kemudian menaikinya
Percaya Pada-Nya; Saat Tidak Mungkin, Jadi Mungkin
10
dan iba di sebuah gua. Gua Hira. Mereka masuk untuk berheni sementara.
Rencana yang semula untuk mengecoh dan menghindari
kejaran kair Quraisy idak berjalan mulus. Beberapa pengejar Rasulullah sampai juga di mulut gua Hira. Namun, sebaik-
baik rencana adalah rencana Allah. Wallahu khairul makirin.
Pasinya rencana Allah itu yang terbaik. Tidak ada celah dan kekurangannya.
Abu Bakar adalah manusia yang paling gelisah saat itu.
Duduknya idak tenang, tatapan matanya terus berputar mengamai keadaan. Bukan keselamatan dirinya yang dikha-wairkan. Abu Bakar idak rela secuil sakit pun menimpa Rasulullah.
“Jika saja salah seorang dari mereka melihat ke bawah kakinya, tentu ia akan melihat kita ya Rasulullah.” Gumam Abu Bakar setengah berbisik.
“Jangan engkau mengira kita hanya berdua saja, wahai Abu Bakar. Sebab Allah lah yang keiga,” ucap nabi menenangkan sahabatnya, “Allah bersama kita.” Tegasnya kemudian mantap
penuh keimanan.
Ucapan Rasulullah mengalir memberikan energi iman yang
dahsyat ke dalam dada Abu Bakar. Jika Allah sudah berpihak
maka siapa lagi yang bisa mengalahkan? Tidak ada.
Dan Allah pun turun tangan, dengan segala kekuasaan dan
bala tentara-Nya. Allah mengirim laba-laba untuk membuat
sarang di pintu gua.
Syahrul lahir di La Cinde, desa kecil di pinggiran kota Wajo, Su-
lawesi Selatan, 1986. Nyantri Pondok Pesantren Mujahidin Pang-
kep selama 6 tahun. Kemudian hijrah menuntut ilmu ke Yogyakar-
ta pada tahun 2015 di PUTM Yogyakarta. Kemudian melanjutkan
S1 dan S2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis sekarang inggal di lereng gunung Merapi-Merbabu ka-
bupaten Magelang. Beberapa karyanya yang bisa dinikmai dan
didapatkan di TB. Gramedia. Indahnya Hidup bersama Allah,
Berdagang Dengan Allah Nggak Ada Ruginya, Ya Allah Izinkan
Kami Menikah, Hari-Hari Bersama Rasulullah.
Karya yang lain, 11 Jurus Rahasia Menjadi Juara dan Memben-
tengi Diri Dari Gangguan Jin dan Setan. Karya berupa antologi
dengan komunitas SPN, Quantum Ramadhan, Quantum Cinta,
Quantum Belajar, dan Merawat Nusantara, Resolusi Menulis
dan Pendidikan Karakter. Alhamdulillah, total karya tulis penulis
adalah 12 buku. Beberapa kali tulisan lepas di Majalah Nasional.
Profil Penulis
Profil Penulis
180
Untuk keperluan komunikasi, saran dan masukan, penulis bisa
dihubungi via e-mail: [email protected]. Tulisan penulis
juga bisa dibaca di http://pendidikannyamanusia.blogspot.com
atau di https://www.inspirasi.co/Syahrul dan akun facebooknya
di Syahrul. Contact Person 087745512227