rangkuman antropologi kelas x -...

21
Rangkuman Antropologi Kelas X

Upload: nguyenbao

Post on 03-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

Page 2: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

KESAMAAN DAN KERAGAMAN BUDAYA

Kompetensi Dasar :

3.1. Mengidentifikasi manfaat Antropologi dalam mengkaji tentang kesamaan dan keragaman budaya,

agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa

4.1. Melakukan kajian literatur, diskusi, dan pengamatan terkait dengan manfaat Antropologi dalam mengkaji

tentang kesamaan dan keragaman budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta

unsur-unsurnya

Materi Pokok :

Konsep dasar, peran fungsi, dan keterampilan Antropologi dalam mengkaji Kesamaan dan keberagaman

budaya, agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa

I. DASAR-DASAR ANTROPOLOGI

A. Pengertian Antropologi

Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi

budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata

bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan

logos memiliki arti cerita atau kata.

B. Cabang Ilmu Antropologi

AN

TRO

PO

LOG

I

Antropologi Fisik

Paleoantropologi

Somatologi

Antropologi Budaya

Prehistori

Etnolinguistik

Etnologi

Etnopsikologi

Page 3: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

C. Konsep Antropologi

1. Kebudayaan (culture)

Konsep paling esensial dalam antropologi adalah konsep kebudayaan. Pada tiap disiplin

ilmu sosial terdapat konsep kebudayaan, yang didefinisikan menurut versi yang

berbeda-beda. Kebudayaan adalah konsep yang paling esensial dalam antropologi

budaya dan semua konsep-konsep yang lain dalam antropologi budaya pasti berkaitan

dengan kebudayaan. Oleh karena itu konsep kebudayaan perlu mendapat perhatian

khusus.

2. Unsur Kebudayaan

Satuan terkecil dalam suatu kebudayaan disebut unsur kebudayaan atau ”trait”. Unsur-

unsur kebudayaan mungkin terdiri dari pola tingkah laku atau artefak. Tiap kebudayaan

mungkin terdiri dari gabungan antara unsur-unsur yang dipinjam dari masyarakat lain

dan yang ditemukan sendiri oleh masyarakat yang bersangkutan.

3. Kompleks Kebudayaan

Seperangkat unsur kebudayaan yang mempunyai keterkaitan fungsional satu dengan

lainnya disebut kompleks kebudayaan. Sistem perkawinan pada masyarakat indonesia

adalah sebuah contoh kompleks kebudayaan.

4. Enkultrasi

Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan

masyarakatnya sendiri.

5. Daerah Kebudayaan (culture area)

Adalah suatu wilayah geografis yang penduduknya berbagi (sharing) unsur-unsur dan

kompleks-kompleks kebudayaan tertentu yang sama.

6. Difusi Kebudayaan

Adalah proses tersebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke

daerah kebudayaan lain.

7. Akulturasi

Adalah pertukaran unsur-unsur kebudayaan yang terjadi selama dua kebudayaan yang

berbeda saling kontak secara terus –menerus dalam waktu yang panjang.

8. Etnosentrisme

Adalah sikap suatu kelompok masyarakat yang cenderung beranggapan bahwa

kebudayaan sendiri lebih unggul dari pada semua kebudayaan yang lain.

9. Tradisi

Pada tiap masyarakat selalu terdapat sejumlah tingkah laku atau kepercayaan yang

telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan dalam kurun

waktu yang panjang disebut dengan tradisi

10. Relativitas Kebudayaan

Tiap kebudayaan mempunyai ciri-ciri yang unik, yang tidak terdapat pada kebudayaan

lainnya, maka apa yang dipandang sebagai tingkah laku normal dalam kebudayaan

mungkin dipandang abnormal dalam kebudayaan yang lain.

11. Ras dan Kelompok Etnik

Ras dan etnik adalah dua konsep yang berbeda, tetapi sering dikacaukan

penggunaannya. Ras adalah sekelompok orang yang kesamaan dalam unsur biologis

atau suatu populasi yang memiliki kesamaan unsur-unsur fisikal yang khas yang

disebabkan oleh keturunan (genitik) sedangkan etnik adalah sekumpulan individu yang

Page 4: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

merasa sebagai satu kelompok karena kesamaan identitas, nilai-nilai sosial yang

dijunjung bersama, pola tingkah laku yang sama, dan unsur-unsur budaya lainnya yang

secara nyata berbeda dibandingkan kelompok-kelompok lainnya.

D. Pendekatan Antropologi

Studi kebudayaan adalah sentral dalam antropologi. Bidang kajian utama antropologi

adalah kebudayaan dan dipelajari melalui pendekatan. Berikut 3 macam pendekat utama

yang biasa dipergunakan oleh para ilmuwan antropologi.

1. Pendekatan holistic

Kebudayaan dipandang secara utuh (holistik). Pendekatan ini digunakan oleh para

pakar antropologi apabila mereka sedang mempelajari kebudayaan suatu masyarakat.

Kebudayaan di pandang sebagai suatu keutuhan, setiap unsur di dalamnya mungkin

dipahami dalam keadaan terpisah dari keutuhan tersebut. Para pakar antropologi

mengumpulkan semua aspek, termasuk sejarah, geografi, ekonomi, teknologi, dan

bahasa. Untuk memperoleh generalisasi (simpulan) tentang suatu kompleks

kebudayaan seperti perkawinan dalam suatu masyarakat, para pakar antropologi

merasa bahwa mereka harus memahami dengan baik semua lembaga (institusi) lain

dalam masyarakat yang bersangkutan.

2. Pendekatan komparatif

Kebudayaan masyarakat pra-aksara. Pendekatan komparatif juga merupakan

pendekatan yang unik dalam antropologi untuk mempelajari kebudayaan masyarakat

yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ilmuwan antropologi paling sering

mempelajari masyarakat pra-aksara karena 2 alasan utama. Pertama, mereka yakin

bahwa setiap generalisasi dan teori harus diuji pada populasi-populasi di sebanyak

mungkin daerah kebudayaan sebelum dapat diverifikasi. Kedua, mereka lebih mudah

mempelajari keseluruhan kebudayaan masyarakat-masyarakat kecil yang relatif

homogen dari pada masyarakat-masyarakat modern yang kompleks. Masyarakat-

masyarakat pra-aksara yang hidup di daerah-daerah terpencil merupakan laboratorium

bagi para ilmuwan antropologi.

3. Pendekatan historic

Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. Pendekatan dan unsur-unsur historik

mempunyai arti yang sangat penting dalam antropologi, lebih penting dari pada ilmu

lain dalam kelompok ilmu tingkah laku manusia. Para ilmuwan antropologi tertarik

pertama-tama pada asal-usul historik dari unsur-unsur kebudayaan, dan setelah itu

tertarik pada unsur-unsur kebudayaan yang unik dan khusus.

E. Fungsi dan Tujuan Antropologi

Antropologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan

memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis berdasarkan konsep-konsep

dan pendekatan Antropologi. Tujuan mempelajari sosiologi pendidikan ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk

biologis.

2. Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan

penyebarannya.

Page 5: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

3. Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai

kehidupan diseluruh dunia.

4. Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari suku-

suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.

F. Teori Dalam Antropologi

1. Teori Evolusi Deterministrik

Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi, ialah

Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889). Teori ini

berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang

mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap

kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti.

2. Teori Partikularisme

Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan berkembanglah

pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut dipelopori oleh

Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori partikularisme historik. Boas tidak

setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi tentang adanya hukum universal yang

menguasai kebudayaan manusia. Ia menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi

kebudayaan, dan percaya bahwa terlalu prematur merumuskan teori yang universal.

3. Teori Fungsionalisme

Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama Perang

Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari cara

hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta (participant

observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur

kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-

unsur tersebut terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsional atas kebudayaan

menekankan bahwa setiap pola tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang

merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar di

dalam kebudayaan yang bersangkutan.

G. Metodologi Dalam Antropologi

Banyak metode yang dipergunakan oleh ilmuwan antropologi untuk mengembangkan

aturan konsep, generalisasi, dan teori, tetapi baru beberapa yang telah mempunyai aturan

konsep, baku, sedangkan yang lainnya lebih bersifat tradisi-tradisi khusus.

1. Kelangkaan metode yang baku

Antropologi adalah ilmu yang relatif masih muda, sehingga belum berhasil

mengembangkan metode-metode penelitian yang jelas dan sistematik. Dalam tulisan-

tulisan etnografis dapat dilihat terlalu sedikitnya perhatian para penulis pada metode

penelitian.

2. Participant observation

Jika seorang ilmuwan antropologi sedang melakukan penelitian tentang suatu

kebudayaan, maka ia hidup bersama orang-orang pemilik kebudayaan tersebut,

mempelajari bahasa mereka, ikut aktif ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari

masyarakat (komunitas) tersebut.

Page 6: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

3. Indepth interview (wawancara mendalam)

Wawancara mendalam (indepth interview) biasanya dipergunakan bersama-sama

(kombinasi) dengan observasi mendalam berperanserta. Wawancara dilakukan secara

informal dan non-sistematik. Jika ilmuwan sosiologi memilih secara acak (random)

subyek yang diwawancarai, maka ilmuwan antropologi mewawancarai orang-orang

yang telah kenal baik dan mempercayainya, atau oran-orang yang ia pandang dapat

memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang berbagai aspek kebudayaan yang

diteliti.

4. Upaya memperkecil kesalahan

Informasi yang ia peroleh dari berbagai subyek seringkali berbeda-beda atau bahkan

saling bertentangan. Para ilmuwan antropologi berusaha meminimalkan kesalahan

pada data mereka dengan jalan mengulang-ulang observasi atau wawancara, dan

dengan melakukan ’cross-check’ dengan informan lain apabila mereka menemukan

informasi yang bertentangan.

5. Kecendrungan menggunakan metode tradisional

Para ilmuwan antropologi hanya sedikit menggunakan kuesioner tertulis, terutama

karena sebagian besar subjek mereka buta aksara. Walaupun para ilmuwan antropologi

semakin banyak mempelajari kelompok-kelompok masyarakat modern, tetapi mereka

cenderung tetap menggunakan metode-metode antropologi tradisional.

II. KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, RELIGI, TRADISI DAN BAHASA DI INDONESIA

A. Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan

bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan

budi dan akal manusia.

Keberagaman kebudayaan Indonesia :

‘Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya

dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia

Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta

diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional

dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional

merupakan pembangunan yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat

Pendukungnya, Semarang: P&K, 199’

Penjelasan lebih lanjut di http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

B. Agama

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata

keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata kaidah

yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata

lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan

berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan

berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Page 7: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri

atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci.

Agama di Indonesia :

Penjelasan lebih lanjut di http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia

C. Tradisi

Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling

sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari

kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,

atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang

diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa

adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

Contoh Tradisi di Indonesia :

Tradisi Ma’ Nene’

(Mengganti pakaian orang

yang sudah meninggal)

Tradisi Nyongkolan (Mengiringi Pengantin menuju

Pengantin Perempuan)

Page 8: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

D. Bahasa

Tercatat ada 442 bahasa yang dimiliki Indonesia yang terungkap dalam Kongres Bahasa ke-9

yang digelar 2008 silam. Pada 2012, penelitian berlanjut dengan mengambil sampel di 70

lokasi di wilayah Maluku dan Papua. Hasil dari penelitian itu, jumlah bahasa dan sub bahasa

di seluruh Indonesia mencapai 546 bahasa. Hasil tersebut belum selesai dan besar

kemungkinan akan bertambah karena penelitian sedang dilaksanakan.

Ingin mengetahui agama-agama di Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia

III. PERAN ANTROPOLOGI DALAM MENGKAJI KEUNIKAN, KESAMAAN DAN KEBERAGAMAN

BUDAYA, AGAMA, RELIGI/KEPERCAYAAN, TRADISI, DAN BAHASA

A. Paleoantropologi

Yaitu ilmu bagian yang meneliti asal-usul dan evolusi manusia dengan mempergunakan

sisa-sisa tubuh yang telah membatu.

Proses pengangkatan fosil

Dengan penelitian tentang sisa-sisa tubuh manusia dan berbagai alat yang ada pada saat

era manusia pra sejarah, maka kita mampu menganalisa perbedaan cara dan pola hidup

manusia. Perkembangan pola hidup tersebut ditunjukkan dengan bentuk dan bahan dari

pealatan yang dipergunakan hingga saat ini.

Evolusi/ perubahan pola hidup menunjukkan kemampuan manusia mengikuti era/

perkembangan jaman, seiring dengan tuntutan social masyarakat dari yang paling

sederhana hingga tuntutan hidup yang semakin kompleks pada zaman sekarang.

Dengan penelitian tersebut, maka diharapkan antropologi dapat menjelaskan kepada

seluruh manusia bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama, atau berasal dari

masyarakat yang hidup dengan pola hidup paling sederhana, yaitu berburu dan meramu.

B. Somantologi

Yaitu ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.

Secara Garis besar, ras penduduk di dunia terbagi atas 3 ras (suku bangsa) yaitu Mongoloid,

Negroid, Kaukasoid.

Page 9: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

1. Mongoloid

Ciri khas utama yang dilihat pada ras ini adalah rambut

berwarna hitam yang lurus, bercak mongol pada saat

lahir, dan kelopak mata yang unik yang disebut dengan

istilah mata sipit. Selain itu, perawakannya seringkali

berukuran lebih kecil dan pendek

2. Negroid

Ciri khas utama anggota ras Negroid adalah kulit yang

berwarna hitam dan rambut keriting. Meskipun

anggota ras Khoisan dan ras Australoid juga

berfenotipe kulit hitam dan rambut keriting, mereka

tidak dianggap termasuk ras Negroid.

3. Kaukasoid

Sebagian besar penghuni Eropa, Afrika

Utara, Timur Tengah, Pakistan dan India

Utara.[2] Keturunan mereka juga

menetap di Australia, Amerika Utara,

sebagian dari Amerika Selatan, Afrika

Selatan dan Selandia Baru. Anggota "ras

Kaukasoid" biasa disebut "berkulit putih".

Dengan penelitian tersebut diharapkan siswa akan mampu memahami bahwa ada

kemungkinan bahwa manusia berasal dari ras yang sama, sehingga perbedaan yang terjadi

tidak berdampak buruk bagi masyarakat dengan cara menyadari hal tersebut.

C. Prehistori

Prehistori adalah ilmu yang mempelajari zaman prasejarah. Zaman prasejarah dapat

dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan

untuk mengacu kepada masa di mana terdapat

kehidupan di muka Bumi dimana manusia

mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman

sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini

menimbulkan suatu pengertian bahwa

prasejarah adalah zaman sebelum

ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah

Page 10: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya

zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa

tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya

sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman

sejarah.

Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai,

sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan

di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

D. Etnolinguistik

Etnolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa

berdasarkan cara pandang dan budaya yang dimiliki masyarakat. Sebagaimana yang

dikemukakan oleh Humboldt bahwa perbedaan persepsi kognitif dan perbedaan

pandangan dunia dari suatu masyarakat dapat dilihat dari bahasanya. Dikatakan bahwa

“each language...contains a characteristics worldview” (Wierzbicka, 1992: 3).

Dalam pandangan etnolinguistik, terdapat

keterkaitan antara bahasa dengan

pandangan dunia penuturnya. Sementara

itu, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, etnolinguistik merupakan cabang

linguistik yang menyelidiki hubungan antara

bahasa dan masyarakat pedesaan atau

masyarakat yang belum mempunyai tulisan.

E. Etnologi

Etnografi berasal dari dua kata yaitu ethnos artinya bangsa, dan

graphy atau grafien artinya gambaran atau uraian. Jadi, etnografi

adalah uraian atau gambaran tentang bangsa-bangsa di suatu

tempat dan di suatu waktu. Gambaran bangsa-bangsa tersebut

meliputi adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, peralatan yang

digunakan, aktivitas ekonomi, dan gambaran fisik bangsa tersebut,

misalnya warna kulit, tinggi badan, rambut, bentuk muka, dan

sebagainya.

Etnologi adalah ilmu bagian dari antropologi budaya yang mencoba

menelusuri asas-asas manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

meneliti seperangkat pola kebudayaan suku bangsa yang menyebar diseluruh dunia. Jadi,

ada beberapa objek yang menjadi kajian etnologi yaitu:

1. Mempelajari pola-pola kelakuan masyarakat seperti adat-istiadat perkawinan, struktur

kekerabatan, sistem ekonomi dan politik, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan

musik, serta perbedaan pola tersebut dalam kehidupan masyarakat sekarang.

2. Mempelajari dinamika kebudayaan seperti perubahan dan perkembangan kebudayaan

serta bagaimana suatu kebudayaan mempengaruhi kebudayaan lain, termasuk juga

interaksi antara berbagai kepercayaan dan mekanisme pelaksanaannya dalam suatu

kebudayaan serta dampaknya bagi kepribadian seseorang.

Page 11: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

Dalam perkembangannya, subilmu etnologi terbagi menjadi dua golongan penelitian, yakni

golongan yang memberi perhatian khusus pada bidang diakronik atau sering disebut

descriptive integration, dan golongan yang lebih menekankan pada penelitian bidang

sinkronik atau generalizing approach.

Untuk penelitian-penelitian bidang diakronik selalu digunakan istilah ethnology atau

etnologi dalam pengertian khusus, sedangkan penelitian-penelitian sinkronik sering disebut

sebagai social anthropology atau antropologi sosial (Koentjaraningrat, 1992:4).

Etnologi sebagai suatu penelitian bidang diakronik mencoba mengolah dan menyatukan

hasil-hasil penelitian dari antropologi fisik, etnolinguistik, ilmu prehistori (prasejarah), dan

etnografi, sedangkan antropologi sosial dalam kajian etnologi berperan dalam mencari

berbagai prinsip persamaan dalam aneka warna dari beribu-ribu masyarakat kebudayaan.

F. Etnopsikologi

Deskripsi-deskripsi tentang kepribadian suatu bangsa dalam karangan-karangan etnografi

zaman lampau itu biasanya mempergunakan konsep-konsep dan istilah-istilah yang tak

cermat dan kasar. Ciri-ciri kepribadian yang negatif, tiap konsep yang dipakai dalam

pelukisan seperti itu pun tidak cermat di pandang dari sudut ilmu psikologi.

Sadar akan kekurangan ini, ada beberapa ahli

antropologi sekitar tahun 1920, yang berhasrat

mendeskripsikan kepribadian bangsa dengan lebih

cermat. Kecuali mereka juga mempersoal-kan secara

ilmiah, apakah konsep “kepribadian bangsa” itu benar-

benar ada.

Suatu ciri bangsa atau suku bangsa dan sampai berapa

jauhkah terkecualian terhadap kepribadian para individu

tertentu sebagai warga bangsa itu mengkin. Untuk

seorang ahli antropologi tentu perlu mengetahui banyak

tentang ilmu psikologi serta konsep-konsep dan teori-

teori yang dikembangkan di dalamnya.

Penyimpangan oleh individu-individu terhadap apa yang lazim dilakukan oleh umum yang

patuh terhadap adat itulah yang merupakan pangkal dari proses perubahan kebudayaan.

Perhatian terhadap tindakan yang menyimpang dari tindakan umum inilah yang

menyebabkan bahwa para ahli antropolgi kemudian menaruh perhatian terhadap konsep-

konsep dan teori-teori psikologi, karena seluk-beluk kelakuan dan tindakan individu itu

hanya dapat dipelajari dan dipahami melalui ilmu psikologi.

Jadi etnopsikologi dapat dikatakan studi antropologi yang menggunakan ilmu psikologi dan

menjadi ilmu bagian antropologi yang mempelajari tentang kepribadian suku bangsa.

Page 12: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

G. Etnografi

Adalah analisis perbandingan pola budaya untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan di

antara masyarakat.

Misalnya :

Terdapat kesamaan pola menanam masyarakat Indonesia, hal ini disebabkan karena iklim

di Indonesia yang relatif sama. Yang membedakan adalah kondisi tanah dan topografi

daerah masing-masing.

H. Ekspansi Budaya

Ekspansi dapat diartikan masuknya bangsa asing ke negara lain dengan tujuan ingin

menjajah dan menguasai negara tersebut. Negara yang pernah berekspansi ke Indonesia

yaitu Belanda, Spanyol, Portugis dan Jepang.

Ekspansi Budaya artinya ikutnya pengaruh perubahan budaya akibat dari terjadinya

ekspansi bangsa barat di negara yang lebih lemah.

Dampak dari Ekspansi budaya tentu dapat berpengaruh positif dan negatif bagi kebudayaan

asli dari bangsa yang dijajah.

I. Penetrasi Budaya

Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

1. Penetration pasipique

Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh

kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan

tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya

masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan

hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.

Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau

sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk

kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk

bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli

Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan

sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah bercampurnya dua

kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat

berbeda dengan kebudayaan asli.

ISTILAH – ISTILAH UMUM DALAM ANTROPOLOGI

Page 13: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

2. Penetration violante

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,

masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan

kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan

dalam masyarakat.

J. Amalgamasi

Amalgamasi adalah istilah kuno sekarang sebagian besar untuk perkawinan dan antar

pembiakan dari etnik yang berbeda atau ras. Di dunia berbahasa Inggris, istilah ini

digunakan dalam abad kedua puluh.

Di Amerika Serikat, sebagian diganti setelah 1863 dengan istilah perkawinan antara suku

atau bangsa. Sementara itu, istilah amalgamasi bisa mengacu pada antar pembiakan yang

berbeda putih maupun etnis non-putih, istilah perkawinan antara suku atau bangsa

dimaksud antar pembiakan khusus untuk kulit putih dan non-putih, terutama Afrika-

Amerika

K. Asimilasi

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas

kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimilasi ditandai oleh

usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi

perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan

perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.

Hasil dari proses asimilasi yaitu semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam

suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu

melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan

kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu

dengan kelompok yang lain.

Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:

Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda

Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang

relatif lama

Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri

Page 14: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

L. Etnopolitic

Etnopolitik atau politik etnis dapat diasumsikan sebagai politik yang memfokus-

kan pembedaan sebagai kategori utamanya yang menjanjikan kebebasan dan toleransi

walaupunmemunculkan pola-pola intoleransi, kekerasan dan pertentangan

etnis.Sedangkan munculnya politik etnis diawali tumbuhnya kesadaran orang yang

mengidentikan diri mereka ke dalamsalah satu kelompok etnis tertentu, yang kesadaran itu

memunculkan solidaritas kelompok

M. Psikologi Lintas Budaya

1. Pengertian dari Psikologi Lintas Budaya

Psikologi Lintas Budaya mencakup kajian suatu pokok persoalan yang bersumber dari

dua budaya atau lebih, dengan menggunakan metode pengukuran ekuivalen, untuk

menentukan batasan yang dapat menjadi pijakan teori psikologi umum dan jenis

modifikasi teori yang diperlukan agar menjadi universal (Triandis, Malpass, dan

Davidson; 1972). Brislin, Lonner, dan Thorndike (1973), berpendapat bahwa Psikologi

Lintas Budaya adalah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya

yang memiliki perbedaan pengalaman, kemudian dapat membawa ke arah perbedaan

perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.

Dalam arti luas Matsumoto (2004) menjelaskan bahwa, Psikologi Lintas Budaya terkait

dengan pemahaman atas apakah kebenaran dan prinsip-prinsip psikologis bersifat

universal (berlaku bagi semua orang di semua budaya) ataukah khas budaya (culture

specific, berlaku bagi orang-orang tertentu di budaya-budaya tertentu). Menurut

Segall, Dasen dan Poortinga, Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai perilaku

manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk

dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan

perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara

perilaku yang terjadi.

2. Tujuan dari Psikologi Lintas Budaya

Dari teori beberapa tokoh didapati kesimpulan bahwa tujuan dari Psikologi Lintas

Budaya yaitu untuk membantu manusia melihat sekaligus memahami keragaman

budaya dan juga mengerti bagaimana perilaku manusia (individu) dapat dipengaruhi

oleh berbagai faktor, khususnya faktor budaya dimana kita melihat persamaan

ataupun perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis.

Page 15: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

Kompetensi Dasar :

3.2. Menerapkan konsep-konsep dasar dan keterampilan antropologi dalam memahami keberagaman

budaya agama, religi/kepercayaan, tradisi, dan bahasa beserta unsur-unsurnya yang ada di masyarakat

Materi Pokok :

Budaya, perwujudan, unsur, Isi atau substansi Budaya, dan nilai Budaya

A. BUDAYA (PENGERTIAN)

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok

orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.

Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur meliputi banyak

kegiatan sosial manusia.

Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Selo Soemardjan &

Soelaiman Soemardi)

B. PERWUJUDAN KEBUDAYAAN

Wujud kebudayaan menurut J.J. HOENIGMAN, adalah :

1. Gagasan (wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,

nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat

diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam

pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu

dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan

buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut

Lontar sebagai salah satu bukti pembentukan gagasan masyakarat

Page 16: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

2. Aktivitas (Tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam

masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri

dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul

dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan

didokumentasikan.

Gotong royong sebagai wujud terbentuknya sistem sosial

3. Artefak (Karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan

karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat

diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud

kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang

satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud

kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya

(artefak) manusia.

Perahu ditemukan masyarakat sebagai wujud dari ide dan aktivitas

Page 17: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

4. UNSUR KEBUDAYAAN

Unsur pembentuk kebudayaan meliputi :

a. Sistem Religi

Meliputi Sistem kepercayaan, nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan atau Upacara

Keagamaan.

b. Sistem Kemasyarakatan dan Organisasi Sosial

Meliputi Sistem Kekerabatan, asosiasi, kenegaraan dan kesatuan hidup

c. Sistem Pengetahuan

Meliputi pengetahuan tentang flora & fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia dan

perilaku antar sesama manusia

Page 18: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

d. Sistem Bahasa

Meliputi Bahasa Lisan dan Tulisan

e. Seni

Meliputi Seni Rupa, Seni Sastra dan Seni Pertunjukan

f. Sistem Ekonomi/ Mata Pencaharian

Seperti Berburu, Bercocok Tanam, Peternakan dll

g. Sistem Produksi

Seperti Distribusi, Transportasi, Komunikasi dan Peralatan Sehari-hari

Page 19: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

5. ISI DAN SUBSTANSI BUDAYA

Adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan

a. Sistem Pengetahuan

Manusia mampu hidup dan membentuk budaya tertentu dengan cara belajar. Adapun

substansi dari Sistem Pengatahuan, terdiri dari :

1) Alam sekitar

Kemampuan manusia untuk bertahan hidup dengan cara menyesuaikan diri dengan

alam yang ada di sekitarnya.

2) Flora Fauna

Manusia hidup berburu dan bercocok tanam dan memanfaatkan flora dan fauna yang

ada di sekitarnya

3) Zat-Zat

Manusia mempercayai adanya hal-hal ghaib sehingga memunculkan kepercayaan

tertentu (animisme, dinamisme, politheisme, totemisme, monotheisme)

4) Sifat Tingkah Laku

Tumbuh dan dipelajari terkait obyek tertentu dan berhubungan dengan motivasi,

perasaan, emosi seseorang ketika berhubungan dengan orang lain

5) Ruang dan Waktu

Manusia belajar untuk memprediksi kondisi masa depan dengan mengetahui

pengalaman-pengalaman dan kejadian-kejadian di masa lampau.

b. Pandangan Hidup

Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih

secara selektif oleh individu dipercaya kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa

itu untuk mewujudkannya.

c. Kepercayaan

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.

Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan

kebenaran.

Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri,

melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang

lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-

kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak

langsung kepada manusia.

Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu

dapat dibedakan atas :

1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada

diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Kepercayaan Kepada Orang Lain

Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya,

atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya

karena ucapannya”.

Page 20: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

3. Kepercayaan Kepada Pemerintah

Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik

rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang

mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan

(totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang

mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi

hanya kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis

atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran.

Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan

pemerintah.

4. Kepercayaan Kepada Tuhan

Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan

manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu

amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan

Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya

Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka

manusia harus percaya kepada Tuhan.

d. Persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,

mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan

gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat

bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan.

Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input),

pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan

dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003)

mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di

mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar

memberi makna kepada lingkungan mereka.

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif yang

memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga individu sebagai

satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan

dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu

melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat

indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses

pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang cukup baik

dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan

pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu

yang akan membuat respon bagaimana dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu

pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai

penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas

mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.

Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang sebagaimana dilihat tidak selalu

sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan pendekatan sempit, tidak hanya sekedar

Page 21: Rangkuman Antropologi Kelas X - blog.unnes.ac.idblog.unnes.ac.id/ikafitrianingrum/wp-content/uploads/sites/263/... · Pengutamaan asal-usul unsur kebudayaan. ... setuju dengan teori

Rangkuman Antropologi Kelas X

melihat sesuatu tapi lebih pada pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal

di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya

mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai

berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan

kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga. Individu

kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu

secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu.

Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan

menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang

kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005).

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu

proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-

masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya

untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.

e. Etos Kebudayaan

Menurut Koentjaraningrat, etos adalah watak khas dari suatu kebudayaan yang tampak

(dari luar). Contoh etos antara lain, gaya tingkah laku, kegemaran, atau benda-benda hasil

budaya yang khas. Menurut Clifford Geertz, etos budaya adalah sifat, watak, dan kualitas

kehidupan sekelompok masyarakat atau bangsa. Termasuk ke dalam cakupan etos adalah

moral, sikap perilaku, dan gaya estetika atau kepekaan seseorang terhadap seni dan

keindahan. Berikut ini contoh etos budaya orang Jawa. Watak khas orang Jawa penuh

ketenangan dan kepasrahan diri. Disamping itu, pada pribadi orang Jawa terpancar adanya

keselarasan, moral yang tinggi, kejujuran, dan dapat menerima keadaan sebagaimana

adanya.

6. NILAI BUDAYA

Menurut Theodorson dalam Pelly (1994) :

a. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum

dalam bertindak dan bertingkah laku.

b. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai menurut Theodorson relatif sangat kuat

dan bahkan bersifat emosional.

c. Nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri

Nilai budaya terdiri atas :

a. Simbol-simbol Budaya

Yaitu slogan yang terlihat kasat mata (jelas)

Contoh : “Tatas Tuhu Trasna”

b. Sikap

Yaitu tingkah laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut.

Contoh : Dengan slogan “Tatas Tuhu Trasna”, orang Lombok harus memiliki sifat mampu

patuh terhadap aturan yang ada

c. Kepercayaan

Kepercayaan yang tertanam, mengakar & menjadi acuan dalam berperilaku (tidak terlihat)