rangkuman naskah penelitian

Upload: epparlente

Post on 06-Jul-2015

121 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rangkuman Naskah Penelitian Dasar-dasar Perlindungan Tanaman oleh Prof. Ir. Djafaruddin

Disusun oleh: Akbaruddin Velayati Angga Hilman Hizrian Aulia Iskandar Emillya Sari Fadhilah Afifah Fadlia Hifzia Kelas: XI IPA 1 Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia

MADRASAH ALIYAH NEGERI 4 JAKARTAJl. Ciputat Raya Pondok Pinang Jakarta Selatan

2010 2011

Dasar-dasar Perlindungan TanamanPengertian dari judul mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman adalah pedoman-pedoman dasar untuk melindungi tanaman yang diusahakan, agar tanaman tidak dirugikan oleh suatu pengganggu, baik sejak pra-tanam, selama tanam, sampai pasca tanam. Dasar-dasar perlindungan tanaman ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada tanaman yang dibudidayakan, ditanam, dan diusahakan untuk mencapai hasil produksi yang tinggi agar mendapatkan nilai hasil produksi yang cukup tinggi dalam mengusahakan dan menanamnya sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan si penanamnya. Pengganggu tanaman secara umum dikelompokkan kepada: 1. 2. Pengganggu organisme hidup/biotis (jasad pengganggu) Pengganggu bukan organisme hidup/abiotis, dibagi atas: a. Bencana alam, seperti longsor dan banjir. b. Kekeliruan pemeliharaan, seperti salah memupuk.

Pengganggu tanaman yang dibahas dalam mata kuliah ini hanya berupa jasad pengganggu tanaman/biotis. Berikut merupakan macam-macam jasad pengganggu tananaman: 1. Hama, jasad pengganggu tanaman berupa makhluk hidup. Berikut pembagian hama: a. b. c. d. e. f. 2. 3. Serangga; Hewan menyusui; Hewan lunak; Kaki delapan; Kaki seribu; Burung.

Penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh makhluk hidup (penyakit biotis). Gulma, tumbuhan yang menyebabkan penyakit biotis terhadap tumbuhan budidaya atau tumbuhan yang ditanam.

Pengendalian gangguan terhadap jasad pengganggu memiliki langkah-langah berikut: a) b) c) Pengendalian/pemberantasan hama; Pengendalian/pemberantasan penyakit; Pengendalian/pemberantasan gulma/penyiangan.

Kegiatan perlindungan tanaman adalah kegiatan yang bertuuan untuk melindungi, mencegah, atau menghindari agar tanaman tidak menderita suatu gangguan, kerusakan, dan memperkecil kerugian ynag ditimbulkan secara ekonomis.

Di bawah ini merupakan kegiatan perlindungan tanaman: 1. Pencegahan atau Perlindungan. Kegiatan ini bertujuan untuk melindungi tanamana yang tidak terkena gangguan atau infeksi agar tidak terserang atau terinfeksi jasad pengganggu. pemberantasan (controlling). Kegiatan ini dilakukan lepada tanaman yang diduga telah terserang jasad pengganggu. Kegiatan ini bertujuan untuk memusnahkan jasad pengganggu yang menyerang tanaman.

2.

Tindakan dan usaha alam melindungi tanaman dari jasad pengganggu antara lain adalah: a) b) c) mengelola tanamannya; mengelola lingkungannya; mengelola jasad pengganggunya sendiri.

Pengendalian tersebut berupaya untuk memperkecil kerugian yang ditimbulkan oleh ada pengganggu. Secara umum, metode pengendalian yang biasa dilakukan antara lain: A. METODE DENGAN MENANAM JENIS YANG TAHAN Pada metode ini dapat dengan strategi antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Menanam jenis yang tahan vertikal terhadap hama dan penyakit; Menanam jenis yang tahan horizontal terhadap hama dan penyakit; Menanam jenis yang toleran terhadap hama, penyakit, dan gulma; Menanam jenis yang sangat peka terhadap penyakit; Menanam jenis yang tahan fisiologis terhadap hama dan penyakit; Menanam jenis yang tahan morfologis terhadap hama dan penyakit; Menanam jenis yang tahan fungsional terhadap penyakit.

B. METODE BERCOCOK TANAM Metode bercocok tanam adalah melakukan langkah-langkah bercocok tanam tanaman yang dibudidayakan sebaik-baiknya. Mulai dari usaha mencari lahan yang cocok, pembukaan, pengolahan lahan, mencari bibit, sampai kepada pasca panen; yang dilakukan satu persatu untuk mencegah dan memberantas jasad pengganggu. C. METODE BIOLOGIS Metode Biologis berarti menggunakan makhluk hidup lain selan jasad pengganggu dan tanaman budidaya itu sendiri, sebagai pengendali jasad pengendali.

D. METODE DENGAN PERATURAN, UNDANG-UNDANG, DAN KARANTINA Yang berarti menggunakan kebijakan dengan peraturan-peraturan dari pejabat yang berwewenang dalam suatu negara ataupun daerah. E. METODE DENGAN MENGGUNAKAN PESTISIDA Penggunaan pestisida atau zat kimia bertujuan untuk mengendalikan jasad pengganggu tanaman. Berdasarkan jasad pengganggunya, pestisida dapat dikelompokkan menjadi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Insektisida (pada hama serangga); Rodentisida (pada hama hewan pengerat); Avisida (pada hama burung); Mollusida (pada hama hewan lunak); Akarisida (pada hama tungau); Larvisida (pada hama tahap larva); Ovisida (pada hama tahap telur); Fungisida (pada jasad pengganggu jenis jamur); Bakterisida (pada jasad pengganggu jenis bakteri); Virusida (pada jasad pengganggu jenis virus); Nematisida (pada jasad pengganggu jenis nematoda); Herbisida (pada jasad pengganggu jenis gulma atau non-gulma pada tumbuhan tingkat tinggi)

F. METODE TERPADU Cara ini adalah: menggabungkan lebih dari metode A sampai dengan E ke dalam satu tindakan pengendalian untuk mengendalikan jasad pengganggu tanaman; dengan tujuan memusnahkan jasad pengganggu pada tanaman dengan mengefektifkan penggunaan teknologi yang ekonomis, ekologis, dan sosiologis. Pengendalian jasad pengganggu dapat diringkas menjadi empat tahapan, yaitu: A. LANGKAH I: ANALISIS MASALAH JASAD PENGGANGGU Langkah pertama ini dilakukan dengan pendekatan secara terpadu, yaitu semua subsistem saling berinteraksi di dalam ekosistem atau agro ekosistem. B. LANGKAH II: PEMILIHAN METODE DAN STRATEGI PENGENDALIAN JASAD PENGGANGGU Langkah kedua ini bertujuan untuk membuat keseimbangan lingkungan yang tak sesuai lagi bagi perkembangan jasa pengganggu.

C. LANGKAH III: PELAKSANAAN PENGENDALIAN JASAD PENGGANGGU DAN EVALUASINYA Hasil monitoring jasad pengganggu diikuti dengan analisis an evaluasi dari seluruh pelaksanaannya, yang meliputi analisis untung rugi, dan dampak lingkungan yang harus dikaji serta dikerjaan secara berkala. D. LANGKAH IV: PROGRAM PENGENDALIAN JANGKA PANJANG JASAD PENGGANGGU Pada langkah keempat ini, dapat dilakuan: 1. 2. Single approach, yaitu cukup dengan satu metode yang akan digunakan; integrated approach, yaitu menggunakan lebih banyak metode beserta strateginya secara bersamaan.

Hama, penyebab penyakit biotis, dan gulma dapat dimonitor, diamati, dan diawasi agar tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis, keran dapat menimbulkan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penurunan kuantitas hasil produksi tanaman yang diusahakan; Penurunan kualitas tanaman yang diusahakan; Penambahan biaya perawatan untuk memberantas jasad pengganggu yang telah merusak tanaman yang diusahakan; Penularan, pemindaian penyakit dari satu tanaman ke tanaman lain; Penyakit yang meyerang tanaman khusus; Gangguan dalam pembudidayaan tanaman; Perusakan keindahan pada tanaman; Pencemaran lingkungan kibat dari pemakaian zat kimia sebagai pengendali jasad pengganggu tanaman; perubahan pola perekonomian desa sampai ke negara; perubahan pola kehidupan dan tata hidup masyarakat.