rangkaian jembatan dc
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
RANGKAIAN JEMBATAN DC
29 November 2012
Kelompok : 3
Nama : Heryadi Kusumah
Partner : Kenny Akbar Aslami
Maria Goriety P
Miantami H S P
Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elekttro
Politeknik Negeri Bandung
2012/2013
RANGKAIAN JEMBATAN DC
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mengetahui cara mengukur Resistansi dengan jembatan DC
Mahasiswa mengetahui cara mengatur kesetimbangan rangkaian jembatan DC
II. Alat dan Bahan
1. Power suply
2. Galvanometer atau voltmeter
3. Potensiometer 10 K.
4. Multiturn Potensiometer 1 K berskala
5. Resistor : 1 K (2 bh), 220 , 330 , 470 , 2,2 K, 3,3 K, 4,7 K dan
10 K.
III. Teori dasar
Rangkaian jembatan dc adalah rangkaian yang banyak digunakan di bidang
elektronik karena manfaatnya yang cukup besar. Rangkaian jembatan dc
dikenal juga dengan nama Jembatan Wheatstone. Salah satu penggunaan
rangkaian jembatan dapat digunakan untuk pengukuran tahanan listrik. Alat
ukur tahanan listrik yang dibangun dari rangkaian jembatan dapat dibuat
dengan ketelitian yang cukup tinggi.
Untuk dapat digunakan sebagai alat ukur tahanan, rangkain jembatan diset
pada kondisi setimbang, dimana hasil perkalian antara tahanan pada lengan-
lengan yang berhadapan mempunyai nilai yang sama. Gambar 1. berikut ini
adalah gambar rangkaian jembatan dc.
Gambar 1. Rangkaian jembatan dc
Dalam keadaan setimbang berlaku persamaan sebagai berikut :
R1 x R4 = R2 x R3 atau
Dengan demikian apabila R1, R2, dan R3 diketahui, maka R4 dapat
ditentukan.
Untuk memperoleh keadaan setimbang, biasanya salah satu (R1 atau R2 atau
R3) menggunakan R variabel berskala.
Sebagai contoh gambar rangkaian berikut dibawah ini, dengan R3 variabel
dan dapat dibaca langsung, R4 adalah tahanan yan tidak diketahui, R1 dan R2
bernilai 1 K.
Gambar 2. Contoh rangkaian jembatan dc
R4 = R2 x R3
R1
Agar bisa diperoleh kesetimbangan (I=0), dilakukan dengan mengatur R3
sedemikian sehingga IG = 0.
Pada gambar diatas nilai maks R4 yang dapat diukur adalah 1 K. Untuk
menaikan kemampuan mengukur R4 (lebih besar dari 1 K) dilakukan
dengan memperbesar R2. Misalkan R2 = 10 K, maka R4 maks yang dapat
diukur adalah 10 K.
IV. Langkah percobaan
A. 1. Buatlah rangkaian sebagai berikut:
Gambar 3. Rangkaian Percobaan
Atur V = 1 volt, R1 = R2 = 1 K, R3 = 1 K (Potensiometer berskala)
dan R4 seperti pada tabel 1.
2. Atur P1 pada nilai maksimum (untuk menjaga galvanometer terkena arus
berlebih). Kemudian atur R3 sehingga galvanometer menunjukan angka
nol.
3. Kemudian turunkan P1 sampai nol perlahan-lahan, perhatikan apakah
galvanometer masih menunjukan nol ? Bila tidak, atur lagi R3 sampai
galvanometer menunjukan nol.
4. Kemudian baca nilai pada R3, dan catat nilai ini pada tabel (dalam hal ini
nilai R3 = R4)
5. Kemudian ulangi pengukuran R4 yang lain dengan cara yang sama.
Perhatikan , sebelum kita melepas R4 (untuk diganti dengan nilai yang
lain), P1 harus selalu dalam keadaan maksimum.
B. 1. Rangkaian sama seperti gambar 3 diatas, tetapi R2 diganti menjadi 10 K.
2. Lakukan langkah yang sama seperti diatas untuk mengukur R4 yang
nilainya seperti pada tabel 2, kemudian catat nilai R3 pada tabel 2.
3. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan tahanannya sesuai dengan kode
warnanya.
4. Buatlah kesimpulan dari hasil yang saudara peroleh.
V. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel 1. Data Percobaan A
R1 R2 R3 R4
1 K 1 K 211 Ω 211 Ω
1 K 1 K 321 Ω 321 Ω
1 K 1 K 459 Ω 459 Ω
R 4= R2 x R3R1
= 1 KΩ x 211 Ω1 KΩ
= 211 Ω
R 4= R2 x R3R1
= 1 KΩ x 321 Ω1 KΩ
= 321 Ω
R 4=R2 x R3R1
=1 KΩ x 459 Ω1 KΩ
= 459 Ω
Tabel 2. Data Percobaan B
R1 R2 R3 R4
1 K 10 K 205 Ω 2,05 KΩ
1 K 10 K 317 Ω 3,17 KΩ
1 K 10 K 454 Ω 4,54 KΩ
R 4= R2 x R3R1
= 10 KΩ x 205 Ω1 KΩ
= 2050 Ω = 2,05 KΩ
R 4= R2 x R3R1
= 10 KΩ x 317 Ω1 KΩ
= 3170 Ω = 3,17 KΩ
R 4= R2 x R3R1
= 10 KΩ x 454 Ω1 KΩ
= 4540 Ω = 4,54 K Ω
VI. Analisis dan Jawab Pertanyaan
Dari data diatas dapat dianalis bahwa membuat rangkaian jembatan dc dapat
dilakukan dengan mengatur nilai R3 sedemikian rupa hingga arus pada
galvanometer = 0 (IG = 0) dan itu menunjukkan bahwa Va = Vb serta kita
bisa mengatur nilai R1 dan R3 untuk menentukan ketelitian dari pengukuran
atau percobaan yang dilakukan.
Jawab Pertanyaan :
1. Sebutkan kelebihan dari alat ukur tahanan dengan rangkaian jembatan dc
dibandingkan dengan alat ukur tahanan yang lain ?
Lebih teliti, sebagai indikator baku arus = 0 (Open circuit), salah satu
syarat untuk menentukan arus ialah dengan galvanometer.
Rangkaian jembatan dc dengan alat ukur tahanan bisa dibuat sangat teliti
dengan biaya yang tidak terlalu mahal, ketelitian pengukuran hanya
ditentukan oleh ketelitian pada R1, R2, dan R3
2. Komponen – komponen apa saja dari rangkaian jembatan dc ini yang
menentukan ketelitian dari hasil pengukurannya ?
Komponen yang menentukan ketelitian ialah Resistor 1 : 1KΩ, Resistor
2 : 1KΩ dan 10KΩ, Resistor 3 : 211Ω, 321 Ω, 459 Ω, 205 Ω, 317 Ω, dan
454 Ω.
3. Buat kesimpulan dari praktek ini !
Nilai tahanan pada R1, R2, dan R3 akan menentukan faktor ketelitian pada
pengukuran R4, jadi nantinya nilai perhitungan R4 akan sama atau
mendekati nilai R4 yang dipakai pada saat merubah R3 untuk
menghasilkan IG = 0.
VII. Kesimpulan
Pada percobaan Rangkaian jembatan dc digunakan untuk mengukur
tahanan (resistance)
Membandingkan antara nilai R4 yang sudah diketahui saat ingin mengatur
IG = 0 dengan mengubah R3 dengan nilai R4 yang dihitung berdasarkan
rumus :
Rangkaian jembatan dc yang digunakan sebagai alat ukur tahanan lebih
teliti dibandingkan dengan alat ukur lain yang digunakan untuk fungsi
yang sama.
R4 = R2 x R3
R1