rapat koordinasi teknis sistem informasi · pdf filemasyarakat dalam ruang kehidupan yang...
TRANSCRIPT
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
Keynote speech MENTERI PEKERJAAN UMUM
TENTANG SISTEM INFORMASI SPASIAL NASIONAL (SISN) DALAM MENDUKUNG
PEMBANGUNAN NASIONAL YANG TERINTEGRASI
Pada Acara
RAPAT KOORDINASI TEKNIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (RAKORTEK SIG)
Jakarta, 16 November 2005
Yang terhormat Para Peserta Rapat Koordinasi Teknis Sistem Informasi Geografis ( Rakortek SIG) Yang Berbahagia Hadirin Sekalian yang saya hormati, Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera bagi kita semua
Seraya memanjatkan puji sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
saya mengucapkan terima kasih kepada Bakosurtanal atas
kesempatan menyampaikan sambutan kunci dalam acara Rapat
Koordinasi Teknis Sistem Informasi Geografis (Rakortek SIG),
khususnya terkait Sistem Informasi Spasial Nasional dalam
mendukung Pembangunan Nasional yang Terintegrasi. Perkenankan
pula saya menyampaikan ucapan selamat dan semoga sukses
kepada Bakosurtanal pada ulang tahun yang ke-36 ini.
1
Berkaitan dengan fokus Rapat Koordinasi untuk mewujudkan Sistem
Informasi Spasial Nasional (SISN) mendukung Pembangunan
Nasional, kiranya tema ini penting dalam memperkuat upaya
bersama membangun menuju Indonesia yang aman dan damai, adil
dan demokratis serta lebih sejahtera, sebagaimana telah menjadi
visi kepemimpinan nasional dewasa ini. Hal ini mempertimbangkan
bahwa melalui dukungan Sistem Informasi Spasial Nasional, sinergi
pembangunan termasuk pula dibidang ke-PU-an dengan sektor
lainnya dapat lebih terfasilitasi dengan baik mengingat semuanya
bermuara ke tujuan yang identik, yakni: tercapainya kesejahteraan
masyarakat dalam ruang kehidupan yang nyaman, produktif dan
berkelanjutan.
Hadirin Sekalian yang saya hormati,
Pembangunan pada hakikatnya merupakan proses pemberian nilai
tambah kualitas kehidupan dengan mensinergikan 3 sumber daya
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
buatan. Oleh karena itu, kelestarian sumber daya alam, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia dengan dukungan sumber daya
buatan seperti infrastruktur yang tepat, menjadi kunci keberhasilan
pembangunan berkelanjutan. Dalam pencapaiannya diperlukan
sebuah perangkat perencanaan yang dapat secara optimal
menyentuh ketiga aspek tersebut.
Berbagai kejadian yang menimpa bangsa kita baik yang lebih
bersifat alamiah seperti gempa bumi, bencana tsunami, maupun
yang lebih banyak disebabkan ulah manusia seperti tanah longsor,
banjir, kemacetan lalu lintas, kesemrawutan pemanfaatan lahan,
permukiman kumuh maupun pencemaran alam tentunya perlu
menjadi pertimbangan dalam perencanaan pembangunan agar
tercapainya sinergi ketiga sumber daya pembangunan tersebut.
Sebagai ilustrasi sederhana kurangnya sinergi dari ketiga sumber
daya pembangunan adalah terjadinya erosi dan banjir serta
2
kekeringan sebagai implikasi pembangunan yang kurang
memperhatikan aspek pendukung kelestarian sumber daya air
seperti penebangan hutan yang tidak terkendali terutama di hulu
sungai maupun pemanfaatan kawasan lindung seperti bantaran
sungai yang tidak sesuai peruntukannya dan daerah aliran sungai.
Tantangan untuk mengelola sumber daya air dengan optimal
menjadi sangat signifikan mengingat tidak meratanya curah hujan
baik secara waktu dimana sekitar 80 persen curah hujan terjadi di
musim hujan, maupun secara spasial seperti mulai dari Jawa Barat
menuju ke timur sampai NTT curah hujannya semakin rendah.
Dalam hal lain, seperti gempa bumi dan tsunami, dengan
mengetahui jalur patahan pelat bumi yang rawan bencana, maka
perencanaan pembangunan dapat diupayakan mengantisipasi
tingkat risiko gempa yang dapat diakomodir dalam penetapan
pengaturan bangunan didaerah rawan gempa dan perencanaan letak
kegiatan agar risiko gempa dan juga tsunami dapat dimitigasi
semaksimal mungkin. Sebagai ilustrasi koridor ekonomi utama di
Jawa Utara maupun Sumatra bagian Timur yang memiliki sumber
daya buatan berupa Infrastruktur lebih dari 80 persen dari yang ada
telah memberikan pula gambaran perkembangan intensitas
pembangunan yang lebih menjauh dari jalur patahan tektonik pelat
bumi di selatan Pulau Jawa maupun di Barat Pulau Sumatra.
Berbagai informasi spasial ini sangat diperlukan berbagai sektor
misalnya untuk memberikan pelayanan yang secara keseimbangan
antar wilayah tetap perlu minimal memadai di daerah sekitar jalur
patahan tektonik tersebut antara lain melalui upaya mitigasi.
Demikian pula kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat di
perkotaan dan timbulnya permukiman kumuh merupakan ekses dari
pembangunan yang kurang memperhatikan tata guna lahan yang
dalam prakteknya sering pula akibat pemanfaatan lahan yang
mengabaikan Rencana Tata Ruang yang ada.
3
Pentingnya unsur spasial dalam pembangunan juga telah menjadi
sorotan utama para ekonom besar seperti Thunen diawal abad ke-
19 yang mempelajari evolusi pengembangan wilayah menunjukkan
interaksi erat kegiatan ekonomi dengan pemanfaatan ruang, serta
Alfred Weber diawal abad ke-20 yang mempelajari efisiensi proses
industri menunjukkan hal tersebut sangat ditentukan oleh pemilihan
lokasi industri yang tepat dengan mempertimbangkan lokasi pasar
dan bahan baku.
Berbagai tantangan tersebut menjadi bukti nyata pentingnya
merencanakan pembangunan melalui perspektif yang lebih luas dan
tidak sekedar administratif parsial atau sektoral saja. Untuk itu
pendekatan ruang atau spasial memegang peranan yang vital dalam
melengkapi maupun sebagai basis dari pendekatan administratif
parsial maupun sektoral dalam perencanaan pembangunan yang
tentunya harus disertai peningkatan pengendalian dalam
pemanfaatan ruangnya. Dengan demikian terlihat pentingnya
penataan ruang menjadi payung dari pengembangan daerah
maupun sektoral, termasuk dalam pengembangan infrastruktur
kePU-an seperti jaringan jalan, irigasi dan sumber daya air serta
sarana dan prasarana permukiman di perkotaan dan pedesaan.
Hadirin Sekalian yang saya hormati,
Dalam merencanakan tata ruang sebagai upaya meningkatkan
sinergi lintas-sektor, lintas-wilayah dan daerah maupun antara
unsur pemerintah, masyarakat dan swasta dalam perencanaan
pembangunan, diperlukan data maupun informasi yang akurat, baik
dari segi data geografis murni maupun data tematik seperti
kependudukan, sebaran sumber daya alam dan data tematik
lainnya. Keakuratan data dan kemampuan pengolahan data yang
tentunya sangat besar jumlah dan ragamnya, akan menentukan
efektivitas dari sebuah perencanaan tata ruang. Saat ini,
pengumpulan dan pengolahan data geografi telah dilakukan melalui
4
penginderaan jauh baik berupa foto udara citra radar maupun citra
satelit. Data ini dilengkapi dengan data terestris yang merupakan
data konvensional yang langsung diambil dari permukaan bumi dan
tidak dapat dipantau dari jauh, seperti kepadatan penduduk, batas
administrasi dan lainnya.
Dengan perkembangan teknologi komputer, proses pengolahan data
juga menjadi jauh lebih efisien dan efektif. Sistem Informasi
Geografis sebagai salah satu disiplin terkait Teknologi Informasi dan
Komunikasi memungkinkan digabungkannya basis data dari
informasi yang dikumpulkan melalui peta, citra satelit serta survei
lapangan dan dituangkan dalam layer-layer peta yang memuat
informasi khusus dari tiap layer petanya. Dalam sistem informasi
geografis, kemampuan pencarian data, penggabungan, analisis dan
permodelan memungkinkan suatu kelompok layer data dapat
menghasilkan informasi sesuai kebutuhan penggunanya. Dengan
demikian dengan memanfaatkan SIG, ahli geologi dapat
merencanakan daerah-daerah potensial untuk eksplorasi
berdasarkan potensi endapan mineral dan energi secara tepat dan
demikian pula ahli kehutanan, sumber daya air, jalan dan
permukiman dapat memilih data tematik atau terestris yang mereka
butuhkan dalam penyajian secara spasial atau geografis.
Saat ini sistem informasi geografis telah banyak diterapkan untuk
pengelolaan sumber daya alam dan sudah mulai serta perlu terus
dikembangkan untuk perencanaan pembangunan, misalnya sistem
informasi lahan. Dengan digabungkannya sistem informasi geografis
kedalam jaringan komunikasi seperti internet, maka jangkauan
sistem ini akan semakin luas dari segi input data sampai ke
jangkauan pengguna termasuk informasi publik.
Dalam perencanaan pembangunan, manfaat dari Sistem Informasi
Geografis sangat signifikan terutama dengan disajikannya informasi
geografis yang lengkap dan akurat seperti lahan perkotaan atau
5
permukiman; lokasi, luas dan batas waduk; daerah-daerah lindung
serta aspek wilayah seperti batas administratif dan daerah Aliran
Sungai. Dengan kelebihan ini, Sistem Informasi Geografi
mendukung berbagai kebutuhan untuk pembangunan antara lain :
• Pengilustrasian data tata ruang maupun data geologis, serta
pemantauan kepadatan dan penyebaran penduduk
• Pemilihan lokasi transmigrasi dan lahan pertanian yang cocok,
serta Pemantauan garis pantai, abrasi dan intrusi air laut ke
daratan
• Dapat terdukung pula informasi potensi diantaranya jaringan
jalan, kawasan perumahan penduduk, status kepemilikan
tanah, fasilitas umum seperti kesehatan, pendidikan, dan
pasar regional; informasi lingkungan diantaranya sumber daya
air dan alur pembuangan sampah, pemetaan lahan (sumber
daya), serta daerah pasang surut dan informasi lahan
termasuk lahan kritis
• Dan tentunya masih banyak lagi yang dapat dikembangkan
sesuai disiplin ilmu dan profesi dalam perencanaan
pembangunan
Hadirin Sekalian yang saya hormati,
Dilingkungan departemen kami, Sistem Informasi Geografi telah
diaplikasikan diantaranya melalui Sistem Informasi Spasial Nasional
yang pada tingkat induk dikoordinasikan oleh Bakosurtanal. Melalui
portal PU-NET (www.pu.go.id), sistem informasi spasial telah
tersedia secara on-line, dimana didalamnya antara lain terdapat
sub-sistem Informasi Penataan Ruang atau lebih dikenal sebagai
Portal Penataan Ruang (www.penataanruang.net) yang juga
merupakan bagian dari Sistem Informasi Spasial Nasional. Dalam
portal penataan ruang terdapat berbagai aplikasi antara lain berupa
tayangan aplikasi Sistem Informasi Geografis Penataan Ruang yang
berbasis web. Melalui sistem berbasis web ini, masyarakat dapat
6
mengakses data-data penataan ruang yang tersaji dalam bentuk
peta sehingga diharapkan terwujud kesadaran publik serta
terdorongnya publik untuk berpartisipasi dalam proses penataan
ruang baik dari perencanaan, pemanfaatan hingga pengendalian.
Hadirin Sekalian yang saya hormati,
Tentunya untuk kedepannya, Sistem informasi geografi masih harus
terus kita kembangkan. Lebih dari sekedar menyusun mosaic antar
elemen sistem seperti perangkat, data, kelembagaan dan SDMnya,
maka dalam membangun sebuah sistem juga memerlukan
komitmen bersama dari semua pihak terkait untuk selalu peduli
pada pengembangan sistem tersebut secara terintegrasi. Hal ini
sebagai perwujudan, kepedulian, diantaranya dapat ,melalui antara
lain kerjasama pendanaan, maupun diseminasi informasi lintas
birokrasi dan masyarakat.
Tentunya komitmen bersama ini perlu diikuti strategi
pengembangan dan perwujudan Sistem Informasi Spasial Nasional,
agar dapat mendukung pembangunan nasional secara terintegrasi,
antara lain:
• Pertama, mendorong setiap sektor terkait penyedia data, baik
pemerintah pusat maupun daerah, dan pihak swasta untuk
menyediakan informasi spasial (peta) yang akurat dan
mutakhir dengan melakukan pemetaan wilayah sesuai tugas
pokoknya, guna memenuhi kebutuhan informasi spasial sejalan
dengan dinamika pemanfaatan ruang yang terjadi secara cepat
• Kedua, mendorong kemudahan publik dalam mengakses data
dan informasi spasial, seperti melalui teknologi internet
sebagai bagian dari sistem pelayanan publik.
• Ketiga, mendorong kejelasan kelembagaan dan mekanisme
sharing data antar simpul, serta memulai perwujudan sharing
antar pemangku kepentingan.
7
• Keempat, mendorong percepatan proses pemberlakuan
standarisasi format dan struktur data spasial
• Kelima, mendorong peningkatan kemampuan SDM pengelola
SIG.
• Dan yang keenam, mendorong pelibatan masyarakat dan
dunia usaha dalam memanfaatkan dan memonitor
penyelenggaraan perwujudan Sistem Informasi Spasial
Nasional melalui teknologi Internet.
Hadirin Sekalian yang saya hormati,
Demikian beberapa pandangan yang mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama dalam mengembangkan
Sistem Informasi Geografi serta mewujudkan Sistem Informasi
Spasial Nasional untuk mendukung pembangunan nasional. Dalam
era globalisasi yang indikasinya tingkat daya saing nasional agar
dapat bertahan di kompetisi dunia, maka penggunaan SIG sebagai
teknologi perencanaan yang dinamis dan akurat baik di tingkat
makro maupun mikro akan menjadi kunci daya saing Indonesia pada
tataran global.
Sebagai penutup, saya berharap agar Rapat Koordinasi Teknis
Sistem Informasi Geografis ini dapat menggabungkan berbagai
pemikiran strategis dan praktis demi terwujudnya Sistem Informasi
Spasial Nasional yang dapat secara langsung diimplementasikan
dalam proses pembangunan Nasional yang terintegrasi di Indonesia.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Menteri Pekerjaan Umum
DJOKO KIRMANTO
8