rangkuman-materi-fisika-smp.pdf

Upload: velizaarheta

Post on 04-Nov-2015

120 views

Category:

Documents


153 download

TRANSCRIPT

  • 1

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 1. PENGUKURAN

    A. BESARAN DAN SATUAN

    Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan

    dengan angka.

    Satuan adalah ukuran besaran.

    Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan

    besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.

    Di dalam ilmu fisika dikenal dua besaran, yaitu besaran pokok dan

    besaran turunan.

    1. Besaran Pokok

    Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan

    lebih dahulu sesuai dengan Sistem Internasional (SI). Dalam fisika

    ada 7 besaran pokok yang harus diingat, yaitu :

    No Besaran Pokok Satuan Singkatan

    1. Panjang meter m

    2. Massa kilogram kg

    3. Waktu sekon s

    4. Kuat Arus ampere A

    5. Suhu kelvin K

    6. Intensitas Cahaya candela Cd

    7. Jumlah Zat mol mol

    2. Besaran Turunan

    Besaran turunan adalah besaran yang dibentuk atau diturunkan dari

    besaran pokok. Berikut beberapa contoh besaran turunan.

    No Besaran Turunan Satuan

    MKS CGS

    1. Luas m2 cm

    2

    2. Volume m3 cm

    3

    3. Kecepatan m/s cm/s

    4. Percepatan m/s2 cm/s

    2

    5. Gaya Newton (N) dyne

    6. Energi Joule (J) erg

    Berdasakan nilai dan arahnya, besaran ada dua yaitu besaran skalar

    dan besaran vektor.

    Besaran vektor, yaitu besaran yang mempunyai nilai dan arah.

    Contohnya : gaya, kecepatan dan percepatan

    Besaran skalar, yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai dan

    tidak mempunyai arah. Contohnya: panjang, waktu, massa

    3. Sistem Satuan

    Dalam sistem satuan dikenal singkatan, awalan, dan pangkat

    bilangan sepuluh seperti

    Awalan Simbol Konversi

    Yotta Y 1024

    Zetta Z 1021

    Eksa E 1018

    Peta P 1015

    Tera T 1012

    Giga G 109

    Mega M 106

    kilo k 103

    hekto h 102

    deka da 101

    desi d 10-1

    centi c 10-2

    mili m 10-3

    mikro 10-6

    nano n 10-9

    piko p 10-12

    Femto f 10-15

    Atto a 10-18

    Zepto z 10-21

    Yokto y 10-24

    Contoh: 15 nm = ..... m

    = 15 10-9 m atau 0,000 000 015 m

    a. Satuan Internasional (SI)

    Pada tahun 1960 ditetapkan sistem satuan yang berlaku secara

    internasional yang berfungsi sebagai satuan standar dan disebut

    Sistem Internasional (SI).

    Syarat Satuan Internasional :

    (1) Tetap, tidak mengalami perubahan dalam keadaan apapun.

    (2) Bersifat internasional, sehingga dapat dipakai di manapun

    (3) Mudah ditiru oleh setiap orang yang menggunakan.

    b. Satuan MKS (meter-kilogram-sekon)

    Panjang; satuannya meter (m).

    Massa; satuannya kilogram (kg).

    Waktu; satuannya sekon (s).

    c. Satuan CGS (centimeter-gram-sekon)

    Panjang; satuannya centimeter (cm).

    Massa; satuannya gram (g).

    Waktu; satuannya sekon (s).

    d. Satuan Baku dan Tidak Baku

    Satuan baku; satuan yang sudah diakui secara internasional

    sehingga dapat digunakan di negara manapun. Contoh: meter,

    kilogram dan liter.

    Satuan tidak baku; satuan yang tidak diakui secara internasional,

    sehingga hanya digunakan di daerah tertentu saja. Contoh:

    hasta, depa, jengkal, dan gayung.

    B. PENGUKURAN

    Ada dua macam kesalahan pada pengukuran, yaitu sebagai berikut

    a. Kesalahan karena alat ukur yang digunakan tidak berfungsi

    dengan baik. Contoh:

    - Kesalahan titik nol (zerro error) adalah kesalahan

    pengukuran yang disebabkan oleh bacaan alat ukur tidak

    tepat pada posisi nol.

    - Skala alat ukur tidak jelas atau kurang bisa dibaca.

    b. kesalahan yang dilakukan oleh manusia yang melakukan

    pengukuran. Contoh:

    - Kesalahan paralaks (paralax error) adalah kesalahan

    pembacaan alat ukur yang disebabkan oleh posisi mata yang

    tidak tepat/miring

    - Kesalahan penggunaan alat ukur, misal tidak memulai

    pengukuran dari skala terkecil

    1. Pengukuran Panjang

    Standar panjang dalam SI adalah meter (m). Satu meter didefinisikan

    sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa selama

    selang waktu 1/299.792.458 sekon.

    Alat ukur besaran panjang diantaranya:

    a. Pita ukur

    b. Mistar, memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm

    c. Jangka sorong, memiliki ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm

    d. Mikrometer sekrup, memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm

    Cara Pengukuran Panjang

    1. Mistar & Pita Ukur

    Hasil Pengukuran: 2,3 cm

    2. Jangka Sorong

    Jangka sorong memiliki 2 jenis skala

    a. skala utama (dalam satuan cm)

    b. skala noninus (dalam satuan mm)

    Hasil pengukuran pada jangka sorong:

    1. Skala utama: 2,8 cm

    2. Skala noninus: 0,01 cm x 4 = 0,04 cm

    3. Hasil pengukuran: 2,8 + 0,04 = 2,84 cm

  • 2

    fisikareview.wordpress.com

    3. Mikrometer Sekrup

    Mikrometer sekrup memiliki 2 jenis skala

    a. skala utama (dalam satuan mm)

    b. skala noninus (dalam satuan mm)

    Hasil pengukuran pada mikrometer sekrup:

    1. Skala utama: 15 mm

    2. Skala noninus: 0,01 mm x 33 = 0,33 mm

    3. Hasil pengukuran: 15 + 0,33 = 15,33 mm

    2. Pengukuran Massa

    Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang terkandung dalam

    suatu benda. Satuan massa dalam SI adalah kilogram (kg). Alat ukur

    massa dinamakan neraca. Beberapa jenis neraca yang sering

    digunakan adalah:

    a. Neraca pasar, biasa disebut timbangan.

    b. Neraca dua lengan yang sama.

    c. Neraca tiga lengan.

    d. Neraca kimia, biasa digunakan untuk mengukur massa yang kecil

    (dalam gram).

    e. Neraca elektronik/digital, hasil pengukuran langsung terbaca di

    layar.

    3. Pengukuran Waktu

    Satuan standar untuk waktu adalah sekon (s) atau detik. Satu sekon

    didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133

    untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

    Beberapa alat ukur besaran waktu:

    a. Jam matahari, jam air, jam pasir, yang digunakan di zaman dulu.

    b. Arloji, banyak digunakan untuk menetukan terjadinya suatu

    peristiwa.

    c. Stopwatch, untuk mengukur selang waktu yang singkat.

    Misalnya : selang waktu pelari.

    4. Pengukuran Kuat Arus Listrik

    Alat ukur arus listrik dinamakan amperemeter. Bagian terpenting

    dari amperemeter adalah galvanometer. Galvanometer bekerja

    dengan prinsip gaya antara medan magnet dengan kumparan

    berarus

    5. Pengukuran Suhu

    Alat ukur suhu dinamakan termometer. Termometer terdiri dari

    banyak jenis. Pada umumnya termometer dibagi menjadi dua yaitu

    termometer non-logam dan termometer logam.

    Jenis-jenis termometer akan dijelaskan secara rinci di BAB SUHU

    6. Pengukuran Intensitas Cahaya

    Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran intensitas cahaya

    disebut candlemeter atau luxmeter

    7. Pengukuran Jumlah Zat

    Jumlah zat tidak dapat diukur secara langsung, tetapi dilakukan

    dengan cara mengukur massa zat terlebih dahulu.

    Tambahan:

    Beberapa konversi satuan yang penting

    1 ton = 1000 kg

    1 kw (kuintal) = 100 kg

    1 ons = 0,1 kg

    1 ha = hm2

    1 L (liter) = 1 dm3

    1 mL (mililiter) = 1 cm3

    1 jam = 60 menit

    1 menit = 60 s

    1 jam = 3600 s

  • 3

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 2. SUHU

    Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas

    atau dinginnya suatu benda.

    Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K)

    Alat untuk mengukur suhu adalah termometer

    A. JENIS-JENIS TERMOMETER

    Sifat-sifat fisika zat yang dapat digunakan untuk membuat

    termometer adalah :

    a. pemuaian volume cairan dalam suatu pipa kapiler

    b. Hambatan listrik pada seutas kawat platina

    c. Beda potensial pada suatu termokopel

    d. Pemuaian panjang keping bimetal

    e. Muai tekanan gas pada volum tetap

    f. Radiasi yang dipancarkan benda mis: pirometer

    Sifat mutlak yang dibutuhkan oleh sebuah termometer:

    a. Skalanya mudah dibaca

    b. Aman untuk digunakan

    c. Kepekaan pengukurannya

    d. Jangkauan suhu yang mampu diukur

    1. Termometer Cairan

    Termometer yang berisi cairan disebut termometer cairan. Contoh:

    termometer raksa dan termometer alkohol.

    a. Termometer Raksa

    Keuntungan Kerugian

    a. mudah dilihat karena mengkilap a. harganya mahal

    b. Volume raksa berubah secara

    teratur ketika terjadi perubahan

    suhu

    b. termasuk zat berbahaya

    (disebut juga air keras)

    c. tidak membasahi kaca c. tidak dapat digunakan

    untuk mengukur suhu yang

    sangat rendah (misalnya suhu

    di kutub )

    d. Jangkauan suhu raksa cukup

    lebar (-40oC - 350

    oC)

    e. dapat terpanasi secara merata

    sehingga menunjukkan suhu

    dengan cepat dan tepat

    b. Termometer Alkohol

    Keuntungan Kerugian

    a. lebih murah dibandingkan

    dengan raksa

    a. membasahi dinding kaca

    b. teliti karena untuk kenaikan

    suhu yang kecil, alkohol mengalami

    perubahan volum yang lebih besar

    b. tidak berwarna, sehingga

    harus diberi warna dulu agar

    mudah dilihat

    c. Alkohol dapat mengukur suhu

    yang sangat rendah (dingin) karena

    titik beku Alkohol sangat rendah,

    yaitu -122oC

    c. memiliki titik didih rendah,

    yaitu 78oC sehingga

    pemakaiannya terbatas

    Alasan tidak dipakainya air sebagai pengisi pipa termometer:

    (1) Air mebasahi dinding kaca sehingga meninggalkan titik-titik air

    pada kaca dan ini akan mempersulit membaca ketinggian air

    pada tabung

    (2) Air tidak berwarna sehingga sulit dibaca

    (3) Jangkauan suhu air terbatas (0 o

    C 100 o

    C)

    (4) Perubahan volume air sangat kecil ketika suhunya dinaikkan

    (5) Hasil bacaan yang didapat kurang teliti karena air termasuk

    penghantar panas yang sangat jelek

    c. Beberapa Termometer Cairan dalam Keseharian

    1. Termometer Klinis :

    Biasanya digunakan oleh dokter untuk mengukur suhu tubuh

    manusia

    Cairan yang digunakan untuk mengisi pipa adalah raksa

    Skala suhu diantara 35 o

    C s/d 42 o

    C

    2. Termometer Dinding :

    Digunakan untuk mengukur suhu ruangan

    Skala yang digunakan mengcakup suhu di atas dan di bawah

    suhu yang dapat terjadi dalam ruang

    Skala suhu diantara -50oC s/d 50

    oC

    3. Termometer maksimum minimum six bellani :

    Digunakan dalam rumah kaca

    Berisi alkohol dan raksa

    Skala yang digunakan ada 2 yaitu skala minimum dan skala

    maksimum

    2. Termometer-Termometer Lainnya

    a. Termometer Gas

    Prinsip: Jika suhu naik, tekanan gas naik dan dihasilkan beda

    ketinggian yang lebih besar

    Lebih teliti dari termometer cairan

    Lebar jangkauan suhu -250 o

    C s.d 1500 o

    C

    b. Termometer Platina

    Prinsip: ketika suhu naik, hambatan platina naik

    Keuntungan: jangkauan suhunya lebar (-250 o

    C s.d 1500 o

    C),

    teliti, dan peka

    Kerugian: suhu tidak dapat dibaca secara langsung dan

    pembacaannya lambat sehingga tidak cocok untuk mengukur

    suhu yang berubah-ubah

    c. Termometer Termistor

    Prinsip: ketika suhu naik, hambatan Turn

    Keuntungan: dapat dihubungkan ke rangkain lain atau komputer

    Kerugian: jangkauan suhu terbatas yaitu -25 o

    C s.d 180 o

    C

    d. Termometer Termokopel

    Prinsip: suhu berbeda akan menghasilkan arus listrik yang

    berbeda

    Keuntungan: jangkauan suhunya besar ( 100 o

    C s.d 1500oC ),

    ukuran termometer kecil, dapat mengukur suhu dengan cepat

    dan dapat dihubungkan ke rangkaian lain atau komputer

    Kerugian: kurang teliti jika dibandingkan termometer gas dan

    temometer platina

    e. Termometer Bimetal

    Prinsip: makin besar suhu, keping bimetal makin melengkung

    untuk menunjukkan suhu yang lebih besar

    f. Pirometer

    Merupakan termometer yang digunakan untuk mengukur suhu

    yang sangat tinggi (diatas 1000 o

    C ) seperti suhu peleburan

    logam atau suhu permukaan matahari

    Prinsip: mengukur radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut

    Jenis: Pirometer optik dan pirometer radiasi total

    B. SKALA TERMOMETER

    Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik

    tetap yaitu titik ketika zat mengalami perubahan wujud (melebur

    dan mendidih). Titik tetap ketika zat melebur disebut titik tetap

    bawah. Titik tetap ketika zat mendidih disebut titik tetap atas.

    Biasanya dipakai titik beku es 0 o

    C dan titik didih air 100 o

    C

    Kalibrasi Termometer

    Kalibrasi Termometer adalah proses memberi skala pada sebuah

    termometer polos.

    Langkah-langkah Kalibrasi:

    a. Menentukan titik tetap bawah

    b. Menentukan titik tetap atas

    c. Membagi jarak antara kedua titik tersebut menjadi beberapa

    bagian yang sama

    d. Dapat memperluas skala di bawah titik tetap bawah dan di atas

    titik tetap atas

    Skala Termometer Celsius

    Skala suhu Celsius ditetapkan berdasarkan titik lebur es (0 o

    C) dan

    titik didih air (100 o

    C) diusulkan pertama kali oleh astronom swedia

    bernama Anders Celsius

    Skala Termometer Fahrenheit

    Titik beku es 32 o

    F dan titik didih air 212 o

    F

    Skala Termometer Reamur

    Titik beku es 0 o

    R dan titik didih air 80 o

    R

    Skala Termometer Kelvin

    Titik beku es 273 K dan titik didih air 373 K

    Suhul Nol Mutlak = 0 K = 273 oC, suhu dimana partikel-partikel berhenti bergerak.

  • 4

    fisikareview.wordpress.com

    C. MENGUBAH SKALA SUHU TERMOMETER

    Cara untuk mengubah suhu, antara lain:

    a. menggunakan cara kalibrasi termometer

    Contoh:

    Suhu 50 o

    F = _________ o

    C

    Fx

    x

    x

    010

    1800180

    180

    100

    3250

    0

    =

    =

    =

    b. menggunakan rumus perbandingan suhu

    Perbandingan Skala

    5:4:9:5

    100:80:180:100

    )273373(:)080(:)32212(:)0100(

    =

    =

    =

    Rumus Perbandingan Suhu

    5:4:9:5)273(::)32(: = KRFC

    Perubahan Suhu (T)

    T = perubahan suhu, kenaikan suhu, penurunan suhu, perbedaan

    suhu.

    Rumus Perbandingan Perubahan Suhu

    5:4:9:5::: = KRFC

  • 5

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 3. ZAT DAN WUJUDNYA

    A. WUJUD ZAT

    Zat adalah segala sesuatu yang memiliki massa (m) dan menempati

    ruang (V). Ada 3 jenis wujud zat yaitu padat, cair dan gas.

    1. Sifat-Sifat Wujud Zat

    Wujud Bentuk Volume Sifat Partikel

    Padat Tetap Tetap

    Susunan partikel berdekatan

    dan teratur

    Gaya tarik antar partikel

    sangat kuat

    Gerak Partikel hanya

    bergetar pada tempatnya

    Cair Berubah Tetap

    Susunan partikel agak

    berjauhan dan kurang teratur

    Gaya tarik antar partikel

    lemah dan mudah dipisahkan

    Gerak partikel bebas, tetapi

    tidak meninggalkan

    kelompoknya

    gas Berubah Berubah

    Susunan partikel berjauhan

    dan tidak teratur

    Gaya tarik antar partikel

    sangat lemah (tidak ada)

    Gerak partikel sangat bebas,

    cepat dan menyebar

    2. Perubahan Wujud Zat

    Membeku yaitu perubahan wujud zat dari cair ke padat.

    Mencair atau melebur yaitu perubahan wujud zat dari padat ke

    cair.

    Mengkristal yaitu perubahan wujud zat dari gas ke padat.

    Menyublim yaitu perubahan wujud zat dari padat ke gas.

    Menguap yaitu perubahan wujud zat dari cair ke gas.

    Mengembun yaitu perubahan wujud zat dari gas ke cair.

    3. Perubahan Wujud Zat Menurut Teori Partikel

    (1) Zat padat dipanaskan, partikel bergerak makin cepat, lama

    kelamaan jarak antar partikel makin besar dan gaya tarik antar

    partikel semakin kecil sehingga berubah wujud menjadi cairan

    (2) Cairan bila dipanaskan terus, maka gerakan partikel makin

    besar, dan makin bebas. Jarak antar partikel semakin jauh dan

    gaya tarik antar partikel semakin kecil sehingga berubah wujud

    menjadi gas

    (3) Gas akan meyebar memisahkan diri dari kelompoknya.

    4. Kohesi dan Adhesi

    Kohesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang sejenis. Contoh:

    gaya tarik antar partikel kayu pada sepotong kayu, gaya tarik antar

    partikel plastik pada penggaris

    Adhesi adalah gaya tarik antar partikel-partikel yang tidak sejenis.

    Contoh: gaya tarik antar partikel tinta dengan partikel kertas, gaya

    tarik antar partikel kapur dengan partikel papan

    5. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung

    Meniskus Cekung: permukaan cairan dalam tabung reaksi

    berbentuk cekung disebabkan karena Adhesi antara dinding tabung

    dengan cairan lebih besar dari Kohesi antar cairan dalam tabung.

    Meniskus Cembung: permukaan cairan dalam tabung reaksi

    berbentuk cembung disebabkan karena Kohesi antar cairan dalam

    tabung lebih besar dari Adhesi antara dinding tabung dengan cairan.

    6. Kapilaritas

    Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair di

    dalam pipa kapiler.

    Manfaat Kapilaritas:

    Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor, naiknya air melalui

    akar tumbuhan, sifat mengisap air pada handuk, tissue, dan kain

    Kerugian Kapilaritas:

    Merembesnya air membasahi dinding rumah dan dapat merusak

    dinding rumah

    7. Tegangan Permukaan Zat Cair

    Adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang

    sehingga permukaannya seperti ditutupi lapisan elastis.

    Contoh: Jarum dapat terapung di atas permukaan zat cair, nyamuk

    dapat berjalan di atas permukaan air, dll

    B. MASSA JENIS ZAT

    Massa Jenis zat adalah perbandingan massa zat (m) dengan

    volumenya (V)

    = massa jenis zat (kg/m3) (g/cm3) m = massa zat (kg) (g)

    V = volume zat (m3)

    (

    cm

    3)

    Satuan SI untuk massa jenis adalah kg/m3

    Ingat: massa jenis air adalah 1000 kg/m3 (air = 1000 kg/m

    3)

    Massa Jenis Campuran

    Adalah massa total zat dibandingkan dengan volume total zat

    VVmm

    21

    21

    +

    +=

    Perbandingan massa jenis 2 zat dimana volume kedua zat sama

    mm

    cairanB

    cairanA

    cairanB

    cairanA =

    Catatan: Konversi satuan massa jenis

    g/cm3

    kg/m3

    (dikalikan 1000)

    kg/m3

    g/cm3

    (dibagi 1000)

    =

  • 6

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 4. PEMUAIAN

    Apabila zat dipanaskan, energinya akan bertambah, partikel-

    partikelnya akan bergerak lebih cepat, akibatnya jarak antar

    partikelnya bertambah, hal inilah yang menyebabkan terjadinya

    pemuaian.

    Zat padat dapat mengalami muai panjang, luas dan volume

    Zat cair dapat mengalami muai volume

    Gas dapat mengalami muai volume dan/atau tekanan

    A. PEMUAIAN PANJANG PADA ZAT PADAT

    Dari percobaan musschenbroek, diperoleh kesimpulan bahwa

    pertambahan panjang logam yang dipanaskan bergantung kepada

    a. panjang logam mula-mula (l1)

    b. jenis logam ()

    c. kenaikan suhu (t)

    Jika pada suhu mula-mula (t1) panjang benda adalah l1, setelah

    dipanaskan sampai suhu t2, panjang benda menjadi l2, maka

    pertambahan panjang benda, dapat dihitung dengan rumus:

    tll = ..1

    l = pertambahan panjang (m, cm, mm)

    1l = panjang mula-mula (m, cm, mm)

    = koefisien muai panjang (/oC, /K) t = perubahan suhu (oC, K)

    Untuk mencari panjang akhir benda (l2), dipakai rumus

    lll += 12 atau ).1(12 tll +=

    koefisien muai panjang () benda bergantung pada jenis bendanya. Makin besar koefisien muainya, makin mudah benda untuk memuai.

    Tabel koefisien muai panjang berbagai jenis zat

    Jenis Zat Koefisien muai panjang ( / o

    C) (/ K)

    Timah hitam 0,000029 = 29 x 10-6

    Aluminium 0,000024 = 24 x 10-6

    Perunggu 0,000019 = 19 x 10-6

    Tembaga 0,000017 = 17 x 10-6

    Besi 0,000012 = 12 x 10-6

    Baja 0,000011 = 11 x 10-6

    Kaca biasa 0,000009 = 9 x 10-6

    Grafit 0,000008 = 8 x 10-6

    Kaca pyrex 0,000003 = 3 x 10-6

    Berlian 0,000001 = 1 x 10-6

    B. PEMUAIAN LUAS PADA ZAT PADAT

    Jika pada suhu mula-mula (t1) luas benda adalah A1, setelah

    dipanaskan sampai suhu t2, luas benda menjadi A2, maka

    pertambahan luas benda, dapat dihitung dengan rumus:

    tAA = ..1

    A = pertambahan luas (m2, cm2, mm2)

    1A = luas mula-mula (m2, cm

    2, mm

    2)

    = koefisien muai luas (/oC, /K)

    t = perubahan suhu (oC, K)

    Untuk mencari luas akhir benda (A2), dipakai rumus

    AAA += 12 atau ).1(12 tAA +=

    Catatan: Koefisien muai luas = dua kali koefisien muai panjangnya

    .2=

    C. PEMUAIAN VOLUME

    Jika pada suhu mula-mula (t1) volume benda adalah V1, setelah

    dipanaskan sampai suhu t2, volume benda menjadi V2, maka

    pertambahan volume benda, dapat dihitung dengan rumus:

    tVV = ..1

    V = pertambahan volume (m3, cm3, mm3)

    1V = Volume mula-mula (m3, cm

    3, mm

    3)

    = koefisien muai volume (/oC, /K)

    t = perubahan suhu (oC, K)

    Untuk mencari volume akhir benda (V2), dipakai rumus

    VVV += 12 atau ).1(12 tVV +=

    Catatan: Koefisien muai luas = tiga kali koefisien muai panjangnya

    .3=

    Tabel koefisien muai volume berbagai jenis zat

    Jenis Zat Koefisien muai volume ( / o

    C) (/ K)

    Alkohol 0,00112 = 1,12 x 10-3

    Benzena 0,00124 = 1,24 x 10-3

    Raksa 0,0018 = 1,8 x 10-3

    Bensin 0,0096 = 9,6 x 10-3

    D. ANOMALI AIR

    Air jika dipanaskan dari suhu 0 o

    C sampai suhu 4 o

    C, volumenya tidak

    bertambah, melainkan berkurang. Di atas 4 o

    C, jika dipanaskan maka

    volumenya akan bertambah.

    Sifat pemuaian air (dari 0oC4oC) inilah yang disebut dengan

    anomali air (keanehan air)

    Ini berarti bahwa volume air paling kecil pada suhu 4 o

    C, bukan pada

    0 o

    C dan massa jenis air paling besar pada suhu 4 o

    C

    Contoh anomali air dalam keseharian: Pada suatu danau yang

    dilapisi es, akan terdapat air di bawah lapisan es tersebut, karena

    pada bagian bawah, suhu air adalah 4 o

    C

    E. PEMUAIAN GAS

    Gas dapat mengalami muai volume (V) dan muai tekanan (p).

    Koefisien muai volume gas adalah 1/273 K = 0,00367/K

    Rumus muai volume atau tekanan gas (Hukum Boyle-Gay-Lussac)

    adalah:

    T

    Vp

    T

    Vp

    2

    22

    1

    11..

    =

    p1 = tekanan gas awal (Pa, atm, cmHg)

    p2 = tekanan gas akhir (Pa, atm, cmHg)

    V1 = volume gas awal (m3, L, cm

    3)

    V2 = volume gas akhir (m3, L, cm

    3)

    T1 = suhu mutlak gas awal (K)

    T2 = suhu mutlak gas akhir (K)

  • 7

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 5. KALOR DAN PERPINDAHANNYA

    Kalor adalah salah satu bentuk energi yang mengalir dari benda

    bersuhu lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.

    Dalam sistem SI satuan kalor dinyatakan dalam Joule (J).

    Sedangkan satuan lain yang digunakan adalah Kalori (kal).

    A.PENGARUH KALOR TERHADAP SUATU ZAT

    1. Mengubah Suhu Zat

    Apabila suatu zat menyerap kalor, maka suhu zat itu naik.

    (Q bertanda postiif)

    Apabila suatu zat melepaskan kalor, maka suhu zat itu akan

    turun. (Q bertanda negatif)

    Besarnya kalor yang diserap atau dilepas dirumuskan:

    Dengan:

    Q = kalor (J) (kal)

    m = massa zat (kg)

    c = kalor jenis zat (J/kgoC)

    T = perubahan suhu (oC)

    Kalor Jenis (c) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk

    menaikkan suhu 1 kg (atau 1 g) zat sebesar 1oC.

    Kapasitas kalor (C) adalah banyaknya kalor yang diperlukan

    untuk menaikkan suhu 1oC.

    2. Merubah Wujud Zat

    Jika suatu benda diberi kalor, benda tersebut dapat mengalami

    perubahan wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud zat

    tersebut dapat berupa padat, cair, atau gas. Pada saat terjadi

    perubahan wujud suhu benda tidak berubah.

    Perubahan wujud zat akibat kalor dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    a. Melebur dan membeku

    Melebur adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi zat

    cair. Sebaliknya membeku adalah perubahan wujud dari zat cair

    menjadi zat padat.

    Kalor lebur (L) adalah kalor yang diperlukan untuk meleburkan 1

    kg zat padat menjadi 1 kg zat cair pada titik leburnya

    Kalor beku adalah kalor yang dilepaskan pada waktu 1 kg zat

    membeku menjadi 1 kg zat padat pada titik bekunya.

    Rumus:

    Titik lebur adalah suhu ketika zat melebur.

    Titik lebur dipengaruhi oleh beberapa faktor:

    - Tekanan; jika tekanan pada zat dinaikkan, titik lebur zat

    akan turun.

    - Ketidakmurnian Zat; titik lebur es dapat diturunkan menjadi

    di bawah 0 o

    C dengan cara menambah garam pada

    campuran es dan air.

    b. Menguap, Mengembun, dan Mendidih

    Menguap adalah perubahan wujud zat dari zat cair menjadi gas.

    Sebaliknya mengembun adalah perubahan wujud dari gas menjadi

    zat cair.

    # Menguap

    Faktor-faktor yang mempercepat penguapan adalah

    (1) Memanaskan atau menaikkan suhu.

    (2) Memperluas permukaan.

    (3) Meniupkan udara kering di atas permukaan.

    (4) Mengurangi tekanan pada permukaan.

    # Mendidih

    Zat cair dikatakan mendidih jika gelembung-gelembung uap

    terjadi di dalam seluruh zat cair dan dapat meninggalkan zat

    cair.

    Kalor uap (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk

    menguapkan 1 kg zat cair menjadi 1 kg gas pada titik didihnya.

    Rumus :

    Titik didih adalah suhu ketika zat mendidih

    Titik didih suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

    - Tekanan; semakin besar tekanan pada zat, semakin besar

    titik didihnya.

    - Ketidakmurnian zat dapat menaikkan titik didih.

    c. Menyublim

    Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas

    tanpa melalui fase cair. Sebaliknya mengkristal adalah perubahan

    wujud gas menjadi padat. Contoh zat yang dapat menyublim adalah

    kapur barus, naftalin.

    DIHAPAL!!!

    3. Diagram Kalor

    Diagram kalor menunjukkan proses perubahan suhu atau wujud dari

    suatu zat

    Cth: Diagram kalor untuk mengubah es -40 o

    C menjadi uap 120 o

    C

    Qtotal = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 + Q5

    B. PERUBAHAN ENERGI LISTRIK MENJADI KALOR

    Air dapat dipanaskan dengan alat pemanas air (heater). Prinsip kerja

    heater adalah mengubah energi listrik menjadi kalor.

    Rumus: W = energi lisrtik (J)

    P = daya (W)

    t = waktu (s)

    1 kal = 4,2 J

    1 J = 0,24 kal

    = . .

    = . = .

    =

    =

    =

    Untuk mempermudah pengerjaan soal-soal kalor, sebaiknya

    menggunakan diagram kalor

    L = 80 kal/g atau 80 kkal/kg atau 336.000 J/kg,

    U = 540 kal/g atau 540 kkal/kg atau 2.256.000 J/kg

    cair = 1 kal/g0C atau 1 kkal/kg

    0C atau 4200 J/kg

    0C

    ces = 0,5 kal/g0C atau 0,5 kkal/kg

    0C atau 2100 J/kg

    0C

    cuap = 0,48 kal/g0C atau 0,48 kkal/kg

    0C atau 2010 J/kg

    0C

  • 8

    fisikareview.wordpress.com

    Jika semua energi listrik diubah menjadi kalor, maka:

    C. PERPINDAHAN KALOR

    Secara alamiah kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya

    tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah. Ada tiga cara

    perpindahan kalor, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

    1. Konduksi atau Hantaran

    Konduksi atau hantaran adalah perpindahan kalor melalui zat tanpa

    disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut. Konduksi terjadi

    pada zat padat.

    - Konduktor: zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik.

    Contohnya logam.

    - Isolator: Zat yang buruk dalam menghantarkan kalor. Contohnya

    plastik, wol, kaca, kayu.

    2. Konveksi atau Aliran

    Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor yang disertai dengan

    perpindahan partikel-partikel zat tersebut yang disebabkan adanya

    perbedaan massa jenis zat. Konveksi terjadi pada gas dan zat cair.

    Contoh:

    a. Pada peristiwa air mendidih. Partikel-partikel air bagian bawah

    lebih cepat panas sehingga lebih ringan. Partikel air bagian

    bawah akan naik dan partikel air bagian atas akan turun.

    b. Terjadinya angin laut. Pada siang hari daratan lebih cepat panas

    dari pada laut, maka udara di atas daratan naik dan udara sejuk

    di atas laut bergerak ke daratan karena tekanan udara di atas

    permukaan laut lebih besar, maka terjadilah angin laut yang

    bertiup dari laut ke daratan. Sebaliknya pada malam hari

    daratan lebih cepat dingin dari pada laut, sehingga udara

    bergerak dari daratan ke laut yang disebut dengan angin darat.

    c. Cerobong asap

    d. Sistem ventilasi rumah

    e. Sistem pendingin mobil (radiator)

    f. Lemari es

    3. Radiasi atau Pancaran

    Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara (medium).

    Contoh: Sinar matahari sampai ke bumi melalui radiasi.

    Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap dan juga

    pemancar kalor yang baik.

    Permukaan yang putih dan mengkilat adalah penyerap dan juga

    pemancar kalor yang buruk.

    Alat yang digunakan untuk mengetahui pemancaran kalor

    adalah termoskop.

    Beberapa pemanfaatan dari sifat permukaan yang memancarkan

    kalor dengan baik dan buruk antara lain:

    (1) Sirip-sirip pendingin yang terdapat di belakang lemari es dicat

    hitam dan kusam agar memancarkan radiasi ke lingkungan

    sekitarnya

    (2) Panel surya pemanas dicat hitam agar dapat menyerap radiasi

    dari matahari

    (3) Rumah dicat putih agar dapat memantulkan kalor radiasi dari

    sinar Matahari

    (4) Bagian dalam termos dilapisi perak mengkilap agar

    memantulkan radiasi kembali ke dalam termos

    D. PENERAPAN PRINSIP PERPINDAHAN KALOR

    1. Termos Air Panas

    Bagian dalam dibuat kaca yang mengkilat agar kalor dari air

    panas tidak diserap dinding.

    Bagian luar dibuat kaca mengkilat agar tidak terjadi radiasi.

    Ruang hampa untuk mencegah aliran kalor secara konveksi.

    Gabus berfungsi sebagai isolator untuk mencegah konduksi.

    2. Setrika Listrik

    Prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi panas yang

    dialirkan pada alas besi tebal bagian bawah setrika secara konduksi.

    3. Radiator

    Radiator adalah alat pendingin mesin mobil dengan prinsip konveksi

    E. AZAS BLACK

    Jika sejumlah zat bersuhu tinggi dicampur dengan sejumlah zat lain

    yang suhunya rendah, maka akan dicapai suhu kesetimbangan, di

    mana zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat

    yang suhunya rendah akan menerima kalor tersebut.

    Untuk mengerjakan soal-soal berprinsip azas black, sebaiknya

    menggunakan diagram kalor

    Contoh: Diagram untuk pencampuran 100 g es 50C dengan 200 g

    air 300C

    = = + !+ "

    = =

    =

  • 9

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 6. GERAK LURUS

    A. PENGERTIAN GERAK

    Sebuah benda dikatakan bergerak apabila kedudukan benda

    tersebut berubah terhadap titik acuan.

    Titik acuan adalah suatu titik di mana kita mulai mengukur

    perubahan kedudukan suatu benda.

    Gerak bersifat relatif, artinya suatu benda dapat dikatakan bergerak

    terhadap suatu benda tertentu, tetapi belum tentu dikatakan

    bergerak terhadap benda lainnya.

    Contoh: seseorang yang mengemudikan mobil dikatakan bergerak

    jika titik acuannya adalah pohon yang di pinggir jalan Akan tetapi jika

    titik acuannya adalah kursi pengemudi, maka pengemudi dikatakan

    diam.

    Akibatnya:

    a. benda yang bergerak dapat kelihatan bergerak

    b. benda yang bergerak dapat kelihatan diam

    c. benda yang diam dapat kelihatan bergerak (gerak semu)

    Gerak semu adalah gerak di mana suatu benda yang diam tampak

    seolah-olah bergerak. Contohnya: pada saat kita berada di dalam

    mobil yang berjalan, tampak pohon-pohon yang dilalui bergerak

    melewati kita.

    B. JARAK DAN PERPINDAHAN

    Jarak adalah panjang seluruh lintasan yang ditempuh benda. Jarak

    merupakan besaran skalar, artinya mempunyai nilai tetapi tidak

    mempunyai arah.

    Perpindahan adalah perubahan kedudukan atau posisi suatu benda.

    Benda dikatakan melakukan perpindahan jika posisinya berubah.

    Perpindahan merupakan besaran vektor, artinya mempunyai arah

    dan nilai.

    Contoh: seekor tikus berjalan dari A ke B sejauh 100 m, kemudian

    dari B ke C sejauh 50 m dan terakhir dari C ke D sejauh 100 m seperti

    pada gambar berikut

    Jarak = AB + BC + CD

    = 100 + 50 + 100 = 250 m

    Perpindahan = AD = 50 m

    C. KELAJUAN DAN KECEPATAN

    1. Kelajuan

    Kelajuan suatu benda adalah perbandingan antara jarak yang

    ditempuh benda terhadap waktu tempuhnya. Kelajuan merupakan

    besaran skalar.

    Rumus:

    v = kelajuan (m/s) (km/jam)

    s = jarak (m) (km)

    t = waktu (s) (jam)

    Jika laju benda berubah setiap saat, maka dapat kita cari laju rata-

    ratanya. Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total yang

    ditempuh dengan waktu totaknya.

    Jika data yang diberikan adalah kecepatan (v) dan waktu (t) maka

    kelajuan rata-rata dapat ditentukan dengan rumus:

    2. Kecepatan

    Kecepatan suatu benda adalah perbandingan antara perpindahan

    dengan waktu tempuhnya. Kecepatan merupakan besaran vektor.

    Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan

    selang waktu

    Rumus:

    # = kecepatan rata-rata X1 = posisi benda pada saat t1

    X2 = posisi benda pada saat t2

    t = selang waktu

    Satuan SI untuk kelajuan dan kecepatan adalah m/s

    Alat ukur kecepatan disebut velocitometer

    Alat ukur kelajuan disebut spidometer

    Alat ukur jarak disebut odometer

    D. GERAK LURUS PADA LINTASAN HORIZONTAL

    Lintasan adalah titik-titik yang dilalui oleh benda ketika bergerak.

    Gerak Lurus adalah gerak suatu benda yang lintasannya berupa garis

    lurus.

    Ada 2 jenis gerak lurus, yaitu: gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak

    lurus berubah beraturan (GLBB)

    1. Gerak Lurus Beraturan (GLB)

    Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang

    lintasannya lurus dan kecepatannya selalu tetap. Benda yang

    melakukan gerak lurus beraturan dalam selang waktu yang sama

    akan menempuh jarak yang sama.

    - Grafik GLB

    - Bila diselidiki dengan pewaktu ketik (ticker timer), akan

    diperoleh hasil berikut :

    - Rumus:

    - INGAT: Pada GLB, v tetap, a = 0

    - Pada grafik v-t, untuk mencari jarak (s) sama dengan luas daerah

    yang dibatasi oleh grafik.

    2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

    Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak suatu benda yang

    lintasannya garis lurus, dan kecepatannya mengalami perubahan

    yang sama setiap sekon. Perubahan kecepatan setiap satuan waktu

    disebut percepatan. Jika perubahan kecepatan selalu sama dalam

    selang waktu yang sama maka benda bergerak dengan percepatan

    tetap. Secara matematis, percepatan rata-rata dirumuskan sbb:

    $% = percepatan rata-rata (m/s2) v1 = kecepatan benda pada saat t1

    v2 = kecepatan benda pada saat t2

    t = selang waktu (s)

    v = perubahan kecepatan (m/s)

    = &

    # = '(( = ' + '! + '" + + ! + " +

    # = * = *! *!

    & = .

    # = + !! + "" + + ! + " + $% = = ! !

    Jarak = Luas 1 + Luas 2

    = Luas persegi panjang + Luas

    trapesium

  • 10

    fisikareview.wordpress.com

    Rumus Rumus GLBB:

    Dengan:

    vo = kecepatan mula-mula benda (m/s)

    vt = kecepatan akhir (m/s)

    s = jarak yang ditempuh (m)

    t = waktu (s)

    a = percepatan benda (m/s2)

    GLBB dipercepat

    GLBB dipercepat adalah GLBB yang kecepatannya bertambah setiap

    saat. Contoh:

    - Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu

    - Benda yang meluncur dari puncak bidang miring

    - Meterorit jatuh ke bumi

    - Anak-anak meluncuri seluncuran

    Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah positif (a > 0)

    Grafik GLBB dipercepat:

    Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :

    GLBB diperlambat

    GLBB diperlambat adalah GLBB yang kecepatannya berkurang setiap

    saat. Contohnya:

    - Bola yang dilemparkan vertikal ke atas

    - Mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu kemudian

    direm sehingga kecepatannya berkurang setiap saat dan

    akhirnya berhenti.

    - Bola menggelinding ke atas bidang miring

    Untuk GLBB dipercepat nilai percepatan adalah negatif (a < 0)

    Grafik GLBB diperlambat:

    Bila diselidiki dengan ticker timer diperoleh sbb :

    INGAT: Pada GLBB, v berubah secara teratur, a tetap

    E. GERAK LURUS PADA LINTASAN VERTIKAL

    Gerak vertikal merupakan adalah suatu gerak benda yang

    menempuh lintasan vertikal terhadap tanah.

    Dalam gerak vertikal, percepatan yang dialami benda adalah

    percepatan gravitasi (g).

    Besar percepatan gravitasi g = 9,8 m/s2. Dalam soal biasanya

    diketahui g = 10 m/s2

    untuk memudahkan perhitungan.

    Gerak Vertikal merupakan GLBB, oleh karena itu rumus untuk gerak

    vertikal sama dengan rumus GLBB, yaitu:

    Lambang percepatan a digantikan dengan g

    Lambang perpindahan s digantikan dengan h (ketinggian benda)

    1. Gerak Vertikal Ke Bawah

    Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu

    ketinggian tertentu.

    Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah

    positif.

    2. Gerak Jatuh Bebas

    Adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu

    ketinggian tanpa kecepatan awal.

    Ingat: pada gerak jatuh bebas vo = 0 m/s

    3. Gerak Vertikal ke Atas

    Adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan ke atas.

    Pada gerak vertikal ke bawah, nilai percepatan gravitasi (g) adalah

    negatif.

    Ingat: pada ketinggian maksimum vt = 0 m/s

    Catatan:

    Untuk konversi satuan

    = ( $. & = ( . 12 $. ! ! = (! 2. $. & = ( ..

    = (. 12 .. ! ! = (! 2. ..

  • 11

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 7. GAYA DAN PERCEPATAN

    Gaya adalah suatu dorongan/tarikan pada suatu partikel/benda.

    Akibat gaya pada suatu benda:

    (1) Kecepatan benda berubah

    (2) Benda diam menjadi bergerak.

    (3) Benda bergerak menjadi diam.

    (4) Arah gerak benda berubah.

    (5) Bentuk dan ukuran benda berubah.

    Alat untuk mengukur gaya adalah Neraca Pegas atau dinamomenter

    Satuan gaya menurut SI adalah Newton (N) (kg m/s2)

    A. JENIS-JENIS GAYA

    Berdasarkan penyebabnya, gaya dapat dibagi menjadi:

    a. Gaya gravitasi yaitu gaya tarik oleh bumi.

    b. Gaya magnet yaitu gaya yang berasal dari magnet.

    c. Gaya mesin yaitu gaya yang berasal dari mesin.

    d. Gaya pegas yaitu gaya yang ditimbulkan oleh pegas.

    e. Gaya listrik yaitu gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik.

    Berdasarkan sifatnya, gaya dapat dibagi menjadi:

    a. Gaya sentuh; yaitu gaya yang titik kerja gayanya bersentuhan

    langsung dengan bendanya. Contohnya: gaya otot, gaya pegas,

    gaya gesekan, gaya tegangan tali, gaya normal

    b. Gaya tak sentuh (gaya medan); yaitu gaya yang titik kerja

    gayanya tidak bersentuhan dengan bendanya. Contohnya: gaya

    magnet, gaya listrik, gaya gravitasi.

    B. MELUKIS GAYA

    Gaya merupakan besaran vektor, sehingga memiliki besar dan arah.

    Panjang anak panah menunjukkan besarnya gaya, sedangkan arah

    panah menunjukkan arah gaya.

    Artinya gaya sebesar 3 N ke kanan atau dalam arah OP

    O = titik tangkap gaya

    Panjang OP = besar gaya

    Arah anak panah sebagai arah gaya

    C. RESULTAN (PENJUMLAHAN) DAN SELISIH GAYA, (F)

    Beberapa gaya yang bekerja pada suatu benda dalam satu garis

    kerja dapat diganti oleh sebuah gaya yang dinamakan resultan gaya.

    R = F1 + F2 + F3 + R = Resultan gaya

    F = + (jika arah gaya ke kanan atau ke atas)

    F = - (jika arah gaya ke kiri atau ke bawah)

    Gaya-gaya Searah

    R = F1+F2

    Gaya-gaya yang Berlawanan Arah

    R = F1-F2

    Gaya-gaya yang Seimbang

    F1 = F2

    R = F1- F2 = 0

    D. GAYA GESEKAN (FRICTION) (f)

    Gaya gesekan adalah gaya yang berlawanan dengan arah

    kecenderungan gerak benda. Gaya gesekan timbul karena

    persentuhan langsung antara dua permukaan benda.

    Gaya gesekan dapat terjadi pada zat padat, cair dan udara.

    Gaya gesekan di udara dan di zat cair dipengaruhi oleh luas

    bentangan benda. Cth: gesekan udara penerjun payung, gesekan

    angin pada mobil yang melaju, gesekan air pada kapal.

    Untuk mengurangi gaya gesekan di udara dan zat cair, maka bentuk

    benda dibuat lebih pipih (streamline). Misalnya: desain mobil balap,

    pesawat terbang, kapal selam, dll

    Gaya gesekan pada permukaan zat padat dipengaruhi oleh:

    1. kekasaran permukaan zat padat yang bersentuhan

    2. gaya normal.

    Gaya gesekan pada permukaan zat padat tidak dipengaruhi luas

    bidang sentuh antara permukaan benda yang bersentuhan.

    Gaya gesekan ada dua yaitu:

    a. Gaya gesekan statis (fs) adalah gaya gesekan yang dialami benda

    ketika masih diam (belum bergerak). Besar gaya gesekan statis dari

    nol sampai nilai maksimum tertentu. Gaya gesekan statis maksimum

    dialami benda yang akan mulai bergerak.

    b. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya gesekan yang dialami benda

    ketika benda telah bergerak. Gaya gesekan kinetis besarnya tetap

    dan selalu lebih kecil dari gaya gesekan statis maksimum.

    Cara memperkecil gaya gesekan:

    (1) Memperlicin permukaan, misalnya dengan memberi minyak

    pelumas.

    (2) Menaruh benda di atas roda-roda sehingga lebih mudah

    bergerak.

    (3) Memisahkan kedua permukaan yang akan bersentuhan dengan

    udara.

    Gaya gesekan yang menguntungkan:

    (1) Gaya gesekan pada rem, misalnya piringan rem sepeda motor

    yang digunakan untuk memperlambat laju sepeda motor.

    (2) Gaya gesekan antara ban mobil yang dibuat bergerigi dengan

    permukaan jalan agar tidak selip.

    (3) Gaya gesekan antara tangan dengan benda yang kita pegang,

    sehingga benda dapat dibawa ke mana-mana.

    (4) Gaya gesekan antara kaki dan permukaan jalan, sehingga kita

    dapat berjalan tanpa tergelincir.

    Gaya gesekan yang merugikan:

    (1) Gaya gesekan antara ban kenderaan dengan jalan sehingga ban

    cepat aus dan tipis.

    (2) Gaya gesekan antara sepatu dengan lantai sehingga tumit

    sepatu cepat tipis.

    (3) Gaya gesekan antara angin dengan mobil yang menghambat

    lajunya mobil, dapat diatasi dengan mendesain mobil

    streamline (aerodinamis). Mobil dengan desain streamline

    disebut juga mobil aerodinamis.

    (4) Gaya gesekan antara kopling dengan mesin mobil menimbulkan

    panas sehingga mesin mobil cepat aus.

    E. BERAT BENDA / GAYA BERAT / GAYA GRAVITASI (w)

    Massa adalah ukuran banyaknya zat yang dikandung suatu benda.

    Berat benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada

    benda yang bermassa. Arah gaya berat selalu ke pusat bumi dan

    besarnya tidak konstan, bergantung pada percepatan gravitasi bumi.

    dengan:

    w = berat benda (N)

    m = massa benda (kg)

    g = percepatan gravitasi (m/s2) = 10 m/s

    2

    ingat: massa benda selalu tetap (konstan) sedangkan berat dapat

    berubah-ubah tergantung pada tempatnya (percepatan gravitasinya)

    Misalnya Budi bermassa 40 kg jika berada di bumi pergi ke bulan,

    massa Budi di bulan juga 40 kg, sedangkan berat Budi di bulan akan

    berbeda dengan berat Budi di bumi karena percepatan gravitasi

    bulan lebih kecil dari percepatan gravitasi bumi

    0 = . .

  • 12

    fisikareview.wordpress.com

    F. HUKUM NEWTON

    1. Hukum I Newton

    Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol

    (seimbang), maka benda yang mula-mula diam akan terus diam

    (mempertahankan keadaan diam), sedangkan jika benda mula-mula

    bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan tetap (GLB).

    Benda sedang diam; atau

    F = 0 Benda sedang bergerak dengan

    kecepatan tetap (GLB)

    Hukum I Newton disebut juga hukum kelembaman (inersia)

    (kemalasan)

    Inersia adalah sifat benda yang cenderung mempertahankan

    keadaan geraknya (diam atau bergerak)

    Contoh penerapan hukum I Newton dalam kehidupan sehari-hari:

    1. Jika kita sedang naik mobil, tiba-tiba mobil direm, kita akan

    terdorong ke depan. Hal ini disebabkan kita tadinya akan

    bergerak ke depan sehingga ingin terus bergerak ke depan

    meskipun mobil direm.

    2. Pemain ice skating akan terus meluncur pada lintasannya, jika

    tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya

    3. Satelit akan terus meluncur pada lintasannya, karena dalam

    keadaan seimbang.

    2. Hukum II Newton

    Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang bekerja pada

    suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan

    resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.

    atau

    Dimana: F = resultan gaya (kg m/s2) (N)

    m = massa benda (kg)

    a = percepatan benda (m/s2)

    Contoh hukum II Newton:

    (1) Diperlukan gaya yang lebih besar untuk mendorong truk

    daripada mendorong sedan.

    (2) Untuk benda yang massanya lebih kecil apabila didorong akan

    menghasilkan percepatan yang lebih besar.

    (3) Ketika supir menginjak pedal gas, mobil bergerak lebih cepat.

    (4) Buah kelapa jatuh dari pohon akibat gaya berat.

    (5) Balok yang didorong di lantai dapat berhenti akibat gaya

    gesekan.

    3. Hukum III Newton

    Jika benda pertama mengerjakan gaya pada benda kedua (disebut

    aksi), maka benda kedua akan mengerjakan gaya pada benda

    pertama yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan (disebut

    reaksi)

    Ciri-ciri pasangan gaya aksi-reaksi:

    (1) besarnya sama,

    (2) arahnya berlawanan,

    (3) bekerja pada dua benda yang berbeda.

    Contoh Hukum III Newton:

    (1) Ketika peluru ditembakkan dari sebuah senapan yang kita

    pegang, maka senapan akan terdorong ke belakang. Hal ini

    disebabkan adanya gaya yang bekerja pada senapan akibat

    peluru.

    (2) Ketika kaki menendang tembok dengan keras, maka tembok

    akan memberikan gaya yang sama besarnya pada kaki,

    akibatnya kaki menjadi sakit.

    (3) Ketika kaki mendorong lantai ke belakang, maka lantai akan

    mendorong kaki ke depan, akibatnya badan kita berjalan maju

    ke depan.

    (4) Ketika kaki mendorong lantai ke bawah dengan gaya yang lebih

    besar dari berat badan, maka lantai mendorong badan ke atas

    dengan gaya yang sama besarnya, akibatnya badan meloncat ke

    udara.

    (5) Ketika seekor kuda menarik sebuah kereta, kaki kuda

    mendorong tanah ke belakang, maka gaya yang menyebabkan

    kuda bergerak maju adalah gaya yang dikerjakan tanah pada

    kaki kuda.

    (6) Gaya tarik menarik antar benda yang bermassa.

    (7) Gaya tarik menarik antara dua muatan tidak sejenis.

    (8) Gaya tolak menolak antara dua muatan sejenis.

    $ = 12 12 = . $

    123 = 123

  • 13

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 8. USAHA, ENERGI DAN PESAWAT

    SEDERHANA

    A. USAHA

    Suatu gaya yang bekerja pada benda dikatakan melakukan usaha jika

    gaya tersebut menyebabkan benda berpindah tempat.

    Jika benda tidak berpindah, maka usahanya nol

    Jika gaya tegak lurus arah perpindahannya, maka usahanya nol

    Jika benda berpindah dengan kecepatan tetap, maka usahanya

    nol

    Jika gaya dan perpindahannya searah, maka usahanya positif

    Jika gaya dan perpindahannya berlawanan arah, maka usahanya

    negatif

    Satuan SI untuk usaha adalah Joule

    Dimana:

    W = usaha (J)

    F = resultan gaya (N)

    s = perpindahan (m)

    B. ENERGI

    Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha

    Satuan SI untuk energi adalah Joule

    1. Bentuk-bentuk energi

    a. Energi potensial; energi potensial gravitasi bumi adalah energi

    yang dimiliki oleh suatu benda karena kedudukannya terhadap

    bumi.

    Ep = energi potensial (J)

    m = massa benda (kg)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    h = ketinggian (m)

    b. Energi kinetik; energi yang dimiliki oleh benda karena geraknya

    atau kelajuannya

    Ek = energi kinetik (J)

    m = massa benda (kg)

    v = kecepatan benda (m/s)

    c. Energi mekanik; energi yang berkaitan dengan gerak atau

    kemampuan untuk bergerak.

    d. Energi kimia; energi yang tersimpan dalam zat, atau bahan

    bakar

    e. Energi listrik; energi yang dihasilkan oleh muatan listrik yang

    bergerak melalui kabel

    f. Energi kalor (panas); energi yang dihasilkan oleh gerak internal

    partikel-partikel dalam suatu zat

    g. Energi bunyi; energi yang dihasilkan oleh getaran partikel-

    partikel udara di sekitar sebuah sumber bunyi

    h. Energi cahaya; energi yang dihasilkan oleh radiasi gelombang

    elektromagnetik

    i. Energi nuklir; energi yang dihasilkan oleh reaksi inti atom

    2. Hukum Kekekalan Energi

    Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan,

    namum dapat berubah dari satu bentuk yang lain.

    3. Perubahan Bentuk Energi

    Energi Asal Energi Akhir Contoh

    Energi listrik

    Energi cahaya Lampu, senter Energi kalor Setrika listrik, kompor listrik,

    solder, lampu

    Energi mekanik Kipas angin, motor listrik, jam tangan, jam dinding Energi kimia Pengisian aki

    Energi bunyi Mikrofon, organ, dan alat musik lainnya

    Energi

    mekanik

    Energi kalor Benda yang saling bergesekan

    Energi bunyi Gong atau bedok yang dipukul Energi listrik Turbin, dinamo, generator

    Energi kimia Energi kalor Bahan bakar ketika

    memasak Energi listrik Pemakaian aki, baterai Energi cahaya

    Energi kalor Menjemur pakaian Energi listrik Solar sel Energi kimia Mengubah struktur kimia

    pada kamera film

    4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik 56 = 56! 53 + 57 = 53! + 57! 12 . . ! + . .. = 12 . . !! + . .. !

    5. Hubungan antar usaha dan energi

    Usaha sama dengan perubahan energi

    C. DAYA

    Daya adalah usaha atau perubahan energi setiap satuan waktu

    P = daya (W) (Watt) (hp)

    F = gaya (N)

    v = kecepatan (m/s)

    t = waktu (s)

    s = perpindahan (m)

    1 hp = 746 watt

    hp = horse power

    D. PESAWAT SEDERHANA

    Pesawat sederhana berfungsi untuk mempermudah usaha bukan

    untuk memperkecil usaha

    Dengan menggunakan pesawat sederhana akan diperoleh

    keuntungan mekanis (KM)

    Jenis-Jenis Pesawat Sederhana:

    1. Tuas/Pengungkit

    Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras

    sempit yang dapat berputar di sekitar titik tumpu, contohnya

    linggris.

    Rumus:

    F = kuasa (N)

    w = berat beban (N)

    lF = lengan kuasa (m)

    lw = lengan beban (m)

    Rumus panjang tuas:

    Keuntungan mekanis:

    5 = . ..

    53 = 12 . . !

    56 = 57 + 53

    = 5 = 53

    = = 2. & = 2.

    89 = 02

    2 :; = 0 :<

    l = lF + lw

    89 = 02 = :;:<

    = 12. &

  • 14

    fisikareview.wordpress.com

    Tuas berfungsi memperbesar gaya, sehingga usaha lebih mudah

    dilakukan, tetapi tidak mengurangi usaha yang harus dilakukan

    Tuas dikelompokkan menjadi 3 yaitu:

    a. Tuas kelas pertama; titik tumpu selalu berada di antara kuasa

    dan beban. Contoh : linggris, gunting, tang, dan pembuka kaleng,

    sekop, dongkrak mobil, lengan yang mengangkat barbell

    b. Tuas kelas kedua; kuasa dan beban berada pada sisi yang sama

    dari titik tumpu, dan beban lebih dekat ke titik tumpu daripada

    kuasa. Contoh : catut, pembuka botol, dan stapler, gerobak pasir

    c. Tuas kelas ketiga; beban dan kuasa berada pada sisi yang sama

    dari titik tumpu, tetapi kuasa lebih dekat ke titik tumpu daripada

    beban. Contoh: sapu

    2. Katrol

    Katrol berfungsi mengangkat benda dengan mudah. Cara kerja

    katrol sama dengan prinsip tuas.

    a. Katrol tunggal tetap

    Fungsi: mengubah arah gaya

    KM = 1, sehingga F = w

    O = titik tumpu

    OA = lengan kuasa

    OB = lengan beban

    Rumus usaha:

    W = beban x kenaikan beban

    W = w x Sw

    b. katrol tunggal bergerak

    Fungsi: memperbesar gaya, kuasa

    KM = 2, sehingga F = w

    Rumus usaha:

    W = beban x kenaikan beban

    W = w x Sw

    O = titik tumpu,

    OA = lengan beban

    OB = lengan kuasa

    Untuk sistem katrol (takal) yaitu sistem yang terdiri dari beberapa

    buah katrol maka keuntungan mekanis takal sama dengan banyak

    tali penanggung beban.

    3. Bidang Miring

    Bidang miring adalah suatu permukaan miring yang penampangnya

    berbentuk segitiga.

    Rumus:

    Keuntungan mekanis:

    s = panjang bidang miring

    h = tinggi bidang miring

    Contoh bidang miring: baji, sekrup, tangga, pisau, kapak, jalan ke

    gunung

    0. = 2. &

    89 = 02 = &

  • 15

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 9. TEKANAN

    A. TEKANAN PADA ZAT PADAT

    Tekanan adalah gaya per satuan luas bidang di mana gaya tersebut

    bekerja

    Rumus: A

    FP =

    Dengan:

    P = tekanan (N/m2) atau Pa

    F = gaya tekan (N)

    A = luas bidang tekan (m2)

    Ingat: 1 atm = 76 cmHg = 105 Pa

    B. TEKANAN DALAM ZAT CAIR

    Tekanan yang dakibatkan oleh zat cair pada kedalaman tertentu

    disebut tekanan hidostatis

    Sifat tekanan hidrostatis:

    Pada kedalaman yang sama, tekanan sama besar dan ke segala

    arah

    Semakin ke dalam tekanannya semakin besar

    Bergantung pada massa jenis cairan

    Bergantung pada percepatan gravitasi bumi

    Tidak bergantung pada bentuk wadahnya

    Rumus:

    Dengan:

    P = tekanan hidrostatis di titik A (Pa)

    = massa jenis cairan (kg/m3)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    h = kedalaman (m)

    S = berat jenis (N/m3)

    1. Hukum Pascal

    Hukum Pascal dikemukakan oleh Blaise Pascal yang berbunyi:

    Tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup akan

    diteruskan ke segala arah dengan sama besar

    2

    2

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    2

    1

    21

    dd

    FF

    AA

    FF

    PP

    atau ==

    =

    Ingat: Tekanan sama bukan gaya

    Dengan:

    F1 = gaya pada penampang A1 (N)

    F2 = gaya pada penampang A2 (N)

    A1 = luas penampang 1 (m2)

    A2 = luas penampang 2 (m2)

    Manfaat hukum Pascal yaitu dengan gaya yang kecil dapat

    dihasilkan gaya yang besar.

    AlatAlat yang bekerja berdasarkan Hukum Pascal yaitu: dongkrak

    hidrolik, pompa hidrolik ban sepeda, rem hidrolik, alat pengangkat

    mobil hidrolik, kursi dokter gigi atau pemangkas rambut, elevator

    hidrolik.

    2. Bejana Berhubungan

    Jika bejana berhubungan diisi zat cair sejenis maka tinggi

    permukaan zat cair akan sama

    Jika bejana berhubungan diisi zat cair tidak sejenis maka tinggi

    permukaan zat cair tidak sama

    Rumus: hhPP atau 221121 .. == Dengan:

    1 = massa jenis cairan 1 (kg/m3) (g/cm

    3)

    1 = massa jenis cairan 2 (kg/m3) (g/cm

    3)

    h1 = tinggi zat cair 1 dari bidang batas titik (cm)

    h2 = tinggi zat cair 2 dari bidang batas titik (cm)

    3. Hukum Archimedes

    Setiap benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam

    zat cair akan mendapat gaya ke atas(FA) sebesar berat zat cair yang

    didesak oleh benda itu

    Rumus:

    VgwwF aauA .==

    Dengan:

    FA = gaya angkat ke atas pada benda (N)

    Wu = berat benda di udara

    Wa = berat benda di dalam zat cair (N)

    = massa jenis cairan (kg/m3)

    g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

    Va = volume benda yang tercelup (m3)

    Dengan adanya gaya angkat ke atas pada benda, maka benda dapat

    terapung, melayang, dan tenggelam

    a. Benda terapung; benda < cairan

    b. Benda melayang; benda = cairan

    c. Benda tenggelam; benda > cairan

    Ingat: untuk benda melayang atau terapung berlaku

    Penerapan hukum archimedes antara lain:

    Jembatan ponton (jembatan apung), balon udara, kapal laut dan

    kapal selam, hidrometer (alat untuk mengukur massa jenis zat cair),

    galangan kapal

    C. TEKANAN GAS

    Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi. Karena

    udara mempunyai berat, maka menyebabkan adanya tekanan dalam

    udara yang disebut tekanan atmosfer. Arah tekanan ini ke segala

    arah

    1. Tekanan Gas Dalam Ruang Terbuka

    Torricelli berhasil mengukur tekanan udara di ruang terbuka dengan

    alat barometer

    Dari hasil percobaan didapatkan :

    a. Tekanan udara akibat lapisan atmosfer bumi tepat di

    permukaan laut adalah sekitar 76 cm air raksa atau 76 cmHg

    yang disebut dengan satu atmosfer (1 atm)

    b. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut tekanan udara

    berkurang 1 cmHg

    Apabila percobaan Torricelli menggunakan air, maka tinggi air yang

    dapat ditahan oleh udara sekitar 10 meter.

    0 = 2=

    > = . .. > = '.

  • 16

    fisikareview.wordpress.com

    Rumus Barometer raksa terbuka:

    Dimana:

    Pudara = tekanan udara (cmHg)

    h = ketinggian tempat (m)

    2. Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup

    Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan

    udara di dalam ruang tertutup

    a. Manometer zat cair terbuka

    Pgas = tekanan gas (cmHg) (atm)

    P0 = tekanan udara luar (cmHg) (atm) = massa jenis zat (kg/m3) g = percepatan gravitasi (m/s

    2)

    h = kedalaman zat cair (m)

    Jika zat cair adalah raksa maka:

    b. Manometer raksa tertutup

    c. Manometer Air Terbuka

    3. Hukum Boyle

    Robert Boyle menyatakan bahwa:

    hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup adalah

    konstan

    Rumus:

    Alat-alat yang berkerja berdasarkan hukum Boyle:

    Manometer air raksa terbuka, manometer air raksa tertutup,

    manometer logam, pompa air, pompa udara, pipet, siphon, pompa

    tekanan udara, botol setan, tempat minum burung.

    ?@ = A76 100E F. = G76 HI * 100

    J = ( + . J = ( .

    J = ( + J = (

    J = GI F.

    K = !K!

    J = AL + 13,6E F.

  • 17

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 10. GETARAN DAN GELOMBANG

    A. GETARAN

    Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik seimbang

    secara periodik.

    Satu getaran adalah satu kali melakukan gerak bolak balik.

    A-O-B-O-A = 1 getaran (n=1)

    O-B-O-A-O = 1 getaran (n=1)

    B-O-A-O-B = 1 getaran (n=1)

    A-O-B = getaran (n= )

    O-B-O = getaran (n= )

    A-O = getaran (n= )

    O-B = getaran (n= )

    Titik O adalah titik keseimbangan

    1. Simpangan dan Amplitudo

    Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap

    titik keseimbangannya.

    Amplitudo getaran (A) adalah simpangan maksimum suatu getaran.

    2. Periode dan Frekuensi

    Periode (T) getaran adalah waktu yang diperlukan untuk mencapai

    satu kali getaran.

    Frekuensi (f) getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu.

    Rumus:

    Dengan:

    T = periode (s)

    f = frekuensi (1/s) (Hz)

    t = waktu yang diperlukan untuk melakukan sejumlah getaran (s)

    n = jumlah getaran dalam waktu t sekon

    B. GELOMBANG

    Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam perambatannya

    gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain,

    sedangkan medium yang dilaluinya tidak ikut merambat.

    Menurut mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu :

    a. Gelombang mekanik; gelombang yang dalam perambatannya

    memerlukan medium perantara.

    Contoh: gelombang bunyi, gelombang pada tali, gelombang air.

    b. Gelombang elektromagnetik; gelombang yang dapat merambat

    di ruang hampa/tanpa medium.

    Contoh: cahaya, gelombang radar, gelombang radio.

    Menurut arah rambatnya, gelombang dapat dibagi menjadi dua,

    yaitu:

    a. Gelombang Transversal

    Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya

    tegak lurus terhadap arah rambatannya.

    Contoh: gelombang pada tali, gelombang cahaya, gelombang

    permukaan air.

    Puncak B,F

    Dasar D,H

    Bukit ABC, EFG

    Lembah CDE, GHI

    Amplitudo BB, DD, FF, HH

    Panjang satu gelombang (O) Dibaca: lambda

    A C E , E G I

    B F (puncak ke puncak)

    D H (dasar ke dasar)

    b. Gelombang Longitudinal

    Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya

    sejajar terhadap arah rambatannya.

    Contoh: gelombang pada slinki dan gelombang bunyi.

    Panjang satu gelombang () adalah jarak 1 renggangan dan 1

    rapatan; jarak pusat rapatan ke pusat rapatan; atau jarak pusat

    renggangan ke pusat renggangan.

    1. Periode dan Frekuensi gelombang

    Periode gelombang (T) adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang.

    Frekuensi gelombang (f) adalah banyaknya gelombang yang terjadi

    setiap sekon.

    Hubungan frekuensi dengan periode gelombang

    2. Cepat rambat gelombang

    Cepat rambat gelombang (v) adalah jarak yang ditempuh gelombang

    dibagi dengan waktu untuk merambat.

    Hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi dan cepat

    rambat

    = tn S = nt = 1f = tn S = nt = 1f

    = T = . f

    = &

  • 18

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 11. BUNYI

    A. SIFAT-SIFAT BUNYI

    Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar.

    Bunyi merupakan gelombang longitudinal, sehingga merambat

    dalam bentuk rapatan dan regangan molekul-molekul medium

    yang dilaluinya.

    Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena memerlukan

    medium (padat, cair, gas) untuk merambat.

    Bunyi merambat paling baik dalam zat padat dan paling buruk

    dalam gas.

    Bunyi dapat mengalami pemantulan.

    B. CEPAT RAMBAT BUNYI

    Cepat rambat bunyi didefinisikan sebagai hasil bagi antara jarak

    sumber bunyi ke pendengar dengan selang waktu yang diperlukan

    bunyi untuk merambat sampai ke pendengar.

    Dimana:

    v = cepat rambat bunyi (m/s)

    s = jarak sumber bunyi ke pendengar (m)

    t = waktu yang diperlukan bunyi untuk merambat (s)

    Pada gelombang bunyi juga berlaku rumus

    Dimana:

    v = cepat rambat bunyi (m/s)

    = panjang gelombang bunyi (m)

    f = frekuensi bunyi (Hz)

    1. Pengaruh suhu pada cepat rambat bunyi

    Semakin tinggi suhu udara, semakin besar cepat rambatnya

    Semakin rendah suhu udara, semakin kecil cepat rambatnya

    Dimana:

    v = cepat rambat bunyi pada suhu toC

    vo= cepat rambat bunyi pada suhu 0oC = 332 m/s

    t = suhu udara (oC)

    Syarat untuk terjadi dan terdengarnya bunyi yaitu:

    (1) Adanya benda yang bergetar (sumber bunyi)

    (2) Adanya zat perantara (medium)

    (3) Adanya penerima yang berada di dekat sumber

    2. Jenis-jenis bunyi berdasarkan frekuensinya

    1. Infrasonik

    infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz

    infrasonik dapat didengar oleh jangkrik, anjing

    2. Audiosonik

    Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya berkisar 20 Hz

    20.000 Hz

    Audiosonik dapat didengar oleh telinga manusia

    3. Ultrasonik

    Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas 20.000 Hz

    Ultrasonik dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar

    Ultrasonik dimanfaatkan untuk :

    a. Kaca mata tuna netra

    b. Ultrasonografi (USG)

    c. Membunuh bakteri dalam makanan yang akan diawetkan

    d. Mencampur logam agar merata

    e. Mengukur kedalaman laut

    3. Macam-macam bunyi

    Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya tetap dan teratur

    Tinggi rendahnya nada pada bunyi tergantung pada frekuensi

    bunyi

    Kuat lemahnya bunyi tergantung pada amplitudo bunyi

    Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Contoh:

    suara angin, suara ombak

    Dentum, yaitu bunyi yang frekuensinya tinggi tetapi masih

    didengar oleh telinga manusia. Contoh: bunyi bom

    Warna bunyi/timbre/kualitas bunyi adalah perbedaan nada yang

    dihasilkan sumber bunyi, meskipun frekuensinya sama. Contoh:

    nada seruling, gitar, piano tetap dapat dibedakan bunyinya

    meskipun frekuensinya sama

    Warna bunyi berbeda disebabkan oleh bentuk gelombang yang

    berbeda

    Bentuk gelombang bunyi berbeda karena adanya perbedaan

    frekuensi nada-nada atas, tetapi frekuensi nada dasarnya sama

    4. Frekuensi Bunyi pada Interval Nada

    Perbandingan frekuensi nada (interval nada)

    Perbandingan frekuensi nada dengan nada C

    C : C = 24 : 24 = 1 : 1 prime D : C = 27 : 24 = 9 : 8 sekunde E : C = 30 : 24 = 5 : 4 terts F : C = 32 : 24 = 4 : 3 kuart G : C = 36 : 24 = 3 : 2 kuint A : C = 40 : 24 = 5 : 3 sext B : C = 45 : 24 = 15 : 8 septime C : C = 48 : 24 = 2 : 1 oktaf

    C. HUKUM MARSENNE

    Menurut Marsenne, faktor faktor yang mempengaruhi frekuensi

    bunyi seutas senar atau dawai:

    1. Panjang senar; semakin panjang senarnya semakin rendah

    frekuensinya

    2. Luas penampang; semakin besar luas penampangnya, semakin

    rendah frekuensinya

    3. Massa jenis senar; semakin besar massa jenisnya, semakin

    rendah frekuensinya

    4. Tegangan senar; semakin besar tegangan senar, semakin tinggi

    frekuensinya

    Rumus Marsenne

    = massa jenis senar (kg/m3)

    f = frekuensi senar (Hz)

    L = panjang senar (m)

    T = tegangan senar (N)

    A = luas penampang senar (m2)

    Untuk perbandingan dua buah senar berlaku

    D. RESONANSI

    Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda bila benda lain

    bergetar didekatnya.

    Frekuensi benda yang bergetar sama dengan frekuensi benda

    yang ikut bergetar

    Misalnya pada gambar, jika bandul A digetarkan maka bandul C

    ikut bergetar (beresonansi)

    Rumus Panjang kolom udara

    L = panjang kolom udara

    = panjang gelombang

    Resonansi pertama (n=1)

    Resonansi kedua (n=3)

    Resonansi ketiga (n=5), dst

    = &

    = O. S

    = L + 0,6.

    S!S = V!. .VWV. !. VW!

    S = 12 X . W

    = Y4 O

    1 : 2 : 3 : 4 : 5 DIHAPAL!!!

    oktaf kuint kuart terts

  • 19

    fisikareview.wordpress.com

    E. PEMANTULAN BUNYI

    1. Hukum Pemantulan Bunyi

    a. Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu

    bidang datar.

    b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

    2. Macam-macam bunyi pantul

    (a) Bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli

    Bunyi ini terjadi jika jarak antara sumber bunyi dengan dinding

    pemantul cukup dekat. Bunyi ini memperkuat bunyi asli.

    Misalnya di dalam kamar, di ruang kelas.

    (b) Gaung/kerdam adalah bunyi pantul yang sebagian bersamaan

    dengan bunyi aslinya, sehingga bunyi aslinya tidak jelas. Bunyi ini

    terjadi jika jarak antara sumber dengan dinding pemantul agak

    jauh. Misalnya di dalam gedung bioskop

    Misalkan kita mengucapkan kata matahari

    Bunyi asli : Ma ta ha ri

    Bunyi pantul Ma ta ha ri

    Terdengar : Ma ri

    (c) Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli

    selesai diucapkan. Bunyi ini tejadi jika jarak antara sumber

    dengan dinding pemantul cukup jauh. Misalnya di lereng bukit

    dan lembah

    Misalkan kita mengucapkan kata matahari

    Bunyi asli : Ma ta ha ri

    Bunyi pantul Ma ta ha ri

    Terdengar : Ma ta ha ri Ma ta ha ri

    Zat-zat yang dapat menyerap bunyi yang diterimanya disebut zat

    peredam bunyi. Misalnya karpet, karet, karton, busa, wol, gabus,

    dsb.

    3. Manfaat Bunyi Pantul

    (1) Mengukur kedalaman laut

    (2) Survey geofisika

    (3) Ultrasonografi (USG)

    (4) Kacamata tunanetra

    (5) Mendeteksi cacat dan retak pada logam

    (6) Mengukur ketebalan pelat logam

    (7) Menentukan cepat rambat bunyi di udara

    (8) Sebagai sonar

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat bunyi

    1. Amplitudo sumber bunyi

    2. Jarak antara sumber bunyi dengan pendengar

    3. Adanya resonansi

    4. Adanya dinding pemantul

    Rumus pemantulan bunyi:

    d = jarak bunyi ke dinding pemantul (m)

    t = waktu (s)

    F. EFEK DOPPLER

    Efek Doppler adalah efek berubahnya frekuensi yang terdengar oleh

    pendengar karena gerak sumber bunyi atau pendengar. Jika sumber

    bunyi mendekati pendengar, maka pendengar akan menerima

    getaran yang lebih banyak sehingga frekuensi bunyi lebih tinggi.

    Sebaliknya, jika sumber bunyi menjauhi pendengar, pendengar akan

    menerima getaran lebih sedikit sehingga frekuensi bunyi lebih

    rendah, tetapi frekuensi asal tidak berubah.

    = & = 2[

  • 20

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 12. CAHAYA

    Cahaya merupakan salah satu spektrum gelombang elektromagnetik

    sehingga dapat merambat tanpa memerlukan medium perantara

    (vakum).

    Sifat-sifat cahaya:

    (1) merambat lurus

    (2) memiliki energi dalam bentuk radiasi

    (3) dapat dipantulkan

    (4) dapat dibiaskan

    (5) dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi),

    perpaduan (interferensi), lenturan (difraksi), pengutuban

    (polarisasi)

    Identifikasi cahaya

    Merupakan gelombang elektromagnetik, dapat merambat

    melalui vakum (hampa udara)

    Merupakan gelombang transversal

    Kelajuan cahaya (c) = 300 000 000 m/s

    Cahaya merambat menurut garis lurus, sehingga apabila mengenai

    suatu benda dapat menghasilkan bayangan. Bayang-bayang terdiri

    dari bayang-bayang gelap (umbra) dan bayang-bayang kabur

    (penumbra)

    A. PEMANTULAN CAHAYA (REFLECTION)

    Cahaya dapat dipantulkan. Ada 2 jenis pemantulan cahaya yaitu :

    1. Pemantulan teratur adalah pemantulan yang terjadi jika

    permukaan benda yang memantulkan rata (licin/mengkilap) dan

    halus

    2. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan yang terjadi jika

    permukaan benda yang memantulkan tidak rata atau kasar

    1. Hukum pemantulan Cahaya

    1. Sinar datang, garis normal, sinar pantul, berpotongan pada satu

    titik dan terletak pada satu bidang datar.

    2. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

    2. Pemantulan pada cermin datar

    Sifat-sifat bayangan pada cermin datar

    1. maya (di belakang cermin, tidak dapat ditangkap layar)

    2. sama besar dengan bendanya

    3. tegak

    4. menghadap terbalik dengan bendanya

    5. jarak benda ke cermin = jarak bayangan dari cermin

    3. Pemantulan pada cermin lengkung

    a. Pemantulan Cahaya pada cermin cekung (concave mirror)

    Cermin cekung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut

    cermin konvergen

    Bagian-bagian cermin cekung

    Keterangan:

    M = R = 2f = pusat kelengkungan cermin, jari-jari

    F = titik fokus, titik api

    O = titik pusat bidang cermin

    Ruang I diantara O dan F Ruang III > OM

    Ruang II diantara F dan M Ruang IV di belakang cermin

    Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

    1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan

    melalui titik fokus

    2. sinar datang melalui titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu

    utama cermin

    3. sinar datang melalui titik pusat kelengkungan M, dipantulkan

    melalui titik pusat kelengkungan tsb

    Penggunaan cermin cekung: untuk berdandan, pemantul pada

    lampu sorot mobil dan lampu senter

    b. Pemantulan pada cermin cembung (conveks mirror)

    Cermin cembung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut

    dengan cermin divergen.

    Bagian-bagian cermin cembung

    Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

    1. sinar datang sejajar dengan sumbu utama cermin, dipantulkan

    seolah-olah datang dari titik fokus f

    Catatan:

    1. Apabila cermin digeser sejauh x cm, maka jarak antara

    bayangan awal dan bayangan akhir bergeser sejauh 2x cm

    2. Untuk melihat bayangan seluruh badan kita, panjang

    cermin minimal yang diperlukan = setengah dari tinggi

    seluruh badan

    3. Untuk dua cermin datar yang membentuk sudut , dapat

    menghasilkan bayangan sebanyak Y = "\L] 1

    Cara menghafal sifat bayangan

    1. Ruang benda + Ruang bayangan = 5

    2. Jika bayangan di depan cermin: nyata, terbalik

    Jika bayangan di belakang cermin: maya, tegak

    3. Jika ruang bayangan > ruang benda: bayangan diperbesar

    Jika ruang bayangan < ruang benda: bayangan diperkecil

    4. Jika benda yang terletak di depan cermin digerakkan mendekati

    cermin maka diperoleh bayangan makin besar.

  • 21

    fisikareview.wordpress.com

    2. Sinar datang menuju titik fokus, dipantulkan sejajar sumbu

    utama cermin

    3. sinar datang menuju titik pusat kelengkungan M, dipantulkan

    seolah-olah dari titik pusat kelengkungan tsb.

    Sifat bayangan pada cermin cembung selalu: maya, tegak,

    diperkecil. (karena benda selalu di ruang IV, sehingga bayangan

    selalu di ruang I)

    Penggunaan cermin cembung: kaca spion mobil, kaca yang

    dipasang pada persimpangan jalan

    4. Rumus pembentukan bayangan pada cermin

    Keterangan:

    f = fokus cermin

    s = jarak benda ke cermin

    s = jarak bayangan ke cermin

    M = perbersaran cermin

    h = tinggi benda

    h = tinggi bayangan

    B. PEMBIASAN CAHAYA (REFRACTION)

    Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya pada saat

    mengenai bidang batas antara dua medium yang berbeda

    kerapatannya.

    1. Hukum Snellius tentang Pembiasan

    Hukum I Snellius: sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak

    pada satu bidang datar.

    Hukum II Snellius: jika sinar datang dari medium kurang rapat ke

    medium lebih rapat, maka sinar dibelokkan mendekati garis normal;

    dan sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat,

    maka sinar dibelokkan menjauhi garis normal.

    Rapat atau tidaknya medium ditentukan berdasarkan angka indeks

    bias mediumnya (n). Makin besar nilai indeks bias mediumnnya

    maka semakin rapat mediumnya.

    Medium Indeks bias

    Vakum 1,0000

    Udara 1,0003 = 1

    Air 1,33 = 4/3

    Gelas 1,5 1,9

    Intan 2,42

    Sewaktu cahaya merambat dari suatu medium ke medium lainnya

    maka:

    1. cepat rambat gelombang berubah (v)

    2. panjang gelombang berubah ()

    3. frekuensi gelombang cahaya tetap (f)

    Keterangan:

    c = cepat rambat cahaya dalam vakum/udara (3 108 m/s) n1 = indeks bias medium 1

    n2 = indeks bias medium 2

    1 = panjang gelombang pada medium 1

    2 = panjang gelombang pada medium 2

    v1 = cepat rambat gelombang pada medium 1

    v2 = cepat rambat gelombang pada medium 2

    Ketika cahaya melewati dua medium yang berbeda, selain

    mengalami pembiasan, cahaya juga mengalami pemantulan

    2. Pemantulan Sempurna

    Keterangan:

    (1) Sinar datang tegak lurus (sudut datang 0o) dari air ke udara,

    tidak dibiaskan tetapi diteruskan

    (2) Sinar datang dari air ke udara dibiaskan menjauhi garis normal

    (3) Sinar datang dari air ke udara, dibiaskan maksimum 90o. Sudut

    datang ini disebut sudut kritis (sudut batas).

    (4) Sinar datang lebih besar dari sudut kritis, tidak mengalami

    pembiasan lagi, tetapi mengalami pemantulan sempurna.

    3. Syarat terjadinya pemantulan sempurna

    1. Sinar harus datang dari medium lebih rapat ke medium kurang

    rapat.

    2. Sudut datang harus lebih besar dari sudut kritis (ik)

    Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900

    Contoh pemantulan sempurna:

    1. fatamorgana: permukaan jalan tampak berair

    2. pemantulan sempurna pada kabel serat optic

    3. berlian tampak berkilau

    4. pemantulan sempurna pada prisma kaca,dll.

    4. Pembiasan cahaya pada lensa

    Lensa adalah benda optik tembus cahaya yang dibatasi oleh dua

    permukaan bidang lengkung

    a. Pembiasan cahaya pada lensa cembung (convex lens)

    Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut

    lensa konvergen

    Jenis-jenis lensa cembung

    1. Lensa Cembung rangkap (bikonbeks)

    2. Lensa Cembung yang datar (Plan-konveks)

    3. Lensa Cembung yang cekung (Konveks-konkaf)

    1S = 1& + 1& S = _2

    S = &. && + & & = &. S& S & = &. S& S 9 = ` & K& ` =

    K

    Perjanjian tanda pada cermin

    s bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)

    s bertanda jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)

    s bertanda + jika bayangan di depan cermin (bayangan nyata)

    s bertanda jika bayangan di belakang cermin (bayangan maya)

    f dan R bertanda + untuk cermin cekung

    f dan R bertanda untuk cermin cembung

    Y = ! Y! O Y = O! Y! Rumus pembiasan cahaya

    Y =

  • 22

    fisikareview.wordpress.com

    Bagian-bagian lensa cembung

    Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung

    1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus

    aktif f1

    2. sinar datang melalui titik fokus pasif f2, dibiaskan sejajar sumbu

    utama

    3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa

    dibiaskan

    Cara menghafal sifat bayangan pada lensa cembung sama dengan

    pada cermin cekung

    Penggunaan lensa cembung: kacamata rabun dekat, lup (kaca

    pembesar), lensa-lensa pada teropong, mikroskop, dsb.

    b. Pembiasan pada lensa cekung (concave lens)

    Lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya sehingga disebut

    dengan lensa divergen

    Jenis-jenis lensa cekung

    1. Lensa Cekung rangkap (bikonkaf)

    2. Lensa Cekung yang datar (Plan-konkaf)

    3. Lensa Cekung yang cembung (Konkaf-konveks)

    Bagian bagian lensa cekung

    Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung

    1. sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan akan

    berasal dari titik fokus aktif f1

    2. sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif f2, dibiaskan

    sejajar sumbu utama

    3. sinar datang melalui titik pusat optik O, diteruskan tanpa

    dibiaskan

    Sifat bayangan pada lensa cekung selalu: maya, tegak, diperkecil.

    Penggunaan lensa cekung: kacamata rabun jauh, lensa pada

    teropong panggung (Galileo), dsb.

    5. Rumus Pembentukan bayangan pada lensa

    6. Kekuatan Lensa

    Untuk menambah kekuatan lensa kita dapat gunakan gabungan

    lensa dengan sumbu utama dan bidang batas kedua lensa saling

    berhimpit satu sama lain. Dari penggabungan lensa ini maka akan

    didapatkan fokus gabungan yang memenuhi hubungan

    Keterangan:

    f = fokus lensa

    s = jarak benda ke lensa

    s = jarak bayangan ke lensa

    M = perbesaran lensa

    P = kekuatan lensa (dioptri)

    1S = 1& + 1& S = _2

    S = &. && + & & = &. S& S & = &. S& S 9 = ` & K& ` =

    K

    = 1SGI = 100SGI

    1SJa = 1S + 1S! + 1S" + + 1Sb Ja = + ! + " + b

    Perjanjian tanda pada lensa

    s bertanda + jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)

    s bertanda jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)

    s bertanda + jika bayangan di belakang lensa (bayangan nyata)

    s bertanda jika bayangan di depan lensa (bayangan maya)

    f dan R bertanda + untuk lensa cembung atau konveks

    f dan R bertanda untuk lensa cekung atau konkaf

  • 23

    fisikareview.wordpress.com

    BAB 13. ALAT-ALAT OPTIK

    A. MATA

    1. Bagian-bagian mata

    Kornea mata

    (cornea)

    Lapisan terluar mata yang dilapisi selaput bening

    dan berfungsi menerima dan meneruskan

    cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi

    bagian mata

    Iris Selaput tipis yang membentuk celah lingkaran

    dan berfungsi memberi warna pada mata

    Pupil Celah lingkaran yang dibentuk iris dan berfungsi

    mengatur banyaknya (intensitas) cahaya yang

    masuk ke dalam mata

    Lensa mata Berbentuk cembung, elastis, dan bening dan

    berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda

    supaya terbentuk bayangan pada retina

    Retina Tempat jatuhnya cahaya yang masuk ke mata

    Aqueous

    humour

    Cairan di depan lensa mata untuk membiaskan

    cahaya ke dalam mata

    Otot siliar

    (Ciliary muscle)

    Otot yang mengatur cembung pipihnya lensa

    mata atau yang mengatur jarak fokus lensa mata

    Saraf mata

    (Optic nerve)

    Berfungsi meneruskan rangsangan bayangan dari

    retina menuju ke otak

    Bayangan yang dibentuk oleh mata bersifat nyata, terbalik dan

    diperkecil

    Daya akomodasi mata adalah kemampuan mata untuk

    mencembung atau memipihkan lensa mata

    Ketika mata dalam keadaan cembung minimum (paling pipih)

    untuk melihat sesuatu pada jarak paling jauh yang masih dapat

    dilihat oleh mata (titik jauh mata) dikatakan mata tidak

    berakomodasi

    Ketika mata dalam keadaan cembung maksimum untuk melihat

    sesuatu pada jarak paling dekat (titik dekat mata) yang masih

    dapat dilihat oleh mata dikatakan mata berakomodasi

    maksimum

    Titik dekat mata (Punctum Proximum = PP) adalah titik terdekat

    yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas

    Titik jauh mata (Punctum Remotum = PR) adalah titik terjauh

    yang dapat dilihat oleh mata dengan jelas

    Untuk mata normal (emetropi) : PP = 25 cm dan PR = ~

    2. Cacat Mata

    a) Rabun jauh/ terang dekat/ nearsighted (miopi)

    Mata rabun jauh dapat melihat benda dekat, tetapi tidak dapat

    melihat benda jauh

    PP < 25 cm dan PR = jarak tertentu (x)

    Ketika melihat benda jauh (tanpa akomodasi) bayangan jatuh di

    depan retina

    Untuk mengoreksi miopi digunakan lensa cekung yang bersifat

    divergen

    Pada lensa kacamata berlaku

    b) Rabun dekat/ terang jauh/ farsighted (hipermetropi)

    Mata rabun dekat dapat melihat benda jauh, tetapi tidak dapat

    melihat benda dekat

    PP > 25 cm dan PR = ~

    Ketika melihat benda dekat (berakomodasi maksimum)

    bayangan jatuh di belakang retina

    Untuk mengoreksi hipermetropi digunakan lensa cembung yang

    bersifat konvergen

    Pada lensa kacamata berlaku

    P = kekuatan lensa (dioptri)

    c) Mata tua (Presbiop)

    Mata tua sulit melihat benda jauh maupun dekat

    PP > 25 cm dan PR = jarak tertentu

    Untuk mengoreksi presbiop digunakan lensa rangkap (bifocal)

    yaitu lensa atas cekung dan lensa bawah cembung

    d) Astigmatis

    Astigmatis disebabkan oleh kornea atau lensa yang kurang bundar

    sehingga benda titik difokuskan sebagai garis pendek, yang

    mengaburkan bayangan. Hal ini dikarenakan kornea berbentuk sferis

    dengan bagian silindrisnya bertumpuk.

    e) Katarak atau glukoma

    B. KAMERA

    Bagian-bagian kamera

    Lensa Memfokuskan objek

    Aperture (diafragma) Mengatur banyaknya cahaya yang masuk

    Film Tempat jatuh bayangan yang difokuskan

    Bayangan yang dihasilkan oleh kamera bersifat nyata, terbalik dan

    diperkecil

    Rumus pada kamera sama dengan rumus pada lensa

    C. SLIDE PROYEKTOR

    Slide proyektor digunakan untuk memproyeksikan sebuah benda

    diapositif sehingga diperoleh bayangan nyata, terbalik dan

    diperbesar pada layar.

    D. LUP (KACA PEMBESAR)

    - Lup adalah lensa cembung yang dapat dipakai untuk melihat

    benda yang sangat kecil karena lup memiliki perbesaran anguler

    - Perbesaran anguler (Ma) adalah perbandingan ukuran anguler

    yang dilihat oleh alat optik () dengan yang dilihat oleh mata

    telanjang (0)

    - Untuk melihat bayangan pada lup dengan jelas benda harus

    diletakkan di antara O dan F atau di ruang I

    - Sifat bayangan yang dihasilkan lup : maya, tegak, dan diperbesar

    - Penggunaan normal sebuah lup adalah untuk mata berakomodasi

    maksimum

    s = - PR dan s = ~

    s = - PP dan s = 25 cm

    [ = &3> &

  • 24

    fisikareview.wordpress.com

    - Perbesaran Lup untuk emetrop (PP = 25 cm atau 30 cm, PR = ~)

    E. MIKROSKOP

    - Mikroskop dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil dan

    memiliki perbesaran anguler yang lebih besar dari lup

    - Terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa objektif (dekat ke

    benda) dan lensa okuler (dekat ke mata)

    - Jarak fokus okuler (fok) lebih besar dari jarak fokus lensa objektif

    (fob)

    - Letak benda harus di antara fob dan 2f0b

    - Sifat bayangan pada lensa objektif : nyata, terbalik, diperbesar

    - Sifat bayangan pada lensa okuler : maya, tegak, diperbesar

    - Sifat bayangan akhir oleh mikroskop : maya, terbalik, diperbesar

    F. TEROPONG ATAU TELESKOP

    - Teropong dipakai untuk melihat benda yang sangat jauh agar

    tampak lebih dekat dan jelas

    - Ada 2 jenis utama teropong

    a. Teropong bias: disusun dari beberapa lensa

    cth: teropong bintang/astronomi, teropong bumi, teropong

    panggung (Galileo)

    b. Teropong pantu