rangkuman hukum pidana - droit's blog | … · web viewmenrut mackay tentang asas pokok pidana...

33
RANGKUMAN ASAS-ASAS HUKUM PIDANA DR.ANDI HAMZAH,SH Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah hukum pidana Disusun Oleh : Gita Anggraeni C1A.08.0006

Upload: dokiet

Post on 23-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

RANGKUMAN ASAS-ASAS HUKUM PIDANA

DR.ANDI HAMZAH,SH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir mata kuliah hukum pidana

Disusun Oleh :

Gita Anggraeni

C1A.08.0006

FAKULTAS ILMU HUKUM

UNIVERSITAS SUBANG

Page 2: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Hukum Pidana

Hukum pidana materiel yang berarti isi atau substansi hukum pidana itu.Disini

hukum pidana bermakna abstrak atau dalam keadaan diam.

Hukum pidana formil atau hukum acara pidana bersifat nyata dan

konkrit.Disini kita lihat hukum pidana dalam keadaan bergerak,atau dijalankan

atau berada dalam suatu proses.Oleh karena itu disebut juga hukum acara

pidana.

Van Bemmelen merumuskan sebagai berikut:

“Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-peraturan yang diciptakan

oleh negara,karena adanya dugaan terjadi pelanggaran undang-undang

pidana”.

Nyatalah bahwa hukum pidana (Materiel) sebagai substansi yang dijalankan

dengan kata-kata”karena adanya dugaan terjadi pelanggaran undang-undang

pidana.

Moeljatno,seorang ahli sarjana hukum pidana indonesia bahwa hukum pidana

Formil adalah hukumpidana sebagian daripada keseluruhan hukum yang

berlaku di suatu negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan

untuk:

1. Mentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilarang atau di

lakukan dengan tidakdi sertai larangan atau sanksi bagi siapa yang

melanggar larangan tersebut.

2. Menetrukan kapan dan dalam hal-hal apa jepada mereka yang telah

melanggar larangan-larangan itu dapat di kenakan atau dijatuhkan pidana.

3. Menetukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana dapat dilaksanakan

apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tersebut.

Page 3: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

B. Tempat dan Sifat Hukum Pidana

Adagium bahasa jerman,”Wo Kein Klager Ist,Ist Kein Richter,adalah jika

tidak ada aduan maka tidak ada hakim.

Munculah pengertian Hukum publik termasuk hukum pidana yang utama ialah

kepentingan umum,bukanlah orang yang bertindak jika terjadi pelanggaran

hukum tetapi negara melalui alat-alatnyya.yaitu penjatuhan sanksi berupa

pidana atau tindakan. Hukum pidana Formil (Hukum acara pidana) corak

hukum publiknya lebih nyata lagi dari pada hukum pidana materil karena yang

bertindak menyidik dan menuntut adalah alat negara seperit Polisi atau jaksa

jika terjadi pelanggaran hukum pidana.

Menrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana

hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat mutlak

(Condotio sine quanon),kedua bahwa perbuatan itu melanggar hukum

ancaman pidana yang berupa Ultimum remedium setiap orang yang berpikir

sehat akan dapat mengerti hal tersebut tidak berarti bahwa ancaman pidana

tidak diadakan dan harus menjaga jangan sampai terjadi obat yang diberikan

terlalu jahat dari pada penyakit

C. Pembagian Hukum Pidana Umum dan Khusus

Hukum pidana dapat di bagi atas hukum pidana di kodefikasikan dan yang

tidak di kodefikasikan,artinya yang dimuat dalam kitab Undang-

undang,sedangkan yang tidak dikodefikasikan,yaitu yang tersebar diluar

kodifikasikan dalam perundang-undangan

Tersendiri.

Page 4: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab II

SEJARAH SINGKAT

HUKUM PIDANA DI INDONESIA

A. Zaman VOC

Di daerah Cirebon berlaku papakeum cirebon yang mendapat pengaruh VOC.Pada

tahun 1848 dibentuk lagi Intermaire strafbepalingen.Barulah pada tahun 1866

berlakulah dua KUHP di Indonesia:

1. Het Wetboek van Strafrecht voor Europeanen (stbl.1866 Nomor 55) yang

berlaku bagi golongan eropa mulai 1 januari 1867.kemudian dengan Ordonasi

tanggal 6 mei 1872 berlaku KUHP untuk golongan Bumiputra dan timur

asimg.

2. Het Wetboek van Strafrecht voor Inlands en daarmede

gelijkgestelde( Stbl.1872 Nomor 85),mulai berlaku 1 januari 1873.

B. Zaman Hindia Belanda

Setelah berlakunya KUHP baru di negeri Belanda pada tahun 1886 dipikirkanlah

oleh pemerintahan belanda yaitu 1866 dan 1872 yang banyak persamaanya

dengan Code Penal perancis,perlu diganti dan disesuaiakan dengan KUHP baru

belanda tersebut.Berdasarkan asas konkordansi (concrodantie) menurut pasal 75

Regerings Reglement,dan 131 Indische Staatsgeling.maka KUHP di negeri

belanda harus diberlakukan pula di daerah jajahan seperti Hindia Belanda harus

dengan penyusaian pada situasi dan kondisi setempat.Semula di rencanakan tetap

adanya dua KUHP,masing-masing untuk golongan Bumiputera yang baru.Dengan

Koninklijik Besluit tanggal 12 April 1898 dibentuklah Rancangan KUHP golongan

Eropa.Dengan K.B tanggal 15 Oktober 1995 dan diundangkan pada september

1915 Nomor 732 lahihrlah Wesboek van strafrecht voor Nederlandch Indie yang

baru untuk seluruh golongann penduduk.Dengan Invoringsverordening berlakulah

pada tanggal 1 Januari 1918 WvSI tersebut.

Page 5: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

C. Zaman Pendudukan Jepang

Dibandingkan dengan hukum pidana materiel,maka hukum acara pidana lebih

banyak berubah,karena terjadi unifikasi acara dan susunan pengadilan.Ini diatur di

dalam Osamu Serei Nomor 3 tahun 1942 tanggal 20 sepetember 1942.

D. Zaman Kermedekaan

Ditentukandi dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1946 terse3but bahwa

hukum pidana yang berlaku sekarang (mulai 1946) pada tanggal 8 Maret 1942

dengan pelbagai perubahan dan penambahan yang diseuakan dengan keadadn

Negara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dengan nama Wetboek van Strafrecht

voor Nederlandsch Indie di ubah menjadi Wetboek van Stafrecht yang dapat

disebut kitab Undang-undanhg Hukum Pidana (KUHP).

Page 6: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab III

TEORI-TEORI TENTANG HUKUM PIDANA

A. Pengertian

Istilah Hukuman Pidana dalam bahasa Belanda sering disebut yaitu

Straf.Hukuman adalah istilah umumuntuk segala macam sanksi baik

perdata,adminstratif, disiplin dan pidana.

Sedangkan dalam arti sempit pidana diartikan sebagai Hukum pidana.

B. Tujuan Pidana

` Dalam Rancangan KUHP Nasional,telah diatur tentang tujuan penjatuhan

pidana,yaitu:

1. Mencegah dilakukannya tindak pidana menegakan norma hukum demi

pengayoman masyrakat.

2. Mengadakan koerksi terhadap terpidana dan dengan demikian menjadikannya

orang yang baik dan berguna.

3. Menyelesaikan konflik yang dityimbulkan oleh tndak pidana,memulihkan

keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyrakat.

4. Membebaskan rasabersalah padaterpidana (Pasal 5).

Dalam literatur bahasa inggris tujuan pidana bisa disebutkan sebagai berikut:

a) Reformation berarti memperbaiki atau merehabitasi penjahat

menjadi orang baik dan berguna bagi masyrakat.

b) Restraint maksudnya mengasingkan pelanggaran bdari

masyarakat,dengan tersingkirnya pelanggaran hukum dari masyrakat berarti

masyrakat itu akan menjadi lebih aman.

c) Restribution adalah pembalasan terhadap pelanggaran karena telah

melakukan kejahatan.

d) Deterrence,adalah menjera atau mencegah sehingga baik

terdakwasebagai individual maupun orang lain yang potensial menjadi

penjahat akan jera atau takut untuk melakukan kejahatan,melihat pidana yang

diojatuhkan kepada terdakwa.

Page 7: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab IV

RUANG LINGKUP KEKUATAN

BERLAKUNYA HUKUM PIDANA

A. ASAS LEGALITAS

Asas ini tercantum di dalam pasal 1 ayat 1 KUHP di rumuskan di dalam bahasa

latin:”Nullum Delictum nulla poena sine legipoenali”yang artinya “Tidak ada

delik,tidak ada pidana tanpa ketentua pidana yang mendahuluinya.

Ada kesimpulan dari rumus tersebut:

1) Jika sesuatu perbuatan yang dilarang atau pengabaian sesuatu yang diharuskan

dan diancam dengan pidana,maka perbuatan atau pengabdian tersebut

harusdtercantum di dalamundang-undang.

2) Ketentuan tersebut tidak boleh berlaku surut,dengan satu kekecualian yang

tercantum di dalam pasal 1ayat 2 KUHP.

B. Penerapan Anologi

Utrecht menarik garis pemisah antara imterprestasi eksetensi dan penerapan

analogi sebagai berikut:

I. Interfrestasi :Menjalankan undang-undangan setelah undang-undang

tersebut dijelaskan.

Anologi :Menjelaskan suatu perkara dengan tidak menjalankan

undang-undanag.

II. Interfrestasi :Menjalankan kaidah yang oleh undang-undang tidak

dinyatakan dengan tegas.

Anologi :Menjalankan kaidah tersebut untuk menyelsaikan suatu

perkara yang tidak disingung oleh kaidah,tetapi yang

mengandung kesamaan dengan perkara yang disinggung

oleh kaidah,tetapi yang mengandung kesamaan dengan

perkara yang disinggung kaidah tersebut.

C. Hukum Transitoir (Peralihan)

Page 8: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Yang menjadi masalah dalam hal ini.adalahketentuan perundang-undangan yang

mana apakah ketentuan hukum pidana saja ataukah ketentuan hukum yang lain,

masih dipermasalahkan oleh para pakar sarjana hukum pidana.Menurut Memorie

van Toelichting (Memori penjelasan) WvSN (yang dapat dipakai oleh KUHP),

perubahan perundang-undangan berarti semua ketentuan hukum material yang

secara hukum pidana “Mempengaruhi penilaian perbuatan”.

D. Berlakunya Hukum Pidana Menurut Ruang Tempat dan Orang

I. Asas Teritorialitas atau Wilayah

Asas wilayah atau teritorialitas ini tercantum didalam pasal 2 KUHP, yang

berbunyi : “peraturan hukum pidana Indonesia berlaku terhadap tiap-tiap

orang yang di dalam nilai Indonesia melakukan delik (straftbaar feit)

disini berarti bahwa orang yang melakukan delik itu tidak mesti secara

fisik betul-betul berada di Indonesia tetapi deliknya straftbaar feit terjadi

di wilayah Indonesia

II. Asas Nasionalitas Pasif atau Asas Perlindungan

Asas ini menentukan bahwa hukum pidana suatu negara (juga Indonesia)

berlaku terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan di luar negeri, jika

karena itu kepentingan tertentu terutama kepentingan negara dilanggar

diluar wilayah kekuasaan itu. Asas ini tercantum di dalam pasal 4 ayat 1, 2

dan 4 KUHP. Kemudian asas ini diperluas dengan undang-undang no. 4

tahun 1976 tentang kejahatan penerbangan juga oleh pasal 3 undang-

undang no. 7 (drt) tahun 1955 tentang tindak pidana ekonomi.

III.Asas Personalitas atau Asas Nasional Aktif

Inti asas ini tercantum dalam pasal 5 KUHP, asas personalitas ini diperluas

dengan pasal 7 yang disamping mengandung asas nasionalitas aktif (asas

personalitas)juga asas nasional pasif (asas perlindungan).

IV. Asas Universalitas

Jenis kejahatan yang diancam pidana menurut asas ini sangat berbahaya

bukan saja dilihat dari kepentingan Indonesia tapi kepentingan dunia

secara universal kejahatan ini dipandang perlu dicegah dan diberantas.

Demikianlah, sehingga orang jerman menamakan asas ini

welrechtsprinhzip (asas hukum dunia) disini kekuasaan kehakiman

Page 9: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

menjadi mutlak karena yuridiksi pengadilan tidak tergantung lagi pada

tempat terjadinya delik atau nasionalitas atau domisili terdakwa.

Bab V

INTERPRESTASI

UNDANG-UNDANG PIDANAA. Pentingnya Interprestasi

Pentingnya interprestasi undang-undang pidana sehingga rumusan delik yang

abstrak dapat diterjemahkan ke dalam keadaan yang konkrit penafsiran yang

paling sesuai dengan ini adalah penafsiran sosiologis atau sesuai dengan

kehidupan masyarakat setempat.

B. Penemuan Hukum Oleh Hakim Pidana

Khusus Indonesia, pasal 27 UU pokok kekuasaan kehakiman mengatakan, bahwa

hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan

memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat. Dalam hukum

perdata dikenal beberapa jenis interprestasi yaitu :

a. Interprestasi menurut tata bahasa

b. Penafsiran historis

c. Penafsiran sistematis

d. Penafsiran sosiologis atau teleologis

C. Jenis-jenis Interprestasi UU Pidana

1. Interprestasi atau Penafsiran gramatika,artinya interprestasi ini didasarkan

kepada kata-kata undang-undang sudah jelas, maka harus diterapkan sesuai

dengan kata-kata itu walaupun seandainya maksud pembuat undang-undang

lain.

2. Interprestasi Dogmatis ini didasarkan kepada secara umum suatu aturan

pidana.Misalnya arrest Hoge Raad 27 juni 1898 yang memutuskan agar semua

orang melakukan.

3. Interprestasi histories (Historia legis) Penafsiran ini didasarkan kepada

maksud pembuat UU ketika diciptakan, jadi dapat dilihat pada Notulen rapat-

rapat komisi di DPR.

Page 10: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

4. Interprestasi Teleologis penafsiran ini mengenai tujuan UU yaitu jika

melampaui kata-kata UU.

5. Interfrestasi Ekstensif,yaitu penafsiran luas hal ini telah dibicarakan di Bab III,

dengan hubunganya dengan analogi.Misalnya penafsiran “barang” dilputi

aliran listrik,gas,data komputer. Dalam penafsiran otentik di dalam buku I

RUU KUHP telah dicantumkan hal ini.

6. Intrefrestasi Rasional (Rationeele Interpretatie).

intreprestasi ini didasarkan kepada ratio atau akal, ini sering munpcul di dalam

hukum perdata.

7. Interprestasi Antisipasi ini didasarkan UU baru yang bahkan belum berlaku.

Sering dipakai dalam hukum perdata belanda berdasarkan BW.

8. Interfrestasi Perbandingan hukum. Interfrestasi ini didasarkan kepada

perbandingan hokum yang berlaku di pelbagi Negara.

9. Interfrestasi Kreatif (Creatieve interpretatie) interfrestasi ini berlawanan

dengan interfrestasi ekstensif,di sini rumusan delik dipersempit ruang

lingkupnya.

10. interfrestasi Tradisionalistik, dalam hokum pun ada tradisi yang kadang-

kadang jelas.

11. Interfrestasi Harmonisasi,interfrestasi ini didasarkan kepada harmonni suatu

peratura dengan peraturan yang lebih tinggi.

12. interfrestasi droktriner ini didasarkan kepada doktrin yang berdasarkan ilmu

hukum pidana.

13. Interfrestasi Sosiologis,yang berdasarkan dampak waktu.interfrestasi inilah

yang mestinya sering dipeergunakan di Indonesia agar unifikasi hukum pidana

dapat semua golongan etnik yang beraneka ragam.

Page 11: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab VI

Perbuatan dan Rumusan Delik

A. Pengertian Delik

Hukum pidana belanda memakai istilah Strafbaar feit,kadang-kadang Delictum.

Tetapi di dalam Negara Anglo-Sexson memakai istilah Offense yang artinya

perbuatan pidana atau pristiwa pidana di Indonesia meakai juga istilah “ Delik”

B. Rumusan Delik

Simons merumuskan yang lengkap merupakan :

a. Diancam dengan pidana oleh hukum,

b. Bertentangan dengan hukum,

c. Dilakukan oleh orang yang bersalah,

d. Orang itu bertanggung jawab atas perbuatanya.

C. Perbuatan dan Rumusan Delik dalam Undang-undang

Code penal memakai istilah infraction yang terbagi atas crimes(kejahatan),

Delits(Kejahatan ringan). Hukum pidana Inggris memakai istilah Act dan

lawannya Omission. Menurut pendapat penulis,Act di baca “Tindakan” dan

Omission di baca “Pengabaian” .

D. Cara Merumuskan Delik

Pada umumnya rumusan suatu delik berisi “Bagian Inti” (Bestand delen) suatu

delik.Artinya, bagian-bagian inti tersebut harus sesuai dengan perbutan yang

dilakukan,barulah seseorang diancam dengan pidana.banyak penulis menyebut ini

sebagai unsur delik.tetapi di sini,tidak dipakai istilah “Unsur Delik’’, misalnya

delik pencurian terdiri dari bagian inti (Bestand delen):

I. Mengambil

II. Barang yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain

III. Dengan maksud memiliki

IV. Melawan hukum

Page 12: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Didalam rumusan ini terdapat bagian inti “sengaja’’, karena ada delik

menghilangkan nyawa orang lain yang dilakukan dengan kealpaan (Culpa), yaitu

pasal 359 dan 361 KUHP.

E. Pembagian Delik

Delik itu dapat dibedekan atas pelbagai pembagaian tertentu, seperti berikut ini:

1. Delik kejahatan dan Delik pelanggaran (Misdrijven en overtredingen).

2. Delik Materiel dan delik Formel (Materiele en fomeledelichten).

3. Delik Komisi dan Delik Omisi (Commissiedelicten en Omissiedelicten).

4. Delik yang berdiri sendiri dan Delik yang diteruskan (Zelfstandige en

voorgezette delicten).

5. Delik Selesai dan Delik Berlanjut (Aflopende en voortdurende delicten).

6. Delik Tunggal dan delik berangkai (enkelvoudige en gestelde delicten).

7. Delik Bersahaja dan Delik Berkualifikasi (Eenvoudige en gequalificeerde

delicten).

8. Delik Sengaja dan Delik Kelalaian atau Culpa (Doleuse en culpose delicten).

9. Delik Politik dan Delik Komun atau Umum (Politieke en commune

delicten).

10. Delik-delik dapat dibagi juga atas kepentingan hukum yang dilindungi,

seperti deloik terhadap keamanan Negara, delik terhadap orang,delik

kesusilan,delik terhadap harta benda dan lain-lain.

11. Untuk Indonesia,menurut Kitab Undang-undang hukum acara pidana pasal

284,dikenal pula delik umum dan delik khusus, seperti delik

ekonomi,korupsi,subversi,dll.

Page 13: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab VII

KESALAHAN DALAM ARTI LUAS

DAN MELAWAN HUKUM

A. Sengaja

“Sengaja” (opzet) berarti De (Bewuste)richting van den wil op een bepaald

misdrijven, ( Kehendak yang disadari yang ditunjukan untuk melakukan kejahatan

tertentu).Kemudian perlu dikemukakan tentang adanya teori-teori tentang sengaja

itu.Pertama-tama ialah yang disebut teori kehendak. Menurut teori ini,maka “

kehendak” merupakan hakikat sengaja itu.Bantahan dari teori kehendak adalah

teori Membayangkan teori dikemukakan oleh frank dlm tulisan Uber den Aufbau

des Schulbegriffs, ia mengatakan secara Piskologis,tidak mungkin suatu akibat

dapat dikehendaki.

B. Kelalaian ( Culpa)

Van Hamel membagi Culpa atas dua jenis :

kurang melihat ke depan yang perlu,

kurang hati-hati

Tetapi Memori mengatakan, bahwa kelalaian terletak antara sengaja dan

kebetulan. Bagaimana pun juga culpa itu dipandang lebih ringan disbanding

sengaja. Dikenal juga di Negara Anglo-Sexson. Disebut dalam pembunuhan pada

pasal 359 KUHP.

C. Kesalahan dan Pertanggungjawban Pidana

Dalam pengertian hokum pidana dapat disebut cirri atau unsure kesalahan dalam

arti yang,yaitu:

1. Dapatnya dipertanggung jawabkan pembuat

2. Tidak adanya dasar peniadan pidana yang menghapus dapatnya dipertanggung

jawabkan sesuatu perbuatan kepada pembuat.

3. Adanya kaitan piskis antara pembuat dan perbuatan yang adanya sengaja atau

kesalahan dalam arti sempit (Culpa).

Page 14: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

D. Melawan Hukum

Melawan hukum Formil diartikan bertentangan dengan Undang-undang apabila

suatu perbutan telah mencocoki rumusan delik, maka biasanya dikatakan telah

melawan hukum secara Formil.

E. Subsosialitas (subsocialiteit)

Subsoialitas adalah tingkah laku akan penting bagi hukum pidana jika perbuatan

itu mengakibatkan bahaya bagi masyarakat, walaupun bahaya itu kecil sekali jika

tidak ada bahaya demikian,maka unsure subsosialitas tidak ada.

F. Taatbestandmassikeit dan Wesenchau

Didalam hukum pidana jrrman yang diikiuti Zevenbergen di Negeri belanda,

diterima adanya delik dengan syrarat Taatbestandmassikeit,yang berarti bahwa

semua rumusan delik tidak perlu semua bagian inti ada. Unsar-unsur seperti

melawan hukum dan patutnya sesuatu perbuatan pidana walaupun semua itu

dimasukkan sebagai unsur delik. Sebaliknya, diJerman ajaran ini di ganti oleh

Wesenchau pada tahun 1930. ajaran Wesenchau mirip sekali dengan ajaran

melawan hukum yang materiel. Ini adalah bahwa ajaransekali pun seuatu

perbuatan telah selesai dengan rumusan delik didalam Undang-undang pidana

belumlah otomatis merupakan suatu delik. Perbuatan pada dasarnya “ Pada

hakikatnya” merupakan delik sesuai dengan rumusan delik yang dipandang

sebagai delik.

Page 15: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Bab VIII

DASAR PENIADAAN PIDANA

A. Pengertian

Dua hal yang perlu dijelaskan disini ialah pertama pengertian pebuatan (fiet) dan

putusan yang telah tetap.

Van Hamel menunjukan tiga pengertian perbuatan (Fiet):

1) Perbuatan (fiet) terjadi kejahatan (delik). Pengertian ini sangat luas, misalnya

dalam suatu kejadian beberapa orang dianiaya, dan apabila dalam suatu

penganiayaan dilakukan pula pencurian, maka tidak mungkin dilakukan pula

penuntutan salah sati dari perbuatan-perbuatan itu kemudian dari yang lain.

2) Perbuatan (fiet) perbuatan yang didakwakan. Ini terlalu sempit. Vos tidak

dapat menerima pengertian perbuatan (fiet) dalam arti yang kedua ini.

3) Perbuatan (fiet) perbuatan materil, jadi perbuatan itu terlepas dari akibat.

Dengan pengertian ini maka ketidak pantasan yang ada pada kedua

pengertian terdahulu dapat dihindari.

B. Pembagian Dasar Peniadaan Pidana

yang tercantum didalam undang-undang dapat dibagi lagi atas yang umum

(terdapat di dalam ketentuan umum buku I KUHP) dan berlaku atas rumusan

delik. Yang khusus tercantum di dalam pasal tertentu yang berlaku untuk

rumusan-rumumusan delik itu saja.

Rincian yang umum itu terdapat di dalam:

1. Pasal 44: tidak dapat dipertanggung jawabkan

2. Pasal 48: daya paksa

3. Pasal 49: ayat (1) pembelaan terpaksa

4. Pasal 49: ayat (2) pembelaan terpaksa yang meliampaui batas.

5. Pasal 50: menjalankan peraturan yang sah

6. Pasal 51: ayat (1) menjalankan perintah jabatan yang berwenang

7. Pasal 51:ayat (2) menjalankan perintha jabatan yang tdak berwenang jika

bawahan itu dengan itiket baik memenadang atasan yang bersangkutan

sebagai berwenang.

Page 16: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

C. Dapat Dipertanggungjawabkan

Praktek di Indonesia mengikuti pengertian luas tersebut.

1. Kemungkinan menetukan tingkah lakunya dengan kemauanya

2. mengerti tujuan nyata perbuatanya.

3. sadar bahwa perbuatannnn itu tidak diperkenakan oleh masyarakat>

D. Daya Paksa

Daya paksa (Overmacht) tercantum di dalma pasal 48 KUHP. Undang-undang

hanya menyebut tentang tidak dipidana seseorang yang melakukan pebuatan

karena dorongan keadan yang memaksa.

E. Pembelaan Terpaksa

Pembelaan terpaksa ada pada setiap hukum pidana dan sama usianya dengan

hukum pidana itu sendiri. Istilah yang dipakai oleh Belanda ialah noodweer tidak

terdapat dalam rumusan undang-undang tersebut:

1. Pembelaan itu bersifat terpaksa.

2. Yang dibela ialah diri sendiri, orang lain, kehormatan kesusilan, atau harta

benda sendiri atau orang lain.

3. Ada serangan sekejap atau ancaman serangan yang sangat dekat pada saat itu.

4. Serangan itu melawan hukum.

F. Pembelaan Terpaksa Melampaui Batas.

Ada persamaan antara pembelaan terpaksa (noodweer) dan pembelaan terpaksa

melampaui batas yaitu,kedua mensyarakatkan adanya serangan yang melawan hukum

yang dibela juga sama,yaitu tubuh,kehormatan kesusilan, dan harta benda, baik diri

sendirimaupun orang lain.

Perbedaanya ialah:

Pada pembelaan terpaksa yang melampaui batas (Noodweer exces), pembuat

melamapaui batas karena keguncangan jiwa yang hebat,oleh karena itu,

Maka perbuatan itu tetep melawan hukum,hanya orangnya tidak dipidana

karena keguncangan jiwa yang hebat.

Lebih lanjut maka pembelaan terpaksa yang melampui batas menjadi dasar

pemaaf,sedangkan pembelaan terpaksa merupakan dasar pembenaran,karena

melawan hukumnya tidak ada

Page 17: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

G. Menjalankan Ketentuan Undang-undang

Sebenarnya setiap perbuatan pemerintah melalui alat-alatnya dalam menjalankan

ketentuan undang-undang adalah sah dan tidak melawan hukum,asalkan dilakukan

dengan sebenarnya dan patut.

H. Menjalankan Perintah jabatan

Pasal 51 KUHP menyatakan:

1. Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksankan perintah jabatanyang

diberikan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang

berwenang,tidak dipidana.

2. Perintrah jabatan tanpa wewenag, tidak menyebabkan hapusnya pidana,

kecuali jika yang diperintah, dengan itikad baik mengira bahwa perintah

diberikan dengan wwenang dan pelaksannya termasuk dalam lingkungan

pekerjannya.

Bab IX

TEORI-TEORI TENTANG

Page 18: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

SEBAB AKIBATA. Pengertian

Setiap peristiwa sosial menimbulkan satu atau beberapa peristiwa sosial yang lain,

demikian seterusnya yang satu mempengaruhi yang lain sehingga merupakan satu

lingkaran sebab akibat. Hal inni disbut hubungan kasual yang artinya adalah sebab

akibat atau kausalitas.

B. Teori-teori Kausalitas

Demikian keanekaragaman hubungan sebab akibat tersebut kadangkala

menimbulkan berbagai permasalahanya yang tidak pasti, oleh karena tidaklah

mudah untuk menentukan mana yang menjadi akibat,terutama apabila banyak

ditemukan faktor berangkaiyang menimbulkan akibat.

Teori yang mengenealisasi dapat dibagi menjadi 3,yaitu:

1. Teori adaquaat dari Von Kries

Adaequaat artinya adalah sebanding, seimbamg,sepadan.jadi dikaitkan dengan

delik,maka perbuatan harus sepadan, seimbang atau sebanding dengan akibat

yang sebelumnya dapat diramalkan dengan pasti oleh pembuat.

2. Teori obyektif

Teori Rumeling mengajarkan bahwa yang menjadi sebab atau akibat adalah

faktor obyektif yang diramalkan dari rangkaian faktor2 yang berkaitan dengan

terwujudnya delik setelah delik itu terjadi.

3. Teori adequaat dari Traeger

Menrutnya adalah pada umumnya dapat disadari sebagai suatu yang mungkin

sekali terjadi. Teori tersebut diberi komentar oleh van Bemmelen bahwa yang

disebut dengan ini adalah disadari sebagai sesuatu yang sangat mungkin dapat

terjadi.

Bab X

DASAR PENIADAAN PENUNTUTAN

Page 19: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

DAN

PELAKSANANAAN PIDANA

A. Dasar Peniadaan Penuntutan

Dasar peniadaan penuntutan terdiri atas:

I. Tidak ada pengaduan pada delik aduan

II. Tidak dua kali penuntutan atas orang dan perbuatan yang saaaaama

tercantum dalam Pasal 76 KUHP.

III. Terdakwa meninggal dunia,tercantum dalam nPasal 77 KUHP

IV. Lewat waktu,tercantum dalam Pasal 78 KUHP.

V. Penyelsaian di luar pengadilan

VI. Terdakwa berumur di bawah 18 tahun (Undang-undang peradilan anak).

B. Dasar Peniadaan Pelaksanaan Pidana

C. Terpidana Meninggal Dunia

D. Lewat Waktu (Verjaring)

Bab XI

Page 20: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

HUKUM PENETENSIER

Dalam undang-undang di luar KUHP khususnya Undang-undang Nomor 7

(drt) tahun 1995 tentang Tindak Pidana Ekonomi disebut “tindakan tatatertib” yaitu :

a. Penutupan sebagian atau seluruh perusahaan si tersangka dimana tindak pidana

ekonomi itu disangka telah dilakukan

b. Penempatan si tersangka dibawah pengampunan;

c. Pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tersangka atau pencabutan seluruh atau

sebagian keuntungan yang telah atau dapat diberikan oleh pemerintah kepada si

tersangka berhubungan dengan perusahaan itu;

d. Supaya tersangka tidak melakukan perbuatan-perbuatan tertentu;

e. Supaya si tersangka berusaha supaya barang-barang tersebut dalam pemerintah itu

yang dapat disita dikumpulkan dan disimpan di tempat yang ditunjuk dalam

pemerintah itu.

C. Jenis-jenis Pidana

a. Pidana Pokok

1. Pidana Mati

2. Pidana Penjara

3. Pidana Kurungan

4. Pidana Tutupan (KUHP terjemahan BPHN, berdasarkan UU No. 20

tahun 1946)

b. Pidana Tambahan

1. Pencabutan hak-hak tertentu

2. Perampasan barang-barang tertentu

3. Pengumuman putusan hakim

1. Pidana Mati

Delik yang diancam dengan pidana mati di dalam KUHP sudah

menjadi 9 buah, yaitu :

1. Pasal 104 KUHP

2. Pasal 111 ayat (2) KUHP

3. Pasal 124 ayat (1) KUHP

4. Pasal 124 bis KUHP

Page 21: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

5. Pasal 140 ayat (30) KUHP

6. Pasal 340 KUHP

7. Pasal 365 ayat (4) KUHP

8. Pasal 444 k ayat (2) dan pasal 479 o ayat (2) KUHP.

2. Pidana Penjara

Pidana penjara adalah bentuk pidana yang berupa kehilangan

kemerdekaan. Tetapi juga berupa pengasingan, misalnya di Rusia

pengasingan Siberia dan juga berupa pembuangan ke sebrang

lautan, misalnya dahulu pembuangan penjahat-penjahat Inggris ke

Australia.

3. Pidana Kurungan

Menurut Vos, pidana kurungan pada dasarnya mempunyai 2

tujuan. Pertama ialah sebagai custodia honesta untuk delik yang

tidak menyangkut kejahatan kesusilaan yaitu delik-delik culpa dan

beberapa delik dolus, seperti perkelahian satu lawan satu dan pailit

sederhana.

Yang kedua sebagai custodia simpleks, suatu perampasan

kemerdekaan untuk delik pelanggaran

4. Pidana Denda

Pada zaman modern ini pidana denda dijatuhkan terhadap delik-

delik ringan, berupa pelanggaran atau kejahatan ringan oleh karena

itu pula, pidana denda merupakan satu-satunya pidan ayang dapat

dipikul oleh orang lain selain terpidana.

5. Pidana Tutupan

Pidana tutupan disediakan bagi para politis yang melakukan

kejahatan yang disebabkan oleh ideologi yang dianutnya tetapi

dalam praktek peradilan dewasa ini tidak pernah ketentuan tersebut

diterapkan.

Pidan Tambahan

Page 22: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat

Pidan tambahan disebut dalam pasal 10 KUHP pada bagian b, yang terdiri dari :

1. Pencabutan hak-hak tertentu

2. Perampasan barang-barang tertentu

3. Pengumuman putusan hakim

c. Tindakan (Maatregel)

Sering dikatakan berbeda dengan piidana, maka tindakan bertujuan melindungi

masyarakat, sedangkan pidana bertitik berat pada pengenaan sanksi pada pelaku

suatu perbuatan. Tetapi secara teori, sukar dibedakan dengan cara demikian,

karena pidana pun sering disebut bertujuan untuk mengamankan masyarakat dan

mamperbaiki terpidana.

d. Pidana Bersyarat

Pidan abersyarat yang tercatum pada pasal 14 a sampai dengan 14 f KUHP

diwarisi dari Belanda tetapi dengan perkembangan zaman telah terdapat

perbedaan atara keduanya. Dalam pidana bersyarat dikenal syarat umum ialah

terpidana bersyarat tidak akan melaksanakan delik apapun dalam waktu yang

ditentukan sedangkan syart khusus akan ditentukan oleh hakim dan ada juga yang

disebut syarat khusus.

e. Pelepasan Bersyarat

Pada pelepasan bersyarat terpidana harus telah menjalani pidananya paling kurang

2/3 nya. Pelepasan bersyarat ini tidak inferatif atau otomatis. Dikatakan “dapat”

dierikan pelepasan bersyarat yang dikeluarkan oleh mentri kehakiman.

Page 23: RANGKUMAN HUKUM PIDANA - Droit's Blog | … · Web viewMenrut Mackay tentang Asas Pokok pidana adalah:yang dapat dipidadana hanya pertama,orang yang melanggar hukum,ini adalah syarat