_rangkuman skripsi
DESCRIPTION
Membantu anda yang sedang menyusun skripsi, sebagai bahan referensi. Monggooo....TRANSCRIPT
PENGARUH TINGKAT KESULITAN KEUANGAN
PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI
RANGKUMAN SKRIPSI
Oleh :
LUDRI ANI NINGSIH
2007310286
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS
SURABAYA
2011
PENGESAHAN RANGKUMAN SKRIPSI
Nama : Ludri Ani Ningsih
Tempat, Tanggal Lahir : Palu , 19 Juni 1989
N.I.M : 2007310286
Jurusan : Akuntansi
Program Pendidikan : Strata 1
Konsentrasi : Akuntansi Keuangan
Judul : Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan
Terhadap Konservatisme Akuntansi
Disetujui dan diterima baik oleh :
Dosen Pembimbing,
Tanggal :
Nanang Shonhadji, S.E.,Ak.,M.Si.
Ketua Jurusan Akuntansi,
Tanggal :
SUPRIYATI , SE., M.Si., Ak.
1
I. Latar Belakang
Tingkat kesulitan keuangan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat
konservatisme akuntansi. Manajemen perusahaan mengalami tekanan bila
menghadapi masalah keuangan karena hal ini dapat menurunkan nilai dari seorang
manajer. Dalam konteks perilaku oportunis, manajer diasumsikan berusaha un tuk
memaksimalkan kemakmuran pribadinya, dimana kemakmuran itu diperoleh dari
kinerja yang dicapainya terkait dengan bonus, risiko yang muncul dari adanya
kegagalan perusahaan, dan nilai saham perusahaan di pasar.
Perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial
distress) akan berpengaruh pada prinsip konservatisme yang diterapkan.
Perusahaan akan lebih teliti dalam memprediksi kondisi yang akan datang.
Pemilihan metode yang tepat akan membawa perusahaan aman dari masalah
keuangan perusahaan yang memburuk. Yang sangat berperan dalam hal ini adalah
pihak manajemen, bagaimana mereka mampu mengatasi permasalahan kesulitan
keuangan perusahaan yang mungkin diakibatkan dari faktor-faktor eksternal,
misalnya kondisi perekonomian Negara yang rapuh.
Berdasarkan pemaparan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi. Teori akuntansi positif memprediksikan bahwa kondisi
keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong manajer untuk
mengurangi tingkat konservatisme akuntansi walaupun pemegang saham dan
kreditur menginginkan penyelenggaraan akuntansi yang konservatif. Sebaliknya
teori signaling memprediksi bahwa kondisi keuangan perusahaan yang
2
bermasalah dapat mendorong manajer untuk menaikkan tingkat konservatisme
akuntansi.
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka permasalahan diatas
maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : ”Apakah ada
pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan (financial distress) terhadap
kebijakan tingkat konservatisme akuntansi yang dibuat oleh manajer
perusahaan?”.
III. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang
dapat dicapai dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahan (financial
distress) terhadap kebijakan konservatisme akuntansi.
IV. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian mengenai pengaruh tingkat kesulitan keuangan
perusahaan terhadap konservatisme akuntansi yaitu :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai
adanya pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi.
3
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur tambahan mengenai
penerapan prinsip konservatisme pada perusahaan-perusahaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan terhadap
penulis mengenai adanya pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap
konservatisme akuntansi.
V. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori di
atas, maka hipotesis yang akan diajukan dalam penelitan ini adalah :
H1 : Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan (profit margin,
financial leverage, growth dan likuiditas) berpengaruh
terhadap Konservatisme Akuntansi.
VI. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Eko Widodo Lo (2006). Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh tingkat kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme
akuntansi.
Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian arsip, karena
menurut sifat dan jenis datanya berupa arsip atau dokumen tertulis dan sumber
datanya berasal dari eksternal atau data sekunder. Data tersebut diperoleh dari
laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan tujuannya
penelitian ini merupakan penelitian terapan, karena hasil penelitian ini dapat
4
digunakan sebagai dasar pemikiran dalam penerapan prinsip konservatisme setiap
perusahaan.
VII. Identifikasi Variabel
Tujuan dari identifikasi variabel ini adalah untuk mengetahui variabel-
variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Variabel-variabel yang menjadi objek
penelitian dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Independen (bebas / X) adalah Tingkat Kesulitan Keuangan
Perusahaan (financial distress).
2. Variabel Dependen (terikat / Y) adalah Konservatisme Akuntansi.
VIII. Definisi Operasional
Operasionalisasi variabel merupakan penjabaran dari variabel-variabel
penelitian ke dalam dimensi, indikator dan skala pengukuran untuk
mempermudah dalam melakukan analisis dan pembahasan dari variabel tersebut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat kesulitan keuangan
perusahaan (financial distress) dan konservtisme akuntansi.
1. Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan (financial distress)
Variabel ini merupakan variabel independen, dalam penelitian ini
menggunakan rasio profit margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio
pertumbuhan berdasarkan penelitian Luciana (2004) keempat rasio ini
merupakan rasio yang paling dominan dalam menentukan kesulitan keuangan
(financial distress). Rasio keuangan tersebut meliputi :
5
a. Rasio Profit Margin, yaitu laba bersih dibagi dengan penjualan (NI/S).
b. Rasio financial leverage, yaitu hutang lancar dibagi dengan total aktiva
(CL/TA).
c. Rasio likuiditas, yaitu aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar
(CA/CL).
d. Rasio pertumbuhan, yaitu rasio pertumbuhan laba bersih dibagi dengan
total aktiva (GROWTH NI/TA).
2. Konservatisme Akuntansi
Variabel ini merupakan variabel dependen. Ada tiga bentuk pengukuran
konservatisme yang dikemukakan oleh Watts (2003), meliputi :
Earnings/accrual measures
Pengukuran konservatisme ini digunakan oleh Givoly dan Hayn (2000)
dan Dewi (2003) yaitu:
CIit = NIit – CFit
Keterangan:
CIit = tingkat konservatisme
NIit = laba bersih sebelum extraordinary item dikurangi
depresiasi dan amortisasi
CFit = arus kas dari kegiatan operasional
Apabila selisih antara laba bersih dan arus kas bernilai negatif, maka laba
digolongkan konservatif dan sebaliknya. Hal ini disebabkan karena laba
lebih rendah dari cash flow yang diperoleh oleh perusahaan pada periode
tertentu (Dewi 2003).
6
Pengukuran konservatisme akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan bentuk pengukuran yang menggunakan selisih antara laba
bersih dan arus kas (earnings / accrual measures). Konservatisme menurut
Widya (2005) merupakan prinsip penting dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan agar pengakuan dan pengukuran aktiva serta laba dilakukan
dengan penuh kehati-hatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis
dilingkupi ketidakpastian. Menurut Almilia (2005) konservatisme merupakan
praktek akuntansi yang mengurangi laba ketika menghadapi bad news, akan
tetapi meningkatkan laba ketika menghadapi good news.
IX. Teknik Analisis Data
Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan memilah
data ke dalam variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik
analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan pengujian hipotesis.
Berikut ini tahapan dalam menganalisis data:
1. Analisis Deskriptif
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan
secara menyeluruh tentang variabel-variabel yang akan digunakan. Variabel-
variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya rasio profit
margin, financial leverage, likuiditas, rasio petumbuhan dan earnings/accrual
measures.
2. Analisis Statistik
7
a. Uji Asumsi Klasik
Model regresi akan menghasilkan tidak bias yang baik jika terpenuhi
asumsi klasik yaitu normalitas (sampel yang diambil dari data berdistribusi
normal), heterokedastisitas, dan autokorelasi.
a) Uji Normalitas Data
Suatu model regresi yang baik adalah regresi yang memiliki error
terdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas residual dapat
dilakukan dengan analisis grafik, yaitu menggunakan normal probabilitas plot
atau dengan analisis satatistik menggunakan nilai kurtosis atau skweness, dan
dapat juga dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Ghozali 2001: 30). Dalam
penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov. Jika hasil signifikansi
data menunjukkan angka jauh di bawah α = 0,05 maka residual data tidak
terdistribusi secara normal. Untuk mengatasi apabila residual data tidak
terdistribusi normal maka dapat diobati dengan cara mentransformasi data.
b) Uji Heterokedastisitas
Untuk menguji adanya varians yang tidak sama. Apabila varian dari faktor
pengganggu (error term) adalah sama untuk semua observasi atas variabel
independen maka disebut homoskedastisitas. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas, diantaranya dengan
melihat grafik plot, Uji park, Uji Glejser, dan Uji white.
Tetapi dalam penelitian ini menggunakan Uji Glejser. Uji Glejser ini sama
halnya dengan uji park yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual
8
terhadap variabel independen (Ghozali, 2007:108). Jika, variabel independen
signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi Heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya.
Bila probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka, dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya Heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji autukorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2007: 95). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi dapat dideteksi dari nilai
Durbin Waston (DW test), dengan kriteria berikut (Ghozali, 2007:96) :
TEKNIK ANALISIS DATA
Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif
Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi Tolak 4 – dl < d < 4
9
negative Tidak ada korelasi negative
No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negative
Tidak ditolak Du < d < 4 – du
Penelitian ini menggunakan Run Test untuk mendeteksi autokorelasi. Run
test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk
menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual
tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau
random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara
random atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2007:103). Jika, probabilitas signifkan
pada 5% maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi antar nilai residual namun
bila probabilitas signifikan jauh di atas 5% maka dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi atau random antar nilai residual.
b. Uji Hipotesis
Pengujian model penelitian menggunakan regresi linier berganda
dengan persamaan sebagai berikut :
CIi = c0 + c1 PMari + c2 Finlevi + c3 Liqi + c4 Gri
Keterangan :
CI = Tingkat konservatisme
PMar = Rasio profit margin
Finlev = Rasio financial leverage
Liq = Rasio likuiditas
Gr = Rasio pertumbuhan
10
1. Pengujian Simultan (Uji F-Satistik)
Pengujian statistik ini dilakukan untuk melihat adanya dan seberapa besar
pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat dalam model
secara bersamaan (multiple), atau setidaknya ada satu variabel independen yang
dapat menjelaskan variabel dependennya.
Uji F-statistik digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen.
Langkah – Langkah Pengujian Uji F adalah :
1. Menentukan Hipotesis
Hipotesis dari uji ini adalah :
H0 : Variabel profit margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio
pertumbuhan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
H1 : Variabel profit margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio
pertumbuhan secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2. Menentukan Tingkat Kesalahan
Pengujian ini menggunakan tingkat kesalahan (α) 5%.
3. Menentukan Kriteria Penolakan Hipotesis
11
a. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F- hitung
dengan nilai F-tabel dengan tingkat signifikansi tertentu. Hasil
pengujian akan menunjukkan kesimpulan sebagai berikut:
H0 diterima jika F-stat < F tabel
H0 ditolak jika F-stat > F tabel
b. Quick Lock (probabilitas Signifikan dibandingkan dengan α)
H0 diterima jika p ≥ 0,05
H0 ditolak jika p ≤ 0,05.
4. Interpretasi hasil pengujian
Dalam Uji F ini menjelaskan bahwa H0 diterima jika tingkat
signifikansinya dengan tingkat kesalahan (α) kurang dari 5%, dan jika F-
stat lebih kecil dari F tabel. Sedangkan untuk H0 ditolak jika tingkat
signifikansinya lebih dari 5%, dan F-stat lebih besar dari F tabel.
5. Kesimpulan
Kesimpulan dari Uji F ini adalah jika H0 diterima maka Variabel profit
margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio pertumbuhan secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Sedangkan jika H0 ditolak apabila Variabel profit margin, financial
leverage, likuiditas, dan rasio pertumbuhan berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Pengujian Parsial (t-stat)
12
Uji t-statistik bertujuan untuk melihat tingkat signifikansi parsial dari
tiap-tiap variabel bebas dalam menjelaskan variabel tidak bebasnya. Langkah-
langkah Uji t adalah :
1. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian t-statistik adalah sebagai
berikut :
H0 : Variabel profit margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio
pertumbuhan tidak mempengaruhi variabel konservatisme akuntansi.
H1 : Variabel profit margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio
pertumbuhan mempengaruhi variabel konservatisme akuntansi secara
signifikan.
2. Menentukan tingkat kesalahan (α)
Pengujian ini menggunakan tingkat kesalahan (α) 5 %.
3. Menentukan Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan adalah :
a. Jika t-stat < t-tabel, maka hipotesis nol diterima
Jika t-stat > t-tabel, maka hipotesis nol ditolak
b. H0 diterima jika p ≤ 0,05
H0 ditolak jika p ≥ 0,05.
4. Interpretasi hasil pengujian
Dalam Uji t ini menjelaskan bahwa H0 diterima jika tingkat
signifikansinya dengan tingkat kesalahan (α) kurang dari 5%, dan jika t-
13
stat lebih kecil dari t tabel. Sedangkan untuk H0 ditolak jika tingkat
signifikansinya lebih dari 5%, dan t-stat lebih besar dari t-tabel.
5. Kesimpulan
Kesimpulan dari Uji t ini adalah jika H0 diterima maka Variabel profit
margin, financial leverage, likuiditas, dan rasio pertumbuhan tidak
mempengaruhi variabel Konservatisme Akuntansi secara
signifikan.Sedangkan jika H0 ditolak Variabel profit margin, financial
leverage, likuiditas, dan rasio pertumbuhan mempengaruhi variabel
Konservatisme Akuntansi secara signifikan.
X. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh tingkat
kesulitan keuangan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun
2005-2008. Dari hasil pengujian secara simultan diketahui terdapat pengaruh
tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang dilihat dari rasio net profit margin,
likuiditas, leverage dan rasio pertumbuhan terhadap konservatisme akuntansi.
Yang artinya secara bersama-sama variabel bebas yang terdiri dari rasio net profit
margin, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel konservatisme akuntansi. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Cynthia dan Desi
(2008) bahwa secara bersama-sama variabel rasio likuiditas, net profit margin,
14
rasio leverage dan rasio pertumbuhan berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Hasil pengujian kedua yang dilakukan dengan menggunakan uji t
bertujuan untuk mengetahui secara parsial pengaruh variabel-variabel bebas yang
terdiri dari net profit margin, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio
pertumbuhan memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu
konservatisme. Konservatisme dapat dipengaruhi oleh faktor kondisi perusahaan
yang sedang mengalami kesulitan keuangan (financial distress). Dari keempat
variabel yang digunakan untuk mengukur tingkat kesulitan keuangan perusahaan
terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, yaitu
variabel net profit margin dan pertumbuhan (growth).
1) Variabel net profit margin mempunyai pengaruh secara negatif terhadap
variabel konservatisme. Hasil penelitian ini mendukung teori yang
dikemukakan oleh Shingvi dan Desai (1971) dalam Binsar H.Simanjuntak dan
Lusy Widiastuti (2004) bahwa profit margin yang rendah akan mendorong
para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka
ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi
terhadap manajemen. Hasil ini didukung dengan adanya data deskriptif yang
menunjukkan rata-rata nilai net profit margin selama tahun 2005 – 2008
bernilai negatif dan nilai rata-rata selisih laba bersih dan arus kas juga negatif
yang menandakan adanya penerapan konservatisme. Nilai net profit margin
yang rendah menandakan bahwa laba yang dihasilkan cenderung konservatif
15
dengan demikian perusahaan dapat memenuhi keinginan investor yang
menginginkan adanya pelaporan dengan metode yang lebih konservatif.
2) Variabel rasio leverage secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel konservatisme. Hasil penelitian ini juga didukung
oleh data deskriptif yang menunjukkan rata-rata leverage bernilai positif yang
bearti tingkat leverage yang tinggi dan rata-rata selisih laba bersih dengan arus
kas operasi (konservatisme) negatif yang menandakan adanya indikasi
konservatisme. Dalam bab sebelumnya telah disebutkan bahwa semakin tinggi
curent liabilities / total assets suatu perusahaan, maka semakin besar
kemungkinan manajer perusahaan tersebut akan memilih prosedur akuntansi
yang meningkatkan laba yang dilaporkan atau laporan keuangan yang
disajikan cenderung tidak konservatif (Hagerman dan Zmijewski 1981 dalam
Cynthia dan Desi (2009). Berdasarkan data deskriptif dan teori tersebut
menunjukkan tinggi rendahnya rasio leverage tidak memiliki pengaruh
terhadap konservatisme. Pada perusahaan yang mempunyai utang relatif
tinggi, kreditur mempunyai hak lebih besar untuk mengetahui dan mengawasi
penyelenggaraan operasi dan akuntansi. Hak lebih besar yang dimiliki kreditur
akan mengurangi asimetri informasi diantara kreditur dengan manajer
perusahaan. Kreditur berkepentingan terhadap distribusi aktiva bersih dan laba
yang lebih rendah kepada manajer dan pemegang saham sehingga kreditur
cenderung meminta untuk menyelenggarakan akuntansi konservatif. Hasil
penelitian variabel leverage yang tidak signifikan ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Widya (2005).
16
3) Variabel rasio likuiditas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap
variabel konservatisme. Hal ini didukung dengan adanya data deskriptif
perusahaan manufaktur yang mengalami financial distress selama tahun 2005
– 2008 yang menunjukkan nilai rasio likuiditas tinggi dan rata-rata selisih laba
bersih dan arus kas operasi (konservatisme) negatif yang berarti adanya
konservatisme. Hasil penelitian ini membenarkan adanya teori yang
dikemukakan oleh Wallace at al (1994) dalam Ikka (2006) yang menyatakan
bahwa rasio likuiditas merupakan ukuran kinerja manajemen dalam mengelola
keuangan perusahaan. Yang berarti rasio likuiditas yang rendah menandakan
adanya indikasi dilakukannya konservatimse. Dari data deskriptif dan teori
tersebut dapat disimpulkan tinggi rendahnya rasio likuiditas tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.
4) Variabel rasio pertumbuhan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel konservatisme. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang dilakukan Widya (2005) yang menyatakan bahwa
perusahaan yang pertumbuhannya kecil umumnya akan memilih akuntansi
konservatif, tanda positif menyatakan bahwa makin tinggi pertumbuhan
perusahaan maka semakin cenderung perusahaan memilih strategi akuntansi
konservatif. Hasil tersebut juga mendukung adanya prediksi teori signaling
bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap
tingkat konservatisme akuntansi. Data deskriptif juga menunjukkan nilai rata-
rata pertumbuhan yang rendah dengan hasil perhitungan rata-rata selisih laba
17
bersih dengan arus kas operasi negatif yang mengidikasikan perusahaan
menerapkan konservatisme dalam laba.
Uji F merupakan pengujian secara simultan mengenai pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian dengan menggunakan uji F
simultan ditemukan bahwa secara keseluruhan variabel bebas secara bersama-
sama mempengaruhi variabel terikat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. 0,046 <
α 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, bahwa tingkat kesulitan
keuangan perusahaan yang diukur dengan empat variabel terikat (net profit
margin, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan) berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi secara bersama-sama.
Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan uji t (parsial)
dengan tujuan untuk melihat pengaruh secara parsial dari masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen. Dari hasil pengujian ini ditemukan
bahwa ada dua variabel terikat yang mendukung bahwa tingkat kesulitan
keuangan perusahaan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kedua
variabel terikat tersebut adalah net profit margin dan rasio pertumbuhan. Net
profit margin sig. 0,039 < α 0,05 dan rasio pertumbuhan sig. 0,006 < α 0,05. Net
profit margin berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, hal ini
terlihat pada hasil koefisein yang bernilai negatif. Hasil penelitian ini didukung
oleh teori akuntansi positif dalam penelitian Widodo (2006) yang mengatakan
bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang dilihat dari net profit margin
perusahaan berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan,
18
rasio pertumbuhan didukung oleh prediksi teori signalling dalam penelitian
Widodo (2006) yang mengatakan bahwa tingkat kesulitan keuangan perusahaan
yang dilihat dari rasio pertumbuhan berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menerapkan
prinsip konservatisme akuntansi memiliki laba yang cenderung berfluktuaktif dari
tahun ke tahun. Dari analisis deskriptif terlihat bahwa perusahaan PT. Hanson
Internasional Tbk. terindikasi sebagai perusahaan yang menerapkan prinsip
konservatisme hal ini didukung dengan hasil pelaporan laba dari tahun-tahun
sebelumnya yang mengalami fluktuaktif. Rasio net profit margin dan rasio growth
perusahaan tersebut dari tahun 2005 – 2008 bernilai kecil sehingga mempengaruhi
pertumbuhan laba menurun sehingga perhitungan konservatisme dengan earnings
accrual measures bernilai negatif yang berarti indikasi diterapkannya
konservatisme. Sedangkan rasio growth perusahaan tersebut selama tahun 2005-
2008 menunjukkan kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan
lebih besar. Hal ini menandakan perusahaan yang sedang mengalami financial
distress.
XI. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesulitan
keuangan (financial distress) yang diukur dengan menggunakan 4 (empat) rasio
yaitu, net profit margin, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan /
growth terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur yang
19
terdaftar di Bursa Efek Indonesia baik secara bersama-sama maupun parsial.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 67 perusahaan
selama tahun 2005 – 2008. Teknik analisis penelitian ini menggunakan regresi
linier dengan uji F dan uji t.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Rsquare menunjukkan bahwa pengaruh kesulitan keuangan (net
profit margin, rasio leverage, rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan) terhadap
konservatisme akuntansi sebesar 8,7% sedangkan sisanya 91,3% dipengaruhi
faktor-faktor lain. Hal ini berarti 8,7% variabel konservatisme dapat dijelaskan
oleh variabel independen yaitu net profit margin, rasio leverage, rasio
likuiditas dan rasio pertumbuhan.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa net profit margin, rasio leverage,
rasio likuiditas dan rasio pertumbuhan mempunyai pengaruh secara simultan
terhadap konservatisme akuntansi.
3. Berdasarkan hasil analisis secara parsial ditemukan bahwa variabel yang
mempengaruhi konservatisme akuntansi yaitu variabel net profit margin dan
rasio pertumbuhan dengan signifikan < 0,05. Variabel rasio leverage dan rasio
likuiditas tidak mempengaruhi konservatisme.
20
XII. Keterbatasan Penelitian
Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan
penelitian sedemikian rupa, namun ada beberapa keterbatasan dalam penelitian
ini, yaitu:
Adanya data yang digunakan dalam penelitian ini kurang lengkap atau
tidak tersedia pada beberapa perusahaan, sehingga harus menghapus perusahaan
tersebut dari sampel .
XIII. Saran
Riset lebih lanjut perlu dilakukan guna menguji konsistensi hasil dengan
memperpanjang periode penelitian dan memperbaiki desain penelitian, misalnya :
1. Sampel yang digunakan lebih besar dan lebih luas tidak hanya perusahaan
manufaktur saja.
2. Agar hasil penelitian bias mendukung kesimpulan yang lebih akurat maka
sampel yang digunakan hendaknya menggunakan periode lebih dari empat
tahun, misalnya lima tahun terakhir.
3. Penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel lain yang berperan dalam
mempengaruhi konservatisme akuntansi.
DAFTAR RUJUKAN
Ahmed, et al. 2000. Accounting Conservatism & Cost of Debt: An Empirical Test
of Efficient Contracting. SSRN Working Paper. Maret.
Ball, R., Cothary, S.P and A. Robin. 2000. The Effect of International Institutional Factors on Properties of Accounting Earnings. Journal of Accounting & Economic. Vol.29, No.1:1-51.
Bloom, Robert and Pieter T. Elgers. 1987. “Accounting Theory and Policy” United States of America: HBJ Co.
Cynthia Sari dan Desi Adhariani. 2008. “Konservatisme Perusahaan Di Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”. Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya
Eko Widodo Lo. 2006. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap konservatisme Akuntansi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol. 9 no. 1 Januari 2006 : 87-114.
Etty M Nasser. dan Titik Aryati. 2000. Model Analisis CAMEL untuk Memprediksi Financial Distress pada Sektor Perbankan yang Go Public. JAAI vol.4 no. 2 Desember 2000 : 111-130.
Gigler Frank,dkk. 2008. Accounting Conservatism and The Efficiency of Debt Contracts. Journal of Accounting Research vol. 47 no.3 Juni 2009.
Givoly dkk. 2008. Does Public Ownership of Equity Improve Earnings Quality?. Juni 7, 2009. http://www.hbs.edu/research/pdf/09-105.pdf.
Imam Gozhali. 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standard Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikka Retrinasari. 2006. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ Periode Tahun 2001-2004”. Skripsi Sarjana diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya
Luciana Spica Almilia. 2004. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi
Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. JAAI vol. 7 no. 2 Desember 2003 : 183-208 .
Penman, H.P. 2007. “Financial Statement Analysis and Security Valuation” Singapore: Mc Graw Hill Book Co.
Ratna Wardhani. 2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesi dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance. Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sekar Mayangsari dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham dan Ohlson (1996). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.5, No.3 September: 229-310.
Sofyan Syafri Harahap. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tatang Ary Gumanti. 2002. Pilihan-pilihan Akuntansi dalam Aplikasi Teori Akuntansi Positif. JAAI vol. 6 no. 1 Juni 2002 : 83-101.
U Sekaran. 2003. Research Maethods for Business, Fourth Edition, New York; John Wiley & Sons.
Watts, R.L. dan J.L. Zimmerman. 1986. “Positive Accounting Theory.” New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Widya. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan Terhadap Akuntansi Konservatif. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia vol. 8 no. 2 Mei 2005 : 138-157.