rangkuman - kadin indonesia · web viewkiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau...

33
RANGKUMAN MUSYAWARAH NASIONAL IV KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI I. PENDAHULUAN Penyelenggaraan rangkaian acara Business Forum dan Musayawarah Nasional direncanakan dengan skenario sebagai berikut : 1. Business Forum mengambil tema yang sama dengan tema Musyawarah Nasional IV Kamar Dagang dan Industri (Munas IV Kadin), yaitu : “Dunia Usaha sebagai Solusi untuk Sekarang dan di Masa Depan” dengan Sub-Tema : “Perluasan Kesempatan Kerja sebagai Fokus”. 2. Business Forum dimaksudkan selain sebagai forum temu muka antara pelaku usaha, pemerintah, perbankan, dan masyarakat luas, juga sebagai forum untuk mendapatkan masukan-masukan bagi pelaksanaaan Munas IV Kadin, khususnya yang menyangkut substansi output dari Munas yang mencakup : a. Keorganisasian, b. Program Kerja, dan c. Pokok-Pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan dan Agenda Aksi Stratejik 2004 – 2008. 3. Dalam Business Forum dibahas topik-topik yang dipandang penting dan yang berkaitan dengan tema Business Forum dan Munas, yaitu : a. Kesiapan Dunia Usaha Indonesia dalam Forum WTO dan AFTA sekaligus Menyongsong AEC 2020. b. Perekonomian Nasional dan Program Kerja Prioritas Pemerintah Pasca IMF. c. Tindak lanjut pertemuan Tripartit KTI dan KBI antara Pemerintah, Perbankan dan Pelaku Usaha sebagai Solusi untuk Meningkatkan Investasi, Ekspor dan Perluasan Lapangan Kerja. d. Paradigma Baru Dunia Usaha Untuk Menciptakan Good Corporate Governance.

Upload: dinhliem

Post on 04-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

RANGKUMANMUSYAWARAH NASIONAL IV

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

I. PENDAHULUAN

Penyelenggaraan rangkaian acara Business Forum dan Musayawarah Nasional direncanakan dengan skenario sebagai berikut :1. Business Forum mengambil tema yang sama dengan tema

Musyawarah Nasional IV Kamar Dagang dan Industri (Munas IV Kadin), yaitu : “Dunia Usaha sebagai Solusi untuk Sekarang dan di Masa Depan” dengan Sub-Tema : “Perluasan Kesempatan Kerja sebagai Fokus”.

2. Business Forum dimaksudkan selain sebagai forum temu muka antara pelaku usaha, pemerintah, perbankan, dan masyarakat luas, juga sebagai forum untuk mendapatkan masukan-masukan bagi pelaksanaaan Munas IV Kadin, khususnya yang menyangkut substansi output dari Munas yang mencakup : a. Keorganisasian,b. Program Kerja, dan c. Pokok-Pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan dan Agenda Aksi

Stratejik 2004 – 2008.3. Dalam Business Forum dibahas topik-topik yang dipandang penting

dan yang berkaitan dengan tema Business Forum dan Munas, yaitu :a. Kesiapan Dunia Usaha Indonesia dalam Forum WTO dan AFTA

sekaligus Menyongsong AEC 2020.b. Perekonomian Nasional dan Program Kerja Prioritas Pemerintah

Pasca IMF.c. Tindak lanjut pertemuan Tripartit KTI dan KBI antara Pemerintah,

Perbankan dan Pelaku Usaha sebagai Solusi untuk Meningkatkan Investasi, Ekspor dan Perluasan Lapangan Kerja.

d. Paradigma Baru Dunia Usaha Untuk Menciptakan Good Corporate Governance.

4. Selain dari hasil-hasil Business Forum, dalam sidang-sidang Komisinya Munas IV Kadin juga memperhatikan bahan-bahan :a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin yang

ditetapkan dengan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2004 pada tanggal 18 Februari 2004.

b. Konsep Restrukturisasi dan Revitalisasi Kadinc. Pandangan Kadin Indonesia 10 Tahun Kedepan, yang disampaikan

oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Periode 1999 – 2004 pada waktu menyampaikan Laporan dan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kadin Indonesia Periode 1999 – 2004.

d. Sambutan-Sambutan dan bahah-bahan yang disampaikan dalam Munas IV Kadin.

Page 2: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

II. MUSYAWARAH NASIONAL IV KADIN

A. Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia dalam Acara Pembukaan Munas IV Kadin

1. Saat ini perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan yang butuh berbagai kreatifitas untuk mengatasinya. Salah satu tantangan adalah bertambahnya tenaga kerja Indonesia sebesar 2 juta orang per tahun. Jika dunia usaha tidak mampu menyerap tenaga kerja baru tersebut maka jumlah pengangguran akan terus bertambah yang saat ini berjumlah 10 juta jiwa, dan jika ditambah dengan pengangguran terselubung maka jumlahnya mencapai 40 juta jiwa. Untuk itu maka merupakan tugas kita semua, dan dunia usaha sebagai ujung tombak, untuk mengembangkan perekonomian agar peluang kerja semakin terbuka.

2. Dalam bidang perbankan, jika fungsi intermediasi berjalan baik maka kebangkitan dunia usaha dan pembukaan lapangan kerja baru akan lebih cepat pula. Jika dunia perbankan dapat menyalurkan kredit lebih banyak lagi kepada sektor riil maka perekonomian akan berkembang lebih cepat. Saat ini dana masyarakat di perbankan mencapai lebih dari Rp. 800 triliun, namun yang baru disalurkan sebagai kredit usaha oleh perbankan baru mencapai Rp. 450 triliun, jauh di bawah tingkat loan-to-deposit ratio di jaman krisis. Untuk itu maka upaya untuk mengembalikan peran perbankan sebagai lembaga intermediasi yang optimal merupakan salah satu agenda penting dari pemerintah dan Bank Indonesia.

B. Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesiapada Acara Pembukaan Munas IV Kadin

1. Wakil Presiden Republik Indonesia mengakui bahwa dunia usaha merupakan solusi pembangunan bangsa di masa sekarang dan yang akan datang. Dunia usaha adalah pilar ekonomi negara. Beliau mengatakan bahwa sebelum krisis ekonomi tahun 1997, kita pernah juga mengalami krisis yaitu pada tahun 1980-an. Pada saat itu dengan berbagai kebijakan dan deregulasi maka kita mampu mengatasi krisis dan sekaligus menciptakan laju pertumbuhan yang tinggi. Namun berbeda dengan negara lain yang hanya mengalami krisis ekonomi dan keuangan, pada krisis ekonomi tahun 1997 kita sulit mengatasinya, bahkan akhirnya melahirkan krisis multi dimensi yaitu krisis kepribadian, moral dan disiplin. Krisis seperti ini lebih berat untuk recovery-nya. Tanpa

Page 3: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

mengetahui dan mendalami penyebabnya maka kita akan sulit keluar dari krisis ini. Untuk itu kita harus menciptakan kebijakan yang konseptual dan komprehensif bukan bersifat parsial dan tambal sulam.

2. Dalam 3 tahun terakhir secara bertahap telah terlihat perbaikan terhadap pemulihan ekonomi nasional seperti yang ditunjukkan dengan indikator di bidang makro ekonomi. Namun hal ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Beliau sependapat bahwa sektor perbankan dan sektor riil harus lebih ekspansif karena kalau tidak maka stabilitas makro ekonomi tidak akan ada artinya.

3. Wakil Presiden dalam Sambutan Kuncinya melihat ada sedikitnya lima masalah yang mengakibatkan terjadinya krisis multi dimensi. Pertama, karena kita belum mampu memberikan nilai ekonomis

dalam pengelolaan sumber daya nasional, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Kedua, kita tidak cermat dan hati-hati dalam melakukan pinjaman luar negeri di masa lalu sehingga menjadi beban saat ini. Jumlah pinjaman luar negeri hanya 25% yang berbentuk uang sementara sisanya berbentuk barang dan jasa namun harus dikembalikan dalam bentuk uang. Saat ini kita tetap wajib melakukan pembayaran utang dan bunga tepat pada waktunya, tak peduli pada tingkat pertumbuhan ekonomi. Tahun lalu kita harus membayar sebesar 40 triliun sementara tahun ini sebesar 80 triliun. Untuk itu kita terpaksa melakukan divestasi, penjualan aset dan mengeluarkan obligasi agar kita tetap dapat menciptakan laju pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, pembangunan dunia usaha pada masa lalu mengabaikan sektor UKM dan koperasi. Hal ini terlihat dari perolehan penerimaan dalam PDB, UKM dan Koperasi yang berjumlah 95% hanya menyumbangkan 44% dalam PDB sementara dunia usaha yang besar yang hanya berjumlah 5% menyumbangkan 56%. Trickle down effect yang diharapkan tidak pernah terjadi.

Keempat, kegiatan dunia usaha di masa lalu hanya terfokus di wilayah Indonesia bagian Barat, terutama Jabotabek, sementara wilayah Timur Indonesia sangat kurang. Jumlah kredit sebagian besar hanya beredar di daerah Barat. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab munculnya masalah struktural di Indonesia.

Kelima, pembangunan dimasa lalu mengabaikan demokrasi dan HAM sehingga sekarang mengakibatkan reformasi yang over-dosis. Hal ini pada akhirnya juga menjadi pemicu dan penyebab krisis kepribadian bangsa, termasuk krisis moral dan disiplin.

Page 4: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

C. Penyampaian Pandangan Kadin Sepuluh Tahun Kedepan (2005-2015) oleh Aburizal Bakrie, Ketua Umum Kadin Indonesia Periode

1999 – 2004

1. Aburizal Bakrie mengharapkan kinerja Kadin di masa depan harus dikembangkan dengan suatu darah baru, semangat baru. Untuk itu perlu satu sosok Kadin yang kokoh yang tidak bisa ditembus siapapun walaupun ada usaha-usaha untuk memecahbelahnya. Jika dunia usaha tidak bergerak, maka lapangan kerja berkurang, pajak berkurang, pemerintah tidak memiliki dana untuk membangun sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur yang modern.

2. Saat ini Indonesia sedang berada di persimpangan jalan dan krisis sejak tahun 1997 belum dapat dihilangkan. Kita masih berjalan tertatih-tatih, sementara Malaysia dan Thailand telah bergerak dengan cepat. Beliau menggambarkan bahwa kita pernah selama 2 dekade yakni 1970-an hingga 1996 mengalami tingkat pertumbuhan 6-7 persen dan kemiskinan absolut berkurang dari 55 juta menjadi 22 juta jiwa. Artinya 33 juta penduduk terangkat dari jurang kemiskinan. Pada saat yang sama, dunia industri dan jasa semakin tumbuh dan modern dengan kemampuan ekspor yang dapat diandalkan. Dunia pertanian berkembang (meskipun proporsi kontribusinya terhadap PDB semakin berkurang) menjadi produktif dengan mencapai target swasembada pangan.

3. Pada saat itu Indonesia dipandang sebagai salah satu model keberhasilan dari negara-negara sedang berkembang, salah satu East Asian Economic miracle. Negara kita dimasukkan dalam kategori naga-naga kecil yang diyakini mampu mengikuti kisah sukses Jepang, Hongkong, dan Korsel dalam melakukan transformasi ekonomi, dari ekonomi terbelakang menjadi ekonomi maju hanya dalam 2 generasi.

4. Kaum pengusaha kita pun mengalami kisah sukses semacam itu. Bahkan dapat dikatakan semenjak pertengahan tahun 1980-an, terutama era deregulasi ekonomi, kaum pengusaha telah menggantikan peran pemerintah sebagai dinamo ekonomi. Saat itu pencapaian Indonesia melebihi berbagai negara berkembang lainnya. Mimpi dan cita-cita founding fathers akan negara yang makmur dan sejahtera terlihat dapat dicapai. Namun datangnya badai finansial 1997 menyebabkan semua kisah sukses seolah lenyap ditelan angin. PDB anjlok, utang pemerintah dan swasta melonjak, investasi asing menurun drastis. Krisis finansial di Indonesia dianggap yang paling parah di antara negara-negara lain dengan penyesuaian yang lamban dan penuh kebimbangan. Hal ini terlihat pada cara pemerintah yang lamban dan bimbang dalam membuat kebijakan ekonomi. Bahkan dunia usaha dituding sebagai salah satu penyebab proses pemulihan Indonesia yang lamban itu.

Page 5: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

5. Selanjutnya Ketua Umum Kadin menyampaikan bahwa jika tingkat pertumbuhan ekonomi 7 persen dapat dicapai maka PDB kita pada 2014 bisa mencapai 4500 triliun rupiah dari 2000 triliun rupiah saat ini. Namun dengan tingkat pertumbuhan 3-4 persen saat ini maka pada saat yang sama PDB kita hanya akan bertambah 2.500 triliun. Kiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

6. Krisis dan tantangan hendaknya menjadi pelajaran untuk maju kembali dan pemacu untuk dapat berbuat lebih banyak lagi. Hendaknya harus dibuktikan bahwa pengusaha Indonesia tidak mudah menyerah. Semua pihak harus menyadari tugas besar itu dan bertindak sebagaimana mestinya. Kadin hendaknya dapat menjadi partner pemerintah yang setara, kritis, bahkan terhadap otoritas pemerintah atau bank sentral supaya Indonesia cepat keluar dari krisis. Kita harus mencontoh Malaysia dan Thailand yang mampu bertindak decisive dan tidak bimbang yang membuat kedua negara tersebut lebih cepat keluar dari krisis. Tindakan ini harus diambil pemerintah Indonesia di masa depan. Pemerintah harus menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari permasalahan. Kadin bertekad menjadi bagian dari solusi melalui program-programnya serta akan memberikan kritik dan saran yang membangun.

7. Beliau juga mengakui terdapat ketidakpuasan dari Kadin-kadin daerah yaitu antara lain masih banyaknya pengusaha yang tidak mendapatkan kredit, masalah jaminanan dan juga banyaknya ide mati, seolah-olah tanpa dana maka perusahaan tidak dapat berkembang. Padahal ide adalah hal sangat penting. Jika ide tersebut bagus maka dana pasti akan mengalir. Banyak proposal, semacam white paper, yang dibuat oleh Kadin dan diajukan kepada pemerintah namun tidak mendapat tanggapan, salah satunya adalah reformasi perpajakan. White paper ini telah diserahkan kepada Pemerintah Januari lalu namun hingga kini masih belum disampaikan ke parlemen. Situasi menunggu semacam ini harus didobrak sehingga keputusan diharapkan akan menjadi cepat dan tepat.

8. Tanda-tanda pertumbuhan pesat perekonomian dunia makin terlihat. Diproyeksikan perekonomian AS akan tumbuh sekitar 4 persen, yang selama ini hanya 2 persen. Jepang kini mulai bangkit kembali, demikian juga Eropa. Artinya bagi Indonesia pasar semakin besar sehingga jumlah uang yang akan tertarik ke Indonesia diharapkan akan semakin besar pula. Gejala-gejala ini akan semakin membuka peluang. Teknologi juga berkembang pesat, arus perputaran barang dan jasa intensif, perputaran modal lebih cepat lagi. Tidak ada lagi batasan antar negara untuk pergerakan modal. Inilah yang dinamakan proses globalisasi.

Page 6: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

Pemerintah dan kaum pengusaha harus melihat proses ini sebagai peluang, bukan ancaman. Kita harus mempersiapkan diri dan mengambil peluang ini, jangan bimbang dan ragu. Sistem Indonesia harus semakin terbuka dan kompetitif.

9. Keterbukaan dan perdagangan sebenarnya rahmat bagi Indonesia, seperti halnya pada masa lalu para pedagang datang dari segala penjuru dunia ke Indonesia. Keterbukaan sudah ada di darah kita sehingga hendaknya menjadi bagian dari kekuatan dan sumber inspirasi kita sehingga bisa bersaing.

10.Demikianlah tantangan yang harus kita hadapi. Apakah kita mampu dan punya kekuatan? Mampukah kita merubah paradigma institusi? Untuk itu merupakan tugas Kadin dan Kadinda untuk berperan aktif untuk merealisasikan cita-cita mulia itu.

D. Hasil-Hasil Munas IV Kadin

Materi-materi bahasan dalam Munas IV Kadin dibahas dalam sidang-sidang Komisi sebagai berikut :1. Komisi Pertanggungjawaban Pengurus (termasuk

Keuangan/Perbendaharaan) dan Rencana Kerja 2004 – 2009.2. Komisi Organisasi.3. Komisi Pokok-pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan.

1. Hasil Sidang Komisi Pertanggungjawaban Pengurus (termasuk Keuangan/Perbendaharaan) dan Rencana Kerja 2004 - 2009

Komisi APertanggungjawaban Pengurus dan Rencana Kerja

Kadin 2004 - 2008

a. Latar Belakang

1) Perekonomian Indonesia selama tahun 2003 menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang relatif sama dengan pertumbuhan di tahun 2000 – 2002, sebesar sekitar 4 persen per tahun. Inflasi rata-rata terkendali di sekitar 9 persen setahun, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap dollar stabil di tingkat Rp. 8300,- per dollar Amerika; suku bunga SBI cenderung turun, pada minggu pertama bulan Oktober 2003 mencapai 8,56 persen; dan Indeks Harga Sahan Gabungan (IHSG) telah menembus angka 610.

2) Angka pengangguran menunjukkan pengangguran terbuka sekitar 10% dari total angkatan kerja atau 5 juta jiwa lebih,

Page 7: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

dan jumlah yang setengah menganggur sekitar 34 juta jiwa, sementara angkatan kerja bertambah 2 juta jiwa lebih per tahun.

3) Pertumbuhan ekonomi, yang digerakkan terutama oleh konsumsi dalam negeri, sebesar 4 persen per tahun hanya cukup untuk menyerap tenaga kerja sekitar 1,6 juta orang. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila angka pengangguran masih tinggi dan bahkan cenderung meningkat dengan tidak cukup tersedianya lapangan pekerjaan.

4) Dengan pola pertumbuhan ekonomi seperti sekarang ini, ekspor produk industri manufaktur Indonesia tumbuh relatif normal sebesar 4,5 persen, sedangkan pertumbuhan sektor pertanian relatif rendah pada tingkat 2,2 persen per tahun.

5) Sementara itu, Rencana Anggaran dan Pendapatan Negara tahun 2004 (RAPBN 2004) memakai asumsi bahwa pertumbuhan PDB akan sebesar 4,5 persen per tahun, inflasi sebesar 7 persen setahun, suku bunga SBI 9 persen per 3 bulan, dan nilai tukar Rupiah antara Rp. 8200,- - Rp. 9200,- per dolar Amerika.

6) Dengan disepakatinya Bali Concorde II pada KTT ASEAN yang lalu, ASEAN akan membentuk ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Security Community (ASC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC). Dengan demikian, ASEAN akan menuju pada satu Pasar ASEAN, seperti halnya dengan Uni Eropa. Dengan membentuk suatu masyarakat ekonomi ASEAN, skema CEPT dalam rangka AFTA semakin diperluas, karena yang terbentuk tidak hanya sekedar Area Pasar bebas (Free Trade Area).

7) Acara Munas IV Kadin mengambil tema “Dunia Usaha Sebagai Solusi Sekarang dan di Masa Depan,” yang menandai tekad dunia usaha untuk mempercepat pemulihan krisis yang masih berlangsung dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi nasional paling tidak ketingkat pertumbuhan sebelum krisis. Suatu acara Business Forum untuk mengawali acara Munas IV Kadin tersebut diselenggarakan dengan maksud antara lain sebagai forum diskusi untuk menghasilkan masukan-masukan bagi pokok-pokok pikiran Kadin kedepan yang mendasari penyusunan Program Kerja Umum Kadin 2004 – 2008, terutama dalam empat bidang permasalahan, yaitu :a) Liberalisasi perdaganganb) Program prioritas pemerintah pasca IMFc) Kerjasama Tripartite Pemerintah – Pelaku Usaha –

Perbankand) Good Corporate Governance.

b. Pendekatan

Page 8: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

Program Kerja Umum Kadin 2004 –2008 mencakup kegiatan utama sebagai berikut :

1) Kegiatan Eksternal Organisasi :a) Kegiatan yang bersifat lintas sektoral untuk

pengembangan dunia usaha dan iklim usaha b) Kegiatan pelayanan anggota c) Peningkatan hubungan kemitraan dengan pemerintah d) Hubungan luar negeri e) Penggalakan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan.

2) Kegiatan Internal Organisasi :a) Kegiatan peningkatan Keuangan Organisasib) Kegiatan yang terkait dengan Proses Internal Organisasic) Kegiatan terkait dengan Pembelajaran dan Pertumbuhan

3) Dalam menyusun Program Kerja Umum tersebut, materi dan hasil diskusi dalam Business Forum yang mencakup empat aspek berikut ini dijadikan acuan :a) Liberalisasi perdaganganb) Program prioritas pemerintah pasca IMFc) Kerjasama Tripartite Pemerintah – Pelaku Usaha –

Perbankand) Good Corporate Governance.

Dengan demikian, Program Kerja Umum Kadin 2004 – 2008, terutama untuk kegiatan eksternal organisasi, akan mencakup keempat aspek permasalahan tersebut di atas.

c. Sasaran Umum

Program Umum Kadin 2004 – 2008 dilaksanakan untuk mencapai sasaran umum sebagai berikut :1) Meningkatnya peran Kadin dalam mengembangkan

perekonomian Indonesia, ditandai dengan meningkatnya kegiatan usaha para anggota Kadin dan dunia usaha nasional, baik di dalam maupun di luar negeri, yang memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.

2) Meningkatnya peran Kadin sebagai mitra pemerintah dalam menciptakan iklim berusaha dan berinvestasi yang kondusif, ditandai dengan meningkatnya investasi, produksi dan perdagangan.

3) Meningkatnya tingkat pelayanan kepada anggota Kadin, yang ditandai dengan meningkatnya tingkat kepuasan para anggtoa Kadin dan bertambahnya jumlah anggota Kadin.

4) Meningkatnya efektifitas dan profesionalitas manajemen Kadin, yang ditandai oleh Struktur organisasi Kadin yang

Page 9: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

efektif dan efisien, Sekretariat yang kuat dan profesional serta kemandirian keuangan organisasi yang meningkat.

5) Meningkatnya kesadaran tanggung jawab sosial perusahaan, yang ditandai oleh meingkatnya pelaksanaan kontribusi perusahaan terhadap kesejahteraan sosial masyarakat sekitar dan perlindungan lingkungan hidup.

d. Program Kerja Umum

Program Kerja Umum Kadin 2004 – 2008 berisi Program Kerja Eksternal Organisasi, yang mempunyai ruang lingkup lintas sektor dan bertujuan untuk memajukan dan meningkatkan daya saing dunia usaha Indonesia, serta Program Kerja Internal Organisasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme organisasi, termasuk Sekretariat Kadin Indonesia. Garis besar Program Kerja Umum Kadin adalah sebagai berikut :

1) Pengembangan Dunia Usaha dan Iklim Usaha (Lintas Sektoral)Hasil yang Diharapkan :Terciptanya iklim berusaha yang kondusif dan dunia usaha dan yang maju dan berdaya saing tinggi; yang ditandai oleh meningkatnya kegiatan usaha para anggota Kadin dan dunia usaha nasional, baik di dalam maupun di luar negeri, yang memberikan kontribusi yang meningkat pada perekonomian nasional sesuai dengan Undang-undang nomor 1 Tahun 1987 dan segera mendesak untuk melengkapi dengan Peraturan Pemerintah.

Kegiatan :a) Kebijaksanaan Pengembangan Industri (Lintas Sektoral)

(1) Melakukan kajian pengembangan industri nasional (oleh LP3E Kadin Indonesia)

(2) Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyusun kebijakan pengembangan industri nasional, terutama UKMk dan PKL.

b) Investasi/Permodalan(1) Pelaksanaan Pertemuan Tripartit Pemerintah –

Pelaku Usaha – Perbankan(2) Mengupayakan tumbuhnya lembaga keuangan

termasuk factory, permodalan, penjaminan kredit, dan penjaminan ekspor di daearah

(3) Mensosialisasikan skema pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan mengaktifkan kembali skema yang pernah ada dan dipandang masih efektif

Page 10: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

(4) Bersama-sama dengan pemerintah meningkatkan citra Indonesia sebagai negara dengan potensi besar untuk investasi, dengan memanfaatkan lembaga-lembaga dan kerjasama internasional yang terkait (ICC, ASEAN CCI, CACCI, AIDA, IMT-GT, BIMP-EAGA, PBEC, G-77, G-15, dan sebagainya)

(5) Promosi peluang investasi di Indonesia, baik di luar maupun di dalam negeri

(6) Memberikan masukan kepada pemerintah dalam menyederhanakan perizinan dan penjaminan kepastian hukum

(7) Pengembangan dan Penerapan teknologi(8) Meningkatkan kandungan teknologi pada industri

nasional, terutama pada UKMK dan PKL, bekerjasama dengan Lembaga-Lembaga Penelitian dan universitas

(9) Meningkatkan kemampuan manajemen UKM(10) Mendorong tumbuhnya kerjasama pengembangan

dan penerapan teknologi antara industri, Lembaga Penelitian dan universitas, dan antar industri, di dalam dan di luar negeri.

c) Memberikan masukan kepada pemerintah dalam penyusunan peraturan perundang-undangan yang kondusif bagi pengembangan industri dan investasi(1) Penyusunan kebijakan ekonomi Pasca IMF(2) Pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan

Program Kerja Prioritas Pasca IMF(3) Penyusunan kebijaksanaan terkait dengan WTO,

AFTA, ASEAN Economic Community 2020(4) Penyusunan Undang-Undang yang terkait dengan

industri, perdagangan dan investasi(5) Kebijaksanaan Keuangan (Fiskal dan Moneter)(6) Kebijaksanaan Perpajakan.

d) Perdagangan/industri Jasa MICE(1) Memberikan masukan kepada pemerintah

berkaitan dengan pelaksanaan forum WTO, AFTA, dan ASEAN Economic Community 2020

(2) Pembentukan Indonesian House di Luar Negeri dan tempat-tempat strategis lainnya.

(3) Fasilitasi peningkatan kerjasama perdagangan luar negeri.

(4) Melakukan upaya-upaya yang maksimal untuk memajukan industri pariwisata yang merupakan penghasil devisa nomor 2 secara umum yang meliputi : meeting – incentive – convention and exhibition.

e) Peningkatan Kemampuan SDM Dunia Usaha

Page 11: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

(1) Pendidikan dan Pelatihan tenaga terampil.(2) Aktif terlibat dalam Badan Nasional Sertifikasi

Profesi (BNSP) dan mengedepankan fungsi Kadin selaku pengguna tenaga kerja.

(3) Memfasilitasi pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi di Asosiasi bekerjasama dengan lembaga pendidikan, sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan Nasional dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.

f) Penyediaan Informasi(1) Pembangunan sinergi Sistem Informasi Manajemen.(2) Penerbitan Direktori Kadin.(3) Penerbitan Majalah Kadin.(4) Pembangunan Pusat Informasi Bisnis di Sekretariat

Kadin Indonesia.g) Mendorong Penerapan Good Corporate Governance di

industri

2) Pelayanan Anggota Hasil yang Diharapkan :Meningkatnya tingkat pelayanan kepada anggota Kadin, yang ditandai dengan meningkatnya tingkat kepuasan para anggtoa Kadin dan bertambahnya jumlah anggota Kadin. Kegiatana) Anggota Biasa

(1) Layanan data, informasi dan komunikasi(2) Penerbitan (Newsletter/Buletin/Majalah)(3) Konsultasi bisnis dan manajemen(4) Pengembangan bisnis (5) Pendidikan dan Pelatihan (6) Penyelenggaraan Misi dagang, Pameran.

b) Asosiasi dan Himpunan (Anggota Luar Biasa)Pemberdayaan Asosiasi/Himpunan.

c) Penyelenggaraan Lokakarya Kesekretariatan Kadin setiap tahun untuk meningkatkan profesionalisme Sekretariat Kadin; meningkatkan efektifitas, efisiensi serta kinerja pelaksanaan tugas dan pengelolaan Sekretariat.

d) Pembentukan Chamber Development Center di Sekretariat Kadin Indonesia untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan kinerja Kadin dan Kadinda.

e) Melanjutkan perjuangan untuk penetapan Peraturan Pemerintah bagi UU No. 1 Tahun 1987 tentang Kadin,

Page 12: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

khususnya yang mengandung ketentuan mengenai asosiasi sektoral, pemberian tugas-tugas oleh pemerintah, dan pendataan/pencatatan/ pendaftaran perusahaan.

f) Melanjutkan kegiatan advokasi penyempurnaan UU Wajib Daftar Perusahaan bekerjasama dengan Departemen Perindustrian dan Perdagangan.

g) Peningkatan efektifitas dan intensitas upaya advoksi dan repesentasi anggota Kadin dengan pemerintah dan DPR, dalam upaya peningkatan daya saing industri dan peningkatan perdagangan dan investasi.

h) Melakukan kerjasama dengan Kadin negara lain, antara lain dengan DIHK (Asosiasi Kadin Jerman), European Chamber, US International Chamber, dan lain sebagainya dalam rangka meningkatkan kinerja Kadin

3) Kemitraan dengan PemerintahHasil yang Diharapkan :Meningkatnya peran Kadin sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan ekonomi, yang ditandai oleh diikutsertakannya Kadin dalam penyusunan kebijaksanaan pemerintah, penerbitan peraturan perundang-undangan, dan pelimpahan tugas-tugas pemerintah.

Kegiatana) Pelaksanaan Pertemuan Tripartit Pemerintah – Pelaku

Usaha – Perbankan dan tindak lanjut kesepakatan yang telah dicapai, dengan memberdayakan Kadinda.

b) Peningkatan peran Kadin Indonesia sebagai mitra Pemerintah.

c) Melakukan tugas-tugas yang dilimpahkan pemerintah.d) Melanjutkan kerjasama dengan Kantor Menteri

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam Poverty Reduction Strategy dan Komite Penanggulangan Kemiskinan.

4) Hubungan Luar NegeriHasil yang Diharapkan :Meningkatnya hubungan ekonomi dengan negara-negara lain, yang ditandai oleh meningkatnya kerjasama industri dan perdagangan internasional.

Kegiatan :a) Pembenahan/Regionalisasi Komite Bilateral dan

Multilateral Kadin Indonesia, guna pengefektifan

Page 13: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

pengelolaan kerjasama ekonomi pengusaha Indonesai dengan partner asing.

b) Pembentukan dan peningkatan efektifitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan Business Council.

c) Menyelenggarakan Misi Dagang dan Pameran di luar negeri, serta menerima kunjungan delegasi dan misi dagang internasional ke Indonesia.

d) Melaksankan Promosi Investasi. e) Aktif berpartisipasi dalam kegiatan Kamar Dagang dan

Industri regional dan internasional (ASEAN CCI, CACCI, ICCI) dan membina kerjasama bilateral dengan Kadin negara-negara asing.

5) Mendorong Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial PerusahaanHasil yang Diharapkan :Meningkatnya implementasi tanggung jawab sosial (Corporate Social Resposibility) dari perusahaan yang beroperasi di Indonesia.

Kegiatan :a) Program pengembangan komunitas (community

development) dan pemberdayaan masyarakat sekitar perusahaan.

b) Program pelestarian lingkungan hidup. c) Forum Bipartit/Tripartit.

6) Keuangan Internal OrganisasiHasil yang Diharapkan :Kemandirian keuangan organisasi yang mencukupi kebutuhan biaya operasional rutin, pelaksanaan kegiatan-kegiatan pelayanan anggota, kegiatan internasional dan kegiatan-kegiatan Kadin lainnya.

Kegiatan :a) Peningkatan keuangan organisasi melalui kegiatan

Income Generating . b) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan.

7) Proses Internal OrganisasiHasil yang Diharapkan :Struktur organisasi dan manajemen baru Kadin yang lebih efisien dan efektif mampu memberikan layanan informasi

Page 14: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

dan komunikasi, advokasi/konsultasi, fasilitasi pemecahan masalah lintas sektoral, lintas wilayah, lintas regional/internasional bagi dunia usaha dan stakeholder Kadin; didukung dengan Standard Operating Procedure, sumber daya manusia dan infrsastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi yang handal.Kegiatan :a) Perkuatan Organisasi Kadin

(1) Melanjutkan kegiatan restrukturisasi Kadin, yang dapat meningkatkan perkuatan organisasi dan manajemen Kadin, sehingga berkemampuan optimal secara sektoral, spasial dan regional/internasional.

(2) Melanjutkan kegiatan revitalisasi Sekretariat Kadin Indonesia, yang mampu secara profesional menjalankan seluruh fungsi dan tugas layanan dan fasilitasi bagi dunia usaha, serta melaksanakan kebijaksanaan dari Dewan Pengurus.

(3) Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Kadin Indonesia.

(4) Peningkatan Manajemen (penerapan ISO, Balanced Score Card).

(5) Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Sekretariat Kadin.

(6) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan internal dan eksternal organisasi.

b) Optimalisasi peran serta Asosiasi/Himpunan dan Kadinda.

c) Revitalisasi fungsi dan kelembagaan(1) Fungsi Kadin Indonesia sebagai mitra Pemerintah.(2) Fungsi Kadin sebagai penggerak ekonomi nasional

dan daerah (Lintas Sektoral).

8) Pembelajaran dan PertumbuhanHasil yang Diharapkan :Meningkatnya profesionalisme Sumber Daya Manusia Sekretariat Kadin.Kegiatan :a. Pengembangan pengetahuan substansial dan teknis di

bidang industri, perdagangan dan investasi dari sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Kadin dengan pendidikan dan pelatihan.

b) Pelatihan ketrampilan dan kemampuan dalam penerapan manajemen mutu dari SDM Sekretariat Kadin.

Page 15: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

c) Penyusunan dan penerapan Kode Etik Kadin.

1. Hasil Sidang Komisi Organisasi

Komisi BOrganisasi

Sidang Komisi Organisasi menilai bahwa Rancangan Revitalisasi, Restrukturisasi dan Sistem Manajemen Modern Kadin merupakan suatu kerangka dasar sistem pengelolaan organisasi yang rasional dan efektif.

Dalam pembahasan, Sidang Komisi Organisasi telah menyepakati solusi berbagai masalah dasar keorganisasian Kadin. Sidang Komisi Organisasi telah menyepakati berberapa tambahan penyempurnaan terhadap rancangan tersebut. Selengkapnya Sidang Komisi Organisasi menetapkan pokok-pokok sebagai berikut :

a. Pedoman Pelaksanaan Aturan PeralihanDengan berlakunya AD-ART hasil Munassus Kadin 2003 setelah disetujui dengan Keppres Nomor 14 Tahun 2004, Dewan Pengurus Kadin Indonesia terpilih harus segera mengeluarkan peraturan organisasi sebagai pedoman teknis mengenai Ketentuan Peralihan dan Penyesuaian Struktur Organisasi Kadin Provinsi, Kadin Kabupaten/Kota yang telah terbentuk sebelum AD-ART hasil Munasus Kadin 2003 berlaku.

b. Struktur Dewan PengurusStruktur Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2004-2008 adalah sebagaimana bagan terlampir, diusulkan untuk menjadi acuan bagi Formatur dalam menyusun kepengurusan Kadin Indonesia periode 2004 – 2008.

c. Perkuatan Sekretariat Optimalisasi pelaksanaan fungsi, tugas dan kegiatan Kadin sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 dan AD-ART Kadin memerlukan dukungan sekretariat yang berperan efektif. Karena itu perkuatan lembaga sekretariat perlu segera dilakukan, terutama mengenai :1) Perlu segera diangkat direktur eksekutif definitif yang

diseleksi melalui proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test);

2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM);

Page 16: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

3) Pengorganisasian sekretariat, yakni yang berkaitan dengan :a) Departementasi yang efektif memenuhi kebutuhan

stakeholders Kadin;b) Pembagian dan tanggung jawab dan wewenang c) Uraian tugas yang jelas;d) Pengembangan sistem pelaporan dan pengawasan.

4) Peraturan kerja 5) Penilaian atas kinerja setiap karyawan (audit SDM)6) Pelaksanaan rotasi jabatan sekaligus sebagai

pengembangan karier7) Penataan dan pengembangan manajemen kinerja, melalui

penerapan :a) sistem imbal jasa yang tepatb) sistem insentif (reward and punishment)c) pelaksanaan penilaian kerja (performance appraisal).

8) Pemanfaatan teknologi informasi.

d. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987Sidang Komisi Organisasi menilai bahwa penyebab kelemahan jajaran Kadin melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 terutama bersumber dari belum adanya suatu peraturan pelaksanaan undang-undang tersebut yang efektif dan mengikat pada tingkatan Peraturan Pemerintah (PP).Dewan Pengurus periode 2004-2008 harus intensif berupaya adanya PP tersebut, terutama harus terlebih dulu menyusun rancangan PP dan melakukan pendekatan pada pemerintah untuk menetapkannya segera.

e. Keppres 80 Tahun 2003Sidang Komisi Organisasi menilai bahwa selama berlakunya sistem sertifikasi perusahaan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2000 tentang pengadaan barang/jasa instansi pemerintah, eksistensi organisasi Kadin cukup kuat.Sidang mengakui adanya kelemahan dalam proses pelaksanaan sistem sertifikasi tersebut. Tapi kelemahan tersebut tak perlu menyebabkan Keppres 18/2000 diganti dengan Keppres 80/2003 yang akan melemahkan eksistensi Kadin beserta asosiasi-asosiasi. Keppres 80/2003 juga dipandang terlalu liberal yang akan menyebabkan perusahaan-perusahaan nasional akan terjepit menghadapi persaingan yang kuat dari pihak luar negeri. Saat ini, masih diperlukan adanya rambu-rambu yang memberdayakan perusahaan nasional.

Page 17: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

Munas IV Kadin mengamanatkan kepada Dewan Pengurus terpilih untuk segera menyusun rancangan amandemen sekaligus melakukan pendekatan kepada pemerintah agar mengamandemen Keppres 80/2003. Sementara proses rancangan amandemen berlangsung, Dewan Pengurus terpilih harus mendesak pemerintah untuk menangguhkan pemberlakuan Keppres 80/2003 sampai terbit Keppres baru penggantinya, yang mengacu kepada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1987.

f. KemitraanSidang Komisi menilai, dewasa ini posisi Kadin pada setiap tingkatan organisasi lemah. Umumnya di daerah, Kadin belum dianggap sebagai mitra pembangunan oleh pemerintah daerah, walaupun di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur, posisi Kadin sebagai mitra pembangunan cukup baik.Munas IV Kadin mengamanatkan kepada Dewan Pengurus terpilih agar sungguh-sungguh berupaya agar posisi Kadin sebagai mitra pemerintah dalam bidang ekonomi dapat berlaku di setiap tingkatan organisasi dan pemerintahan.

g. Badan ArbitraseSidang Komisi menilai, pertumbuhan kegiatan usaha yang semakin cepat dan luas juga diiringi semakin banyak terjadinya perselisihan bisnis (business contract disputes). Penyelesaian perselisihan bisnis melalui arbitrase lebih menguntungkan pihak-pihak berselisih daripada melalui proses pengadilan niaga. Di banyak daerah, badan arbitrase belum ada. Karena itu, Dewan Pengurus terpilih perlu memberikan pedoman dan memfasilitasi bagi pembentukan Badan Arbitrase (BANI) daerah.

Di samping itu komisi B merekomendasikan kepada Formatur agar mantan Ketua Umum Kadin Indonesia periode 1999 – 2004 ditetapkan menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia periode 2004 – 2008.

3. Hasil Sidang Komisi Pokok-Pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan

Komisi CPokok-Pokok Pikiran

Kamar Dagang dan Industri Indonesia Kedepandan Agenda Aksi Stratejik 2004 - 2008

Page 18: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

Sudah enam tahun berlalu sejak Krisis Keuangan Asia 1997 dan lima tahun sejak pergantian pemerintah yang dipelopori oleh koalisi besar untuk reformasi. Dalam masa itu Indonesia menyaksikan peralihan yang luar biasa besar, terutama : a. Kebangkitan relatif masyarakat kewargaan (civil society)

dibanding masyarakat politik dan dunia usaha; demokratisasi politik dalam arti pembagian kekuasaan sesama pemerintah eksekutif, perwakilan rakyat dan badan peradilan.

b. Desentralisasi politik yang berintikan pelimpahan kekuasaan negara dalam banyak bidang ke pemerintah daerah.

c. Prakarsa-prakarsa pengatasan krisis yang diikuti oleh perubahan besar-besaran dalam pemilikan perusahaan-perusahaan besar Indonesia, termasuk perubahan ke pemilik-pemilik asing dari pemilik pemerintah maupun swasta Indonesia.

d. Reformasi ekonomi dan dunia usaha yang mengarah pada keterbukaan yang lebih tinggi terhadap ekonomoi-ekonomi lain, pertumpuan yang lebih kuat atas persaingan daripada pengendalian oleh pemerintah, penadbiran baik (good governance) yang mengacu pada praktik-praktik terbaik dunia daripada penadbiran yang didominasi oleh praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) atau subur bagi opportunisme manajemen atau penyimpangan manajemen dari kontrak untuk memperkaya dirinya di satu pihak dan merugikan petaruh-petaruh lain (stakeholders) di lain pihak.

e. Reformasi kelembagaan politik, dunia usaha dan Masyarakat Kewargaan, termasuk pemulihan pluralisme dalam perserikatan perburuhan yang menjadi mitra kerja dari masyarakat pengusaha.

Selama masa peralihan tersebut para pengusaha yang bergabung dalam KADIN Indonesia memelihara dialog yang berkelanjutan dengan sesama pengusaha dan profesional dunia usaha nasional, dengan pengusaha-pengusaha dan profesional asing, dengan serikat-serikat buruh, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dengan pemerintah pusat dan daerah, dengan kalangan Masyarakat Kewargaan, dengan kalangan akademia dan dengan perwakilan-perwakilan asing, dan badan-badan internasional terutama International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia dan United Nations Development Program (UNDP). Dari pengalaman para pengusaha dan dialog-dialog berbagai pihak tersebut di atas KADIN Indonesia melalui Musyawarah Nasional 2004 membuat pernyataan-pernyataan dan rekomendasi-rekomendasi yang membentuk Pokok-Pokok Pikiran ini.

Kadin bersama-sama Pemerintah berupaya menyempurnakan Undang Undang RI no I tahun 1987 dengan menyusun dan

Page 19: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

membentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang operasional antara lain :a. Peraturan Pemerintah tentang Pembinaan Dunia Usaha

Nasionalb. Peraturan Pemerintah tentang Pelaku Ekonomi Nasionalc. Peraturan Pemerintah tentang Hubungan dan Kerjasama

Badan Usahad. Peraturan Pemerintah tentang Profesie. Peraturan Pemerintah tentang Bidang dan Sektor UsahaSerta peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan dengan dunia usaha, Kadin agar dilibatkan secara aktif.

a. Pemulihan Stabilitas Makro

Masyarakat dunia usaha Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia menyambut dengan baik keberhasilan pemerintah dalam pemulihan ekonomi makro yang tercermin dalam : 1) Penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap dollar

Amerika Serikat, walaupun pelemahan di pihak lain terhadap Euro dan dollar Australia.

2) Tingkat inflasi yang tergolong sangat rendah dan jarang terjadi dalam sejarah Indonesia merdeka.

3) Keseimbangan neraca pembayaran yang tercermin dalam kenaikan cadangan devisa sebagai hasil gabungan dari surplus transaksi berjalan dan meredanya arus keluar modal (capital outflows) swasta.

4) Defisit yang kecil dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

5) Tingkat pertumbuhan ekonomi yang naik perlahan-lahan menjadi 4,1% dalam tahun 2003 melalui peningkatan ekspor dan industri substitusi impor.

Masyarakat dunia usaha mengharapkan stabilitas makro ini digunakan sebagai landasan bagi program kebangkitan ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kebutuhan akan kehati-hatian (macroeconomic prudence).

b. Kewaspadaan Terhadap Destabilisasi Baru

Pemulihan stabilitas makro yang dinikmati Indonesia belakangan ini memang patut dihargai oleh semua pihak, termasuk masyarakat dunia usaha. Namun demikian harus disadari bahwa pemulihan tersebut masih harus dikonsolidasi, di samping masih bersifat parsial. KADIN Indonesia menganggap perlu untuk

Page 20: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

memelihara kewaspadaan sehubungan dengan titik-titik lemah berikut :1) Perbankan Indonesia masih sangat tergantung pada

pemerintah dan Bank Indonesia. Aset bank yang menghasilkan masih sangat didominasi oleh obligasi pemerintah dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), terutama dalam hal bank-bank besar. Rasio kredit terhadap deposito masih rendah sekitar 40%. Pertumbuhan kredit perbankan baru masih sangat didominasi oleh kredit konsumsi yang tidak mempunyai multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus mempunyai action plan yang terbuka untuk penyelesaian hutang dalam negeri yang jumlahnya sangat besar, terutama berupa rekap bond yang berada di sistem perbankan.

2) Bank-bank utama masih menderita perantaraan terbalik (reverse intermediation), yaitu mengumpulkan deposito dari rakyat dan dunia usaha untuk ditanam dalam SBI dan obligasi atau terbalik dengan yang seharusnya dilakukan, yaitu mengumpulkan deposito untuk disalurkan ke perusahaan-perusahaan. Normalisasi aset produktif perbankan terbentur pada kekurangan ekuitas dan lemahnya permintaan kredit dari perusahaan-perusahaan yang layak kredit (creditworthy).

3) Perbankan agar meningkatkan pembiayaan investasi jangka panjang (terutama bidang usaha pengeksploitasi sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha di sektor tersebut). Perluasan segmen usaha perbankan di dalam mikro financing untuk mendorong pertumbuhan segmen usaha kecil.

4) Mengupayakan juga lembaga penjaminan kredit untuk segmen usaha UKMK & Lembaga pembiayaan ekspor di skala nasional (bukan hanya di daerah).

5) Pemerintah berhadapan dengan utang yang besar kepada kreditur luar negeri, terutama Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, IMF dan Jepang, dan kepada bank-bank umum Indonesia yang mendapat obligasi negara untuk mengganti kredit buruk yang diambilalih negara dalam rangka rekapitalisasi.

6) Penjualan aset BUMN agar diprioritiskan ke investor dari dalam negeri diantaranya melalui ESOP dan lain-lain.

7) Reflasi atau kenaikan harga-harga di ekonomi-ekonomi besar Amerika Utara dan Eropa Barat, kenaikan tingkat bunga internasional dan peralihan ke kebijakan dollar kuat (strong dollar policy) akan memicu pergerakan serupa di Indonesia, yaitu kenaikan tingkat inflasi dan tingkat bunga di satu pihak dan melemahnya rupiah dalam suatu waktu dalam tahun 2004 yang kebetulan adalah tahun pemilihan umum di Indonesia. Pengawasan devisa dan hutang luar negeri baik pemerintah maupun swasta harus dilakukan.

Page 21: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

8) Risiko-risiko di atas membuat pelaksanaan yang konsisten semakin penting dari Paket Kebijakan Pasca Program IMF atau “Buku Putih”, termasuk bagian-bagian yang menyangkut sektor riel: penguatan investasi, penguatan pertumbuhan di sektor-sektor yang kompetitif dan penguatan perdagangan internasional dalam barang maupun jasa. Kekonsistenan seperti itu akan membantu memulihkan reputasi Indonesia sebagai lokasi investasi dan perdagangan yang kompetitif.

9) Kelemahan supremasi hukum sangat menghambat percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, tentunya selama ini hanya tergantung kepada beberapa sektor saja eg. Perbankan, atau sektor riil, tapi juga harus didukung oleh seluruh komponen.

c. Pengangguran Yang Sangat Memprihatinkan

Bagi penduduk miskin di negara yang miskin seperti Indonesia pekerjaan (employment) adalah persoalan eksistensial karena mereka tidak dapat mengandalkan hasil tabungan keuangan dan hasil harta riel untuk membiayai kehidupan. Pada waktu yang sama pengangguran tinggi juga berarti kehilangan pendapatan yang besar (forgone income). Ia dapat dieksploitasi menjadi ladang subur bagi tindakan-tindakan kejahatan perorangan dan kejahatan terorganisasi atau bahkan bagi ekstrimisme politik. Sebagai mitra yang berhubungan langsung dengan para pekerja para anggota Kadin merasa sangat prihatin sehubungan dengan hal-hal berikut :1) Jumlah pertambahan tahunan angkatan kerja Indonesia masih

lebih besar daripada jumlah lapangan kerja yang dapat dibuka dengan pertumbuhan ekonomi setinggi 4% per tahun.

2) Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam enam tahun terakhir bertumpu terutama atas penggunaan kapasitas produksi yang sudah ada dan bukan atas kapasitas baru. Pertumbuhan seperti itu cenderung mempunyai dampak ketenagakerjaan yang lemah.

3) Jumlah penduduk Indonesia yang menanggur pada awal 2004 pasti adalah jauh lebih besar daripada enam tahun silam, walaupun sebagian penduduk usia kerja masih dapat mencipta pekerjaan informal untuk menopang eksistensi.

4) Kekakuan dalam pasar ketenagakerjaan seperti tercermin dalam otomatisme kenaikan upah minimum, kenaikan biaya-biaya kepegawaian seperti pencadangan (provisioning) bagi pemutusan hubungan kerja, tidak terperhatikannya nasib para penganggur dalam kebijakan serikat buruh dan perselisihan-perselisihan perburuhan kiranya adalah suatu paradoks di bawah penangguran yang tinggi dan meningkat.

Page 22: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

5) Pemerintah tidak dapat berbuat banyak dalam pembukaan pekerjaan umum (public employment) karena keterbatasan sumber keuangan dan “inersia” dalam lembaga-lembaga publik yang membuat perubahan prioritas pengeluaran negara sulit sekali dilakukan.

d. Stagnasi Investasi dan Perdagangan Luar Negeri

Dalam ekonomi dunia abad ke-21 hubungan antara investasi dan perdagangan luar negeri menguat luar biasa. Bagian yang semakin besar dari penanaman modal asing (PMA) dilakukan untuk memaksimasi daya saing global dan bukan untuk menguasai asar lokal tempat PMA itu. Di pihak lain, bagian yang semakin besar dari perdagangan internasional adalah akibat dari strategi persaingan global. Perdagangan “intra-perusahaan”, yaitu ekspor-impor komponen sesama anggota perusahaan transnasional yang sama, naik terus menerus sebagai pecahan perdagangan global. Dengan kata lain, PMA baru diperlukan untuk mendorong ekspor di satu pihak dan daya saing ekspor mempengaruhi arus PMA di lain pihak. Karena itu KADIN Indonesia menganggap penting untuk menarik perhatian pada hal-hal berikut :1) Kinerja investasi Indonesia dalam 2003 masih tetap sangat

lemah seperti dalam tahun-tahun sebelumnya sejak krisis 1997. Pertumbuhan investasi dalam 2003 hanya 1,4% setelah tumbuh –0,2% dalam tahun 2002.

2) Indikator-indikator mikro investasi juga memprihatinkan seperti penurunan tajam dalam persetujuan baru PMDN dan PMA selain pergantian status perusahaan yang sudah ada, stagnasi impor barang-barang modal dan kenaikan kredit perbankan di luar kredit konsumsi.

3) Dengan rendahnya investasi baru mesin-mesin dan perlengkapan industri Indonesia tampaknya sudah mengusang (obsolete) sedemikian sehingga tidak dapat menyediakan mutu kelas dunia pada biaya yang bersaing.

4) Dampak rekonfigurasi lingkungan perdagangan dan investasi dunia yang memuncak pada awal tahun 1990-an semakin terasa di Indonesia dengan munculnya lokasi-lokasi baru yang menarik seperti Vietnam, India, Eropa Tengah dan Timur yang didahului Cina. Pangsa Indonesia dalam ekspor barang dan jasa dunia cenderung melemah.

5) Pangsa Indonesia dalam jumlah kumulatif dan arus baru PMA di dunia menurun tajam. Dalam lingkungan yang ditandai oleh konsentrasi yang meninggi karena “merger dan akuisisi” (M&A) besar-besaran dalam 1980an dan 1990an Indonesia ditinggalkan oleh beberapa perusahaan kelas dunia atau dibiarkan berada di luar pilihan-pilihan lokasi baru.

Page 23: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

6) Kinerja investasi dan perdagangan yang lemah itu berakar dalam praktik-praktik kebijakan dan penadbiran (governance) yang buruk. Di bawah semangat otonomi daerah diperkenalkan berbagai peraturan-peraturan daerah yang berlawanan dengan undang-undang seraya membuat lingkungan kebijakan semakin samar-samar (nebulous) dan sulit dipahami.

7) Pemulihan reputasi Indonesia dalam penegakan kepastian hukum dan pemerangan korupsi dan pemerangan penyelundupan tidak menunjukkan kemajuan selain yang tercermin dalam keinginan yang tersirat dalam undang-undang baru, amandemen undang-undang yang ada dan peraturan-peraturan baru.

8) Biaya-biaya berbisnis (costs of doing business) meningkat karena ketidakpastian hukum, memanjangnya proses yang harus dilalui untuk memenuhi undang-undang dan peraturan-peraturan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ilegal seperti pencurian hasil perkebunan dan premanisme.

9) Di bawah lingkungan investasi dan perdagangan yang serba berat itu masyarakat dunia usaha dipaksa oleh situasi untuk memusatkan perhatian pada hal-hal yang berkaitan dengan krisis dan karena itu berkurang waktunya untuk peningkatan hubungan dengan perusahaan-perusahaan asing.

e. Peluang Percepatan Kebangkitan Dunia Usaha dan Aksi-aksi Yang Tidak Konvensional

Kadin Indonesia menyadari bahwa dalam lingkungan yang sulit pun seperti diuraikan di atas Indonesia masih menikmati peluang untuk memetik keuntungan dari ekonomi global yang sedang bangkit kembali dan melanjutkan pendalaman keterbukaan. Beberapa kekuatan juga masih tersedia berupa sumber daya alam dan manusia, termasuk pengusaha-pengusaha dan profesional yang dapat digerakkan dengan cepat di bawah tuntunan pemimpin-pemimpin transformasional dalam politik, bisnis dan masyarakat kewargaan. Namun demikian, prakarsa-prakarsa konvensional akan tidak cukup kuat untuk membangkitkan kembali perhatian pemodal-pemodal dunia terhadap Indonesia. Paling tidak dalam masa peralihan sekarang dibutuhkan prkarsa-prakarsa yang tegar dan tidak konvensional (unconventional measures). KADIN Indonesia merekomendasikan :

Page 24: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

1) Normalisasi intermediasi perbankan dengan menetapkan tingkat suku bunga pinjaman yang wajar dan dapat meningkatkan kinerja sektor riil.

2) Pemulihan fleksibilitas dalam pasar ketenagakerjaan, sesedikitnya dalam arti pembatasan kenaikan upah minimum pada tingkat inflasi, perhatian yang cukup dari pemerintah terhadap penduduk yang menganggur, dan minimasi perselisihan-perselisihan perburuhan. Diharapkan adanya insentif (diantaranya PPH 21) melalui Kebijaksanaan Pemerintah dalam program magang karyawan, dan pelatihan serta sertifikasi terutama bagi pelaku bisnis UKMK.

3) Pemecahan secara tuntas masalah-masalah yang mengganjal perampungan proyek-proyek penanaman modal yang sedang terbengkalai seperti perampungan Jakarta Outer Ring Road (JORR).

4) Pragmatisme dalam menghadapi usaha kecil dan mikro dengan membantu mereka untuk memenuhi persayaratan-persyaratan yang dituntut oleh peraturan perijinan. Dengan ijin yang dipermudah perusahaan-perusahaan kecil dan mikro dapat menjalin hubungan yang lebih menguntungkan dengan mitra-mitra usaha mereka (one stop service). Fasilitasi sertifikasi tanah juga akan membantu banyak sekali perusahaan-perusahan kecil dan mikro untuk membuka akses ke kredit perbankan. Dengan fasilitasi seperti itu, salah satu tantangan terberat dalam pembanguan dunia usaha akan terjawab paling tidak sebagian.

5) Perluasan dan pendalaman kemitraan antara usaha kecil dan mikro disatu pihak dengan usaha menengah dan besar (korporasi) di lain pihak yang setara. Kemajuan yang lambat dalam kemitraan ini justru harus menjadi pemacu untuk menggalang upaya-upaya baru yang akan lebih berhasil jika didukung oleh program fasilitasi pemerintah yang disebut di atas.

6) Pengalihan hak-hak atas harta negara yang terlantar seperti tanah-tanah luas yang ditinggalkan oleh pemegang HPH kepada perusahaan-perusahaan yang menguasai praktik-praktik terbaik yang perlu dalam pengelolaan hak-hak tersebut. Lahan-lahan tersebut harus dimanfaatkan untuk percepatan sektor agrobisnis, perikanan, pertambangan dan industri lainnya sesuai dengan potensi lahan yang ada. Pemerintah juga harus proaktif mempromosikan aspek bisnis semua daerah terutama daerah yang dianggap masih belum kondusif untuk kegiatan investasi baik dari luar maupun dalam negeri terutama melalui aspek keamanan.

7) Sumber daya alam khususnya hutan sebaiknya dikelola secara lestari dengan menerapkan Sustainable Forest Management (Manajemen Hutan Lestari). Pola manajemen ini bertumpu

Page 25: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

pada kelestarian tiga fungsi hutan yaitu Ekonomi, Sosial dan Lingkungan yang selaras dengan tuntutan dunia untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan (WSSD), keberhasilan penerapan manajemen hutan lestari dewasa ini menjadi fokus dunia bisnis.

8) Untuk masa depan industri perkayuan, Kadin agar menjembatani proses pentahapan down streaming industri tersebut dan diversifikasi bahan baku (HTI, hutan rakyat dan impor) mengingat nilai tambah yang dihasilkan lebih besar, dan kaitannya dengan makin terbatasnya bahan baku hasil hutan alam dalam konteks upaya kita menjaga hutan lestari. Karena akan berdampak pada kepasrian usaha dan potensi terjadinya PHK besar-besaran.

9) Peran Kadin dalam rangka penyediaan data dan informasi melalui sistem informasi manajemen dan database dari potensi seluruh daerah dan dalam menerapkan e-Government dan e-Procurement guna menghasilkan kompetinsi tinggi untuk daya saing.

10) Penurunan tingkat Pajak Penghasilan Badan secara umum dan PPh Badan atas laba yang ditanam ulang atau direinvestasi. Maksimasi penerimaan pajak tidak patut diletakkan sebagai prioritas terpenting keuangan negara ketika Indonesia menderita erosi daya tarik sebagai lokasi perdagangan dan investasi.

11) Rekonfirmasi Batam sebagai kawasan perdagangan bebas yang bebas PPN dan rekonfirmasi perlakuan-perlakuan perpajakan dan kepabeanan bagi kawasan-kawasan berikat yang telah ada maupun akan didirikan.

12) Menegaskan kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia dalam arti menghilangkan dualisme antara keputusan-keputusan unilateral, keputusan-keputusan regional, dan keputusan-keputusan multilateral. Tingkat bea masuk perlu disederhanakan menjadi tingkat MFN (Most Favored Nation) dan tingkat regional, tetapi tingkat MFN yang sekarang diturunkan secara bertahap dalam rangka Putaran Pembangunan Doha dari WTO.

13) Peluncuran upaya baru untuk memerangi penyelundupan, terutama penyelundupan terselubung yang melibatkan pejabat-pejabat bea cukai maupun pejabat-pejabat yang lain.

14) Pengampunan pajak atas modal yang ditanam dalam kegiatan produktif sebagai bagian dari paket kebangkitan baru tanpa menjadi toleran terhadap pencucian uang.

15) Langkah-langkah korporatisasi layanan-layanan bea cukai dan pemungutan pajak seperti pernah dicoba dengan hasil yang baik atas layanan bea cukai dalam 1980-an.

Page 26: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan

16) Pembukaan Kawasan Industri bagi perusahaan-perusahaan terbaik dalam industri-industri yang bertumbuh seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) bioteknologi di bawah Otorita yang terinsulasi terhadap praktik-praktik kebijakan, birokrasi dan penadbiran yang buruk. Dalam otoritas itu pemerintah, masyarakat dunia usaha dan akademia bekerja sama untuk membuat lokasi bersangkutan semenarik mungkin bagi perusahaan-perusahaan terbaik dalam masing-masing industri.

17) Penuntasan pemerangan teorisme sebagai bagian yang perlu dari upaya pemulihan reputasi Indonesia sebagai pusat pariwisata. Turisme adalah salah satu industri yang dapat diandalkan Indonesia sebagai sektor pertumbuhan dalam upaya untuk kembali ke pertumbuhan tinggi dalam waktu singkat.

18) Pengunduran pengundangan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) sampai pemerintah menunjukkan kemajuan dalam penegakan hukum, penegakan persaingan yang wajar dalam bisnis, penegakan politik yang bersih dan “panen dini” dalam kebangkitan ekonomi.

19) Peluncuran prakarsa-prakarsa di pihak pemerintah dan masyarakat dunia usaha untuk memulihkan kepastian hukum, memerangi korupsi dan memajukan penadbiran yang baik. Kadin Indonesia menganggap perlu kemajuan progresif dalam swastanisasi, penerbitan penyebarluasan laporan berkala tentang harta negara dan “pasarisasi” hak-hak atas harta negara.

20) Konkritisasi aksi-aksi bersama untuk perwujudan gerakan Bersih, Transparen dan Profesional, Kampanye Anti-Suap dan Pemajuan Penadbiran Korporat Yang Baik (Good Corporate Governance) di kalangan perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota Kadin Indonesia diantaranya melalui :a) “Fit and Proper Test” dimeratakan ke seluruh jajaran

pejabat pemerintah (Executive, Legislative, Judicative) dan BUMN.

b) Pelaksanaan pengawasan berkala untuk kegiatan operasional yang terbuka dengan berpacu pada aturan main yang jelas.

21) Pertukaran pejabat senior pemerintah dan profesional Kadin untuk menanamkan saling pengertian yang perlu bagi kemitraan yang semakin produktif dalam dunia yang semakin kompetitif.

22) Anggota Kadin yang semula memprioritaskan pada proyek-proyek pemerintah namun dengan perkembangan sektor swasta di era globalisasi, diharapkan dapat melibatkan diri secara pro aktif kepada usaha-usaha yang sustainable dan inovatif.

Page 27: RANGKUMAN - Kadin Indonesia · Web viewKiranya perlu diciptakan cara-cara non-konvensional atau jalan pintas untuk menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Krisis dan