rangkuman sang murabbi

5
Andini Nafisani Rangkuman Sang Murabbi Rahmat, seorang pemuda yang sejak kecil ingin menjadi guru. Mempunyai seorang adik yang terbilang nakal. Umur sudah semakin tua, namun belum dapat pekerjaan juga. Ditawari pekerjaan di pemda, namun ditolaknya karena ia hanya ingin menjadi guru. Akhirnya setelah mendapat restu dari ibunda tercinta, iapun meneguhkan tekadnya. Ia pun menemui gurunya dan gurunya mengajaknya sekolah di Mesir. Namun rupanya ibundanya tidak mengizinkan. Kesempatan besar itu harus ia relakan. Gurunya pun menghiburnya. “Ladang dakwah terhampar luas. Kewajiban kita untuk menyirami tanah-tanah tandus. Menyemai benih-benih unggul. Agar tumbuh pohon-pohon kejayaan islam. Dakwah akan terus mengalir menuju jalan Allah. Jangan bersedih. Dimanapun kita beradda, disitulah dakwah kita sebarkan.” Ia mengajar perlahan-lahan. Berdakwah secara sembunyi- sembunyi. Menebarkan keutamaan dan indahnya Islam. Allah memberikan ganjaran sebesar-besarnya dan derajat setinggi-tingginya jika kita bersabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian dan cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja, maka tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Disitulah letak hikmahnya. Seorang dai harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan , azam lemah dan pengorbanan sedikit.

Upload: andini-nafisani

Post on 11-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ust. Rahmat AbdullahTentang Urgensi Dakwah

TRANSCRIPT

Andini NafisaniRangkuman Sang MurabbiRahmat, seorang pemuda yang sejak kecil ingin menjadi guru. Mempunyai seorang adik yang terbilang nakal. Umur sudah semakin tua, namun belum dapat pekerjaan juga. Ditawari pekerjaan di pemda, namun ditolaknya karena ia hanya ingin menjadi guru. Akhirnya setelah mendapat restu dari ibunda tercinta, iapun meneguhkan tekadnya. Ia pun menemui gurunya dan gurunya mengajaknya sekolah di Mesir. Namun rupanya ibundanya tidak mengizinkan. Kesempatan besar itu harus ia relakan. Gurunya pun menghiburnya. Ladang dakwah terhampar luas. Kewajiban kita untuk menyirami tanah-tanah tandus. Menyemai benih-benih unggul. Agar tumbuh pohon-pohon kejayaan islam. Dakwah akan terus mengalir menuju jalan Allah. Jangan bersedih. Dimanapun kita beradda, disitulah dakwah kita sebarkan.Ia mengajar perlahan-lahan. Berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Menebarkan keutamaan dan indahnya Islam. Allah memberikan ganjaran sebesar-besarnya dan derajat setinggi-tingginya jika kita bersabar dan lulus dalam ujian kehidupan di jalan dakwah. Jika ujian dan cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja, maka tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Disitulah letak hikmahnya. Seorang dai harus sungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan , azam lemah dan pengorbanan sedikit. Ketika Rahmat terus menasihati orang-orang di sekitarnya, justru adiknya jatuh pada kemaksiatan. Ibundanya menasihati, jangan sampai Cuma bisa nasihatin orang lain, tapi adik sendiri gabisa dinasihatin.Kita wajib membela agama ini. Agama Islam tidak suka kekerasan. Agama ini menghargai perbedaan. Dakwah lahir dari orang yang berjiwa militansi. Jadilah tentara Allah yang selalu membela agama Allah.Dakwah itu ketika kendor. Ibarat buka sawah. Cari benih yang baik. Kalau udah dapat, kita tanam. Tanam di tempat yang baik. Ketika sudah dapat tempat, ada belut dating. Sekarang sibuk sama belut bukan sama sawahnya.Kalau hanya berdakwah kita memang bisa. Tapi kalau mencintai dakwah, apakah kita bisa? Cinta butuh pengorbanan, waktu, tenaga, dan harta. Allah telah menggiring kita pada keimanan pada dakwah saja merupakan suatu kebahagiaan besar. Apa kita pantas berharap imbalan lebih dari itu? Apalagi berupa kesenangan, jabatan, kemewahan?Masuk sekolah? Anak-anak butuh lingkungan yang solehah.Rahmat berhasil jadi anggota DPR. Mikirin Negara atau mikirin umat?Banyak pemimpin umat lupa. Dunia menjadi lebih menarik dari dakwah itu sendiri. Iman yang kita pertaruhkan dikalahkan oleh jabatan dan harta.Kini Rahmat semakin tua. Rambut dan janggutnyanya kini mulai putih. Badannya pun terassa tidak sesegar dahulu.Ngomongin politik mulu, ngaji makin lemah. Setiap marhalah ada rijal, ada masalahnya. Begitu juga di dakwah ada cobaan. Obatnya adalah kesabaran, keikhlasan, pengorbanan dan kita kembalikan solah dakwah. Kita cemplung, habis-habisan di dakwah ini, karena Allah karena Rasul. Shbaran ala shabran. Sabar di atas sabar pada Allah, Allah akan berikan yang terbaik untuk kamu.Kematian hati, banyak orang tertawa saat maut mengintainya. Banyak orang sedikit beramal, tapi disebut-sebutnya banyak sekali. Merendahlah.Pada akhirnya Rahmat wafat di jalan dakwah. Jatuh terhuyung ketika sedang membicarakan tentang sawah-sawah dakwah yang akan segera dipanen.

Random.Lagu yang selalu diputar di rumah, dan di pondok dulu. Jadi kangen :)Izzatul Islam Sang MurabbiRibuan langkah kau tapaki, pelosok negeri kausambangi 2xTanpa kenal lelah jemu, sampaikan firman tuhanmu 2xTerik matahariTak surutkan langkahmuDeru hujan badaiTak lunturkan azzammu

Raga kan terlukaTak jerikan nyalimuFatamorgana duniaTak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbihPanjatkan ampun bagimuSemua makhluk berdoaLimpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabiDuka fana tak berartiSurga kekal dan abadiBalasan ikhlas di hati

Cerah hati kamiKau semai nilai nan suciTegak panji IllahiBangkit generasi Robbani..