rangkuman kulit

8
DERMATOLOGY (by Mega) Tinea Unguium Etiologi: dermatofita (Trichophyton sp., Epidermophyton sp., Micosporum sp.) Klinis: distrofi, hiperkeratosis, onikolisis, debris subungual, perubahan warna kuku Penunjang: KOH 10% mikroskop tampak hifa panjang atau artrospora Terapi: Sistemik Terapi denyut/ pulse dose Itrakonazol 2x200mg/hari selama 7 hari pertama setiap bulan selama 3-6 bulan Griseofulvin 500mg/hari (jari tangan 3-6 bulan, jari kaki 9-12 bulan) Terbinafin 1x250mg/hari selama 3 bulan Hemangioma Etiologi: tumor jinak akibat gangguan perkembangan dan pembentukan pembuluh darah Klinis: tumor lobuler, eritem, lunak Penunjang: histopatologi Terapi: Medikamentosa Kortikosteroid Interferon topikal Imiquimod Tindakan: Bedah laser Bedah beku Impetigo Krustosa Etiologi: Streptococcus β- haemoliticus dan Streptococcus aureus Klinis: lesi awal berupa vesikel/ pustul berdinding tipis, mudah pecah, terbentuk krusta kekuninan (honey colour) Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen lesi Kultur & resistensi darah (bakteremia) Terapi Sistemik First line (selama 5-7 hari) 1. Kloksasilin 4x250- 500mg /hari Anak 2 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis 2. Amoksisilin dan asam klavulanat 3x250-500mg/ hari (jika resisten eritromisin) Anak 2 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis 3. Sefaleksin 40- 50mg/kgBB/ hari terbagi 4 dosis 4. Sefaklor 20mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis Second line 1. Azitromisin 1x500mg/hari (hari I), lanjut 1x250mg (hari II-V) 2. Klindamisin 15mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis, selama 10 hari 3. Eritromisin 4x250- 500mg/ hari Anak 2 20-50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis Selama 5-7 hari Topikal 1. Bila banyak pus atau krusta: kompres terbuka 2. Bila tidak tertutup pus atau krusta: salep /krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%, neomisin atau basitrasin. Dioleskan 2-3x sehari, selama 7-10 hari 3. Bila terdapat krusta, dilepaskan Ektima Etiologi: merupakan bentuk pioderma ulseratif akibat Streptococcus aureus atau Streptococcus grup A Klinis: ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket berwarna kuning keabuan kotor. Apabila krusta diangkat, tampak ulkus berbentuk punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen lesi Kultur & resistensi darah (bakteremia) Terapi: (sama dengan Impetigo Krustosa) Neurodermatitis (Liken Simplek Kronis) Etiologi: underlying disease seperti gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroid, dermatitis atopik, DKA, gigitan serangga, aspek psikologik/ tekanan emosi Klinis: terutama pada orang dewasa, sangat gatal sampai mengganggu tidur, menghebat jika ada stres psikis, lesi

Upload: muhamad-amars

Post on 29-Oct-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Kulit

DERMATOLOGY(by Mega)

Tinea Unguium Etiologi: dermatofita

(Trichophyton sp., Epidermophyton sp., Micosporum sp.)

Klinis: distrofi, hiperkeratosis, onikolisis, debris subungual, perubahan warna kuku

Penunjang: KOH 10% mikroskop tampak hifa panjang atau artrospora

Terapi:Sistemik Terapi denyut/ pulse dose

Itrakonazol 2x200mg/hari selama 7 hari pertama setiap bulan selama 3-6 bulan

Griseofulvin 500mg/hari (jari tangan 3-6 bulan, jari kaki 9-12 bulan)

Terbinafin 1x250mg/hari selama 3 bulan

Hemangioma Etiologi: tumor jinak akibat

gangguan perkembangan dan pembentukan pembuluh darah

Klinis: tumor lobuler, eritem, lunak

Penunjang: histopatologi Terapi:

Medikamentosa Kortikosteroid Interferon topikal Imiquimod

Tindakan: Bedah laser Bedah beku

Impetigo Krustosa Etiologi: Streptococcus β-

haemoliticus dan Streptococcus aureus

Klinis: lesi awal berupa vesikel/ pustul berdinding tipis, mudah pecah, terbentuk krusta kekuninan (honey colour)

Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen

lesi Kultur & resistensi darah

(bakteremia) Terapi

SistemikFirst line (selama 5-7 hari)1. Kloksasilin 4x250-500mg

/hari

Anak2 50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis

2. Amoksisilin dan asam klavulanat 3x250-500mg/ hari (jika resisten eritromisin)Anak2 25mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis

3. Sefaleksin 40-50mg/kgBB/ hari terbagi 4 dosis

4. Sefaklor 20mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis

Second line1. Azitromisin 1x500mg/hari

(hari I), lanjut 1x250mg (hari II-V)

2. Klindamisin 15mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis, selama 10 hari

3. Eritromisin 4x250-500mg/ hariAnak2 20-50mg/kgBB/hari terbagi 4 dosisSelama 5-7 hari

Topikal1. Bila banyak pus atau krusta:

kompres terbuka2. Bila tidak tertutup pus atau

krusta: salep /krim asam fusidat 2%, mupirosin 2%, neomisin atau basitrasin. Dioleskan 2-3x sehari, selama 7-10 hari

3. Bila terdapat krusta, dilepaskan

Ektima Etiologi: merupakan bentuk

pioderma ulseratif akibat Streptococcus aureus atau Streptococcus grup A

Klinis: ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket berwarna kuning keabuan kotor. Apabila krusta diangkat, tampak ulkus berbentuk punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi, berwarna keunguan

Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen

lesi Kultur & resistensi darah

(bakteremia) Terapi: (sama dengan Impetigo

Krustosa)

Neurodermatitis (Liken Simplek Kronis) Etiologi: underlying disease

seperti gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu,

limfoma Hodgkin, hipertiroid, dermatitis atopik, DKA, gigitan serangga, aspek psikologik/ tekanan emosi

Klinis: terutama pada orang dewasa, sangat gatal sampai mengganggu tidur, menghebat jika ada stres psikis, lesi biasanya tunggal tapi bisa lebih dari satu, stadium awal eritem dan edema atau kelompokan papul, karena garukan berulang bagian tengah menebal, kering dan berskuama, pinggirnya hiperpigmentasi

Penunjang: histopatologi Terapi:

1. Menghentikan garukan2. Steroid topikal, biasanya

potensi kuat (betametason dipropionat 0,05%)

3. KS intralesi (triamsinolon asetonid)

4. Antihistamin sedatif5. Antidepresan trisiklik malam

hari6. Konsultasi psikiater bila

perlu

Psoriasi Vulgaris Etiologi: genetik, imunologik,

autoimun Klinis:

Psoriasis Tipe Plak: plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna keperakan tebal berlapis-lapis, daerah predileksi siku, lutut, kepala, celah intergluteal, palmar, plantarPsoriasis Guttata: bentuk seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama, biasanya ditemukan di badan dan ekstremitasPsoriasis Pustularis: terdapat pustul steril

Penunjang: biopsi kulit pemeriksaan ASTO pemeriksaan faktor rhematoid Foto Ro tulang dan sendi

Terapi:Baca IR

Tinea Korporis Etiologi: dermatofita

(Trichophyton sp., Epidermophyton sp., Micosporum sp.)

Klinis: mengenai kulit yang berambut jarang, gatal bila berkeringat, lesi berbatas tegas, polisiklik, tepi aktif dengan tanda

Page 2: Rangkuman Kulit

radang jelas, polimof seperti eritema, skuama, kadang ada papul atau vesikel di tepi, central healing

Penunjang: KOH 10% mikroskop tampak hifa panjang atau artrospora

Terapi:Topikal:1. Golongan alilamin 1x sehari2. Alternatif: golongan azol,

siklopiroksolamin, asam undesilinat Tolnaftat (1-2x sehari selama 2-4 minggu)

Sistemik:1. Griseofulvin oral

10-25mg/kgBB/hari, ketokonazol 200mg/hari, atau itrakonazol 2x100mg/hari

2. Terbinafin 1x250mg/hari

Kondiloma Akuminata Etiologi: Infeksi menular seksual

akibat HPV terutama tipe 6 dan 11

Klinis: terdapat vegetasi atau papul soliter dapat juga multiple, permukaan verukosa/ menonjol

Penunjang: Pada lesi dilakukan tes asam

asetat Kolposkopi Histopatologi

Terapi:1. Tinktura podofilin 10-25%,

2x seminggu sampai lesi hilang

2. Asam trikloroasetat 50-90%, 1x seminggu

3. Tindakan bedah: bedah skalpel, listrik, beku, dan laser

Melasma Etiologi: hipermelanosis

terutama di wajah dan leher dipengaruhi oleh faktor hormonal, pajanan sinar matahari, kehamilan, genetik, kontrasepsi oral, obat-obatan, kosmetik

Klinis: bercak kecoklatan, hiperpigmentasi, simetris, ireguler, batas tegas

Penunjang: Lampu Wood, biopsi Terapi:

Nonmedikamentosa: Hindari pajanan langsung sinar

matahari terutama pukul 09.00-15.00

Gunakan tabir surya spektrum luas dengan SPF minimal 30 bila keluar rumah

Menghilangkan faktor etiologi atau predisposisi

MedikamentosaTopikal1. Hidroquinon 2-5% (krim, gel,

losio)2. Asam retinoat 0,05% - 0,1%

(krim dan gel)3. Asam azeleat 20% (krim)4. Asam glikolat 8-15% (krim,

gel, losio)5. Asam kojik 4%

Sistemik1. Asam askorbat2. Glutation

Bedah kimia1. Asam Glikolat 20-70%2. Asam trikloroasetat 10-30%3. Jessner

Bedah laser

Dermatitis Venenata Etiologi: Paederus sp. Klinis: rasa gatal, terbakar/ nyeri,

tanda-tanda dermatitis, lesi lokalisata, batas tegas, bentuk sesuai dengan luas kontak bahan penyebab

Penunjang: tes kulit (tes tempel) hanya diperlukan apabila tidak bisa dibedakan dengan DKA

Terapi:Nonmedikamentosa1. Identifikasi penyebab2. Perlindungan diri

Medikamentosa1. Antihistamin2. Kortikosteroid topikal

potensi ringan-sedang (hidrokortison 1-2,5%, flusinolon asetonid)

3. Antibiotik lokal untuk infeksi sekunder

4. Kompres terbuka dengan NaCl 0,9%

Pityriasis Alba Etiologi: dermatitis tidak spesifik,

sering apada anak & remaja, terutama daerah wajah dan leher. Penyebab belum diketahui secara pasti diduga ada hubungan langsung dengan atopi, pajanan sinar matahari

Klinis: didahului plak eritematosa ringan tepi sedikit meninggi,

lama-lama memudar menjadi plak merah muda/pucat dengan skuama putih halus. Lesi berkembang menjadi makula/patch hipopigmentasi yang menetap beberapa bulan/tahun

Penunjang: tidak terlalu diperlukan

Terapi:NonmedikamentosaMengurangi pajanan sinar matahari, memakai tabir surya, mengurangi suhu air mandi

Medikamentosa1. Likuor karbonis detergen 3-

5% (krim, salep)2. Emolien (urea 10%)3. Tretinoin topikal, namun

iritatif4. Terapi UV

Herpes Simpleks Etiologi: HSV I (daerah pinggang

ke atas terutama mulut dan hidung) dan HSV II (daerah pinggang ke bawah terutama genital)

Klinis: tampak vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan

Penunjang: Tzank test dengan pewarnaan Giemsa ditemukan sel datia berinti banyak

Terapi:Topikal1. Idoksuridin (salep, krim)2. Asiklovir topikal3. Jika ulserasi dikompres

Sistemik1. Asiklovir 5x200mg selama 5

hari

Scabies Etiologi: Sarcoptes scabiei var

hominis Klinis: gatal terutama malam

hari, terdapat riwayat serupa dalam satu rumah, lesi di kulit terdapat trowongan (kunikulus) berupa garis lurus atau berkelok-kelok, warna putih atau abu-abu ujung papul atau vesikel, apabila ada infeksi sekunder timbul pustul atau nodul

Penunjang: kerokan kulit tetesi KOH/ NaCl mikroskop ditemukan tungau Sarcoptes scabiei dalam bentuk telur atau larva atau dewasa

Page 3: Rangkuman Kulit

Terapi:Nonmedikamentosa1. Perbaiki higiene perorang &

lingkungan2. Pengobatan dilakukan

terhadap semua orang serumah

MedikamentosaTopikal1. Permetrin 5% dioles di kulit

diamkan selama 10 jam. Dapat diulang setelah 1 minggu

2. Krim lindane 1% dioles di kulit diamkan selama 8 jam. Dapat diulang setelah 1 minggu. Tidak boleh pada bayi, anak-anak, ibu hamil

3. Salep sulfur 6% dioles 3 malam berturut-turut

4. Krotamiton krim dioles 5x sehari

5. Emulsi benzil-benzoas (20-25%), setiap malam selama 3 hari berturut-turut

6. Gameksan 1% (krim, losio) 1x pemakaian, bisa diulang

Sistemik1. Antihistamin sedative oral2. Antibiotik apabila ada infeksi

sekunder3. Invermektin (oral) 0,2mg/

kgBB dosis tunggal, 2-3 dosis selama 1-2 minggu

Impetigo bulosa Etiologi: Streptococcus β-

haemoliticus dan Streptococcus aureus

Klinis: vesikel-bula kendor, berisi cairan jernih, dapat timbul bula hipopion di atas kulit normal, nikolsky sign (-). Bula pecah akan meninggalkan skuama anular dengan bagian tengah eritematosa (kolaret) dan cepat mengering

Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen

lesi Kultur & resistensi darah

(bakteremia) Terapi: (sama dengan Impetigo

Krustosa)Tinea Kapitis Tipe Kerion Etiologi: Biasanya disebabkan

oleh patogen zoofilik atau geofilik

Klinis: gatal, disertai nyeri, limfadenopati servikal posterior,

demam, lesi lain pada kulit glabrosa

Penunjang: KOH 10% mikroskop

tampak hifa panjang atau artrospora

Lampu Wood berfluoresensi jika disebabkan oleh Micosporum

Terapi:Sistemik1. Griseofulvin 10-25 mg/kgBB/

hari, 6-8 minggu2. Itrakonazol 2x100-200mg/

hari selama 3 hari3. Ketokonazol 5-10mg/kgBB

selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan (dewasa 1x200mg/hari)

Topikal1. Rambut dicuci dengan

sampo antimitotik 2-4x/minggu

2. Imidazol 1-2% (krim, larutan)3. Ketokonazol 2% (krim,

larutan)

Akne Vulgaris Papulopustular Etiologi: perubahan pola

keratinisasi dalam folikel, produksi sebum yang meingkatterbentuk fraksi asam lemak bebas, peningkatan jumlah flora folikel (Propionic bacterium acne, Corynebacterium acne, Pityrosporum ovale, Staphylococcus epidermidis), peningkatan hormon androgen, stres. dll

Klinis: predileksi wajah, punggung, dada atas, bahu, lengan atas. Berupa komedo hitam atau putih, papul, pustul, nodus, kista, jaringan parut, HPI

Penunjang: ekskohleasi komedo Terapi:

Nonmedikamentosa1. Hindari memencet lesi

dengan cara non higienis2. Pilih kosmetik non

komedogenik3. Perawatan kulit wajah

MedikamentosaDerajat Ringan1. Topikal retinoid atau agen

keratolitik dengan atau tanpa Benzoil Peroksida (BPO)

2. Antibiotik topikal (klindamisin gel atau sol 1,2% atau eritromisin sol 1%)

Derajat Sedang1. Retinoid topikal dengan BPO2. Antibiotik topikal3. Antibiotik oral:

Tetrasiklin 2x500mg/hari Doksisiklin 2x 50-100mg/

hari Minosiklin 2-3x50-100mg/

hari Klindamisin 2-3x150-

300mg/ hariDiberikan selama 6-18 minggu

Derajat Berat1. Retinoid topikal + BPO +

antibiotik oral, bila tidak berhasil berikan isoretinoin oral 0,1-0,2 mg/kgBB/hari, dosis kumulatif 120-150mg/kgBB

2. Antibiotik oral: Tetrasiklin 2x500mg/hari Doksisiklin 2x 50-100mg/

hari Minosiklin 2-3x50-100mg/

hari Klindamisin 2-3x150-

300mg/ hariDiberikan selama 6-18 minggu

Terapi PemeliharaanRetinoid topikal: tretinoin krim (0,025%, 0,05%, dan 0,1%), gel (0,025%) atau keratolitik dengan atau tanpa BPO

Tindakan Khusus1. Ekstraksi komedo2. Injeksi kortikosteroid

intralesi3. Peeling kimiawi (as.glikolat,

as.trikloroasetat)4. Dermabrasi5. Punch graft6. Colagen implant7. Laser

Page 4: Rangkuman Kulit

Urethritis Gonorrhoea Etiologi: Neisseria gonorrhoeae Klinis: duh tubuh purulen atau

mukopurulen, infeksi pada urethra sehingga disuria, pada wanita lebih sering asimtomatik

Penunjang: Pemeriksaan apusan Gram

diplokokus Gram negative Biakan dengan media Thayer-

Martin Terapi:

1. Penicillin G prokain aqua dosis 4,8 juta unit + 1gr probeneside dosis tunggal

2. Cefixime 400mg peroral dosis tunggal

3. Levofloxacin 500mg peroral dosis tunggal

4. Tiamfenikol 3,5gr peroral dosis tunggal

5. Kanamisin 2gr injeksi IM dosis tunggal

6. Seftriakson 250mg IM dosis tunggal

Moluskum Kontagiosum Etiologi: Poxvirus Klinis: kelainan kulit berupa

papul berbentuk kubah miliar, ditengahnya terdapat delle. Kadang berbentuk lentikular dan berwarna putih seperti lilin

Penunjang: pemeriksaan Giemsa terhadap bahan massa putih dari bagian tengah papul menunjukkan badan inklusi moluskum

Terapi:1. Penggunaan obat topikal

tetapi membutuhkan waktu yang lama. Terapi topical dapat berupa:Kantaridin 0,7% atau 0,9%Podofilin 10%-25%Krim imikuimod 5%Gel retinoid 0,1%Pasta perak nitratAsam trikloroasetat (25%-35%)Sidovovir topikal (gel atau krim 1%-3%)Kalium hidroksida 10%Krim adapalen 1%Pulsed dye laser

2. Tindakan bedah kuretase/ enukleasi:Lesi kulit dibersihkan dengan alcohol 70%Bila perlu diberi anestesi krim EMLA 5% dioles pada lesi 1-2 jam

Dengan pinset, lesi moluskum dijepit agar isi keluar, dengan ujung scalpel untuk membuka papul dan mengeluarkan isi papulLuka diberi salep antibiotic

3. Tindakan terapi beku/ nitrogen cair

Ulkus Mole Etiologi: Haemophyllus ducreyi Klinis: terdapat luka multiple,

tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor, sangat nyeri

Penunjang: pewarnaan Gram ditemukan batang Gram negative yang berderet seperti rantai

Terapi:1. Azitromisin 1gr peroral dosis

tunggal2. Ceftriakson 250mg IM dosis

tunggal3. Eritromisin 4x500mg selama

7 hari4. Ciprofloksasin 2x500mg

selama 3 hari

Erisepelas Etiologi: Streptococcus β-

haemoliticus Klinis: lesi berwarna merah

cerah, infiltrat di bagian pinggir, tepi meninggi, edema, vesikel dan bula di atas lesi

Penunjang: Pewarnaan Gram Kultur & resistensi spesimen

lesi Kultur & resistensi darah

(bakteremia) Terapi: (sama dengan Impetigo

Krustosa)

Herpes Zoster Etiologi: penyakit reaktivasi

infeksi laten endogen virus varisela-zoster yang terjadi setelah infeksi primer

Klinis: Gejala prodromal: demam,

pusing, malaise, nyeri otot-tulang, gatal, pegal. Kelainan di kulit timbul eritema yang segera menjadi vesikel berkelompok. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh, dapat jadi pustule dan krusta. Lokasi unilateral dan sesuai dermatom

Penunjang: Tzank test dengan pewarnaan Giemsa ditemukan sel datia berinti banyak

Terapi:Topikal1. Bedak salisil 2% untuk

mencegah vesikel pecah2. Vesikel pecah dan basah

diberi kompres terbuka3. Jika agak basah atau

berkrusta diberikan antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder

Sistemik1. Asiklovir 5x800mg selama 7

hari2. Valasiklovir 3x1000mg

selama 7 hari3. Analgesik antipiretik

PVC/ Tinea Versikolor Etiologi: infeksi oportunistik kulit

epidermomikosis disebabkan oleh jamur Malassezia sp. (Pityrosporum orbiculare/ P. ovale)

Klinis: kadang timbul rasa gatal terutama bila berkeringat. Kelainan kulit berupa bercak hipopigmentasi, eritem hingga kecoklatan, dengan skuama halus

Penunjang: Lampu Wood: terlihat

fluoresensi berwarna kuning keemasan

KOH 10% mikroskop tampak spora berkelompok dan hifa pendek

Terapi:Topikal1. Sampo selenium sulfide 1,8%

dioleskan di seluruh daerah yang terinfeksi 1x sehari atau 2-3x seminggu

2. Sampo ketokonazol2 2%3. Sampo zinc pyrithioneSistemik1. Ketokonasol 1x200mg

selama 10 hari (obat dihentikan bila pemeriksaan klinis, lampu Wood & pemeriksaan mikologis negatif selang 1 minggu

2. Ketokonasol 2x200mg sekali sebulan (bila kasus kronis dan berulang)

Dermatitis Seboroik Etiologi: Pityrosporum ovale Klinis: kelainan umu berupa

eritema dan papuloskuama, membentuk plakat eritroskuama di tempat predileksi (daerah

Page 5: Rangkuman Kulit

sebore) yaitu wajah,scalp, retroaurikuler, interskapula, aksila, umbilicus, dan genitokrural

Penunjang: - Terapi:

Topikal1. Mengangkat krusta: asam

salisilat 3% dalam olive, kompres dengan olive hangat, kortikosteroid potensi lemah seperti hidrokortison krim atau losio 1-2,5%

2. Sampo selenium sulfide 1-2,5%, imidazol (ketokonazol 2%), zinc pyrithione, benzoil peroksida, asam salisilat, tar.

SistemikJika kasus berat1. Isotretinoin oral 0,05-0,1

mg/kgBB/hari selama 4 minggu

2. (Prednison 20-30mg/hari tap off)

Morbus Hansen Etiologi: Mycobacterium leprae Klinis:

Timbul makula hipopigmentasi atau eritema dengan hipo atau anestesi

Dapat disertai kelemahan otot Pembesaran saraf tepi

Penunjang: Bakterioskopik: kerokan kulit

dengan Ziehl Neelsen Biopsi/ PA Pemeriksaan serologi

Terapi:1. Tipe PB lesi 2-5

Rifampisin 600mg setiap bulan

DDS 100mg/hariLama pengobatan: diberikan sebanyak 6 dosis diselesaikan 6-9 bulan

2. Tipe MB Rifampisin 600mg setiap

bulan DDS 100mg/hari Klofazimin 300mg hari I,

diteruskan 1x50mgDiberikan 12 dosis selama 12-18 bulan

3. Tipe PB lesi tunggal Rifampisin 600mg setiap

bulan Ofloksasin 400mg Minosiklin 100mgDiberikan sebagai dosis tunggal selama 1 bulan

Sifilis/ Ulkus Durum Etiologi: Treponema pallidum Klinis:

Stadium IUlkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapatindurasi, tidak nyeri, tanpa atau disertai pembesaran getah bening regionalStadium IITerdapat lesi kulit yang polimorfi, tidak gatal, lesi di mukosa, tanpa atau disertai pembesaran kelenjar getah bening generalisataStadium II latenTidak didapatkan lesi di genital atau kulit, hanya ditemukan tes serologi sifilis reaktifStadium IIIDidapatkan gumma: suatu lesi infiltrat, lunak, kronis, dan destruktif

Penunjang:Stadium ITes serologis bisa (+) atau (-)Mikroskopis lapangan gelap dan Burry (+) atau (-)Stadium IITSS: RPR (++), VDRL (+), TPHA (+) titer tinggiMikroskopis lapangan gelap dan Burry (+) atau (-)Stadium II LatenTSS (+)

Terapi:Obat pilihanPenisillin G Benzatin injeksi IM dengan interval 1 minggu Stadium I, II, & laten <2tahun:

2,4 juta unit Stadium lanjut/ staium laten

>2tahun dan III: 7,2 juta unit

Obat alternatif: Tetrasiklin 4x500mg/hari Eritromisin 4x500mg/hari Doksisiklin 2x100mg/hariLama pengobatan 30 hari (stadium dini) atau >30 hari (stadium lanjut)

Stevens-Johnson Sindrom Etiologi: merupakan erupsi alergi

obat yang berat Klinis: kelainan kulit berupa

eritema, vesikel, papul, erosi, ekskoriasi, krusta kehitaman, kadang purpura.

Kelainan mata: konjungtivitis kataralis, purulenta, atau dapat menjadi ulkus

Penunjang: biopsi untuk histopatologi, periksa keseimbangan cairan dan elektrolit

Terapi:Nonmedikamentosa1. Hentikan obat yang dicurigai

sebagai alergi2. Atasi keadaan umum, terapi

elektrolit & cairan bila perlu3. Obat antialergi yang paling

amanMedikamentosa1. Deksametason IV 0,15-

0,2mg/kgBB/hari dapat sampai 4-6x5mg/hari, setelah masa kritis diatasi segera turunkan cepat (5mg/hari), setelah membaik bisa diganti peroral berupa prednisone 2x20mg/hari

2. Antibiotik spektrum luas, jarang menimbulkan alergi, bersifat bakterisid: garamisin 2x80mg atau klindamisin 2x600mg IV

3. Diet rendah garam dan tinggi protein

4. Bila kalium turun, berikan KCl 3x500mg/hari

5. Infus bila diperlukan