rasa cemas

7

Click here to load reader

Upload: khumairah-nur-ramadhani

Post on 31-Jul-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rasa Cemas

RASA CEMAS

Perawatan kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi

anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Keberhasilan suatu

perawatan yang diberikan dapat ditentukan oleh kerja sama yang baik

antara dokter gigi pasien anak dan bimbingan orang tua terhadap anak.

Perasaan cemas dapat muncul pada saat kita menghadapi sesuatu

yang kita anggap penting, memasuki situasi yang baru dan cemas

terhadap tanggapan mengenai hasil tindakan kita. Sehingga dapat

dikatakan kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang tidak

menyenangkan yang ditandai adanya perasaan takut, gelisah dan tegang,

serta rasa ragu atau tidak berani terhadap hal-hal yang konkret dan hal-

hal yang tidak jelas.

Dengan rasa cemas pula, dapat menyebabkan komunikasi menjadi

tidak efektif. Komunikasi terjadi dalam berbagai tempat dan situasi.

Komunikasi merupakan saran yang tidak bisa ditinggalkan dalam

berhubungan. Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah

kumunikasi seorang komunikator dengan komunikasi yang sangat efektif

dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang. Anak yang

mengalami kecemasan dalam komunikasi cenderung mengalami

gangguan fisik maupun psikis. Gejala-gejala dalam gangguan fisik meliputi

jantung berdebar-debar, gemetar, gugup, pernapasan tidak teratur, sulit

konsentrasi, panic, tegang dan sebagainya.

Rasa takut dan cemas menghadapi perawatan gigi merupakan

reaksi yang pada umumnya dirasakan pasien gigi anak maupun orang

dewasa. Perasaan ini sering kali menjadi penyebab seseorang terhindar

dari perawatan gigi. Hasil penelitian William pada tahun 1985 memberikan

gambaran bahwa anak-anak yang cemas cenderung menarik diri dari

lingkungan sekitar dan sulit beradaptasi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

anak-anak seperti itu akan mendatangkan lebih banyak masalah pada

Page 2: Rasa Cemas

kunjungan ke praktik dokter gigi. Manifestasi dari kecemasan anak dapat

berupa tingkah laku kurang kooperatif terhadap perawatan gigi sehingga

anak menolak untuk dilakukan perawatan gigi, misalnya mendorong

instrument agar menjauh darinya, menolak membuka mulut, menangis,

sampai meronta-ronta dan membantah.

Kunjungan pertama untuk anak dan orangtuanya ke dokter gigi

sering kali hanya merupakan kunjungan perkenalan, yaitu

memperkenalkan anak kepada dokter giginya dan lingkungan klinik. Hal

penting agar anak merasa familiar dengan suasana praktek dokter gigi.

Apabila anak merasa takut, tidak nyaman, atau tidak kooperatif, maka

mungkin perlu dilakukan penjadwalan ulang. Kunjungan yang singkat dan

berkelanjutan untuk membangun kepercayaan anak pada dokter gigi dan

lingkungan klinik, dan hal ini terbukti sangat berharga apabila anak

nantinya membutuhkan perawatan.

KATEGORI TINGKAH LAKU ANAK SAAT PERAWATAN GIGI

4 kategori tingkah laku anak yang dikenal oleh Frankl adalah:

a. Sangat negative : menolak perawatan, meronta-ronta dan

membahntah, amat takut, menangis kuat-kuat, menarik atau

mengisolasi diri, atau keduanya.

b. Sedikit negative : mencoba bertahan, menyimpan rasa takut dari

minimal sampai sedang, nervus atau menangis.

c. Sedikit positif : berhati-hati menerima perawatan dengan anak

segan, dengan taktik bertanya atau menolak, cukup bersedia

berkerja sama dengan dokter/perawat gigi.

d. Sangat positif : bersikap baik dengan operator, tidak ada tanda-

tanda takut, tertarik pada prosedur, dan membuat kontak verbal

yang baik.

Page 3: Rasa Cemas

PENYEBAB RASA TAKUT DAN CEMAS

Pada umumnya penyebab rasa takut dan cemas dalam perawatan

gigi pada anak timbul terutama pada alat uang dilihatnya, yang sepertinya

akan membuatnya merasa sakit. Situasi dan keadaan lingkunga

perawatan gigi sangat berpengaruh timbulnya rasa takut dan cemas.

Kecemasan pasien anak terhadap perawatan gigi sering kali timbul karena

anak merasa takut berada di ruang praktik dokter gigi. Oleh karena itu,

sebaiknya ruangan praktik dokter gigi dibuat senyaman mungkin

sehinggan anak merasa seperti di rumahnya sendiri.

Factor lain yang seringkali menimbulkan rasa takut adalah keadaan

lingkungan kamar praktek seperti bau obat-obatan, peralatan, bunyi bur

atau mesin. Dan pengalaman rasa sakit pada perawatan terdahulu

sehingga anak akan takut pada perawatan gigi selanjutnya.

PENANGANAN RASA CEMAS

Pada perawatan gigi dan mulut pada anak tidak mungkin dapat

dilakukan bila anak tidak dapat berperilaku kooperatif karena dalam

perawatan gigi diperlukan kerjasama dari anak dalam mencapai

keberhasilan perawatan. Pendekatan dilakukan melalui tindakan

mendengarkan dan berkomunikasi secara empatik dan efektif dengan

anak dan orangtuanya dalam penerapan Pedodontic Treatment Triangle.

Hal yang dapat dilakukan dokter gigi yaitu menghilangkan rasa takut anak.

Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan hubungan baik antara dokter

dan pasien anak serta pengertian dari orang tua anak. Karena melalui

konsep tersebut dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan

pemahaman anak dan orangtua terhadap kesehatan giginya.

Adapun upaya yang dilakukan oleh dokter gigi menghadapi rasa

takut dan cemas adalah menempatkan anak senyaman mungkin dan

mengarahkannya bahwa pengalamannya ini bukanlah hal yang tidak

Page 4: Rasa Cemas

biasa. Jika tempat praktik tidak terbatas hanya untuk pasiien anak-anak,

salah satu metode yang efektif diantaranya adalah dengan pembuatan

ruang tunggu yang dibuat sedemikian rupa sehinggan anak merasa

berada di lingkungan rumahnya sendiri. Membuat ruang penerimaan yang

nyaman dan hangat sehingga anak merasa tidak asing ketika

memasukinya.

Beberapa teknik pengelolaan tingkah laku anak dengan

pendekatan nonfarmakologik antara lain:

a. Komunikasi : tanda keberhasilan dokter gigi mengelola pasien anak

adalah dengan kesanggupan berkomunikasi dengan anak dan

memperoleh rasa percaya dari anak dan memperoleh rasa percaya

dari anak, sehingga anak bersifat koperatif. Terdapat dua cara

komunikasi yaitu verbal dan nonverbal

b. Pengaturan suara : nada suara dapat juga digunakan untuk

mengubah perilaku anak. Perubahan neda dan volume suara dapat

digunakan untuk mengomunikasikan perasaan kepada anak.

c. Modeling : merupakan prinsip yaitu belajar dari pengamatan model.

Anak diajak mengamati anak lain yang sebaya yang sedang

dirawat giginya.

d. Desensitisasi sistematis : cara memodifikasi perilaku dengan

menggunakan dua elemen penting yaitu pemaparan anak terhadap

rasa takut secara bertahap dan membuat keadaan yang

mengurangi rasa ketidak berdayaan anak terhadap rasa takutnya.

e. Teknik tell-show-do : merupakan suatu rangkaian pendekatan

secara berurutan yaitu, menceritakan kepada anak hingga ia

paham apa yang akan dilakuakan, memperlihatkannya, dan

melakukannya.

f. Pembentukan perilaku : merupakan gabungan teknik tell-show-do

dan penguatan positif untuk member dorongan atau semangat.

Page 5: Rasa Cemas

g. Retraining : menghilangkan ketakutan anak dengan menentukan

sumber masalahnya dan mengatasinya atau menghentikan perilaku

yang tidak diterima yang diperoleh sebelumnya.

h. Aversive conditioning : untuk anak yang sangat menentang.

Tujuannya ialah untuk mendapatkan perhatian dari anak sehingga

komunikasi dapat dijalin dan diperoleh kerjasama dalam melakukan

perawatan yang aman.